TELAAH RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PERTANIAN DAN KEHUTANAN PROPINSI DKI JAKARTA*) Oleh: Tarsoen Waryono **) Abstrak

Transkripsi

1 1 TELAAH RUANG TERBUKA HIJAU () PERTANIAN DAN KEHUTANAN PROPINSI DKI JAKARTA*) Oleh: Tarsoen Waryono **) Abstrak pada dasarnya merupakan potensi sumberdaya alam hayati yang memiliki peranan fungsi jasa sebagai penyeimbang ekosistem wilayah perkotaan. Melalui pemenuhan target hingga tercapainya luasan sesuai dengan tetapan dalam Perda 6 tahun 1999, tentang RTRW 2010, tampaknya akan menjamin terhadap kenyamanan lingkungan bagi penduduk DKI Jakarta. Pendahuluan 1. Latar Belakang Tumbuh berkembangnya wilayah perkotaan baik di negara maju maupun di negara berkembang, secara umum memiliki fenomena lingkungan perkotaan. Selain fenomena yang erat kaitannnya dengan pemanfaatan ruang, juga semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan baik dalam bentuk cemaran tanah (intrusi), air (banjir dan kekeringan) maupun cemaran udara dalam berbagai bentuk polutan Fenomena di atas terjadi dan dirasakan di DKI Jakarta, sebagai akibat kurangnya keseimbangan antara pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam hayatinya. Rendahnya potensi jumlah pepohonan maupun kawasan tandon air, menyebabkan kondisi lingkungan Jakarta menjadi kurang nyaman bagi penghuninya. Selain itu juga ada kecenderungan semakin meningkatnya sumber-sumber polutan, baik dari kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, maupun merambahnya lokasi industri/pabrik walaupun telah ditetapkan lingkungan kawasannya. Pentingnya kawasan hijau di DKI Jakarta, selain menjadi tugas pemerintah, juga merupakan kewajiban bagi masyarakat. Hal ini mengingat bahwa hasil akhir yang akan diperoleh, secara langsung dirasakan oleh penduduk perkotaan sebagai daya dukung lingkungannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pentingnya penghijauan di wilayah perkotaan kini bukan lagi semata-mata sebagai kewajiban pemerintah, akan tetapi menjadi kewajiban semua pihak. Hal ini mengingat: (a). Pembangunan kawasan hijau (penghijauan) berperan secara biologis baik sebagai sumber oksigen dan pelerai CO2, juga merupakan filter dan penyaring gas-gas polutan lainnya. (b). Secara ekologis, peranan kawasan hijau selain sebagai daya dukung habitat sumber pakan dan habitat satwa liar. *). Nara sumber paparan pembangunan kawasan hijau di Propinsi DKI Jakarta. Dinas Pertanian dan Kehutanan. Gunung Sahari Jakarta Pusat, 20 Oktober **). Pengelola Hutan Kota dan Staf Pengajar Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia

2 (c). Secara hidrologis, peranan kawasan hijau mampu menyimpan air, mengendalikan banjir maupun penyeimbangan kenyamanan udara dalam bentuk evapotranspirasi. (d). Jasa lain kawasan hijau di perkotaan selain sebagai daya dukung estetika perkotaan, juga memberikan kesan pandang hijau sebagai salah satu bentuk dukungan atas gelar kota tropis dunia yang disandang oleh Jakarta. Mencermati uraian di atas dan memperhatikan atas hasil-hasil pembangunan kawasan hijau dalam kaitannya dengan pemenuhan target (RTRW 2010) kini dirasakan urgensinya untuk berkoordinasi dengan instansi terkait (Dinas Teknis) Pemda DKI Jakarta dalam kaitannnya dengan pengendalian pelaksanaan program pembangunan kawasan hijau Maksud dan Tujuan Menelaah DKI Jakarta berdasarkan kualitas dan pemenuhan target atas dasar tetapan seperti tertuang dalam RTRW 2010, pada dasarnya merupakan paparan dalam makalah ini sebagai sumber informasi dalam diskusi panel khususnya pada Sektor Pertanian dan Kehutanan. Pembangunan Kawasan Hijau DKI Jakarta 1. DKI Jakarta dan Realisasi Pembangunannya Perda DKI Jakarta 6 tahun 1999, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), menetapkan luas DKI Jakarta 9.544,79 ha, terdiri dari dua komponen yaitu Hijau Lindung dan Hijau Binaan. Realisasi pembangunan kawasan hijau hingga akahir tahun anggaran 2002 tercatat 7.394,98 ha atau baru tercapai 77,47%, seperti tersaji pada tabel berikut; Tabel-1. Realiasi DKI Jakarta tahun 2002 I. HIJAU LINDUNG II. A. CAGAR ALAM JENIS 2010 EKSIS 2000 REALISASI TANI/HUT TAMAN Reali Eksis 2003 Awal 1. DARATAN 25,35 25, ,35 2. KEPULAUAN 170,87 170, ,87 B. HUTAN LINDUNG 44,76 44, ,76 C. HUTAN WISATA 99,82 99, ,82 HIJAU BINAAN A. FASUM JUMLAH 340,80 340, ,8 1. HK/TMN KOTA/LINGKUNG 1.324, ,08 19,89 1, ,62 2. LAPANGAN OLAH RAGA 498,55 498, ,55 B. PEMAKAMAN 679,68 666, ,48

3 3 Tabel-1. lanjutan C JENIS Fungsi Pengaman 2010 EKSIS 2000 REALISASI TANI/HUT TAMAN Reali Eksis 2003 Awal 1. Tegangan Tinggi 47,40 23, ,7 2. Jalan Tol/Median Jln 1.317,27 699,09 5, ,62 3. Pengaman Perairan 1.295,40 95, ,02 4. Khusus 115, D. Penghijauan Pulau 190,00 15,00 33, ,08 E. Budidaya Pertanian 1. Kebun Bibit 97,82 97,82 88, ,02 2. Sawah 843,91 843, ,91 3. Pertanian Darat A. Pekarangan 1.237, , ,62 B. Cagar Budaya/ Agrowisata 1.083, , ,98 C. Sentra Tanaman Hias 393,58 393, ,58 Jumlah DKI Jakarta 9.544, ,63 146,7 1, ,98 Sumber : Dinas Pertamanan, dan Dinas Pertanian dan Kehutanan (2002) Berdasarkan realisasi hingga tahun 2002, tampaknya kekurangan target hingga tahun 2010 tercatat 9.544, ,98 ha = <2.149,81> ha; atau rata-rata selama 8 tahun memerlukan perluasan sebesar 268,72 ha/tahun. 2. Budidaya Pertanian dan Kehutanan Budidaya Pertanian berdasarkan alokasi kawasannya telah terpenuhi yaitu seluas 3.745,11 ha. Berbeda halnya dengan Kehutanan yang alokasi kawasannya seluas 2.347,80 ha, baru terealiasasi 596,8 ha atau baru tercapai 25,42%. Adapun rincian pemenuhan kawasan Kehutanan meliputi; (a) Hutan Kota seluas 700 ha, realisasi 430 ha; (b) kawasan hijau pengaman tegangan tinggi seluas 47,4 ha, realisasi 23,7 ha; (c) kawasan hijau pengaman perairan (situ dan bantaran sungai) seluas 1.295,40 ha realisasi 95,02 ha; (d) kawasan hijau khusus 115 ha, belum ada realisasi, dan (e) penghijauan pulau 190 ha, realisasi 48,08 ha. Peningkatan Kualitas Rth dan Upaya Pemenuhan Target Budidaya Pertanian dan Kehutanan 1. Peningkatan Kualitas Budidaya Pertanian dan kehutanan Peningkatan kualitas kawasan hijau dilakukan dengan cara pengkayaan jenis (enrichment planting) yang memiliki sistem perakaran dalam, serta memiliki potensi sebagai sumber pakan satwa liar. Perkayaan dilakukan pada saat penyulaman atau memperbayak

4 jumlah pohon (tanaman susupan), dengan jenis-jenis yang dinilai efektif serta memiliki kemampuan dalam mengendalikan berbagai bentuk polutan. Realisasi peningkatan kualitas kawasan hijau tahun anggaran 2002, meliputi pengkayaan tanaman budidaya pertanian tercatat 272,40 ha dan Kehutanan 64,75 ha. Peningkatan terhadap Pertanian, lebih diarahkan terhadap perkayaan jenis tanaman produktif, dan dialokasikan di Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat 41,55 ha, Jakarta Selatan 68,98 ha, Jakarta Barat 49,65 ha, Jakarta Timur 62,22 ha dan Jakarta Utara seluas 50,0 ha. Sedangkan peningkatan Kehutanan, di kawasan hutan kota (54,75 ha) dan rehabilitasi habitat kawasan mangrove Toll Sudiyatmo seluas 10,0 ha. 2. Analisis Pemenuhan Target (RTRW 2010) Target dalam RTRW 2010 DKI Jakarta tercatat 9.544,79 ha, berdasarkan realisasi tahun 2000 tercatat 7.246,63 ha, hingga pemenuhan target tahun 2010 tercatat 2.298,16 ha. Realisasi pembangunan tahun anggaran 2002 sebesar 148,53 ha, sehingga pemenuhan target ( ) tercatat kekurangan areal seluas 2.149,81 ha. Tabel-2. Target (RTRW 2010), Realisasi Eksis tahun 2002 JENIS RTRW 2010 EKSIS 2002 SISA PEMENUHAN ( ) I. Hijau Lindung 340,80 340,80 0,00 II. Hijau Binaan A. Fasum 1. HK/Tmn Kota/Lingkung 1.324, ,62 51,66 2. Lapangan Olah Raga 498,55 498,55 0,00 B. Pemakaman 679,68 666,48 13,20 C Fungsi Pengaman 1. Tegangan Tinggi 47,40 23,70 23,70 2. Jalan Tol/Median Jln 1.317,27 704,62 612,65 3. Pengaman Perairan 1.295,40 95, ,38 4. Khusus 115,00 0,00 115,00 D. Penghijauan Pulau 190,00 48,08 141,92 E. Budidaya Pertanian 1. Kebun Bibit 97,82 186, ,20 2. Sawah 843,91 843,91 0,00 3. Pertanian Darat 0,00 A. Pekarangan 1.237, ,62 0,00 B. Cagar Budaya/Agrowisata 1.083, ,98 0,00 C. Sentra Tanaman Hias 393,58 393,58 0,00 Jumlah DKI Jakarta 9.544, , ,81 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dirangkum bahwa realisasi pembangunan kawasan hijau di wilayah DKI Jakarta diuraikan sebagai berikut;

5 5 (1). Target dalam RTRW 2010 (9.544,79 ha), terealisasi awal tahun 2003 tercatat 7.394,98 ha; hingga kekurangan target seluas 2.149,81 ha. (2). Kawasan yang masih memerlukan perhatian meliputi penyangga perairan (1.200,38 ha); penyangga jalur jalan (612,65 ha); kawasan khusus (115,0 ha) dan penghijauan pulau (141,92 ha). Kesimpulan dan Saran 1. Realisasi DKI Jakarta hingga awal tahun anggaran 2003 tercatat sebesar 77,47%, sehingga pencapaian target hingga tahun 2010 memerlukan kawasan seluas 268,73 ha/tahun; 2. Peningkatan kualitas jenis selain memperkaya jenis, juga bermanfaat dalam peningkatan peranan fungsi jasa biologis, ekologis dan hidrologis kawasan hijau; 3. Agar pememenuhan target dapat direalisasikan secara terpadu antar instansi terkait (Dinas Teknis), seyogianya perlu disusun rencana pemenuhan terget secara terpadu. Daftar Acuan Perda 6 tahun 1999, tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah Propinsi DKI Jakarta. BPLHD, Evaluasi Pembangunan Kawasan Hijau Propinsi DKI Jakarta. Dinas Kehutanan, Realisasi Pembangunan Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta.