BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang sedang berjalan Organisasi P.T. Telekomunikasi Selular atau yang lebih dikenal dengan nama Telkomsel merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia dan di Asia. Perusahaan ini pertama didirikan pada 26 Mei 1995 yang ditandai dengan peluncuran layanan pascabayar kartuhalo. Pada saat itu, saham perusahaan dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya dimiliki oleh Indosat. Pada tanggal 1 November 1997, Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar. Telkomsel mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 81,644 juta pelanggan per 31 Desember 2007 dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei Sampai dengan saat ini, Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar), Kartu AS (prabayar), dan kartuhalo (pascabayar). Selain itu, Telkomsel juga memiliki layanan internet nirkabel lewat jaringan telepon seluler, yaitu Telkomsel Flash. 55

2 56 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Secara umum, struktur organisasi P.T. Telekomunikasi Selular dibagi menjadi 4 direktorat utama dan dibantu oleh 3 sub direktorat yang langsung dibawahi oleh President Director. Empat direktorat tersebut adalah direktorat Planning & Development, direktorat Operation, direktorat Commerce dan direktorat Finance. Ketiga sub direktorat yang langsung dibawahi oleh President Director adalah sub direktorat Human Resource Management, sub direktorat Corporate Secretary dan sub direktorat Internal Audit. Direktorat Planning & Development merupakan direktorat yang bertugas melakukan perencanaan dan pengembangan terhadap sistem yang berjalan di perusahaan. Di dalam direktorat ini terdapat sub direktorat Information

3 57 Techonolgy yang bertugas untuk melakukan semua kegiatan perencanaan dan pengembangan terhadap sistem teknologi informasi yang terdapat di perusahaan ini. Salah satu bidang perencanaan dan pengembangan yang dilakukan adalah bidang jaringan komputer. Direktorat Operation merupakan direktorat yang bertugas menjalankan segala kegiatan yang berhubungan dengan jaringan telekomunikasi yang merupakan produk utama dari perusahaan. Semua kegiatan seperti maintenance jaringan sampai dengan monitoring jaringan dilakukan oleh direktorat ini. Direktorat ini bertempat di lantai 5 gedung Wisma Mulia. Sementara direktorat Commerce merupakan direktorat yang bertugas untuk melakukan pemasaran terhadap produk produk P.T. Telekomunikasi Selular, selain itu direktorat ini juga berhubungan langsung dengan konsumen melalui Customer Service. Direktorat Finance adalah direktorat yang bertugas untuk melakukan perhitungan keuangan di perusahaan dan melaporkan semua jenis transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan Sistem yang sedang berjalan P.T. Telekomunikasi Selular berlokasi di gedung Wisma Mulia. Menempati dari lantai 1 sampai dengan lantai 20. Namun dalam penelitian ini hanya akan diambil sample beberapa lantai saja, yaitu lantai 1 sampai dengan lantai 8. Topologi dari sistem jaringan yang sedang berjalan adalah sebagai berikut.

4 58 Gambar 3.2 Topologi Jaringan Komputer P.T. Telekomunikasi Selular saat ini Pada sistem jaringan komputer di P.T. Telekomunikasi Selular terdapat sebuah router di gedung Wisma Mulia yang terhubung dengan beberapa router lain diantaranya router cabang di Buaran dan TB Simatupang. Router ini berada dilantai 5 gedung Wisma Mulia. Router yang berada di Wisma Mulia terhubung dengan dua buah switch. Kedua switch ini sering juga disebut sebagai Distribution Swirch atau DC1 dan DC2. Kedua switch ini juga berada pada lantai 5 gedung Wisma Mulia. Switch switch ini berfungsi untuk menampung link-link dari switch switch yang terdapat pada setiap lantai. Switch yang pertama (DC1) dihubungkan lagi ke switch switch yang ada pada lantai 1 sampai dengan lantai 4. Switch kedua (DC2) terhubung ke switch - switch yang ada pada lantai 5 sampai dengan lantai 8. Jenis switch

5 59 yang digunakan saat ini adalah Catalyst Sedangkan jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan antar switch adalah kabel fiber. Secara keseluruhan, di gedung tersebut memiliki subnet pada setiap lantainya, sehingga total subnet yang terdapat pada gedung tersebut adalah 20 subnet, namun yang akan dibahas pada penelitian ini hanya 8 subnet saja. Masing masing subnet tersebut memiliki kurang lebih 50 sampai dengan 100 client yang terhubung ke switch yang terdapat pada setiap lantai. Routing protokol yang digunakan saat ini adalah EIGRP yang hanya bisa dijalankan pada router Cisco. Router yang digunakan pada sistem jaringan yang sekarang bermacam macam jenis, yaitu router Cisco seri 2600, 2800 dan Alur Paket Data Secara umum, alur paket data pada sistem jaringan di P.T. Telekomunikasi Selular melewati beberapa tahapan. Pertama, saat user yang berada di gedung Wisma Mulia melakukan request suatu data, paket data yang di request akan di kirimkan oleh ISP ke router Wisma Mulia. Namun, sebelum memasuki jaringan VLAN, paket data yang masuk harus melewati firewall terlebih dahulu untuk menjamin keamanan data yang masuk. Setelah itu, router akan mengirimkan paket data ke salah satu switch core. Kemudian paket data tersebut akan dikirimkan ke user melalui switch yang berada pada tiap lantai. Untuk dapat mengakses internet user harus menggunakan proxy. Aktifitas penggunaan jaringan Pada perusahaan ini terdapat beberapa kegiatan yang menggunakan internet, diantaranya adalah browsing, download dan monitoring. Kegiatan

6 60 browsing dan download dilakukan oleh setiap user pada masing masing lantai. Kegiatan browsing dan download dilakukan oleh user hanya selama jam kerja saja, yaitu dari jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore. Sedangkan kegiatan monitoring hanya dilakukan oleh user yang berada pada lantai 5 gedung Wisma Mulia. Monitoring yang dimaksud di sini adalah kegiatan pemantauan sistem jaringan telekomunikasi. Kegiatan monitoring ini berlangsung selama 24 jam. Selain monitoring, kegiatan browsing dan download pada subnet lantai 5 juga berlangsung selama 24 jam. Data Jumlah komputer Berikut adalah data jumlah komputer pada setiap lantai : Pada lantai 1 terdapat 58 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 1 : Sub Direktorat Marketing & CRM 58 komputer. Pada lantai 2 terdapat 69 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 2 : Sub Direktorat Account Management 69 komputer. Pada lantai 3 terdapat 67 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 3 : Sub Direktorat Corporate Secretary 67 komputer. Pada lantai 4 terdapat 83 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 4 : Sub Direktorat Accounting 83 komputer. Pada lantai 5 terdapat 93 komputer.

7 61 Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 5 : Sub Direktorat Network Operation 93 komputer. Pada lantai 6 terdapat 89 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 6 : Sub Direktorat Radio Network Design & Implementation 89 komputer. Pada lantai 7 terdapat 59 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 7 : Sub Direktorat Human Resource Management 59 komputer. Pada lantai 8 terdapat 73 komputer. Berikut deskripsi detail komputer pada lantai 8 : Sub Direktorat Internal Audit 73 komputer Permasalahan yang sedang dihadapi Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui masalah masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut : 1. Sistem jaringan yang digunakaan saat ini tidak redundant, yang berarti jika terjadi kerusakan pada salah satu switch core atau link yang menghubungkan switch yang terdapat pada tiap lantai dengan switch core, maka jaringan internet pada lantai yang terhubung dengan switch tersebut akan terputus dan harus menunggu teknisi untuk memperbaikinya. 2. Biaya pergantian perangkat yang cukup tinggi karena harus menggunakan produk Cisco. Saat terjadi kerusakan pada perangkat di

8 62 dalam jaringan, maka perangkat tersebut harus diganti dengan perangkat yang ber-merk Cisco sedangkan perangkat Cisco memiliki harga yang tinggi dibandingkan dengan merk lain. 3. Kurang efisiennya routing protokol yang digunakan saat ini. Saat ini user masih merasakan adanya delay saat mengakses internet. Hal ini mengakibatkan terganggunya kinerja dari user, terutama user yang melakukan monitoring untuk jaringan. Saat ini kegiatan monitoring jaringan telekomunikasi pada perusahaan banyak menggunakan aplikasi yang berbasis web, sehingga jika pada jaringan terjadi delay yang cukup lama, maka alarm yang masuk juga akan terlambat masuk sehingga penanggulangan masalah pada jaringan telekomunikasi juga akan terlambat. Dengan melihat masalah-masalah tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan perusahaan ini adalah sebuah sistem jaringan dengan routing protokol yang lebih efisien Usulan Pemecahan Masalah Dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka akan dibuat rancangan sistem jaringan komputer yang dapat memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang ada. Untuk meningkatkan efisiensi jaringan pada perancangan topologi yang baru akan diterapkan suatu routing protokol yang sesuai dengan kebutuhan dari jaringan yang saat ini dan yang akan datang. Berdasar dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka jaringan membutuhkan sebuah routing protokol yang memiliki :

9 63 1. Algoritma pemilihan jalur yang efisien, agar traffic jaringan tidak terlalu tinggi. 2. Fleksibilitas dalam hal perangkat yang digunakan, karena dengan menggunakan produk Cisco maka akan memakan banyak biaya. 3. Kemudahan dalam penangan masalah jaringan, karena tidak harus mengandalkan teknisi dari Cisco. Tabel 3.1 Perbandingan Routing Protokol

10 64 Pada routing protokol RIP proses update router table masih menggunakan broadcast sehingga berpengaruh terhadap pemakaian bandwidth jaringan. Kekurangan lainnya diameter jaringan juga terbatas hanya sebanyak 15 hop count. Penggunaan routing protokol EIGRP yang saat ini sudah digunakan sebenarnya sudah cukup baik, namun sayangnya masih terdapat beberapa masalah pada penggunaan routing protokol ini. Salah satu masalahnya adalah routing protokol EIGRP hanya bisa digunakan oleh router ber-merk Cisco. Sehingga fleksibilitas pemilihan jenis router terbatas. Selain itu karena routing protokol ini milik Cisco, maka segala perubahan pada routing protokol ini hanya boleh dilakukan oleh Cisco. Sedangkan routing protokol IS-IS sangat jarang digunakan sebuah perusahaan dan lebih sering digunakan pada ISP sebagai jaringan backbone. Seteleah menilik kebutuhan jenis routing protokol yang disebutkan di atas, maka pilihan dijatuhkan pada routing protokol OSPF. Alasan pemilihan OSPF berdasar kebutuhan routing protokol P.T. Telekomunikasi Selular : 1. Full table update dilakukan setiap 30 menit. Sehingga tidak terlalu membebani traffic jaringan. 2. OSPF menggunakan algoritma Shortest Path First, dimana algoritma ini memungkinkan router pengirim untuk mencari jalan tercepat berdasar data cost jaringan yang dimilikinya. Hal ini tentunya akan menghemat waktu dan meningkatkan kinerja router. 3. Routing protokol OSPF tidak menerapkan batasan pada lebar jaringannya, sehingga bisa mudah menambah komponen jaringan baru.

11 65 Misalnya, penambahan karyawan yang menggunakan komputer, ataupun penambahan komponen-komponen jaringan lainnya. Dokumentasi dan luasnya pemakaian protokol ini juga menjadi salah satu pertimbangan dari pemilihan ini. Selain itu, OSPF merupakan routing protokol yang bersifat open standard, sehingga lisensinya gratis dan bisa diterapkan pada router mana saja, tidak terpancang pada satu merek router saja. Diharapkan dengan adanya rancangan topologi yang baru permasalahan yang ada bisa teratasi. 3.2 Perancangan Jaringan Komputer dengan Routing Protokol OSPF Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah dilakukan, akan dibuat sebuah jaringan dengan menggunakan routing protokol OSPF sebagai solusi pemecahan masalah pada P.T. Telkomsel. Dengan menggunakan OSPF, perusahaan akan memperoleh beberapa keuntungan, diantaranya : 1. Tidak menggunakan hop count Dengan fasilitas ini, perusahaan dapat menambah peralatan baru untuk pengembangan jaringan tanpa memperhitungkan hop count maksimal, sehingga sangat berpengaruh dalam perkembangan jaringan. 2. Adanya DR/BDR (Designated Router / Backup Designated Router) Dengan adanya pemilihan DR / BDR maka router yang melakukan routing update hanya DR. hal ini tentu akan menghemat jumlah bandwidth yang digunakan. 3. Algoritma SPF Shortest Path First merupakan algoritma yang memungkinkan OSPF mencari jalur terpendek dalam mengirimkan data di dalam jaringan. Hal ini

12 66 dilakukan dengan cara mencari cost terkecil dari setiap jalur yang tersedia. Lalu dilakukan pemilihan jalur yang memiliki cost terkecil. Hal ini meningkatkan kecepatan pengiriman data. 4. Mendukung teknologi OSPF-TE Routing protokol OSPF dapat mendukung teknologi baru yaitu TE (Traffic Engineering), dimana dengan menggunakan TE, maka OSPF dapat digunakan dalam jaringan non-ip misalnya pada jaringan optik. 5. Bersifat Open Standard Berbeda dengan EIGRP, OSPF merupakan routing protokol yang bersifat Open Standard yang berarti jenis perangkat yang digunakan bersifat terbuka, tidak harus menggunakan jenis perangkat tertentu saja Rancangan Topologi Dari analisa kebutuhan perusahaan, maka akan dirancang topologi yang sekiranya dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Gambar 3.3 Rancangan Topologi

13 67 Gambar di atas adalah gambar rancangan topologi logikal yang paling tepat untuk diterapkan di P.T. Telkomsel. Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa jaringan yang baru menggunakan 3-level hierarchical topology dimana router wisma mulia sebagai puncak dari spanning tree. Di bawahnya terdapat sebuah switch core yang berfungsi sebagai VTP Server. VTP server ini berfungsi untuk menyebarkan informasi mengenai VLAN. Switch ini akan terhubung ke dua buah distribution switch. Selanjutnya kedua switch ini akan terhubung dengan switch switch yang terdapat pada masing masing lantai. Switch yang terdapat pada setiap lantai akan terhubung ke kedua switch di atasnya. Hal ini dimaksudkan agar jaringan ini memiliki redundancy, sehingga misalkan ada salah satu switch yang ada pada level 2 mati atau link yang menghubungkan switch yang ada pada tiap lantai dengan switch yang berada di atasnya terputus, user yang berada pada lantai tersebut masih dapat mengakses internet melalui switch yang satu lagi Hardware Pada rancangan sistem jaringan yang baru, akan ditambahkan sebuah switch yang berfungsi sebagai core dimana semua aliran data pada VLAN yang akan keluar dari jaringan harus melewati switch ini. Jenis switch yang digunakan dapat bermacam macam, namun pada penelitian ini akan digunakan switch merk Hewlett Packard seri HP E8200 zl dengan spesifikasi sebagai berikut :

14 68 Ports Power Supplies Dimensi Berat : 6 slots : 2 power supply slots : x x cm : kg Memory & Proccessor : Freescale PowerPC 666 MHz, 4 MB flash, 128 MB compact flash, 256 MB DDR SDRAM Kapasitas Switching : Gbps Interface yang menghubungkan router puncak dengan kedua switch dibawahnya menggunakan kabel Gigabit Ethernet yang memiliki kemampuan menyalurkan data sebesar 125 MB/s. Sementara interface yang digunakan untuk menghubungkan switch level 2 dengan switch yang ada pada tiap lantai adalah Fast Ethernet yang dapat menyalurkan data sebesar 12,5 MB/s. Sedangkan switch yang berada pada tiap lantai menyalurkan data ke host dengan menggunakan Ethernet yang memiliki kemampuan menyalurkan data sebesar 1,25 MB/s. Router yang menjalankan OSPF menggunakan cost yang diasosiasikan ke interface untuk menentukan jalur terbaik. Untuk mencari cost dari setiap interface digunakan formula 10^8 / bandwidth (bit/second).

15 69 Tabel 3.2 Cost OSPF Software Dalam melakukan penelitian ini, diperlukan tools yang digunakan untuk mensimulasikan rancangan sistem jaringan yang sudah dibuat. Terdapat 2 jenis software yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu OPNET IT Guru dan Cisco Packet Tracer. OPNET merupakan sebuah network simulator buatan OPNET Technologies, Inc. yang diakui dan banyak digunakan di dunia karena kemampuannya untuk mensimulasikan jaringan secara realtime, beberapa fitur yang tidak dapat ditemukan di simulator jaringan lainnya adalah kemampuannya membangkitkan traffic jaringan. Sedangkan Packet Tracer merupakan simulator buatan Cisco. Dalam penelitian ini Packet Tracer digunakan untuk merancang konfigurasi VLAN dan OSPF. Dengan menggunakan Packet Tracer, konfigurasi dapat dilakukan sesuai dengan kondisi saat melakukan konfigurasi sebenarnya dan jenis perangkat yang digunakan juga sesuai dengan aslinya.

16 70 Gambar 3.4 Tampilan Packet Tracer Perancangan IP Address Pada rancangan ini akan dibuat beberapa VLAN sehingga teknisi IT dapat melakukan konfigurasi dari jauh, selain itu manajemen IP juga akan lebih mudah. Konfigurasi VLAN dilakukan pada setiap switch yang terdapat pada jaringan. Pada konfigurasi ini, setiap switch yang ada pada jaringan diberikan IP address agar dapat di telnet. IP address yang digunakan pada switch-switch tersebut adalah :

17 71 Tabel 3.3 Tabel IP switch Nama IP Address Core DC DC Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Selain itu terdapat 9 VLAN yang akan dibuat, rinciannya sebagai berikut : Lantai 1 akan memakai VLAN 2 Lantai 2 akan memakai VLAN 3 Lantai 3 akan memakai VLAN 4 Lantai 4 akan memakai VLAN 5

18 72 Lantai 5 akan memakai VLAN 6 Lantai 6 akan memakai VLAN 7 Lantai 7 akan memakai VLAN 8 Lantai 8 akan memakai VLAN 9 Management akan memakai VLAN 10 Gambar 3.5 Tampilan VLAN VLAN dimulai dari 2 karena VLAN 1 tidak dapat digunakan karena sudah digunakan untuk sistem. Selain itu terdapat VLAN 10 yaitu VLAN yang berfungsi sebagai Management yang bertugas untuk mengatur VLAN yang ada. Berdasarkan jumlah komputer dan rencana pengelompokan jaringan berdasarkan lantai dan bagian maka penggunaan subnetting yang paling

19 73 tepat adalah IP private dengan kelas C dengan range IP Identitas lantai akan diletakan pada octet ketiga, sedangkan octet ke empat merupakan id user. Dengan melakukan pembagian seperti ini, network administrator yang berada pada VLAN Management akan lebih mudah dalam melakukan troubleshoot jaringan karena network administrator dapat dengan mudah mengetahui keberadaan komputer berdasarkan alamat IP saja. Berikut rincian pembagian IP address: Tabel 3.4 Tabel pembagian IP Address Subnet IP Address Lantai / 24 Lantai / 24 Lantai / 24 Lantai / 24 Lantai / 24 Lantai / 24 Lantai / 24 Lantai / 24 Management / 24

20 Konfigurasi VLAN Berikut ini adalah contoh konfigurasi pada switch core : Setting Switch Core Switch(config)#hostname Core Core (config)#enable secret core Core (config)#ip domain-name core Core (config)#crypto key generate rsa (512) Core (config)#username Core secret admin Core (config)#line console 0 Core (config-line)#login local Core (config-line)#logging synchronous Core (config)#line vty 0 4 Core (config-line)#login local Core (config-line)#transport input ssh Core (config-line)#logging synchronous Core (config)#service password-encryption Core (config)#banner motd *Authorized Only!!* Core (config)#no ip domain-lookup Core (config)#int range fa0/1-20 Core (config-if-range)#sw mode trunk Core (config)#vtp domain telkomsel Core (config)#vtp password telkomsel Core (config)#vtp mode server Core (config)#vlan 2

21 75 Core (config-vlan)#name Lantai 1 Core (config)#vlan 3 Core (config-vlan)#name Lantai 2 Core (config)#vlan 4 Core (config-vlan)#name Lantai 3 Core (config)#vlan 5 Core (config-vlan)#name Lantai 4 Core (config)#vlan 6 Core (config-vlan)#name Lantai 7 Core (config)#vlan 7 Core (config-vlan)#name Lantai 8 Core (config)#int vlan 10 Core (config-vlan)#name Management Core (config-if)#no shutdown Core (config-if)#ip address Core (config)#ip default-gateway Berikut ini adalah contoh konfigurasi pada salah satu switch distribution, yaitu switch DC1. Konfigurasi ini di-implementasikan pada 2 switch distribution. Setting Switch DC1 Switch(config)#hostname DC1 DC1 (config)#enable secret dc1 DC1 (config)#ip domain-name dc1 DC1 (config)#crypto key generate rsa (512)

22 76 DC1 (config)#username DC1 secret admin DC1 (config)#line console 0 DC1 (config-line)#login local DC1 (config-line)#logging synchronous DC1 (config)#line vty 0 4 DC1 (config-line)#login local DC1 (config-line)#transport input ssh DC1 (config-line)#logging synchronous DC1 (config)#service password-encryption DC1 (config)#banner motd *Authorized Only!!* DC1 (config)#no ip domain-lookup DC1 (config)#int range fa0/1-20 DC1 (config-if-range)#sw mode trunk DC1 (config)#vtp domain telkomsel DC1 (config)#vtp password telkomsel DC1 (config)#vtp mode server DC1 (config)#int vlan 10 DC1 (config-if)#no shutdown DC1 (config-if)#ip address DC1 (config)#ip default-gateway Berikut ini adalah contoh konfigurasi pada switch lantai 1. Konfigurasi ini diimplementasikan pada setiap switch yang berada pada tiap lantai.

23 77 Setting Switch Lantai 1 Switch(config)#hostname Lantai1 Lantai1 (config)#enable secret lantai1 Lantai1 (config)#ip domain-name Lantai1 Lantai1 (config)#crypto key generate rsa (512) Lantai1 (config)#username Lantai1 secret admin Lantai1 (config)#line console 0 Lantai1 (config-line)#login local Lantai1 (config-line)#logging synchronous Lantai1 (config)#line vty 0 4 Lantai1 (config-line)#login local Lantai1 (config-line)#transport input ssh Lantai1 (config-line)#logging synchronous Lantai1 (config)#service password-encryption Lantai1 (config)#banner motd *Authorized Only!!* Lantai1 (config)#no ip domain-lookup Lantai1 (config)#int range fa0/1-5 Lantai1 (config-if-range)#sw mode trunk Lantai1 (config)#int range fa0/6-24 Lantai1 (config-if-range)#sw mode access Lantai1 (config)#vtp domain telkomsel Lantai1 (config)#vtp password telkomsel Lantai1 (config)#vtp mode client Lantai1 (config)#int vlan 2

24 78 Lantai1 (config-if)#no shutdown Lantai1 (config-if)#ip address Lantai1 (config)#ip default-gateway Konfigurasi Router Berikut ini adalah contoh konfigurasi pada router Wisma Mulia. Konfigurasi ini di-implementasikan pada setiap router yang berada pada jaringan. Setting Router Wisma Mulia Router(config)#hostname Wisma Wisma(config)#enable secret Wisma Wisma(config)#username Wisma secret admin Wisma(config)#ip domain-name wisma Wisma(config)#crypto key generate rsa (512) Wisma(config)#line console 0 Wisma(config-line)#login local Wisma(config-line)#logging synchronous Wisma(config)#line vty 0 4 Wisma(config-line)#login local Wisma(config-line)#logging synchronous Wisma(config-line)#transport input ssh Wisma(config)#service password-encryption Wisma(config)#banner motd *Authorized person only!!* Wisma(config)#no ip domain-lookup Wisma(config)#int se2/0

25 79 Wisma(config-if)#ip address Wisma(config-if)#no shutdown Wisma(config)#int se3/0 Wisma(config-if)#ip address Wisma(config-if)#no shutdown Wisma(config)#int se6/0 Wisma(config-if)#ip address Wisma(config-if)#no shutdown Wisma(config)interface FastEthernet0/0.2 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 2 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.3 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 3 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.4 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 4 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.5 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 5 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.6 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 6 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.7

26 80 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 7 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.8 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 8 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.9 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 9 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)interface FastEthernet0/0.10 Wisma(config-subif) encapsulation dot1q 10 Wisma(config-subif) ip address Wisma(config)ip nat inside source list NATACL interface Serial2/0 overload Wisma(config)ip route Serial2/0 Wisma(config)ip access-list standard NATACL Wisma(config-std-nacl)#permit Wisma(config-std-nacl)# permit Wisma(config-std-nacl)# permit Wisma(config-std-nacl)# permit Wisma(config-std-nacl)# permit Wisma(config-std-nacl)# permit Wisma(config-std-nacl)# permit Wisma(config)#router ospf 1 Wisma(config-router)#network area 0 Wisma(config-router)#network area 0

27 81 Wisma(config-router)#network area 0 Wisma(config-router)# network area 0 Wisma(config-router)# network area 0 Wisma(config-router)# network area 0 Wisma(config-router)# network area 0 Wisma(config-router)# network area 0 Wisma(config-router)# network area 0 Wisma(config-router)#default-information originate Kriteria Uji Coba Untuk melakukan evaluasi hasil dari topologi baru maka ditentukan beberapa kriteria hasil implementasi yang nantinya akan digunakan untuk membandingkan dengan topologi yang sedang berjalan. Kriteria tersebut antara lain : 1. Delay Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah masih terdapatnya delay yang cukup tinggi pada jaringan, sehingga kinerja jaringan menjadi kurang maksimal. Pada umumnya, besar delay yang terjadi pada koneksi kabel atau DSL adalah kurang dari 100ms, lebih dari itu maka kinerja jaringan tidak maksimal. 2. OSPF Dalam melakukan uji coba ini, akan dilakukan analisis terhadap routing protokol yang sudah dikonfigurasi. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk

28 82 mengetahui apakah routing protokol yang dikonfigurasi sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rancangan. 3. VLAN Selain melakukan uji coba OSPF, akan dilakukan juga uji coba terhadap VLAN yang sudah dirancang. Uji coba ini dilakukan karena terdapat perubahan pada rancangan topologi yang baru, yaitu penambahan device dan link link redundant sehingga VLAN yang sudah ada perlu dikonfigurasi kembali. Uji coba ini dilakukan dengan melakukan tes ping dan tes telnet. Tes ping dilakukan untuk mengetahui apakah komputer komputer sudah saling terhubung, sedangkan tes telnet dilakukan untuk mengetahui apakah network administrator dapat mengakses perangkat perangkat yang berada pada jaringan secara remote atau dari jarak jauh. 4. Open Standard Salah satu kelebihan routing protokol OSPF adalah routing protokol ini bersifat Open Standard yang berarti jenis perangkat yang digunakan adalah umum, tidak harus menggunakan jenis perangkat tertentu. Maka dari itu, uji coba ini bertujuan untuk membuktikan bahwa routing protokol OSPF ini dapat berjalan walaupun menggunakan perangkat yang berbeda beda.

LAMPIRAN. AS30000(config)#banner motd #Welcome To AS30000# AS30000(config)#banner login #For Authorized Only!!!#

LAMPIRAN. AS30000(config)#banner motd #Welcome To AS30000# AS30000(config)#banner login #For Authorized Only!!!# L1 Konfigurasi LAMPIRAN AS30000 router>enable router#conf t router(config)#hostname AS30000 AS30000(config)#banner motd #Welcome To AS30000# AS30000(config)#banner login #For Authorized Only!!!# AS30000(config)#ena

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, akan dibuat jaringan yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bedasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap jaringan komputer PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo terkait permasalahan yang dihadapi, maka usulan yang diajukan adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,

Lebih terperinci

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI 3 InterVlan Routing TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti prinsip Intervlan Routing dan bisa mengkonfigurasi Intervlan Routing PERALATAN Router SWITCH Kabel UTP PC

Lebih terperinci

TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750

TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750 TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750 Oleh : Muhammad Fadlan (14111011) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1. Pendahuluan Jaringan

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 1 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 Topology A. Physical Topologi 2 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id 2. Logical Topologi ISP1 ISP2 ISP3 ISP3

Lebih terperinci

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja

Lebih terperinci

Lab 1. VLAN (virtual LAN)

Lab 1. VLAN (virtual LAN) Lab 1. VLAN (virtual LAN) Digunakan untuk membuat segmentasi network Vlan 1 merupakan vlan default Masing-masing vlan memiliki alamat network sendiri-sendiri 1a. Network Topologi VLAN 10 VLAN 20 A C B

Lebih terperinci

a. Local Area Network (LAN)

a. Local Area Network (LAN) Konfigurasi VLAN Untuk Instansi Pendidikan Perguruan Tinggi Ardhiyan Akhsa (15111113) Saat ini penggunaan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data semakin meningkat. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

1. PT. Bunga Permata Kurnia ini bergerak dibidang apa? Jawab : Perusahaan ini bergerak dibidang distributor bahan kimia.

1. PT. Bunga Permata Kurnia ini bergerak dibidang apa? Jawab : Perusahaan ini bergerak dibidang distributor bahan kimia. L1 WAWANCARA 1. PT. Bunga Permata Kurnia ini bergerak dibidang apa? Jawab : Perusahaan ini bergerak dibidang distributor bahan kimia. 2. Berapa jumlah karyawan efektif saat ini? Jawab : Jumlah karyawan

Lebih terperinci

Modul Superlab CCNA. Oleh: M. Saiful Mukharom. Jika kalian ingin bertanya ada di twitter.

Modul Superlab CCNA. Oleh: M. Saiful Mukharom. Jika kalian ingin bertanya ada di twitter. Modul Superlab CCNA Oleh: M. Saiful Mukharom Pendahuluan Pengantar Modul ini kami dokumentasi ulang dari pelatihan guru networking IDN Angkatan VII, pada pembahasan materi Cisco CCNA. Maksud dari dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Berdasarkan penelitian dan analisis terhadap jaringan komputer yang sedang berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka usulan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

LAMPIRAN A: MODE ROUTER LAMPIRAN A: MODE ROUTER Mode Router> Router# Router(config)# Router(config-if)# Router(config-line)# Router(config-router)# User mode Privileged mode Global configuration mode Interface mode Line mode

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1. Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia Gambar 4.1. Rancangan jaringan lokal PT. Yamatogomu Indonesia Berikut adalah alasan penggunaan topologi tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN IAIN LANGSA BERBASIS VLAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN IAIN LANGSA BERBASIS VLAN ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN IAIN LANGSA BERBASIS VLAN Habibi Abdurrahman Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa e-mail : habibi.ary@gmail.com Abstrak Dengan berkembangnya teknologi

Lebih terperinci

Spanning Tree Protocol

Spanning Tree Protocol Spanning Tree Protocol Candra Setiawan Program Studi Teknik Komputer, Jurusan Sistem Komputer Universitas Sriwijaya Email :candra@unsri.ac.id ABSTRAK Pada materi ini membahas tentang Spanning Tree Protocol

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Setelah melakukan perancangan topologi dan perangkat sistem yang akan digunakan pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan akan pemanfaatan teknologi jaringan komputer merupakan hal yang telah umum dan sangat penting. Meningkatnya kebutuhan jaringan komputer

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG Firdaus Aditya (L2F 007 031) Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560

KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560 KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560 Layer 3 switch atau Multilayer Switch adalah switch yang bekerja pada layer 2 dan juga bekerja pada layer 3 yang mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN HSRP DAN VLAN PADA PT. MICROREKSA INFONET

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN HSRP DAN VLAN PADA PT. MICROREKSA INFONET ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN HSRP DAN VLAN PADA PT. MICROREKSA INFONET Nurdiansyah. Z Universitas Bina Nusantara, Jakarta, ansyah_nrd@yahoo.com Frans Effendi Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan data yang telah didapat dan penelitian yang dilakukan pada PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

BAB III PEDOMAN PEDOMAN BAB III PEDOMAN PEDOMAN 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu bagi praktikan dan bagi pengajar. Pada dasarnya, pedoman bagi praktikan dan bagi pengajar memiliki konten

Lebih terperinci

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site :

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site : VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site : http://laluirfan.web.ugm.ac.id PENDAHULUAN Rancangan network pada masa kini sangat berbeda jauh dengan rancangan network dimasa lalu, rancangan network di masa lalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jaringan backbone Universitas Telkom memiliki satu jalur yang terhubung dari jaringan Internasional (IX) dan jaringan Nasional (IIX). Router yang menopang

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung BAB III PEMBAHASAN 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung Analisa pada jaringan LAN di PT. Kereta Api Indonesia di batasi hanya pada jaringan LAN di kantor pusat PT. Kereta

Lebih terperinci

KONFIGURASI PADA ROUTER R-Indonesia

KONFIGURASI PADA ROUTER R-Indonesia KONFIGURASI PADA ROUTER R-Indonesia Router>enable Router#configure terminal Router(config)#hostname R-Indonesia R-Indonesia(config)#enable secret cisco R-Indonesia(config)#no ip domain-lookup R-Indonesia(config)#line

Lebih terperinci

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan VLAN A. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan B. PERALATAN 1. Switch 2. Kabel UTP 3. PC Client 4. Program Simulasi C. TEORI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : 1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU Pada bab ini akan membahas tentang topologi baru sebagai solusi pemecahan masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat akan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan 115 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diusulkan, maka penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 372~376 PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA Johan Bastari AMIK Bina Sarana Informatika Bekasi e-mail:

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA 4.1 Perancangan Prototype Jaringan Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan Baru Solusi untuk masalah yang ada pada jaringan yang lama yaitu tidak adanya kemampuan mobilitas pengguna jaringan dan kurang optimal karena belum menggunakan

Lebih terperinci

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF Modul 4 Praktikkum Routing Tujuan Praktikkum : 1 ) Memahami konsep Routing dan Router 2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya 3 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Statis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan sebagai sumber informasi maupun media untuk pengiriman dan penerimaan data, baik oleh

Lebih terperinci

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) SEMESTER GENAP 2011/2012 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh DWI ARYANTA, ARSYAD RAMADHAN DARLIS,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis menggunakan lima kondisi sistem, dari yang menggunakan routing table biasa, sampai yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 408~412 PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA 408 Johan Bastari AMIK BSI Bekasi e-mail: Johan.jhn@bsi.ac.id

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic VLAN.

BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic VLAN. BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Pemilihan Jenis VLAN Setelah melihat kondisi jaringan di kantor pusat PT Lion Super Indo, maka kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router PENDAHULUAN Di suatu instansi atau perusahaan pastinya banyak sekelompok orang yang menghendaki pengambilan data secara illegal ataupun perusakan jaringan pada perusahaan tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan

Lebih terperinci

Packet Tracer Skill Integration Challenge 6.4.1

Packet Tracer Skill Integration Challenge 6.4.1 Packet Tracer Skill Integration Challenge 6.4.1 by webmaster - Friday, January 08, 2016 http://xoxo.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2016/01/08/packet-tracer-skill-integrationchallenge-6-4-1/ Learning

Lebih terperinci

SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3

SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3 SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3 Latar Belakang Masalah pembuatan jaringan komputer di kantor kantor yang baru berdiri Dengan VLAN dapat mengkonfigurasikan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Implementasi Virtual LAN pada Gedung MPC Jakarta PT. Pos Indonesia (Persero)

Implementasi Virtual LAN pada Gedung MPC Jakarta PT. Pos Indonesia (Persero) Implementasi Virtual LAN pada Gedung MPC Jakarta PT. Pos Indonesia (Persero) Teguh Putra Ning 1, Ade Surya Budiman 2 1 Program Studi Teknik Komputer/AMIK BSI Jakarta e-mail: teguhputra2988@yahoo.com 21

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER PADA HANGGAR 4 PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER PADA HANGGAR 4 PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER PADA HANGGAR 4 PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY Dicky Muhammad Rahardianto Tripradipta Muhammad Fachry Rudi Tjiptadi Dipl.Ing Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console Lab 0. Pengenalan 1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console 2. Tipe atau seri berapa router/switch yang sedang anda setting [Router# show version] 3. Apa nama file IOS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Infrastruktur jaringan yang memadai dan memiliki redundansi sangatlah dibutuhkan bagi suatu instansi. Hal ini akan sangat berguna ketika jalur utama pada jaringan mengalami

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Pengenalan Software Sebelum Simulasi 4.1.1 Packet Tracer Uji coba dan simulasi dilakukan dengan menggunakan Packet Tracer v5.3.3. Berikut ini merupakan tampilan awal

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktik yang telah di kerjakan. 3.1 PACKET TRACER Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi

Lebih terperinci

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini akan membahas tentang bagaimana proses instalasi dan konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika OSPF (Open Shortest Path First) OSPF adalah routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony BAB 3 Metodologi 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony Masalah yang diindetifikasi adalah mengenai penggunaan telepon konvensional pada kantor yang dalam pengoperasiannya mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator untuk menjalankan rancangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Cisco Catalyst TC 24 Port

Gambar 4.1 Cisco Catalyst TC 24 Port BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Jaringan Topologi rancangan jaringan yang baru membutuhkan 2 buah switch dan 1 buah router Cisco diantaranya, yaitu: Cisco Catalyst 2960-24TC 24 port 10/100 Gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer merupakan salah satu infrastruktur yang harus ada pada sebuah perusahaan. Baik perusahaan skala kecil, menengah, hingga yang besar membutuhkan jaringan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

PROTOKOL OSPF PADA P.T. TELEKOMUNIKASI SELULAR SKRIPSI. Oleh. Alen Sahertian Antony Salim Aditya Azwar

PROTOKOL OSPF PADA P.T. TELEKOMUNIKASI SELULAR SKRIPSI. Oleh. Alen Sahertian Antony Salim Aditya Azwar PERANCANGAN S IS TEM JARINGAN KOMPUTER D ENGAN ROUTING PROTOKOL OSPF PADA P.T. TELEKOMUNIKASI SELULAR SKRIPSI Oleh Alen Sahertian 1200981623 Antony Salim 1200988655 Aditya Azwar 1200989512 Kelas / Kelompok

Lebih terperinci

Packet Tracer Skill Integration Challenge 6.4.1

Packet Tracer Skill Integration Challenge 6.4.1 Packet Tracer Skill Integration Challenge 6.4.1 by webmaster - Monday, January 04, 2016 http://umarrokhimin.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2016/01/04/packet-tracer-skill-integrationchallenge-6-4-1/

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

KONFIGURASI CISCO ROUTER

KONFIGURASI CISCO ROUTER KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI...VII DAFTAR TABEL... IX DAFTAR GAMBAR... X DAFTAR SINGKATAN...XII INTISARI... XIV ABSTRACT... XV BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Membangun VLAN dengan Hub August 2010

Membangun VLAN dengan Hub  August 2010 Membangun VLAN dengan Hub August 2010 PC low-end dan Hub adalah dua device yang dianggap sebagai legacy equipment dalam pengertian device yang dianggap ketinggalan, yang dianggap tidak mampu untuk membuat

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI 3.1 Umum Jaringan komputer bukanlah yang baru pada saat ini, hampir di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan

Lebih terperinci

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3066 Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Routing Protokol OLSR (Optimized Link State Routing) dan Grp (Geographic Routing Protocol)

Lebih terperinci

Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank

Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank Felix Andreas Sutanto, Heribertus Yulianton dan Jeffri Alfa Razaq Fakultas Teknologi Informasi, Universitas

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM MENGGUNAKAN VYATTA ROUTER OS Seiring dengan jumlah data yang harus direkam setiap tahun, dibutuhkan pula

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE Tujuan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diklat mampu menjelaskan perangkat menggunakan software. pengaturan Uraian materi 1. CLI Command

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TESTBED

RANCANG BANGUN TESTBED RANCANG BANGUN CISCO LEARNING ROUTING NETWORK TESTBED Wingga Latu Hayu Hidayat NRP 2206100524 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno Rahardjo, MT Latar Belakang Pengguna Internet

Lebih terperinci

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2 BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini membahas tentang proses instalasi dan konfigurasi jaringan yang telah dibuat. 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2 1. Buka Installer Packet Tracer 6.2

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER

PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oris Krianto Sulaiman Universitas Islam Sumatera Utara Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Teladan, Medan Kota, Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem yang meliputi spesifikasi sistem untuk perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem jaringan PT. Smailling

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IP adalah protokol jaringan yang digunakan untuk melakukan surfing di internet, download musik, atau game. PC akan memiliki IP address serta default gateway untuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami cara mengkonfigurasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Agar rancangan sistem yang telah dibuat bisa dioperasikan, maka perlu diadakan langkah-langkah kegiatan dari penerapannya. Adapun langkah-langkah kegiatan yan perlu dilakukan

Lebih terperinci

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

ROUTING STATIS DAN DINAMIS 5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis B. Peralatan

Lebih terperinci