BAB II KAJIAN TEORI. kewibawaan dalam pendidikan ( opveodings-gezeg) adalah pengakuan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. kewibawaan dalam pendidikan ( opveodings-gezeg) adalah pengakuan dan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kewibawaan Guru Menurut Amir Dien Indrakusuma dalam buku Ilmu Pendidikan, kewibawaan dalam pendidikan ( opveodings-gezeg) adalah pengakuan dan penerimaan secara suka rela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain. Pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran orang adalah atas dasar keikhlasan dan bukan dasarkan atas rasa terpaksa atau rasa takut. Murid yang mengakui dan menerima anjuran anjuran yang diberikan oleh guru, bukan atas dasar paksa atau rasa takut, melainkan karena murid mengakui dan menerima kewibawaan yang ada pada guru. Sehingga mau mengatahui dan menerima anjuran anjuran secara suka rela dan ikhlas. 1 Guru di tengah-tengah masyarakat mendapat tempat yang terhormat dalam kehidupan bermasyarakat yakni memberi suri teladan, ditengahtengah membangun dan di belakang memberi dorongan dan motivasi ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Guru memegang peranan penting dan tugas yang sangat besar di sekolah. Oleh karena itu guru harus bisa menjadi dirinya sendiri panutan atau model dalam bertingkah laku bagi anak didik atau siswanya. Aksara,h Amier Daien Indrakusuma, 2008, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Bumi 12

2 Salah satu komponen yang ikut terlibat dalam proses pendidikan adalah pendidik. Sebagaimana tercantum dalam Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat ( 2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 2 Baik itu guru yang mengajar di sekolah maupun dosen yang mengajar di perguruan tinggi. Peranan pendidik sangat penting artinya dalam proses pendidikan, sehingga semua upaya pendidikan tidak akan membawa hasil tanpa peran serta guru, karna dia yang bertanggung jawab dan menentukan arah pendidikan tersebut. Pendidik mempunyai tugas yang mulia, sehingga Islam memandang pendidik mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada orang orang yang tidak berilmu. 3 Keutamaan seorang pendidik dalam ajaran Islam adalah bahwa pendidik atau guru sangat dihargai kedudukannya. Kedudukan seorang pendidik telah dijelaskan oleh firman Allah maupun Rasul-Nya. Penjelasan tersebut termaktub dalam Al-Qur an seperti yang terdapat dalam Q.S. Al- Mujadalah ayat 11: 2 Hamzah B Uno, 2009, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, h Zuhairini, 2004, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, h. 167

3 Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sedangkan penjelasan Rasulullah SAW termaktub dalam hadisnya diantaranya yang diriwayatkan oleh Bukhari. خیركم من تعلم القران و علمھ Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur an dan mengajarkannya. Kewibawaan dan pengaruh pendidikan terhadap siswa ialah pengaruh untuk menuju kearah kedewasaan siswa yang lebih baik. Untuk menolong siswa menjadi orang yang sanggup memenuhi tugas hidupnya dengan berdiri sendiri, dan siswa mengakui kewibawaan guru dapat mempengaruhi perkembangan siswa untuk menciptakan atau mewujudkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari hari. Kewibawaan didasari oleh kerelaan, kasih sayang, kesediaan mencurahkan kepercayaan. Semuanya tampak pada orang yang memiliki kewibawaan. Kewibawaan menimbulkan rasa segan, akan tetapi kekuasaan menimbulkan rasa takut. Kadang kadang kalau tidak ada jalan lain perlu

4 digunakan kekuasaan atau kekuatan untuk menopang kewibawaan, sikap yang menimbulkan kewibawaan adalah sifat tegas, konsekuen, dan menghargai. Dalam situasi formal, yakni guru mendidik dan mengajar anak dalam kelas guru harus mampu mengendalikan, mengatur dan mengontrol tingkah laku siswa. Dalam pendidikan kewibawaan merupakan syarat mutlak mendidik dan membimbing siswa di dalam proses pendidikan akan berjalan atau terlaksana dengan baik, jika didukung oleh faktor yang lainnya. Perkembangannya ke arah tujuan pendidikan. Bimbingan dan pendidikan hanya mungkin bila ada kepatuhan diperoleh bila pendidik mempunyai kewibawaan. Kewibawaan dan kepatuhan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain untuk menjamin adanya disiplin. 4 Macam macam kewibawaan dapat dibedakan menjadi : 1. Kewibawaan lahir Adalah kewibawaan yang timbul karena kesan kesan lahiriah seseorang, seperti: bentuk tubuh yang tinggi besar, cara berpakaian yang sopan, tulisan yang indah dan bagus, suara yang lemah lembut, jelas dan tegas. Itu semua akan menimbulkan kewibawaan bagi guru. 2. Kewibawaan batin 4 S. Nasution, 1995, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 93

5 Adanya kewibawaan dan pancaran yang didukung oleh keadaan batin seseorang yang akan menimbulkan, adanya ketaatan pada norma, adanya rasa demi kamu. Maksudnya adanya rasa simpati dan rasa kasih sayang dari guru, karena dengan adanya kewibawaan batin ini, guru bisa memberikan contoh yang baik kepada siswa dan tidak membeda-bedakan siswa. Keberhasilan tugas seorang guru terletak pada tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Ketika ia membimbing dan mendidik siswanya menjadi berhasil dan sukses berprestasi. Seorang guru yang baik adalah apa yang ia katakan didengar dan dipercayai oleh siswa, demikian juga segala tingkah lakunya dijadikan panutan oleh siswanya. Kewibawaan guru terletak pada tutur katanya dan perbuatannya. Dalam pendidikan, dari dua macam kewibawaan yang penulis jelaskan bahwa guru harus memiliki kewibawaan lahir dan kewibawaan batin, karna kewibawaan lahir atau penampilan luar dari pendidik, seperti: tulisan dipapan tulis yang baik, berpakaian yang rapi berbicara yang baik, sikap yang sopan, yang semuanya ini merupakan kesan-kesan luar yang sangat membantu terlaksananya pendidikan, meskipun semua ini saja belum mencukupi. Oleh karena itu kewibawaan batin juga dibutuhkan oleh para pendidik dalam menjalankan tugasnya. Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan teknologi yang harus berkembang

6 sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahun, meningkatkan kualitas pendidik profesional mempunyai citra yang baik dimasyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Keberhasilan seorang guru sangat erat kaitannya dengan kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya, berikut beberapa kompetensi yang harus dikuasai seorang guru : 1. Kompetensi kepribadian 2. Kompetensi paedagogik 3. Kompetensi sosial 4. Kompetensi profesional 5 Adanya kewibawaan guru yang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : 1. Dapat bertindak tegas untuk menciptakan suasana disiplin 2. Guru dipandang sebagai pengganti orang tua 3. Guru sendiri dapat menjaga kewibawaannya dengan menjaga adanya jarak sosial antara dirinya dengan siswa 4. Pada umumnya orang tua mendidik anaknya agar patuh kepada guru 5. Guru harus selalu disebut Ibu Guru atau Pak Guru dan dengan julukan itu memperoleh kedudukan sebagai orang yang dituakan 5 Suyono Hariyanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 186

7 Namun kewibawaan yang sejati diperoleh guru berdasar kepribadian. Kepribadian harus dibentuk berkat pengalaman. Kepribadian diperoleh dengan mewujudkan norma-norma yang tinggi pada diri guru seperti rasa tanggung jawab, yang nyata dalam ketaatan pada waktu, persiapan yang cermat, kerajinan memeriksa pekerjaan siswa, kesediaan membimbing dan membantu siswa, kesabaran, ketekunan, kejujuran. Kewibawaan guru dapat diperoleh dari ketegasan, kedisiplinan, pelaksanaan tangggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar, menjaga dan menghargai batasan-batasan guru dan siswa dalam berinteraksi, sebagaimana kita ketahui guru yang memberikan nilai dan prestasi hendaklah adil dan jujur tanpa pilih kasih, hal ini sangat mempengaruhi kewibawaan guru. Kewibawaan guru akan merosot apabila sikap, ucapan, perbuatan dan penampilan guru tidak mencerminkan kepribadian yang baik. Guru adalah orang yang memiliki kompetensi baik yang mendukung buat perkembangan siswa. Salah satu yang paling penting bagi guru ialah sikap dan kepribadian guru yang baik itu adalah rasa cinta kasih guru kepada siswa. 2. Kedisiplinan Siswa a. Pengertian disiplin

8 Disiplin adalah kesediaan dimana suatu perintah perintah dan larangan-larangan dipenuhi, jika diimplementasikan dalam sekolah maka peraturan peraturan dan larangan-larangan tersebut berkaitan dengan sekolah tertentu yang bertujuan untuk tercapai suatu keteraturan pemeliharaan kondisi dari fungsi sekolah itu sendiri. Sehingga segala aktifitas dalam sebuah sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses perkembangan tersebut meliputi 6 : 1. Perkembangan motor (motor development) yaitu proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills). 2. Perkembangan kognitif (cognitive development) yaitu perkembangan fungsi intelektual atau proses pekembangan kemampuan/kecerdasan otak anak. 3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development) yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahanperubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Jika perkembangan yang diatas terlaksana dengan baik, tentu akan mendapatkan hasil yang baik, terutama perubahan terhadap tingkah laku siswa dalam proses belajar maupun kedisiplinan. 6 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 59

9 Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan ketertiban. Belajar merupakan suatu proses yang mencakup berbagai aktifitas yang membawa siswa kepada pengalaman-pengalaman tertentu melalui latihan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Berbicara mengenai kondisi belajar yang kondusif, kita yang pernah atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah pernah merasa terganggu saat mengikuti pelajaran di kelas karena ulah teman kelas, misalnya ada yang mengajak berbicara pada waktu pembelajaran sedang berlangsung, menyembunyikan alat tulis guru, berbicara seenaknya, penerangan yang kurang jelas, tempat duduk yang kurang nyaman, barang-barang dalam kelas yang tidak teratur, ruangan kelas yang kotor dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat proses pembelajaran berjalan kurang efektif. Jadi disiplin bertujuan untuk melatih setiap individu (siswa) supaya menjadi manusia yang hidup teratur sesuai dengan pola-pola tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Secara psikologi ternyata manusia memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya. Ini adalah salah satu sifat pembawaan taglid (meniru). 7 Keteladanan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Sengaja berbuat sesuatu untuk secara sadar ditiru oleh siswa. 7 Ahmad Tafsir,2008, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya, h. 143

10 2. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang kita tanamkan pada siswa sehingga tanpa sengaja diteladani oleh siswa. b. Disiplin individu dibagi menjadi 2 (dua) faktor yaitu : 1. Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dalam diri siswa itu sendiri, antara lain: a. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan menyenang beberapa kegiatan yang diminati oleh seseorang secara terus menerus yang disertai rasa senang. 8 b. Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan atau menciptakan kondisi tertentu. Sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu Faktor ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar siswa antara lain: a. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. 8 Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta, h Sardiman 2010, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, h. 75

11 Dengan demikian keluarga sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar anak, karena keluarga merupakan jenjang pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. b. Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin siswa. Dalam hal ini sangat dituntut kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, kedisiplinan pegawai atau karyawan serta kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf besrta siswa-siswi. Dalam proses belajar mengajar disekolah guru merupakan cermin atau teladan bagi siswa dalam menegakkan kedisiplinan, karena peran guru secara pribadi diantaranya mencari teladan yaitu yang senantiasa mencarikan teladan baik untuk siswa. c. Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi disiplin belajar anak. Pengaruh itu terjadi dengan keberadaan siswa dalam masyarakat tersebut. c. Bentuk bentuk Kedisiplinan Siswa a. Disiplin Kelas

12 Disiplin kelas dapat diartikan sebagai tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas, teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas. 10 b. Disiplin Diri Disiplin yang dimaksud merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. c. Disiplin Sekolah Disiplin yang dimaksud ialah siswa mememiliki kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada lembaga sekolah. d. Disiplin Belajar Disiplin yang dimaksud ialah siswa menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran dikelas, memperhatikan guru, mengerjakan tugas dan memiliki kelengkapan belajar seperti buku dan alat belajar lainnya d. Bentuk-Bentuk Pembinaan Disiplin a. Dengan Pembiasaan Dalam hal ini anak diarahkan untuk membiasakan disiplin, seperti, memakai pakaian rapi. b. Dengan Contoh atau Tauladan 10 Ramos Lewis, 2004, Discipline Dilemma, Jakarta, Gramedia, h. 57

13 Dalam hal ini seorang guru harus memberikan contoh-contoh yang baik terhadap disiplin, maka siswa akan mengambil contoh dari guru tersebut, sebagai salah satu cara untuk memberikan pembinaan terhadap siswa. c. Dengan Penyadaran Siswa menyadari bahwa disiplin itu penting buat dirinya maupun orang lain. d. Dengan Pengawasan dan Kontrol Guru mengawasi apakah yang dilakukan siswa itu sudah baik atau belum, seperti dalam menerapkan kedisiplinan disekolah. B. Konsep operasional Konsep operasional adalah konsep yang digunakan dalam rangka memberikan batasan terhadap kerangka teoritis. Konsep ini diperlukan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami penelitian. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa kewibawaan merupakan suatu kekuatan dalam diri seseorang hingga ia dapat mempengaruhi orang lain tanpa terpaksa atau dengan keikhlasan mengerjakan atau menuruti apa yang diinginkan oleh orang yang memiliki kewibawaan tersebut. Dalam hal pendidikan kewibawaan harus dimiliki oleh seorang pendidik, karena dalam pendidikan seorang pendidik harus dapat mengajak atau mempengaruhi muridmurid untuk melakukan apa yang diinginkan oleh guru tersebut.

14 Pengaruh kewibawaan gurumerupakan variable bebas (Variabel X). Variabel ini dapat dikatakan baik apabila terpenuhi indikator-indikator sebagai berikut : 1. Guru menguasai materi pelajaran 2. Guru Pendidikan Agama Islam bijaksana mengatur kelas 3. Guru Pendidikan Agama Islam membimbing siswa dalam kegiatan belajar 4. Guru Pendidikan Agama Islam berpakai rapi dan sopan 5. Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan metode yang bervariasi dalam belajar sesuai situasi dan kondisi 6. Guru Pendidikan Agama Islam masuk dan keluar kelas tepat pada waktu. 7. Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti Selanjutnya variabel (Variabel Y) adalah kedisiplinan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. Kedisiplinan siswa dikatakan tinggi apabila terpenuhi indikator-indikator sebagai berikut: 1. Siswa datang tepat waktu 2. Siswa membaca doa setiap memulai pelajaran 3. Siswa mendengar dengan aktif tentang materi pelajaran yang diterangkan guru 4. Siswa mencatat keterangan guru 5. Siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru 6. Siswa menyerahkan tugas yang diberikan guru tepat waktu 7. Siswa tidak ribut selama pelajaran berlangsung

15 8. Siswa memakai pakaian seragam sekolah 9. Siswa tidak keluar kelas selama pelajaran berlangsung 10. Siswa mengikuti pelajaran sampai jam pelajaran berakhir 11. Siswa selalu membaca hamdalah setelah pelajaran selasai. C. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan adalah penelitian yang digunakan sebagai perbandingan untuk menghindari manipulasi terhadap sebuah karya ilmiah dan menguatkan bahwa peneliti lakukan belum pernah diteliti oleh orang lain. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah sebagai berikut: 1. Usni Wati, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI UIN SUSKA Riau (2009) dengan judul Hubungan Kewibawaan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar Siswa di SLTP Negeri 09 Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar. Hasil analisa data yang diperoleh yakni dapat dikatakan bahwa kewibawaan guru mata pelajaran PAI adalah baik. Hal ini terbukti dari hasil rekapitulasi data angket secara keseluruhan sebesar 82.25%. persamaan penelitian Usni Wati dengan penelitian peneliti yakni sama tentang kewibawaan guru. Sedangkan perbedaannya ialah peneliti meneliti tentang pengaruh kewibawaan guru pendidikan agama islam terhadap kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama 23 Pekanbaru.

16 2. Ari Wibowo, Fakultas Tarbiyah dan Jurusan PAI UIN SUSKA Riau (2010) dengan judul Pengaruh Disiplin Guru terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Mematuhi Peraturan Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara. Hasil analisa data dapat diperoleh yakni tidak ada pengaruh positif yang signifikan, ini dapat dilihat tingkat pengaruh antara kedua variabel pada kategori rendah yaitu sedangkan koefisien determinasi adalah persamaan penelitian Ari Wibowo dengan penelitian peneliti yakni sama tentang kedisiplinan siswa. Sedangkan perbedaanya penelitian peneliti tentang pengaruh kewibawaan guru terhadap kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. 3. Stevi Citra Sari, Fakultas Tarbiyah dan Jurusan PAI UIN SUSKA Riau (2011) dengan judul Pengawasan Guru terhadap Kedisiplinan Siswa di SMPN 1 Tambang Kabupaten Kampar dikategorikan kurang terlaksana, hal ini dapat dilihat pada persentase hasil pegolahan data observasi yang diteliti yaitu 54,51% yang berada diantara 40%-55%. Persamaan penelitian Stevi Citra Sari dengan penelitian peneliti yakni tentang kedisiplinan siswa. Sedangkan perbedaannya peneliti meneliti tentang pengaruh kewibawaan guru Pendidikan Agama Islam terhadap kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. 4. Berdasarkan karya ilmiah yang telah penulis baca, penulis menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian yang di lakukan oleh Karim tahun 2006 dengan judul Pengaruh kewibawaan guru terhadap ketaatan siswa pada bidang studi fiqih di MTs

17 Al-Islam Petalabumi Kecamatan Seberita Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kewibawaan guru terhadap ketaatan siswa pada bidang studi fiqih di MTs Al-Islam Petalabumi kecamatan Seberita kabupaten Indragiri Hulu sebesar 40%. Adapun relevansinya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama membahas mengenai kewibawaan guru Berdasar karya ilmiah yang telah penulis baca, penulis menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian yang di lakukan oleh Dwi Santi Sofiana tahun 2011 dengan judul Pengaruh kewibawaan guru terhadap hasil prestasi belajar fiqih siswa kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 01 kudus sebesar 60%. Adapun relevansinya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama membahas mengenai kewibawaan guru. 6. Berdasarkan karya ilmiah yang telah penulis baca, penulis menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian yang di lakukan oleh Indah Sumaya tahun 2010 dengan judul Penegakan disiplin siswa di SMP Al-Amanah Tanggerang Selatan sebesar 78,33% dikategorikan baik. Penulis belum menemukan kajian yang secara spesifik membahas mengenai Pengaruh Kewibawaan Guru Mata Pelajaran PAI terhadap kedisiplinan siswa. Hal yang membedakan antara skripsi di atas dengan skripsi yang akan penulis teliti yaitu skripsi yang akan penulis teliti dengan grsumber.ac.id/ mhst/ indeks.php/ mat20121/ article/ download/

18 data analisis secara korelasi untuk melihat pengaruh kewibawaan guru mata pelajaran PAI terhadap kedisiplinan siswa. D. Asumsi 1. Kewibawaan guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. 2. Kedisiplinan siswa di Sekolah menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. 3. Ada pengaruh kewibawaan guru Pendidikan Agama Islam terhadap kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. E. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah : H Ada pengaruh positif yang signifikan antara kewibawaan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. Ho = ada pengaruh negatif yang signifikan antara kewibawaan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kedisiplinan siswa disekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai fungsi yang sangat penting serta sangat menentukan di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat menyampaikan materi pelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis. BAB V PEMBAHASAN Pada pembahasan ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian dan memadukan dengan kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan bangsa, serta bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadapkarakteranak didik,karena guru itu menjadi ikutan dan contoh teladan murid.mereka contoh perkataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia membutuhkan tuntunan melalui proses pendidikan. Dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sebuah komunikasi, baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Komunikasi itu sendiri berlangsung dalam berbagai konteks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin dalam belajar merupakan hal yang penting di dalam pendidikan. Dengan menjalankan disiplin akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Disiplin belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain-nya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah menjadi kebutuhan mendasar bagi semua orang, apalagi di zaman yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan penilaiannya, keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan mendapatkan perhatian yang serius. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang pendidikan terus dilakukan

Lebih terperinci

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah tokoh yang paling utama dalam membimbing dan mengembangkan anak khususnya di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surakarta agar mencapai kedewasaan.

Lebih terperinci

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang 721 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif BAB I PENDAHULUN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang secara potensial dan professional turut serta atau berperan dalam usaha pembentukan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi nasional cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa yang merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan bangsa melalui proses belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya sebuah pendidikan, maka tidak mungkin suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modern sulit untuk diwujudkan.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS 9 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Apersepsi Apersepsi adalah suatu gejala jiwa yang kita alami apabila suatu kesan baru masuk dalam kesadaran kita dan berassosiasi/bertautan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Profesi guru tidak dapat dipegang oleh sembarang orang yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang belajar dan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F) Pengaruh secara simultan yaitu pengaruh dari beberapa variabel bebas yang secara bersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Keluarga merupakan salah satu panutan utama dalam penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam masalah ekonomi, politik, sosial apalagi moral. Globalisasi yang terjadi sangat pesat di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 014. Tempat Penelitian Sedangkan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.bahkan pendidikan mendapat perhatian serius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup pesat. Dengan adanya kemajuan dan perkembangan dalam bidang pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu orang yang berperan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu orang yang berperan dalam proses belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah salah satu orang yang berperan dalam proses belajar mengajar dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pendidikan. Guru menempati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) 156 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) Pengaruh Perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar mereka. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu kenyataan bahwa di dalam proses belajar mengajar selalu ada para siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KUALIFIKASI ROHANI GURU AGAMA KRISTEN. Maria Nervita Acdriani

KUALIFIKASI ROHANI GURU AGAMA KRISTEN. Maria Nervita Acdriani PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 KUALIFIKASI ROHANI GURU AGAMA KRISTEN Maria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Manusia diharapkan memiliki kemampuan, baik kemampuan dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi intelektual manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi suatu bangsa karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu

Lebih terperinci

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persaingan di dunia dalam berbagai aspek semakin mendapatkan perhatian yang serius, berbagai negara menggunakan berbagai cara agar negara mereka tidak kalah bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa. Sekolah juga merupakan tempat untuk menentukan masa depan siswa, kerena di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT, yang berbeda dengan dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang dimiliki siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani tidak hanya mengedepankan pengetahuan yang digambarkan dengan kemampuan siswa memahami materi pelajaran penjas. Penjas menekankan adanya realisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

"#$%! 789:;4 789:; "#$

#$%! 789:;4 789:; #$ 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu masalah yang selalu aktual untuk di perbincangkan, hal ini di sebabkan karena pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan peserta didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki berbagai potensi, seperti potensi akal, potensi hati, potensi jasmani, dan juga potensi rohani. Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd. UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi di SD Negeri II Bangsri Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Kompetensi Guru. E. Mulyasa menjelaskan bahwa kompetensi adalah komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fingerprint merupakan salah satu bentuk biometrik, yang menggunakan karakteristik fisik penduduk untuk mengidentifikasi. Penggunaan sistem presensi biometrik fingerprint

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Di samping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Bab IV mendeskripsikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian. Baik dengan rumusan masalah penelitian, secara berurutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter dan akhlak generasi muda sangatlah urgent, karena maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak generasi

Lebih terperinci