KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3. Subdirektorat Penanganan B3. LAPORAN Rapat Pembahasan Data Chlorinated Parraffin

Transkripsi

1 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3 Subdirektorat Penanganan B3 LAPORAN Rapat Pembahasan Data Chlorinated Parraffin Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DKI Jakarta 17 Mei 2017 oleh : Rosalind R Salindeho F Binsar Tumindi Sri Mulyani

2 I. Pelaksanaan Rapat. Rapat merupakan tindak lanjut dari permohonan data impor chlorinated paraffin yang disampaikan melalui surat nomor S.986/PB3/PB3/PLB.1/4/2017 pada tanggal 28 April Rapat dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 18 Mei 2017 di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Direktorat Informasi Kepabenan dan Cukai Pertemuan dilaksanakan di Gedung Kalimantan lantai 4 menemui perwakilan Direktorat Informasi Kepabenan dan Cukai yaitu bapak M Dian Anhar (Kasi Analisa dan Layanan Data) dan Ricky Nasution (Staf) dengan pokok bahasan sebagai berikut: Kasi Pembatasan 1. Perkenalan anggota tim KLHK serta maksud dan tujuan kegiatan. 2. Pemaparan mengenai Direktorat Pengelolaan B3, serta tusi Sub Direktorat Penanganan B3 dan Seksi Pembatasan. Selain itu disampaikan juga keterkaitan kerja Seksi Pembatasan terhadap Konvensi Rotterdam dan Stockholm. 3. B3 yang baru pertama kali diproduksi dan diimpor ke Indonesia harus diregistrasi. 4. Penyampaian bahan dan kode 10 HS code untuk SCCP dan profiling/peta B3 yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 dan Pada profiling sebelumnya belum didapat data untuk SCCP yang melatarbelakangi permintaan data untuk impor chlorinated paraffin untuk memperkaya data perusahaan pengimpor, jumlah, negara, dan jenis chlorinated paraffin. 5. Perlunya diskusi internal dalam penetapan lartas B3 yang akan dibatasi Kasi Analisa dan Layanan Data 1. Sudah berlakunya BTKI 2017 dengan kode 8 digit sejak 1 Maret Kode HS daat berbeda dengan barang sebenarnya karena adanya interpretasi masing masing HS kode dari 10 digit ke 8 digit. Selain itu adanya ketidaktahuan dari pemilik

3 barang untuk kode HS karena kode HS sendiri juga bersifat kepatuhan dari perusahaan yang merupakan self assesment bukan official assesment. 3. Pemaparan data impor chlorinated paraffin. Negara yang mengimpor chlorinated paraffin antara lain India, Taiwan, UK, Thailand, Afrika Selatan, dan sebagainya. Data lengkap akan disampaikan setelah perapian data. 4. Untuk barang yang akan diatur, jika HS tersebut tidak masuk di INSW maka akan diloloskan oleh Bea Cukai. Informasi lebih lanjut mengenai Lartas dapat dikomunikasikan dengan Pak Johan (Seksi Lartas) di Direktorat Teknis Kepabeanan dan Cukai. 5. Terkait lartas untuk B3 yang dibatasi diharapkan dapat berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai. Direktorat Teknis Kepabenan dan Cukai Pertemuan dilaksanakan di Gedung Kalimantan lantai 10 menemui perwakilan Direktorat Teknis Kepabenan dan Cukai yaitu Ibu R Elha Salhah (staf seksi Lartas) dengan pokok bahasan sebagai berikut: Kasi Pembatasan 1. Perkenalan anggota tim KLHK serta maksud dan tujuan kegiatan. 2. Pemaparan mengenai Direktorat Pengelolaan B3, serta tusi Sub Direktorat Penanganan B3 dan Seksi Pembatasan. Selain itu disampaikan juga keterkaitan kerja Seksi Pembatasan terhadap Konvensi Rotterdam dan Stockholm. 3. Banyaknya B3 berbahaya yang masih lolos bea cukai. 4. Usulan keterlibatan KLHK dalam kegiatan bea cukai di pelabuhan Ibu Elha Salhah 1. Untuk B3 yang akan dibatasi agar diusulkan bersama dengan lartasnya dalam bentuk Peraturan Menteri. Karena misalnya pada PP 74 tahun 2001 belum memuat uraian jenis barang yang lebih spesifik dan Kode HS untuk barang tersebut. 2. Peraturan Menteri harus disampaikan ke Kementerian Keuangan dan Bea Cukai. Selanjutnya Bea Cukai akan mengeluarkan Keputusan Kementerian Keuangan (KMK) yang didalamnya terdapat pernyataan mulai berlakunya peraturan menteri. Hal ini diatur

4 dalam PMK 224 tahun Permen tersebut akan memberlakukan LARTAS nya selama peraturan tersebut belum direvisi. Apabila direvisi harus mengajukan kembali. 3. Informasi terkait HS Code dan lartas juga dapat dilihat pada INTR Indonesia National Trade Repository ( 4. Keterlibatan KLHK dalam pada kegiatan bea cukai di pelabuhan bisa namun untuk kegiatan yang tidak rutin, karena dikhawatirkan adanya dwelling time yang bisa mengganggu pengeluaran barang dari pelabuhan. Rekomendasinya adalah pengawasan langsung ke Industri.

5 II. TINDAK LANJUT, SARAN DAN REKOMENDASI 1. Direktorat Informasi Kepabenan dan Cukai akan menyerahkan data impor CP ke KLHK 2. Rapat internal pembahasan profiling SCCP dari data bea cukai dan LARTAS B3 yang dibatasi.

6 Lampiran Gambar 1 Pertemuan dengan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Gambar 1 Pertemuan dengan Direktorat Teknis Kepabeanan dan Cukai