BAB III METODOLOGI PENILITAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENILITAN"

Transkripsi

1 19 BAB III METODOLOGI PENILITAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan teliti. Untuk memenuhi dan mencapainya tujuan tersebut maka dibutuhkan metode pelaksanaan yang tepat, dengan mempertimbangkan bahwa suksesnya suatu pekerjaan sangat bergantung kepada penyusunan pendekatan metodologi penelitian dan implementasi yang telah diterapkan dalam mempersiapkan dan mengeksekusi pekerjaan tersebut. Maka metodologi pelaksanaan kerja yang di gunakan dalam menjawab masalah kebutuhan jaringan telekomunikasi data di Kementerian Dalam Negeri sebagai berikut :

2 20 START IDENTIFIKASI MASALAH ALTERNATIF SOLUSI DESAIN JARINGAN SIMULASI DESAIN JARINGAN IMPLEMENTASI END Gambar 3.1 Diagram alur pelaksanaan kerja 3.2 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan penjelasan pasal 82 ayat (2) menyebutkan Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan dengan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem jaringan komunikasi data yang efisien dan efektif agar dapat di terapkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka, untuk kelancaran pelaksanaan pemutakhiran Data Kependudukan, Penerbitan NIK, dan penerapan KTP Elektronik diperlukan penyedian jaringan komunikasi data untuk konsolidasi data kependudukan.

3 21 Dalam proses kegiatan pelaksanaan pemutakhiran data administrasi kependudukan (SIAK, SIAK Konsolidasi dan KTP Elektronik), infrastruktur jaringan komunikasi data menjadi salah satu penentu utama keberhasilan dari proses pemutakhiran data kependudukan. Pada saat ini, perkembangan dunia teknologi telekomunikasi semakin terus berkembang ke arah yang lebih modern dan lebih canggih. MPLS (Multi Protocol Label Switch) VPN IP merupakan salah satu teknologi jaringan komunikasi data any to any connection yang digunakan oleh PT. Telkom Indonesia yang dapat mendukung kombinasi dari autentifikasi, integrasi, control akses dan kerahasiaan dalam proses pengiriman data kependudukan. Untuk tetap menjamin kenyamanan dan keamanan dari jaringan MPLS VPN IP ini, perlu dilakukan cara penanganan yang cepat dan tepat jika terjadi gangguan pada layanan MPLS VPN IP. 3.3 ALTERNATIF SOLUSI Dalam proses implementasi pelaksanaan pemutakhiran data administrasi kependudukan (SIAK, SIAK Konsolidasi dan KTP Elektronik), infrastruktur jaringan komunikasi data menjadi salah satu penentu utama keberhasilan dari proses pemutakhiran data kependudukan. Infrastruktur jaringan komunikasi data berfungsi untuk menghubungkan tempat perekaman data kependudukan di 267 Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta, Kecamatan (diluar Kecamatan Pemekaran), 345 Kecamatan pemekaran, 508 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota, 34 Provinsi dengan Data Center dan DRC Batam, serta dari Data Center dengan DRC (Disaster Recovery Center) Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Maka dari itu, untuk menunjang pemutakhiran data kependudukan diperlukannya topologi infrastruktur jaringan komunikasi data yang baru yang lebih efisien dengan menggunakan teknologi MPLS VPN IP. Gambaran topologi infrastruktur jaringan komunikasi data Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut ini :

4 22 Gambar 3.2 Topologi Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data E-KTP Sedangkan untuk detail dari topologi infrastruktur jaringan komunikasi data yang baru pada Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil, seperti pada gambar 3.4 dibawah ini : Gambar 3.3 Detail Topologi Umum Jaringan Komunikasi Data E-KTP

5 23 SIAK Konsolidasi dan KTP Elektronik pada dasarnya merupakan aplikasi pelayanan administrasi kependudukan bagi penduduk yang berfungsi secara kontinyu, berkesinambungan dan terpadu. Dari aplikasi tersebut, hasil perekaman data kependudukan di setiap link pelayanan dikirimkan melalui jaringan komunikasi data secara online ke Data Center Ditjen. Dukcapil, untuk mereplikasi semua database SIAK dari kabupaten/kota ke satu database pusat di Jakarta dan proses identifikasi ketunggalan terhadap setiap data biometrics penduduk. Pada umumnya data KTP Elektronik yang mengalir dari link pelayanan ke Data Center ukurannya cukup besar. Setiap record data penduduk yang dikirimkan berisi antara lain image seluruh sidik jari, iris mata dan foto wajah dengan metode pengiriman data yang berlangsung secara real-time ataupun secara batch, sehingga untuk itu dibutuhkan infrastruktur jarkomdat yang handal dan dapat memenuhi hal-hal teknis sebagai berikut : Memiliki jaminan stabilitas ketersediaan layanan Availability; Memiliki Quality of Service (QoS) untuk jenis data kritikal Quality; Memiliki tingkat keamanan yang tinggi Security; Untuk dapat memenuhi kebutuhan teknis jaringan dari proses pemutakhiran data kependudukan KTP Elektronik seperti tersebut di atas, maka dipilih alternatif solusi teknis jaringan komunikasi data dengan menggunakan teknologi VPN IP MPLS seperti pada gambar 3.3 dan 3.4 tentang topologi infrastruktur jaringan komunikasi data. Link Akses di seluruh lokasi kantor Provinsi, Dinas Dukcapil Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan diutamakan menggunakan link akses berbasis terresterial (fiber optic, kabel tembaga atau radio microwave), dimana link akses berbasis VSAT atau Jaringan Seluler dengan APN (Access Point Name) tersendiri diposisikan sebagai solusi alternatif. Untuk Link Backhaul di DC MMU, DC Kalibata dan DRC Batam maupun Link yang menghubungkan DC MMU, DC Kalibata dengan DRC Batam satu dengan lainnya diwajibkan menggunakan media fiber optic (fo).

6 DESAIN JARINGAN KOMUNIKASI DATA Teknologi VPN IP MPLS adalah teknologi komunikasi data any to any connection berbasis IP MPLS (Multi Protocol Label Switching) dengan menggunakan hardware Cisco System. Teknologi ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi komunikasi data melalui leased line maupun teknologi VPN berbasis frame relay. VPN IP merupakan suatu teknologi yang dibangun di atas arsitektur jaringan terpadu yang secara dinamis dapat mengenali jenis aplikasi enterprise untuk memperoleh layanan sekuriti antar node layanan, performansi yang unggul dan ketersediaan yang dapat di andalkan (end to end security, performance dan availability). Dalam memenuhi persyaratan teknis dari jaringan komunikasi data untuk proses pemutakhiran data kependudukan sebagaimana yang sudah di tetapkan, teknologi VPN IP MPLS merupakan solusi sangat praktis bagi kantor cabang yang memerlukan komunikasi ke kantor pusat secara intensif (terus menerus). Dengan menggunakan teknologi VPN IP MPLS, kantor cabang dapat berhubungan dengan kantor pusat dan kantor cabang lainnya. Salah satu keunggulan VPN IP MPLS adalah digunakannya fasilitas CoS (Class of Services) dimana pelanggan dapat mengimplementasikan aplikasinya untuk tiga kategori aplikasi, baik berupa aplikasi yang delay sensitive, mission critical maupun non mission critical pada satu platform jaringan privat IP MPLS. Keunggulan lain yang didapat dari penggunaan teknologi VPN IP MPLS sebagai berikut: a. Layanan Jamak / Multiservices Offering: 1. Komunikasi untuk data, suara, dan video. 2. Dapat mensupport banyak aplikasi bisnis, seperti : ERP, CRM, etc. 3. Tidak tergantung atas teknologi akses di titik ujung (last-mile-access independent) b. Kemudahan Ekspansi/ Provisioning Scalability: 1. Implementasi yang fleksibel, dapat dimulai dari infrastruktur sederhana, untuk selanjutnya di kembangkan secara lebih komprehensif. 2. Fasilitas konfigurasi yang sederhana, sehingga meminimalisir waktu downtime akibat kebutuhan maintenance.

7 25 c. Aspek Kemudahan Pengaturan / Manageability : 1. Pengaturan secara end-to-end. 2. NMS tunggal. 3. Ramah pengguna. 4. Web-based reporting (real time). d. Aspek Biaya / Total Cost of Ownership (TCO) Savig: 1. Tarif tidak lagi ditentukan berdasar jarak, namun sudah berdasar jumlah dan volume trafik koneksi. 2. Utilisasi dan Integrasi atas komponen CPE. Teknologi VPN IP MPLS memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Tingkat keamanan dari teknologi VPN IP MPLS ini masih dapat ditingkatkan dengan menggabungkan teknologi VPN IP MPLS dan IPSec yang menerapkan mekanisme tunneling dan enkripsi untuk keamanan serta kriptografi yang secara fleksibel dapat mendukung kombinasi dari autentifikasi, integrasi, control akses dan kerahasiaan. Sistem keamanan yang dijamin atas jaringan berbasiskan VPN IP MPLS adalah : 1. Address Space dan Routing Separation 2. Hiding of The MPLS Core Structure 3. Resistance to Attacks 4. Tidak dimungkinkannya VPN Spoofing Dengan metode dan fitur-fitur security diatas, maka keamanan jaringan dan data yang melewati dapat terjamin dan tidak dapat disadap oleh pihak ketiga. Fitur lain yang dimanfaatkan adalah dengan dilakukannya End-To-End Encryption di perangkat router, semakin memberikan aspek security yang terjamin untuk data yang lewat. Untuk mengimplementasikan teknologi VPN ( Virtual Private Network) dalam jaringan MPLS, solusi yang digunakan dalam proses pemutakhiran data kependudukan memanfaatkan fitur VRF (virtual routing forwarding) pada router-router PE. Dengan fitur ini setiap VPN yang dibentuk tidak akan saling berhubungan satu sama lain.

8 26 Gambar 3.4 Pola Traffic VRF pada teknologi VPN IP MPLS Jarkomdat Dukcapil Dari ilustrasi pola traffic VRF pada gambar 3.4 diatas, dapat dijelaskan bahwa VPN untuk grup yang berwarna cokelat tidak dapat mengakses/berkomunikasi dengan VPN untuk grup yang berwarna ungu. Pelanggan VPN tidak akan dapat men-traceroute jaringan node-node yang berada di dalam network MPLS, pengguna hanya dapat melihat VRF-nya masing-masing. Dengan metode ini, koneksi yang mungkin terbentuk adalah koneksi any to any (dalam 1 VPN saja). Sehingga tidak ada batasan satu remote tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan remote yang lain. Untuk membatasi koneksi-koneksi tersebut maka tabel routing di setiap router CE akan dikonfigurasi pembatasan koneksi Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC). A. Alamat lokasi DC dan DRC : 1. Alamat lokasi Backhaul Data Center (DC) di Kalibata, Jakarta; 2. Alamat lokasi Backhaul Data Center (DC) di Medan Merdeka Utara, Jakarta; 3. Alamat lokasi Backhaul Disaster Recovery Center (DRC) di Batam. B. Menggunakan media akses Fiber Optik dengan rentang Respon Time Trip (RTT) maksimal 30 ms. C. Kapasitas bandwidth dedicated dan simetris/tidak ada Commited Information Rate (CIR), masing-masing sebagai berikut :

9 27 1. Menggunakan koneksi berbasis VPN IP MPLS (layer 3) untuk main Backhaul di lokasi Data Center Medan Merdeka Utara terkoneksi dengan Bandwidth = 75 Mbps termasuk penyediaan Backup Backhaul; 2. Menggunakan koneksi berbasis VPN IP MPLS (layer 3) untuk main Backhaul di lokasi Data Center Kalibata terkoneksi dengan Bandwidth = 75 Mbps termasuk penyediaan Backup Backhaul; 3. Menggunakan koneksi berbasis VPN IP MPLS (layer 3) untuk main Backhaul di lokasi DRC Batam terkoneksi dengan Bandwidth = 10 Mbps termasuk penyediaan Backup Backhaul; 4. Menggunakan koneksi DC Kalibata ke DC Medan Merdeka Utara dengan koneksi layer 2 dengan Bandwidth = 10 Mbps; 5. Menggunakan koneksi berbasis VPN IP MPLS (layer 2) untuk lokasi DC Medan Merdeka Utara ke DRC Batam terkoneksi dengan Bandwidth = 20 Mbps; 6. Menggunakan koneksi berbasis VPN IP MPLS (layer 2) untuk lokasi DC Kalibata ke DRC Batam terkoneksi dengan Bandwidth = 2 Mbps; 7. Menggunakan koneksi berbasis VPN IP MPLS (layer 3) untuk lokasi Kantor Dukcapil Pasar Minggu ke Backhaul DC Kalibata, DC Medan Merdeka Utara dan DRC Batam terkoneksi dengan Bandwidth = 2 Mbps. D. Topologi jaringan data berbentuk star topology dengan pusat di Data Center di Medan Merdeka Utara, Jakarta dengan DC di Kalibata, Jakarta dan DRC di Batam sebagai backup data di lokasi. E. Teknologi VPN-IP MPLS yang digunakan harus memenuhi persyaratan sistem sebagai berikut : 1. Multiservices Offering dengan parameter teknis class of services; 2. Parameter yang digunakan dalam data protokol untuk membedakan jenis muatan yang terkandung pada paket sedang dikirim. Tujuan dari diferensiasi tersebut umumnya terkait dengan menugaskan prioritas ke tingkat beban payload data. 3. Topologi komunikasi data Star Topology; Distribusi Star Topology (model jaringan VPN IP MPLS) dimana sebuah sistem koneksi yang terhubung ke semua lalu lintas jaringan bergerak sepanjang jarijari terhubung ke backhaul di pusat setiap Data Center (MMU dan Kalibata) pada sebuah model jaringan terdistribusi.

10 28 4. Bandwidth yang disediakan bersifat full duplex dan simetris; 5. Scalable, penambahan jumlah lokasi tidak boleh mengganggu lokasi lain yang sudah eksisting; 6. Manageable, sistem network corporate dapat diakses/dimanage untuk memantau tingkat performansi jaringan. 7. Sistem jaringan harus menjamin keamanan jaringan dan data sedemikian rupa sehingga tidak bisa diganggu melalui jaringan komunikasi yang disediakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi lainnya (Closed Network). F. Layanan VPN-IP MPLS yang dipersyaratkan memiliki class of service untuk aplikasi dengan kriteria sebagai berikut : 1. Aplikasi Kritikal (Aplikasi SIAK, SIAK Konsolidasi dan KTP Elektronik) dengan alokasi 70% dari kapasitas bandwidth; 2. Aplikasi Non Delay Sensitive ( , FTP, HTTP) dengan alokasi 30% dari kapasitas bandwidth. G. Layanan VPN-IP MPLS menggunakan standar Protokol TCP/IP. H. Security yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Sistem jaringan harus menjamin keamanan jaringan dan data sedemikian rupa sehingga tidak bisa diganggu melalui jaringan komunikasi yang disediakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi lainnya; 2. Tidak menggunakan IP address publik sebagai identifikasi link; 3. Data yang melewati WAN tidak dapat disadap oleh pihak manapun, harus mempunyai encryption end-to-end yang disediakan oleh Provider, dan apabila menggunakan teknologi mobile seluler harus mengaktifkan protokol berbasis security Komponen Backhaul Jarkomdat Data Center MMU (Main & Redundant). Pemasangan Backhaul jaringan pada Data Center Kependudukan Medan Merdeka Utara (MMU) yang terkoneksi dengan 267 Kelurahan (khusus Provinsi DKI Jakarta), Kecamatan (diluar Kecamatan Pemekaran), 345 Kecamatan Pemekaran, 508 Kabupaten/Kota, 1 Provinsi DKI dengan kapasitas bandwidth sebesar 2 x 75 Mbps. Tersedianya Backhaul untuk Data Center Kependudukan Medan Merdeka Utara (MMU) untuk mendukung pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan.

11 Komponen Backhaul Jarkomdat Data Center Kalibata (Main & Redundant). Pemasangan Backahaul jaringan pada Data Center Kependudukan Kalibata yang terkoneksi dengan 508 Kabupaten/Kota dan 34 Provinsi dengan kapasitas bandwitdh sebesar 2 x 75 Mbps. Tersedianya Backhaul untuk Data Center Kependudukan Kalibata untuk mendukung pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan Komponen Backhaul Jarkomdat Disaster Recovery Center (DRC) Batam (Main & Redundant). Pemasangan Backhaul jaringan pada Disaster Recovery Center (DRC) Batam yang terkoneksi dengan 508 Kabupaten/Kota dan Provinsi DKI Jakarta dengan kapasitas bandwitdh sebesar 10 Mbps. Tersedianya Backhaul pada Disaster Recovery Center (DRC) Batam untuk mendukung pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan Komponen Link Data Center (DC) Kalibata ke Data Center (DC) MMU. Pemasangan Link akses jaringan yang terkoneksi dari DC Kalibata ke DC MMU untuk mendukung layanan akses data kependudukan dari Data Center Kependudukan Kementerian Dalam Negeri DC Kalibata ke DC MMU Jakarta dengan kapasitas bandwidth sebesar 10 Mbps. Tersedianya Link dari Data Center Kalibata ke Data Center MMU untuk mendukung pelaksanaan konsolidasi data kependudukan dan layanan akses terkait data KTP Elektronik Komponen Link Data Center (DC) MMU dengan Disaster Recovery Center (DRC) Batam. Pemasangan Link akses jaringan yang terkoneksi dari DC MMU ke DRC Batam untuk mendukung layanan akses dan replikasi data kependudukan termasuk data biometric dengan kapasitas bandwidth sebesar 20 Mbps. Tersedianya Link akses dari DC MMU

12 30 ke DRC Batam untuk mendukung layanan akses dan replikasi data kependudukan termasuk data biometrik Komponen Link Data Center (DC) Kalibata dengan Disaster Recovery Center (DRC) Batam. Pemasangan Link akses jaringan yang terkoneksi dari DC Kalibata ke DRC Batam untuk mendukung layanan akses dengan kapasitas bandwidth sebesar 2 Mbps. Tersedianya Link akses dari DC Kalibata ke DRC Batam untuk mendukung layanan akses. 3.5 SIMULASI DESAIN JARINGAN KOMUNIKASI DATA Solusi yang diusulkan Solusi yang diusulkan untuk merancang jaringan komunikasi data tersebut dapat menggunakan melalui emulators seperti GNS (Grafis Jaringan Simulators) yang berlaku untuk skenario yang real-time. Langkah-langkah untuk merancang jaringan ini dapat dilihat seperti dibawah ini: Step 1: Membuat VRF di PE Routers. VRF ini digunakan untuk setiap pelanggan didalam jaringan. Route- Distinguisher (RD) dan Route-Target (RT) adalah dua konsep yang berbeda yang digunakan dalam sebuah MPLS VPN. RD digunakan untuk menyimpan semua prefixs tabel unik di BGP (Perbatasan Gerbang Protocol), dan RT ini digunakan untuk menstransfer rute antara VRF/VPN. Pada PE Routers, RT harus sama agar VRF dapat terhubung satu dengan yang lainnya. Step 2: Membuat Trunk Ports. MPLS Multi-VRF memungkinkan setiap pelanggan untuk menggunakan fisik link yang sama antara CE dan PE Routers. Trunk Ports dengan menggunakan beberapa paket VLANS yang berbeda diantara pelanggan dan oleh karena itu setiap pelanggan memiliki VLAN sendiri-sendiri. Hal ini untuk mengurangi kelebihan hubungan antara CE dan PE Routers.

13 31 Step 3: Routing Protokol untuk setiap VRF dan antara CE dan PE Routers. Untuk setiap VRF pada PE Routers harus dikonfigurasi sebuah routing protokol untuk menghubungkan antara CE dan PE Routers. Kebanyakan routing protokol yang digunakan adalah BGP, OSPF, EIGRP, RIP, dan Statik. Dalam kasus MPLS VPN, semua routing protokol sangatlah dibutuhkan untuk setiap VRF di CE dan PE Routers. Step 4: Aktifkan MPLS didalam jaringan inti penyedia layanan. Pada inti penyedia layanan jaringan, konfigurasi standar MPLS ini di lakukan pada jaringan inti, dengan begitu perbedaan antara MPLS dengan beberapa VRF atau VPN biasa yang digunakan di beberapa CE Routers. Step 5: Routing protokol di dalam jaringan. Multi-protokol BGP memungkinkan beberapa alamat keluarga melintasi jaringan secara paralel untuk pertukaran informasi routingan pelanggan. BGP dirancang untuk menjadi protokol yang beroperasi di beberapa sistem mandiri (AS) dan lebih cocok untuk mendistribusikan jumlah peta informasi yang sangat besar bersama dengan label distribusi untuk MPLS. Informasi ini membantu dalam mendukung beberapa pelanggan. Selain itu, untuk mempelajari jejak dan menukar label LDP (Label Distribusi Protokol) di jaringan MPLS Skenario desain jaringan Skenario desain jaringan disimulasikan untuk menunjukan bagaimana fitur multi VRF dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan antara CE router yang ada di daerah menuju ke CE router yang ada di pusat. Skenario desain jaringan komunikasi data terlihat seperti pada gambar dibawah ini:

14 32 Gambar 3.5 Skenario desain jaringan komunikasi data CORE_LAN : Terhubung dengan kedua router CE Backhaul dan difungsikan sebagai penghubung ke server data center. BH : Router CE Backhaul Main Link yang difungsikan sebagai penghubung antara router CE CORE_LAN ke semua router CE yang ada didaerah dan router PE. BU_BH : Router CE Backhaul Backup Link yang difungsikan sebagai standby router apabila router CE Backhaul Main Link terjadi gangguan. 3.6 IMPLEMENTASI Implementasi ini adalah upaya untuk mendetailkan parameter yang digunakan dalam layanan jaringan komunikasi data sehingga dapat memenuhi seluruh aspek teknis dan kualitas jaringan komunikasi data E-KTP baik untuk menjalankan aplikasi E-KTP maupun SIAK Realisasi pekerjaan Backhaul ke Data Center Pekerjaan fisik: 1. Penarikan jaringan Fiber Optik 2x75 Mbps.

15 33 2. Pemasangan router CE Backhaul. 3. Routing table di router CE Backhaul Realisasi pekerjaan routing table MPLS VPN IP KELURAHAN Pekerjaan fisik: 1. IP WAN dan IP LAN menggunakan IP yang sudah ditentukan. 2. Terintegrasi ke NMS Solarwinds. 3. Penarikan Link MPLS-VPN IP di 267 Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta dengan Bandwidth 128 Kbps. 4. Pemasangan router di 267 Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta. 5. Konfigurasi Virtual Routing Protocol (VRF/VPRN) di PE router Realisasi pekerjaan routing table MPLS VPN IP KECAMATAN Pekerjaan fisik: 1. IP WAN dan IP LAN menggunakan IP yang sudah ditentukan. 2. Terintegrasi ke NMS Solarwinds. 3. Penarikan Link MPLS-VPN IP di 6170 Kecamatan dengan Bandwidth 128 Kbps. 4. Pemasangan router di 6170 Kecamatan. 5. Konfigurasi Virtual Routing Protocol (VRF/VPRN) di PE router Realisasi pekerjaan routing table MPLS VPN IP KABUPATEN Pekerjaan fisik: 1. IP WAN dan IP LAN menggunakan IP yang sudah ditentukan. 2. Terintegrasi ke NMS Solarwinds. 3. Penarikan Link MPLS-VPN IP di 508 Kabupate dengan Bandwidth 1024 Kbps. 4. Pemasangan router di 508 Kabupaten. 5. Konfigurasi Virtual Routing Protocol (VRF/VPRN) di PE router.

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN 34 BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN 4.1 PERFORMANSI LINK BACKHAUL Dalam studi kasus ini, link backhaul dari jaringan MPLS VPN IP mempunyai 2 link backhaul yaitu main link backhaul dan backup link backhaul.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

Vpn ( virtual Private Network )

Vpn ( virtual Private Network ) Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan melalui internet ataupun dilakukan secara face-to-face. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan  melalui internet ataupun dilakukan secara face-to-face. Data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Great Heart Media Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang desain dan periklanan. Perusahaan tersebut menawarkan solusi desain dan pemasaran untuk

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Virtual Private Network (VPN) merupakan suatu teknologi membangun jaringan private dalam jaringan publik [5]. Teknologi tersebut mampu meningkatkan keamanan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA 36 BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA Sebagai penyedia layanan komunikasi data, PT. Telkom Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan teknologi komunikasi data terutama

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa 50403369 PENDAHULUAN Latar Belakang Memberikan informasi perihal langkah pembuatan model koneksi VPN di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any. Di masa lalu, perusahaan yang hendak menghubungkan cabang-cabang kantornya dalam suatu

Lebih terperinci

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 93 4. PE-D2-JT-SS Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 94 6. PE-D2-JT-BRAS Gambar 4.11 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-BRAS 4.4 Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN.

BAB 1. PENDAHULUAN. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan layanan data dengan kecepatan tinggi memerlukan suatu jaringan yang mempunyai kehandalan, efisiensi dan mampu memberikan kepuasaan akan layanan

Lebih terperinci

P R O P O S A L SOLUSI BPR SUBANG MENGGUNAKAN TELKOM VPN IP & VMACHINE

P R O P O S A L SOLUSI BPR SUBANG MENGGUNAKAN TELKOM VPN IP & VMACHINE P R O P O S A L SOLUSI BPR SUBANG MENGGUNAKAN TELKOM VPN IP & VMACHINE UNIT DBS REGIONAL III PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK Proposal ini berikut lampirannya adalah milik PT.TELKOM. Informasi yang ada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan lainnya) yang menggambarkan bagaimana berbagai elemen jaringan saling terhubung satu

Lebih terperinci

MPLS Multi Protocol Label Switching

MPLS Multi Protocol Label Switching MPLS Multi Protocol Label Switching Antonius Duty Susilo dutymlg@gmail.com Biodata S2 Magister Teknologi Informasi ITB Bandung Pengajar di SMK Telkom Malang Pengajar di STMIK Pradnya Paramita Malang Pengajar

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi tunneling digunakan perusahaan dan kantor agar memiliki jalur khusus yang aman dalam berkomunikasi dan bertukar data antar perusahaan. Dengan tunneling,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Scalability Checklist No. Pertanyaan Pilihan Note Ya Sebagian Tidak

LAMPIRAN. Scalability Checklist No. Pertanyaan Pilihan Note Ya Sebagian Tidak LAMPIRAN Availability Checklist 1 Apakah memiliki SLA(Service Level Agreement) untuk ketersediaan network? 2 Apakah memiliki Disaster Recovery Plan untuk network yang 3 Apakah setiap link/jalur dalam network

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar

ABSTRAK. Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar ABSTRAK Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar masyarakat dan bisa disimpulkan bahwa peranan dari produk produk teknologi informasi sangat dibutuhkan penggunaannya untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain :

Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain : VPN (Virtual Private Network) Yang dimaksud dengan VPN atau Virtual Private Network adalah suatu jaringan private yang mempergunakan sarana jaringan komunikasi publik (dalam hal ini Internet) dengan memakai

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi, komunikasi data yang terintegrasi menjadi kebutuhan bagi perusahaan, apalagi perusahaan yang mempunyai cabang di lokasi yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X 3.1 Topologi Jaringan VPN IP Cakupan yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah layanan VPN IP Multiservice, dan digunakan topologi jaringan berbentuk

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis saat sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat melakukan pengolahan sistem informasi bisnis secara cepat dan aman, tapi semua pemrosesan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat ini adalah seluler, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi ini dibandingkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) sebagai salah satu kelompok protokol komunikasi (lebih terkenal dengan nama Internet

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Kementerian Pertanian Republik Indonesia

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Kementerian Pertanian Republik Indonesia BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Kementerian Pertanian Republik Indonesia Kementerian Pertanian Republik Indonesia merupakan salah satu instansi pemerintahan Republik Indonesia.Kementerian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Metodologi desain jaringan yang disajikan dibawah ini berasal dari Cisco. Metodologi ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Prepare, Plan, Design, Implement, Operate,

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis menggunakan lima kondisi sistem, dari yang menggunakan routing table biasa, sampai yang menggunakan metode

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN MENGGUNAKAN VPN-MPLS PADA PT GLOBAL HOSTING MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN MENGGUNAKAN VPN-MPLS PADA PT GLOBAL HOSTING MANAGEMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006-2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN MENGGUNAKAN VPN-MPLS PADA PT GLOBAL

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori ini akan dijelaskan mengenai teori umum jaringan dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing dari OSI layer

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS Nisa Aulia Nurhasanah 1), Ida Wahidah 2), Bambang Cahyono 3) 1),2 Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom, Bandung,3 ) Research

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP

ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP Shinta Nurcahya Ningsih¹, Sofia Naning Hertiana², Asep Mulyana³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Quality of Service (QoS)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI VICON LINTASARTA PADA JARINGAN VPN IP

BAB III IMPLEMENTASI VICON LINTASARTA PADA JARINGAN VPN IP Laporan Tugas Akhir BAB III IMPLEMENTASI VICON LINTASARTA PADA JARINGAN VPN IP 3.1 Layanan Video Conference (VICON) Dewasa ini banyak suatu perusahaan di dalam perkantoran dan perbankan yang memiliki kantor

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3 ANALISIS PERBANDINGAN QoS PROTOCOL EIGRP, OSPF, DAN RIPv2 PADA LINK ANTARA ROUTER PROVIDER EDGE (PE) DENGAN ROUTER CUSTOMER EDGE (CE) PADA KASUS JARINGAN MPLS-VPN Satria Limbong Arung, [1] Rendy Munadi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN 3.1 Tahapan Proses Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses penelitian yang dibagi dalam beberapa tahap seperti berikut: 1. Mempelajari konfigurasi layanan

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN. ABSTRAK VPN merupakan sebuah teknologi yang hadir sebagai solusi dari tuntutuan user yang menginginkan proses pengiriman data yang lebih aman dan sudah banyak dipakai oleh Service Provider pada jaringan

Lebih terperinci

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat MPLS Sukamto Slamet Hidayat MPLS Pengenalan MPLS Arsitektur MPLS Enkapsulasi MPLS Rekayasa Trafik pada MPLS Operasi MPLS Kesimpulan Done 1. PENGENALAN MPLS MPLS = Multi Protocol Label Switching Penggabungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER T. Muhammad, M. Zulfin Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah router merupakan sebuah perangkat keras yang bekerja pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection) layer yang ada. Fungsi router

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

BAB III PEDOMAN PEDOMAN BAB III PEDOMAN PEDOMAN 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu bagi praktikan dan bagi pengajar. Pada dasarnya, pedoman bagi praktikan dan bagi pengajar memiliki konten

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU Pada bab ini akan membahas tentang topologi baru sebagai solusi pemecahan masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat akan memanfaatkan

Lebih terperinci

Dasar-dasar Desain Jaringan

Dasar-dasar Desain Jaringan Dasar-dasar Desain Jaringan Jarkom 2 - Nugroho Agus H., M.Si. Nugroho Agus - 2010 Fungsi Desain Jaringan yang baik Untuk mengantisipasi perkembangan kapabilitas media jaringan Mengantisipasi perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA SIMULASI JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS VPN)

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA SIMULASI JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS VPN) JETri, Volume 3, Nomor 2, Februari 2004, Halaman 33 48, ISSN 1412-0372 ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA SIMULASI JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS VPN) Yuli Kurnia

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oris Krianto Sulaiman Universitas Islam Sumatera Utara Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Teladan, Medan Kota, Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertukaran Informasi antar perusahaan di dunia pada awalnya hanya terbatas di media-media cetak, akan tetapi semakin berkembangnya suatu perusahaan berbanding lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhitungkan. Untuk itu, solusi keamanan yang fleksibel berupa Dynamic

BAB I PENDAHULUAN. diperhitungkan. Untuk itu, solusi keamanan yang fleksibel berupa Dynamic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi Telekomunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir setiap perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan fungsi dari teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan sebuah jaringan global dan terbuka, dimana setiap pengguna dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Seiring dengan maraknya penggunaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN Dadiek Pranindito 1, Levana Rizki Daenira 2, Eko Fajar Cahyadi 3 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Muhammad Rizki Syahputra¹, Rendy Munadi ², Indrarini Dyah Irawati³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Muhammad Rizki Syahputra¹, Rendy Munadi ², Indrarini Dyah Irawati³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI VRRPV3 (VIRTUAL ROUTER REDUNDANCY PROTOCOL VERSION3) PADA JARINGAN INTERVLAN (INTERVIRTUAL LAN) UNTUK LAYANAN VOIP Muhammad Rizki Syahputra¹, Rendy Munadi ², Indrarini

Lebih terperinci

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Denny Wijanarko 1, Bekti Maryuni Susanto 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Jember *Email: dennywijanarko@gmail.com

Lebih terperinci

JARKOM LANJUT WEEK 11

JARKOM LANJUT WEEK 11 JARKOM LANJUT WEEK 11 Tunneling dan VPN PPP PPPoE EoIP IP Tunnel Tunneling VPN ~ PPTP VPN ~ L2TP PPP Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX Disusun Oleh : NURFAN HERDYANSYAH ( 09.18.055 ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2012 VPN di LINUX VPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN TESTING

IMPLEMENTASI DAN TESTING BAB 5. IMPLEMENTASI DAN TESTING 5.1. Implementasi Topologi jaringan pada gambar 4.1 disusun untuk menghubungkan host pada kantor cabang PT XYZ dengan server. Yang dikonfigurasi pertama kali adalah pengalamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGATURAN POLICY JARINGAN KOMPUTER PADA GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER (TNCC) MABES POLRI

ANALISIS DAN PENGATURAN POLICY JARINGAN KOMPUTER PADA GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER (TNCC) MABES POLRI ANALISIS DAN PENGATURAN POLICY JARINGAN KOMPUTER PADA GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER (TNCC) MABES POLRI Dicky Ady Satriya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Al Fouli Haramain Binus University,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu : 1. Merancang dua topologi jaringan, yaitu topologi jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan teknologi informasi khususnya jaringan komputer saat ini semakin kompleks pada setiap perusahaan. Sebagian besar perusahaan sangat bergantung kepada jaringan

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Pengaruh Penggunaan Protokol Secure Soket Layer (SSL) Dan Protokol Point To Point Protocol (PTTP) Terhadap Quality Of Service

Analisa Perbandingan Pengaruh Penggunaan Protokol Secure Soket Layer (SSL) Dan Protokol Point To Point Protocol (PTTP) Terhadap Quality Of Service Analisa Perbandingan Pengaruh Penggunaan Protokol Secure Soket Layer (SSL) Dan Protokol Point To Point Protocol (PTTP) Terhadap Quality Of Service (QoS) Pada Jaringan Vitual Private Network (VPN) Lamhot

Lebih terperinci

Addendum Dokumen Pengadaan BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR. Spesifikasi Teknis Sewa Langgan Internet Dan Vpn Ip Primer Tahun 2015

Addendum Dokumen Pengadaan BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR. Spesifikasi Teknis Sewa Langgan Internet Dan Vpn Ip Primer Tahun 2015 Addendum Dokumen Pengadaan Semula : BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Spesifikasi Teknis Sewa Langgan Internet Dan Vpn Ip Primer Tahun 2015 A. Persyaratan Dasar Persyaratan dasar memiliki ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

DOKUMEN TEKNIS LAYANAN TELKOM UNTUK PT JTI MANDIRI

DOKUMEN TEKNIS LAYANAN TELKOM UNTUK PT JTI MANDIRI DOKUMEN TEKNIS LAYANAN TELKOM UNTUK PT JTI MANDIRI Perhatian : Informasi yang tertulis di dalam adalah hak/ milik PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk dan tidak akan disebarluaskan atau hanya akan dipergunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya kebutuhan bisnis suatu perusahaan menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya kebutuhan bisnis suatu perusahaan menuntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya kebutuhan bisnis suatu perusahaan menuntut arus informasi yang cepat dalam sistem perusahaan. Kebutuhan akses informasi yang cepat bagi suatu

Lebih terperinci