PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBUNTU 01 KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBUNTU 01 KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO"

Transkripsi

1 50 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBUNTU 01 KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO Oleh: Darnianto SDN Kalibuntu 01, Kraksaan, Probolinggo Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendiskripsikan penerapan Model Pembelajaran Jigsaw pada siswa Kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo; (2) Mendiskripsikan hasil belajar PKn materi Globalisasi setelah diajarkan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada siswa Kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Sumber data berasal dari siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data melalui hasil tes formatif yang dilakukan. Secara garis besar penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan dalam proses pengkajian berdaur (PTK) yaitu meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui tuntas dan tidaknya belajar. Berdasarkan hasil tes formatif dari siklus pertama dan kedua didapatkan ketuntasan belajar siswa yang meningkat. Pembelajaran dengan Model Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus I pertemuan I dan II, siklus II pertemuan I dan II) yaitu masing-masing %, 75,00%, 78,03.%, 82.58%. Penerapan Model Jigsaw mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan Model Jigsaw sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Kata Kunci: Jigsaw, PKn Telah disepakati oleh pendidikan bahwa guru merupakan kuncil dalam proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai lebih yang dimiliki oleh guru dibandingkan dengan siswanya.nilai lebih ini dimiliki oleh guru terutama dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru bidang studi pengajarannya. Walau demikian nilai lebih itu tidak akan dapat diandalkan oleh guru, apabila ia tidak memiliki teknik-teknik yang tepat untuk mentransfer kepada siswa. Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks, karena itu sukar bagi guru PKn bagaimana caranya mengajar dengan baik aga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar PKn Untuk merealisasikan keinginan tersebut kana ada beberapa prinsip umum yang harus dipegang oleh guru PKn dalam menjalankan tugasnya. Menurut Prof DR. S. Nasution, prinsip-prinsip umum yang harus dipegang oleh guru PKn dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut: (1) Guru yang baik memahami dan menghormati siswa; (2) Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya; (3) Guru hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan dengan kemampuannya

2 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi siswa; (4) Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar dengan pelajarannya; (5) Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar; (6) Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan kata-kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid; (7) Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa; (8) Guru terikat dengan texs book; (9) Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan melainkan senantiasa membentuk kepribadian siswanya. Sehubungan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ada dua prinsip yang harus diperhatikan oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas F. Seton sebagai berikut: (1) Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa ynag diharapkan dari pelajaran untuk dipelajari dan mengapa ia diharapkan mempelajarinya; (2) Menciptakan kesadaran yang tinggi pada pelajaran akan pentingnya memililki skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh program pendidikan itu. Dari prinsip-prinsip umum di atas, menunjukkan bahwa peranan guru PKn dalam mengajar PKn dapat dikatakan sangat dominant, begitu pula dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa-siswanya baik secara individu maupun secara kelompok, guru mengetahui persoalan-persoalan belajar dan mengajar, guru pulka yang mengetahui kesulitan-kesulitan siswa terhadap pelajaran PKn dan bagaimana cara memecahkannya. Belajar adalah proses penambahan pengetahuan. Konsep ini muncul pada pengertian paling awal. Namun pandangan ini ternyata masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Dengan pijakan konsep ini belajar seolah-olah hanya penjejalan ilmu pengetahuan kepada siswa. Pandangan ini tidak perlu salah karena pada kenyataannya bahwa belajar itu menambah pengetahuan kepada anak didik. Namun demikian konsep ni masih sangat persial, terlalu sempit dan menjadikan siswa sebagai individu-individu yang pasif dan repasif. Siswa layaknya sebuah benda kosong yang perlu diisi sampai penuh tanpa melihat potensi yang sebenarnya sudah ada pada siswa. Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah sesuatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman 2000:28). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.

3 52 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untujk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu Pendidikan formal saat ini ditandai adanya perubahan yang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ini ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternative pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba menghindarinya. Jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika perubahan direspon negative akan menjadi arus kuat yang menghempaskan dan mengalahkan kita. Pengajaran tradisional menitik beratkan pada mtode imposisi, yakni pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi murid (Hamalik, Oemar: 2001:157). Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat kesanggupan, serta pemahaman murid. Tidak pula diperhatikan apakah bahan-bahan yang diberikan itu didasarkan atas motifmotif dan tujuan yang ada pada murid. Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas di tuntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif. Terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpikak pada lingkungan sekitarnya. Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun sosial siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Teknik mengajar Jigsaw sebagain metode pembelajaran kooperatif bisa digunakan dalam pengakaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperi ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, PKn, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah ke-

4 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi lompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran tipe Jigsaw adalah sebagai berikut: (1) Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 6 orang; (2) Tiap orang dalam kelompok diberi sub topik yang berbeda; (3) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli; (4) Anggota ahli dari masingmasing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok; (5) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut; (6) Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya; (7) Tiap kelompok memperesentasikan hasil diskusi; (8) Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan; (9) Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik. Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya; (2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat; (3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. Beberapa hal yang bisa menjadi kelemahan aplikasi model ini di lapangan, menurut Roy Killen, 1996, adalah: (1) Prinsip utama pembelajaran ini adalah peer teaching, pembelajran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain; (2) Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman; (3) Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut; (4) Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik; (5) Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit. Diskusi dalam kelompok ini, untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang muncul dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Pengelompokan dilakukan terlebih dahulu, mengurutkan kemampuan belajar siswa dalam kelas; (2) Sebelum tim ahli, misalnya ahli materi

5 54 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 pertama kembali ke kelompok asal yang akan bertugas sebagai tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan materi yang menjadi tugas mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru angat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk in, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktif pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil 2015/2016. Subyek penelitian adalah siswasiswa Kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo pada pokok bahasan Jenis Budaya Indonesia. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindkaan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu: (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang di kumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan ) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: (1) Merekapitulasi hasil tes;

6 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi (2) Merekapitulasi hasil pengamatan; (3) Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masiong siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara individual mencapai 85% yang telah memcapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Data penelitian diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal data observasi berupa pengamatan pengelolaan Model Pembelajaran Jigsaw dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan Model Pembelajaran Jigsaw yang digunakan untuk pengetahui pengaruh penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya proses belajar mengajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw. HASIL DAN PEMBAHASAN Sikus 1 Pertemuan 1 Perencanaan Perencanaan pada siklus I pertemuan 1 disusun berdasarkan hasil dari refleksi pada kegiatan pra tindakan. Pada perencanaan siklus I pertemuan 1 peneliti menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan pra tindakan. pada perencanaan ini peneliti melakukan: (1) memilih materi untuk yang akan dipelajari siswa. Materi yang digunakan pada siklus I pertemuan 1 adalah Jenis Budaya Indonesia (2) merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Jigsaw, (3) menyiapkan media pembelajaran berupa nomor siswa untuk tiap kelompok dan contoh soal beserta penyelesaiannya (4) menyiapkan alat atau instrumen pengumpul data yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu berupa lembar observasi kemampuan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, lembar kerja kelompok (LKK), butir soal dan jawaban tes individu untuk siklus I pertemuan 1,lembar observasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, lembar catatan lapangan, lembar angket respon siswa serta kamera untuk keperluan dokumentasi berupa foto saat kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 3 September 2015selama 2x35 menit. Kegiatan diawali dengan salam, presensi, apersepsi, menyampaikan informasi materi yang akan dilaksanakan, dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 5-6 siswa dalam setiap kelompok sehingga terbentuk kelompok asli dan guru menentukan tempat duduk siswa. Setelah itu guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya berkaitan dengan materi yang diajarkan dan guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai contoh soal yang diberikan tetapi tidak ada siswa yang bertanya. Pada kegiatan selanjutnya guru membagikan nomor anggota dan LKK kepada setiap kelompok asli, guru menjelaskan cara

7 56 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 pembagian soal untuk setiap siswa yakni setiap siswa mendapat satu soal sesuai dengan nomor anggota yang diterimanya. Setelah itu perwakilan salah seorang siswa dalam setiap kelompok asli maju ke depan untuk mengambil nomor anggota dan LKK kemudian membagikan nomor anggota dan soal pada LKK kepada setiap anggota kelompoknya. Kemudian pada kegiatan selanjutnya guru meminta siswa dalam kelompok asli untuk saling berpisah untuk bergabung dengan siswa yang memiliki kode soal yang sama (kelompok ahli) untuk menyelesaikan soal bersama-sama. Setiap kelompok berdiskusi mengenai jawaban dan cara untuk penyelesaian soal yang telah diberikan. Tahap selanjutnya guru meminta siswa kembali ke kelompok asli setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli dan menyelesaikan soal yang telah diberikan, dan guru meminta siswa untuk bergantian menjelaskan mengenai soal yang diberikan dan yang telah diselesaikannya kepada kelompok asli dan memastikan bahwa semua anggota kelompok asli mengerti mengenai soalsoal yang telah diselesaikan oleh kelompok ahli. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok asli guru meminta setiap tim ahli untuk mempresentasikan hasil diskusi dan penyelesaian soal yang telah diselesaikan di depan kelas dan guru bersama siswa membahas soal yang telah dipresentasikan. Siswa terlihat cukup antusias dengan kegiatan kelompok yang dilakukan. Pada saat kegiatan inti ini berlansung guru juga memberikan pengutan kepada siswa serta melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi dan penilaian afektif. Tahap selanjutnya adalah guru memberikan lembar tes individu pada siswa. Guru memberikan petunjuk mengenai cara pengerjaan tes dan guru meminta siswa untuk menyelesaikan tes yang diberikan secara individu. Pada kegiatan akhir yang dilakukan guru adalah guru merefleksi kegiatan serta bertanya jawab dengan siswa. Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum dimengerti mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan bagaimana perasaan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. Setelah itu guru membagikan lembar angket respon kepada siswa dan meminta siswa untuk mengisi lembar angket sesuai dengan jawaban siswa sendiri. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk melaksanakan doa dan guru mengucapkan Salam penutup. Observasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai aktivitas guru, bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: Aktivitas Guru Penilaian aktivitas guru menggunakan lembar observasi guru. Aspek yang diamati dalam lembar observasi guru dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw sebanyak 35 aspek yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal terdapat 2 aspek yang belum tampak dan 5 aspek yang sudah tampak. Aspek yang belum tampak yaitu guru membimbing siswa untuk berdoa dan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sedangkan aspek yang sudah tampak adalah guru (peneliti) mengucapkan salam ketika membuka pelajaran ; guru melaksanakan presensi kehadiran siswa; guru melaksanakan apersepsi; guru menyampaikan informasi materi pelajaran yang

8 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi akan dilaksanakan secara jelas; guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti terdapat 6 aspek yang belum muncul dan 19 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu siswa menempati tempat duduk yang telah ditentukan guru; siswa bertanya jawab dengan guru mengenai contoh soal yang diberikan; guru memantau kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran; siswa saling memastikan bahwa semua anggota mengerti mengenai jawaban soal yang telah diselesaikan bersama sesuai dengan arahan guru; siswa bergantian menjelaskan mengenai soal yang telah diselesaikan dengan kelompok ahli sebelumnya kepada anggota asli serta guru mengamati sikap siswa; siswa memperhatikan motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar tidak pernah menyerah dan selalu semangat dalam belajar. Sedangkan aspek yang sudah muncul yaitu siswa membentuk kelompok (kelompok asli) dengan jumlah anggota 5 orang sesuai dengan jumlah yang ditentukan guru. Pembagian kelompok dalam kelas terdiri dari 5 kelompok dengan jumlah 5-6 siswa dalam setiap kelompok; siswa memperhatikan contoh soal dan penyelesaian yang diberikan guru, siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru kepada siswa dengan menjelaskan keharusan bekerja sama, kriteria keberhasilan, dan perilaku siswa yang diharapkan serta guru memantau kedisiplinan siswa untuk melakukan penilaian sikap terhadap siswa; setiap kelompok menerima nomor anggota dan LKK untuk setiap kelompok asli yang dibagikan guru; siswa membagi nomor anggota dan soal pada LKK untuk setiap anggota kelompok sesuai dengan arahan dari guru; siswa menerima soal pada LKK yang telah diberikan guru sesuai dengan nomor anggota yang siswa terima; siswa dalam kelompok asli saling berpisah dan bergabung dengan siswa yang memiliki kode soal yang sama (kelompok ahli); siswa bergabung dengan kelompok ahlinya sesuai dengan arahan guru; siswa mendiskusikan untuk menyelesaikan soal yang telah diterima sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru bersama-sama dengan kelompok ahli; guru memfasilitasi siswa dalam diskusi untuk soal yang tidak dimengerti; guru mengamati aktivitas dan sikap siswa; siswa kembali ke kelompok asli setelah selesai berdiskusi dan menyelesaikan soal dengan kelompok ahli dengan arahan guru; setiap tim ahli mempresentasikan hasil dari diskusi dengan anggota kelompok ahlinya di depan kelas dan pemberian penguatan atau reward dari guru; siswa dan guru bersama-sama membahas soal yang telah diselesaikan dan dipresentasikan oleh setiap kelompok ahli di depan kelas; siswa menerima lembar tes individu yang diberikan guru; siswa memperhatikan petunjuk dari guru mengenai cara pengerjaan tes; siswa menyelesaikan tes secara individu sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru; guru memotivasi siswa dan memfasilitasi siswa untuk soal yang tidak dipahami; guru mengamati aktivitas siswa. Pada kegiatan akhir terdapat 1 aspek yang belum muncul dan 2 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu guru membimbing siswa untuk berdoa dan aspek yang sudah muncul adalah guru melakukan refleksi pembelajaran dan guru mengucapkan salam di akhir pembelajaran. Sehingga total pada pertemuan 1 terdapat 9 aspek yang mendapatkan nilai 0 atau belum tampak dan 26 aspek yang mendapatkan nilai 1 atau sudah tampak.. Hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 dengan menerapkan model Jigsaw di kelas IV SDN Kalibuntu 01

9 58 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Kecamatan Kraksaan pada mata pelajaran PKn peneliti mendapatkan nilai presentase sebesar 74%, yakni termasuk ke dalam kriteria baik (B). Hasil Penilaian Afektif (sikap) siswa dan Kognitif (pengetahuan) siswa dalam Lembar Kerja Kelompok dan Tes Individu, serta Hasil Nilai Akhir. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penilaian sikap siswa pada saat pembelajaran, hasil penilaian kelompok, hasil tes individu dan hasil nilai akhir. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: Hasil tes individu siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus I pertemuan 1 memperoleh nilai total sebesar dengan nilai rata-rata yakni 73,18dan presentase nilai adalah 73.%. Hasil Nilai Akhir Nilai akhir rata-rata siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus I pertemuan 1 adalah Nilai rata-rata tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yakni 75. Dari 33 siswa yang tuntas pada siklus I pertemuan 1 sebanyak 24 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa. Secara klasikal pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dikatakan belum tuntas karena siswa yang tuntas belum mencapai 80%. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan perbaikan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan 2 Perencanaan Perencanaan siklus I pertemuan 2 peneliti tetap menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan siklus I pertemuan 1. pada perencanaan ini peneliti melakukan: (1) memilih materi untuk yang akan dipelajari siswa. Materi yang digunakan pada siklus I pertemuan 2 adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan Jenis Budaya Indonesia (2) merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Jigsaw, (3) menyiapkan media pembelajaran berupa contoh soal beserta penyelesaiannya (4) menyiapkan alat atau instrumen pengumpul data yang akan digunakan seperti pada siklus I pertemuan 1. (3) Pelaksanaan Tindakan. Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015selama 2x35 menit. Kegiatan pada siklus I pertemuan 2 seperti halnya pada pertemuan 1 dengan menggunakan materi yang telah dipilih yakni memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan Jenis Budaya Indonesia dan RPP yang dibuat sebelumnya. Observasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai aktivitas guru,bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. Aktivitas Guru Penilaian aktivitas guru menggunakan lembar observasi guru. Aspek yang diamati dalam lembar observasi guru dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw sebanyak 35 aspek yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan initi, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal semua aspek yang berjumlah 7 sudah muncul, yaitu guru (peneliti) mengucapkan salam ketika membuka pelajaran; guru membimbing siswa untuk melakukan doa; guru melaksanakan presensi kehadiran siswa; guru melaksanakan apersepsi; guru menyampaikan informasi materi pembelajaran yang akan dilaksanakan secara

10 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi jelas; guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan; dan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti terdapat 2 aspek yang belum muncul dan 23 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu siswa bertanya jawab dengan guru mengenai contoh soal yang diberikan dan siswa saling memastikan bahwa semua anggota mengerti mengenai jawaban soal yang telah diselesaikan bersama sesuai dengan arahan guru. Sedangkan aspek yang sudah muncul adalah siswa membentuk kelompok (kelompok asli) dengan jumlah anggota 5 orang sesuai dengan jumlah yang ditentukan guru. Pembagian kelompok dalam kelas terdiri dari 5 kelompok dengan anggota 5-6 siswa dalam setiap kelompok; siswa menempati tempat duduk yang telah ditentukan guru sebelumnya; siswa memperhatikan contoh soal dan penyelesaiannya yang diberikan guru; siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru kepada siswa dengan menjelaskan keharusan bekerja sama, kriteria keberhasilan, dan perilaku siswa yang diharapkan serta guru memantau kedisiplinan siswa untuk melakukan penilaian sikap terhadap siswa; setiap kelompok menerima nomor anggota dan LKK untuk setiap kelompok asli yang dibagikan guru; siswa membagi nomor anggota dan soal pada LKK untuk setiap anggota kelompok sesuai dengan arahan dari guru; siswa menerima soal pada LKK yang telah diberikan guru sesuai dengan nomor anggota byang siswa terima; siswa dalam kelompok asli saling berpisah dan bergabung dengan siswa yang memiliki kode soal yang sama (kelompok ahli); guru memantau kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran; siswa bergabung dengan anggota kelompok ahlinya sesuai dengan arahan guru; siswa mendiskusikan utuk menyelesaikan soal yang telah diterima sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru bersama-sama dengan kelompok ahli; guru memfasilitasi siswa dalam diskusi untuk soal yang tidak dimengerti; guru mengamati aktivitas dan sikap siswa; siswa kembali ke kelompok asli setelah selesai berdiskusi dan menyelesaikan soal dengan kelompok ahli dengan arahan guru; siswa bergantian menjelaskan mengenai soal yang telah diselesaikan dengan kelompok ahli sebelumnya kepada kelompok asli serta guru mengamati sikap siswa; setiap tim ahli mempresentasikan hasil dari diskusi dengan anggota kelompok ahlinya di depan kelas dan pemberian penguatan atau reward dari guru; siswa dan guru bersama-sama membahas soal yang telah diselesaikan dan dipresentasikan oleh setiap kelompok ahli di depan kelas; siswa memperhatikan motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar tidak pernah menyerah dan selalu semangat dalam belajar; siswa menerima lembar tes individu yang diberikan guru; siswa memperhatikan petunjuk dari guru mengenai cara pengerjaan tes; siswa menyelesaikan tes secara individu sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru; guru memotivasi siswa dan memfasilitasi siswa untuk soal yang tidak dipahami; guru mengamati aktivitas siswa. Pada kegiatan akhir terdapat 1 aspek yang belum muncul dan 2 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu guru membimbing siswa untuk berdoa dan aspek yag sudah muncul adalah guru melakukan refleksi pembelajaran dan guru mengucapkan salam di akhir pembelajaran. Sehingga dari 35 aspek yang diamati terdapat 3 aspek yang mendapatkan nilai 0 atau belum tampak dan 32 aspek yang mendapatkan nilai 1 atau sudah tampak. Hasil

11 60 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 observasi pada siklus I pertemuan 2 dengan menerapkan model Jigsaw di kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada mata pelajaran PKn peneliti mendapatkan nilai presentase sebesar 75%, yakni termasuk ke dalam kriteria sangat baik (A). Hasil Penilaian Afektif (sikap) siswa dan Kognitif (pengetahuan) siswa dalam Lembar Kerja Kelompok dan Tes Individu, serta Hasil Nilai Akhir. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penilaian sikap siswa pada saat pembelajaran, hasil penilaian kelompok, hasil tes individu dan hasil nilai akhir. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: (a) Hasil Penilaian Kognitif Untuk Tes Individu. Hasil nilai tes individu siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus I pertemuan 2 memperoleh nilai total sebesar dengan nilai rata-rata yakni 75,00 dan presentase nilai adalah 75%; (b) Hasil Nilai Akhir. Nilai akhir rata-rata siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus I pertemuan 2 adalah 75. Nilai rata-rata tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yakni 75. Dari 33 siswa yang tuntas pada siklus I pertemuan 2 sebanyak 25 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa. Secara klasikal pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 dikatakan belum tuntas karena siswa yang tuntas belum mencapai 80%. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan perbaikan pada pertemuan berikutnya. Refleksi siklus I Berdasarkan hasil observasi dan analisis data serta data pendukung pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 maka refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menggunakan model Jigsaw sudah mengalami peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2, namun guru masih perlu meningkatkan hasil yang diperoleh untuk aspek yang belum nampak, (2) hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 menunjukkan nilai akhir rata-rata kelas pada pada siklus I pertemuan 1 yakni dan pada siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 75, (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw sudah menunjukkan peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2,tetapi masih ada beberapa aspek yang belum Nampak diantaranya siswa belum berani untuk menyampaikan pendapat terhadap jawaban kelompok lain, siswa masih ragu dan kurang berani untuk menyampaikan kesan atau pendapat mengenai pembelajaran. Siklus II Pertemuan 1 Perencanaan Perencanaan pada siklus II pertemuan 1 disusun berdasarkan hasil dari refleksi pada kegiatan siklus I. Pada perencanaan siklus II pertemuan 1 peneliti tetap menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan siklus I. Pada perencanaan ini peneliti melakukan: (1) memilih materi untuk yang akan dipelajari siswa. Materi yang digunakan pada siklus II pertemuan 1 adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan Jenis Budaya Indonesia (2) merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Jigsaw, (3) menyiapkan media pembelajaran berupa contoh soal beserta penyelesaiannya yang berkaiatan dengan materi yang akan diajarkan, (4) menyiapkan alat atau instrumen pe-

12 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi ngumpul data yang akan digunakan seperti pada siklus I. Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015selama 2x35 menit. Kegiatan pada siklus II pertemuan 1 seperti halnya pada siklus I dengan menggunakan materi yang telah dipilih yakni memecahkan masalah seharihari yang melibatkan Jenis Budaya Indonesia dan RPP yang dibuat sebelumnya. Observasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai aktivitas guru, bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: Aktivitas Guru Penilaian aktivitas guru menggunakan lembar observasi guru. Aspek yang diamati dalam lembar observasi guru dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw sebanyak 35 aspek yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal semua aspek yang berjumlah 7 sudah muncul, yaitu guru (peneliti) mengucapkan salam ketika membuka pelajaran; guru membimbing siswa untuk melakukan doa; guru melaksanakan presensi kehadiran siswa; guru melaksanakan apersepsi; guru menyampaikan informasi materi pembelajaran yang akan dilaksanakan secara jelas; guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan; dan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti terdapat 1 aspek yang belum muncul dan 24 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu siswa saling memastikan bahwa semua anggota mengerti mengenai jawaban soal yang telah diselesaikan bersama sesuai dengan arahan guru. Sedangkan aspek yang sudah muncul adalah siswa membentuk kelompok (kelompok asli) dengan jumlah anggota 5 orang sesuai dengan jumlah yang ditentukan guru. Pembagian kelompok dalam kelas terdiri dari 4 kelompok dengan anggota 5 siswa dalam setiap kelompok; siswa menempati tempat duduk yang telah ditentukan guru sebelumnya; siswa memperhatikan contoh soal dan penyelesaiannya yang diberikan guru; siswa bertanya jawab dengan guru mengenai contoh soal yang diberikan; siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru kepada siswa dengan menjelaskan keharusan bekerja sama, kriteria keberhasilan, dan perilaku siswa yang diharapkan serta guru memantau kedisiplinan siswa untuk melakukan penilaian sikap terhadap siswa; setiap kelompok menerima nomor anggota dan LKK untuk setiap kelompok asli yang dibagikan guru; siswa membagi nomor anggota dan soal pada LKK untuk setiap anggota kelompok sesuai dengan arahan dari guru; siswa menerima soal pada LKK yang telah diberikan guru sesuai dengan nomor anggota byang siswa terima; siswa dalam kelompok asli saling berpisah dan bergabung dengan siswa yang memiliki kode soal yang sama (kelompok ahli); guru memantau kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran; siswa bergabung dengan anggota kelompok ahlinya sesuai dengan arahan guru; siswa mendiskusikan utuk menyelesaikan soal yang telah diterima sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru bersama-sama dengan kelompok ahli; guru memfasilitasi siswa dalam diskusi untuk soal yang tidak dimengerti; guru mengamati aktivitas dan sikap siswa; siswa kembali ke kelompok asli setelah selesai berdiskusi dan menyelesaikan soal dengan kelompok ahli dengan arahan guru; siswa

13 62 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 bergantian menjelaskan mengenai soal yang telah diselesaikan dengan kelompok ahli sebelumnya kepada kelompok asli serta guru mengamati sikap siswa; setiap tim ahli mempresentasikan hasil dari diskusi dengan anggota kelompok ahlinya di depan kelas dan pemberian penguatan atau reward dari guru; siswa dan guru bersama-sama membahas soal yang telah diselesaikan dan dipresentasikan oleh setiap kelompok ahli di depan kelas; siswa memperhatikan motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar tidak pernah menyerah dan selalu semangat dalam belajar; siswa menerima lembar tes individu yang diberikan guru; siswa memperhatikan petunjuk dari guru mengenai cara pengerjaan tes; siswa menyelesaikan tes individu secara individual sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru; guru memotivasi siswa dan memfasilitasi siswa untuk soal yang tidak dipahami, guru mengamati aktivitas siswa. Pada kegiatan akhir terdapat 1 aspek yang belum muncul dan 2 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu guru membimbing siswa untuk berdoa dan aspek yang sudah muncul adalah guru melakukan refleksi pembelajaran dan guru mengucapkan salam di akhir pembelajaran. Sehingga dari 35 aspek yang diamati terdapat 2 aspek yang mendapatkan nilai 0 atau belum tampak dan 33 aspek yang mendapatkan nilai 1 atau sudah tampak. Hasil observasi pada siklus II pertemuan 1 dengan menerapkan model Jigsaw di kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada mata pelajaran PKn peneliti mendapatkan nilai presentase sebesar 94%, yakni termasuk ke dalam kriteria sangat baik (A). Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penilaian sikap siswa pada saat pembelajaran, hasil penilaian kelompok, hasil tes individu dan hasil nilai akhir. Bagianbagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: (a) Hasil Penilaian Kognitif Untuk Tes Individu. Hasil nilai tes individu siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus II pertemuan 1 memperoleh nilai total sebesar dengan nilai rata-rata yakni 78,03 dan presentase nilai adalah 78%; (b) Hasil Nilai Akhir. Nilai akhir ratarata siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus II pertemuan 1 adalah 78. Nilai rata-rata tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yakni 75. Dari 33 siswa yang tuntas pada siklus II pertemuan 1 sebanyak 26 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa. Secara klasikal pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dikatakan sudah tuntas karena siswa yang tuntas telah mencapai 78%. Pertemuan 2 Perencanaan Perencanaan pada siklus II tetap menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan siklus II pertemuan 1. Pada perencanaan ini peneliti melakukan: (1) memilih materi untuk yang akan dipelajari siswa. Materi yang digunakan pada siklus II pertemuan 2 adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan Jenis Budaya Indonesia (2) merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Jigsaw, (3) menyiapkan media pembelajaran berupa contoh soal beserta penyelesaiannya yang berkaiatan dengan materi yang akan diajarkan, (4) menyiapkan alat atau instrumen pengumpul data yang akan digunakan seperti pada pertemuan1.

14 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015 selama 2x35 menit. Kegiatan pada siklus II pertemuan 2 seperti halnya pada siklus II pertemuan 1 dengan menggunakan materi yang telah dipilih yakni memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan operasi gabungan penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut berebeda dan RPP yang dibuat sebelumnya. Kegiatan dapat dilihat pada lampiran gambar 4.2 dan 4.3. Observasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai aktivitas guru, bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: Aktivitas Guru Penilaian aktivitas guru menggunakan lembar observasi guru. Aspek yang diamati dalam lembar observasi guru dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw sebanyak 35 aspek yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal semua aspek yang berjumlah 7 sudah muncul, yaitu guru (peneliti) mengucapkan salam ketika membuka pelajaran; guru membimbing siswa untuk melakukan doa; guru melaksanakan presensi kehadiran siswa; guru melaksanakan apersepsi; guru menyampaikan informasi materi pembelajaran yang akan dilaksanakan secara jelas; guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan; dan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti semua aspek yang berjumlah 25 sudah muncul adalah siswa membentuk kelompok (kelompok asli) dengan jumlah anggota 5 orang sesuai dengan jumlah yang ditentukan guru. Pembagian kelompok dalam kelas terdiri dari 5 kelompok dengan anggota 5-6 siswa dalam setiap kelompok; siswa menempati tempat duduk yang telah ditentukan guru sebelumnya; siswa memperhatikan contoh soal dan penyelesaiannya yang diberikan guru; siswa bertanya jawab dengan guru mengenai contoh soal yang diberikan; siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru kepada siswa dengan menjelaskan keharusan bekerja sama, kriteria keberhasilan, dan perilaku siswa yang diharapkan serta guru memantau kedisiplinan siswa untuk melakukan penilaian sikap terhadap siswa; setiap kelompok menerima nomor anggota dan LKK untuk setiap kelompok asli yang dibagikan guru; siswa membagi nomor anggota dan soal pada LKK untuk setiap anggota kelompok sesuai dengan arahan dari guru; siswa menerima soal pada LKK yang telah diberikan guru sesuai dengan nomor anggota byang siswa terima; siswa dalam kelompok asli saling berpisah dan bergabung dengan siswa yang memiliki kode soal yang sama (kelompok ahli); guru memantau kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran; siswa bergabung dengan anggota kelompok ahlinya sesuai dengan arahan guru; siswa mendiskusikan utuk menyelesaikan soal yang telah diterima sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru bersama-sama dengan kelompok ahli; guru memfasilitasi siswa dalam diskusi untuk soal yang tidak dimengerti; siswa saling memastikan bahwa semua anggota mengerti mengenai jawaban soal yang telah diselesaikan bersama sesuai dengan arahan guru; guru mengamati aktivitas dan sikap siswa; siswa kembali ke kelompok asli setelah selesai berdiskusi dan menyelesaikan soal dengan kelompok ahli dengan arahan guru; siswa bergantian menjelaskan mengenai soal yang telah diselesaikan dengan ke-

15 64 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 lompok ahli sebelumnya kepada kelompok asli serta guru mengamati sikap siswa; setiap tim ahli mempresentasikan hasil dari diskusi dengan anggota kelompok ahlinya di depan kelas dan pemberian penguatan atau reward dari guru; siswa dan guru bersamasama membahas soal yang telah diselesaikan dan dipresentasikan oleh setiap kelompok ahli di depan kelas; siswa memperhatikan motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar tidak pernah menyerah dan selalu semangat dalam belajar; siswa menerima lembar tes individu yang diberikan guru; siswa memperhatikan petunjuk dari guru mengenai cara pengerjaan tes; siswa menyelesaikan tes secara individu sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru; guru memotivasi siswa dan memfasilitasi siswa untuk soal yang tidak dipahami, guru mengamati aktivitas siswa. Pada kegiatan akhir terdapat 1 aspek yang belum muncul dan 2 aspek yang sudah muncul. Aspek yang belum muncul yaitu guru membimbing siswa untuk berdoa dan aspek yang sudah muncul adalah guru melakukan refleksi pembelajaran dan guru mengucapkan salam di akhir pembelajaran. Sehingga dari 35 aspek terdapat 1 aspek yang mendapatkan nilai 0 atau belum tampak dan 34 aspek yang mendapatkan nilai 1 atau sudah tampak. Hasil observasi pada siklus II pertemuan 2 dengan menerapkan model Jigsaw di kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada mata pelajaran PKn peneliti mendapatkan nilai presentase sebesar 84%,. Hasil tes individu siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus II pertemuan 2 memperoleh nilai total sebesar dengan nilai rata-rata yakni 82,58 dan presentase nilai adalah 82%. Nilai akhir rata-rata siswa kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan pada siklus II pertemuan 2 adalah 82. Nilai rata-rata tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yakni 75. Dari 33 siswa yang tuntas pada siklus II pertemuan 2 sebanyak 33 siswa (100%) dan yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa (0%). Secara klasikal pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 dikatakan sudah tuntas karena siswa yang tuntas telah mencapai 84%. Refleksi siklus II Berdasarkan hasil observasi, analisis data serta data pendukung pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 refleksi yang dilakukan sebagai berikut: (1) aktivitas guru mengenai langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Jigsaw sudah mengalami peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 sehingga hasil yang diperoleh guru sudah mendapatkan nilai yang sangat baik, (2) hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2 menunjukkan nilai akhir rata-rata kelas pada pada siklus II pertemuan 1 yakni 78 dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 84, (3) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Jigsaw sudah menunjukkan peningkatan sehingga pada siklus II pertemuan 2 semua aspek dalam aktivitas siswa sudah tampak. PENUTUP Kesimpulan Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Model Pembelajaran Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan pening-

16 Darnianto, Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi katan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok. Penerapan pembelajaran kontekstual Model Pembelajaran Jigsaw mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi, minat, dan partisipasi belajar siswa. Saran Untuk melaksanakan Model Pembelajaran Jigsaw memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benarbenar bias diterapkan dengan pembelajaran kontektual Model Pembelajaran Jigsaw dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas IV SDN Kalibuntu 01 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo tahun pelajaran 2015/2016. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR RUJUKAN Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineksa Cipta. Hamalik, Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung Sinar Baru Algesindo. Nur, Moh Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya University Press Universitas Negeri Surabaya. Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya. Sukidin, dkk Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendikia Surakhmad, Winarno, Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars Suryosubroto, B Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1 Djulaikah Guru SDN Ngampal 1 Sumberrejo Bojonegoro Email :djulaikah.ngampal1@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA PESERTA DIDIK KELAS IX B SMP NEGERI 1 RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jarianto SMP Negeri 01

Lebih terperinci

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENERAPAN MODEL KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PENERAPAN MODEL KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn Rontur Hutapea SMP Negeri 1 Laguboti, kab. Toba Samosir Abstract: The purpose of this study were: (a) want to know the learning outcome Civics

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN SD Negeri 01 Kalirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK SD Negeri Kalilembu,

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

RICO RASMARA NIM : A54 A100158 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN 01 PLUMBON KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU Oleh : Abstrak Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dilaksanakan di SDN Cisalak 2 Cimanggis Depok dengan jumlah dan jam pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Pujien Barus Guru IPA SMP Negeri Bangun Purba Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE SD Negeri Kedungpatangewu, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas 5 tahun pelajaran

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIIB SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kanti Wilujeng 14 Abstrak. Salah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn: Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp. 17-23 e-issn: 2406 8659 17 Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswadengan Metode PembelajaranKooperatifTipe Jigsaw pada Materi

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah BAB III METODE PENELITIAN A. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah terkandung di dalamnnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA Wiwik Hidayati SMP Negeri 3 Karangan Email: wiwihiday@yahoo.co.id Desa Sukowetan Karangan Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tentang hal-hal yang terjadi di kelompok sasaran dan hasilnya langsung

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN 105400 MAROMBUN UJUNG JAWI Usrek Sarwini Guru SDN 105400 Marombun Ujung Jawi Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena 26 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 148 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN Heppy Juriver Siregar Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : heppyjuriver2000@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 89 APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MATERI SISTEM BILANGAN PADA SISWA KELAS XI RPL 3 SMK NEGERI 6 MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Zuraidah 1, Salmah Unaizatin 2 1 STAIN Kediri,

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218 DIDAKTIKA PGRI,, (), 0, 8 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MATERI PEMILU MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD SISWA KELAS VI SDN KEBONAGUNG KECAMATAN SULANG Sujito*)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn Pemberian Tugas Sebagai Peningkatan Prestasi Pembelajaran Struktur Organisasi Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV SDN Giriharjo 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Sri Wahyuni SDN Giriharjo 2 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten pasawaran dengan jumlah siswa 22 orang, laki-laki 11 dan perempuan 11 orang. B. Tempat

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri Yusna Mutakim, Sahrudin Barasandji, dan Sudarkam R. Mertosono Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Firman STAIN Palopo

STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Firman STAIN Palopo Jurnal Pendidikan IQRA STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Firman STAIN Palopo Abstrak: Tantangan masa depan yang beberapa indikatornya telah nampak akhir-akhir ini, menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wina Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III

Lebih terperinci

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale Agusmawan, Imran, dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo Kasnia Potimbang Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Sarnita Y. Bau, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 30 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Terangmas Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus dengan jumlah siswa 18 anak yang terdiri dari 8 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan sekitar 3 bulan pada

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA [Fadhil Santosa] UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

Lebih terperinci

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung PENINGKATAN PEMAHAMAN PKn KD BUDAYA DAERAH INDONESIA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN- BEREMPAT SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN I PODOREJO SUMBERGEMPOL TAHUN 2014/2015 SITI ROPI

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Tada Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Asfian, Lestari, dan Jamaluddin

Lebih terperinci

Setyagung Budi Cahyono 4

Setyagung Budi Cahyono 4 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SDN KARANGSEMANDING 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Setyagung Budi Cahyono 4 Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jono, pada kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS Sujianto SMP N 2 Kokap Kulonprogo, Indonesia Email: ayahzahra0101@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci