BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Surya Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning Grouping Analisa Zoning Di dalam perancangan interior sanggar diperlukan beberapa alternatif dalam pembuatan zoning dan grouping. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis di dalam tahap selanjutnya yaitu pembuatan layout. Beberapa alternatif zoning dapat dilihat sebagai berikut. 1. Alternatif 1 (Zona terpilih) Lantai dasar Gambar 4.1 Zona Lantai dasar PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS 108
2 109 Positif + Terdapatnya akses tangga pada kiri dan kanan bangunan sehingga area publik yang berada dekat dengan pintu utama mudah dijangkau oleh pengguna. + Area Servis berada jauh dari area publik sehingga tidak mengganggu sirkulasi ruang pengguna. + Area semi publik dan publik mendapatkan cenderung mendapatkan matahari pagi sehingga view dan pencahayaan cukup optimal. Negatif - Area privat berada jauh dari area publik sehingga tidak dapat diakses secara langsung. Lantai satu Gambar 4.2 Zona Lantai satu PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS
3 110 Positif + Terdapat dua akses tangga (tangga dari area luar bangunan dan area dalam bangunan) sehingga akses menuju area privat lebih mudah dijangkau. + Area privat berada satu jalur dengan area privat pada lantai dasar sehingga pipa pembuangan air lebih optimal. + Terdapat dua akses tangga sehingga untuk menuju area semi publik lebih mudah dijangkau. + Area semi privat mendapatkan cahaya matahari sore sehingga pencahayaan alami yang didapatkan pada sore hari lebih optimal. Negatif - Area semi privat bagian tengah berada tepat di belakang auditorium sehingga kurang mendapatkan pencahayaan alami dan view yang kurang bagus. 2. Alternatif 2 Lantai dasar Gambar 4.3 Zona Lantai dasar PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS
4 111 Positif + Terdapatnya akses tangga pada kiri dan kanan bangunan sehingga area publik yang berada dekat dengan pintu utama mudah dijangkau oleh pengguna. + Area Servis berada jauh dari area publik sehingga tidak mengganggu sirkulasi pengguna. + Area semi publik dan publik mendapatkan cahaya matahari pagi sehingga mendapatkan view dan pencahayaan alami yang optimal. Negatif - Area privat berada jauh dari area publik sehingga pengguna tidak dapat mengakses area privat secara langsung. Lantai satu Gambar 4.4 Zona Lantai satu PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS
5 112 Positif + Area servis (kiri) berada jauh dari pintu utama sehingga tidak mengganggu sirkulasi pengguna. + Area privat berada dekat dengan semi publik sehingga dapat diakses secara langsung oleh pengguna. + Area privat dapat diakses melalui dua tangga (tangga area luar bangunan dan area dalam bangunan) sehingga lebih mudah dijangkau oleh pengguna. Negatif - Area privat kurang mendapatkan view dan pencahayaan yang baik karena terhalang oleh area servis. - Area semi privat bagian tengah berada tepat di belakang auditorium sehingga kurang mendapatkan pencahayaan alami dan view yang kurang bagus. 3. Alternatif 3 Lantai dasar Gambar 4.5 Zona Lantai dasar PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS
6 113 Positif + Area publik bagian tengah berada dekat pintu utama sehingga mudah dijangkau dan dapat diakses melalui tangga di sebelah kiri serta kanan bangunan. + Area privat berada dekat dengan area publik sehingga dapat diakses secara langsung oleh pengguna. Negatif - Area semi publik terhalang oleh area privat dan publik sehingga pencahayaan alami (cahaya matahari pagi) kurang optimal. - Area servis berada dekat dengan area publik sehingga sirkulasi cukup terganggu. Lantai satu Gambar 4.6 Zona Lantai satu PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS
7 114 Positif + Area servis (kiri) berada jauh dari pintu utama sehingga tidak mengganggu sirkulasi pengguna. + Area privat tidak terhalang oleh area servis sehingga view dan pencahayaan yang didapat cukup optimal. + Terdapat dua akses tangga (tangga area luar bangunan dan area dalam bangunan) sehingga area semi publik mudah diakses oleh pengguna. + Posisi area semi privat tidak terhalang oleh area lainnya sehingga area mendapatkan pencahayaan alami yang optimal dari dua arah. Negatif - Area servis (kanan) berada jauh dengan semi publik sehingga tidak dapat diakses secara langsung. - Area semi privat bagian tengah berada tepat di belakang auditorium sehingga kurang mendapatkan pencahayaan alami dan view yang kurang bagus. Dapat diambil kesimpulan yaitu zona terpilih adalah zona alternatif 1 di mana zona tersebut telah memenuhi kebutuhan pengguna ruang secara optimal.selain itu zona alternatif 1 juga memiliki sirkulasi yang baik sehingga mudah diakses oleh para pengguna Analisa Grouping Berikut ini merupakan beberapa alternatif grouping berdasarkan zoning yang telah terpilih sebelumnya.
8 Alternatif 1 (Grouping terpilih) Gambar 4.7 Grouping lantai dasar dan lantai satu PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS Lantai dasar Positif: + Pada area lobby berada dekat dengan pintu utama sehingga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi. + Area resepsionis berada di bagian tengah serta menyatu dengan area tunggu dan gallery, sehingga staff dapat memantau kegiatan yang ada di kedua area tersebut. Negatif - Letak toilet cukup jauh dari area tunggu, sehingga pengguna tidak dapat mengakses langsung toilet dan harus melewati area latihan.
9 116 Lantai satu Positif: + Ruang pimpinan mendapatkan pencahayaan alami dan view yang optimal serta terletak jauh dari pintu utama sehingga jauh dari sirkulasi pengguna dan lebih privat. + Toilet (kanan) dekat dengan ruang tunggu, ruang latihan, serta ruang pengajar sehingga mudah dilalui. + Ruang latihan mendapatkan cahaya matahari sore secara langsung dan tidak terhalang oleh area lainnya sehingga pencahayaan alami optimal. Negatif - Ruang latihan tari dan musik terletak berdekatan sehingga dapat menggangu pembelajaran satu sama lain. - Letak ruang ganti terpisah dengan toilet sehingga tidak dapat diakses langsung. 2. Alternatif 2 Gambar 4.8 Grouping lantai dasar dan lantai satu PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS
10 117 Lantai dasar Positif: + Pada area lobby berada dekat dengan pintu utama sehingga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi. + Area latihan tari berada pada bagian bawah sehingga mendapatkan view dan pencahayaan alami khususnya matahari pagi yang cukup optimal. + Area resepsionis berada pada bagian bawah dan dekat dengan pintu utama sehingga area tunggu dan gallery mudah dipantau dan berada di bawah pengawasan staff Negatif - Letak area resepsionis pada lobby utama tidak berdekatan dengan pintu utama sehingga sulit diakses oleh pengguna. - Mushola terletak dekat dengan toilet dan jauh dari area publik sehingga sulit dijangkau oleh pengguna. Lantai satu Positif: + Ruang pimpinan mendapatkan pencahayaan alami dan view yang optimal serta terletak jauh dari pintu utama sehingga jauh dari sirkulasi pengguna dan lebih privat. + Toilet (kanan) dekat dengan ruang tunggu, ruang latihan, serta ruang pengajar sehingga mudah dilalui oleh pengguna. + Ruang latihan mendapatkan cahaya matahari sore secara langsung dan tidak terhalang oleh area lainnya sehingga pencahayaan alami cukup optimal. Negatif - Ruang latihan tari dan musik terletak berdekatan sehingga dapat menggangu pembelajaran satu sama lain. - Ruang pimpinan terletak dekat dengan toilet sehingga sirkulasi pengguna akan terganggu serta penghawaan kurang optimal.
11 Alternatif 3 Lantai dasar Gambar 4.9 Grouping lantai dasar dan lantai satu PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS Positif: + Letak area resepsionis dekat dengan pintu utama sehingga lebih mudah dijangkau oleh pengunjung. + Area toilet dekat dengan area latihan sehingga mudah dijangkau oleh para pengguna. + Area latihan berada menghadap bagian timur sehingga mendapatkan view dan pencahayaan alami yang cukup optimal terutama pada pagi hari karena ruangan mendapatkan sinar matahari pagi.
12 119 Negatif - Area cafeteria tidak mendapatkan view yang baik karena tepat berada di area belakang auditorium. Lantai satu Positif + Ruang pimpinan dan ruang meeting berada menghadap pada bagian barat sehingga mendapatkan pencahayaan alami (matahari sore) dan view yang cukup optimal. Negatif - Letak toilet (kiri) terlalu dekat dengan pintu utama sehingga secara estetika tidak terlalu baik. - Ruang pengajar terletak jauh dari ruang ganti dan toilet sehingga pengajar tidak mendapatkan akses langsung menuju ruang ganti dan toilet. Dapat diambil kesimpulan bahwa grouping terpilih merupakan grouping alternatif 1 di mana peletakkan ruang sudah sesuai dengan aktivitas pengguna ruang sehingga kegiatan pengguna dapat berjalan dengan maksimal. 4.2 Konsep Perancangan Di dalam perancangan interior sanggar seni tari tradisional Jawa Barat akan menggunakan pendekatan desain gaya kontemporer yang bersifat kekinian, dan akan dipadukan dengan jenis style Art Deco. Ciri-ciri Art Deco adalah bersifat elegan yang didominasi dengan bentuk geometris serta simetris, dan sering menerapkan elemen tumbuhan dalam bentuk ataupun ornamen hias. Sehingga pemilihan jenis style ini dapat dihubungkan dengan tema perancangan, yaitu daerah Jawa Barat yang sering dikaitkan dengan kekayaan alam yang dimilikinya. 1. Image Pra Desain Merupakan kumpulan gambar-gambar sebagai referensi penulis. Dari sini akan berkembang ide dan gaya apa yang akan diterapkan di dalam perancangan interior sanggar seni tari tradisional Jawa Barat.
13 120 Gambar 4.10 Image Pra Desain 2. Mood Board Berikut ini merupakan mood board yang terdiri dari local content apa saja yang akan digunakan dalam perancangan serta ambience ruang bagaimana yang ingin diciptakan di dalam perancangan interior sanggar. Gambar 4.11 Mood Board
14 Local Content 1. Bentuk Atap Julang Ngapak Rumah adat tradisional Jawa Barat atau yang biasa disebut dengan kasepuhan tidak begitu banyak ditemukan saat ini dan hilang seiring dengan perkembangan zaman. Akan tetapi, penerapan rumah adat ini sering ditemukan dalam gedunggedung bersejarah, ataupun instansi pemerintahan yang ada di daerah Jawa Barat. Yang membuat rumah adat ini unik adalah penerapan jenis atap pada masing-masing daerah memiliki perbedaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan daerah. Bentuk atap ini biasa disebut dengan suhunan, dan salah satu jenis atap yang akan diterapkan dalam perancangan interior adalah Julang Ngapak. Bentuk atap Julang Ngapak merupakan salah satu bentuk atap dari rumah tradisional Jawa Barat. Bentuk ini sering dikaitkan dengan bentuk burung yang sedang mengepakkan sayap. Pada bagian puncak terdapat capit hurang yang secara teknis berfungsi untuk mencegah rembesan air serta sebagai lambang kesatuan antara bagian rumah dengan alam. Di dalam perancangan interior, bentuk atap Julang Ngapak dapat diaplikasikan dalam ornamen hias serta peletakkan furniture khususnya pada bagian Gallery Exhibition. Gambar 4.12 Atap Julang Ngapak Sumber: anjjabar.go.id 2. Material Bambu Bambu merupakan salah satu kekayaan alam yang terdapat di daerah Jawa Barat.Material ini sering digunakan dalam pembuatan rumah tinggal, kerajinan
15 122 tangan, hingga alat musik tradisional. Di dalam perancangan interior sanggar seni tradisional, pemakaian material bambu akan diterapkan dengan konsep kontemporer yang bersifat kekinian. Seperti misalnya di dalam wall treatment, floor covering, dan ornamen hias. Gambar 4.13 Wall Treatment Sumber: bambooindustry.com dan pinterest.com 3. Material Rotan Rotan merupakan jenis tumbuhan merambat atau menjalar yang hidup tersebar di daerah hutan tropis di benua Asia, salah satunya adalah Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rotan terbesar di dunia (BPS 2002). Material rotan di Indonesia telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture, kerajinan, peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Sifat rotan yang kuat, lentur, dan mudah dibentuk menjadikan rotan sebagai salah satu bahan non-kayu yang sangat penting di dalam industri mebel. Selain material bambu, daerah Jawa Barat juga terkenal dengan pengolahan material rotan. Salah satu daerah penghasil rotan terbesar di Jawa Barat adalah Kabupaten Cirebon, di mana rotan menjadi ikon kabupaten tersebut. Khususnya pada Kecamatan Plered, di mana rotan diolah menjadi berbagai macam bentuk seperti furniture, kerajinan tangan, dan lain-lain. Di dalam perancangan interior sanggar seni tari tradisional, material rotan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan furniture, ataupun wall treatment dengan gaya kontemporer masa kini.
16 123 Gambar 4.14 Berbagai macam kursi dengan material rotan Sumber: inhabitat.com Gambar 4.15 Berbagai macam furniture dengan gaya kontemporer Sumber: onthenest.com 4. Motif Bordir Tasikmalaya Bordir Tasikmalaya atau yang sering dikenal juga dengan sebutan Bordir Kawalu merupakan salah satu industri terkenal di daerah Tasikmalaya. Pada awalnya seni hiasan bordir telah ditemukan sejak era Byzantium. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri definisi bordir adalah hiasan rajutan benang pada kain. Tasikmalaya merupakan kota industri kreatif yang hingga saat ini berkembang dan menjadi salah satu sumber perekonomian Kota Tasikmalaya itu sendiri. Beberapa industri kreatif yang ada di daerah ini diantaranya adalah industri bordir, batik, alas kaki, payung geulis, serta anyaman. Yang akan dijelaskan secara detail yaitu industri bordir.
17 124 Gambar 4.16 Bordir Tasik Sumber: imahtasik.com Bordir Tasikmalaya telah cukup terkenal di Indonesia hingga mancanegara karena jenis border yang unik serta terkenal dengan pembuatannya yang dilakukan secara manual. Bordir ini sendiri mendapatkan pengaruh budaya Cina karena lokasi Tasikmalaya yang berada di pesisir sehingga memungkinkan pedagang Cina untuk mendatangi wilayah ini dan memberikan pengaruh di dalam kebudayaan masyarakatnya. Untuk motifnya sendiri sebagian besar mengambil motif alam, seperti bunga, daun, dan sulur tanaman, yang kemudian diaplikasikan ke dalam tekstil dalam baju, sprei, sarung bantal, hingga taplak meja. Begitu juga dengan motif batik yang ada di Tasikmalaya, sebagian besar menggunakan motif alam dengan warna-warna cerah. Di dalam perancangan interior sanggar, bordir Tasikmalaya dapat diaplikasikan ke dalam bentuk pola wall treatment ataupun ceiling. Gambar 4.17 Motif Batik Tasikmalaya Sumber: tasikmalayakota.gov.id
18 Citra Ruang Citra ruang yang ingin ditimbulkan di dalam perancangan interior sanggar tari tradisional adalah sifat alami dan cerah yang dipadukan dengan keberagaman ornamen khas Jawa Barat. Selain itu pemakaian warna netral dipadukan dengan warna-warna aksen sehingga menjadi suatu ruangan yang elegan dan bergaya kontomporer. Bentuk organik yang diterapkan berasal dari alam seperti floral dan tanaman yang merupakan salah satu kekayaan alam Jawa Barat. Untuk area pembelajaran seperti studio tari, citra ruang yang ingin ditimbulkan adalah kesan luas dan tenang yang ditonjolkan dengan cara pemilihan material dan pencahayaan yang tepat. Gambar 4.18 Studio Tari Sumber: barrebodystudio.com
19 126 Gambar 4.19 Interior Lounge Sumber: Capitol Hotel Tokyo 4.5 Konsep Material Lantai, Dinding, Ceiling Tabel 4.1 Tabel pemakaian material dalam perancangan Interior No. Material Ruang Keterangan Kelebihan Kekurangan Marmer Vinyl Floor Tile Ceramic Tile (40x40 cm) Lobby, ruang tunggu, cafetaria Studio tari dan musik Area Servis, gudang LANTAI Jenis batu alam, dapat dikombinasikan dalam berbagai macam bentuk dan pola. Merupakan lembaran yang diproses dengan tekstur menyerupai kayu dan lentur. Terbuat dari tanah liat beserta campuran bahan lainnya. Ketahanan tinggi, keras, cocok digunakan pada area sirkulasi tinggi. Tidak memantulk an bunyi, mudah dalam perawatan, relatif murah, tahan air. Relatif murah dengan beragam jenis warna Mahal, memantulkan suara, memerlukan perawatan khusus. Tidak tahan bentur atau benda tajam. Licin, dapat memantulkan suara.
20 127 dan motif, tahan basah Gypsumboard Acoustic Board Beton Gypsumboard Acoustic Board Dinding partisi antar ruang, kantor Studio tari dan musik Dinding permanen bangunan Dinding partisi antar ruang, kantor Studio tari dan musik DINDING Merupakan mineral kalsium sulfat yang ditambang dari tanah. Material buatan yang bertujuan untuk menyerap suara. Material bangunan komposit, kombinasi aggregate dan pengikat semen. CEILING Merupakan mineral kalsium sulfat yang ditambang dari tanah. Material buatan yang bertujuan untuk menyerap suara. Ringan, murah, mudah dibentuk dan dipasang, padat, tahan api, dan memantulk an suara. Menyerap suara, ringan, murah, kering, jenis beragam. Sangat kuat, tahan api, mudah dalam perawatan, permukaan rata halus. dan Ringan, murah, mudah dibentuk dan dipasang, padat, tahan api, dan memantulk an suara. Menyerap suara, ringan, murah, kering, jenis Tidak tahan akan tekanan, tidak tahan basah dan lembab. Tidak dapat dibentuk, tidak tahan tekanan dan basah. Memantulkan suara. Tidak tahan akan tekanan, tidak tahan basah dan lembab. Tidak dapat dibentuk, tidak tahan tekanan dan basah.
21 128 beragam Lantai Material lantai yang digunakan disesuaikan dengan aktivitas di dalam ruang tersebut. Pada area publik seperti lobby, area menunggu dengan tingkat mobilitas yang cukup tinggi dapat menggunakan material seperti marmer dan granit yang memiliki tingkat ketahanan tinggi dengan perawatan yang cukup mudah serta tahan lama. Penggunaan material tersebut juga mendukung ambience ruangan sehingga terlihat lebih mewah. Sedangkan pada area pembelajaran menggunakan material lantai yang rata dan halus sehingga aman digunakan bagi para pengguna studio. Material lantai seperti vinyl tile dengan motif kayu dapat digunakan pada area ini karena memiliki karakter yang kesat, tidak licin dan halus sehingga tidak mengganggu di dalam melakukan gerakan tari yang mudah ataupun sulit. Gambar 4.20 Pengaplikasian lantai marmer dalam ruang Sumber: boora.com
22 129 Gambar 4.21 Pengaplikasian Vinyl Floor Tile pada studio tari Dinding Sumber: detail-online.com Material dinding yang digunakan diharapkan juga dapat mendukung aktivitas di dalam ruang dan menekankan ke dalam sistem akustik. Material gypsumboard dan acoustic board dapat digunakan sebagai dinding partisi karena dapat memantulkan suara dengan baik dan lebih tahan api. Pemilihan wall treatment juga penting karena bersifat estetik dan dapat mendukung konsep dan tema secaa visual. Pemilihan wall treatment yang tepat dapat digunakan di dalam area publik seperti lobby dan lounge sehingga dapat menarik perhatian tamu dan juga pengguna. Sedangkan di dalam area pembelajaran seperti studio tari dan musik, diperlukan material kedap suara yang bersifat lunak dan dapat mendukung pembelajaran tari dan musik.
23 130 Gambar 4.22 Wall treatment pada area lobby Sumber:lemeridienistanbuletiler.com Ceiling Material ceiling hampir sama dengan material dinding dengan menggunakan material dari bahan yang lunak dan dapat memantulkan serta menyerap suara. Material yang cocok digunakan adalah gypsumboard, kayu, kain, serta acoustic board. Perlu diperhatikan dalam faktor estetika, ceiling dapat dibentuk sesuai dengan konsep dan tema sehingga dapat menarik perhatian dari para pengguna ruangan. Gambar 4.23 Aplikasi ceiling dalam ruangan Sumber: archdaily.com
24 Konsep Warna Warna yang diterapkan merupakan warna netral yang erat kaitannya dengan alam seperti tumbuhan dan floral, karena Jawa Barat terkenal dengan sebutan Bumi Parahyangan yang penuh dengan kekayaan alamnya. Warna netral yang digunakan seperti warna turunan coklat, putih, hitam, serta kuning dan merah sebagai aksen. Warna-warna tersebut sering diterapkan ke dalam motif-motif batik yang ada di Jawa Barat. Semakin menuju pesisir, warna batik semakin cerah dan mencolok bertolak belakang dengan batik pada daerah tinggi. Selain warna yang berkaitan dengan alam, menurut Sulasmi Darmaprawira (1989) menyatakan bahwa warna khas Parahyangan atau Jawa Barat banyak diungkapkan dalam bentuk sastra atau lagu-lagu Sunda lama serta pada pantun yang dikenal dengan sebutan sisindiran atau paparikan. Warna yang dikenal masyarakat Sunda adalah gandaria (ungu), kayas (merah muda), paul (biru ultramarine), serta hejo paul (biru turquoise). Selain itu dikenal juga warna gradasi antara merah dengan biru, serta warna gumading atau gading (krem). Untuk area pembelajaran tari dan musik menggunakan warna netral seperti kuning muda, putih gading, ataupun coklat muda hingga krem. Pemilihan warna ini digunakan sehingga tidak mengganggu fokus di dalam pembelajaran dan akan memberikan kesan luas di dalam ruangan studio tari tersebut. Warna-warna yang diaplikasikan di dalam perancangan interior ruang yaitu warna light yellow sebagai warna dominan dengan persentase 50%, coklat sebagai warna sub dominan dengan persentase 25%, pale yellow 15%, off white 6,25%, serta warna merah, biru, oranye, dan turquoise sebagai warna aksen dengan persentase masing-masing 1,5%.
25 132 SD D 25% 50% 6,25 % 15 % 1,5 % 1,5 % 1,5 % 1,5 % 4.7 Konsep Pencahayaan Pencahayaan ruang secara umum lebih kepada menggunakan general lighting dengan color temperature warm white sehingga mata tidak lelah terutama pada saat pembelajaran tari dan musik. Untuk elemen dekoratif dapat menggunakan indirect lighting serta accent lighting yang diaplikasikan ke dalam beberapa titik. Selain itu konsep pencahayaan yang hangat dapat diaplikasikan ke dalam area lobby dan lounge (area menunggu) dan memberikan kesan mewah di dalam area tersebut. Gambar 4.24 Aplikasi pencahayaan buatan dalam ruangan Sumber: archdaily.com
26 133 Keadaan bangunan juga memungkinkan untuk memanfaatkan pencahayaan alami, yaitu matahari yang dapat digunakan untuk menerangi ruangan di saat pagi hingga siang hari sehingga dapat menghemat energi listrik. Gambar 4.25 Perpaduan pencahayaan alami dan buatan Sumber: archdaily.com 4.8 Konsep Penghawaan Penghawaan di dalam perancangan sanggar seni tari dan musik menggunakan jenis penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami didapatkan dengan cara memberi bukaan di beberapa bagian ruangan sehingga udara dapat masuk ke dalam. Penghawaan juga dapat menghemat pemakaian energi listrik di dalam gedung. Gambar 4.26 Konsep penghawaan alami
27 134 Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC dengan jenis split terutama pada area pembelajaran. AC split memiliki kelebihan tidak menimbulkan suara bising yang dapat mengganggu konsentrasi para pengguna studio tari dan musik. Suhu minimal ruang adalah C yang dapat memberikan kenyamanan bagi para penggunanya. Pengaplikasian difuser dapat disesuaikan dengan keadaan ceiling sehingga bentuk dan material tidak baku dan dapat dirubah sesuai dengan keinginan. Gambar 4.27 Contoh Difuser AC 4.9 Konsep Akustik Ruang Perlu diperhatikan di dalam konsep akustik ruang, di mana penggunaan material yang dapat mengurangi tingkat kebisingan perlu diaplikasikan di dalam beberapa ruangan, khususnya area pembelajaran studio tari dan musik. Material yang diperlukan yaitu material dengan bahan berpori, lembut, serta memiliki fungsi sebagai penyerap suara. Material tersebut dapat digunakan ke dalam pemilihan penutup lantai, dinding, serta ceiling. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kebocoran suara yang dapat mengganggu aktivitas pengguna lainnya.
28 135 Gambar 4.28 Penerapan material penyerap suara dalam ruang Sumber: blackcatacoutics.co.uk Berikut ini merupakan beberapa jenis produk yang dapat diaplikasikan sebagai sistem akustik ruang pembelajaran tari dan musik. 1. Fabric Wall Panels Material kain atau fabric dapat menjadi salah satu material pelapis untuk peredam suara yang cukup baik, terjangkau, serta mudah di dalam pemasangannya. Material berbahan dasar fiberglass ini cocok digunakan dalam ruangan yang memerlukan peredaman suara seperti auditorium, studio musik, gym, dan sebagainya. Gambar 4.29 Penerapan material penyerap suara dalam ruang Sumber: acousticfirst.com
29 Fibreglass Absorber Panels Panel dengan material fiberglass dapat diaplikasikan dalam elemen interior dinding ataupun ceiling. Memiliki berbagai macam bentuk sehingga dapat disesuaikan dengan konsep perancangan ruang. Berikut ini merupakan beberapa jenis pengaplikasian panel. Gambar 4.30 Panel pada Ceiling Sumber: arqen.com Gambar 4.31 Panel pada Ceiling dan Dinding Sumber: esi.info 3. Foam Acoustic Panels Jenis material foam sangat cocok digunakan untuk meredam suara, khususnya dalam ruangan tertutup seperti studio karena sifatnya yang lembut sehingga bising akan sepenuhnya diserap oleh material tersebut. Di dalam pengaplikasiannya pun Foam acoustic panels memiliki berbagai macam variasi bentuk sehingga cocok digunakan di dalam
30 137 perancangan interior dengan konsep yang sesuai. Selain panel untuk dinding, foam dapat diaplikasikan sebagai panel untuk ceiling. Gambar 4.31 Foam Panels untuk Ceiling dan Dinding Sumber: archiexpo.com 4.10 Konsep Keamanan Penempatan tangga darurat, jalur evakuasi dan peralatan keselamatan telah ditempatkan sesuai dengan perancangan arsitektur gedung. Akan tetapi diperlukan beberapa hal untuk mencegah dan menanggulangi bahaya di dalam ruangan, seperti: 1. Smoke dan heat detector di seluruh ruangan dengan titik pasang yang disesuaikan dengan area ruangan. 2. Pemasangan sprinkler di seluruh ruangan. 3. Menyediakan tabung pemadam kebakaran portabel di setiap lantai. 4. Pemasangan CCTV di beberapa titik yang perlu pengawasan khusus seperti lobby, studio tari dan musik, serta ruang kostum. CCTV dipasang secara tersembunyi dan langsung terhubung dengan ruang kontrol keamanan yang ada di dalam gedung. Gambar 4.32 Smoke Detector, Sprinkler, CCTV, Tabung pemadam kebakaran
31 Konsep Signage Signage diperlukan sebagai sebuah petunjuk di dalam gedung sebagai pemberi arah menuju suatu ruangan tertentu ataupun nama instansi. Pemakaian signage dapat disesuaikan dengan konsep perancangan dengan memperhatikan beberapa hal seperti: 1. Mudah terlihat oleh pengguna sehingga diaplikasikan di beberapa titik yang terbuka atau terekspos. 2. Penggunaan huruf dan warna yang mudah dimengerti dan tidak menyesatkan. 3. Tinggi Signage sekitar 150 cm dari ketinggian lantai dengan ukuran sekitar 50x30 cm setiap signage. 4. Tidak mengganggu sirkulasi dan dapat mengarahkan pengunjung dengan baik. Berikut ini merupakan beberapa contoh signage yang dapat diterapkan ke dalam perancangan interior sanggar seni tari tradisional. Gambar 4.33 Contoh signage dalam interior
32 139
PERANCANGAN INTERIOR SANGGAR SENI TARI TRADISIONAL INDONESIA WORKING PAPER
PERANCANGAN INTERIOR SANGGAR SENI TARI TRADISIONAL INDONESIA WORKING PAPER Dita Ramadhina Jl. Haurjaya 4/40 Bogor Jawa Barat 16162 021-8311305. dita.ramadhina@gmail.com ABSTRAK The decreasing of public
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciGambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
187 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Di dalam dunia pertunjukan seni peran, monolog berarti hanya ada satu orang untuk melakukan semua adegan atau sketsa (peran sendirian) pada petunjukan
Lebih terperinciELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi
AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN
Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan
73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciBAB IV Konsep dan Tema Perancangan
BAB IV Konsep dan Tema Perancangan 4.1 Konsep Hybrid Setelah dipaparkan secara singkat diatas mengenai penggabungan dua unsur antara tradisional dan modern, pada bagian ini akan dibahas lebih dalam lagi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperinciTEoRI DAN DeSAIN TERPILIH
TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...
Lebih terperinciKonsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy
Konsep Lantai Studio Balet Lantai dengan konsep Fairy biasanya berkesan mewah. Mewah karena berdasarkan pada kehidupan putri dan pangeran di dalam kastil yang megah dan indah Aplikasi konsep fairy tale
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA
2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Lebih terperinciBAB 4 HASIL & PEMBAHASAN
1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
189 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Penentuan konsep perancangan interior didasarkan atas analisa dan pertimbangan beberapa faktor yang telah dibahas pada bab 2 yaitu tinjauan museum
Lebih terperinci5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
49 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perencanaan Gambar 4.1 Mind Mapping Konsep Terminal 3 (Sumber : Dokumentasi Penulis) Konsep perencanaan pada interior Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta salah satunya
Lebih terperinciBAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR
BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinci1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.
ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Penerapan konsep frame pada bangunan Konsep frame pada bangunan ini diterapkan ke dalam seluruh bagian ruangan, meliputi lantai, dinding dan langit-langit. Konsep tersebut
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan
Lebih terperinciZona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.
6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG
BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciGambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1
BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.
BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
123 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba didasarkan pada pentingnya memberikan sebuah kenyamanan bagi pasien/residen supaya dapat mempercepat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa
Lebih terperinciKONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III
BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1 ZONING DAN GROUPING Gambar 4.1Zoning lantai 1 ANALISIS ZONING Peletakkan area semi private terjaga privasinya dan tidak mengganggu pengunjung yang datang. Area Private
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciBAB 5 HASIL RANCANGAN
BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya
Lebih terperinciPutih Abu Hitam Coklat
KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka
Lebih terperinciBAB 4. Analisis dan Bahasan
BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1. Konsep Perancangan 1. Konsep Gaya Dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Showroom BMW Eurokars ini mengarah pada gaya Modern Hi-tech. Pemilihan gaya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Tata Ruang 4.1.1 Zonasi Secara umum bangunan dibagi menjadi tiga zona besar, yaitu zona publik, semipublik, dan zona privat. Berdasarkan input sensoriknya, zonasi dibagi
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN
BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Konsep secara umum Konsep Bandung Art and Design College secara umum menggunakan pendekatan berdasarkan citra dan misi utama dari BADC ini. Citra
Lebih terperinciKONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO
KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep perancangan Dalam perancangan spa and Fitness centre ini mengambil suatu bran lifespa fitness, dan menggunakan konsep bali kontemporer, karena produk yang digunakan
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Mind Map Bagan 4.1 Mind Map Konsep Galeri Batik Pekalongan Galeri Batik Pekalongan di Jakarta 1 4. Konsep Perancangan Perancangan pada Galeri Batik Pekalongan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning
Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,
Lebih terperinciBAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga
BAB III Ide Rancangan 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan pusat pengelolaan bambu di Kota Malang adalah, untuk menunjukkan bahwa Kota Malang mampu mengelolah bambu menjadi alternatif pengganti material kayu
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada
Lebih terperinciBAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan
BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep dan Tema perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta mempunyai Tema Beautiful of Indonesia,
Lebih terperincibahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan
BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,
BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota
Lebih terperinciBAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,
BAB VI KONSEP VI.1. KONSEP PUSAT PERAWATAN ANJING DAN KUCING VI.1.1. Konsep Tapak Berdasar analisa tapak pada bab V maka analisa tapak diintisarikan menjadi konsep konsep tapak sebagai berikut: Peletakan
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro
Lebih terperinciBAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS
BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS Pengolahan interior medical spa ini berdasarkan inspirasi dari kebudayaan Sunda dan unsur spa itu sendiri yaitu air. Penggabungan unsur natural dari budaya setempat
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinci