PEDOMAN PROSEDUR IJIN KERJA K3 ''SAFETY PERMIT' SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRA TED MANAGEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSITAS AIRLANGGA

Transkripsi

1 A S T E PEDOMAN PROSEDUR IJIN KERJA K3 ''SAFETY PERMIT' SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRA TED MANAGEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSITAS AIRLANGGA Revisi ke : 0 Tanggal Revisi : Tanggal Berlaku : 11 Februari2014 Kode Dokumen : PP-UNAIR-MUN \djsiapkaii oleh: ^j^ubdit K3 W:^ Mulvono. SKM.. M.Kes ) Diperiksa oleh: Dr. Mob. Nasih. SE.. MT. Ak. Disetujui oleh Wakil Rektor II \44 Dr. Moh. Nasih- SE.. MT. Ak.

2 1. TUJUAN 2. RUANGLINGKUP Memberikan pedoman teknis kepada unit kerja di lingkungan UA, kontraktor atau subkontraktor dalam melaksanakan pekerjaan di lingkungan Universitas airiangga yang dianggap berbahaya Berlaku untuk semua kegiatan perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan Universitas Airiangga 3. TARGET MUTU Pengendalian bahaya terhadap aset yang dimiliki Universitas Airiangga maupun orang lain yang berada di dalam lingkungan Universitas Airiangga. 4. DEFINISI Ijin Kerja JG (work permit) merupakan suatu perijinan yang dikeluarkan oleh Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada sub kontraktor/mandor atau pekeija yang akan memasuki/melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya. Bekerja di ketinggian, bekerja di ruang terbatas (confined space) seperti sumur, plafond, gua, dsb, atau bekerja di lokasi yang berbahaya adalah sederetan jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja K3 untuk memulai pekeijaan tersebut 5. REFERENSI 1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan 3. UU No. 28 Tahun 2003 tentang Bangunan Gedung 4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakeijaan 5. PP RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6. Permenakertrans RI No. Per-Ol/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Keija Pada Konstruksi Bangunan 7. Permenakertrans RI No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. Permenakertrans RI No. No. Per-09/MENA^II/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut 9. Permenakertrans RI No. Per-03/MEN/1999 tentang Syarat - Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang dan Barang 10. Kepmenakertrans RI No. Kep-75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standr Nasional Indonesia (SNI)

3 No.SNI Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Keija 11. Keputusan Rektor No. 501/H3/PR/2012 tentang Pembentukan Sub Direktorat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Direktorat Sumberdaya Universitas Airlangga 6. DIDISTRIBUSIKAN : Semua unit kerja di lingkungan Universitas Airlangga KEPADA 7. PROSEDUR 7.1. Umum Prosedur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Setiap perubahan atas langkah dalam prosedur dan borang yang digunakan hams menggunakan mekanisme yang diatur dalam Prosedur Pengendalian Dokumen ( PM-UNAIR-MSM-02) Penyusun prosedur dan pemeriksa prosedur bertanggung jawab untuk memastikan : - Semua personel yang terlibat dalam prosedur ini mengerti dan memahami setiap langkah dan ketentuan dalam prosedur ini KEBIJAKAN K3 a. Mempakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek b. Memuat komitment dan dukungan manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3 dalam proyek c. Hams disosialisasikan kepada selumh pekerja dan digunakan sebagai landasan kebijakan proyek lainnya. 73. ADMINISTRATIF DAN PROSEDUR a. Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek b. Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam proyek c. Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk tugas dan wewenang semua unsur terkait d. Kontraktor hams memiliki organisasi yang menangani K3 yang besamya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan. e. Organisasi K3 hams memiliki asses kepada penanggung jawab projek. f. Kontraktor hams memiliki personnel yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam proyek yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

4 g. Kontraktor hams memiliki personel atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja aman untuk masing-masing kegiatan. h. Kontraktor hams memiliki kelengkapan dokumen kerja dan perijinan yang berlaku. i. Kontraktor hams memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3 dalam proyek. j. Kontraktor hams memiliki prosedur keija aman sesuai dengan jenis pekerjaan dalam kontrak yang akan dikegakannya IDENTIFIKASIBAHAYA Identifikasi Bahaya hams dilakukan pada setiap tahapan proyek yang meliputi: - Design Phase - Procurement - Konstmksi - Commisioning dan Start-up - Penyerahan kepada pemilik 7.5. PROJECT SAFETY REVIEW a. Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya. b. Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan sstandar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan c. Kontraktor jika diperlukan hams melakukan project safety review untuk setiap tahapan kegiatan keija yang dilakukan, temtama bagi kontraktor EPC (Engineering- Procurement-Comtruction) d. Project Safety Review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap tahapan project secara sistimatis PEMBINAAN DAN PELATIHAN a. Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari level terendah sampai level tertinggi. b. Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala. c. Pokok Pembinaan dan Latihan: - Kebijakan K3 proyek - Cara melakukan pekerjaan dengan aman

5 - Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat 7.7. PANITIA PEMBINA K3/Komite K3/Saffcty Comittee a. Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3. b. Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan kepedulian semua unsur terhadap K3 0. Kontraktor hams membentuk Panitia Pembina K3 atau Komite K3 (Safety Committee). d. Komite K3 beranggotakan wakii dari masing-masing flingsi yang ada dalam kegiatan kerja. e. Komite BC3 membahas permasalahan K3 dalam pemsahaan serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajemen untuk peningkatan K3 dalam pemsahaan PROMOSIK3 a. Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program-program Promosi K3 b. Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para pekerja proyek. c. Kegiatan Promosi bempa poster, spanduk, buletin, lomba K3 dsb 7.9. PEDOMAN KESELAMATAN KERJA Hams disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekeijaan berbahaya dilingkungan proyek misalnya: - Scaffolding - Bekerja diketinggian - Penggunaan Bahan Kimia berbahaya - Bekeija dimangan tertutup (confined space) - Bekeija diperalatan mekanis dsb MEKANISMEIJIN KERJA a. Semua kontraktor atau subkontraktor sebelum memulai pekeijaan di lingkungan Universitas Airlangga mendapatkan safety induction dari Subdit JGL UA. b. Semua kegiatan yang melibatkan 200 orang atau lebih dan menggunakan sarana dan prasarana Universitas Airlangga hams menghubungi Subdit K3L. c. Pihak kontraktor yang akan melakukan perbaikan atau pembangunan di lingkungan UA mulai dari perencanaan sampai dengan penyerahan hams melapor ke Subdit K3L, guna diberikan safety induction dan dilakukan inspeksi K3.

6 d. Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan sistim ijin keija. e. Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki ijin kerja yang dikeluarkan oleh fiingsi yang berwenang (pengawas proyek atau K3) f. Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan keselamatan yang diperlukan 7.11 INSPEKSIK3 a. Merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak ada '"''unsafe act dan unsafe Condition'^ dilingkungan proyek. b. Inspeksi dilakukan secara berkala. c. Dilakukan oleh Subdit K3L dan Kontraktor atau Sub Kontraktor d. Semua peralatan (mekanis,power tools,alat berat dsb) hams diperiksa oleh ahlinya sebelum diijinkan digunakan dalam proyek. e. Semua alat yang telah diperiksa hams diberi sertiflkat penggunaan dilengkapi dengan label khusus. f. Pemeriksaan dilakukan secara berkala