PENGARUH TIME PRESSURE, RESIKO AUDIT, TINDAKAN SUPERVISI, KOMITMEN PROFESIONAL DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TIME PRESSURE, RESIKO AUDIT, TINDAKAN SUPERVISI, KOMITMEN PROFESIONAL DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT"

Transkripsi

1 PENGARUH TIME PRESSURE, RESIKO AUDIT, TINDAKAN SUPERVISI, KOMITMEN PROFESIONAL DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Study Empiris : Pada Kantor Akuntan Publik Di Sumatera) Syaftril Huda 1, Herawati 1, Ethika 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta hudasyaftril@yahoo.com ABSTRACT Lately issued by the auditor's opinion on the financial statements of a company is very beneficial to the community. This study aims to analyze the factors affecting the premature termination of the audit procedures on public accounting firm in Sumatra. Variables used in this study is time pressure, risk audit, supervision actions, professional commitment and materiality. The number of samples used were 52 respondents. Data were collected by questionnaires spread. Results of this study indicate that the risk variables affect the audit and professional commitments while the other variables have no effect. Keywords: Time Pressure, Risk Audit, Action Supervision, Professional Commitment, materialitas PENDAHULUAN Akhir-akhir ini opini yang dikeluarkan oleh auditor atas laporan keuangan sebuah perusahaan sangat bermanfaat besar bagi masyarakat. Oleh karena itu auditor harus bisa merencanakan dan melaksanakan audit laporan keuangan dengan baik tanpa adanya salah saji material yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan dari auditor tersebut. Penghentian prematur atas prosedur audit biasanya dilakukan auditor dalam melakukan pengauditan pada situasi dimana auditor dihadapi dengan tekanan untuk dapat menyelesaikan audit dalam waktu yang telah dianggarkan. Raghunathan (dalam Basuki dan Krisna, 2006) menyatakan bahwa premature sign-off pada program audit sebelum menyelesaikan satu atau lebih prosedur audit yang dibutuhkan timbul akibat 1

2 tekanan waktu. Adanya tekanan waktu menuntut auditor untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan segera. Proses audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor melalui empat tahap utama yaitu: perencanaan, pemahaman, pengujian struktur pengendalian intern serta penerbitan laporan audit (Mulyadi, 2002). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini merupakan modifikasi antara penelitian Maulina, dkk (2010), Yuliana, dkk (2009), Wahyudi, dkk (2011), Sedangkan pada penelitian ini akan dibahas mengenai time pressure, risiko audit, tindakan supervisi, komitmen professional dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Serta sampel yang digunakan auditor Kantor Akuntan Publik Di Sumatera. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab tindakan penghentian premature atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Sumatra dari segi time pressure, resiko audit, tindakan supervisi, komitmen profesional dan materialitas. HIPOTESIS Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan dengan langkah yang lain (Marxen, 1990 dalam Sososutikno, 2003). PMSO ini secara langsung mempengaruhi kualitas audit dan melanggar standar profesional. Graham (1985) dalam Lestari (2010) menyimpulkan bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang penting dari pada prosedur audit tidak dilakukan secara menadai. Samsul Ulum (2005) menyatakan bahwa perilaku penghentian prematur atas prosedur audit timbul karena rendahnya orientasi etis para auditor (sifat relativisme yang tinggi). Chan dan Leung (2006); Leung dan Cooper (2005) dalam Lestari (2010) menyatakan bahwa perilaku etis yang rendah disebabkan oleh orientasi etis individu yang rendah sehingga para auditor tidak berperilaku etis dalam menjalankan profesinya. TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN Time Pressure 2

3 Herningsih (2001) mengatakan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit, akhir-rakhir ini tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan time pressure/tekanan waktu. Time pressure memiliki dua dimensi sebagai berikut : (1) Time Budget Pressure merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat. (2) Time Deadline Pressure merupakan kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya. Maulina, dkk (2010) meneliti tentang pengaruh tekanan waktu dan tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t sebagai uji pengaruh diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ada pengaruh antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit serta tidak terdapat pengaruh antara tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Yuliana, dkk (2009) meneliti tentang pengaruh time pressure dan risiko audit terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa time pressure dan risiko audit berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H1: Time Pressure berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera. Resiko Audit Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang tinggi berarti auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji material. Supaya bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji material maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak pula. Dengan demikian ketika risiko audit tinggi, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah (Suryanita, dkk, 2006). 3

4 Yuliana, dkk (2009) meneliti tentang pengaruh time pressure dan risiko audit terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa time pressure dan risiko audit berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H2: Resiko audit berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera. Tindakan Supervisi Comstock, (1994) dalam Martamin (2006) mengatakan supervisi merupakan proses yang berkelanjutan untuk mengawasi atau mengarahkan pekerjaan yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan maka ia akan dihukum. Pada masa sekarang ini, supervisi diwarnai dengan gaya kepemimpinan partisipatif. Trempe et al, (1985) dalam Martamin (2006) mengatakan ketika pekerja merasakan bahwa supervisor berlaku adil dan kompeten serta yakin bahwa supervisor mempunyai niat baik dan sepenuh hati maka kepuasan akan cenderung meningkat atau naik. Sebaliknya, ketika pekerja memandang bahwa supervisor berlaku tidak adil, tidak kompeten atau mendorong motivasi pribadi maka kepuasan akan cenderung menurun. Maulina, dkk (2010) meneliti tentang pengaruh tekanan waktu dan tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t sebagai uji pengaruh diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : ada pengaruh antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit serta tidak terdapat pengaruh antara tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H3: Tindakan supervisi berpengaruh 4

5 signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera. Komitmen Profesional Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman auditor dengan komite profesionalisme, lamanya bekerja hanya mempengaruhi pandangan profesionalisme, hubungan dengan sesama profesi, keyakinan terhadap profesi dan pengabdian pada profesi. Hal ini disebabkan bahwa semenjak awal tenaga professional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas dengan menggunakan keahlian dan dedikasi mereka secara professional (Trisnaningsih, 2003). Wahyudi, dkk (2011) meneliti tentang praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian menunjukkan prosedur audit yang paling sering ditinggalkan saat time pressure adalah uji kepatuhan terhadap sistem komputer on-line klien, sedangkan prosedur audit yang paling jarang ditinggalkan/dihentikan adalah konfirmasi kepada pihak ketiga. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bukti empiris bahwa dari lima variabel bebas yang digunakan dalam memprediksi terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, hanya variabel materialitas yang memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel time pressure, risiko audit, prosedur review, kontrol kualitas,dan komitmen profesional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H4: Komitmen professional berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera Materialitas Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA seksi 312 materialitas merupakan besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi 5

6 penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut (Sukrisno, 1996:100) dalam Suryanita, et al (2007). Wahyudi, dkk (2011) meneliti tentang praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian menunjukkan prosedur audit yang paling sering ditinggalkan saat time pressure adalah uji kepatuhan terhadap sistem komputer on-line klien, sedangkan prosedur audit yang paling jarang ditinggalkan/dihentikan adalah konfirmasi kepada pihak ketiga. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bukti empiris bahwa dari lima variabel bebas yang digunakan dalam memprediksi terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, hanya variabel materialitas yang memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel time pressure, risiko audit, prosedur review, kontrol kualitas,dan komitmen profesional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H5: Materailitas berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Padang, Jambi, Palembang dan Medan. Teknik penarikan sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut : (1) Auditor Senior dan Junior. (2) Auditor yang telah menjalani fungsinya minimal 1 tahun. 6

7 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan mengambil data dari populasi yang ada. Data dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuisioner yang dilakukan dengan cara : (a) Diantar sendiri yang disertai dengan surat permohonan untuk menjadi responden untuk auditor yang bekerja di KAP wilayah kota Padang. (b) Menitipkan kuisioner pada contact person dari KAP. (c) Mengirim atau pos untuk responden KAP yang berada di luar kota Padang. Definisi Operasioanl dan Pengukuran Waggoner dan Cashell, (1991) dalam Lestari (2010) mengatakan tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Instrumen variabel ini terdiri dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Risiko audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapat sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (PSA No 5, 2001). Indikator yang digunakan resiko bawaan, pengendalian dan deteksi. Instrumen variabel ini terdiri dari 3 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Tindakan supervisi didefinisikan sebagai pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Konsep tindakan supervisi diterjemahkan ke beberapa aspek dari tindakan supervisi menurut AECC Statement No. 4 yang salah satu pembahasannya adalah AECC Recommendations for Supervisors of Early Work Experience, yaitu aspek kepemimpinan dan mentoring, aspek kondisi kerja, dan aspek penugasan. Instrumen variabel ini terdiri dari 9 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Trisnaningsih, 2003). Komitmen professional menggunakan instrument yang dikembangkan Trisnaningsih (2003). Instrumen variabel ini terdiri dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Materialitas dapat didefinisikan 7

8 sebagai besarnya salah saji dari informasi akuntansi yang dalam kondisi terterntu hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan pengambilan keputusan yang diambil oleh orang yang memepercayai informasi yang mengandung salah saji tersebut. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) yang secara spesifik mengukur secara kualitatif dan kuantitatif tingkat materialitas yang terkandung dalam prosedur audit. Instrumen variabel ini terdiri dari 3 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan penghentian satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit. Indikator penghentian prematur atas prosedur audit berupa mengakhiri program audit sebelum waktunya, penghentian terhadap prosedur audit yang diisyaratkan, mengabaikan prosedur audit, dan pemberian opini atas laporan keuangan tanpa peninjauan mendalam. Instrumen variabel ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. TEKNIK ANALISA DATA Penggunaan analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara time pressure (X1), resiko audit (X2), tindakan supervisi (X3) komitmen profesional (X4), materialitas (X5) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Y) secara bersama-sama maupun secara parsial. Bentuk umum regresi tersebut menurut Ghozali (2011) adalah: Y = α+ β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e Keterangan: Y = penghentian prematur atas prosedur audit A = Konstanta β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 = koefisien regresi X 1 = time pressure X 2 = resiko audit X 3 = tindakan supervisi X 4 = komitmen profesional = materialitas X 5 8

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian yang telah diakukan diperoeh hasil sebagai berikut: Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Koefisien Regresi Sig Alpha Kesimpulan Konstanta 27,239 Time Pressure 0,076 0,709 0,05 Tidak Signifikan Risiko Audit 0,308 0,023 0,05 Signifikan Tindakan Supervisi 0,172 0,240 0,05 Tidak signifikan Komitmen Profesional 0,442 0,044 0,05 Signifikan Materialitas 0,111 0,584 0,05 Tidak Signifikan R 2 0,246 F-sig 0,020 Pada tabel terlihat bahwa nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,246 hasil tersebut menunjukan bahwa time pressure, resiko audit, tindakan supervisi, komitmen preffesional dan dan materialitas mampu memberikan kontribusi dalam mempengaruhi penghentian premature atas prosedur audit sebear 24,60% sedangkan sisanya sebesar 75,40% lagi dijelaskan oleh variabel lain atau berada diluar model penelitian. Sedangkan uji F-statistik menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,020 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian semua variabel secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Pada tabel menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa time pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Hasil tersebut disebabkan karena auditor sering lembur dalam audit laporan keuangan dan mungkin juga auditor sering menyediakan waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit. Pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa resiko audit berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. ketika resiko audit tinggi, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian premature atas prosedur audit akan semakin rendah. Sebaliknya, jika auditor menetapkan 9

10 resiko deteksi yang rendah maka semakin tinggi kecendrungannya untuk melakukan penghentian premature. Pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa tindakan supervisi tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit.hal ini disebabkan landasan (dalam hal ini supervisi) auditor yang dijadikan panduan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan bukan menjadi faktor penghalang bagi auditor untuk melakukan penghentian premature atas prosedur audit. Hal ini disebabkan karena selama praktik penghentian premature atas prosedur audit dapat menghasilkan hasil audit yang sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan keuangan, auditor akan tetap malakukkannya meskipun telah dilakukan pengarahan kepadanya. Pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa komitmen profesional berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. jika auditor memiliki komitmen yang rendah pada profesinya, maka kecendrungan auditor untuk meninggalkan/ mengabaikan prosedur tersebut akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya jika auditor memiliki komitmen yang tinggi pada profesinya, maka kecendrungan auditor untuk meninggalkan/ mengabaikan prosedur tersebut akan semakin rendah. Pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa materialitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit. Hasil tersebut disebabkan karena auditor mempertimbangkan dengan baik penaksiran materialitas pada tahap perencanaan audit sehingga auditor dapat menentukan jumlah rupiah materialitas dan mengkonsumsi waktu dan usaha dengan baik. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bukti empiris bahwa variabel Resiko Audit dan Komitmen profesional berpengaruh signifikan. Sedangkan variabel time pressure, tindakan supervise dan materialitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur audit pada kantor akuntan publik di Sumatra. Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya adalah : (1) Jumlah sampel responden yang tergolong minimum (2) Masih adanya beberapa variabel lain yang mempengruhi 10

11 penghentian secara premature prosedur audit yang tidak digunakan didalam penelitian ini. (3) Dalam pengumpulan data, peneliti tidak melakukan wawancara didalam kegiatan tersebut, sehingga instrument hanya berdasarkan pada persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan masalah bila persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya. Peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat memperkuat akurasi hasil penelitian dimasa mendatang : (1) peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan jumlah sampel responden yang lebih banyak, (2) diharapkan memperluas wilayah observasi dengan tujuan untuk mendapatkan akurasi dan kontribusi hasil penelitian yang lebih baik, (3) disarankan untuk mencoba minimal menambahkan satu variabel baru yang belum digunakan didalam penelitian ini seperti ukuran KAP, kompetensi dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Accounting Education Change Commision (AECC), 1993, Issues Statement Number 4 Improving the Early Employment Experience, April 1993, 4.htm, internet. Basuki dan Krisna Yunika Mahardani., Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Jurnal Maksi, Vl. 6, no. 2, p Ghozali, Imam Analisis Multivariate dengan Menggunakan IBM SPSS Versi 19. Universitas Dipenegoro, Semarang. Heriningsih, S Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Pada Kantor Akuntan Publik. Tesis, Pascasarjana, Universitas Gajah mada Yogyakarta. Lestari, Ayu Puji Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit. Skripsi Fakultas Ekonoomi Universitas Diponegoro. Semarang. Martamin, Irvan Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor. Tesis Program Studi magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Maulina, Mutia, Ratna Anggraini, Choirul Anwar Pengaruh Tekanan waktu dan Tindakan Supervisi terhadap penghentian Prematur atas prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Mulyadi Auditing. Edisi ke enam. Jakarta : Salemba Empat. 11

12 Sososutikno, Christina., Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku dengan Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Suryanita, Dody, Hanung triatmoko. (2007), Penghentian Premature atas Prosedur Audit. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10 No. 1 Suryanita, Weningtyas. dkk., Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. Trisnaningsih, T. (2003). Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indomnesia. No. 2 (6), Ulun, Akhmad Samsul. (2005). Pengaruh Orientasi Etika terhadap hubungan antara Time Pressure dengan Prilaku Prematur Sign-off Prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Wahyudi, Imam, Jurica Lucyanda, Loekman H. Suhud Praktik Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Media Riset Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Agustus. Yuliana, Amalia, Netty Herawati, Enggar Diah Puspa Arum Pengaruh Time Pressure Dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 1, No. 1,Februari, hlm

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Disumpulkan bahwa hipotesis

Lebih terperinci

PRAKTIK PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PRAKTIK PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT ISSN 2088-2106 PRAKTIK PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Imam Wahyudi Program Studi Akuntansi Institut Keuangan Perbankan dan Informasi Asia Perbanas Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta

Lebih terperinci

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 PENGARUH TIME PRESURE, RESIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, LOCUS OF CONTROL SERTA KOMITMEN PROFESIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak

BAB I PENDAHULUAN. publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji hubungan antara tekanan waktu, locus of control, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Dharma Manajemen supervisi. Jakarta : Rajawali pers

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Dharma Manajemen supervisi. Jakarta : Rajawali pers DAFTAR PUSTAKA Agus, Dharma. 2001. Manajemen supervisi. Jakarta : Rajawali pers Aji, Prasetya Bayu. 2013. Pengaruh time pressure, risiko audit, matrealitas dan kesadaran etis terhadap penghentian prematur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan supervisi berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan

BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan data kuesioner yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengauditan didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi-ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN PROSEDUR REVIEW & KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN PROSEDUR REVIEW & KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, RISIKO AUDIT DAN PROSEDUR REVIEW & KONTROL KUALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian Tekanan waktu memiliki pengaruh yang positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR KAP DI SURAKARTA DAN YOGYAKARTA) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik merupakan auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Reduced Audit Quality Behaviour (perilaku pengurangan kualitas audit) adalah tindakan yang diambil auditor untuk mengurangi efektivitas pengumpulan bukti

Lebih terperinci

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang KUESIONER Mohon Bapak / Ibu / Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini dengan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak / Ibu / Saudara. 1 ini berhubungan dengan prosedur audit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan. Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit adalah proses yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah dan DIY) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang.

Lebih terperinci

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-11 Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan

Lebih terperinci

Kata kunci : tekanan waktu, penghentian prematur atas prosedur audit

Kata kunci : tekanan waktu, penghentian prematur atas prosedur audit PENGARUH TEKANAN WAKTU TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Kasus pada Kantor Inspektorat Kota Tasikmalaya) Agung nugraha (113403053) E-mail: nugros94@gmail.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik

BABI PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik perusahaan yaitu dengan melaporkan perkembangan usaha yang dikelolanya setiap akhir periode akuntansi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control terbukti tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil dari pengujian ini membuktikan bahwa variabel profesionalisme auditor mempengaruhi penentuan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.

Lebih terperinci

PEMENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA AUDITOR DI KAP SURABAYA

PEMENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA AUDITOR DI KAP SURABAYA JRMA Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1, Februari 2013 PEMENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA AUDITOR DI KAP SURABAYA Nova Kumalasari Dwi Handayani Haris Wibisono Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak kompetensi, independensi auditor, dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit pada KAP di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam hampir setiap pengambilan keputusan ekonomi. Informasi akan lebih dipercaya apabila informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengauditan didefinisikan sebagai suatu prosessistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi buktiyang berhubungan dengan asersi tentang tindakantindakan

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada Auditor KAP di Yogyakarta dan Semarang) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Kota Semarang ) NASKAH PUBLIKASI Oleh : ROHMAD SURYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan industri di Indonesia menuntut perusahaan semakin akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat menjadi laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor dalam Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor dalam Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor dalam Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit ASTIA PUTRIANA; NOVITA WENINGTYAS RESPATI*; CHAIRINA Program Studi Akuntansi, Universitas Lambung Mangkurat,

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kepuasan kerja karyawan. dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kepuasan kerja karyawan. dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu topik yang senantiasa menarik dan dianggap penting, baik oleh ilmuwan maupun praktisi, karena kepuasan kerja dipandang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah kasus Enron, yang merupakan kegagalan KAP Arthur Andersen, dan World.Com di Amerika Serikat pada 2001, serta kasus Kimia Farma, auditor dianggap

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT MUTIA MAULINA RATNA ANGGRAINI CHOIRUL ANWAR ABSTRACT

PENGARUH TEKANAN WAKTU DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT MUTIA MAULINA RATNA ANGGRAINI CHOIRUL ANWAR ABSTRACT PENGARUH TEKANAN WAKTU DAN TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT MUTIA MAULINA RATNA ANGGRAINI CHOIRUL ANWAR ABSTRACT Premature sign off of audit procedure is one form of

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Experience Auditor, Professional Ethics, Materiality

ABSTRACT. Keywords: Experience Auditor, Professional Ethics, Materiality ABSTRACT Research into consideration the materiality level is pretty much done, this research discusses the influence of experience auditor and professional ethics to the level of materiality considerations.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keahlian audit, situasi audit, dan independensi

Lebih terperinci

Oleh : Marina F. Sitorus Pembimbing : Rita Anugerah dan Mudrika Alamsyah ABSTRACT

Oleh : Marina F. Sitorus Pembimbing : Rita Anugerah dan Mudrika Alamsyah ABSTRACT PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Riau dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya dunia bisnis pada saat ini mengharuskan pelaku bisnis untuk meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Isu mengenai pelanggaran profesionalisme dan etika profesi beberapa tahun belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus pelanggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada OJK. Sampel dari penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

PROFESIONALISME AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PROFESIONALISME AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PROFESIONALISME AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris Pada KAP Di Semarang) KURNIAWAN PUJI WIBOWO Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Drs. Dul Mu id, S.E, M.SI,

Lebih terperinci

Keywords: Independence, Audit Structure, Organizational Commitment, Professional Commitment,

Keywords: Independence, Audit Structure, Organizational Commitment, Professional Commitment, ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, STRUKTUR AUDIT, KOMITMEN ORGANISASI, KOMITMEN PROFESIONAL DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA AUDITOR (Survey Pada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan pada laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga yaitu auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme yang tinggi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan

BAB V PENUTUP. kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman, kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan pada Kantor Akuntan Publik di

Lebih terperinci

Pengaruh Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol Kualitas, Dan Komitmen Profesional Terhadap Prematur Sign Off

Pengaruh Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol Kualitas, Dan Komitmen Profesional Terhadap Prematur Sign Off Pengaruh Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol Kualitas, Dan Komitmen Profesional Terhadap Prematur Sign Off (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Pekanbaru dan Padang) By: Trinaldi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh audit fee, gaya kepemimpinan pertimbangan, dan gaya kepemimpinan struktur yang mengawali

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN, DAN PENGALAMAN, TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN, DAN PENGALAMAN, TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN, DAN PENGALAMAN, TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

FAJAR DWI NUGROHO B

FAJAR DWI NUGROHO B PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Pengertian Audit Komite konsep audit dasar (committee on auditing concepts) telah merumuskan definisi umum dari audit: Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada Auditor KAP di Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

ELY TOPHAN ANGGRAINI B

ELY TOPHAN ANGGRAINI B PENGARUH FAKTOR TIME PRESSURE, MATERIALITAS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP TERJADINYA PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Kasus pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU LOCUS OF CONTROL, TINDAKAN SUPERVISI DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU LOCUS OF CONTROL, TINDAKAN SUPERVISI DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU LOCUS OF CONTROL, TINDAKAN SUPERVISI DAN MATERIALITAS TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surakarata dan Semarang)

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 3 (2) (2014) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT DENGAN KONTROL KUALITAS SEBAGAI

Lebih terperinci

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997) situasi ini auditor biasanya tidak melaksanakan prosedur yang lengkap dengan mengabaikan salah satu atau beberapa langkah audit yang berlaku tanpa menggantinya dengan langkah lain dan tetap mengeluarkan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT Devi Wulandari 1) Muhammad Abdul Aris 2) 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Opini Auditor Independen Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Semarang)

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Semarang) DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak, BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno dan Jan Hoesada, 2009, Bunga Rampai Auditing, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno dan Jan Hoesada, 2009, Bunga Rampai Auditing, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 109 DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Jan Hoesada, 2009, Bunga Rampai Auditing, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Arens, Alvin A, et.al, 2012, Auditing and Anssurance Services- an Integrated Approach 14th

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keperilakuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keperilakuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Teori Keperilakuan Teori keperilakuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Hudayati dalam Setyorini (2011) membagi

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Ponny Harsanti, Aprilia Whetyningtyas 1 Diterima : 6 Sepember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen atau akuntan publik

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Pressure obedience, complexity of tasks, knowledge, experience, and audit judgement. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Pressure obedience, complexity of tasks, knowledge, experience, and audit judgement. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The case of an audit failure in recent decades, has led to the crisis of confidence regarding the inability of the accounting profession in auditing financial statements. As in the case of an

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 70 KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur review dan Kontrol Kualitas, locus of control, Komitmen Profesi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Identitas

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS e-jurnal BINAR 27 AKUNTANSI e-jurnal Vol. 2 No. BINAR 1, Januari AKUNTANSI 2013 Vol. 2 No. 1, April 2013 ISSN 2303-1522 PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL AUDITOR TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL AUDITOR TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT 356 PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL AUDITOR TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Zaenuddin Imam Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi zeeimam464@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia usaha yang sangat pesat para pelaku bisnis dituntut untuk lebih transparan dalam mengolah laporan keuangan usahanya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 19,9% dan tingkat regresi Y = 2, ,409X 1 terhadap Kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 19,9% dan tingkat regresi Y = 2, ,409X 1 terhadap Kualitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam penelitian ini terdapat enam hipotesis yang dianalisis dengan menggunakan uji linier berganda, dan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, maka

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas keputusankeputusan yang diambil. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir

Lebih terperinci