BAB III METODE PENELITIAN. siswa yang mendapat pembelajaran maematika interaktif berbasis komputer dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. siswa yang mendapat pembelajaran maematika interaktif berbasis komputer dan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat peningkatan koneksi dan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran maematika interaktif berbasis komputer dan siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi-experiment atau eksperimen semu. Pertimbangan penggunaan metode quasi-experiment atau eksperimen semu ini bahwa kelas yang ada sudah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokan secara acak (Ruseffendi, 2005). Pengertian lain dari quasi-experiment (en-wikipedia.org) A quasi-experiment is an empirical study used to estimate the causal impact of an intervention on its target population. Quasi-experimental research designs share many similarities with the traditional experimental design or randomized controlled trial, but they specifically lack the element of random assignment to treatment or control. Sebenarnya, desain quasi-experiment memiliki banyak kesamaan dengan desain eksperimen tradisional, hanya saja desain quasi-experiment mengurangi unsur pengacakan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan desain quasiexperiment karena dalam pemilihan dan pengacakan subjek, apabila dilakukan pembentukan kelas baru dimungkinkan akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran dan mengganggu efektivitas pembelajaran di sekolah.

2 40 Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen (the non-equivalent control groups design). Desain kelompok kontrol non-ekuivalen melibatkan paling tidak dua kelompok yang subjeknya tidak dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 2005). Pengertian lain dari desain kelompok kontrol non-ekuivalen adalah the non-equivalent groups design (Research Methods Knowledge Base, 2006) is probably the most frequently used design in social research. It is structured like a pretest-posttest randomized experiment, but it lacks the key feature of the randomized designsrandom assignment. Selain itu, berdasarkan pembahasan mengenai desian kelompok kontrol non-ekuivalen dalam Research Methods by Dummies (California State University) A non-equivalent groups design includes an existing group of participants who receive a treatment and another existing group of participants to serve as a control or comparison group. Participants are not randomly assigned to conditions, but rather are assigned to treatment or control conditions with all yhe another in their existing group. Dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut, desain kelompok kontrol non-ekuivalen banyak kesamaan dengan desain kelompok kontrol pretes-postes, perbedaannya hanya pada pengacakan subjeknya dan dipilih dua kelompok untuk dijadikan subjek penelitian, satu kelompok mendapatkan perlakuan (treatment) sedangkan kelompok lainnya dijadikan sebagai kelompok kontrol atau kelompok pembanding (non-ekuivalen). Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan pembelajaran matematika yang dilakukan di kedua kelompok. Pada penelitian ini, akan diadakan pretes (0) dan postes (0) pada kedua kelas.

3 41 Kelas yang satu memperoleh perlakuan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran konvensional, sedangkan kelas yang satunya lagi memperoleh perlakuan pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer (X). Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Kelas Eksperimen : 0 X 0 Kelas Kontrol : 0 0 (Ruseffendi, 2005) Keterangan: 0 : Tes awal/akhir pada kelompok (kelas) eksperimen/kontrol, X : Perlakuan pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer, dan : Subjek tidak dikelompokkan secara acak. B. VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel kontrol, variabel bebas, dan variabel terikat. 1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer. 2. Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi matematis dan pemecahan masalah matematis.

4 42 C. POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Karya Pembangunan Baleendah Bandung pada tahun ajaran 2012/2013. Peneliti akan melakukan penelitian pada dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPA 2 dan satu kelas sebagai kelas kontrol, yaitu kelas XI IPA 1. Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer untuk materi peluang. Kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan perlakuan pembelajaran matematika dengan konvensional untuk materi peluang. D. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar matematika interaktif berbasis komputer yang akan digunakan di kelas eksperimen. Sedangkan bahan ajar yang digunakan di kelas kontrol adalah bahan ajar tanpa komputer. Bahan ajar yang dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Bahan ajar yang digunakan pada kelas eksperimen akan dibuat interaktif berbasis komputer yang isinya memuat materi peluang kelas XI SMA dan bahan ajar yang akan dibuat akan disusun dengan mengaitkan materi matematika yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, materi matematika sebelumnya, dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang akan menghasilkan suatu pembelajaran bermakna, serta memberikan pengalaman pada siswa untuk mendapatkan penjelasan secara visual dan interaktif dengan

5 43 menggunakan komputer, dan menuntun siswa bekerja sama dengan siswa lainnya. Bahan ajar yang disusun diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis siswa. Konsep multimedia (bahan ajar) pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Animasi Teks Multimedia Gambar/ Image Gambar 3.1 Konsep Multimedia dalam Penelitian Ini Gambar 3.2 adalah gambaran umum dari bahan ajar interaktif pertemuan pertama untuk materi kaidah pencacahan.

6 44

7 45

8 46

9 47 Gambar 3.2 Gambaran Umum Bahan Ajar Interaktif Berbasis Komputer Pertemuan Pertama E. INSTRUMEN PENELITIAN Pada penelitian ini dikembangkan enam buah instrumen yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes antara lain tes koneksi matematis siswa dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Sedangkan, instrumen non-tes, antara lain lembar observasi, angket skala sikap, dan pedoman wawancara. 1. Soal Pretes dan Postes a. Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tes ini berupa uraian, yang soalnya terdiri dari soal-soal koneksi matematis. Soal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan koneksi matematis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer mengenai materi peluang di kelas XI

10 48 SMA. Indikator yang diukur pada tes kemampuan koneksi matematis ini adalah (Sumarmo, 2012) 1) Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur. 2) Memahami dan menggunakan hubungan antar topik matematika dan dengan topik bidang studi lain. 3) Mencari koneksi atau prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. 4) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain/kehidupan seharihari. 5) Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama. Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi Matematis Reaksi terhadap Soal/Masalah Skor Tidak ada jawaban 0 Jawaban hampir sesuai dengan pertanyaan, persoalan, atau dengan masalah. 1 Jawaban ada beberapa yang sesuai dengan pertanyaan, persoalan, atau dengan masalah tetapi hubungannya tidak jelas. 2 Jawaban sesuai dengan pertanyaan, persoalan, atau dengan masalah dan hubungannya sudah jelas, tetapi kurang lengkap. 3 Jawaban sesuai dengan pertanyaan, persoalan, atau masalah dan hubungannya sudah jelas, serta sudah lengkap. 4 b. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Tes ini berupa uraian, yang soalnya terdiri dari soal-soal non-rutin (soal pemecahan masalah). Soal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar matematika interaktif berbasis komputer mengenai

11 49 materi peluang di kelas XI SMA. Indikator dari pemecahan masalah matematis menurut Sumarmo (2012), antara lain. 1) Membuat model matematika. 2) Menerapkan strategi menyelesaikan masalah dalam/di luar matematika. 3) Menjelaskan/menginterpretasikan hasil. 4) Menyelesaikan model matematika dan masalah nyata. 5) Menggunakan matematika secara bermakna. Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang akan digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.2. Pedoman ini diadaptasi dari pedoman penskoran pemecahan masalah yang dibuat oleh Schoen dan Ochmke (Sumarmo, dkk, dalam Anriani, 2011) dan pedoman penskoran yang dibuat oleh Chicago Public Schools Bureau of Student Assessment yang ditunjukkan pada Tabel 3.2:

12 50 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Skor Memahami Masalah Tidak berbuat (kosong) atau semua interpretasi salah (sama sekali tidak memahami masalah). Hanya sebagian interpretasi masalah yang benar. Memahami masalah secara lengkap; mengidentifikasi semua bagian penting dari permasalahan; termasuk dengan membuat diagram atau gambar yang jelas dan simpel menunjukkan pemahaman terhadap ide dan proses masalah. Menyusun Rencana/ Memilih Strategi Tidak berbuat (kosong) atau seluruh strategi yang dipilih salah. Sebagian rencana sudah benar atau perencanaannya tidak lengkap. Keseluruhan rencana yang dibuat benar dan akan mengarah kepada penyelesaian yang benar bila tidak ada kesalahan perhitungan Melaksanakan Strategi dan Mendapat Hasil Tidak ada jawaban atau jawaban salah akibat perencanaan yang salah. Penulisan salah, Perhitungan salah, hanya sebagian kecil jawaban yang dituliskan; tidak ada penjelasan jawaban; jawaban dibuat tapi tidak benar. Hanya sebagian kecil prosedur yang benar, atau kebanyakan salah sehingga hasil salah. Secara substansial prosedur yang dilakukan benar dengan sedikit kekeliruan atau ada kesalahan prosedur sehingga hasil akhir salah. Jawaban Benar dan lengkap, Memberikan jawaban secara lengkap, jelas, dan benar, termasuk dengan membuat diagram atau gambar. Memeriksa Proses dan Hasil Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan apapun. Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kebenaran hasil dan proses. Skor maksimal = 2 Skor maks = 2 Skor maksimal = 4 Skor maks= 2 - -

13 51 c. Hasil Uji Instrumen Pretes dan Postes Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Langkah-langkah uji coba dilakukan adalah: 1) Instrumen dikonsultasikan pada dosen pembimbing; 2) Instrumen diujicobakan kepada subjek yang memiliki karakteristik yang serupa dengan karakteristik subjek penelitian; 3) Menentukan nilai koefisien validitas dari instrumen tes; 4) Menentukan reliabilitas instrumen tes; 5) Menentukan daya pembeda dan indeks kesukaran instrumen tes. 1) Analisis Validitas Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 2003). Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu (Suherman, 2003). Cara untuk mencari koefisien validitas alat evaluasi adalah dengan menggunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar (raw score). Rumusnya adalah: ( )( ) ( ( ) )( ( ) ) Keterangan:

14 52 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. = jumlah skor uji coba. = jumlah skor ulangan harian. = banyak subjek (testi). Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut dibagi ke dalam kategori-kategori seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas (Suherman 2003) Koefisien Validitas Interpretasi Sangat tinggi Tinggi (baik) Sedang (cukup) Rendah (kurang) Sangat rendah Tidak valid Hasil uji validitas butir soal tes kemampuan koneksi matematis disajikan pada Tabel 3.4 dan hasil uji validitas butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis disajika pada Tabel 3.5, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Anates: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis Butir Soal r xy Kategori Kriteria Signifikansi 1 0,694 Valid Sedang Signifikan 2 0,527 Valid Sedang - 3b 0,868 Valid Tinggi Sangat Signifikan 3c 0,857 Valid Tinggi Sangat Signifikan 5 0,577 Valid Sedang Signifikan

15 53 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Butir Soal r xy Kategori Kriteria Signifikansi 3a 0,795 Valid Tinggi Sangat Signifikan 5a 0,748 Valid Tinggi Sangat Signifikan 5b 0,779 Valid Tinggi Sangat Signifikan 5c 0,843 Valid Tinggi Sangat Signifikan 6 0,819 Valid Tinggi Sangat Signifikan 2) Analisis Reliabilitas Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukuran yang diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh perilaku, situasi, dan kondisi. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel (Suherman, 2003). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha seperti di bawah ini (Suherman, 2003). ( ) ( ) Keterangan: = koefisien reliabilitas. = banyak butir soal (item). = jumlah varians skor setiap item. = varians skor total.

16 54 Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas J.P Guilford (Suherman, 2003) Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,90 < 1,00 Sangat tinggi 0,70 < 0,90 Tinggi 0,40 < 0,70 Sedang (cukup) 0,20 < 0,40 Rendah < 0,20 Sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates diperoleh koefisien reliabilitas tes kemampuan koneksi matematis adalah 0,72 dan koefisien reliabilitas tes kemampuan pemecahaman masalah matematis adalah 0,90. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas tes kemampuan koneksi matematis yang digunakan pada penelitian ini tergolong tinggi karena berada pada interval 0,70 r 11 < 0,90, dan tingkat reliabilitas tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan pada penelitian ini tergolong sangat tinggi karena berada pada interval 0,90 < 1,00. 3) Analisis Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Pada uraian mengenai daya pembeda dan indeks kesukaran tampak bahwa satu sama lain erat kaitannya dan saling mempengaruhi. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: JB A JB B DP atau JS Maks A JB DP JS B A JB B Maks Keterangan : DP = Daya Pembeda.

17 55 JB A JB B JS A JS B =Jumlah benar untuk kelompok atas. = Jumlah benar untuk kelompok bawah. =Jumlah siswa kelompok atas. =Jumlah siswa kelompok bawah. Maks = Skor maksimal setiap butir soal. Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah: Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda (Suherman, 2003) Koefisien Daya Pembeda Interpretasi Sangat baik Baik Cukup Jelek Sangat jelek Hasil uji daya pembeda soal tes kemampuan koneksi matematis disajikan pada Tabel 3.8 dan hasil uji daya pembeda soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis disajikan pada Tabel 3.9, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Anates: Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis Butir Soal Maks DP Interpretasi 1 4 3,67 1,78 0,47 Baik 2 4 3,78 2,44 0,33 Cukup 3b 4 3,78 0,56 0,81 Sangat Baik 3c 4 4,00 0,56 0,86 Sangat Baik 5 4 3,56 1,89 0,42 Baik

18 56 Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Butir Soal Maks DP Interpretasi 3a 4 8,00 1,89 0,61 Baik 5a 4 6,44 1,22 0,52 Baik 5b 4 6,78 2,56 0,42 Baik 5c 4 7,00 0,67 0,63 Baik 6 4 5,44 0,33 0,51 Baik Untuk menghitung indeks kesukaran setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: IK X i Maks. Keterangan: IK = Indeks Kesukaran. X i = Rata-rata skor setiap butir soal. Maks = Skor maksimal setiap butir soal. Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah: Tabel 3.10 Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran (Suherman, 2003) Koefisien Indeks Kesukaran Interpretasi Soal terlalu mudah Soal mudah Soal sedang Soal sukar Soal terlalu sukar Hasil uji indeks kesukaran soal tes kemampuan koneksi matematis disajikan pada Tabel 3.11 dan hasil uji daya pembeda soal tes kemampuan

19 57 pemecahan masalah matematis disajikan pada Tabel 3.12, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Anates: Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis Butir Soal Tingkat Kesukaran Tafsiran 1 0,68 Sedang 2 0,77 Mudah 3b 0,54 Sedang 3c 0,57 Sedang 5 0,68 Sedang Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Butir Soal Tingkat Kesukaran Tafsiran 3a 0,49 Sedang 5a 0,38 Sedang 5b 0,47 Sedang 5c 0,38 Sedang 6 0,29 Sukar 2. Lembar Observasi Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung di kelas yang digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga diketahui gambaran umum dari pembelajaran yang terjadi 3. Angket Skala Sikap Angket pada penelitian ini akan diberikan pada siswa untuk diisi, dan diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan. Angket pada penelitian ini terdiri dari peryataan-pernyataan yang kemudian akan dinilai oleh siswa pernyataan mana yang sesuai dengan kata hati siswa mengenai pembelajaran matematika

20 58 interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual mengenai materi peluang. Diharapkan dengan menggunakan instrumen tambahan yaitu angket dan pedoman wawancara peneliti dapat mengetahui sesuatu yang penting yang bersangkutan dengan penelitian ini yang tidak terlihat selama penelitian berlangsung. 4. Jurnal Harian Jurnal harian pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual untuk materi peluang SMA. Dengan adanya jurnal harian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman peneliti untuk melakukan revisi, pada pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual untuk materi peluang, maupun bahan ajar interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual untuk materi peluang itu sendiri. 5. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada siswa sebelum, selama dan setelah pembelajaran yang isinya berkaitan dengan pendekatanmatematika interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual mengenai materi peluang, sehingga dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data.

21 59 F. PROSEDUR PENELITIAN Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini: Identifikasi Masalah Penyusunan Bahan Ajar Penyusunan Instrumen Uji Coba Instrumen Analisis validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Tes Awal (pretes) Kelompok Eksperimen: Pembelajaran matematika interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual Kelompok Kontrol: Pembelajaran matematika dengan konvensional Angket Tes Akhir (postes) Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.3 Bagan Prosedur Penelitian G. TEKNIK ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini merupakan data mentah yang perlu dilakukan pengolahan data sehingga data tersebut menjadi bermakna. Data tersebut akan lebih bermanfaat dan dapat memberikan gambaran tentang

22 60 permasalahan yang diteliti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga memberikan arah untuk menganalisis lebih lanjut. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut untuk menguji hipotesis penelitian. 1. Analisis Data Pretes dan Postes Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan peningkatan koneksi dan pemecahan masalah matematis siswa (indeks gain) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menguji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa data berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov atau uji Shapiro-Wilk. Sedangkan jika hasil pengujian menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji Mann-Whitney. Uji normalitas dilakukan terhadap skor pretes, postes, dan gain dari dua kelompok siswa (kelas eksperimen dan kontrol). Rumusan hipotesis untuk menguji normalitas data adalah: H 0 H 1 : Sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal. : Sampel yang berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian yang digunakan adalah nilai signifikansi (sig.) lebih besar dari 0,05 ( ), maka H 0 diterima; untuk kondisi sebalikanya, H 0 ditolak.

23 61 b. Menguji Homogenitas Varians dari Dua Kelompok Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila kedua kelompok data (sampel) tersebut berasal dari populasi-populasi dengan varians yang sama dinamakan populasi homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan uji F atau Levene s test. Rumusan hipotesis statistik untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok data adalah: H 0 H 1 : Data berasal dari populasi yang homogen. : Data berasal dari populasi yang tidak homogen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah nilai signifikansi (sig.) lebih besar dari 0,05 ( ), maka H 0 diterima; untuk kondisi sebalikanya, H 0 ditolak. c. Uji-t atau Uji-t Uji-t dilakukan untuk menguji perbedaan dua rataan data pretes, postes, dan gain ternormalisasi untuk kedua kemampuan, yaitu kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis siswa. Uji-t dilakukan jika data dari kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Sedangkan uji-t dilakukan jika data dari kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal namun tidak homogen. Tetapi, jika data yang dianalisis berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan uji Mann-Whitney. Hipotesis statistik dalam pengujian perbedaan dua rataan data pretes, antara lain:

24 62 H 0 : Rataan data pretes siswa kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. H 1 : Rataan data pretes kedua kelas berbeda secara signifikan. Hipotesis statistik dalam pengujian perbedaan dua rataan data postes, antara lain: H 0 : Rataan data postes siswa kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. H 1 : Rataan data postes siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol. Hipotesis statistik dalam pengujian perbedaan dua rataan data gain ternormalisasi, antara lain: H 0 : Rataan data gain ternormalisasi siswa kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. H 1 : Rataan data gain ternormalisasi siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol. Melihat hipotesis di atas, untuk uji perbedaan dua rataan data pretes akan dilakukan uji dua pihak, sedangkan uji perbedaan dua rataan data postes dan gain ternormalisasi akan dilakukan uji satu pihak. d. Analisis Data Indeks Gain Ternormalisasi Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis terhadap hasil pretes dan postes. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rataan (average normalized gain) oleh Hake (dalam Meltzer, 2002) yang diformulasikan sebagai berikut.

25 63 Indeks gain tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang diungkapkan oleh Hake (Meltzer, 2002) dalam Tabel Tabel 3.13 Klasifikasi Gain Ternormalisasi Indeks Gain Interpretasi Tinggi Sedang Rendah Gambar 3.4 menunjukkan urutan cara pengolahan data pretes, postes, dan gain ternormalisasi yang disajikan dengan bagan. Analisis Data Pretest dan Posttest Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov atau Uji Shapiro-Wilk Data Berdistribusi Normal Hasil Data Tidak Berdistribusi Normal Uji Homogentitas Varians dari Dua Kelompok Uji Non-Parametrik Mann-Whitney Uji F atau Levene s test Homogen Tidak Homogen Uji-t Uji-t Gambar 3.4 Bagan Prosedur Analisis Data

26 64 2. Analisis Data Angket Angket siswa dibuat dengan skala sikap (Likert). Setiap jawaban diberikan bobot tertentu sesuai dengan jawabannya. Untuk menghitung persentase data digunakan rumus sebagai berikut: f P n 100% Keterangan: P f n = Persentase jawaban. = Frekuensi jawaban. = Banyaknya responden. Penafsirandata angket siswa dilakukan dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan Hendro (Yulianti, 2009). Tabel 3.14 Klasifikasi Data Angket Siswa Presentasi Jawaban Interpretasi Seluruhnya Hampir seluruhnya Sebagian besar Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tak seorang pun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat peningkatan pemahaman matematis dan koneksi matematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model reciprocal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran matematika Knisley

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Dalam penelitian ini kelas eksperimen maupun kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (experimental research). Menurut Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Ruseffendi (Mahuda, 2012) Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Maka dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode penelitian kuasi eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CIRC terhadap peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Baleendah Kabubaten Bandung yang terdiri atas 10 kelas dengan banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan bahan ajar matematika berkarakter yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan disposisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah matematis dan self-regulated learning siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah matematis dan self-regulated learning siswa yang 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-regulated learning siswa yang memperoleh pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pembelajaran matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Ruseffendi (2005: 3) menyatakan bahwa penelitian adalah salah satu cara pencarian kebenaran atau yang dianggap benar untuk memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat model pembelajaran berbasis komputer jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Blado, Batang Jawa Tengah. Penelitian difokuskan pada kelas VIII Semester genap tahun ajaran 2015/2016,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen sebab penelitiannya dilakukan dengan cara mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24 Bandung yang dipilih dengan pertimbangan bahwa siswa kelas satu SMA sudah mengenal

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan sebab-akibat melalui pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pembelajaran melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Karena pada penelitian ini dilakukan implementasi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif, kemudian ingin dilihat dampaknya terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pendekatan pembelajaran MEAs terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Berdasarkan pertimbangan bahwa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik... 45 Tes Koneksi Matematis... 45 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46 Tes Pemecahan Masalah Matematis... 46 Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk suatu penelitian kuasi eksperimen yang menerapkan PBM disertai dengan strategi TAI untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mengkaji peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan spasial matematis melalui pendekatan saintifik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan teknik SOLO/Superitem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua unsur yang dimanipulasikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Arifin (2011: 68), metode eksperimen merupakan cara praktis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan penelitian dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005, hlm. 35), penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self confidence siswa melalui pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok dipilih secara acak, walaupun hanya menurut kelas. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yaitu penelitian yang tidak mengalami pengacakan murni melainkan peneliti menerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005: 32) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen. Menurut Firmansyah (008: 19), metode eksperimen adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2007: 117), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena subjek pada penelitian ini tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah 24 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian quasi eksperimen, dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Diagram desain penelitian adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan variabel bebas yaitu perlakuan yang diberikan kepada siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pembelajaran model generatif dengan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah keseluruhan subyek dalam suatu penelitian. Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 3 Garut. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi Eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hal ini disebabkan karena subjek yang akan diteliti merupakan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan peningkatan sebuah treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Karena dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penulis ingin melihat langsung kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen dibedakan menjadi 4, yaitu Pre-Experimental Design, eksperimen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari 6 kelas jurusan manajemen (Akuntansi, Pemasaran dan Perkantoran).

METODE PENELITIAN. terdiri dari 6 kelas jurusan manajemen (Akuntansi, Pemasaran dan Perkantoran). 0 III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKN 1 Bandar Lampung yang terdiri dari 6

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif tipe eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Pretest- Postest,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk: 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen, pada kuasi eksperimen subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, variabel penelitian, subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, juga instrumen penelitian,

Lebih terperinci