BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai studi dilakukan untuk mengoptimalkan eksplorasi hidrokarbon. Pengoptimalan dilakukan karena kenyataannya cadangan hidrokarbon pada batuan reservoir dangkal sudah semakin berkurang. Pada akhirnya muncul sebuah ide untuk melakukan penelitian pada batuan yang lebih dalam lagi yaitu pada batuan dasar. Dasar pemikirannya adalah terfokus pada bagaimana batuan dasar dapat menjadi zona reservoir. Batuan dasar dapat berupa batuan metamorf dan batuan beku yang ditutupi oleh sebuah lapisan sedimen di atasnya (Sircar, 2004). Batuan dasar merupakan batuan yang terletak di bawah batuan-batuan sumber dan memiliki struktur yang sangat keras, matriks porositas dan permeabilitas yang kecil, namun fluida akan tetap dapat mengalir pada porositas sekundernya. Berdasarkan pembentukannya, porositas sekunder terbagi menjadi 2 yaitu dapat berupa porositas hasil tektonik (rekahan, patahan) dan porositas dissolution (zona lapuk). Reservoir terekahkan pada batuan dasar telah banyak ditemukan beberapa daerah. Menurut Nelson,dkk. (2000) Lapangan La Pas di Venezuela menghasilkan minyak sebanyak 830 bbl dari batuan dasar. Potensi terbesar ditemukan pada di lapangan Cuu Long Basin di Vietnam, telah berproduksi 3,37 miliar bbl dari batuan dasar terekahkannya (Cuong,T.X.). Menurut (Yuwono, 2012) Potensi reservoir pada batuan dasar yang terekahkan juga telah banyak ditemukan di Indonesia seperti Lapangan Beruk di Sumatra Tengah, Suban di Sumatra Selatan, SEI Teras di Sumatra Selatan, Tanjung di Kalimantan Selatan, dan Seram di Maluku yang ditujukan pada Gambar

2 2 Gambar 1.1 Persebaran daerah potensial basement fractured reservoir di Indonesia (Yuwono, 2012) Reservoir terekahkan pada batuan dasar / basement memiliki tantangan tersendiri. Sifat basement yang umumnya batuan beku dan kristalin yang kompak serta homogen, pada profil seismik menunjukkan chaotic structure karena tidak adanya bidang batas pantul sehingga sulitnya analisis gelombang seismik pada batuan dasar. Sifat rekahan yang berukuran mikro juga tidak akan terlihat jelas sebagai diskontinuitas pada seismik seperti halnya keberadaan patahan. Persebaran rekahan pada reservoir batuan dasar juga tidak dapat dilakukan dengan mempertimbangkan persebaran fasiesnya seperti halnya pada batuan reservoir biasa. Pada penelitian diharapkan dapat menjawab seluruh tantangan pada analisis reservoir terekahkan di batuan dasar. Metode yang digunakan dalam membangun sebuah model rekahan pada batuan dasar dapat dilakukan dengan mempertimbangkan arah serta gaya gaya deformasi (historical tectonic) dan persebaran data intensitas rekahan yang dibangun oleh atribut seismik dan log FMI. Keberadaan rekahan dapat mempengaruhi sifat fisis suatu reservoir yaitu munculnya porositas dan permeabilitas rekahan di samping adanya porositas dan permeabilitas matriks. Keberadaan rekahan dapat menambah porositas dan permeabilitas pada batuan dasar. Hubungan keduanya digabungkan pada sebuah model rekahan untuk mendapatkan nilai porositas dan permebilitas reservoir

3 3 terekahkan. Nilai porositas dan permeabilitas yang paling besar (sebagai good reservoir) akan dipetakan kemudian dicari daerah prospek reservoir terekahkan pada batuan dasar pada area penelitian secara lengkap ditunjukkan pada Gambar Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi orientasi dan kontrol pembentukan rekahan pada beberapa data sumur (log Fullbore Micro Imager / FMI). 2. Mengidentifikasi persebaran rekahan pada model rekahan berdasarkan data sumur dan atribut seismik pada batuan dasar. 3. Membuat peta prospek reservoir batuan dasar terekahkan dengan mengidentifikasi persebaran reservoir fractured basement berdasarkan porositas, permeabilitas, dan intensitas rekahan. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini memiliki batasan masalah yaitu: 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data seismik 3D Post Stack Time Migration yang telah final dan 4 data sumur (Orion-1, Orion- 2, Orion-3, dan Orion-4). Sumur yang memiliki nilai intensitas rekahan hanya pada sumur Orion-1 dan Orion-2. Pada 3 sumur kedalamannya hingga basement sedangkan Orion-3 tidak tembus hingga basement. 2. Analisis persebaran rekahan (fracture) hanya pada batuan dasar / basement metasedimen di daerah penelitian yang menjadi bagian dari Cekungan Sumatra Selatan. 3. Analisis pembagian zona dalam batuan dasar / basement berdasarkan pada pembacaan data sumur log sonic dan log density. 4. Dip angle dan dip azimuth diperoleh dari analisis Log Fullbore Formation Micro Imager (FMI) yang telah diinterpretasikan pada penelitian sebelumnya.

4 4 1.4 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan pada: Waktu : 1 Juni Oktober 2016 Tempat : Dept. Eksplorasi PT. PetroChina International Companies Indonesia. Menara Kuningan - Lantai 19, Jl. HR Rasuna Said Blok X-7 Kav. 5, Jakarta Indonesia.

5 PEMODELAN FRACTURE NETWORK Gambar 1.2 Sketsa singkat pengerjaan penelitian 5

6 5