PERAN MUTU KATERING DALAM MENGATASI MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT
|
|
- Suharto Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 PERAN MUTU KATERING DALAM MENGATASI MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT Penulis: Dewi Marhaeni Diah Herawati Ida Siti Nurparida Editor: Deni Kurniadi Sunjaya CELTICSPRESS
3 PERAN MUTU KATERING DALAM MENGATASI MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT Diterbitkan oleh: CELTICSPRESS Jalan Wijaya No.5 Lembang, Bandung Tahun 2015 Cetakan ke-1 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit Penulis: Dewi Marhaeni Diah Herawati Ida Siti Nurparida Editor: Deni Kurniadi Sunjaya Desain Sampul: Richard Chandra Penata Isi: Muhammad Mukhlis F. A. Ukuran buku: 14,8 cm x 21 cm 128 halaman ISBN :
4 KATA PENGANTAR PENULIS Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis selama 3 tahun. Penelitian dilakukan di 3 lokasi rumah sakit, yaitu rumah sakit tertier dan rumah sakit sekunder baik pemerintah maupun swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu penyelenggaraan makan sangat berperan dalam mengatasi malnutrisi di rumah sakit. Menu makanan yang kurang variatif, tekstur yang kurang tepat serta aroma makanan yang tidak enak menyebabkan pasien tidak memiliki selera dalam menghabiskan makanan yang dihidangkan. Adanya sisa makanan mengakibatkan kerugian baik dari sisi pasien pasien maupun rumah sakit. Pada sisi pasien, asupan makan menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan sedang dari sisi rumah sakit terjadi kerugian ekonomi yang cukup besar yaitu sekitar 20-30% dari unit cost makanan yang telah ditetapkan rumah sakit. Penyelenggaraan makan pasien di rumah sakit saat ini masih banyak yang dikelola dengan cara swakelola. Namun rumah sakit di kota-kota besar di Indonesia sudah melakukan pengelolaan dengan cara semi outsourcing maupun outsourcing. Masingmasing model pengelolaan memiliki keuntungan dan kerugian sendiri. Jika dilakukan dengan outsourcing, hal yang paling penting adalah bagaimana Direktur Rumah Sakit dapat memilih dan menetapkan katering yang mampu menyelenggarakan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. Penulis menyusun buku ini dalam 5 bab, dimana bab 2 dan 3 merupakan fakta empirik yang ditemukan saat penelitian. Bab 4 merupakan hasil kajian penulis berdasarkan fakta empirik dan iii
5 KATA PENGANTAR teori yang seharusnya. Bab 5 yang merupakan bab akhir adalah merupakan rekomendasi tentang pentingnya mutu pelayanan katering. Rekomendasi tersebut disusun berdasar kajian teoritis. Saat ini bisnis makanan dan diet makanan menjadi paradox dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan uang cukup besar. Para pebisnis katering yang ingin merambah dunia kesehatan terutama menjadi pengelola makanan bagi pasien di rumah sakit harus dapat mengkombinasikan antara menyediakan menu diet bagi pasien dan profit. Jika pebisnis katering tidak mampu mengelola menu diet yang tepat untuk pasien maka dapat berakibat fatal bagi pasien dan sangat merugikan pasien, karena pasien menjadi makin malnutrisi. Buku ini selain ditujukan untuk Direktur/Manajemen rumah sakit juga untuk para pebisnis katering dan mahasiswa S1, S2, Dietisien dan Spesialis Gizi Klinik. Mengelola bisnis katering untuk pasien rumah sakit sangat berbeda dengan katering untuk perhelatan. Rumah sakit merupakan organisasi yang memiliki kompleksitas tinggi. Harapannya setelah membaca buku ini maka para manajemen rumah sakit dan pebisnis katering memiliki insight baru sehingga kasus malnutrisi di rumah sakit dapat diatasi dengan baik. Bandung, Desember 2015 Penulis iv
6 KATA PENGANTAR EDITOR Manusia tumbuh, berkembang dan mempertahankan diri sampai batas waktu kehidupan fisik dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Pada saat lahir, ketika manusia belum mampu mencari sendiri sumber kehidupan fisiknya, sang ibu menyediakan dengan cukup melalui ASI-nya sampai seorang anak mampu menyediakan dan memilih makanan sendiri. Pada saat seorang dewasa sakit atau tidak mampu menyediakan, maka dia membutuhkan orang lain untuk kebutuhan makanannya. Makanan membentuk fisik dan mental manusia. Manusia sangat membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Makanan itu pula yang menyebabkan manusia dapat bertahan hidup secara fisik, atau bahkan dapat menyulitkan (gangguan, sakit) sampai mengakhiri kehidupannya secara fisik dan juga mental. Pada saat sistem tubuh manusia tidak berfungsi dengan optimal, sering dikatakan sebagai keadaan sakit, maka pengolahan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh membutuhkan pengelolaan khusus. Pengelolaan makanan tersebut membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup agar dapat mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan kehidupan. Asupan dan konsumsi makanan menjadi masalah kehidupan sosial dan perorangan. Pada akhir tahun 2015 ini politisi di beberapa negara Eropa mengajukan peraturan baru untuk melarang (ban) penggunaan model (peragawati) yang bertubuh sangat kurus. Model-model ini telah mendorong terjadinya berbagai gangguan dan penyakit akibat perilaku dalam menyediakan asupan makanan. Sama halnya dengan v
7 KATA PENGANTAR kekhawatiran mengkonsumsi junk food dan berbagai perilaku makan yang merusak kesehatan lainnya. Asupan dan konsumsi makanan yang baik merupakan hal yang perlu diperhatikan manakala sehat, apalagi bagi orang yang sedang mengalami gangguan ataupun sakit. Ijinkan saya memberikan pengalaman pribadi. Sudah lebih dua puluh lima tahun editor, yang juga seorang dokter, secara pribadi merawat dan mengobati ibu lansia dengan hipertensi, asma dan gagal jantung. Kunci utama setelah pengobatan pada ibu lansia adalah menjaga makanan, hal ini berkaitan dengan kegagalan dan kesuksesan pengobatan serta kemampuan bertahan untuk sehat. Selama itu pula seringkali ibu membutuhkan perawatan di Rumah Sakit karena membutuhkan peralatan dan perawatan lebih baik. Selama dirawat di Rumah Sakit, baik swasta maupun pemerintah, permasalahan utama pada perawatan adalah pemberian makan pasien (ibu) yang bertentangan dengan kondisi dan justru sangat menjadi perhatian ketika dirawat di rumah. Pemberian makanan tanpa memperhitungkan keadaan pasien dapat menambah berat dan membahayakan. Sehingga, sebagai dokter pribadi dan anak, seringkali komplain kepada RS tersebut dan mengatur sendiri makanan untuk pasien (ibu). Makanan pasien tidak hanya menjadi urusan dari Bagian Gizi RS, tetapi menjadi perhatian dokter, perawat, manajer RS dan juga keluarga pasien. Tentu saja cerita di atas hanya pengalaman yang tidak menggambarkan keseluruhan kinerja Rumah Sakit. Pembelajarannya adalah bagaimana kalau pasien/keluarga tersebut sangat awam dan sangat mempercayakan kepada rumah sakit untuk kebaikan dan penyembuhan pasien?. Pemberi vi
8 KATA PENGANTAR pengobatan dan perawatan seringkali memberikan program penyembuhan pasien terpisah dari diet (eksklusif) atau juga sama sekali tidak berkaitan, pemberian makan hanya agar pasien tidak lapar, bukan sebagai bagian dari program pengobatan (inklusif). Di sisi lain, tidak semua RS memiliki dokter spesialis atau ahli gizi yang khusus dan kompeten memperhatikan asupan makanan yang sesuai untuk kondisi pasien. Pada kasus di atas, pengelolaan makanan juga menjadi bagian dari keselamatan pasien. Pengelolaan makanan tidak bersifat robotik, tapi harus memperhitungkan kebutuhan (need) pasien sesuai kondisinya (obyektif). Kadangkala ada aspek subyektif (demand) dari pasien yang juga mesti diperhatikan secara individual, misal dalam hal selera makanan dan lainlain yang dapat membantu asupan makanan lebih optimal. Pendekatan patient centered care seperti ini akan lebih banyak membantu pencapaian kondisi dan kualitas hidup lebih baik bagi pasien. Pengelolaan makanan bagi orang sakit dimulai dari bagaimana merencanakan, kemudian melaksanakan dan mengevaluasi. Pengelolaan makanan di Rumah Sakit sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan memadai yang berkaitan dengan wawasan medis, gizi dan manajemen. Sebagai subsistem, dibutuhkan kejelasan peran dan keterkaitan dengan subsistem lain dan kedudukan terhadap kinerja kunci sistem pelayanan kesehatan. Rumah Sakit memiliki misi utama memberikan pelayanan kesehatan tingkat sekunder atau tertier, lebih banyak pada pelayanan medik kuratif. Namun, disisi lain juga harus vii
9 KATA PENGANTAR memperhatikan masukan nutrisi makanan yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan pasien, pengobatan, penunjang pengobatan, peningkatan dan pencegahan terhadap kejadian sakit atau gangguan tubuh. Mutu pengelolaan asupan gizi bagi pasien bukan sekedar urusan pemenuhan atau penyediaan makanan pasien, tapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengobatan, penyembuhan, pencegahan dan peningkatan kualitas hidup pasien. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah berjalan sejak Januari 2014 merupakan peluang baru dalam menyelesaikan akses pelayanan kesehatan semesta bagi rakyat Indonesia. Namun, BPJS kesehatan sebagai pengelola pembaruan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan ini akan mendapatkan beban yang sangat besar bila tidak menyentuh aspek pelayanan penyediaan makanan di RS. Lama rawat dan kekambuhan akan terjadi lebih banyak dan menjadi beban sistem pembiayaan. Lebih baik meningkatkan mutu pelayanan (termasuk mutu penyelenggaraan makan pasien) daripada membiarkan penyakit bertambah buruk, kronik dan sering kambuh yang pada akhirnya secara kumulatif menambah beban pembiayaan. Seperti kita ketahui, pemerintah harus menanggung defisit keuangan JKN trilyunan rupiah pada tahun pertama penerapan JKN. Dengan demikian, buku ini dibutuhkan oleh: 1) para praktisi berkaitan dengan penyelenggaraan makan di Rumah Sakit seperti pengusaha katering RS, pengelola katering RS, manajemen RS; 2) akademisi yang mendalami bidang gizi berkaitan dengan pengembangan keilmuan; 3) pasien dan keluarga pasien untuk kepentingan sendiri dalam pencapaian penyembuhan serta viii
10 KATA PENGANTAR kesehatan optimal. Buku ini mencoba membuka perspektif baru yang sering terabaikan dalam pelayanan kesehatan komprehensif, berkesinambungan dan sistemik. Bandung, Desember 2015 Editor ix
11 UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan penyuntingan buku ini. Pengetahuan tentang mutu katering didapatkan penulis melalui penelitian. Penulis utama bukan merupakan ahli dalam pelayanan penyelenggaraan makan dan tidak mempunyai pengalaman praktik dalam pelayanan penyelenggaraan makan. Penulis juga bukan merupakan klinisi di bidang gizi. Penulis adalah seorang dosen di bidang ilmu gizi medik yang telah melakukan penelitian tentang pelayanan gizi di rumah sakit. Salah satu penyebab dari tingginya malnutrisi di rumah sakit adalah karena penyelenggara makan belum mampu menyajikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu penulis ingin menulis buku ini agar siapapun yang ingin menjadi penyelenggara makan di rumah sakit, dapat menyediakan makanan berkualitas, baik dari sisi pengolahan maupun variasi makanan sehingga dapat membantu penyembuhan pasien. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh rumah sakit yang telah bersedia menjadi tempat penelitian sehingga memunculkan ide bagi penulis untuk membuat buku ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada tim peneliti yaitu pak ahmad yani dan anggun rafisa yang telah membantu melakukan penelitian tentang pelayanan gizi di rumah sakit. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak penerbit dan pembuat desain grafis untuk buku ini. Penulis yakin bahwa buku ini masih belum sempurna dan banyak kekurangannya. Harapan penulis, semoga buku ini memberi manfaat kepada para pembaca utamanya para manajemen rumah sakit, pebisnis katering, para praktisi serta para mahasiswa yang belajar tentang keilmuan gizi. x
12 Daftar Isi Kata Pengantar... iii Ucapan Terimakasih...x Daftar Isi...xi Singkatan...xiii Profil Editor dan Penulis... xiv BAB I. Pengantar... 1 BAB II. Kapasitas Penyelenggara Makan dan Dampaknya terhadap Pelayanan Gizi Rumah Sakit Dewi Marhaeni Diah Herawati Pengantar Pelayanan Gizi Rumah Sakit di Indonesia Kapasitas Penyelenggara Makan Pengelolaan Menu Diet BAB III. Keuntungan dan Kerugian Penyelengggara Makan dengan Sistem Outsourcing Ida Siti Nurparida Pengantar Keuntungan Sistem Outsourcing Kerugian Sistem Outsourcing Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Penyelenggara Makan xi
13 DAFTAR ISI BAB IV. Bagaimana Mengelola Katering Rumah Sakit Dewi Marhaeni Diah Herawati Pengantar Manajemen Katering Tenaga Katering Food Hygienis dan Food Safety Peralatan Katering Perencanaan Menu Makan Pasien BAB V. Pentingnya Mutu Pelayanan Katering Dewi Marhaeni Diah Herawati Pengantar Pengertian Mutu Mutu Pelayanan Katering Jaminan Mutu Pelayanan Katering Pengukuran Mutu Pelayanan Katering Standar Pelayanan Katering Penilaian Mutu Pelayanan Katering SOP Pelayanan Katering Daftar Pustaka xii
14 Singkatan ADA BB Dkk DPJP IDI K3 KSO Lansia PAGT PAG PDCA PEM PerMenkes PERSI-ASDI PGRS PT RSUD Ruang VIP SDM SOP TB TQM TTG Tupoksi American Dietisien Association Berat Badan Dan kawan-kawan Dokter Penanggung Jawab Pasien Ikatan Dokter Indonesia Kesehatan dan Kecelakaan Kerja Kerja Sama Operasional Lanjut Usia Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar Panitya Asuhan Gizi Plan Do Check Action Protein Energi Malnutrisi Peraturan Menteri Kesehatan Persatuan Rumah Sakit Indonesia Asosiasi Dietisien Indonesia Pelayanan Gizi Rumah Sakit Perseroan terbatas Rumah Sakit Umum Daerah Ruang Very Important Person Sumber Daya Manusia Standart Operating Procedure Tinggi Badan Total Quality Management Tim Terapi Gizi Tugas Pokok dan Fungsi xiii
15 PROFIL PENULIS DAN EDITOR Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi. Meskipun latar belakang pendidikan S1 adalah dokter gigi, begitu pula latar belakang pendidikan S2 dan S3 adalah di bidang kebijakan kesehatan, namun sudah 6 tahun ini berkecimpung dalam bidang gizi. Penulis adalah dosen di Departemen Ilmu Gizi Medik Fakultas Kedokteran Unpad, beliau sebagai pengampu S2 Ilmu Gizi Masyarakat. Sejak tahun 2013 banyak melakukan penelitian tentang pelayanan gizi di rumah sakit. Berdasarkan penelitian tersebut menghasilkan produk tentang buku ini. Ida Siti Nurparida. Merupakan lulusan Magister S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad. Saat ini bertugas di Bagian Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Sumedang. Adapun latar belakangnya adalah seorang dietisien yang paham betul tentang seluk beluk penyelenggaraan makan di rumah sakit. Bagian yang dituliskannya adalah merupakan hasil penelitian di salah satu RSUD yang telah menggunakan model outsourcing untuk penyelenggaraan makan. Dr. Deni Kurniadi Sunjaya, dr, DESS. Latar belakang pendidikan S3 di bidang kebijakan dan manajemen kesehatan. Pekerjaan editor adalah Dosen di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad dan saat ini menduduki jabatan sebagai Ketua IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat) Pengda Jabar. Editor banyak membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi Jawa Barat untuk membuat naskah akademik dan beberapa Raperda terkait kesehatan. xiv
16 BAB I PENGANTAR P ermasalahan malnutrisi di rumah sakit masih merupakan masalah di banyak negara berkembang maupun maju. Salah satu faktor yang menjadi penyebab adalah penyelenggara makan masih belum mampu memberikan asupan makan sesuai kebutuhan pasien. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dupurtius dkk (2003) bahwa malnutrisi pasien di rumah sakit disebabkan karena layanan makan tidak memadai. Adapun penyebabnya meliputi beberapa hal seperti pasien tidak menerima makanan yang cukup kandungan gizi, makanan yang disajikan tidak seluruhnya dimakan oleh pasien serta tidak ada pilihan menu yang ditawarkan dari pihak katering rumah sakit. Hasil penelitian terhadap 1707 pasien yang menjalani rawat inap menunjukkan bahwa proporsi terbesar pasien yang mengalami kurang asupan makan adalah pasien yang berada di bangsal, selain itu hidangan makan yang diberikan untuk makan siang dan makan malam terlalu dini diantar ke ruang pasien. Masalah rasa dan waktu makan juga sangat penting diperhatikan oleh pihak manajemen katering rumah sakit. Pelayanan penyelenggaraan makan pasien rawat inap di rumah sakit meskipun merupakan unsur penunjang dalam pelayanan pasien, namun faktanya memberikan kontribusi besar
17
BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berbagai macam jenis penyakit yang diderita oleh pasien yang dirawat di rumah sakit membutuhkan makanan dengan diet khusus. Diet khusus adalah pengaturan makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diet Pasca-Bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Patient Safety yang menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat meraih pencapaian standar dari patient safety yang dibutuhkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas yang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan dengan perkembangan penyakit.
Lebih terperinciREHABILITASI KANKER PAYUDARA
REHABILITASI KANKER PAYUDARA Diterbitkan oleh: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Eijkman No. 38 Bandung 40161 Tahun 2017, Cetakan ke-1 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip,
Lebih terperinciANALISIS JUMLAH, BIAYA DAN FAKTOR PENENTU TERJADINYA SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
TESIS ANALISIS JUMLAH, BIAYA DAN FAKTOR PENENTU TERJADINYA SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR NI LUH PARTIWI WIRASAMADI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG Jalan Raya Kedu Km 2 Temanggung 56253 Telp: (0293) 596704 Fax : (0293) 598700 e-mail: tmg.rspku@gmail.com 2016 1 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan, sehingga harus diperhatikan secara individual. Khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut
Lebih terperinciUPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Kampar Kiri dr. Pasniwati Nip. 19750805 200904 2 001 PEMERINTAH KABUPATEN KAMPAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TARIP PELAYANAN KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPELAYANAN GIZI RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN BAGIAN GIZI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
PELAYANAN GIZI RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN BAGIAN GIZI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH Secara fungsi : melaksanakan 2 kegiatan pokok pelayanan gizi di RSIJ yaitu kegiatan asuhan gizi ranap dan rawat
Lebih terperinciAnalisis Pelayanan Gizi Rumah Sakit dengan Pendekatan Health Technology Assessement (HTA)
Analisis Pelayanan Gizi Rumah Sakit dengan Pendekatan Health Technology Assessement (HTA) Dewi Marhaeni Diah Herawati 1, Anggun Rafisa 2, Ahmad Yani 3 1 Departemen Ilmu Gizi Medik Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan adalah kepedulian terhadap pelanggan serta menjadikannya fokus pelayanan. Pasien sebagai pelanggan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi (atau fasilitas) yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR
KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR 2014-2019 Dr. Hanief Noersyahdu, SpS Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan di fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit sebagai salah satu dari pelayanan penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas layanan gizi akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih pelayanan rumah sakit. Hal ini sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
Lebih terperinciSTANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS)
STANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS) Marina Damajanti Kasubdit Bina Gizi Klinik Direktorat Bina Gizi Disampaikan pada Temu Ilmiah Internasional-PERSAGI Jogyakarta, 27 November 2014 DEFINISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
Lebih terperinciSPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013
SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI 2012 HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta 24-25 April 2013 DASAR HUKUM Keputusan Direktur Jenderal Bina upaya Kesehatan nomor
Lebih terperinciLILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG
LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia selama menjalankan kehidupan menghendaki dirinya selalu dalam kondisi sehat. Sehat bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam Undang-undang Kesehatan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wolper dan Pena dalam Azwar (1996) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah dimulai sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Lebih terperinciasuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi rumah sakit dalam upaya penyembuhan pasien adalah kejadian kurang gizi. Prevalensi kurang gizi di rumah sakit masih cukup tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam
Lebih terperinciREKOMENDASI KELAYAKAN PENDIRIAN KLINIK
CURICULUM VITAE Dr. Gusti Ayu Sri Yuniari, M.Kes Bertugas di Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Sebelumnya pernah menjadi Ka Puskesmas di Puskesmas Denpasar Selatan II dan Denpasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit 1. Pengertian Penyelenggaraan Makanan Menurut Sjahmien Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyedikan makanan dalam
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Rekam Medis a. Definisi Rekam Medis Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian: 1) M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciAPOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt
APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt OUTLINE 1 PENDAHULUAN 2 URGENSI FKTP 3 Peran Apoteker di FKTP 4 Peluang dan Tantangan 5 PENUTUP MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER? 1. Tulang punggung
Lebih terperinciOleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed
Oleh Dr.Lili Irawati,M.Biomed Dalam manajemen klinik untuk tempat praktek dokter ada komponen yg perlu diketahui yaitu 1. Manajemen bisnis dan marketing (Business management and marketing) 2. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien (patient safety) dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh banyak orang khususnya masyarakat Medan. Hipertensi merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh
Lebih terperinciIndonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?
Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena dengan tubuh yang sehat atau fungsi tubuh manusia berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan serangkaian kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit, perencanaan menu sampai distribusi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinci- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG
- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian cita-cita bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam pembangunan nasional yang dikembangkan melalui upaya kesehatan. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi manajemen adalah hal yang saat ini banyak dikembangkan dalam rangka usaha untuk meningkatkan dukungan layanan di rumah sakit. Adanya sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, karena selain memiliki fungsi sebagai pelayanan, rumah sakit juga menjalankan fungsi pendidikan,
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RS BANYUMANIK SEMARANG
Skripsi ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RS BANYUMANIK SEMARANG Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Kesarjanaan (S 1 ) di Jurusan
Lebih terperinciPerbedaan jenis pelayanan pada:
APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Lebih terperinci54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR.. xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv INTISARI xvi ABSTRACT... xvii BAB I. PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tahun 2003 pemerintah menyiapkan rancangan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 1. Rancangan SJSN disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk ke Perguruan Tinggi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal kronis, penurunan kognitif
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.2 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN HASIL JASA PELAYANAN PADA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciS A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG
S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG POLA TARIF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)
PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan merupakan faktor penting yang dapat membentuk kepercayaan pasien kepada rumah sakit sehingga tercipta loyalitas mereka sebagai konsumen jasa pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat. Kesehatan bagi masyarakat menjadi sebuah kebutuhan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional retrospektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciProsedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan
Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan Indikator Beban Kerja) Metode perhitungan kebutuhan SDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit seyogyanya dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung dan mempengaruhi pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan RS merupakan serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif bidang gizi institusi yang menggambarkan sisa makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi sisa makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan dengan tujuan utama memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai profesi merupakan perubahan proses jangka panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Dalam proses perubahan
Lebih terperinci