SPIRIT ISLAM, NASIONALISME, DAN MODERNITAS. Untung Handayani Ramli

Transkripsi

1 SPIRIT ISLAM, NASIONALISME, DAN MODERNITAS Untung Handayani Ramli Berdasarkan unsur katanya, islam berarti keselamatan baik itu di dunia maupun di akhirat. Keselamatan tersebut tentunya telah dibuatkan jalannya oleh Allah SWT melalui firman-nya dan juga hadist Rasulullah SWT. Agama islam bersifat universal yaitu dapat ajarannya dapat diterima oleh semua kalangan manusia, baik itu golongan miskin atau kaya; pedagang atau ilmuan; maupun yang lainnya. Seperti ketika periode awak dakwah Rasulullah SAW yang mana 10 orang yang pertama masuk islam merupakan kombinasi dari berbagai latar belakang yang berbeda. Agama islam membawa nilai kebaikan dan tentunya ending goal kepada kunci surga. Oleh karenanya, perlu investasi dan juga pengorbanan yang besar untuk memperoleh kunci yang dijanjikan Allah tersebut bagi yang taqwa kepada-nya. Seperti layaknya tiket konser internasional, atau wahana permainan modern yang membutuhkan pengeluaran besar untuk membelinya. Oleh karena itu segala ajaran islam haruslah dijalankan dengan baik dan penuh keikhlasan. Seperti ibadah wajib, bermuamalah, maupun menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Konsep kebaikan dalam islam tidak terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Alquran diturunkan sebagai petunjuk umat manusia, maupun sebagai obat atas berbagai macam penyakit, termaksud kehidupan sosial masyarakat. Begitu pun dengan sunnah Rasulullah SAW yang memberikan jalan terbaik melalui perbuatannya. Sehingga Nabi Muhammad dijuluki sebagai The most influential single figure in human history oleh Michael H. Hart. Salah satu ulama muslim terkemuka di India setidaknya menuliskan 10 karakter emas yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw. 1. Memulai dengan sesuatu yang sederhana yang lebih mudah untuk dicapai terlebih dahulu. Hal ini dapat tercerminkan melalui strategi dakwah Rasulullah yang lebih mendahulukan keluarga dan dengan dakwah yang sembunyi-sembunyi. Kemudian beliau mengekspansi target dakwahnya kepada orang-orang terdekat dan sahabat, dan kemudian kepada khalayak umum. 2. Gradualisme dalam perubahan dan bersifat tidak radikal. Rasulullah dalam memerintah mengacu pada ayat alquran yang mana salah satu sifatnya bersifat gradual atau berangsur-angsur. Allah menurunkan suatu

2 perintah tidak serta merta sekaligus, melainkan perlahan-lahan. Seperti perintah shalat, larangan minum khamr, maupun larangan riba. Hal tersebut pun yang dilakukan oleh Rasulullah kepada umat muslim, yaitu dengan melihat kondisi dari ummatnya tidak serta merta memerintah atau melarang secara langsung. Karakter ini dapat diimplementasikan oleh pemimpin saat ini yaitu dengan melakukan perubahan kepada masyarakat sesuai dengan porsi masyarakat tersebut. Yang terpenting ialah bekerja secara keras, tuntas, ikhlas, cerdas, dan juga optimis. 3. Terdapat kemudahan dalam kesulitan untuk memperoleh keunggulan dibalik kesulitan. Seperti yang terdapat pada QS.94;5 sesungguhnya dibalik kesulitan itu terdapat kemudahan. Hal ini tercermin ketika Rasulullah melakukan dakwah kepada kaum Qurais dan yang lainnya. Walaupun ditolak oleh masyarakat, beliau tetap sabar dan bersikap baik kepada mereka. Malahan dengan sikapnya tersebut, orang lain bersikap luluh dan tertarik untuk memasuki islam. Dengan kata lain terdapat kekuatan dibalik kelemahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mengontrol diri terhadap orang lain, sehingga orang lain akan memiliki respon yang positif terhadap diri kita. Karakter ini dapat dikaitkan dengan 3 dari 7 rukun tawazun yaitu keterampian spritual, akhlak, dan juga dakwah. 4. Tidak berputus-asa jika semua usaha gagal dan tidak sesuai dengan hasil, maka berpindahlah untuk mencari tempat yang lain. Hal dapat pula terlihat ketika awal periode dakwah Rasulullah SAW. Ketika itu beliau banyak dikucilkan oleh masyarakat Quraish yang berada di Mekkah, oleh karena itu beliau memutuskan untuk berpindah tempat dalam berdakwah. Hingga beliau banyak diterima oleh kalangan Madinah dan setelahnya kembali mendakwakan islam ke Mekkah (Fathu Mekkah). Selain itu, migrasi atau hijrah pun memiliki prinsip filosifis dan sosial dalam islam yaitu memberikan lebih banyak kesempatan dan sumber daya yang lebih luas. Selain itu hijrah pun merupakan salah satu tingkatan tertingi dalam berjihad. Kedua prinsip tersebut memiliki keseimbangan dalam hal ekonomi dan juga dakwah. Dimana hijrah dibutuhkan dalam berdagang dan juga menyebarkan dakwah. 5. Pecaya pada fitrah manusia, hampir semua orang pada dasarnya adalah baik berusaha untuk berteman dengan siapa pun, sekali

3 pun itu adalah musuh. Sepintas kalimat tersebut sulit untuk ditelan secara langsung, namun Rasulullah telah berhasil mempraktikan hal tersebut. Poin yang terpenting adalah bersikap bijak dan menggunakan win-win solution. Hal ini dapat kita lihat dalam proses islamnya Umar bin Khathab. Dengan melakukan pertemanan yang baik, pada akhirnya kita dapat memberikan penguatan positif kepada orang tersebut. Seperti yang terjadi pada Umar bin Khathab pasca masuknya ke dalam islam. 6. Perencanaan dan persiapan ketika melakukan pengendalian: Tidak pernah bersikap terburu-buru dan tanpa adanya persiapan perencanaan jangka panjang, specific goals, persiapan sumber daya, dan mengetahui kualifikasi terpenting untuk mencapai sesuatu. 7. Mencari Perdamaian kekuatan kedamaian jauh lebih kuat dan efektif dibandingkan dengan gejolak kekerasan. Salah satu pelajaran karakter penting yang dapat dipetik dari keteladanan Rasulullah ialah dengan membawa kadamaian terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini yang dilakukan ketika beliau melakukan dakwah-nya pada periode awal Madinah. Beliau menyatukan dan mempersaudarakan antara kaum anshar dan muhajirin. Lebih dari itu, beliau pun tetap melindungi kaum selain non-muslim seperti nasrani dan yahudi. Karakter ini sangatlah penting dimiliki oleh pemimpin saat ini, uatamanya dalam konteks ke-indonesiaan. Pemimpin yang bersikap adil dan membawa kedamaian merupakan pemimpin yang pantas untuk memimpin Indonesia. 8. Capitalize on the Positive mengubah kewajiban menjadi asset. Setelah terjadinya perang Badr, sekitar 70 lawan perang ditawan dan dipenjarakan. Semua dari mereka merupakan orang-orang yang telah terdidik di Mekkah. Tahanan tersebut merepresentasikan kewajiban yang besar bagi umat muslim dikarenakan gaya hidup dan kebutuhan mereka yang besar. Untuk mensiasati hal tersebut maka Rasulullah berusaha mengubah kewajiban tersebut menjadi aset yang besar. Hal yang dilakukan Rasulullah adalah dengan mengumumkan bahwa kriminal memiliki kesempatan untuk membayar uang tebusan dengan mengajar 10 anak madinah untuk membaca dan menulis. Kebijakan tersebut pun menjadi sejarah pendidikan dalam islam dimana seluruh siswanya adalah

4 muslim, sedangkan seluruh gurunya adalah tahanan yang merupakan lawan perang Rasulullah. 9. Be Realistic Pragmatism instead of idealism leads to success slow change. Menjadi orang yang relistis adalah kata lain bekerja secara tuntas dan sesuai kemampuan. Hal ini dapat dicerminkan dengan kemampuan rasulullah dalam menalar suatu permasalahan dan mencari solusinya. Sehingga apa yang dikerjakan beliau adalah sesuatu yang telah diukur baik buruknya, dan tentunya atas bimbingan oleh Allah SWT. Poin penting yang dapat kita ambil ialah dengan memiliki paradigma yang luas dalam memandang sesuatu. Terkadang jika kita melihat sesuatu, kita hanya memandang dari diri kita, namun kita tidak mengetahui permasalahan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan paradigma yang luas tersebut, maka kita dapat mengambil kesimpulan yang tepat serta penyelesaian yang tepat pula. Sehingga setiap pekerjaan yang kita lakukan akan terselesaikan secara tuntas bukan hanya sekadar anganangan belaka. 10. Membawa perjuangan dakwah kepada hasil dengan mengatur kembali usaha dan sumber daya di ranah lain yang memungkinkan memperoleh hasil yang positif. Karakter terkahir yang dapat kita teladani pada tulisan ini ialah dengan bekerja sungguh-sungguh dan memanfaatkan segala peluang dan potensi yang ada. Karakter ini tercermin ketika Rasulullah memimpin masyarakat Madinah. Setelah membangun pondasi persaudaraan yang kuat antara masyarakat, Rasulullah pun memberdayakan masyarakat secara positif. Dalam waktu yang singkat, Madinah menjadi tempat produksi makanan dan hasil panen lainnya, serta menjadi pusat tempat perdagangan para pedagang. Hal tersebut menjadi model contoh peradaban yang makmur oleh manusianya. Setelah dakwahnya berhasil di Madinah, Rasulullah kemudian mempersiapkan segala sesuatunya untuk kembali ke Mekkah menyebarkan dakwah islam. Dalam waktu yang singkat pun, Mekkah berhasil ditaklukkan. Begitulah setidaknya 10 karakter emas yang dapat digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai manusia yang paling berpengaruh di dunia.

5 Apabila dikaitkan dengan konteks ke-indonesiaan, maka setidaknya terdapat 3 karakter emas yang dapat dikaitkan dengan Nasionalisme dan Moderenitas. 1. Bersifat Gradual atau secara bertahap Sejatinya pembangunan suatu bangsa tidak serta merta dapat dilakukan secara instan, melainkan perlu waktu dan proses. Begitu pun dengan perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang lampau ketika merebut kemerdekaan dari para sekutu. Perjuangan yang dilakukan dimulai dengan perjuangan secara terpisah oleh setiap daerah. Hingga adanya semangat sumpah pemuda yang menyatukan bangsa Indonesia. Semenjak itu maka perjuangan terus dilancarkan, tidak hanya fisik, melainkan pula dengan adanya pendidikan. Konteks pembangunan modern pun seharusnya memperhatikan aspek gradualitas. Pembangunan negara hakikatnya adalah membangun peradaban yang terdiri dari populasi, spesialisasi kerja, institusi negara, administrasi, dan juga teknologi. Elemen tersebut haruslah dibangun secara bertahap dengan memerhatikan realitas dan keseimbangannya. Seperti misalnya dalam pembangunan infrastruktur atau teknologi, maka pembangunan manusia pun harus dilakukan. Sehingga pembangunan berjalan secara efektif dan seimbang. 2. Tidak berputus-asa Karakter tidak berputus-asa atau pantang menyerah sejatinya telah melekat kepada para pejuang bangsa Indonesia. Tanpa adanya karakter ini maka penjajahan akan terus berangsung dan sulit untuk dihentikan. Karakter ini tentunya sangatlah relevan dalam segala dimensi ruang dan waktu, dengan catatan bahwa dalam hal kebaikan. Hal ini pun sesuai dengan perintah islam yaitu amar ma ruf, senantiasa berjuang untuk melakukan kebaikan. Setidaknya dua sifat yang harus dimiliki yang berkaitan dengan karakter ini, yaitu ikhlas dan bersabar. Mengawali segala sesuatu dengan ikhlas, dan diakhiri dengan kesabaran jika hasilnya tidak memuaskan. Sebab sabar merupakan bentuk kepasrahan yang positif, berbeda dengan menyerah dan apatis. Karakter ini dapat tergambarkan melalui perjuangan dalam Perang Diponegoro. Singkatnya, peperangan ini merupakan salah satu peperangan hebat yang dapat membuat Belanda segan kepada Indonesia. Perang Gerilya yang dilancarkan pada saat itu membuat Belanda menelan begitu banyak kerugian, baik materiil maupun

6 pasukannya. Karakter ini pun yang dibawa hingga pada saat proklamasi dibacakan yang menandakan Indonesia telah merdeka dari penjajah. Karakter ini sangatlah relevan untuk membangun bangsa yang modern. Kondisi yang dialami negara Jepang saat ini merupakan bentuk manifestasi usaha yang dilakukan di masa lampau. Hanya butuh waktu yang singkat pasca pemboman Nagasaki dan Hisroshima, Jepang kembali bangkit dan menjadi Negara yang maju peradabannya. Begitu pun yang dialami oleh Negara Korea Selatan, dan Singapura. Apabila seluruh unsur masyarakat, pemerintah, pebisnis, dan media berjuang bersama-sama maka peradaban modern dapat terwujud dengan baik. 3. Perencanaan dan Persiapan Karakter terakhir yang dapat dapat diteladani dalam konteks nasionalisme dan modernitas adalah perencanaan dan persiapan yang baik. Karakter ini berkaitan dengan berbagai perang yang telah dalami oleh para pejuang Indonesia. Bukti nyata perjuangan yang dialami ialah ketika masa pra, post, dan pasca proklamasi dilakukan. Perencanaan dan persiapan proklamasi dilakukan dengan melakukan rapat BPUPKI, pembentukan piagam pancasila, hingga persiapan detik-detik proklamasi. Dengan memanfaatkan waktu yang terbatas maka proklamasi pun berhasil dilakukan. Kemudian selanjutnya adalah dengan mengadakan sidang PPKI setelah prolamasi dilakukan. Perencanaan dan persiapan sangatlah penting untuk memperoleh hasil target yang maksimal. Begitu pun dengan membangun peradaban yang modern, perlu persiapan dan perencanaan yang matang agar seluruh aspe dapat terbangun secara maksimal. Sumber: tm Notes: untuk artikel surat kabarnya masih dalam proses Bang, ternyata masih butuh banyak refrensi nih.