BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Dalam penelitian ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak dikelompokkan secara acak, melainkan menerima subjek sampel apa adanya, yaitu dalam bentuk kelas-kelas yang sudah terbentuk sebelumnya. Desain penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut: O X O O O (Borg dan Gall, 1989: 690) Keterangan: O = Pretes dan postes = Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dibentuk secara acak X = Perlakuan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan konvensional. Selain itu tujuan lainnya dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan soft skill siswa yang mendapat model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan konvensional. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang memiliki kemampuan yang homogen dan materi pembelajaran matematika yang sama. Materi dalam penelitian ini adalah Kubus dan Balok. Kedua kelas dibandingkan dengan memberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual, sedangkan

2 37 pada kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Langkahlangkah dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan sekolah tempat penelitian, yaitu SMP BPI Bandung. 2. Setelah sekolah ditentukan, selanjutnya dipilih dua kelas yang kemampuannya homogen, yaitu kelas VIII C dan VIII D yang kemudian disebut kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan kelas eksperimen atau kelas kontrol dilakukan dengan cara undian. 3. Menentukan materi pelajaran, yaitu Kubus dan Balok. 4. Mengadakan pretes kepada masing-masing kelas untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi Kubus dan Balok. 5. Melaksanakan pembelajaran materi Kubus dan Balok pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual, dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional selama 6 pertemuan (12 jam pelajaran). 6. Memberikan postes kepada masing-masing kelas untuk mengetahui kemampuan akhir siswa tentang materi Kubus dan Balok. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP BPI Bandung. Peneliti akan melakukan penelitian pada dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan pendekatan kontekstual disertai model pembelajaran Mood CURDER. Kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan perlakuan pembelajaran matematika dengan konvensional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas dari empat kelas yang ada di SMP BPI Bandung yang mempunyai karakteristik dan kemampuan homogen, yaitu kelas VIII C dan kelas VIII D yang masing-masing disebut sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan kelas VIII sebagai sampel dengan pertimbangan:

3 38 1. Pemilihan tingkat kelas disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dalam hal ini kelas yang dipilih kelas VIII karena siswa kelas VIII sudah terbiasa dengan pembelajaran di tingkat SMP dan diharapkan dapat lebih mandiri dibandingkan siswa kelas VII. Siswa kelas VIII dianggap lebih cocok untuk menjadi sampel dalam penelitian ini karena dalam waktu 1 tahun ke depan siswa tersebut harus mempersiapkan diri secara akademik dan mental untuk menghadapi ujian nasional. 2. Terdapat beberapa materi yang diperkirakan cocok diterapkan dengan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual untuk mengetahui kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta soft skill siswa. C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual. 2. Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta soft skill. D. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan empat buah instrumen yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes antara lain tes komunikasi matematis siswa dan tes kemampuan penalaran matematis siswa. Sedangkan, instrumen non-tes, antara lain lembar observasi, dan angket untuk mengetahui soft skill siswa. 1. Soal Pretes dan Postes a. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

4 39 Tes ini berupa uraian, yang soalnya terdiri dari soal-soal komunikasi matematis. Soal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual mengenai materi Kubus dan Balok. Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Skor Menulis Menggambar Ekspresi Matematika 0 Tidak ada jawaban Gambar yang diberikan menunjukkan bahwa tidak memahami konsep Gambar tersebut tidak berarti apaapa 1 Hanya sedikit dari penjelasan konsep, ide atau situasi dari suatu gambar, yang diberikan dengan kata-kata sendiri dalam bentuk penulisan kalimat secara matematis yang benar 2 Penjelasan konsep, ide atau situasi dari suatu gambar, yang diberikan dengan kata-kata sendiri dalam bentuk penulisan kalimat secara matematis masuk akal namun hanya sebagian yang benar 3 Penjelasan konsep, ide atau situasi dari suatu gambar, yang diberikan dengan kata-kata sendiri dalam bentuk penulisan kalimat matematika masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat kesalahan bahasa 4 Penjelasan konsep, ide atau Hanya sedikit dari gambar, diagram, atau tabel yang benar Melukiskan diagram, gambar, atau tabel namun kurang lengkap dan benar Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar Hanya sedikit dari model matematika yang benar Membuat model Matematika dengan benar, namun salah mendapatkan solusi Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap

5 40 situasi dari suatu gambar yang diberikan dengan kata-kata dalam bentuk penulisan kalimat secara matematik masuk akal dan jelas, serta tersusun secara logis Diadaptasi dari Cai, Lane dan Jakabcsin (1996) b. Tes Kemampuan Penalaran Matematis Tes ini berupa uraian, yang soalnya terdiri dari soal-soal penalaran. Soal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran siswa setelah mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual mengenai materi Kubus dan Balok. Pedoman penskoran tes kemampuan penalaran matematis yang akan digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis Skor Indikator 0 Tidak menjawab pertanyaan/menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan/tidak ada yang benar. 1 Hanya sebagian dari penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan dalam menyelesaikan soal, mengikuti argumenargumen logis, dan menarik kesimpulan logis, dijawab dengan benar. 2 Hampir semua dari penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta dan hubungan dalam menyelesaikan soal, mengikuti argumenargumen logis, dan menarik kesimpulan logis, dijawab dengan benar. 3 Semua penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta dan hubungan dalam menyelesaikan soal, mengikuti argumen-argumen logis, dan menarik kesimpulan logis, dijawab dengan lengkap dan benar. Diadaptasi dari Cai, Lane dan Jakabcsin (1996) Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan pada sekolah lain. Uji coba instrumen ini dilakukan kepada siswasiswa yang sudah mempelajari materi Kubus dan Balok. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas IX SMP KP 2 Baleendah pada tanggal 6 Maret Setelah dianalisis data hasil uji coba diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada soal

6 41 sukar, oleh karena itu instrumen diperbaiki kemudian dikonsultasikan dengan ahlinya. Setelah disetujui ahlinya, instrumen diuji coba lagi untuk yang kedua kalinya pada siswa yang sama saat uji coba pertama pada tanggal 9 Maret Data yang diperoleh dari uji coba instrumen tersebut dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen tersebut dengan menggunakan program Anates Versi Seluruh perhitungan dengan menggunakan program tersebut dapat dilihat pada Lampiran B. Selengkapnya proses penganalisisan data hasil uji coba instrumen meliputi hal berikut ini: 1) Analisis Validitas Soal Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 2003). Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu (Suherman, 2003). a. Validitas isi dan validitas muka Instrumen tes komunikasi dan penalaran dikonsultasikan kepada ahlinya untuk mengetahui validitas isi dan validitas muka, yaitu berkenaan dengan ketepatan alat ukur pada materi yang diujikan, kesesuaian antara indikator dan butir soal,serta kejelasan bahasa atau gambar dalam soal. b. Validitas empirik Instrumen yang digunakan pada penelitian ini perlu dilakukan uji validitas. Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal dalam mengukur apa yang seharusnya diukur dengan butir soal tersebut (Sudijono, 2007). Perhitungan validitas butir soal dilakukan dengan program Anates Versi Interpretasi yang lebih rinci mengenai perhitungan tersebut dibagi ke dalam kategori-kategori seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3

7 42 Klasifikasi Koefisien Validitas (Suherman 2003) Koefisien Validitas Interpretasi Sangat tinggi Tinggi (baik) Sedang (cukup) Rendah (kurang) Sangat rendah Tidak valid Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil uji validitas untuk tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis dapat diinterpretasikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.4 Interpretasi Uji Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Nomor Soal Korelasi Interpretasi Validitas Signifikansi 1 0,860 Tinggi Sangat Signifikan 2 0,848 Tinggi Sangat Signifikan 3 0,763 Tinggi Sangat Signifikan 4 0,801 Tinggi Sangat Signifikan 5 0,773 Tinggi Sangat Signifikan 6 0,726 Tinggi Sangat Signifikan Tabel 3.5 Interpretasi Uji Validitas Tes Kemampuan Penalaran Matematis Nomor Soal Korelasi Interpretasi Validitas Signifikansi 1 0,845 Tinggi Sangat Signifikan 2 0,732 Tinggi Sangat Signifikan 3 0,827 Tinggi Sangat Signifikan 4 0,733 Tinggi Sangat Signifikan 5 0,656 Sedang Signifikan 6 0,658 Sedang Signifikan Tabel 3.4 dan 3.5 di atas menunjukkan bahwa enam butir soal kemampuan komunikasi dan empat butir soal kemampuan penalaran mempunyai validitas tinggi. Hal ini berarti semua soal tersebut mempunyai validitas yang baik dan untuk kriteria signifikansi dari korelasinya semua soal sangat signifikan.

8 43 Sedangkan untuk dua butir terakhir soal kemampuan penalaran mempunyai validitas sedang dan berarti kedua soal tersebut mempunyai validitas yang sedang dan untuk kriteria signifikansi dari korelasinya kedua soal tersebut signifikan. 2) Analisis Reliabilitas Soal Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukuran yang diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh perilaku, situasi, dan kondisi. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel (Suherman, 2003). Peneliti menggunakan program Anates Versi untuk menghitung koefisien reliabilitas seperti pada perhitungan validitas butir soal. Tingkat reliabilitas dari soal uji coba didasarkan pada klasifikasi Guilford (Suherman, 2003), yaitu sebagai berikut Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,90 < 1,00 Sangat tinggi 0,70 < 0,90 Tinggi 0,40 < 0,70 Sedang (cukup) 0,20 < 0,40 Rendah < 0,20 Sangat rendah Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil uji reliabilitas untuk tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis dapat diinterpretasikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Kemampuan Koefisien Reliabilitas Interpretasi Komunikasi 0,92 Sangat Tinggi Penalaran 0,86 Tinggi

9 44 Tabel 3.7 menunjukkan bahwa reliabiltas tes kemampuan komunikasi termasuk dalam kategori sangat tinggi dan untuk tes kemampuan penalaran termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti kedua instrumen ini reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur. 3) Analisis Indeks Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan derajat kesukaran suatu butir soal disebut indeks kesukaran (Suherman, 2003). Koefisien indeks kesukaran untuk setiap butir soal dihitung dengan menggunakan program Anates Versi Indeks kesukaran yang paling banyak digunakan, diklasifikasikan sebagai berikut (Suherman, 2003) Tabel 3.8 Klasifikasi koefisien indeks kesukaran Koefisien Indeks Kesukaran Klasifikasi IK = 1,00 Soal terlalu mudah 0,70 IK< 1,00 Soal mudah 0,30 IK< 0,70 Soal sedang 0,00 <IK< 0,30 Soal sukar IK = 0,00 Soal terlalu sukar Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil uji tingkat kesukaran untuk tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis dapat diinterpretasikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Tes kemampuan Komunikasi Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,36 Sedang 2 0,36 Sedang 3 0,53 Sedang 4 0,58 Sedang 5 0,65 Sedang

10 45 6 0,18 Sukar Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Tes kemampuan Penalaran Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,32 Sedang 2 0,42 Sedang 3 0,38 Sedang 4 0,50 Sedang 5 0,62 Sedang 6 0,19 Sukar Tabel 3.9 dan 3.10 menunjukkan bahwa soal kemampuan komunikasi dan penalaran matematis butir pertama sampai dengan butir kelima termasuk dalam kategori soal dengan tingkat kesukaran yang sedang, sedangkan pada butir keenam untuk masing-masing tes termasuk dalam kategori soal yang sukar. 4) Analisis Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai atau berkemampuan rendah (Suherman, 2003). Daya pembeda masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan progam Anates Versi Adapun kriteria pengklasifikasian yang banyak digunakan sebagai ketentuan penafsiran koefisien daya pembeda setiap butir soal adalah sebagai berikut (Suherman, 2003) Tabel 3.11 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda Interpretasi Sangat baik Baik Cukup Jelek Sangat jelek

11 46 Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil uji daya pembeda untuk tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis dapat diinterpretasikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.12 Daya Pembeda Tes kemampuan Komunikasi Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,44 Baik 2 0,44 Baik 3 0,52 Baik 4 0,39 Cukup 5 0,43 Baik 6 0,36 Cukup Tabel 3.13 Daya Pembeda Tes kemampuan Penalaran Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,39 Cukup 2 0,48 Baik 3 0,39 Cukup 4 0,32 Cukup 5 0,39 Cukup 6 0,30 Cukup Tabel 3.12 terlihat bahwa pada butir soal kesatu, kedua, ketiga dan kelima termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang baik sedangkan pada butir soal keempat dan keenam termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang cukup baik. Oleh karena itu, instrumen tersebut dapat digunakan untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Tabel 3.13 terlihat bahwa pada butir soal kedua termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang baik sedangkan pada butir soal lainnya termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang cukup baik. Oleh karena itu, instrumen tersebut dapat digunakan untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. 2. Lembar Observasi Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas dari pembelajaran dengan model

12 47 pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga diketahui gambaran umum dari pembelajaran yang terjadi. Tujuan dari diadakannya lembar observasi ini adalah untuk memberikan refleksi pada proses pembelajaran, agar pembelajaran berikutnya dapat menjadi lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Observer dalam penelitian ini adalah guru matematika SMP BPI Bandung. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru disajikan dalam Lampiran B. 3. Angket Soft Skill Angket soft skill pada penelitian ini akan diberikan pada siswa untuk diisi, dan diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Angket pada penelitian ini terdiri dari peryataan-pernyataan yang kemudian akan dinilai oleh siswa pernyataan mana yang sesuai dengan kata hati siswa untuk mengetahui soft skillnya. Angket yang digunakan untuk mengukur soft skill adalah angket skala sikap Likert. Jawaban dari pernyataan angket skala likert ada lima, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Untuk menghindari kecenderungan siswa memilih netral karena tidak berani memihak, maka poin netral dihilangkan, sehingga angket yang digunakan empat skala yaitu setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Angket soft skill ini terdiri dari 30 butir pernyataan, secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B. Sebelum digunakan dalam penelitian ini, angket tersebut diuji coba keterbacaan oleh 5 siswa kelas VIII SMP KP 2 Baleendah pada tanggal 6 maret E. Pengembangan Bahan Ajar Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar matematika dengan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual yang akan digunakan di kelas eksperimen. Sedangkan bahan ajar yang digunakan di kelas kontrol adalah bahan ajar dengan pembelajaran konvensional. Bahan ajar

13 48 yang dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Bahan ajar yang digunakan pada kelas eksperimen akan dibuat sesuai dengan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual yang isinya memuat materi Kubus dan Balok. Bahan ajar yang disusun diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta soft skill siswa. Dalam menyusun bahan ajar, peneliti menyesuaikan bahan ajar dengan LKK yang digunakan dalam pembelajaran melalui pertimbangan ahli. RPP dan LKK dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran A. F. Prosedur Penelitian Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini: Identifikasi Masalah Penyusunan Bahan Ajar Uji Coba Instrumen Penyusunan Instrumen

14 49 Analisis Validasi, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pelaksanaan Penelitian Tes Awal Kelompok Eksperimen dengan Model Pembelajaran Mood CURDER dengan Pendekatan Kontekstual Kelompok Kontrol dengan Pembelajaran Konvensional Tes Akhir dan Angket Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1 Prosedur Penelitian G. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini merupakan data mentah yang perlu dilakukan pengolahan data sehingga data tersebut menjadi bermakna. Data tersebut akan lebih bermanfaat dan dapat memberikan gambaran tentang permasalahan yang diteliti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga memberikan arah untuk menganalisis lebih lanjut. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes dan peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa (indeks gain) serta data angket soft skill dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menguji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil pengujian

15 50 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Sedangkan jika hasil pengujian menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji Mann-Whitney. Uji normalitas dilakukan terhadap skor pretes dan gain dari dua kelompok siswa (kelas eksperimen dan kontrol). Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi b. Menguji Homogenitas Variansi Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila kedua kelompok data (sampel) tersebut berasal dari populasi-populasi dengan varians yang sama dinamakan populasi homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene s test dengan bantuan program SPSS versi c. Uji Beda Dua Kelompok Jika data kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen digunakan statistik uji-t (Independent-samples t test). Tetapi, jika data yang dianalisis tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan uji Mann-Whitney. Uji-t dilakukan dengan bantuan program SPSS d. Analisis Data Indeks Gain Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis terhadap hasil pretes dan postes. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata (average normalized gain) oleh Meltzer (2002) yang diformulasikan sebagai berikut. Indeks gain tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang diungkapkan oleh Hake (Meltzer, 2002) dalam Tabel Tabel 3.14 Klasifikasi Gain Ternormalisasi Indeks Gain Interpretasi Tinggi Sedang

16 51 Rendah Urutan cara pengolahan data pretes dan gain ternormalisasi disajikan di bawah ini. Analisis Data Pretes dan Gain Ternormalisasi Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Data tidak berdistribusi normal Data berdistribusi normal Uji Non-Parametrik Mann-Whitney Uji Homogenitas Varians dari Dua Kelompok dengan Levene s test Tidak homogen Homogen Uji-t Uji-t e. Analisis Data Angket Soft Skill Gambar 3.2 Bagan Prosedur Analisis Data Data hasil angket soft skill diberikan poin untuk setiap pernyataan, yaitu 1 (STS), 2 (TS), 3 (S), 4 (SS) untuk pernyataan positif, sebaliknya akan diberi skor 1 (SS), 2 (S), 3 (TS), 4 (STS) untuk pernyataan negatif. Telah dikatakan sebelumnya bahwa angket yang digunakan untuk mengukur soft skill adalah

17 52 angket skala sikap Likert dengan data yang dihasilkan berupa data dengan skala ordinal. Untuk menghitung persentase data digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: P f n = Persentase jawaban. = Frekuensi jawaban. = Banyaknya responden. Penafsiran data angket siswa dilakukan dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan Hendro (Yulianti, 2009). Tabel 3.15 Klasifikasi Gain Data Angket Soft Skill Presentasi Jawaban Interpretasi Seluruhnya Hampir seluruhnya Sebagian besar Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tak seorang pun Untuk pengujian hipotesisnya, karena data hasil angket soft skill adalah data dengan skala ordinal maka dilakukan uji Mann-Whitney, dan untuk pengklasifikasian tinggi dan rendahnya soft skill siswa, rentang skor dihitung dengan menetapkan lebar interval menggunakan rumus sebagai berikut (Azwar, 2008): Keterangan: Skor tertinggi Skor terendah Jumlah kategori : jumlah pernyataan x skor tertinggi : jumlah pernyataan x skor terendah : jumlah kategori jawaban Tinggi rendahnya hasil penilaian soft skill dikategorikan sebagai tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena pernyataan berjumlah 30, jumlah pilihan jawaban

18 53 4, maka skor tertinggi 4x30=120 dan skor terendah 1x30=30. Lebar interval dihitung sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, peneliti mengkategorikan soft skill rendah, sedang dan tinggi dengan rentang skor masing-masing: 30-59, 60-89, f. Analisis Data Lembar Observasi Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual. Hasil akhir dari pengolahan data ini merupakan persentase tiap aspek aktivitas berdasarkan kecerdasan yang merupakan hasil pengamatan seluruh pertemuan. Persentase pada suatu aktivitas dihitung dengan: Keterangan: P = Persentase (%) aktivitas guru atau siswa. Q = Skor total pengamatan aktivitas seluruh pertemuan. R = Skor maksimum setiap aspek aktivitas dari seluruh pertemuan, yaitu 24. H. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian Langkah-langkah persiapan penelitian yang dilakukan peneliti adalah: a. Diawali dengan kegiatan dokumentasi teoritis, yaitu melakukan kajian literatur terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mood CURDER dan pendekatan kontekstual serta pembahasan mengenai kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta soft skill siswa. Hasil dari kajian ini berbentuk proposal penelitian.

19 54 b. Seminar Proposal di Sekolah Pascasarjana UPI, dilanjutkan dengan perbaikan proposal penelitian. c. Pembuatan bahan ajar dan instrumen penelitian yang terdiri dari soal tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa, angket soft skill, dan lembar observasi. d. Melakukan uji coba soal tes di SMP KP 2 Baleendah Bandung. e. Permohonan izin penelitian kepada Rektor melalui Direktur Sekolah Pascasarjana UPI dan permohonan izin penelitian kepada Kepala SMP BPI 1 Bandung. f. Setelah disetujui dan diterima oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan, penulis langsung terjun ke lapangan melaksanakan penelitian. 2. Pelaksanaan Penelitian Tahap pertama setelah persiapan penelitian memadai, dilanjutkan dengan pemilihan dua kelas sampel penelitian dari empat kelas yang ada dan terpilih yaitu kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen dan VIII-D sebagai kelas kontrol. Tahap kedua yaitu pelaksanaan pretes untuk soal tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis. Pada penelitian ini, peneliti sendiri yang berperan sebagai guru yang memberikan materi pelajaran pada kedua kelas tersebut. Selama pelaksanaan pembelajaran, kedua kelas mendapatkan perlakuan yang sama dalam hal materi pelajaran yang diajarkan dan jumlah jam pelajaran yang diberikan. Pelaksanaan pembelajaran dengan model Mood CURDER dan pendekatan kontekstual dilakukan sebanyak enam kali pertemuan, dimana satu kali pertemuan sama dengan 2 jam pelajaran, dan 1 jam pelajaran sama dengan 40 menit. Selama proses pembelajaran, siswa kelas eksperimen dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa, dan dalam kelompok kecil tersebut dibagi lagi menjadi 2 pasangan. Pada setiap pembelajaran yang berlangsung di kelas eksperimen dilakukan observasi terhadap kegiatan guru dan siswa yang dilakukan oleh guru

20 55 matematika di sekolah tersebut. Tahap ketiga yaitu pelaksanaan postes pada kedua kelas tersebut. Setelah postes dilakukan, siswa diminta untuk mengisi angket soft skill.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat peningkatan pemahaman matematis dan koneksi matematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi Eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran kooperatif teknik tari bambu yang disertai dengan LKS pemecahan masalah terhadap kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (experimental research). Menurut Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Strategi think-talk-write dan pembelajaran konvensional sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yaitu penelitian yang tidak mengalami pengacakan murni melainkan peneliti menerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model reciprocal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan peningkatan sebuah treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk suatu penelitian kuasi eksperimen yang menerapkan PBM disertai dengan strategi TAI untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah 24 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen, sebab dalam penelitian ini peneliti tidak memilih siswa secara acak untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pembelajaran matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimen yang melibatkan dua katagori kelas sampel yang setara yaitu, kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas-kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CIRC terhadap peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain kuasieksperimen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005: 32) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self confidence siswa melalui pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan bahan ajar matematika berkarakter yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan disposisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Arifin (2011: 68), metode eksperimen merupakan cara praktis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah penyelidikan yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Baleendah Kabubaten Bandung yang terdiri atas 10 kelas dengan banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok kontrol pretes-postes. Diagram desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatam keterampilan proses matematis terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi keadaan subjek diterima sebagaimana adanya. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Ruseffendi (Mahuda, 2012) Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Maka dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur secara sengaja sehingga terdapat suatu kondisi yang dimanipulasi. Menurut Ruseffendi (2005

Lebih terperinci

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik... 45 Tes Koneksi Matematis... 45 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46 Tes Pemecahan Masalah Matematis... 46 Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan generalisasi matematis siswa setelah menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Terlihat dari judul penelitian ini akan dilakukan secara experiment. Dimana penelitian eksperimen mengambil sampel secara acak murni, namun pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24 Bandung yang dipilih dengan pertimbangan bahwa siswa kelas satu SMA sudah mengenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian quasi eksperimen, dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Diagram desain penelitian adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini menguji pendekatan Brain-Based Learning dan pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematis serta motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran matematika Knisley

Lebih terperinci

Keterkaitan antara tingkat kemampuan siswa (KAM) dengan pembelajaran yang diberikan disajikan pada rancangan ANOVA yang digunakan di bawah ini.

Keterkaitan antara tingkat kemampuan siswa (KAM) dengan pembelajaran yang diberikan disajikan pada rancangan ANOVA yang digunakan di bawah ini. 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengukuran kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengukuran kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran ARIAS. Pengukuran kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Ruseffendi (2005: 3) menyatakan bahwa penelitian adalah salah satu cara pencarian kebenaran atau yang dianggap benar untuk memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN O X O

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN O X O BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perl akuan untuk mengetahui hubunngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena peneliti melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena peneliti melakukan perlakuan kepada subjek penelitian untuk selanjutnya ingin diketahui pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh pembelajaran geometri dengan Wingeom dalam peningkatan kemampuan spasial dan penalaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental research), yaitu penelitian yang melihat hubungan sebab akibat dimana perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan sebab-akibat melalui pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

0 X

0 X BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Russefendi (2010: 35), seperti halnya metode eksperimen, metode kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan teknik SOLO/Superitem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode penelitian kuasi eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran aktif (active learning)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan penelitian dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan diuraikan mengenai subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, metode dan desain penelitian, juga instrumen penelitian baik tes maupun non tes.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini untuk membandingkan kemampuan literasi matematis level 3 dan self-efficacy siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan dua kelompok sampel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan dua kelompok sampel yaitu 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan dua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Ruseffendi (2005:35) penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok dipilih secara acak, walaupun hanya menurut kelas. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pembelajaran melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kedua kelas tersebut mendapat perlakuan

Lebih terperinci