BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran atau untuk lebih mudah membenarkan kebenaran. Usaha untuk mencari kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti maupun para praktisi melalui model-model tertentu. Model-model tertentu biasanya disebut dengan paradigma. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian yang berfungsi (Moleong, 2010: 49). Paradigma bukanlah teori-teori, namun lebih merupakan cara pandang atau pola-pola untuk penelitian yang diperluas dan dapat menuju pembentukan suatu teori. Setiap penelitian memerlukan paradigma teori dan model teori sebagai dasar dalam menyusun kerangka penelitian. Menurut Sandjaya (2007: 5), paradigma adalah pandangan dalam kepercayaan yang telah diterima dan disepakati bersama oleh masyarakat ilmuwan berkaitan dengan suatu keilmuan. Harmon (1970) dalam Moleong (2010: 49), mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang secara khusus tentang visi realitas. Baker (1992) dalam Moleong (2010: 50), mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang melakukan dua hal yaitu: hal itu membangun atau mendefinisikan batasbatas dan hal itu menceritakan kepada kita bagaimana seharusnya melakukan sesuatu di dalam batas-batas itu agar bisa berhasil. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretatif (pandangan/ pendapat) dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Paradigma interpretatif melihat kebenaran sebagai sesuatu yang subjektif dan diciptakan oleh partisipan di mana peneliti sendirilah yang bertindak sebagai salah satu partisipan. Pada paradigma interpretatif, terdapat lebih sedikit penekanan pada objektivitas karena sifat objektif yang mutlak sangat tidak mungkin. Akan tetapi, dalam hal ini tidak berarti bahwa penelitian pada tradisi ini harus bergantung pada apa yang dikatakan oleh partisipan tanpa ada

2 9 penilaian di luar diri peneliti. Peneliti percaya bahwa nilai-nilai sangat relevan dalam mengkaji komunikasi sehingga peneliti harus waspada terhadap nilai pribadinya dan ia harus menyatakan secara jelas kepada pembacanya karena nilainilai akan secara alami masuk ke dalam penelitian (West dan Turner, 2008: 75). Selain itu, paradigma interpretatif memandang realitas sosial tidak pasti namun nisbi atau relatif. Karena kerelatifannya, maka pemaknaan setiap orang tergantung bagaimana ia terlibat dalam peristiwa sosial tertentu. Seseorang hanya dapat mengerti dari sisi dalam, bukan dari luar realitas sosial. Dalam konteks ini ilmu sosial bersifat subyektif. Paradigma interpretatif digunakan dalam penelitian ini karena paradigma ini menyatakan bahwa pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupannya seharihari. Sehingga melalui paradigma interpretatif, dalam penelitian ini peneliti dapat memahami bagaimana penggunaan new media Instagram sebagai media Virtual Display of Affection (VDA) di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2.2 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan acuan atau landasan berpikir peneliti dengan basis pada bahan pustaka yang membahas tentang teori atau hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan. Pencarian dan penelusuran kepustakaan atau literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian sangat diperlukan. Penelitian tidak dilakukan di ruang kosong dan tidak pula dapat dikerjakan dengan baik, tanpa basis teoritis yang jelas. Penelitian kekinian sesungguhnya menelusuri atau meneruskan peta jalan yang telah dirintis oleh peneliti terdahulu (Iskandar, 2009: 100). Dengan adanya kajian teori, peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah: Psikologi Komunikasi, Keintiman dalam Hubungan Interpersonal, Virtual Display of Affection dan Mahasiswa New Media Creeber dan Martin dalam Mondry (2008: 13), mendefenisikan media baru atau new media atau media online sebagai produk dari komunikasi yang

3 10 termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital. New media terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, di mana beberapa media dijadikan satu. Selain itu, new media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik. Menurut situs komunikasipraktis.com, media baru atau new media merupakan sarana atau alat komunikasi yang baru muncul atau baru berkembang. Istilah media baru merujuk pada digital devices, yakni alat komunikasi elektronik yang hanya butuh sentuhan jari. Sedangkan situs ensiklopedia online Wikipedia mendefenisikan media baru sebagai sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh media yang merepresentasikan media baru adalah internet. Program televisi, film, majalah, buku, surat kabar dan jenis media cetak lain tidak termasuk media baru. Pengertian media baru tersebut sebenarnya masih terlalu umum. Belum ditemukan definisi baku tentang media baru karena ada kesulitan dalam merumuskan definisinya. Bailey Socha dan Barbara Eber-Schmid dari New media Institute mengartikan media baru sebagai segala macam barang yang terkait dengan internet, teknologi, gambar, dan suara. Namun, dalam kenyataannya definisi media baru berubah setiap hari dan akan terus demikian (komunikasipraktis.com). Pakar komunkasi Denis McQuail dalam buku Teori Komunikasi Massa (2011: 43) menjelaskan, ciri utama new media antara lain adanya saling keterhubungan (interkonektivitas), aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya (interaksi dengan khalayaknya seakan-akan melakukan percakapan langsung), kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka serta sifatnya yang ada di mana-mana. Jenis new media dapat dinilai dari dua aspek, yaitu berbasis internet atau berupa digital. New media yang berbasis internet, misalnya adalah website, sedangkan yang berwujud digital, misalnya adalah CD-ROM atau DVD. Namun demikian,

4 11 dalam penelitian ini new media difokuskan ke arah media yang berbasis internet, baik yang diakses melalui komputer maupun telepon selular. Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media). Internet dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan kedepannya. Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan, memanipulasi dan menerima pesan (Ruben, 1998: 110). Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam operasi internet (McQuail, 2009: 28-29). Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme Kontemporer, internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihakpihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas mengakses informasi, densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan arus-arus informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada esensinya sebagai sebuah medium (Setyani, 2013: 5). Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peranan penting sebagai alat (channel) untuk menyampaikan pesan (message) dari komunikator/penyalur pesan (source) kepada komunikan/penerima pesan (receiver). Sifat dari internet sebagai media komunikasi adalah transaksional, dalam artian terdapat interaksi antar individu secara intensif (terus-menerus) dan ada umpan balik (feedback) dari antar individu dalam setiap interaksi tersebut. Selain itu, terdapat partisipasi antar individu dengan mempertimbangkan untung/rugi dalam setiap interaksi. Seseorang membutuhkan koneksi Internet dan piranti keras seperti komputer, smart phone, tablet dan lain sebagainya untuk mengakses internet. Internet

5 12 dianggap sebagai gabungan dari beberapa bentuk media dan fasilitas , website, newsgroup, e-commerce dan sebagainya (Lievrouw, 2006: 221) Media Sosial Ditelusuri dari asal katanya, media sosial berasal dari dua kata yaitu media yang dapat dimaknai sebagai medium atau wadah dan sosial yang berarti masyarakat. Dari dua kata tersebut, dapat dipahami bahwa media sosial adalah wadah di mana banyak orang yang dapat berinteraksi layaknya di dalam sebuah masyarakat melalui medium internet. Di dalam media sosial, kita bisa menemukan orang-orang saling ngobrol, berbagi informasi atau file, berkomentar, berdebat, mencari pasangan hingga memasarkan produk. Semua hal itu sama seperti aktivitas di masyarakat. Namun, aktivitas masyarakat di media sosial terjadi dengan perantara internet. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010: 59) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010: 59-68), ada enam jenis media sosial, yaitu: 1. Proyek Kolaborasi Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah ataupun menghapus konten-konten yang ada di website tersebut. Contohnya Wikipedia. 2. Blog dan Microblog User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter. 3. Konten Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten-konten media, baik video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya youtube. 4. Situs Jejaring Sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi itu bisa berupa foto-foto. Contohnya Instagram. 5. Virtual Game World

6 13 Dunia virtual, di mana mengreplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain seayaknya di dunia nyata. Contohnya game online. 6. Virtual Social World Dunia virtual yang membuat penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, virtual social world lebih bebas dan lebih ke arah kehidupan. Contohnya second life. Jenis new media sekaligus media online yang paling populer saat ini adalah media sosial (social media) yang juga sering disebut social networking atau jejaring sosial, antara lain: Blog, Facebook, Twitter, Instagram, Google Plus dan Path (komunikasipraktis.com). Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dengan adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000 muncul situs sosial Lunarstorm, Live Journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul Friendster sebagai situs anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan Friendster, Flick R, Youtube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005, Friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati. Lalu para pengguna sosial media beralih ke facebook yang sebenarnya telah dibuat pada tahun 2004, tetapi baru saja booming pada tahun Tahun 2006, kemunculan twitter ternyata menambah jumlah pemakai media sosial, Twitter merupakan microblog yang memiliki batasan karakter tulisan bagi penggunanya, yaitu 140 karakter. Lalu setelah lahirnya Twitter muncul jejaring sosial lain seperti Path, Instagram yang hanya bisa diakses melalui perangkat ios atau Android Instagram Instagram adalah salah satu media sosial jenis jejaring sosial yang menghubungkan penggunanya lewat foto. Tiap pengguna Instagram bebas untuk mengambil foto dari kamera telepon seluler, menerapkan filter, kemudian

7 14 membagikannya dengan sesama pengguna Instagram atau pengguna media sosial lain. Instagram didirikan untuk mewujudkan momen bersama teman-teman menjadi foto yang lebih hidup. Instagram dideskripsikan sebagai sebagai penghubung masyarakat di berbagai belahan dunia lewat foto yang dibagikan dari berbagai pengguna Instagram di berbagai belahan dunia ( Salah satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak. Instagram dapat digunakan di iphone, ipad atau ipod Touch versi apapun dengan sistem operasi ios atau yang terbaru dan telepon kamera Android apapun dengan sistem operasi 2.2 (Froyo) atau yang terbaru. Aplikasi ini tersebar melalui Apple App Store dan Google Play. Sejarah Instagram dimulai dari perusahaan Burbn, Inc. yang berdiri pada tahun Burbn, Inc. merupakan sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya, Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5 mobile. Namun, kedua CEO, Kevin Systrom dan juga Mike Krieger memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iphone, yang di mana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada dan memulai lagi dari awal. Namun akhirnya, mereka hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram. Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata insta berasal dari kata instan, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan foto instan. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata gram berasal dari kata telegram, di mana cara kerja

8 15 telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itu, Instagram berasal dari instan-telegram. Adapun fitur-fitur yang terdapat di dalam Instagram ( yaitu: 1. Home Pada halaman utama kita bisa melihat foto atau video yang diunggah oleh orang yang menjadi teman kita di Instagram (following). 2. Profile Pada halaman ini akan data diri pemilik akun Instagram serta seluruh foto atai video yang pernah di posting di akun Instagram seseorang. 3. Pengikut (Follower) Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam Instagram. Juga dapat menggunakan teman-teman mereka yang juga menggunakan Instagram melalui jejaring sosial seperti Twitter dan juga Facebook. 4. Mengunggah Foto Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang hendak ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera idevice ataupun foto-foto yang ada di album foto di idevice tersebut. 5. Kamera Foto yang telah diambil melalui Instagram dapat disimpan di dalam idevice tersebut. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat

9 16 langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tiltshift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam Instagram adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja. Para pengguna hanya dapat mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto tersebut dulu untuk menyesuaikan format yang ada. Setelah para pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam Instagram, maka pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk menyunting foto tersebut. 6. Efek Foto Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek-efek yang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham, 1977 dan Lord Kelvin. Namun tepat pada tanggal 20 September yang lalu Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru yaitu; Valencia, Amaro, Rise, Hudson dan telah menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet dan Gotham dari dalam fitur tersebut. Dalam pengaplikasian efek sekalipun, para pengguna juga dapat menghilangkan bingkai-bingkai foto yang sudah termasuk di dalam efek tersebut. Fitur lainnya yang ada pada bagian penyuntingan adalah Tilt-Shift. Tilt-shift ini, sama fungsinya dengan efek kamera melalui instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto, dan sekelilingnya menjadi buram. Dalam penggunaannya, aplikasi Tilt-Shift memiliki 2 bentuk, yaitu persegi panjang dan juga bulat. Kedua bentuk tersebut dapat diatur besar dan kecilnya, juga titik fokus yang diinginkan. Tilt-shift juga mengatur rupa

10 17 foto disekeliling titik fokus tersebut, sehingga para pengguna dapat mengatur tingkat buram pada sekeliling titik fokus di dalam foto tersebut. 7. Judul Foto Setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa ke halaman selanjutnya, dimana foto tersebut akan diunggah ke dalam Instagram sendiri ataupun ke jejaringan sosial lainnya. Dimana di dalamnya tidak hanya ada pilihan untuk mengunggah pada jejaringan sosial atau tidak, tetapi juga untuk memasukkan judul foto, dan menambahkan lokasi foto tersebut. Sebelum mengunggah sebuah foto, para pengguna dapat memasukkan judul untuk menamai foto tersebut sesuai dengan apa yang ada dipikiran para pengguna. Judul-judul tersebut, para pengguna dapat menyinggung pengguna Instagram lainnya dengan mencantumkan akun dari orang tersebut. Para pengguna juga dapat memberikan label pada judul foto tersebut, sebagai tanda untuk mengelompokkan foto tersebut di dalam sebuah kategori. 8. Geotagging Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah bagian Geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna idevice mengaktifkan GPS mereka di dalam idevice mereka tersebut. Dengan demikian, idevice tersebut dapat mendeteksi lokasi dimana para pengguna Instagram tersebut berada. Geotagging sendiri adalah identifikasi metadata geografis dalam sebuah media situs ataupun foto. Dengan geotagging, para penguna dapat terdeteksi dimana mereka telah mengambil foto tersebut atau dimana foto tersebut telah diunggah. 9. Jejaring Sosial Dalam membagi foto tersebut, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr yang tersedia di halaman untuk membagi foto tersebut.

11 18 Gambar 2.1 Tampilan Instagram Teori Uses and Gratification Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek komunikasi masa sudah mati. Sementara penelitian yang mulai hidup adalah penelitian tentang usaha untuk menjawab pertanyaan what do people do with media?. Penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan sehingga efek media sekarang di defenisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199). Penelitian Uses and Gratification bermula dari pandangan komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti dari Teori Uses and Gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006: 204) Keintiman Dalam Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal berawal dari ketertarikan interpersonal. Ketertarikan interpersonal menurut Baron dan Byrne dalam Rahman (2013: 155)

12 19 adalah penilaian kita terhadap orang lain berdasarkan pada apakah kita menyukai orang tersebut atau tidak menyukainya. Ketertarikan interpersonal ini kemudian akan menentukan apakah kita akan menjalain hubungan interpersonal atau tidak. Jika terdapat ketertarikan, maka hubungan interpersonal dimulai. Pada awalnya, proses hubungan interpersonal bersifat dangkal. Pertukaran informasi sudah terjadi tapi terbatas pada informasi yang sifatnya umum. Frekuensi pertemuan masih jarang dan terbatas pada aktivitas-aktivitas tertentu saja. Jika hubungan interpersonal tersebut dianggap cukup memuaskan, maka hubungan interpersonal akan berlanjut menuju tahapan yang lebih intim. Teori yang secara khusus membahas perkembangan hubungan interpersonal adalah teori penetrasi sosial dari Altman dan Taylor. Teori penetrasi sosial (dalam West dan Turner, 2008: ) terdiri dari empat tahapan hubungan, yaitu: tahap orientasi, pertukaran penjajakan afektif (exploratory affective exchanges), pertukaran afeksi (affective axchanges) dan pertukaran stabil (stable exchanges). Tahap paling awal dari interaksi disebut dengan tahap orientasi yang terjadi pada tingkat publik. Artinya, hanya sedikit mengenai diri kita yang terbuka untuk orang lain. Tahapan selanjutnya adalah tahap pertukaran penjajakan afektif yang merupakan perluasan area publik dari diri dan terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seorang individu muncul. Pada tahap ini terdapat sedikit spontanitas dalam komunikasi karena individuindividu merasa lebih nyaman satu sama lain. Mereka tidak begitu hati-hati akan kelepasan berbicara mengenai sesuatu yang nantinya akan mereka sesalkan. Sementara itu, pada tahapan pertukaran afektif ditandai oleh persahabatan yang dekat dan pasangan yang lebih intim. Menurut Altman dan Taylor (1987) dalam West dan Turner (2008: 207), tahap pertukaran afektif termasuk interaksi yang lebih tanpa beban dan santai di mana komunikasi sering kali berjalan spontan dan individu membuat keputusan yang cepat, sering kali dengan sedikit memberikan perhatian untuk hubungan secara keseluruhan. Tahap pertukaran afektif menggambarkan komitmen lebih lanjut kepada individu lainnya di mana para interaktan merasa nyaman satu dengan lainnya. Tahap keempat dan terakhir, pertukaran stabil, dicapai dalam sedikit hubungan. Tahap pertukaran stabil berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara

13 20 terbuka yang mengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi. Dalam tahap ini, pasangan berada dalam tingkat keintiman yang tinggi dan sinkron: maksudnya, perilaku-perilaku di antara keduanya kadang kala terjadi kembali, dan pasangan mampu untuk menilai dan menduga perilaku pasangannya dengan cukup akurat. Teori penetrasi sosial pada intinya berkaitan dengan kemajuan sebuah hubungan yang romantis. Ada empat asumsi teori penetrasi sosial (West dan Turner, 2008: 197), yaitu: 1. Hubungan-hubungan mengalami kemajuan dari tidak intim menjadi intim. 2. Secara umum, perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi. 3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi. 4. Pembukaan diri (self-disclosure) adalah inti dari perkembangan hubungan. Self-disclosure merupakan dasar untuk menjalin keintiman. Keintiman berkembang melalui penyingkapan informasi, pikiran, dan perasaan kepada pasangan. Sternberg dalam The Triangular Theory of Love, menjelaskan bahwa keintiman adalah perasaan yang menciptakan kehangatan dan ikatan dalam hubungan cinta, seperti saling berbagi, memberikan dukungan emosional, dan berkomunikasi. Sementara, Erikson mendefinisikan keintiman sebagai perasaan saling percaya, terbuka, dan saling berbagi dalam sebuah hubungan. Di sisi lain, Olforsky berpendapat bahwa keintiman merupakan kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang akrab. Keakraban ini terlihat dari kedekatan, penghargaan, keterbukaan, komunikasi, tanggung jawab, hubungan timbal balik, komitmen, dan seksualitas. Seksualitas di sini tidak mengacu kepada hubungan seks, melainkan kepuasan yang dirasakan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Adapun Fieldman menyebutkan keintiman adalah proses seseorang mengkomunikasikan perasaan-perasaannya serta informasi diri kepada orang lain melalui proses keterbukaan diri (Amalia, 2013: 14). Berdasarkan sejumlah pemahaman di atas, maka dapat kita simpulkan jika keintiman merupakan perilaku afeksi seseorang kepada orang lain, termasuk di dalamnya adalah komitmen, saling percaya, keterbukaan diri, hubungan timbal

14 21 balik dan saling ketergantungan. Adapun keintiman tidak bisa terjadi pada satu orang, melainkan harus dua orang. Oleh sebab itu, keintiman erat kaitannya dengan hubungan antarmanusia. Keintiman dapat dicirikan dengan ikatan dan intensitas interaksi yang tinggi dalam berbagai bentuk. Keintiman diterjemahkan ke dalam beberapa perilaku (Kjeldskov dalam Amalia, 2013: 15) sebagai berikut: 1. Self-disclosure; keintiman menunjukkan seberapa terbuka seseorang kepada orang lain yang sesungguhnya membuat dirinya rentan. 2. Communicate emotion; keintiman kadang tak terucap dan minim informasi, namun sangat berarti dan kuat secara emosional. Seiring dengan perkembangan jaman, keintiman tersebut dapat dikomunikasikan melalui media (telefon dan ). 3. Presence in absence; keintiman kuat akan perasaan kehadiran orang lain, meskipun sebenarnya keberadaan orang tersebut di tempat yang berbeda. 4. Ambiguous and incomplete; keintiman bersifat tersirat dan muncul pada konteks perilaku tertentu. Keintiman membagi dan mengisyaratkan dunia masing-masing individu. 5. Private; keintiman biasanya sengaja dibangun oleh pasangan dan tidak terlihat oleh orang lain. 6. Strong mutuality; keintiman merupakan ikatan timbal balik dalam pesan dan tindakan. Keintiman adalah sebuah kesatuan perasaan. Oleh sebab itu, kita tidak dapat memisahkan satu bentuk keintiman dengan bentuk keintiman yang lain. Biasanya satu bentuk keintiman diikuti dengan bentuk keintiman lainnya. Dalam penelitiannya, Kjeldskov (2005) dalam Amalia (2013: 19-21) merumuskan sepuluh bentuk keintiman, antara lain: 1. Self-disclosure adalah sebuah tindakan pemberian informasi pribadi, seperti perasaan kita terhadap orang lain. Self-disclosure menekankan kepada keterbukaan (openness) dan pengertian (receptive) seseorang kepada orang lain sehingga tidak adanya dinding pemisah dalam sebuah hubungan. Dua orang yang melakukan selfdisclosure dengan baik, maka mampu menciptakan keintiman lainnya. Begitu pun sebaliknya, apabila

15 22 mereka gagal dalam hal ini, maka tidak dapat membentuk keintiman lainnya. 2. Trust adalah kepercayaan atau keyakinan terhadap pasangan bahwa ia tidak akan merusak hubungan. Tingginya tingkat kepercayaan berbanding lurus dengan toleransi masing-masing pihak. Begitu pun dengan keintiman, semakin tinggi kepercayaan, maka dialog-dialog keintiman akan semakin berkembang. Keintiman ini bersifat kenyamanan dan privat. 3. Commitment adalah sekumpulan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan atau memeliharan keintiman. Kesalahpahaman komitmen dapat mengubah bentuk hubungan, dengan demikian komitmen menjadi salah satu dasar dari bentuk sebuah hubungan. Komitmen bukan hanya janji tidak berselingkuh, tetapi juga konsistensi menjalankan tanggung jawab dalam sebuah hubungan, melibatkan pasangan dalam kehidupan dibanding berperilaku individualis, termasuk juga cost and reward saat hidup bersama. 4. Emotional adalah perasaan yang dikomunikasikan melalui tindakan atau simbol tertentu. Biasanya hal ini hanya dapat dirasakan oleh orang yang dituju dan melalui bentuk pesan yang sederhana. 5. Reciprocity adalah hubungan timbal balik atau respon yang diberikan oleh pasangan. Hal ini sering kita temukan ketika seseorang mengucapkan I love you atau pesan selamat malam sebelum tidur. Dari respon yang diberikan kita dapat menilai seberapa dalam keintiman yang terjalin dalam sebuah hubungan. Apabila pesan-pesan yang dikomunikasikan tidak mendapatkan respon (diabaikan), maka dalam hubungan tersebut masih ada dinding pemisah. 6. Expressive adalah keintiman non-verbal yang tak jarang bersifat ambigu. Meski dua orang telah lama menjalani hubungan masih ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman. Hal tersebut dikarenakan keintiman jenis ini bergantung pada kreativitas manusia. Bentuk pesan dapat berubah sesuai dengan media dan perasaan yang ingin disampaikannya. 7. Physical adalah pertemuan fisik, mulai dari kedekatan secara fisik hingga hubungan seksual. Dalam konteks keintiman termediasi, kedekatan fisik

16 23 diekspresikan secara verbal dan non-verbal, misalnya bertukar foto, webcam, atau mengirim hadiah. Meskipun demikian, tak jarang orientasi keintiman ini mengekspresikan keinginan kedekatan secara fisik nyata atau aktivitas seksual. 8. Public & Private adalah keintiman yang dilakukan pasangan, baik di depan publik atau pun tidak. Setiap pasangan memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan komitmen dan rasa sayangnya. Oleh sebab itu, tak jarang keintiman ini dihubungkan dengan public display affection, yakni pengekspresian kasih sayang terhadap pasangan di depan publik secara verbal dan non-verbal, misalnya ciuman, kata-kata mesra, dan sebagainya. Adapun pesan yang dikomunikasikan dapat secara terang-terangan atau simbol-simbol yang hanya dimengerti beberapa pihak. 9. Presence-in-absence adalah perasaan subjektif terhadap keberadaan orang lain, baik secara fisik maupun non-fisik. Perasaan ini dapat muncul disebabkan hal-hal yang bersifat simbolik. Beberapa peneliti menyatakan bentuk keintiman ini bersifat irrational (tidak masuk akal), namun sangat mampu untuk menciptakan dan memelihara keintiman. 10. Strong yet vulnerable adalah perasaan tidak aman pada masing-masing pihak. Keintiman memang menguatkan hubungan, namun keintiman pun dapat menumbuhkan kekhawatiran dari masing-masing pihak akan keberlanjutan hubungan mereka ke depannya. Menurut Brehm dan Kassin dalam Rahman (2013: ), suatu hubungan dapat dikatakan intim atau erat, secara umum memiliki ciri-ciri antara lain: terdapat kelekatan emosional, satu sama lain mampu memenuhi kebutuhan pasangannya, satu sama lain saling tergantung dan saling mempengaruhi secara kuat. Salah satu hubungan erat atau intim adalah hubungan yang dibangun atas dasar cinta. Sebagian ahli mengatakan bahwa cinta merupakan perasaan suka dengan intensitas yang tinggi. Sebagian lagi mengatakan bahwa cinta dan suka tidak berada pada satu garis yang kontinum. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Cinta tidak selalu didasari oleh perasaan suka, dan perasaan suka pun tidak selalu berujung pada emosi cinta.

17 24 Dalam Wheel Theory, Reiss dalam Amalia (2013: 17) menggambarkan perkembangan cinta seperti sebuah roda yang melalui empat tahap, yaitu rapport, self-revelation, mutual depedency, dan intimacy need fulfillment. Rapport adalah tahap di mana kita mendapatkan kenyaman dengan orang lain karena beberapa kesamaan, seperti sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Dari sini kita mulai mengembangkan komunikasi menjadi lebih baik dan mendalam, misalnya bertukar ide. Self-revelation merupakan tahap seseorang mulai terbuka dengan perasaannya. Masing-masing mulai berani mengutarakan ketakutan, harapan, dan ambisi, bahkan terkadang mulai melakukan hubungan seksual secara fisik. Pada tahap mutual depedency, dua orang mulai menjadi pasangan (couple). Mereka semakin intens melakukan berbagai hal bersama-sama, misalnya berolahraga, pergi ke bioskop, sampai tidur bersama. Di tahap ini pun perbedaan usia, budaya, nilainilai, dan prinsip mulai dikesampingkan. Sampai akhirnya pada tahap intimacy need fulfillment, hubungan menjadi lebih konsisten, masing-masing saling ketergantungan, dan mengisi kebutuhan. Mereka saling mendukung dan memperdalam cintanya. Meskipun demikian, keempat tahap tersebut layaknya roda, ia terus berputar dan melewati tahap-tahap itu berkali-kali hingga akhirnya menjadi semakin dalam atau berhenti menjadi hubungan yang singkat Public Display of Affection (PDA) dan Virtual Display of Affection (VDA) Mengumbar kemesraan di depan umum atau sering disebut dengan Public Display Affection (PDA) merupakan salah satu pengungkapan kasih sayang dalam bentuk demonstrasi fisik dari hubungan antar-pasangan di mana ada orang lain yang melihatnya. Adapun bentuk kemesraan itu berpegangan tangan, berpelukan atau berciuman (Waspada.co.id). Gulledge dalam The American Journal of Family Therapy mendefinisikan kasih sayang secara fisik sebagai setiap sentuhan yang bertujuan untuk membangkitkan perasaan cinta antara pemberi sentuhan maupun penerima sentuhan. Beberapa penelitian menemukan kasih sayang secara fisik terkait dengan hasil positif dalam hubungan romantis. Hal itu berupa hubungan dengan pembentukan ikatan, keterikatan dan keintiman psikologis. Kasih sayang fisik dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, antara lain

18 25 memegang tangan, memeluk, memijat, membelai, mencium di wajah dan mencium di bibir. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Kita biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai indra primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat intim. Demikian halnya dengan virtual affection yang memberi respon nonverbal dalam bentuk kontak fisik yang merupakan bentuk komunikasi antarpribadi di antara mereka. Pasangan yang berpacaran umumnya ingin tampil di muka umum dan menunjukkan hubungan di antara keduanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rudolph F. Verderber dalam Mulyana (2005: 4) yang mengemukaan salah satu fungsi komunikasi adalah fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Berbeda tempat, berbeda pula cara perlakuannya. Dikutip dari Wikipedia.com, setiap kebudayaan memiliki aturan yang tertulis dan nontertulis mengatur masalah PDA di publik. Ada pasangan yang menikmati dilihat kemesraannya di depan publik dan ada yang merasa lebih menginginkan privasi, tapi masih mentolerir dilihat oleh segelintir orang. Di Eropa, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, merupakan hal yang umum untuk melihat pasangan berpegangan tangan atau berciuman di depan publik. Di Amerika Latin, remaja banyak berkumpul di taman umum untuk berciuman dan berpelukan. Sementara itu, Afrika Selatan menetapkan pelanggaran hukum bagi remaja di bawah 16 tahun ikut bagian di dalam PDA. Di India sendiri, PDA dianggap ilegal dan memberlakukan hukuman penjara tiga bulan atau denda. Namun, pada dasarnya, batasan PDA masih belum jelas. Daftar yang dilansir dari voices.yahoo.com menjelaskan bahwa PDA yang dapat diterima antara lain ( 1. Bergandengan tangan, ini adalah salah satu cara klasik yang dilakukan sejak lama untuk menunjukkan perhatian. Untuk itu, sah-sah saja bergandengan tangan di depan umum bersama pasangan.

19 26 2. Menyatakan cinta, yaitu mengucapkan kata cinta di muka umum boleh saja dilakukan. Namun, jika mengatakannya berulang-ulang bisa membuat orang-orang risih. Jadi, sebaiknya ucapkan seperlunya saja. 3. Mencium secara cepat, seperti ciuman cepat di dahi, pipi atau bahkan bibir masih dapat diterima publik khususnya di negara-negara barat. Sedangkan di negara-negara Timur, bentuk PDA semacam ini, terutama ciuman di bibir, dianggap tidak sopan untuk dipertontonkan di depan khalayak ramai. 4. Memainkan rambut pasangan, boleh saja dilakukan asalkan tidak berlebihan. 5. Memeluk pasangan, boleh dilakukan asal posisi tangan yang digunakan untuk memeluk berada di tempat yang sewajarnya, seperti pundak atau pinggang. Sementara itu, PDA yang tidak dapat diterima antara lain: 1. Mencium berlebihan, yaitu ciuman berlebihan pada bibir maupun anggota badan lain hingga menimbulkan suara tidak etis untuk diperlihatkan di muka umum. 2. Menyentuh atau meraba bagian tubuh yang tidak semestinya. PDA ini tidak selayaknya dipertontonkan pada publik. 3. Berhubungan seksual, bercintalah di rumah atau tempat-tempat privat, jangan di muka umum. Adapun jenis-jenis PDA dikutip dari laman askmen.com ( yaitu: 1. Bergandengan tangan. Menggandeng tangan pasangan ketika berjalan di luar rumah merupakan bentuk PDA yang paling banyak terjadi. Menggandeng tangan merupakan bentuk rasa sayang dan proteksi yang diberikan oleh suami kepada istri. PDA bentuk ini dianggap sebagai suatu yang wajar yang diterima oleh banyak orang. 2. Berciuman. Bagi masyarakat di Indonesia, berciuman bibir di depan umum adalah bentuk PDA yang kurang bisa diterima oleh masyarakat sekalipun itu dilakukan oleh suami istri. Namun, di beberapa negara yang mengklaim diri sebagai negara yang bebas seperti Amerika Serikat,

20 27 berciuman di depan umum adalah jenis PDA yang dapat diterima, namun dengan batasan-batasan tertentu. 3. Mengungkapkan rasa cinta di depan orang banyak. Hal ini biasanya dilakukan oleh sebagian pria yang ingin melamar kekasihnya di depan khalayak ramai. Beberapa orang melihat bahwa PDA jenis ini adalah hal yang romantis. Namun, banyak juga orang yang menganggap bahwa seharusnya mengungkapkan rasa cinta kepada kekasih adalah hal yang bersifat privasi. Seiring perkembangan teknologi, ungkapan perasaan seseorang terhadap pasangan tidak lagi terbatas pada surat tertulis, panggilan telepon, atau komunikasi secara langsung. Sekarang, jika dua orang bertemu dan kemudian saling tertarik, orang tersebut akan mencari akun media sosial seperti akun Facebook milik seseorang yang diminatinya. Di Facebook, mereka mencari informasi seperti status hubungan, kesukaan, foto-foto atau aktivitas sehari-hari. Setelah hubungan dimulai, beberapa pasangan menyiarkan keberhasilan hubungan mereka di Facebook dengan membagikan aktiivitas bersama-sama, mengunggah gambar satu sama lain bersama-sama dan mengubah status hubungan mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, Facebook mulai tergeser dengan kehadiran media sosial baru seperti Instagram, Path, Blackberry Messenger dan lain sebagainya. Instagram kini mulai menggantikan Facebook, hal ini dapat dilihat dari pengguna Facebook yang mulai berpindah menggunakan Instagram. Facebook boleh saja mengakuisisi Instagram, namun aplikasi besutan Apple ini tidak kalah saing ditambah dengan keunikan fitur fotonya. Hal inilah yang kemudian menjadikan Instagram digunakan sebagai media pamer foto mesra pada kebanyakan pengguna akun tesebut. Saat ini, PDA tidak hanya dilakukan di ruang publik, melainkan juga di media sosial yang dikenal dengan istilah Virtual Display of Affection. Virtual Display of Affection (VDA) mirip dengan Public Display of Affection (PDA), namun berbeda dengan PDA yang memamerkan kemesraan di depan umum, VDA dilakukan di dunia virtual dan berkaitan dengan penggunaan new media khususnya media sosial. Bentuk VDA tidak hanya berupa visual atau gambar. Kata atau text mesra yang diposting ke media sosial juga merupakan bentuk VDA.

21 28 Contoh kasus VDA: Gambar 2.2. Foto mesra yang memperlihatkan kontak fisik berupa ciuman dan pelukan di Instagram

22 29 Gambar 2.3. Teks mesra yang menunjukkan rasa cinta kepada pasangan di Instagram Motif Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardianto, 2004: 87).

23 30 Menurut M. Ngalim purwanto (1990: 60), motif adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Menurut Rochman Natawijaya (1980: 78), motif adalah setiap kondisi atau keadaan seseorang atau suatu organisme yang menyebabkan atau kesiapannya untukmemulai atau melanjutkan suatu serangkaian tingkah lakuatau perbuatan. Hal ini diperjelas oleh Sudibyo Setyobroto (1989: 24), bahwa motif adalah sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan atau perbuatan manusia yang dapat diartikan sebagai latar belakang dari tingkah laku manusia itu sendiri. Motif merupakan suatu keadaan tertentu pada diri manusia yang mengakibatkan manusia itu bertingkah laku untuk mempunyai tujuan. Motivasi adalah pendorong ; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar seseorang tersebut tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, (Ngalim Purwanto, 1990: 71) Mahasiswa Mahasiswa merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah. Semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Perkembangan kehidupan manusia terjadi secara bertahap, dan setiap tahap perkembangan tersebut memiliki karakteristik, tugas-tugas perkembangan serta risiko-risiko yang harus dihadapi. Memasuki periode dewasa awal, individu memiliki tugas perkembangan yang berbeda dengan periode sebelumnya. Salah satu tugas perkembangan pada masa ini adalah membangun hubungan dengan lawan jenis dan kemudian menikah. Salah satu kelompok individu yang berada pada masa ini adalah mahasiswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah mereka yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan memiliki perencanaan dalam bertindak. Karakteristik mahasiswa secara umum yaitu stabilitas dalam

24 31 kepribadian yang mulai meningkat karena berkurangnya gejolak-gejolak di dalam perasaan serta memiliki pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan lingkungannya. Selain itu, mahasiswa cenderung lebih dekat dengan teman sebaya untuk saling bertukar pikiran dan saling memberikan dukungan karena di sisi lain sebagian besar mahasiswa berada jauh dari orang tua dan keluarga. Karakteristik mahasiswa yang paling menonjol adalah mereka mandiri dan memiliki prakiraan di masa depan baik dalam hal karir maupun percintaan. Mereka akan memperdalam keahhlian di bidangnya masing-masing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Mahasiswa juga mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki rasa ingin tahu terhadap kemajuan teknologi sehingga mahasiswa umumnya cenderung untuk mencari tahu bahkan ada yang membuat inovasi di bidang teknologi. Oleh sebab itu, mahasiswa menjadi mudah terpengaruh dengan apa yang sedang marak pada saat itu. Dari sisi psikologi, mahasiswa memasuki akhir dari tahap perkembangan remaja akhir dan memasuki awal dari tahap perkembangan dewasa awalnya. Mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal mempunyai masalah sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, mahasiswa mengalami perkembangan psikososial dan salah satunya adalah dengan membentuk hubungan intim dengan lawan jenis. Masalah ini berkaitan dengan tugas perkembangannya yang berada pada masa dewasa awal di mana sebagian besar mahasiswa berada pada rentang umur dari 18 tahun sampai dengan 25 tahun (Maeri, 2011: 1-2). Mahasiswa bukan hanya dituntut untuk sekedar menjalin hubungan dengan lawan jenis. Akan tetapi, mahasiswa juga dituntut untuk mengembangkan keintiman (intimacy) dalam hubungannya tersebut. Keintiman dengan lawan jenis ini akan membantu mahasiswa untuk memenuhi tugas perkembangannya dalam rangka persiapan untuk hidup berumah tangga. Sebelum berumah tangga mahasiswa akan memilih pasangan yang paling tepat untuk dijadikan pendamping. Biasanya mereka yang menikah adalah mereka yang telah melalui tahap-tahap berpacaran. Melalui pacaran, seseorang menjalankan suatu hubungan di mana dua orang saling bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain sebelum memasuki dunia pernikahan.

25 32 Oleh karena itu, hubungan pacaran akan diwarnai dengan keintiman. Keduanya pun terlibat perasaan cinta dan saling mengakui pasangan sebagai pacar. Mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan periode pencarian identitas diri. Mahasiswa melakukan eksplorasi yang mempertanyakan kembali, mengkaji dan mendalami berbagai hal mengenai masalah yang menimpanya. Seiring dengan eksplorasi maka mahasiswa melakukan suatu komitmen yaitu penentuan sikap atau pilihan yang pasti terhadap suatu permasalahan. Akan tetapi, di satu pihak mahasiswa begitu penuh harap, terbuka, bangga, tetapi dilain pihak mahasiswa dipenuhi ketakutan, keraguan, kecemasan, tidak yakin dirinya mampu atau tidak, tidak mengetahui tujuan hidupnya, tidak mengetahui akan menjadi apa dikemudian hari dan sebagainya. Mahasiswa sering dipenuhi konflik dan tantangan tentang masa depan. (Maeri, 2011: 6).

26 Model Teoretik Objek Penelitian Penggunaan Instagram oleh mahasiswa sebagai media Virtual Display of Affection Tujuan penelitian 1. Motif menggunakan Instagram. 2. Motif Virtual Display of Affection (VDA). 3. Peran Instagram dalam hubungan interpersonal. Teori : - New media - Uses and Gratification - Keintiman dalam Hubungan Interpersonal - Motif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Instagram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Instagram BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil oleh penulis pada skripsi ini adalah media sosial Instagram. 1.1.1 Sejarah Instagram Instagram adalah sebuah aplikasi

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM Eka Indriani eka.indriani@raharja.info Abstrak Saat ini media sosial berkembang sangat pesat salah satunya yaitu media sosial Instagram. Instagram merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran Bonjour Bag melalui aplikasi Instagram. Adapun objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Instagram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Instagram BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian skripsi ini objek yang diambil oleh penulis adalah media sosial Instagram. 1.1.1 Sejarah Instagram Instagram adalah sebuah aplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Internet disebut sebagai sebuah media baru yang sifatnya multimedia dan interaktif. Karakteristik unik dari media baru yang menggabungkan konvergensi, jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi pada masa kini menyuguhkan media komunikasi yang semakin variatif. Dahulu, kita hanya mengenal media komunikasi tradisional:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu inovasi teknologi komunikasi yang banyak digunakan. Kehadiran internet tidak hanya menjadi sekadar media komunikasi, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini sangatlah cepat, dimana perubahan banyak terjadi dalam tatanan kehidupan manusia, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat diikuti oleh kemajuan teknologi informasi. Melalui teknologi informasi seseorang dapat memperoleh informasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang berkembang, internet merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan orang untuk melakukan hal apapun. Mulai dari kemudahan berkomunikasi hingga berbisnis bisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan definisi maupun teori yang di jadikan landasan berpikir penulis dalam melakukan penelitian berkaitan dengan topik persepsi rasa aman pada pengguna media sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupannya sehari hari tentunya tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupannya sehari hari tentunya tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupannya sehari hari tentunya tidak bisa lepas dari kegiatannya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan untuk bersosialisasi itulah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu situs jejaring sosial yang terkenal saat ini adalah Facebook, lewat situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun. Fitur-fitur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jejaring sosial sebagai media komunikasi baru saat ini telah menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang sangat berkembang seperti saat ini khususnya dibidang teknologi menjadikan informan lebih mudah untuk mengkomunikasikan dan mengiklankan sesuatu kepada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian... 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi era digital dewasa ini sangat pesat. Dengan begitu banyak bermunculan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat secara umum. Kebutuhan akan internet sudah sangat tinggi, terutama di kotakota besar yang sudah terfasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah, semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan baik dalam kemampuan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi kini dapat mengaksesnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era digital seperti sekarang, semuanya bergantung kepada teknologi, salah satu hasil dari teknologi adalah internet, yang mengandung banyak situs di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telepon genggam hanya sebatas SMS dan telepon, namun beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. telepon genggam hanya sebatas SMS dan telepon, namun beberapa tahun terakhir, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman telah memberikan dampak yang besar bagi kemajuan teknologi komunikasi. Pada beberapa tahun yang lalu, penggunaan telepon genggam hanya sebatas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

Lebih terperinci

Chapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia

Chapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia Chapter 12 Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia Pengertian Media Sosial Medsos bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan teknologi membuat facebook dapat diakses dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08 Oleh Daniel Ronda Zaman sekarang pria dan wanita mendapat peluang yang sama dalam karir dan kesempatan, sehingga pria dan perempuan bekerja bersama dan melakukan interaksi yang intens dalam tugas. Bahkan

Lebih terperinci

PATH (JEJARING SOSIAL)

PATH (JEJARING SOSIAL) PATH (JEJARING SOSIAL) Dela Putri Lestari delaputrilestari@raharja.info :: http://www.this-is-dela.tumblr.com Abstrak Path merupakan pendatang baru di ranah jejaring sosial yang meraih popularitas dalam

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan individu tidak mendapatkan feedback dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan individu tidak mendapatkan feedback dari media massa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa telah berubah begitu banyak, dimulai dari awal abad ke-20 yang bersifat satu-arah, hingga arus yang serupa kepada massa yang seragam yaitu masa sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan hasil teknologi komputer dan komunikasi yang kini sedang berkembang dan semakin populer, karena internet mampu memberikan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim  dan menjelajahi interenet, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan menjadi hal mutlak jika manusia ingin

Lebih terperinci

Buletin Foto dan Dokumentasi

Buletin Foto dan Dokumentasi Buletin Foto dan Dokumentasi Edisi Desember 2013 Edisi Desember 2013_ 1 Sekapur Sirih Di Penghujung 2013 D i penghujung tahun 2013, Buletin SotoSop merefleksikan kembali perjalanan yang telah dilalui.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kemajuan internet sungguhlah pesat, terutama di jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial yang

Lebih terperinci

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y MENGAPA MEDIA SOSIAL Selamat Datang di Era Generasi Y 1 Media Sosial di Indonesia 2 Dokter, Pasien, dan Media sosial Sisi positif Sisi Negatif 3 MENGENAL MEDIA SOSIAL Masihkah Anda ingat dengan perangko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan satu hal yang wajib untuk dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama hampir dua puluh empat jam, manusia berkomunikasi dengan sesamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi melalu media-media yang ada. Melihat dari banyaknya penggunaan media massa ini bisa disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intimacy (Keintiman) 2.1.1 Definisi Intimacy Menurut Erikson (dalam Valentini, & Nisfiannoor, 2006) intimacy sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dan juga berperan penting

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era informasi internet memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Internet menjadi media yang banyak digunakan oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu tidak akan pernah dapat hidup sendirian, mereka selalu membutuhkan orang lain untuk dapat diajak berteman atau pun bercerita dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kaligrafi dan lettering, serta sekilas mengenai latar belakang, sejarah, serta

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kaligrafi dan lettering, serta sekilas mengenai latar belakang, sejarah, serta BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Instagram Pada bab ini peneliti menjelaskan garis besar mengenai Instagram sebagai media yang digunakan Komunitas Surakarya dalam mempromosikan karya seni kaligrafi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI 0 HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu kehidupan, dengan membangun suatu hubungan yang nyaman dengan orang lain. Seringnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Gambaran Umum Path adalah nama dari sebuah aplikasi media sosial yang dapat digunakan pada smartphone berbasis Android maupun ios yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Brand tidak hanya milik suatu perusahaan atau produk saja. Di luar sana banyak sekali yang membutuhkannya, termasuk dalam kehidupan pribadi seseorang pun sering disadarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kearah kehidupan yang sangat kompetitif. Andersen (2004) memprediksi situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kearah kehidupan yang sangat kompetitif. Andersen (2004) memprediksi situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, sebagian demi sebagian akan bergeser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin berkembang dan maju, terutama dibidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Seperti yang kita kenal dalam dunia informatika

Lebih terperinci

Twitter, Facebook dan Wikipedia, Instagram. Dari beberapa situs media sosial

Twitter, Facebook dan Wikipedia, Instagram. Dari beberapa situs media sosial 23 BAB III DESKRIPSI PRAKTIK PEMBERIAN HADIAH PADA CONTEST PHOTO DI AKUN INSTAGRAM @VIOLETPHOTOCONTS A. Gambaran Umum Instagram 1. Pengertian Instagram Di jaman modern ini sosial media sangat digemari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman era globalisasi saat ini, merupakan suatu perubahan zaman yang berkembang pesat, yang dimana teknologi yang berkembang yang semakin canggih. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan dan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global yang terjadi sekarang ini menuntut manusia untuk berusaha sebaik mungkin dalam menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya 94 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Pada bab ini analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak bisa dipungkuri bahwa perkembangan teknologi memang sangat memengaruhi kehidupan umat manusia pada abad ini. Perkembangannya pun berjalan pesat dan sangat cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak langsung bagi seluruh masyarakat. Tidak hanya bagi status ekonomi kelas atas, namun ekonomi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Media 2.1.1. Pengertian New Media Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. berkaitan dengan public display affection pasangan mahasiswa melalui

BAB IV ANALISIS DATA. berkaitan dengan public display affection pasangan mahasiswa melalui BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasangan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan public display

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa pendidikan seks perlu

Lebih terperinci

MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING

MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING Modul ke: 13Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING Social Media Advertising S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING Media Interaktif Basis dari

Lebih terperinci

TUGAS TIK MEDIA SOSIAL LEARNING. Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Informatika dan Komunnikasi

TUGAS TIK MEDIA SOSIAL LEARNING. Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Informatika dan Komunnikasi MEDIA SOSIAL LEARNING Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Informatika dan Komunnikasi http://ebudsantoso.mhs.narotama.ac.id/2015/12/10/msl-pdf/ Oleh: Eko Budi Santoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial paling populer di dunia dan Twitter telah menjadi media sosial fenomenal

BAB I PENDAHULUAN. sosial paling populer di dunia dan Twitter telah menjadi media sosial fenomenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet dan perubahan budaya menjadikan media sosial menjadi suatu kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat modern masa kini. Terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah. Semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, informasi mengenai berbagai hal bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat. Berkomunikasi adalah cara yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan dalam menyajikan berbagai informasi secara aktual. Pesatnya perkembangan internet saat ini

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana seseorang mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh

Lebih terperinci