RPKPS HUKUM PERKAWINAN DAN KEWARISAN ISLAM. OIeh: HARTINI YULKARNAIN HARAHAB FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
|
|
- Erlin Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RPKPS HUKUM PERKAWINAN DAN KEWARISAN ISLAM OIeh: HARTINI YULKARNAIN HARAHAB FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat terselesaikannya penyusunan RPKPS dan Bahan Ajar Hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam. Penyusunan RPKPS dan Bahan Ajar ini dimaksudkan untuk membantu mempermudah dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan Hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam. Selain itu, RPKPS dan Bahan Ajar ini dapat memberikan guideline selama proses belajar mengajar berlangsung. Sekalipun, tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan kuliah akan ada penambahan materi-materi baru dengan tetap mengacu pada RPKPS dan Bahan Ajar ini. Penyusunan RPKPS dan Bahan Ajar ini merupakan langkah awal untuk proses peningkatan mutu pembelajaran terhadap perkuliahan Hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam. Disadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari sempurna Oleh karenanya masukan, saran dan kritik terhadap RPKPS dan Bahan Ajar ini sangat diharapkan. Akhirnya, harapan penyusun semoga RPKPS dan Bahan Ajar ini bermanfaat. Yogyakarta, Mei 2004 Penyusun
3 RPKPS A. RENCANA PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : Hukum Perkawinan dan Kewansan Islam Kode/SKS : HKU 304/3 SKS Prasyarat : Hukum Islam Status Mata Kuliah : Waiib Fakultas Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini akan memberikan pengetahuan dan ketrampilan mengenai Hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam. Kedua aspek hukum ini akan dipelajari baik dari sisi ketentuan fikih yang mengacu pada hadits Al-Our an dan hadits maupun dari sisi ketentuan hukum positif di Indonesia, khususnya ketentuan yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam yang termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun Mata kuliah ini adalah mata kuliah lanjut. setelah mahasiswa menempuh mata kuliah Hukum Islam pada Semester 3 yang di dalamnya mahasiswa telah diberikan dasar-dasar pengetahuan mengenai Hukum Islam yang terdiri dari Pokok-pokok Hukum Islam, Sumber-sumber Hukum Islam. Seiarah Perkembangan Hukum Islam, dan Peradilan Agama. Setelah mahsiswa menguasai hal-hal tersebut, selanjutnva dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan pengetahuan sebagian dari bidang hukum Islam, yaitu hukum perkawinan dan kewarisan Islam. Dengan kata lain telah menempuh dan lulus mata kuliah Hukum Islam, merupakan prasyarat mutlak untuk mengambil mata kuliah ini. Dalam bidang hukum perkawinan dan kewarisan Islam, pengajaran akan difokuskan pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), tanpa melupakan pada tujuan utama hukum Islam, yaitu ketentuan dalam Al- Qur an dan Hadits. Dalam kaitan ini, juga akan diajarkan bidang hukum yang erat kaitannya dengan persoalan kewarisan, yaitu hukum wasiat dan hibah. Pengajaran yang difokuskan pada ketentuan-ketentuan dalam KHI didasarkan pada kenyataan bahwa Pengadilan Agama dalam praktek penyelesaian persoalan kewarisan menunakan ketentuan KHI sebagai pedoman penyelesaiannya. Untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. kepada mahasiswa selain diberikan teori-teori juga diberikan contoh penyelesaian kasus kewarisan, khususnya dalam hal membagi harta warisan.
4 Hukum Perkawinan dan Hukum Kewarisan merupakan dua hal yang berbeda, namun keterkaitan yang erat karena keduanya membahas bidang hukum kekeluargaan, tetapi, mengingat luasnya cakupan materi kuliah Hukum Perkawinan dan Kewarisan disamping untuk memudahkan pemahaman pada mahasiswa, maka materi ini akan dalam dua bagian yaitu Hukum Perkawinan Islam akan diberikan pada sebelum Midterm, sementara Hukum Kewarisan Islam akan diberikan sesudah Midterm, dengan metode yang disesuaikan dengan kedua materi tersebut. Tujuan Pembelajaran o Setelah mengikuti kuliah ini (pada akhir semester) mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam sehingga dapat menyelesaikan kasus-kasus Perkawinan dan Kewarisan Islam serta mampu menganalisis persoalan-persoalan hukum kontemporer. Materi Pembelajaran Hukum Perkawinan Islam I. Pendahuluan II. Dasar-dasar Perkawinan III. Rukun dan syarat Perkawinan IV. Mahar dan Perjanjian Perkawinan V. Beristeri Lebih dari Seorang dan Kawin Hamil VI. Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan VII. Hak Kewajiban Suami Isteri dan Harta Kekayaan Perkawinan VIII. Pemeliharaan dan Perwalian Anak IX. Putusnya Perkawinan Materi Pembelajaran Hukum Kewarisan Islam I. Kedudukan Hukum Waris Dalam Islam II. Sumber-sumber Hukum Waris Islam III. Prinsip-prinsip Hukum Waris Islam IV. Sebab-sebab Terjadinya Warisan V. Rukun dan Syarat Kewarisan 5.1. Pewaris 5.2. Ahli Waris AhIi Waris Menurut Hubungan Darah Perkawinan 5.3. Harta Warisan
5 VI. Penghalang-penghalang Warisan VII. Ketentuan Bagian Masing-masing Ahli Waris VIII. Ketentuan Penggantian Tempat IX. Wasiat X. Hibah Outcome Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat memahami prinsip-pnnsip hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam sehingga mampu menyelesaikan kasus-kasus hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam serta dapat mengaplikasikan ilmunya dalam praktik dunia keria.
6 Tabel 1 Jumlah Jam dan Pembagiannya No Topik Metode Pembelajaran Estimasi Waktu 1 Pendahuluan Menerangkaii tanya-jawab 1,5 x 50 2 Dasar-dasar perkawman Menerangkan, tanyajawab 1,5 x 50 3 Rukun dan syarat perkawinan Menerangkan, Tanyajawab, 4 Aplikasi Rukun dan Syarat Perekawinan Pembagian kelompok & pemberian tugas untuk diseminarkan, Mahasiswa bias mengusulkan topic seminar atau rencana pembuatan legal opinion 1,5 x 50 5 Mahar dan perjanjian perkawinan 6 Beristeri lebi dari seorang dan kawin hamil 7 Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan 8 Hak kewajiban Suami isteri dan hharta kekayaan dalam perkawinan 9 Pemeliharaan dan terhadap suatu kasus. Menerangkan,, pemberian kuis, evaluasi dari dosen, pemberian PR Menerangkan,, pemberian kuis, evaluasi dari dosen., analisis putusan Pengadilan Agama tentang kasus poligami. perwalian anak 10 Putusnya perkawinan Menerangkan,, pemberian kuis, evaluasi dari dosen 1,5 x 50 1,5 x 50 1,5 x 50 1,5 x Makalah Presentasi kelompok,, evaluasi dari dosen 12 Ujian Sisipan 13 Kedudukan hokum waris dalam Islam 14 Sumber-sumber hokum waris Islam 15 Prinsip hokum waris Islam 16 Sebab-sebab terjadinya warisan 17 Rukun dan syarat kewarisan 18 Penghalang Warisan
7 19 Ketentuan Bagian Masing2 ali waris 20 Ketentuan penggantian tempat 21 Wasiat 22 Hibah
8 Jadual kegiatan mingguan tercantum dalam table 3 berikut: Table 2 Jadual Kegiatan Mingguan (Pre-Midterm) Minggu Topic Substansi Metode Pembelajaran I Pendahuluan Kedudukan hukum perkawinan islam di Indonesiaq, keduedukan UUP bagi orang Islam II III & IV V VI & VII VIII & IX X XI Dasar-dasar perkawinan Rukun dan syarat perkawinan Mahar dan perjanjian perkawinan Beristeri lebih dari seorang (Poligami) dan kawin hamil Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan Hak dan kewajiban suami isteri dan harta kekayaan perkawinan Pemeliharaan dan perwalian anak Pengertian, tujuan,keabsahan, pencatatan, dan alat bukti perkawinan Rukun dan syarat perkawinan, calon mempelai wali nikah, saksi, akad nikah Macam, pembayaran dan sengketa mahar, taklik talak dan perjanjian lain Syarat poligami, poligami bagi PNS, poligami tanpa ijin, itsbat nikah poligami, hokum menikahi wanita hamil karena zina dan status anak, perdebtan tentang menikahi wanita hamil, keudukan anak zina Tujuan, syarat, prossedur, akibat pencegaan & pembatalah perkawinan, fasaakh, nikah fasid Kedudukan dan tanggung jawab suami-isteri, gugurnya hak dan kewajiban suami-isteri, bentukbentuk harta perkawinan, status harta bersama dalam perkawinan monogamy dan poligami, pembagian harta bersama Pengertian hadhnah, pemegang hadhanah, anak sah, persoalan bayi tabung, anak hasil cloning, alat bukti asal-usul anak, pengertian perwalian, syarat perwalian, berakhirnya perwalian. XII Putusnya perkawinan Macam-macam putusnya perkawinan: kematian, perceraian, putusan pengadilan, alas an perceraian, prosesdur perceraian cerai talak, macam, talak, cerai gugat, waktu tunggu (masa iddah), rujuk XII & XIV Menerangkan, tanya jawab Menerangkan, tanya jawab Menerangkan, pemberian tugas kelompok untuk diseminarkan (makalah atau legal opinion) Menerangkan, tanya jawab, Menerangkan, tanya jawab, latihan menganalisis suatu putusan pengadilan tentang pooligami dan kawin hamil. Menerangkan, tanya jawab,, evaluasi dari dosen. Presentasi kelompok,, evaluasi dari dosen. Diskusi, pemberian kuis, evaluasi dari dosen. Menerangkan, tanya jawab, analisis putusan pengadilan. Makalah Sesuai topic makala Presentasi kelompok,,evaluasi dari mahasiswwa terhadap proses pembelajaran UJIAN SISIPAN Bahan ujian sampai pertemuan ke-14 Soal ujian essay
9 Tabel 3 Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (Pasca Midterm) Minggu Metode Pembelajaran dan Bentuk Topik ke- Kegiatan Waktu I. Kedudukan Hukum Waris Ceramah dan tanya jawab 150 dalam Islam, Sumbersumber Dosen menerangkan arti penting mempelajari Hukum Waris hokum waris Islam dan sumber-sumber hokum Islam Islam untuk menyelesaikan persoalah kewarisan II. Prinsip-prinsip Hukum Ceramah dan tanya jawab 150 Waris Islam, Sebab-sebab Terjadinya Warisan Setiap selesai perkuliahan dosen memberikan response tentang materi yang baru saja dibahas III. Unsur-unsur dan Syarat Ceramah dan tanya jawab 150 Kewarisan, penghalangpenghalang Kewarisan IV. Ketentuan Bagian Ahli Waris : Anak, Ayah, dan Ibu V. Ketentuan Bagian Ahli Waris : Duda, Janda dan Saudara VI. Ketentuan Penggantian Tempat Setiap selesai perkuliahan dosen memberikan response berkaitan dengan topic yang baru saja dibahas Ceramah dan tanya jawab 150 Setiap selesai memeberikan kuliah, dosen memberikan response dan soal-soal pembagian warisan bagi golongan ahli waris yang baru saja dibahas sesuai ketentuan KHI Ceramah dan tanya jawab 150 Setiap selesai memeberikan kuliah, dosen memberikan response dan soal-soal pembagian warisan bagi golongan ahli waris yang baru saja dibahas sesuai ketentuan KHI Ceramah dan tanya jawab 150 Setiap selesai memberikan kuliah, dosen memberikan respinsi dan persoalan yang berkaitan dengan ketentuan penggantian tempat dalam penyelesaian kasus kewarisan VII. Wasiat dan Hibah Ceramah dan tanya jawab 150 Setiap selesai memberikan kulilah, dosen memberikan responsi berkaitan dengan topic yang baru saja dibahas VIII. Ujian Akhir 100
10 Penilaian: Kriteria dan cara evaluasi hasil pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran pada mata kuliah Hukum Perkawinan dan Kewarisan Islam ini dilakukan dengan berbagai macam cara sebagai berikut: 1. Mengadakan Tanya jawab dan di sela-sela perkuliahan. 2. Memberikan kuis di akhir setiap topik. Mahasiswa diberikan beberapa soal untuk dikerjakan di kelas pada akhir suatu topik (pokok bahasan) dan hasil pengerjaan tersebut dikumpulkan untuk diperiksa oleh dosen untuk mengetahui seberapa jauh mahasiswa telah dapat memahami materi pembelajaran yang dipelajari. 3. Mengadakan ujian sisipan (ujian tengah semester) setelah proses pembelajaran selesai setengah dan total materi pembelajaran. 4. Mengadakan ujian akhir semester secara tertulis dengan bahan ujian meliputi seluruh topik yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran selama satu semester. Referensi 1. Al-Qur an dan terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia 2. Abdurrahman, 1992, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta. 3. Anshori, A.A., 2002, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Eksistensi dan Adaptabilitas, Yogyakarta 4. Anshaty, Hafiz, et.al, 1999, Problematika Hukum Islam Kontemporer. Buku Kedua (editor: Yanggo T. Chuzaimah), Pustaka Firdaus, Jakarta. 5. Basyir. Ahmad Azhar Hukum Waris Islam. BPFE Ull. Yogyakarta. 6. Basyir, Ahmad Azhar, 2000, Hukum Perkawinan Islam, UII Press, Yogyakarta. 7. Harahap, Yahya, 2001, Kedudukkan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Sinar Grafika, Jakarta. 8. Hooker, M.B, 1984, Islamic Law in South-East Asia, Oxrord University Press, London. 9. Kamali, M.H,. 1991, Principle of islamic Jurisprudence, Islamic Texts Society, Cambridge. 10. Katz, June S. and Ronald S. Katz, Legislating Social Change in a Developing Country: The New Indonesian Marriage Law Revised, The Journal of Comparative Law 26 (1978):
11 11. Nasution, Bahder Johan dan Sri Warjiyati, 1997, Hukum Perdata Islam, Mandar Mau, Bandung 12. Sabiq, Sayyid, 2001, Fikih Sunnah, Buku Kedelapan, A1-Maanf, Bandung 13. Sabiq, Sayyid, 2001, Fikih Sunnah, Buku Kedelapan. Al-Maarif, Bandung 14. Sabiq, Sayyid, 2001, Fikih Sunnah, Buku Ketujuh. A1-Maarif. Bandung 15. Soemiyati. 1986, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, Liberty, Yogyakarta. 16. Sukarja. Ahmad. et.al Problematika Hukum Islam Kontemporer, Buku Pertama (editor: Yanggo T. Chuzaimah), Pustaka Firdaus, Jakarta. 17. Berbagai sumber dari Internet
12 B. PERENCANAAN MONITORING Rencana dokumen untuk monitoring dan umpan balik. 1. Rencana dokumen kegiatan mingguan (topic dan jenis kegiatan,capaian) Minggu Topic bahasan Jenis kegiatan Pencapaian Saran Mahasiswa untukproses pembelajaran selanjutnya No Aspek Saran-saran 1 Materi Kuliah 2 Metode Pembelajaran 3 Pemberian Tugas 4 Sarana,Prasarana, Media Pengajaran 5.
13 C. PERENCANAAN EVALUASI (GAP DAN AKAR MASALAH) Rencana dokumen untuk evaluasi: 1. Hasil pembelajaran Hasil Kesesuaian dg Prosentase keberasilan No Pembelajaran Target kompetensi Mahasiswa Dokumen Evaluasi Proses Pembelajaran Minggu Topik bahasan Kesesuaian dg Rencana Umpan Balik Mahasiswa
14 Evaluasi Program Perkuliahan Petunjuk! Terhadap masing-masing pertanyaan, lingkarilah angka yang tercantum sesuai dengan pendapat Anda. Angka I sampai 4 pada skala jawaban semakna dengan: 1 = kurang 3 = baik 2 = cukup 4 = sangat baik No Kriteria Nilai Total 1 Kejelasan Kecepatan mengajar Metode pengajaran Kedalaman materi Partisipasi mahasiswa Cakupan materi Penguasaan materi oleh dosen 8 Kedisiplinan dosen Media dan sarana Kessan keseluruhan selama proses pembelajaran Total Skor Rata-rata Evaluasi Hasil Belajar Contoh Soal: 1. Jelaskan kedudukan hukum waris dalam Hukum Islam! 2. Apa sajakah yang menjadi sumber-sumber hukum waris Islam? 3. Terangkan prinsip-prinsip hukum waris Islam! 4. Jelaskan sebab-sebab terjadinya warisan menurut Kompilasi Hukum islam! 5. Sebut dan Jelaskan unsur-unsur (rukun) dan syarat-syarat kewansan! 6. Jelaskan kewajiban ahli waris kepada pewaris sebelum harta warisan dibagibagikan!
15 7. Jelaskan hal-hal yang menjadi penghalang kewarisan menurut Kompilasi Hukum Islam! 8. Jelaskan prinsip penggantian tempat dalam kewarisan menurut KHI! 9. Sebut dan jelaskan rukun dan syarat-syarat wasiat! 10. Jelaskan pengertian hibah! Contoh soal hitungan: 1. Pada bulan Juli 2000, A memnggal dunia dengan memnggalkan seorang suami (duda), seorang ayah, seorang ibu. dan dua orang anak perempuan. Pada waktu meninggal, A meninggalkan harta sebesar Rp ,-, hutang pada BRI Sleman sebesar Rp ,- dan wasiat untuk sebuah yayasan keagamaan sebesar Rp Biaya untuk perawatan A selama sakit dan penyelenggaraan jenazah setelah memnggal sebesar Rp ,-. Hitunglah berapa bagian masing-masing ahil waris. 2. X meninggal dunia dengan meninggalkan ahui waris yang meliputi seorang ibu, seorang janda, seorang saudara perempuan kandung, seorang saudara perempuan seayah, dan dua orang saudara laki-laki seibu. Hitunglah berapa bagian masingmasing ahli wans. apabila harta pemnggalannya berjumlah Rp dan hutang yang harus dibayar sebesar Rp ,-. 3. Seorang suami memnggal dunia dengan meninggalkan ahli waris seorang janda, seorang anak perempuan, seorang saudara laki-laki kandung, seorang saudara laidlaki seibu. dan seorang saudara perempuan seibu. Pada saat meninggal, A memnggalkan harta berjumlah Rp ,-, hutang sebesar Rp ,-, biaya pengurusan jenazah Rp ,-, dan wasiat untuk anak angkatnya sebesar Rp ,-. Hitunglah berapa bagian masing-masing ahli waris yang berhak!
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA II Fakultas : Syariah Jurusan : al Ahwal al Syakhshiyah SKS : 2 SKS Kode : 0721223 Prasyarat : PKPBA, Fiqh Munakahat A. DESKRIPSI
Lebih terperinciBAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia
BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia Di Indonesia, secara yuridis formal, perkawinan di Indonesia diatur
Lebih terperinciPEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam
Lebih terperinciSOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )
SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 ) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kompetensi Dasar : Pernikahan dalam Islam ( Hukum, hikmah dan ketentuan Nikah) Kelas : XII (duabelas ) Program : IPA IPS I. Pilihlah
Lebih terperinciPROSEDUR BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA JEMBER
PROSEDUR BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA JEMBER I. HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM BERPERKARA (PERDATA) KE PENGADILAN Bagi orang yang akan berperkara di pengadilan dan belum mengerti tentang cara membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan orang lain untuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu
BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 A. Pengertian Perkawinan Nafsu biologis adalah kelengkapan yang diberikan Allah kepada manusia, namun tidak berarti bahwa hal tersebut
Lebih terperinciHUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA
HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA Dalam peradilan atau dalam hukum Indonesia juga terdapat hukum waris adat. Selama ini, khususnya sebelum munculnya UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama memang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA
BAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA A. Pengertian Harta Bersama 1. Pengertian Harta Bersama Menurut Hukum Islam Dalam kitab-kitab fiqih tradisional, harta bersama diartikan
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan, manusia pun tak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf
Lebih terperinciBAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA
BAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA A. Deskripsi Singkat Bab ini membahas tentang kewenangan peradilan agama. Pembahasan ini mempunyai arti penting karena sebelum diundangkannya UU Nomor 7 Tahun 1989 sering
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PRINSIP DASAR HUKUM ISLAM... 1.1 Kerangka Dasar Ajaran Islam... 1.4 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.18 Tes Formatif 1..... 1.19 Syariah dan Fikih... 1.22
Lebih terperinciBAB IV WALI NIKAH PEREMPUAN HASIL PERNIKAHAN SIRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Undang-undang perkawinan di Indonesia, adalah segala
75 BAB IV WALI NIKAH PEREMPUAN HASIL PERNIKAHAN SIRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Undang-undang perkawinan di Indonesia, adalah segala peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Lebih terperinciMENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki
MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH
BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Status Perwalian Anak Akibat Pembatalan Nikah dalam Putusan Pengadilan Agama Probolinggo No. 154/Pdt.G/2015 PA.Prob Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang merupakan ketentuan yang mengatur pelaksanaan perkawinan yang ada di Indonesia telah memberikan landasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP BAGIAN ISTRI LEBIH BESAR DALAM PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA GRESIK
58 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP BAGIAN ISTRI LEBIH BESAR DALAM PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA GRESIK A. Analisis Terhadap Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Gresik dalam putusan No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan memiliki arti penting bagi setiap orang, didalam kehidupan setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk membentuk sebuah keluarga itu maka setiap
Lebih terperinciBAB IV. Agama Surabaya Tentang Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Tuban. itu juga termasuk di dalamnya surat-surat berharga dan intelektual.
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO.162/PDT.G/2009/PTA.SBY TENTANG PEMBATALAN PUTUSAN PA TUBAN NO.1254/PDT.G/2008/PA.TBN DALAM PERKARA PERPINDAHAN HARTA BERSAMA MENJADI HARTA ASAL A. Analisis
Lebih terperinci1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan yang diciptakan berpasang-pasangan. Maka dengan berpasangan itulah manusia mengembangbiakan banyak laki-laki dan
Lebih terperinciKEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )
KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI Oleh: Mulyadi, SH., MH. (081328055755) Abstrak Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah maka kalau terjadi perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena ia tidak saja menyangkut pribadi kedua calon suami isteri saja tetapi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP HAK ASUH ANAK DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG
71 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP HAK ASUH ANAK DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG A. Analisis Terhadap Hak Asuh Anak dalam Perspektif Undang-Undang Masalah utama yang menjadi pertimbangan bagi pasangan
Lebih terperinciBABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap
BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap pandangan mazhab Maliki dan mazhab Syafi i tentang menikahkan wanita hamil karena zina, maka penyusun dapat menarik
Lebih terperincib. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN 1. Pengertian Perkawinan Dalam ajaran Islam sebuah perkawinan merupakan peristiwa sakral bagi manusia, karena melangsungkan perkawinan merupakan
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim
SALINAN PENETAPAN Nomor 112/ Pdt.P/ 2015/ PA Sit. bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perkara tertentu
Lebih terperinciTESIS PENYELESAIAN PERCERAIAN PERKAWINAN SIRRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 AGUS WAHYUDI NIM :
TESIS PENYELESAIAN PERCERAIAN PERKAWINAN SIRRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 AGUS WAHYUDI NIM : 12108020 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2009 ii
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIS BERPERKARA
PEDOMAN PRAKTIS BERPERKARA Transparansi, Akuntabilitas, Mandiri,Dihormati,dan Sumber Daya Manusia Aparatur Peradilan Yang Berkwalitas Senyum, Salam dan Sapa Pengadilan Agama Manna Klas II Jalan Raya Padang
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12
KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa pewarisan adalah perihal klasik dan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia. Apabila ada seseorang meninggal dunia, maka pada saat itulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah penulis menyelesaikan pembahasan permasalahan yang ada di
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis menyelesaikan pembahasan permasalahan yang ada di dalam skripsi penulis tentang analisis hukum Islam terhadap status harta bersama sebagai akibat pembatalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin
BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah
1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan
Lebih terperinciKEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN MENURUT FIQIH DAN HUKUM POSITIF INDONESIA SERTA PRAKTEK PUTUSAN PENGADILAN AGAMA
Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 2 Juni 2017 Kedudukan Harta Bersama Dalam Perkawinan (Arifah S. Maspeke) KEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN MENURUT FIQIH DAN HUKUM POSITIF INDONESIA SERTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN A. Pembatalan Perkawinan 1. Pengertian pembatalan perkawinan Yaitu perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM
TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM Oleh : Abdul Hariss ABSTRAK Keturunan atau Seorang anak yang masih di bawah umur
Lebih terperinciBAB II. PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL. Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah.
BAB II PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL A. Perceraian 1. Pengertian perceraian Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah. T}ala>q berarti membuka ikatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal
Lebih terperincidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.
DAMPAK PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT WALI YANG TIDAK SEBENARNYA TERHADAP ANAK DAN HARTA BERSAMA MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA KEDIRI (Zakiyatus Soimah) BAB I Salah satu wujud kebesaran Allah SWT bagi manusia
Lebih terperinciBAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.
BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974. A. Pendahuluan Perkawinan merupakan sebuah institusi yang keberadaannya diatur dan dilindungi oleh hukum baik agama maupun negara. Ha
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA
70 BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA A. Analisis Yuridis Terhadap Dasar Hukum Yang Dipakai Oleh Pengadilan Negeri Jombang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MUNAKAHAT JINAYAH
A. PENGANTAR IDENTITAS SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MUNAKAHAT JINAYAH 1. Data Pribadi a. Nama Dosen : Muttaqin Choiri, M.HI. b. Alamat Kantor : Fakultas Tarbiyah & Keguruan ex Gedung Eltis Lt. II
Lebih terperinciBAB III Rukun dan Syarat Perkawinan
BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan Rukun adalah unsur-unsur yang harus ada untuk dapat terjadinya suatu perkawinan. Rukun perkawinan terdiri dari calon suami, calon isteri, wali nikah, dua orang saksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan tanggung jawab. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah S.W.T yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, namun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN ACEH NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG HUKUM KELUARGA (FIQH MUNAKAHAT)
1 RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG HUKUM KELUARGA (FIQH MUNAKAHAT) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Setiap pasangan (suami-istri) yang telah menikah, pasti berkeinginan untuk mempunyai anak. Keinginan tersebut merupakan naluri manusiawi dan sangat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin
BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin Dalam laporan penelitian di atas telah disajikan 2
Lebih terperinciBentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)
Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Sumber: LN 1974/1; TLN NO. 3019 Tentang: PERKAWINAN Indeks: PERDATA. Perkawinan.
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
1 2 TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Penelitian di Pengadilan Agama Kota Gorontalo) Nurul Afry Djakaria
Lebih terperinciBAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN SEBAGAI UPAYA PEMBUKTIAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NO. 0758/PDT.G/2013 TENTANG PERKARA CERAI TALAK A. Analisis Yuridis Terhadap Pengakuan Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk membina suatu hubungan. Sebagai realisasi manusia dalam membina hubungan
Lebih terperinci6. Tujuan Pembelajaran Tujuan Instruksional Umum: Tujuan Instruksional Khusus
RPKPS 1. Nama Mata Kuliah : Hukum Acara Peradil 2. Kode/SKS : HKU 3032/2 SKS 3. Prasyarat : a. Hukum Islam I b. Hukum Perkawin d Kewaris Islam 4. Status Mata Kuliah : Wajib Fakultas 5. Deskripsi Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN
BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN 1. Akibat Hukum Terhadap Kedudukan, Hak dan Kewajiban Anak dalam Perkawinan yang Dibatalkan a. Kedudukan,
Lebih terperinciPenyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini
Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini Oleh: Nasrullah, S.H., S.Ag., MCL. Tempat : Balai Pedukuhan Ngaglik, Ngeposari, Semanu, Gunungkidul 29 Agustus 2017 Pendahuluan Tujuan perkawinan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg A. Analisis Pertimbangan dan Dasar Hukum Majelis Hakim Pengadilan Agama Malang Mengabulkan Permohonan Itsbat
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI
RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI 2012 NO MASALAH JAWABAN 1. Putusan Pengadilan Agama tidak menerima gugatan Penggugat karena bukan termasuk
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WANITA DAN ANAK YANG PERKAWINANNYA TIDAK TERCATAT DI INDONESIA. Sukma Rochayat *, Akhmad Khisni **
Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 1 Maret 2017 Perlindungan Hukum Terhadap Wanita Dan Anak ( Sukma Rochayat) PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WANITA DAN ANAK YANG PERKAWINANNYA TIDAK TERCATAT DI INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA
59 BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA A. Analisis Hukum Terhadap Pelaksanaan Perkawinan di bawah Umur Tanpa Dispensasi Kawin Perkawinan ialah
Lebih terperinciBAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan
BAB IV ANALISIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO MENGENAI PENOLAKAN GUGATAN NAFKAH MAD{IYAH DALAM PERMOHONAN CERAI TALAK NOMOR : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda A. Analisis Undang-Undang Perkawinan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang dimulai dengan adanya rasa saling cinta dan kasih sayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perkawinan yang dimulai dengan adanya rasa saling cinta dan kasih sayang antara kedua belah pihak suami dan istri, akan senantiasa diharapkan berjalan dengan
Lebih terperinciH.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6
BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan
BAB I PENDAHULUAN Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, hal-hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Aturan
Lebih terperinciA. Proses Mediasi dalam Pembatalan Pekawinan di Pengadilan Agama Lamongan (Studi Kasus Putusan Nomor 1087/Pdt.G/2012/Pa.Lmg)
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN MEDIASI DALAM PERKARA PEMBATALAN PERKAWINAN DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Perkara Nomor: 1087/Pdt.G/2012/PA. Lmg A. Proses Mediasi dalam Pembatalan Pekawinan
Lebih terperinciDengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :
Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agama Tana Toraja) A. Latar Belakang Hampir semua mahluk ciptaan Allah swt, di atas dunia ini bila hendak
Lebih terperinciS I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2
1 S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini mempelajari hukum waris
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Setelah melihat data tentang relasi jender pada tafsir al-sya`râwî, dan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Setelah melihat data tentang relasi jender pada tafsir al-sya`râwî, dan menganalisisnya, ada kekhususan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan
Lebih terperinciMEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS
MEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS Oleh: Achmad Cholil, S.Ag (Hakim Pengadilan Agama Maninjau) PENDAHULUAN Perkara Wali Adhol menempati peringkat ke-8 dalam urutan perkara yang diterima
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS DI KEJAWAN LOR KEL. KENJERAN KEC. BULAK SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS DI KEJAWAN LOR KEL. KENJERAN KEC. BULAK SURABAYA A. Analisis Terhadap Kebiasaan Pembagian Waris Di Kejawan Lor Kelurahan Kenjeran Kecamatan
Lebih terperinciBAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974
BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Perkawinan merupakan institusi kecil yang sangat penting dalam masyarakat. Eksistensi institusi ini adalah
Lebih terperinciANALISIS AKTA PEMBAGIAN WARISAN YANG DIBUAT DI HADAPAN NOTARIS MENURUT HUKUM ISLAM
ANALISIS AKTA PEMBAGIAN WARISAN YANG DIBUAT DI HADAPAN NOTARIS MENURUT HUKUM ISLAM Rosita Ruhani E-mail : rositaruhani@gmail.com Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Sebelas Maret Surakarta Mohammad
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harta Bersama dan Perceraian 1. Harta Bersama Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami atau isteri mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh
Lebih terperinciPada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec.
SUMBER HUKUM HIR / RBg UU No. 7 / 1989 ttg PA UU No. 3 / 2006 Revisi I UU PA UU No. 50 / 2009 Revisi II UU PA UU No. 14 / 1970 kekuasaan kehakiman UU No. 14 / 1985 ttg MA UU No. 1 / 1974 ttg Perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kewarisan itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti akan mengalami suatu peristiwa meninggal dunia di dalam kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA
BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN (SAP)
KONTRAK PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : HUKUM WARIS Fakultas/Program Studi : Hukum/Magister Kenotariatan. Kode Mata Kuliah : 535011 Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Afdol, SH., MS. Dr. Henny Tanuwidjaja SH.,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perkawinan dengan Perjanjian Kawin di Kabupaten
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan dengan Perjanjian Kawin di Kabupaten Klaten Pada dasarnya jika terjadi perkawinan maka akan terjadi percampuran harta antara suami dan istri,
Lebih terperinciHAK JANDA/DUDA ATAS PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA LUBUK-LINGGAU SKRIPSI
HAK JANDA/DUDA ATAS PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA LUBUK-LINGGAU SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata -1 Fakultas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- Syafi i telah diuraikan dalam bab-bab yang lalu. Dari uraian tersebut telah jelas mengungkapkan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto) A. Analisis Hukum Islam Terhadap Perjanjian Pranikah Dalam hukum
Lebih terperinciIMPLIKASI PUTUSAN MK TERHADAP STATUS HUKUM ANAK DI LUAR NIKAH. Abdul Halim Musthofa *
IMPLIKASI PUTUSAN MK TERHADAP STATUS HUKUM ANAK DI LUAR NIKAH Abdul Halim Musthofa * Abstrak Status anak di luar nikah yang menurut undangundang hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya dan keluarga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.
BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.Gs) A. Analisis Tentang Dasar Hukum Hakim Tidak Menerima Gugatan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI Anggyka Nurhidayana 1, Amnawati 2, Kasmawati 3. ABSTRAK Upaya perlindungan hukum dalam perkawinan sirri atau disebut perkawinan tidak dicatatkan
Lebih terperinciBAB IV AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM HAK PEWARISAN ANAK YANG DILAHIRKAN DALAM PERKAWINAN
52 BAB IV AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM HAK PEWARISAN ANAK YANG DILAHIRKAN DALAM PERKAWINAN Perkawinan dibawah tangan banyak sekali mendatangkan kerugian daripada kebaikan terutama terhadap
Lebih terperinciJamaluddin. Mengenal Islam dari Sudut Fikih Indonesia. Penerbit DU16 Press
Jamaluddin Mengenal Islam dari Sudut Fikih Indonesia Penerbit DU16 Press 2 Mengenal Islam dari Sudut Fikih Indonesia Penulis: Jamaluddin Copyright 2014 by Jamal Ke Malud Penerbit DU16 Press (jamalkarim246@yahoo.co.id)
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51
KOMPETENSI ABSOLUT PERADILAN AGAMA Kewenangan PA dari masa ke masa: Sebelum Kemerdekaan: Staatsblaad 1882 No. 152 tidak disebutkan secara tegas kewenangan PA, hanya disebutkan bahwa wewenang PA itu berdasarkan
Lebih terperinciFENOMENA NIKAH MASSAL DAN KORELASI TERHADAP ISBAT NIKAH ( Titik Singgung Wewenang 2 in 1 Pengadilan Agama dengan Kementerian Agama )
FENOMENA NIKAH MASSAL DAN KORELASI TERHADAP ISBAT NIKAH ( Titik Singgung Wewenang 2 in 1 Pengadilan Agama dengan Kementerian Agama ) Oleh : Mhd. Habiburrahman. SHI 1 A. Pendahuluan Kesadaran masyarakat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
5. Pertemuan minggu ke : I 6. Waktu pertemuan : Kuliah 150 menit. 7. Pokok Bahasan : 1.Orientasi/kontrak kuliah/ penjelasan ruang lingkup perkuliahan; 2. Penjelasan SAP 3. Hukum Acara Peradilan Agama pada
Lebih terperinciRPKPS METODOLOGI PENELITIAN
RPKPS METODOLOGI PENELITIAN Oleh : Prof. Dr. Soegiyanto., Apt Dra. Tri Murti Andayani, Apt., SpFRS FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2008 I. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Nama Mata Kuliah : Metodologi
Lebih terperinciP E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciBAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
48 BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Kriteria Anak Luar Nikah dalam Kompilasi Hukum Islam Dalam Kompilasi Hukum Islam selain dijelaskan
Lebih terperinciP E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P E N E T A P A N Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menguraikan tentang pembahasan dan analisis sesuai dengan memperhatikan pokok-pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, yang berjudul Pendapat Hakim Pengadilan
Lebih terperinci