BAB I PENDAHULUAN. meliputi pekerja di sektor formal dan informal. Keselamatan dan Kesehatan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan kerja tercantum dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan yang meliputi pekerja di sektor formal dan informal. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kegiatan untuk menjamin dan melindungi K3 tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dalam hal tersebut pengusaha wajib melaksanakan K3 dan pemerintah bertugas sebagai pengawas jalannya K3. Berdasarkan data dari Bereau of Labour Statistic Amerika, pada tahun 2011 terdapat 39 juta tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan data Nasional Academy of Social Insurance tahun 2011, biaya perusahaan untuk menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja mencapai $73,9 Billion pada tahun 2009 (Srinivasan, 2012). Menurut Kurniawidjaja (2012), sebagian besar pekerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sektor informal tidak terakses kesehatan kerja. Ketika kesehatan kerja di sektor informal belum terakses dengan baik maka akan menjadi penghambat terhadap aplikasi K3. Masalah kesehatan potensial pada pekerja antara lain kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Salah

2 satu faktor penyebabnya adalah pemahaman pekerja dan pengusaha yang kurang terkait dengan K3. Melihat hal tersebut, upaya perlindungan K3 yang dapat dilakukan oleh pengusaha maupun pekerja dengan menerapkan sikap Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin (5R) di sektor informal. Menurut Waluyo (2011), pada dasarnya 5R merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan dan kebersihan kerja guna tercapainya K3 di lingkungan bangunan gedung perkantoran, pabrik dan laboratorium serta industri rumah tangga. Sebagaimana diketahui, kondisi tempat kerja mencerminkan perlakuan seseorang terhadap pekerjaannya. Dalam menunjang keberhasilan program pemerintah bidang K3 di sektor informal yaitu budaya K3 dengan penerapan 5R, tenaga kerja dan pemilik industri sektor informal diharapkan mampu mengetahui dan menerapkan program tersebut di tempat kerja. Salah satu sektor informal yang bergerak di bidang produk pengolahan makanan ikan lele adalah industri Karmina, berlokasi di Kabupaten Boyolali Kecamatan Sawit Desa Tegalrejo. Industri Karmina menjual olahan makanan ikan lele menjadi berbagai macam produk makanan berupa abon, kripik, krupuk, nugget dan bakso. Kegiatan pengolahan dilakukan 4-6 kali proses produksi dalam seminggu dengan jumlah tenaga kerja 30 orang. Kegiatan kerja yang dilakukan terdapat 2 tahap yaitu pertama penyayatan ikan lele dilakukan di tempat produksi. Kedua, ikan yang telah disayat tersebut sudah dalam kondisi bersih dan kemudian diolah menjadi aneka macam makanan seperti abon, kripik, krupuk, nugget, dan bakso. 2

3 Hasil studi pendahuluan melalui pengamatan dan observasi terlihat kondisi lingkungan kerja kurang tertata dengan rapi seperti lantai yang tergenang oleh air dan minyak (dapat dilihat pada lampiran 4), peralatan yang masih kurang tertata rapi (dapat dilihat pada lampiran 4), jarak peralatan produksi masih diletakkan berdekatan sehingga mengganggu akses jalan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya (dapat dilihat pada lampiran 5). Pemilik industri sendiri pun sering mendengar tentang K3, tetapi untuk lebih luasnya seperti pengertian, tujuan, manfaat dan budaya K3 terlebih lagi tentang 5R kurang memahaminya. Terlihat 30% tenaga kerja saat bekerja, masih melakukan sikap kurang bersih seperti penggunaan gunting yang berkarat untuk menyayat kulit ikan lele (dapat dilihat pada lampiran 5), membungkus makanan, dan pengadukan abon tidak memakai sarung tangan serta tidak mencuci tangan terlebih dahulu (dapat dilihat pada lampiran 6). Melalui wawancara yang dilakukan kepada tenaga kerja menyatakan bahwa para pekerja kurang mengetahui tentang 5R (penataan barang masih berantakan dan kebersihan kurang diterapkan, terlihat dari lantai yang masih kotor). Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu solusi dan mempunyai peran untuk meningkatkan pengetahuan pekerja industri informal mengenai informasi 5R. Menurut Maryam (2015), adanya penyuluhan bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat serta terbentuknya perilaku sehat. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penyuluhan berupa pendidikan kesehatan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap 3

4 tenaga kerja di industri pengolahan makanan abon, kripik, krupuk, nugget dan bakso lele dengan metode ceramah, penayangan video dan simulasi (praktek 5R dengan diberikan skema). Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap 5R pada tenaga kerja di industri produk pengolahan ikan lele Boyolali. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan tersebut, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap 5R pada tenaga kerja di industri produk pengolahan ikan lele Boyolali? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah, penayangan video, dan simulasi terhadap pengetahuan dan sikap 5R pada tenaga kerja di industri produk pengolahan ikan lele Boyolali. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik tenaga kerja di industri produk pengolahan ikan lele. 4

5 b. Mengukur dan menganalisis pengetahuan 5R sebelum dan sesudah pemberian pendidikan c. Mengukur dan menganalisis sikap 5R sebelum dan sesudah pemberian pendidikan d. Mengukur tingkat pengetahuan 5R sebelum pemberian pendidikan e. Mengukur tingkat pengetahuan 5R sesudah pemberian pendidikan f. Menganalisis perbedaan sikap 5R sebelum pemberian pendidikan g. Menganalisis perbedaan sikap 5R sesudah pemberian pendidikan D. Manfaat Penelitian 1. Pemilik Industri dan Tenaga kerja Dapat memperoleh masukan mengenai sikap kerja 5R di industri produk pengolahan ikan lele Sawit Boyolali sehingga dapat melakukan perbaikan atau menindaklanjuti terhadap saran-saran yang disampaikan dan memberikan informasi bagi pemilik industri dan tenaga kerja tentang 5R sebagai dasar sikap kerja aman di tempat kerja. 5

6 2. Industri Informal Sebagai cerminan dalam penerapan 5R pada industri lain khususnya pada industri sektor informal sehingga dapat melaksanakan sikap kerja 5R dalam upaya penerapan K3 di tempat kerja. 3. Peneliti Lain Sebagai referensi dalam melakukan penelitian yang sama dan menambah wawasan serta pengetahuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya. 6