LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN. Oleh : SAMSIAH NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN. Oleh : SAMSIAH NIM"

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN Oleh : SAMSIAH NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di PT. Inhutani I Wilayah Tarakan Nama : Samsiah NIM : Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Ir. Emi Malaysia, MP NIP Ir. Fendy Ucche, M.Si NIP Dyah Widyasasi. S. Hut. MP NIP Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. M. Fadjeri, MP NIP Lulus ujian pada tanggal :

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpah rahmat dan hidayah-nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan PKL ini. Penulisan laporan PKL ini dapat terselesaikan kerena bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini tidak lupa Penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus hati kepada : 1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moril maupun materil kepada Penulis. 2. Ir. Emi Malaysia, MP selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang. 3. Ir. M. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan. 4. Bapak Ir. Fendy Ucche M.Si selaku Penguji I dan Ibu Dyah Widyasasi, S. Hut, MP selaku Penguji II. 5. Bapak Ir. M. Hamdhani General Manager Selaku (GM) PT. Inhutani I Wilayah Tarakan. 6. Bapak Agus Aminator S.Hut, MP selaku Manajer PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan Bapak Bernardinus Roestiadi, S.Hut, MP selaku Manajer PT. Inhutani I UMH Pimping. 7. Bapak Magrib selaku Wakil Manajer;Bapak Agung, P selaku Asisten Pembinaan Hutan;Bapak Wahyudi selaku Asisten Perencanaan; Bapak Arif selaku Staff Pembinaan Sosial PT. Inhutani I UMH Segah Hulu. 8. Bapak Syaiful Affendi selaku Asisten Pembinaan Hutan beserta Staffnya, Pak Gimin Badriyansyah dan Bapak Bambang Irawan selaku Staff Perencanaan, Bapak M. Fachrozix selaku Asisten Produksi beserta Staffnya, Bapak Salmon Andy selaku Asisten Pembinaan Sosial, PT. Inhutani I UMH Pimping. 9. Kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL). Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, namun Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis

4 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGATAR.. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. Halaman I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Hasil yang Diharapkan 3 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN. 4 A. Tinjauan PT. Inhutani I Wilayah Tarakan. 4 B. Manajemen Perusahaan. 7 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL 18 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL). 21 A. Pembinaan Hutan. 21 B. Perencanaan.. 43 C. Produksi.. 55 D. Pembinaan Sosial.. 65 IV. KESIMPULAN DAN SARAN. 71 A. Kesimpulan. 71 B. Saran 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. 74 i ii iii iv vi vii

5 DAFTAR GAMBAR Nomor Lampiran Halaman 1. Pemeliharaan Bibit Perbaikan Persemaian Pengadaan Bibit dari Cabutan Pemangkasan Bibit Pemindahan Bibit Dari Bedeng Perlakuan Bibit Penanaman Di Tanah Kosong Petak Ukur Permanen Penataan Areal Kerja Batas Petak Batas Jalur Inventarisasi Trace Jalan Pembuatan Jalan Pembuatan Mating Gorong-gorong Jembatan Penebangan Pembagian Batang Penyaradan Pengupasan Pemasangan Paku S Pengukuran Kayu Log Penyusunan Kayu Ke Atas Logging Pengangkutan dari TPn Ke TPK Pemasangan Barkot (CV. Online) Perakitan Sosialisasi Masyarakat Penyuluhan 84

6 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Struktur Organisasi PT. Inhutani I Wilayah Tarakan Kegiatan Pembinaan Hutan Kegiatan Perencanaan Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan Kegiatan Produksi Kegiatan Pembinaan Sosial 84

7 DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Tata Batas Areal Kerja IUPHHK HA PT. Inhutani I Wilayah Tarakan Curah Hujan dan Hari Hujan Rata rata Bulanan Di Sekitar Areal IUPHHK PT. Inhutani I UHM Segah Hulu dan UMH Pimping 9 3. Temperatur Udara per Bulan Di Sekitar Areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping Kelembaban dirinci per Bulan di Sekitar Areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan Pimping Komposisi Kelas Kelerengan Pada Areal Kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping Kondisi Luas penutupan Lahan Areal Kerja IUPHHK PT. Inhutani I W ilayah Tarakan Jenis jenis Pohon Di Areal Kerja IUPHHK - HA PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di PT. Inhutani I Wilayah Tarakan Pada UMH Segah Hulu Dan UMH Pimping Hasil Kegiatan Pemeliharaan Bibit Hasil Perbaikan Persemaian Hasil Kegiatan Persiapan Media Semai Hasil Kegiatan Perlakuan Bibit Siap Tanam Hasil Kegiatan Pengadaan Bibit dari Cabutan Hasil Kegiatan Penyapihan Hasil Kegiatan Penanaman/Pengayaan Hasil Kegiatan Petak Ukur Permanen (PUP) Hasil Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Hasil Pengukuran Erosi (Metode Stik) Hasil Kegiatan Tegakan Benih Hasil Pengukuran Pasang Surut Air (Metode Stik).. 43

8 21. Hasil Kegiatan Pembuatan Pal Hasil Kegiatan Penataan Arel Kerja (PAK) Hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) Hasil Kegiatan Trace Jalan Hasil Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Hasil Kegiatan Pemancangan Pal Hasil kegiatan Penebangan Hasil Kegiatan Penyaradan Hasil Kegiatan Pengupasan Hasil Kegiatan Pemasangan Paku S Hasil Pengukuran Kayu (Log) Hasil Kegiatan Pengangkutan Hasil Kegiatan Pemasngan Barkot (CV. Online) Hasil Kegiatan Perakitan Hasil Kegiatan Sosialisasi Masyarakat Hasil Kegiatan Sosialisasi Masyarakat 70

9 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengusahaan hutan merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang mempunyai arti penting bagi pembangunan perekonomian, khususnya perekonomian di Indonesia. Pada masa masa Pelita sebelumnya, sektor kehutanan yang memberikan kontribusi paling besar terhadap defisa negara. Pada tahun tahun terakhir ini tampak sekali penurunan pendapatan dari sektor kehutanan yang disebabkan semakin menyempitnya hutan alam yang berimplikasi terhadap menurunnya produksi hasil hutan alam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kabupaten Bulungan, merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kalimantan Utara yang masih memiliki sumber daya hutan. Seperti halnya daerah daerah lain, luas kawasan hutan di wilayah ini, khususnya hutan produksi alam semakin berkurang sejalan dengan perkembangan wilayah dan pemanfaatan dibidang usaha lain seperti perkebunan yang mengkonversi Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK). Di samping itu kegiatan pengusahaan hutan yang telah berjalan masa lalu pada umumnya selalu mengurangi luas kawasan hutan alam produksi karena kurang bijaksana dalam kegiatan pengusahaan hutannya. Dengan masih adanya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Bulungan tersebut perlu adanya upaya upaya pengelolaan kawasan hutan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan tetap memperhatikan kelestarian produksi dan lingkungan. Dengan kata lain, pengelolaan sumber daya hutan yang ada sekarang ini perlu dilakukan lebih hati hati sehingga sumber daya

10 2 hutan yang ada merupakan sumber daya yang lestari yang dapat dimanfaatkan secara terus menerus. Baik manfaat produksi kayu maupun manfaat lingkungan lainnya sebagai fungsi hidrologis dan yang paling penting lagi bermanfaat sebagai salah satu sumber daya yang dapat mereka kelola secara arif dan berkelanjutan. Di samping pemanfaatan hutan produksi alam yang masih produktif, kegiatan pengusahaan ini juga diarahkan untuk mendapat merehabilisasi areal hutan yang tidak produktif dengan penanaman jenis unggulan setempat ataupun jenis jenis tanaman cepat tumbuh sehingga diharapkan luas kawasan hutan produksi dapat dipertahankan. Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam pengelolaan hutan diperlukan tenaga-tenaga yang terampil dan mempunyai pengetahuan serta wawasan yang luas, agar pengelolaa hutan yang lestari dan berkelanjutan dapat terwujud.. Karena itu mahasiswa semester VI Program Studi Manajemen Hutan melaksanakan Pratek Kerja Lapang (PKL) agar mendapatkan pengalaman kerja pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan, dengan demikian mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai hal hal yang berkaitan dengan konsep serta prinsip prinsip manajemen dalam mengelolah hutan baik pada manajemen hutan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). maupun sistem Hutan Tanaman Industri (HTI). B. Tujuan Tujuan dilakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah : 1. Agar Mahasiswa dapat mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan, dalam bidang kehutanan.

11 3 2. Melatih mahasiswa agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat sehingga kelak menjadi tenaga teknis kehutanan yang menguasai bidang ilmunya dan siap menekuni profesinya. 3. Mahasiswa diharapkan dapat memahami realitas di lapangan dan secara kritis dapat membandingkannya dengan teori-teori yang didapat selama perkuliahan. C. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari Praktek kerja Lapangan ( PKL) ini yaitu: 1. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis di lapangan. 2. Mahasiswa mampu mengukur kemampuan dan pengetahuannya sebagai calon sarjana kehutanan yang nantinya siap terjun pada profesinya. 3. Melatih mahasiswa agar mampu menghadapi permasalahan yang terjadi di bidang kehutanan dan mencari alternatif pemecahannya serta dapat menganalisis setiap kemungkinan yang ada.

12 4 BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum PT. Inhutani I Wilayah Tarakan Menurut Anonim (2006), PT. Inhutani I Wilayah Tarakan adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang kehutanan dan telah memperoleh IUPHHK berdasarkan SK Menteri Keputusan Menteri Pertanian No. 352/Kpts/Um/6/1976 tanggal 8 juni 1976 dan Keputusan Menteri Kehutanan No.39/Kpts-IV/1987 tanggal 6 Februari 1987, berhak mengelola areal hutan seluas ± Ha. Di Provinsi Kalimantan Utara. Terhitung Tanggal keluarnya SK Menteri Kehutanan tersebut, maka PT. Inhutani I Wilayah Tarakan telah 38 tahun melakukan usahanya di bidang kehutanan. Kehadiran PT. Inhutani I Wilayah Tarakan Kalimantan Utara diharapkan dapat memajukan ekonomi daerah, menyerap tenaga kerja serta mendukung upaya pemerintah untuk menjadikan Provinsi Kalimantan sebagai salah satu provinsi konservasi di Indonesia. Setiap pemegang IUPHHK dituntut untuk mengikuti peraturan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam mengelola Hutan Alam Produksi di Indonesia khususnya untuk pengelolaan Hutan Alam Produksi peraturanya ditetapkan dalam sistem silvikultur yang disebut Tebang Pilih Tanam Indonesia yang disingkat TPTI. PT. Inhutani I Wilayah Tarakan merupakan perusahaan yang bergerak di kehutanan telah melaksanakan kegiatan Inventarisasi Hutan Meyeluruh Berkala (IHMB) di areal kerjanya dan telah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur sesuai dengan surat kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Surat Menteri Kehutanan No.

13 5 656/Menhut-IV/1995 tanggal 24 April 1995 tentang Persetujuan Prinsip Perpanjangan HPH/IUPHHK pada hutan alam PT. Inhutani I Wilayah Tarakan. Selanjutnya untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan hutan guna mewujutkan pengelolaan hutan lestari maka areal PT. Inhutani I Wilayah Tarakan dibagi ke dalam beberapa unit manajemen hutan. Dalam pembagian unit manajemen hutan tersebut dilakukan telaah oleh Badan Planologi Kehutanan, yaitu UMH Pimping, UMH Pangean, UMH Segah Hulu, UMH Kunyit, dan UMH Simandurut. 1. Visi dan Misi PT. Inhutani I WilayahTarakan a. Visi Memanfaatkan hasil hutan kayu dalam kerangka Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) dengan memperhatikan aspek kelestarian fungsi produksi, fungsi ekologi dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. b. Misi 1) Memperoleh keuntungan finansial ekonomi dari kegiatan IUPHHK dalam kerangka PHPL. 2) Melaksanakan sistim silvikultur TPTI secara benar dengan memperhatikan aspek kelestarian fungsi produksi, kelestarian fungsi ekologi, dan kelestarian fungsi sosisl serta merupakan sistim pelaksanaan sistim silvikultur TPTI- intersif 3) Menjadikan sumber daya hutan sebagai salah satu defisa bagi pembagunan nasional 4) Meningkatkan dan mempertahankan fungsi hutan sebagai sistem ekologi penyangga kehidupan

14 6 5) Menjadikan kawasan hutan sebagai suatu sumber daya hutan yang akan dikelolah secara profesional guna memberikan manfaat dan kesejateraan masyarakat 6) memberikan masyarakat sekitar hutan dalam kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu. 7) Meningkatkan kesejateraan masyarakat sekitar hutan 8) Melestarikan kegiatan IHMB 9) Meningkatkan kinerja setiap indikator PHAPL untuk mendapatkan sertifikat pengelolaan hutan alam produksi lestari skema mandatory atau skema voluntary. 2. Letak dan Luas a. PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan. Wilayah pengelolaannya termasuk Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Bulungan. Sedangkan menurut pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS), areal ini termasuk dalam DAS Keberaun, DAS Stik Kecil dan DAS Stik Besar didasarkan pada keputusan Mentri Kehutanan No. SK 44/Menhut II/2006 tanggal 2 Maret 2006 tentang perpanjangan IUPHHK pada hutan alam. PT. Inhutani I Unit Sega Hulu seluas ± Ha. 1) Areal kerja secara geografis letak areal kerja PT. Inhutani I UMH Segah Hulu terletak pada 02. Bu ur Timur dan. Lintang Selatan.

15 7 2) Berdasarkan wilayah administrasi pemerintah termasuk dalam Kabupaten Bulungan (Kecamatan Tanjung Palas Barat). 3) Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk Dinas Kehutan termasuk Dinas Provinsi Kalimantan Utara. 4) Batas Batas lokasi IUPHHK HA PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. a) Sebelah Utara : PT. ITCI b) Sebelah Selatan : Hutan Lindung G. Kumala c) Sebelah Timur : PT. NKAP d) Sebelah Barat : PT. Inhutani I Unit Pangean b. PT. Inhutani UMH Pimping Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Pimping ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan. Wilayah pengelolaannya termasuk Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Bulungan. Sedangkan menurut pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS), areal ini termasuk dalam DAS Uma dan DAS Petai, didasarkan pada keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 200/Menhut II/2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang perpanjangan IUPHHK pada hutan alam. PT. Inhutani I UMH Pimping ± Ha. 1) Areal kerja secara geografis letak areal kerja PT. Inhutani I UMH Pimping terletak pada 02. Bu ur Timur dan. Lintang Selatan. 2) Berdasarkan wilayah administrasi pemerintah termasuk dalam Kabupaten Bulungan (Kecamatan Tanjung Palas Utara).

16 8 3) Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk Dinas Kehutan termasuk Dinas Provinsi Kalimantan Utara. 4) Batas batas lokasi IUPHHK HA PT. Inhutani I UMH Pimping dan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. a) Sebelah Utara : PT. Ikani b) Sebelah Selatan : Hutan Lindung c) Sebelah Timur : PT. Intraca d) Sebelah Barat : PT. Inhutani II Malinau c. Tata Ruang Luas tata batas dan pembagian areal kerja dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tata Batas Areal Kerja IUPHHK HA PT. Inhutani I Wilayah Tarakan. Luas Peruntukan lahan UMH Segah Hulu (Ha) Luas UMH Pimping (Ha) Efektif Kawasan Lindung Non Hutan Luas areal kerja Sumber: IUPHHK HA PT. Inhutani I UMH Segah Hulu (2006) dan UMH Pimping (2006) 3. Fisiografis a. Curah Hujan Stasiun Meterologi yang terdekat dengan areal kerja IUPHHK PT. Inhutani UHM Segah Hulu dan UMH Pimping adalah Stasiun Meterologi Tanjung Redep. Data data curah hujan dan hari hujan di wilayah ini seperti pada Tabel 2.

17 9 Tabel 2. Curah Hujan Dan Hari Hujan Rata Rata Bulanan Di Sekitar Areal IUPHHK PT. Inhutani I UHM Segah Hulu Dan UMH Pimping. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan 217, , , , , , , , , , ,2 27 Jumlah 1.956,6 222 Rata rata 163,05 18,5 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah III, Stasiun Meterologi Tanjung Redeb (2006). Karakteristik curah hujan bulanan yang diuraikan pada Tabel 3, menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, wilayah studi termasuk ke dalam tipe iklim A, dengan nilai Q = 10,13. Dari Tabel 3. terlihat bahwa curah hujan nihil yaitu pada bulan Agustus sebesar 0 (nol) dan curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 246,9 sedangkan pada bulan bulan lain curah hujan relatif tinggi. b. Temperatur dan Kelembapan Temperatur maksimum tertinggi di wilayah IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping Tarakan berkisar antara 30,4ºC - 33,4ºC, terendah antara 22,4ºC 24,7ºC, dengan kisaran rata rata antara 23,18ºC 31,75ºC, sedangkan kelembapan maksimum 100 %, dan minimum 54 %, dengan kisaran rata rata antara 61,83 % - 98,33 %. Karakteristik temperature dan kelembaban rata rata bulanan disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

18 10 Tabel 3. Temperature Udara Per Bulan Di Sekitar Areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Dan UMH Pimping Bulan Suhu Udara / Temperatur (ºC) Tertinggi Terendah Rata rata Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 30,5 30,8 31,5 30,4 31,8 32,7 30,4 33,4 32,9 32,4 32,7 31,5 23,2 23,0 23,3 23,6 24,7 22,6 22,4 23,0 22,8 23,2 23,1 23,4 26,4 26,2 26,9 27,1 27,5 27,3 26,6 27,3 26,8 27,1 26,1 26,6 Jumlah ,2 321,9 Rata rata 31,75 23,18 26,83 Tabel 4. Kelembaban Dirinci Per Bulan Di Sekitar Areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Dan UMH Pimping Bulan Kelembaban Udara (%) Tertinggi Terendah Rata rata Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September oktober November Desember Rata rata 98,33 61,83 86,92 c. Tofografi dan Kelerengan Areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu memiliki tofografi mulai datar sampai sangat curam. Kelerengan agak curam mendominasi areal sebanyak 39 %, sedangkan kelerengan sangat curam seluas 542 ha dijadikan kawasan lindung dan untuk UMH Pimping didominasi

19 11 dengan kelerengan sangat curam 45 % dengan luas 630 ha. Untuk lebih jelasnya, luas areal berdasarkan kelas lerengnya disajikan pada Tabel 5 Tabel 5. Komposisi Kelas Kelerengan Pada Areal Kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Dan UMH Pimping No. Kelas Luas Kelerengan Kelerengan (Ha) (%) 1. Datar (0 8 %) Landai (8 15 %) Agak Curam (15 25 %) Curam (25 40 %) Sangat Curam (> 40 %) T o t a l Datar (0 8 %) Landai (8 15 %) Agak Curam (15 25 %) Curam (25 40 %) Sangat Curam (> 40 %) T o t a l d. Geologi dan Jenis Tanah 1) Geologi Berdasarkan peta Geologi Berbasis Indonesia Kalimantan, wilayah Tanjung Redeb dan Long Bulua, Skala 1 : yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung Tahun 1995, formasi geologi di wilayah Berau dan Bulungan terdiri dari formasi batuan yang berumur antara prasier sampai kwirter. Sedangkan formasi geologi di wilayah IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping yang paling menonjol ialah formasi sembakung (Tcs, 68 %), yang merupakan batuan Lembung, batu lanau, dan batu pasir di bagian bawah, batu pasir kuarsa, batu gamping pasiran, rinjang dan tuf di bagian atas mengandung fosil.

20 12 2). Jenis Tanah Berdasarkan peta Land System (RePProt, 1984) skala 1 : , jenis tanah di areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I Wilayah Tarakan merupakan komplek Podsolik Merah Kuning, Alluvial dan Organosa. 3) Hidrologi Sungai sungai yang mengalir di dalam IUPHHK adalah sei. Keberauan dan anak anak sungainya seperti Sei. Stiek Kecil dan Sei. Stiek Besar, sungai singai ini mengalir dengan pola aliran dendrik. e. Kondisi Vegetasi 1) Keadaan Penutupan Lahan Data penutupan lahan diperoleh berdasarkan Peta Penafsiran Citra Landsat TM 7 ETM + Band 542 path Row Liputan tanggal 3 Juni 2010 Stripping liputan tanggal 3 Agustus 2009 Skala 1 : yang ditafsirkan oleh konsultan PT. Indra Buana Utama dan telah diperiksa/disahkan oleh Badan Planologi Kehutanan sesuai surat no. SK. 448/IPSDH II/2010 pada tanggal 14 Oktober Untuk lebih jelasnya kondisi penutupan lahan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Kondisi Luas Penutupan Lahan Areal Kerja IUPHHK PT. Inhutani I Wilayah Tarakan No Penutupan Fungsi KL Buffer Luas (Ha) HPT Zone HL Ha % 1 Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan 3 Non Hutan Tertutup Awan Total

21 13 2) Struktur Vegetasi Kondisi Hutan di areal kerja IUPHHK-HA PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping tergolong masih cukup baik, hal ini terlihat dari stuktur tegakan masih lengkap dimana kondisi tegakan masih tersusun oleh setiap tingkat pertumbuhan (pancang, tiang, pohon kecil dan pohon besar). Berdasarkan data hasil inventarisasi lapang. Dijumpai sebanyak 45 jenis pohon yang terdiri kelompok. Jenis Meranti sebanyak 11 jenis, kelompok rimba campuran 26 jenis, kelompok jenis kayu Indah 3 jenis dan kelompok kayu dilindungi sebanyak 5 jenis. Dari jenis-jenis tersebut, belum semuanya dimanfaatkan (ditebang). Untuk kelompok jenis meranti, dari 11 jenis pohon terdapat 1 jenis pohon yang belum dimanfaatkan, yaitu mersawa. Sedangkan untuk kelompok jenis kayu rimba campuran, dari 26 jenis baru dimanfaatkan sebanyak 5 jenis pohon. Pohon-pohon yang belum dimanfaatkan tersebut masih tergolong dalam jenis yang belum komersil. Untuk lebih jelasnya, jenis-jenis pohon yang ada di areal kerja IUPHHK-HA PT.Inhutani I (UMH Segah Hulu dan UMH Pimping) ini disajikan pada Tabel 7.

22 14 Tabel 7. Jenis-Jenis Pohon Di Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Dan UMH Pimping. No Jenis Pohon Keterangan I. Jenis Meranti 1. Kapur Dimanfaatkan 2. Lembasung Dimanfaatkan 3. Resak Dimanfaatkan 4. Meranti Batu Dimanfaatkan 5. Bengkirai Dimanfaatkan 6. Nyatoh Dimanfaatkan 7. Meranti Kuning Dimanfaatkan 8. Meranti Putih Dimanfaatkan 9. Keruing Dimanfaatkan 10. Meranti Merah Dimanfaatkan 11. Mersawa Belum Dimanfaatkan II. Kel. Jenis Rimba Campuran 1. Bintangur Dimanfaatkan 2. Benuang Dimanfaatkan 3. Kampas Dimanfaatkan 4. Terap Dimanfaatkan 5. Medang Dimanfaatkan 6. Gerunggang Belum Dimanfaatkan 7. Menjalin Belum Dimanfaatkan 8. Maritam Belum Dimanfaatkan 9. Keranji Belum Dimanfaatkan 10. Petai hutan Belum Dimanfaatkan 11. Bayun Belum Dimanfaatkan 12. Jabon Belum Dimanfaatkan 13 Kelampayan Belum Dimanfaatkan 14. Rambutan Hutan Belum Dimanfaatkan 15. Kayu Hitam Belum Dimanfaatkan 16. Simpur Belum Dimanfaatkan 18. Manggis Hutan Belum Dimanfaatkan 19. Semangkok Belum Dimanfaatkan 20. Bawang bawang Belum Dimanfaatkan 21. Palele Belum Dimanfaatkan 22. Mepisang Belum Dimanfaatkan 23. Darah darah Belum Dimanfaatkan 24. Ladang lading Belum Dimanfaatkan 25. Limpas Belum Dimanfaatkan 26 Jambu jambu Belum Dimanfaatkan 27. Jenis Lain Belum Dimanfaatkan III. Kel. Jenis Kayu Indah 1. Arang arang Dimanfaatkan 2. Rengas Dimanfaatkan 3. Sepatir Dimanfaatkan IV. Kel. Jenis Kayu Dilindungi 1. Durian Belum Dimanfaatkan 2. Banggeris Belum Dimanfaatkan 3. Jelutung Belum Dimanfaatkan 4. Ulin Belum Dimanfaatkan 5. Tengkawang Belum Dimanfaatkan Jumlah seluruh jenis 45 jenis

23 15 4. Flora dan Fauna Jenis flora yang dilindungi pada areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping adalah berbagai jenis Anggek (Orchidea), serta jenis dilindungi secara terbatas seperti Durian (Durio SP), Tengkawang (Shorea SP), Banggeris (Koompasia SP), Jelutung (Dyera sp). Jenis fauna yang dilindungi adalah Rusa (Cervus amicolor), Kucing Dampak (Felis palniceps), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Landak (Muntiacus munjtak), Harimau Dahan (Neofelis Nabulosa), Lutung Jirangan (Presbytis Frontata), Pelanduk (Tragulus Napu), Owa owa (Hylobates moloch), Eenggang (Buchatkan eros rhinoceros), dan Cocak Rawa (Phynonotus zeglanicus), yang mempunyai habitat menyebar diseluruh areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping. 5. Aksessibilitas a. PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Aksessibilitas areal PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dapat ditempuh melalui udara, darat dan sungai (laut) yaitu dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Berau (Bandara Kalimarau) dengan pesawat udara jenis ART 42, lama perjalanan ± 40 menit, kemudian dilanjutkan dengan menyeberang sungai Segah di KM 0 UMH Sambarata, perjalanan dilanjutkan lewat darat dengan jarak tempuh ± 80 Km (± 120 menit) dapat juga ditempuh melalui udara, Darat dan Laut (sungai) yaitu dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Tarakan (Bandara Juata) dengan pesawat jenis B 737 dengan waktu tempuh ± 75 menit, dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan air (Speed Boat 40 HP) melitas Sungai Kayan dengan waktu tempuh ± 90 menit, dilanjutkan dengan kendaraan

24 16 darat melalui Koridor PT. ITCI Kayan Hutani dan PT. Inhutani I UMH Sambarata dengan jarak tempuh ± 30 Km (± 45 menit), trayek kendaraan umum (taxi air) cukup lancar, dengan frekuensi rata rata tiga sampai empat kali sehari yang menghubungkan Kabupaten Bulungan dengan Kecamatan Tanjung Palas Barat dan Kecamatan Peso. b. PT. Inhutani I UMH Pimping Aksessibilitas areal PT. Inhutani I UMH Pimping dapat ditempuh melalui udara, darat dan sungai (laut) yaitu dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Berau (Bandara Kalimarau) dengan pesawat udara jenis ART 42, lama perjalanan ± 40 menit, kemudian dilanjutkan dengan menyeberang sungai Segah di KM 0 UMH Sambarata, perjalanan dilanjutkan lewat darat dengan jarak tempuh ± 80 Km (± 120 menit) dapat juga ditempuh melalui udara, Darat dan Laut (sungai) yaitu dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Tarakan (Bandara Juata) dengan pesawat jenis B 737 dengan waktu tempuh ± 75 menit, dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan air (Speed Boat 40 HP) melitas Sungai Kayan dengan waktu tempuh ± 90 menit, dilanjutkan dengan kendaraan darat melalui Koridor PT. ITCI Kayan Hutani dan PT. Inhutani I UM Sambarata dengan jarak tempuh ± 30 Km (± 45 menit), trayek kendaraan umum (taxi air) cukup lancar, dengan frekuensi rata rata tiga sampai empat kali sehari yang menghubungkan Kabupaten Bulungan dengan Kecamatan Tanjung Palas Barat dan Kecamatan Tanjung Palas Utara.

25 17 B. Manajemen Perusahaan Organisasi PT. Inhutani I terdiri dari organisasi kantor pusat (direksi), kantor wilayah (Tarakan) dan organisasi unit manajemen hutan (UMH) yang berada di lapangan. Komposisi pengurus PT.. Inhutani I, untuk tingkat kantor pusat komisaris dan direksi terdiri atas susunan yang sama dengan keputusan PT. Inhutani I, sedangkan dalam tingkat operasional kepala Unit dan Manajer UHM disusun dengan berdasarkan unit masing masing. PT. Inhutani I Wilayah Tarakan, merupakan perusahaan BUMN, maka struktur organisasi yang dibentuk ini juga disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Perkembangan pemerintah dewasa ini nampaknya, memiliki kecenderungan agar pusat menejemen perusahaan IUPHHK berdomisili di daerah. Arah kebijakan pemerintah ini, perlu diantisipasi oleh perusahaan melalui perampingan struktur organisasi tingkat pusat dan pemekaran organisasi teknik di daerah dan di lapangan strategi ini ditempuh dengan tujuan agar tujuan mampu mencapai tingkat efesien dan efektifitas kerja setinggi mungkin Meskipun secara umum manajemen suatu perusahaan memiliki beberapa kesamaan, namun mengingat bahwa sasaran menejemen di dalam IUPHHK adalah sumberdaya alam yang bersifat khas maka diperlukan sentuhan manajemen yang bersifat spesifik pula. Disamping tuntunan pasar global atau atau perdagangan bebas, isu lingkungan akan berkembang, oleh karena itu perusahan akan menerapkan Sistim Menejemen Lingkungan (SML) ISO 14001, di mana dalam sistim organisasi akan ditunjuk manajemen representstif untuk dapat memantau dan melaporakan efektifitas kinerja pelaksanaan SML kepada menejemen puncak. Susunan organisasi PT. Inhutani I Wilayah Tarakan disajikan pada Lampiran 1.

26 18 C. Lokasi dan Waktuk Kegiatan PKL Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. Inhutani I Wilayah Tarakan pada UMH Segah Hulu pada tanggal Maret 2014 dan UMH Pimping pada tanggal 26 Maret sampai 27 April 2014 dengan perincian waktu masing masing dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini : Tabel 8. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di PT Inhutani I Wilayah Tarakan Pada UMH Segah Hulu Dan UMH Pimping UMH Segah Hulu No Waktu Uraian Kegiatan Lokasi Ket Keberangkatan dari Samarinda ke PT. Inhutani I Tarakan Pembekalan dan berangkatan ke PT. Inhutani I UMH Segah Hulu Pembinaan Hutan : - Pemeliharaan bibit - Pemeliharaan persemaian - Pengadaan bibit dengan cabutan - Penyapihan - Penanaman / pengayaan Penelitian dan Perlindungan Hutan : - Petak ukur permanen Kantor PT. Inhutani I Wilayah Tarakan KM 32 KM 32 RKT 2015 KM 32 Kiri kanan Jalan KM 40 RKT 2013 Pembekalan Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek Simulasi Pemantauan Lingkungan : - Pemasangan pengukuran erosi - Pengukuran pasang surut air Perencanaan : - Pembuatan pal - Penataan Areal Kerja - Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan - Pemasangan pal batas - Pembukaan Wilayah Hutan Produksi : Bekas Jalan Sarad Sungai Segah Mess KM. 32 RKT 2012 RKT 2012 RKT 2012 RKT 2012 Simulasi Simulasi Praktek Simulasi Simulasi Praktek Simulasi - Penebangan RKT 2013 Simulasi Pembinaan Sosial - Sosialisasi masyarakat Desa Long Beluah Praktek - Pengabdian masyarakat Desa Long Beluah Praktek - Penyuluhan Desa Long Beluah Praktek Tabel 8. (Lanjutan)

27 19 No. Waktu Uraian Kegiatan Lokasi Ket , Pemasangan Pal Kiri Kanan jalan Praktek 2014 utama Perjalanan ke PT. Inhutani I UMH Pimping UMH Pimping No. Waktu Uraian Kegiatan Lokasi Ket. 1. Pembinaan hutan : 26, Persiapan media semai - Perlakuan bibit - Pengadaan bibit - Penyapihan - Penanaman / pengayaan - Tegakan benih KM 1 KM 1 Tegakan Benih KM 1 Tanah Kosong RKT 2012 Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek Simulasi Penelitian dan perlindungan Hutan : - Petak ukur permanen - Kawasan pelestarian plasma nutfah RKT 2010 Sungai Petai Simulasi Simulasi Pemantauan lingkungan : - Pemasangan pengukuran erosi - Pengukuran sasang surut air Perencanaan : - Penataan areal kerja - Inventarisasi tegakan sebelum penebangan - Pembuatan trace jalan - Pembukaan wilayah hutan Produksi : - Penebangan - Penyaradan - Pengelupasan - Pemasangan Paku S - Pengukuran - Pengangkutan - Perakitan - Pemasangan Balkot Pembinaan sosial - Sosialisasi masyarakat - Penyuluhan - Pengabdian masyarakat Presentasi hasil praktek kerja Lapang (PKL) Pulang ke Samarinda RKT 2011 Sungai Petai (TPK) RKT 2012 RKT 2012 RKT 2012 RKT 2014 RKT 2013 RKT 2013 TPn 2013 TPn 2013 TPn 2013 TPn 2013 TPn ke TPK Sungai Uma TPK KM. 0 Desa Pimping Kantor Kantor Kantor PT. Inhutani I wilayahtarakan Simulasi Simulasi Praktek Praktek Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Simulasi Praktek Praktek Simulasi Simulasi

28 21 BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan di PT. Inhutani I Wilayah Tarakan pada UMH Segah Hulu dan UMH Pimping selama kurang lebih 2 (dua) bulan yang dilaksanakan dari tanggal 05 Maret sampai 27 April Hasil Praktek Kerja Lapang adalah sebagai berikut : A. Pembinaan Hutan 1. Pemeliharaan Bibit a. Tujuan 1) Memberikan ruang tumbuh pada bibit. 2) Membebaskan bibit dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan bibit. b. Dasar Teori Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Inhutani I UMH Segah Hulu bahwa pemeliharaan bibit merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan perlakukan terhadap bibit yang sudah dilakukan penyapihan sehingga pertumbuhan bibit lebih baik. c. Alat dan Bahan 1) Pupuk NPK 2) Insektisida 3) Arit 4) Sapu Lidi 5) Botol semprot 6) Air 7) Bibit Meranti

29 22 d. Prosedur Kerja 1) Dilakukan penyeleksian antara bibit yang hidup dengan bibit yang mati dan pindahkan ke bedeng yang sudah disiapkan. 2) Membersihkan bibit yang sudah diseleksi dari gulma yang terdapat di polybag. 3) Jika terdapat hama atau penyakit maka lakukan penyemprotan insektisida. 4) Mempupuk bibit agar pertumbuhannya lebih bagus. 5) Membersihkan dedaunan yang menumpuk pada bibit. 6) Menyirami bibit pada waktu pagi dan sore. e. Hasil yang Dicapai Tabel 9. Hasil Kegiatan Pemeliharaan Bibit No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Pemeliharaan bibit UMH segah hulu 05/03/ bibit/ 12 org ± 250/ org/hari Ket praktek f. Pembahasan Pemeliharaan bibit dalam polybag dilakukan supaya bibit tumbuh dengan baik dan pemberian pupuk pada bibit bertujuan untuk menambah unsur yang dibutuhkan oleh bibit agar tumbuh dengan baik dan nantinya bibit mendapatkan nilai jual yang tinggi sehingga mengguntungkan bagi perusahaan.

30 23 2. Perbaikan Persemaian a. Tujuan Memperbaiki bangunan persemaian seperti tiang, balok dan atap yang sudah rusak agar tidak membahayakan para pekerja. b. Dasar Teori Perbaikan bangunan persemaian adalah kegiatan yang dilakukan apabila kondisi bangunan persemaian sudah banyak yang mengalami kerusakan sehingga perlu dilaksanakan perbaikan. c. Alat dan Bahan 1) Papan 2) Balok 3) Paku 4) Palu 5) Cat 6) Kuas 7) Sarlon 8) Pal persemaian d. Prosedur Kerja 1) Memeriksaeriksa bagian bangunan persemaian yang sudah rusak.. 2) Menganti dengan bahan yang sudah disiapkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya. 3) Mengecat bagian bangunan persemaian yang telah diganti dan bangunan yang lama 4) Pemancangan pal persemaian

31 24 e. Hasil yang Dicapai Tabel 10. Hasil Perbaikan Persemaian No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Perbaikan persemaian UMH segah hulu 08/03/ bangunan/12 org 1 bangunan/12 org/ hari Ket Praktek f. Pembahasan Dalam perbaikan persemaian langkah-langkah yang harus kita perhatikan adalah mendata bagian-bagian persemaian yang rusak sehingga pada saat perbaikan semua bagian tersebut dapat diperbaiki dengan optimal. 3. Persiapan Media Semai a. Tujuan Persiapan media semai dilakukan untuk menyiapkan media yang digunakan sebagai wadah atau tempat penyemaian bibit/benih. b. Dasar Teori Berdasarkan Standar Oprasional Prosedur (SOP) PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping tahun 2006, media semai adalah merupakan tanah yang lebih diolah sedemikian rupa dan memiliki sfiat fisik dan kimia yang baik sehingga memungkinkan untuk bibit/biji dapat tumbuh dengan baik. Bibit cabutan adalah tanaman atau anakan yang dibudidayakan. Biji adalah bakal bibit/benih yang berasal dari tegakan yang ditunjuk sebagai kebun benih/pohon induk yang belum pernah diberi perlakuan dan atau belum diseleksi. Benih adalah biji yang telah mendapat perlakukan atau telah diseleksi yang daya kecambahnya dapat mencapai pertumbuhan seratus persen (100 %).

32 25 c. Alat dan Bahan 1) Argo 2) Cangkul 3) Ayakan 4) Parang 5) Skop 6) Polybag kecil (5 x 10 cm) dan besar (8 x 10 cm) 7) Tanah gembur yang berasal dari sekitar tegakan. d. Prosedur Kerja 1) Pembersihan semak belukar dilakukan untuk memudahkan penggemburan tanah, dilakukan juga pembersian ranting ranting dan akar. 2) Mencangkul tanah pada bagian permukaan dan kumpulkan untuk diangkut menggunakan argo. 3) Mengangkut tanah ke tempat pengayakan dan ayak tanah sehingga tanah lebih halus dan bebas dari dedaunan, akar dan ranting ranting kecil. 4) Pengisian tanah yang sudak diayak ke dalam polybag. 5) Polybag yang telah diisi pindahkan ke bedengan yang telah disediakan. e. Hasil Yang Dicapai Tabel 11. Hasil Kegiatan Persiapan Media Semai No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Persiapan UMH 15/03/ Media sugah 2014 polybag/ polybag/ Semai hulu 6 org org/hari Ket praktek

33 26 2. Persiapan Media Semai UMH pimping 26,27/ 03/ polybag/ 4 org 250 polybag/ org/hari praktek f. Pembahasan Kegiatan pengisian media semai, menggunakan tanah yang telah dibersikan dan dilakukan pengayakan yang bertujuan untuk menghaluskan tanah dan memudahkan dalam pengisian ke dalam polybag. 4. Perlakuan Bibit a. Tujuan Bibit yang siap tanam diberi perlakuan sebelum ditanam bertujuan untuk secara bertahap pertumbuhannya menyesuaikan dengan lingkungan sebelum ditanam agar tidak mengalami stres nantinya pada saat ditanam. b. Dasar Teori Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Inhutani UMH Pimping tahun 2006, perlakuan bibit adalah merupakan kegiatan yang dilakukan pada bibit yang umurnya sudah siap tanam, dengan cara pemangkasan dan dipindahkan ke tempat yang tidak dinaungi atau terkena langsung oleh cahaya matahari. c. Alat dan Bahan 1) Bibit semua jenis yang siap tanam 2) Argo 3) Gunting stek

34 27 d. Prosedur Kerja 1) Pengambilan bibit yang terdapat di dalam bedengan dan dianggap siap tanam. 2) Selanjutnya diangkut dan dikumpulkan di tempat terbuka atau tidak ada naungan. 3) Memangkas semua bibit yang sudah dikumpulkan dengan cara pemotongan akar yang keluar dari polybag dan pemangkasan daun dan tangkai. 4) Memindahkan bibit ke bedengan yang sudah disiapkan di tempat tidak ada naungan. 5) Siram bibit tersebut e. Hasil yang Dicapai Tabel 12. Hasil Kegiatan Perlakuan Bibit No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Perlakuan Bibit UMH pimping 28/03/ bibit/ 4 org 200 bibit/ org/hari Ket praktek f. Pembahasan Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu yang harus dipersiapkan adalah lokasi yang akan ditanami yaitu dengan membersihkan lahan agar bibit yang ditanami tidak diganggu oleh tanaman atau tumbuhan yang merambat di sekitarnya, Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan perlakuan terhadap bibit yaitu dengan memangkas daun untuk mengurangi penguapan.

35 28 5. Pengadaan Bibit dengan Cabutan a. Tujuan Tujuan dari bibit cabutan adalah untuk memperoleh bibit/anakan yang sudah siap tanam di media semai. b. Dasar Teori Pengadaan bibit dari cabutan anakan alam biasanya sudah memiliki tinggi ± cm, dengan daun 2-5 lembar tetapi dalam pengumpulan yang lebih baik digunakan dengan anakan dengan tinggi kurang dari 15 cm dan sebaiknya dalam pengadaan bibit cabutan ini anakan yang baru mempunyai daun antara 2-3 lembar dengan tinggi kurang dari 10 cm (Anonim, 1993 ). c. Alat dan bahan 1) Mobil 2) Kantongan plastik 3) Karung 4) Air 5) Cabutan Meranti d. Prosedur kerja 1) Mencabut anakan dari tegakan benih yang sudah ditentukan oleh perusahaan. 2) Menyeleksi terlebih dahulu dan sebaiknya dalam pengambilan bibit cabutan ini anakan baru yang mempunyai daun antara 2-3 lembar daun, apabila bibit seperti di atas tidak didapatkan maka dapat

36 29 menggunakan bibit yang sudah cukup berumur dengan ketentuan batang tegak dan sudah berkayu, daun yang segar dan tidak cacat. 3) Mengambil anakan yang sudah memiliki tinggi ± cm dan berdaun sebanyak 2-5 lembar harus dilakukan dengan sangat hatihati karena perakarannya sudah kompak. 4) Mengambil anakan di sekitar pohon induk dengan jarak maksimum 10 meter dari jarak tajuk pohon induk. 5) Memasukkan ke dalam karung atau Plastik anakan yang sudah dicabut. 6) Mengangkut anakan tersebut ke persemaian. 7) Menyiram anakan tersebut dan diusahakan agar tetap lembab. 8) Mengambil bibit cabutan sebaiknya pada saat musim penghujan (lembab). e. Hasil yang Dicapai Tabel 13. Hasil Kegiatan Pengadaan Bibit dari Cabutan No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Pengada -an bibit cabutan 2. Pengada -an bibit cabutan UMH segah hulu UMH pimping 16/03 / /03 / bibit /7 org 1500 bibit/5 org 42 bibit /org/ hari 300 bibit/ Org/hari Ket. praktek Prektek f. Pembahasan Mula mula bibit yang sudah dicabut harus mendapatkan perlakuan yang baik agar dapat tumbuh dengan baik. Sebelum penanaman terlebih dahulu bibit yang sudah dicabut disiram yang dilakukan pada pagi dan sore hari agar bibit tidak layu atau mati sebelum penanaman serta agar bibit tumbuh dapat dengan baik.

37 30 6. Penyapihan a. Tujuan Tujuan penyapihan adalah memindahkan tanaman yang sudah siap untuk disapih ke dalam polybag (media tanam) supaya tanaman tersebut bisa tumbuh dengan baik. b. Dasar Teori Anakan yang telah cabut tidak langsung ditanam tetapi dilakukan penyeleksian dan pemangkasan terlebih dahulu. Penyeleksian berguna untuk memilih anakan yang nantinya menghasilkan bibit yang sehat dan baik pertumbuhannya sedangkan untuk pemangkasan terhadap akar, tangkai dan daun untuk mengurangi kebutuhan makanan c. Alat dan Bahan 1) Gunting stek 2) Stik pembuat lubang sapih 3) Air 4) Argo 5) Anakan cabutan Meranti 6) Sungkup siap pakai d. Prosedur Kerja 1) Penyeleksian terhadap anakan dengan cara hanya memilih anakan yang pertumbuhannya tidak bengkok. 2) Pemangkasan anakan pada daun, akar dan tangkai.

38 31 3) Angkut anakan ke bedengan yang sudah berisi polybag. 4) Siram polybag sampai air meresap ke dasar polybag dan buat lubang sapih kedalaman dan diameter sesuai dengan jenis anakan cabutan. 5) Menanam anakan tersebut ke dalam polybag yang sudah dibuatkan lubang. 6) Menyiram anakan tersebut selembab mungkin dan sebasah mungkin. 7) Penyungkupan dilakukan pada bedengan yang sudah penuh dengan anakan yang ditanam dan sungkup harus serapat mungkin agar udara tidak masuk. e. Hasil yang Dicapai Tabel 14. Hasil Kegiatan Penyapihan. No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Peyapihan UMH segah hulu 2. Peyapihan UMH pimping 17/03 / /03 / bibit /7 org bibit/ 4 org 42 bibit /org/hari 325 bibit/ org/hari Ket. praktek Prektek f. Pembahasan Sebelum melakukan penyapihan terlebih dahulu bibit dikurangi jumlah daunnya tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan kemudian dilakukan penyiraman pada tanah yang telah terisi ke dalam polybag agar memudahkan untuk membuat lubang tanam dan bibit siap ditanam setelah itu dilakukan penyiraman kembali lalu dilakukan penyungkupan selama 1 minggu.

39 32 7. Penanaman/Pengayaan a. Tujuan 1) Memperbaiki komposisi jenis dan penyebaran permudaan jenis komersil. 2) Mengupayakan peningkatan nilai dan produktifitas tegakan tinggal. b. Dasar Teori Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Inhutani I UMH Segah Hulu dan UMH Pimping tahun 2006, penanaman di tanah kosong biasanya disebut rehabilitasi. Rehabilitasi adalah kegiatan penanaman pada areal terbuka akibat kegiatan pembalakan (penebangan, pengayaan, dan pengangkutan). Disamping ini dilakukan juga kegiatan penanaman kanan kiri jalan angkutan dan penanaman areal non hutan. Ajir adalah patok kayu yang ditancap di samping bibit yang ditanam. Lubang tanam adalah lubang yang dibuat untuk menanam bibit di jalur jalur tanam. c. Alat dan Bahan 1) Cangkul 2) Parang 3) Gunting stek 4) Mobil 5) Ajir 6) Sandak (linggis) 7) Bibit Meranti

40 33 d. Prosedur Kerja 1) Mengangkut bibit yang telah diberi perlakuan, jumlah sesuai dengan kebutuhan tetapi dilakukan lagi pemangkasan terhadap bibit sebelum ditanam. 2) Membersihkan jalur tanam dengan luas ± 1,5 m dan jarak tanam 3 x 3 m. 3) Memasang ajir pada jarak tanam dan membuat lubang tanam sesuai dengan kebutuhan bibit. 4) Tanam bibit ke dalam lubang tanam, setelah itu pasang polybag bibit di atas ajir setelah bibit ditanam. 5) Siram bibit jika tanah tidak lembab. e. Hasil yang DIcapai Tabel 15. Hasil Kegiatan Penanaman/Pengayaan. No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Penanam- UMH 19/03/ 100 bibit 20 bibit an/penga- segah 2014 /5 org /org/hari yaan hulu 2. Penanaman/pengayaan UMH pimping 02/04/ bibit/ 4 org 12 bibit/ org/hari Ket. praktek Prektek f. Pembahasan Penanaman /pengayaan dilakukan pada areal yang terbuka. Sebelum penanaman dilakukan pembersihan semak belukar di sekitar bagian lubang tanam agar tidak menggangu pertumbuhan tanaman.

41 34 8. Petak Ukur Permanen (PUP) a. Tujuan 1) Untuk bahan evaluasi dan pemantauan kemampuan pertumbuhan riap per tahun. 2) Diperlukan untuk penilaian rencana pengelolaan hutan berikutnya. b. Dasar Teori Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Inhutani I UMH Segah Hulu tahun 2006, Petak Ukur Permanen (PUP) adalah petak yang dibuat untuk mengetahui pertumbuhan riap pertahun dengan membandingkan tegakan yang diberi perlakuan dengan yang tidak sama sekali diberi perlakuan. c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Phiband 3) Clinometer 4) Meteran 5) Parang 6) Plang PUP 7) Alat tulis 8) Peta kerja tahunan 9) Tally sheet 10) Penanda pohon (cat warna merah, kuas, label kuning)

42 35 d. Prosedur Kerja 1) Membuat blok PUP segi empat dengan luas 24 ha atau 400 x 600 m. 2) Di dalam blok PUP buat 6 plot dengan luas per plot 1 ha atau 100 x 100 m. 3) Membuat rintisan batas PUP dengan lebar 1 meter. 4) Beri tanda batas blok dengan 3 garis warna merah pada patok sedangkan untuk batas plot 2 garis warna merah. 5) Memasang pal pada setiap plot yang berisi nomor plot. 6) Memilih 3 dari 6 plot tersebut untuk diberi perlakuan sedangkan 3 plot lainnya dibiarkan. 7) Membuat PU dengan luas 10 x 10 m jadi dalam 1 plot ada 10 PU. 8) Melakukan inventarisasi semua jenis pohon baik dari tingkatan semai sampai pohon dan inventarisasi dilakukan disemua plot. e. Hasil yang Dicapai Tabel 16. Hasil Kegiatan Petak Ukur Permanen (PUP) No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Petak Ukur permanen (PUP) 2. Petak Ukur permanen (PUP) UMH segah hulu UMH pimping 12/03/ /04/ jalur/4 org/hari simulasi 2 jalur/4 org/hari simulasi f. Pembahasan Untuk pembuatan petak ukur permanen cuaca buruk dan topografi yang menjadi faktor yang menentukan kelancaran kegiatan yang akan dilakukan oleh pekerja dan selain itu juga faktor alam juga sangat berpengaruh terhadap target penyelesaian.

43 Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah a. Tujuan 1) Menjaga lingkungan kawasan dari gangguan manusia dan kebakaran hutan. 2) Dijadikan sebagai tempat tempat satwa liar untuk mencari makanan, bersarang, dan perlindungan. b. Dasar Teori Pelestarian plasma nutfah merupakan kegiatan tambahan untuk menjaga lingkungan kawasan dari gangguan manusia dan kebakaran hutan dan pemeliharaan tempat-tempat satwa liar berada (tempat makan, bersarang, berlindung). c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Clino meter 3) Meter ukur/tambang 4) Tally sheet 5) Meja jalan 6) Alat tulis 7) Peta kerja 8) Parang 9) Phi band 10) Penanda pohon 11) Penandaan P.U 12) Kuas 13) Label

44 37 d. Prosedur Kerja 1) Menetapkan lokasi kerja KPPN sesuai rencana kerja yaitu harus jauh dari gangguan manusia/kegiatan yang dapat merusak vegetasi hutan dan aman dari gangguan kebekaran hutan (virgin forest). 2) Membuat blok dengan luas minimal 80 ha batas blok diberi patok yang terbuat dari kayu Ulin dengan ukuran lebar 10 x 10 cm dengan panjang 1,5 m dan dicat merah. 3) Setiap patok dipasang dengan interval 100 m. 4) Membuat jalur inventarisasi dengan interval 20 m dan beri tanda jalur tersebut. 5) Membuat plot inventarisai (PU) 6) Melakukan inventarisasi dan penelitian dari semua jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat di dalam jalur. 7) Mencatat ke dalam tally sheet. e. Hasil yang tercapai Tabel 17. Hasil Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah: - Membuat blok - Inventarisasi flora dan fauna UMH Pimping 12/04/ 2014 ± 3 km/hari ½ jalur/ 7 org/ hari simulasi simulasi f. Pembahasan Pembuatan kawasan pelestarian plasma nutfah dibuat sebelum dilakukannnya pembagian petak tebang agar plasma nutfah yang terdapat di dalamnya dapat dipertahankan keberadaannya., untuk tingkat pohon dilakukan inventarisasi dari tingkat semai sampai pohon dengan ukuran plot untuk tingkat :

45 38 - Semai : plot 2 x 2 m dengan diameter batang kurang dari 2 cm, tinggi 1,5 m. - Pancang : plot 5 x 5 m dengan diameter 2 9,9 cm. - Tiang : plot 10 x 10 m dengan diameter 10 19,9 cm - Pohon : plot 20 x 20 m dengan diameter 20 cm up. 9. Pengukuran Erosi (Metode Stik) a. Tujuan 1) Untuk memantau terjadinya erosi pada saat terjadinya hujan. 2) Sebagai pertimbangan selanjutnya untuk mengelola hutan dalam rangka melakukan konservasi tanah. b. Dasar Teori Kegiatan pengukuran erosi merupakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Dasar pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan. Dampak terhadap iklim mikro diakibatkan oleh kegiatan pembukaan wilayah hutan (PWH) dan kegiatan penebangan/penyaradan yang menyebabkan terjadinya perubahan tajuk pohon, yang akan berdampak pada kelangsungan hidup vegetasi khususnya tingkat semai pada jenis Meranti (Shorea sp) yang umumnya memerlukan tanaman naungan, jenis ini merupakan dominan di areal IUPHHK PT. Inhutani I Wilayah Tarakan, sehingga dilakukannya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Clinometer

46 39 3) Meteran 4) Tally sheet 5) Alat tulis 6) Parang 7) Stik ukur (lebar 5 x 5 cm panjang ± 1 m) d. Prosedur Kerja 1) Menentukan lokasi yang dijadikan tempat pengukuran erosi di bekas jalan sarad. 2) Membuat plot kerja dengan luas 10 x 5 meter tergantung dari lebar jalan sarad. 3) Memasang stik ukur erosi dengan jarak 3 x 3 m. 4) Pengukuran dilakukan pada saat selesai terjadi hujan. e. Hasil yang tercapai Tabel 18. Hasil Pengukuran Erosi (Metode Stik) No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja Ket. 1. Pengukuran erosi (Metode Stik) 2. Pengukuran erosi (Metode Stik) UMH segah hulu UMH Pimping 18/03/ /03/ Stik/ 4 org 20 stik/ 4 Org 5 stik/org/hari praktek 5 stik/org/hari simulasi f. Pembahasan Pengukuran erosi dilakukan dengan mengunakan metode stik karena lebih mudah dilakukan pengukurannya.dan gunanya untuk mengetahui tingkat erosi yang terjadi pada saat musim hujan.

47 Tegakan Benih a. Tujuan 1) Memperoleh biji atau anakan dari pohon pohon komersil. 2) Membuat kawasan tegakan benih agar lebih mudah untuk mendapatkan biji dan anakan dari pohon pohon komersil. b. Dasar Teori Tegakan benih adalah merupakan areal untuk memperoleh biji atau anakan pohon pohon komersil yang mamang sudah ditentukan sebagai areal melakukan pengadaan bibit. c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Clinometer 3) Meter ukur 4) Tally sheet 5) Meja jalan 6) Alat tulis 7) Peta kerja 8) Parang 9) Phi band 10) Penanda pohon 11) Penandaan P.U 12) Penandaan batas blok 13) Kuas 14) Label

48 41 d. Prosedur kerja 1) Menentukan calon areal tegakan benih. Berdasarkan analisa data sekunder berupa data cruising maupun data inventarisasi tegakan tinggal serta citra landsat ( luas 100 Ha ). 2) Mebersihkan batas petak/batas blok. Lebar batas 2 meter, dicap merah. 3) Membuatkan jalur rintis dengan lebar jalur rintis 1 meter. 4) Membuatkan patok PU dengan ukuran 1.30 cm dengan cat warna putih a) Pemilihan pohon dengan cara inventarisasi 100 % diameter 10 up. b) Diharapkan dapat menghasilkan buah/benih yang berkualitas baik. c) Pohon baik dan sehat. d) Memiliki nilai komersil. e) Kerusakan tajuk kurang dari 30 %. 5) Mengcatat dan tentukan posisi pohon menggunakan koordinat pohon (x,y) dan beri tanda pohon induk yang terpilih dicat warna kuning pada ketinggian kurang lebih 140 cm. 6) Membersihkan lantai di sekitar pohon induk pada musim buah 7) Melakukan pemeliharaan areal tegakan benih dilakukan tiap tahun dengan cara pembersihan areal yang mengganggu tempat tumbuh anakan. e. Hasil yang Dicapai Tabel 19. Hasil Kegiatan Tegakan Benih No kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Tegakan benih: membuat blok dan inventarisasi pohon UMH Pimping 15/04/ km /4org/ hari simulasi

49 42 f. Pembahasan Lokasi tegakan benih selalu diusahakan dekat dengan jalan agar lebih mudah untuk dijangkau dan dilakukan pengangkutan hasil cabutan maupun hasil biji dari pohon induk. 11. Pengukuran Pasang Surut Air (Metode Stik) a. Tujuan 1) Pemantau pasang surutnya air sungai. 2) Menjadi pedoman dalam pengelolaan hutan untuk konservasi DAS. b. Dasar Teori Kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan dalam mengelolah dan pemantauan lingkungan pada areal IUPHHK HA tersebut pada Daerah Aliran Sungai (DAS). c. Alat dan Bahan 1) Stik air 2) Tally sheet 3) Alat tulis d. Prosedur Kerja 1) Tentukan lokasi sungai yang besar untuk pengukuran. 2) Lokasi stik air dipasang dekat dengan jalan utama agar lebih mudah dipantau setiap hari. 3) Memasang stik ukur yang sudah dibuat dengan lebar 5 x 10 cm, panjang ± 5 m. 4) Memancang stik sekuat kuatnya sampai angka nol berada di permukaan air. 5) Pengukuran dilakukan setiap hari untuk memantau pasang surut air.

50 43 e. Hasil yang Dicapai Tabel 20. Hasil Pengukuran Pasang Surut Air (Metode Stik) No kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Pengukuran pasang surut air (Metode Stik) 2. Pengukuran pasang surut air (Metode Stik) UMH segah hulu 18/03/ 2014 UMH pimping 14/04/ Stik/4 org/ hari 1 stik/ 4 org/ hari simulasi simulasi f. Pembahasan Pengukuran pasang surut air merupakan kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang pada saat melakukan pembukaan wilayah hutan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada potensi debit air B. Peren.canaan 1. Pembuatan Pal a. Tujuan Pemberian informasi pada setiap areal kerja agar lebih gampang pada saat pengecekan areal. b. Dasar Teori Pembuatan pal adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuat papan nama setiap areal kerja. c. Alat dan Bahan 1) Mal huruf 2) Cetakan logo perusahaan 3) Meja kerja 4) Katter (ilet) 5) Papan

51 44 6) Cat 7) Piloks 8) Paku 9) Paku payung d. Prosedur Kerja 1) Buat mal huruf sesuai yang dibutuhkan. 2) Tempel logo dan mal yang sudah dibuat di papan rapatkan dan ratakan. 3) Cetak mal tersebut dengan cat dan piloks. 4) Keringkankan papan nama (pal) e. Hasil yang Dicapai Tabel 21. Hasil Kegiatan Pembuatan Pal No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. pembuatan pal UMH segah hulu 08/03/ pal/ 6 org 0,8 pal/ 6 org/hari Ket. praktek f. Pembahasan Pembuatan pal harus sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kehutanan dan diusahakan semua alat dan bahan yang digunakan bisa bertahan lama, baik dari papan maupun warna pal tersebut. 2. Penataan Areal Kerja (PAK) a. Tujuan 1) Dibuat blok dan petak kerja tahunan yang bersifat permanen ini adalah agar seluruh kegiatan yang dilakukan di setiap blok maupun petak tersebut dapat terencana dan termonitor atau terlaksana dengan sebaik baiknya.

52 45 2) Dapat diperoleh data dan informasi dengan pasti secara berkelanjutan yang dapat mendukung tercapainya asas kelestarian hutan dan hasil hutan. b. Dasar Teori Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) PT. Inhutani I UMH segah hulu dan UMH pimping, tahun 2006, penataan areal kerja (PAK) merupakan kegiatan dalam rangka menciptakan kondisi yang memungkinkan dapat diterapkannya prinsip prinsip pengaturan kelestarian hutan, melalui penetapan blok, petak dan anak petak yang bersifat permanen. Penataan areal kerja meliputi pembagian hutan dalam blok, petak dan anak petak sebagai satuan dari manajemen kelestarian hutan. Batas batas blok maupun petak harus jelas di lapangan dan dipetakan. Penataan areal kerja dilaksanakan tidak lebih dari 4 tahun setelah kegiatan penebangan (Et < 4). Untuk areal kerja IUPHHK HA PT. Inhutani I UMH sega hulu ini, kegiatan PAK akan dilakukan 2 tahun sebelum penebangan (Et - 2) dengan pertimbangan cukup waktu untuk persiapan kegiatan penebangan. c. Alat dan Bahan 1) GPS 2) Kompas 3) Clinometer 4) Tally sheet 5) Parang 6) Cat merah + kuas 7) Peta Kerja

53 46 d. Prosedur Kerja 1) Menentukan titik ikat dan starting point. 2) Menetapkan dan buatlah jalur batas blok menggunakan batas alam yang berupa punggung gunung, sungai alur serta batas-batas blok sebelumnya. 3) Membuat rintisan pada batas blok dan batas petak sesuai dengan peta kerja dengan ukuran luas rintisan 2 meter dan memasang patok batas blok dan petak di sepanjang rintisan dengan warna 3 garis merah untuk batas blok dan untuk batas petak warnah 2 garis warna merah. 4) Di dalam blok dibuat petak dengan luas x m atau 100 Ha. 5) Setiap belokan blok diambil koordinat dan azimutnya kemudian setiap petak juga diambil koordinatnya. e. Hasil yang Dicapai Tabel 22. Hasil Kegiatan Penataan Arel Kerja (PAK) No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Penataan areal kerja 2. Penataan areal kerja UMH segah hulu UMH pimping 10/03/ /04/ ha/ 12 org 4 km/ 4 org 1 km/org/ hari Ket. simulasi praktek f. Pembahasan Perencanaan pembuatan batas blok RKTUPHHK sedapat mungkin berupa garis lurus dengan memperhatikan penggunaan batas batas alam berupa sungai, tebing, serta jaringan jalan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan dan dibuat.

54 47 3. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) a. Tujuan 1) Untuk mengetahui keadaan penyebaran pohon dalam kegiatan yang meliputi jumlah dan komposisi jenis serta volume pohon yang akan siap ditebang. 2) Untuk mengetahui jumlah dan jenis pohon inti dan pohon yang dilindungi yang akan dipelihara sampai dengan rotasi berikutnya. 3) Menentukan pada penyebaran pohon yang akan ditebang, yang antara lain meliputi komposisi jenis, jumlah dan volume pohon. 4) Mengetahui data jumlah dan komposisi pohon yang ada, khususnya untuk pohon inti dan pohon yang dilindungi untuk merencanakan jumlah dan komposisi pohon yang tidak ditebang di lapangan untuk dipelihara sampai rotasi tebangan berikutnya. 5) Mengetahui kondisi fisik lapangan dalam blok dan petak tebang. b. Dasar Teori Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) adalah kegiatan perencanaan. pengukuran dan penandaan pohon (marking) dalam areal blok kerja tahunan. Sesuai dengan urutan kegiatan di dalam TPTI inventarisasi sebelum penebangan (ITSP) dilaksanakan 2 tahun sebelum penebangan (Et- 2). c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Clinometer 3) Meteran ukur 4) Parang

55 48 5) Tally sheet 6) Label merah dan label kuning 7) Perlak jingga dan kuning 8) Spidol 9) Staples + isi 10) Papan jalan d. Prosedur Kerja 1) Tentukan titik awal dan jalur survei a) Pengambilan data jalur survei mulai dari sudut barat petak. b) Arah jalur survei Utara - Selatan atau Selatan Utara. c) Penentuan jarak antar jalur yaitu dengan menggunakan jarak datar. 2) Buatlah PU dan Patok PU a) Panjang PU tidak harus 20 meter atau maksimal 30 meter sesuai dengan keadaan topografi yang dilalui jalur survei. b) Patok PU terbuat dari pohon yang berdiameter + 3 cm. c) Tinggi patok 1,5-2 meter, ujung bawah diruncingi dan ditancap dengan lurus. 3) Berilah Tanda Pada Patok PU a) Terbuat dari perlak warna jingga/kuning. b) Ukuran + 7 x 10 cm. c) Dipasang pada ketinggian 1,4 meter dari permukaan tanah. 4) Ukur Topografi a) Untuk sudut lereng menggunakan alat Clinometer (Sunnto) yang diambil dalam satuan persen (%).

56 49 b) Untuk azimuth menggunakan alat kompas (Suunto). c) Untuk panjang PU data yang diambil berupa jarak lapang. d) Jangan menggunakan kompas atau Clinometer yang bergantiganti pada satu petak kerja. e) Penembakan dilakukan dari perlak ke perlak (tanda PU) f) Semua data topografi yang lain harus diambil seperti sungai, rawa, cekungan, mata air, jalan, bekas jalan dan bentuk alam lainnya 5) Data inventarisai yang diambil semua jenis, diameter, tinggi, nomor jalur, nomor PU dan posisi pohon (sumbu x dan y). Untuk pohon yang berukuran diameter diberi label dan pohon dilindungi diberi label kuning, sedangkan untuk pohon bediameter 60 cm up diberi label warna merah. e. Hasil yang Dicapai Tabel 23. Hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Inventarisasi UMH 11/03/2 2 jalur/ tegakan sebelum Segah org penebangan Hulu 2. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan UMH Pimping 04/04/ jalur/ 4 org 0,5 jalur/ org/hari Ket. simulasi praktek f. Pembahasan Dari hasil pengumpulan data inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) dalam plot dan petak tebang dapat diketahui jenis pohon, diameter dan tinggi pohon yang ada dalam blok petak tebang tesebut.

57 50 4. Trace Jalan a. Tujuan Pembuatan perencanaan jalur jalan untuk pengangkutan kayu dalam RKT dan menjadi pedoman untuk pembuatan jalan. b. Dasar Teori Trace jalan adalah pembuatan rencana jalan angkut kayu yang dibuat di dalam blok RKT, dan dilakukan sejalan dengan ITSP. c. Alat dan Bahan 1) GPS 2) Clinometer 3) Meteran ukur 4) Parang 5) Label kuning 6) Staples + isinya d. Prosedur Kerja 1) Penentuan posisi awal pembuatan trace jalan ke dalam blok RKT dan trace dan diusahakan trace dari arah timur ke barat. 2) Merintis jalan dengan luas ± 1 m dan lakukan pengecekan dengan GPS atau pengambilan koordinat setiap belokan. 3) Melakukan inventarisasi tegakan pada bagian kiri kanan rintisan dengan lebar 20 m. 4) Pendataan dengan semua jenis, diameter, tinggi dan penyebaran. 5) Memberi label warna kuning pada setiap tegakan yang diinventarisasi, hanya pohon yang berdiameter 20 cm up.

58 51 e. Hasil yang Dicapai Tabel 24. Hasil Kegiatan Trace Jalan No kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket Trace jalan - inventarisasi UMH pimping 07/04/2014 4km/7org 2 ha/7org simulasi simulasi f. Pembahasan Dari hasil pengukuran diperoleh data- data yang dapat digunakan untuk pembuatan RKT baru dalam pembuatan jalan,induk, jalan cabang, jalan sarad dan TPn serta batas blok petak RKT ditandai cat berwarnah kuning. 5. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) a. Tujuan Tujuan PWH adalah untuk mempermudah penataan hutan, tindakan - tindakan pembinaan hutan (penanaman, pemeliharaan, penjarangan, pencegahan terhadap gangguan hutan) dan pemanenan hasil hutan terutama.penyadaran dan pengangkutan kayu. b. Dasar Teori Pembukaan wilayah hutan adalah kegiatan penyediaan prasarana bagi kegiatan produksi kayu dan pembinaan hutan. Prasarana yang dimaksud meliputi pembangunan jalan angkutan kayu/jaringan jalan, base camp, log yard/logpon/tpk induk dan tempat penimbunan kayu/tpk antara (TPn). Pembangunan prasarana PWH tersebut direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tingkat keperluan. c. Alat dan Bahan 1) Traktor Buldozer 2) Traktor Kepiting 3) Truk

59 52 4) Traktor eksa 5) GPS 6) Meteran 7) Tally sheet 8) Batang Kayu (Log) 9) Clinometer d. Prosedur Kerja 1) Setelah peta trace jalan selesai maka pembukaan wilayah hutan dapat segera dilakukan. 2) Dilakukan pembuatan jalan yang sesuai dengan peta trace jalan dengan menggunakan Buldozer dengan lebar jalan 12 m. 3) Pembuatan gorong gorong dilakukan pada Sub DAS menggunakan batang kayu (Log) yang kayunya bersifat keras dan tahan lama, untuk pembuatan jembatan dilakukan pada DAS juga menggunakan batang Kayu (Log) dan untuk mating dilakukan pada daerah lembah yang tidak terlalu curam. 4) Pembuatan tempat camp tarik dilakukan pada areal yang jauh untuk dijangkau dari base camp yang memiliki heling datar dan dekat dengan sungai. 5) Setelah selesai pembuatan jalan dan tempat camp tarik maka selanjutnya dilakukan pengukuran lebar dan panjang baik untuk jalan, gorong gorong, mating maupun tempat camp tarik.

60 53 e. Hasil yang Dicapai Tabel 25. Hasil Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) No kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Pembukaan wilayah hutan UMH Segah Hulu 13/03/ km/ 2 traktor/hari simulasi 2. Pembukaan wilayah hutan UMH Pimping 10/04/ m/ 2 traktor simulasi f. Pembahasan Kegiatan PWH adalah untuk penanaman dan pemeliharaan hutan serta pengangkutan pekerja dan perubahan keluar masuk hutan. Jadi pemanfaatan jalan tersebut pada umumnya untuk lalulintas kendaraan ringan, sehingga tidak perlu dibangun jaringan jalan dan standar jalan yang tinggi 6. Pemasangan Pal a. Tujuan Untuk mengetahui setiap bagian bidang areal kerja dan mempermudah untuk pengecekan setiap kawasan kerja. b. Dasar Teori Pemasangan pal adalah penandaan pada setiap areal kerja yang sesuai dengan bidangnya. c. Alat dan Bahan 1) Pal sudah Jadi 2) Palu 3) Paku 4) Sandak (linggis) 5) Peta kerja

61 54 d. Prosedur Kerja 1) Menetukan lokasi yang akan dipasangi pal. 2) Membuat lubang sesuai dengan yang dibutuhkan. 3) Memasang tiang pal ke papan pal. 4) Memancang pal ke dalam lubang yang dibuat dan timbun sekuat mungkin agar tidak rebah nantinya. e. Hasil yang Dicapai Tabel 26. Hasil Kegiatan Pemancangan Pal No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Pembuatan pal UMH segah hulu 10,21,22/ 03/ pal/ 6 org 0,56 pal/ org/hari Ket. Praktek f. Pembahasan Pemancangan pal diusahakan penempatannya tidak mengganggu aktifitas pengelolaan hutan dan papan yang digunakan dari jenis kayu keras. Warna pal harus terang agar lebih gampang dilihat. C. Produksi 1. Penebangan a. Tujuan Untuk mendapatkan hasil produksi kayu yang menjadi tujuan utama untuk keuntungan mendapatkan keuntungan yang memiliki nilai jual tinggi. b. Dasar Teori Penebangan adalah pengambilan hasil hutan di dalam hutan. kegiatan penebangan (produksi kayu bulat) pada areal kerja dengan menggunakan sistem silvirkultur (TPTI) didasarkan pada jatah produksi

62 55 tahunan (annual allowable cut). Besar luas JPT yang diperoleh dijadikan dasar dalam perancanaan blok tebangan tahunan dengan juga memperhatikan kekompakan blok sebagai satu kesatuan manajemen,sehingga diperoleh luas tebangan yang tidak seragam setiap tahunnya. c. Alat dan Bahan 1) Chainsaw 2) Pekakas chainsaw 3) Bahan bakar minyak 4) Oli 5) Staples + isinya 6) Spare part d. Prosedur Kerja 1) Membersihkan daerah sekitar pohon yang akan ditebang atau batang yang berlabel merah. 2) Menentukan arah rebah. 3) Membuat takik rebah dan takik balas (takik rebah dibuat dengan sudut 45 o dan takik balas horizontal). 4) Pembersihan tajuk dan banir, dilakukan juga pembagian batang yang dianggap terlalu panjang. 5) Label ITSP dibagi menjadi 3 yaitu untuk bontos, chainsow man dan pendata.

63 56 e. Hasil yang Dicapai Tabel 27. Hasil kegiatan Penebangan No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Penebangan UMH Segah Hulu 2. Penebangan UMH Pimping 20/03/ /04/ batang ukuran besar berbanir/org/hari batang ukuran sedang /org/hari 5 batang ukuran besar berbanir/org/hari batang ukuran sedang /org/hari simulasi simulasi f. Pembahasan Pada dasarnya keadaan yang akan dijadikan jalan utama memiliki bentuk yang cukup tinggi, sehingga pada saat musim hujan badan jalan tidak dapat dilalui kendaraan dengan demikian penebangan pohon di pinggir jalan utama dengan jarak 15 meter dari kanan kiri jalan ( tebang matahari) ini bertujuan untuk menambah intensitas cahaya matahari langsung mengenai badan jalan agar cepat kering, sehingga mobilitas dan produksi pengangkutan kayu berjalan dengan lancar dan maksimal. 7. Penyaradan a. Tujuan Memindahkan kayu yang telah ditebang di dalam petak ke TPn agar pengelupasan, pengukuran, pemasangan paku S dan pengangkutan lebih mudah. b. Dasar teori Penyaradan adalah kegiatan pemindahan kayu dari tempat penebangan ke tempat penumpukan kayu sementara (TPn), yang merupakan pengangkutan jarak pendek.

64 57 c. Alat dan Bahan 1) Traktor Buldozer 2) Sling 3) Perkakas Buldozer 4) Operator d. Prosedur kerja 1) Membuat jalan sarad menuju penebangan sesuai dengan kebutuhan penyaradan. 2) Mengetik sling pada batang kayu (Log) yang sudah dibersihkan pada bagian pangkal atau ujung log. 3) Tarik kayu ke TPn. e. Hasil yang Dicapai Tabel 28. Hasil Kegiatan Penyaradan No kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Penyaradan UMH pimping 19/04/ batang/traktor/hari simulasi f. Pembahsan Pada kegiatan penyaradan,proses pembuatan jalan sarad banyak merusak pohon, sebaiknya jalan sarad yang dibuat diusahakan kerusakan yang ditimbulkan seminimal mungkin pada vegetasi di sekitarnya.

65 58 3. Pengupasan a. Tujuan 1) Agar tidak gampang dimakan rayap. 2) Penambahan kualitas kayu dan bernilai jual tinggi. b. Dasar Teori Pengelupasan kayu adalah pemisahan kulit kayu dari kayunya sempai habis. c. Alat dan Bahan 1) Sandak (linggis) 2) Parang d. Prosedur kerja 1) Setelah dilakukan penyaradan maka akan dilakukan pengupasan kulit kayu batang pada kayu. 2) Pengupasan dilakukan sampai ke dalam epidermis kayu. e. Hasil yang Tercapai Tabel 29. Hasil Kegiatan Pengupasan No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Pengupasan UMH Pimping 19/04/2014 ± 5 batang/ org/hari simulasi f. Pembahasan Pengupasan kulit dari batang dilakukan hanya pada jenis kayu Meranti yang hanya bisa dikupas dengan mudah dan tidak memiliki getah yang berlebihan. Pengupasan baik dilakukan pada saat kayu baru saja dilakukan penyaradan.

66 59 4. Pemasangan Paku S a. Tujuan 1) Mengaitkan kembali pecahan bontos. 2) Mencegah terjadinya retakan yang nantinya akan bertambah parah. b. Dasar Teori Pemasangan paku S adalah pemasangan paku yang berbentuk S pada bagian bontos yang pecah maupun retak. c. Alat dan Bahan 1) Palu 2) Paku S. d. Prosedur Kerja 1) Pasang paku S pada bagian bontos yang pecahnya tidak terlalu parah 2) Pasang paku S juga pada kayu yang sudah retak. e. Hasil yang tercapai Tabel 30. Hasil Kegiatan Pemasangan Paku S No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Pemasangan paku S UMH Pimping 21/04/ 2014 Sesuai dengan kayu yang bontosnya pecah dan retak simulasi f. Pembahsan Pemasangan paku S diusahakan secepat mungkin agar tidak pecah atau retakan menjadi besar dan tidak mengurangi harga jual kayu. 5. Pengukuran Kayu (Log) a. Tujuan Pengukuran dilakukan untuk mengetahui volume setiap kayu yang sudah ditebang.

67 60 b. Dasar Teori Kegiatan pengukuran kayu (log) merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat selasai dilakukan pemasangan paku S yang dilakukan di TPn untuk memperoleh kubikasi kayu. c. Alat dan Bahan 1) Meteran ukur (ukuran besar) 2) Meteran ukur (ukuran kecil) 3) Label 4) Tally sheet 5) Staples +isimya d. Prosedur Kerja 1) Pengukuran dilakukan pada panjang 2) Pengukuran diameter pangkal dan ujung 3) Jika ada cacat pada kayu maka dicatat keterangan bagian kayu tersebut. 4) Pemasangan lebel dan penomoran kayu. e. Hasil yang Dicapai Tabel 31. Hasil Pengukuran Kayu (Log) No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Pengukuran Kayu (log) UMH pimping 21/04/ 2014 Tergantung dari kayu di TPn yang sudah dipasangi paku S simulasi f. Pembahasan Kegiatan pengukuran kayu (log) merupakan kegiatan untuk mengetahui volume pada setiap kayu, dan dilakukan pemasangan label dan penomoran pohon untuk memudahkan kegiatan pengadmistrasian pohon di TPK dan dapat dihitung jumlah kayu yang sudah diangkut.

68 61 6. Pengangkutan a. Tujuan 1) Mempermudah pemindahan kayu dari TPn menuju TPK. 2) Mempermudah kemitraan (kontraktor) untuk melakukan pengangkutan atau perakitan ke industri maupun pengiriman kayu. b. Dasar Teori Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan kayu dari TPn menuju ke TPK yang sudah dilakukan pengukuran. c. Alat dan Bahan 1) Longging Truk 2) Buldozer 3) Traktor Kepiting 4) Rantai besi 5) Alat tulis 6) Tally sheet d. Prosedur Kerja 1) Mengangkut kayu di TPn dengan kepiting ke atas logging truk. 2) Mencatat kayu yang sudah naik dengan menghitung kubikasinya. 3) Jumlah kayu yang naik ke logging truk harus disesuaikan dengan kemampuan muat logging truk. 4) Mengikat kayu yang sudah di atas truk dengan rantai besi dengan kuat.

69 62 e. Hasil yang Dicapai Tabel 32. Hasil Kegiatan Pengangkutan No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Pengangkutan UMH Pimping 22/04/ ret/logging/ hari simulasi f. Pembahasan Kegiatan pengangkutan hanya bisa dilakukan pada saat cuaca bagus agar tidak membahayakan pekerja. Penyusunan kayu di atas truk diusahakan pada bagian bawah adalah kayu yang berukuran panjang dan besar. 7. Pemasangan Barkot (CV. Online) a. Tujuan Mempermudah dilakukannya administrasi karena merupakan pengecekan kayu secara online. b. Dasar Teori Pemasangan barkot (CV. Online) adalah kegiatan sejenis pemasangan label yang dilakukan pada saat kayu sudah berada di TPK. c. Alat dan Bahan 1) Label Barkot (CV. Online) 2) Staples + isinya 3) Data hasil pendataan kayu d. Prosedur Kerja 1) Cek nomor kayu dan samakan dengan data yang sudah tersedia. 2) Tempelkan barkot pada bontos ujung dan pangkal. 3) Cek data jika sudah dilakukan penempelan barkot.

70 63 e. Hasil yang Dicapai Tebel 33. Hasil Kegiatan Pemasngan Barkot (CV. Online) No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi kerja 1. Pemasangan barkot (CV.Online) UMH pimping 24/04/ btg/ 4 org 25 btg/ org/hari Ket. Praktek f. Pembahasan Pemasangan barkot merupakan pemasangan label yang terakhir pada kegiatan produksi dan untuk kelangsungan administrasi. Dalam barkot tersebut sudah terdapat tinggi, diameter, jenis dan cacat pada kayu. 8. Perakitan a. Tujuan Mempermudah penyaluran kayu (log) ke tempat industri kayu, dengan cara mengikuti arus aliran sungai. b. Dasar Teori Perakitan adalah kegiatan akhir dari kegiatan produksi, dimana kayu kayu (log) disusun secara sejajar dengan menyesuaikan lebar sungai. c. Alat dan Bahan 1) Traktor (kepiting) 2) Sling (kawat besi) 3) Palu godam (Kampak) 4) Ketinting (mesin jet) 5) Kayu timbul dalam air 6) Paku U

71 64 d. Prosedur Kerja 1) Memilih kayu (log) yang timbul dan masukkan kayu ke dalam sungai satu per satu dengan menggunakan kepiting. 2) Mengcatat label LHC yang terdapat di bontos untuk administrasi. 3) Susun kayu yang berukuran panjang dipinggir untuk dijadikan pagar agar kayu tidak menyebar atau terpisah. 4) Penyusunan kayu menggunakan perahu ketinting. 5) Pemasangan sling (kawat besi) untuk merapatkan dan menyatukan kayu (log). 6) Memaku sling tersebut agar kuat dan tidak tergeser. e. Hasil yang Dicapai Tabel 34. Hasil Kegiatan Perakitan No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Ket. 1. Perakitan UMH Pimping 23/04/ batang/3 org/ hari simulasi f. Pembahasan Kegiatan perakitan dilakukan pada saat air pasang dan pontoon akan masuk untuk pengangkutan ke industri kayu dan kayu yang dirakit hanya jenis timbul dalam air. D. Pembinaan Sosial 1. Sosialisasi Maryarakat a. Tujuan Untuk menjaga kesejahtraan dan keharmonisan antara masyarakat dengan pekerja perusahaan.

72 65 b. Dasar Teori Kegiatan sosialisasi masyarakat adalah kegiatan pemberian informasi tentang peraturan dalam perusahaan dan kegunaanya kepada masyarakat yang terjun langsung dalam memanfaatkan kawasan hutan atau terkena dampak dari perusahaan. c. Alat dan Bahan 1) Pengeras suara 2) Tempat pertemuan 3) Bahan yang akan disosialisasikan 4) Alat tulis dan buku catatan 5) Objek (masyarakat) d. Prosedur Kerja 1) Melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada kepala desa. 2) Melakukan perjanjian untuk tempat dan waktu sosialisasi. 3) Menjelaskan tentang peraturan dan tujuan dalam kegiatan HPH. 4) Diskusi dan tanya jawab. e. Hasil yang Dicapai Tabel 35. Hasil Kegiatan Sosialisasi Masyarakat No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestasi Kerja 1. Sosialisasi masyarakat 2. Sosialisasi masyarakat UMH Segah Hulu UMH Pimping 06/03/ /04/ desa/ 4 org 1 desa/ 4 org/hari Ket. praktek simulasi wawancara

73 66 f. Pembahasan Kegiatan sosialisasi masyarakat dilakukan kepada desa setempat yang terkena dampak langsung dan yang memanfaatkan hutan pada areal perusahaan. 2. Penyuluhan a. Tujuan Memberikan Ilmu pengetahuan bagi masyarakat setempat tentang apa yang dibutuhkan disuatu daerah tersebut untuk kesejahteraan masyarakat. b. Dasar Teori Penyuluhan adalah suatu kegiatan penerangan kepada responden untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat paling utama terhadap masyarakat yang terkena dampaknya oleh perusahaan. c. Alat dan Bahan 1) Tempat 2) Alat tulis 3) Alat bantu yang dibutuhkan 4) Alat peragaan 5) Bahan materi penyuluhan 6) Undangan ke masyrakat 7) Narasumber 8) Moderator

74 67 d. Prosedur Kerja 1) Konsultasikan kepada kepala desa tentang akan diadakannya penyuluhan. 2) Tentukan tempat dan waktu. 3) Pemberitahuan kepada masyarakat lewat undangan. 4) Pembahasan materi yang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat tersebut. 5) Tanya jawab dengan masyarakat (responden) e. Hasil yang Dicapai Tabel 36. Hasil Kegiatan Penyuluhan No Kegiatan Lokasi Tgl Hasil Prestas i Kerja 1. Penyuluhan UMH Segah Hulu 2. Penyuluhan UMH Pimping (kantor) 14/03/ /04/ desa/ 6 org 1 desa/ 6 org/ hari Ket. Praktek Simulasi wawancara f. Pembahasan Penyuluhan dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat yang dapat membangun kesejatraan masyarakat setempat. Dan untuk UMH Segah Hulu penyuluhan yang dilakukan adalah tentang agroforestry karena masih banyak masyarakat yang belum paham tentang mengelola lahan dengan baik dan untuk UMH pimping hanya simulasi saja. 3. Pengabdian Masyrakat a. Tujuan Menjaga keharmonisan antara masyarakat setempat dengan pekerja perusahaan secara terus menerus.

75 68 b. Dasar Teori Pengabdian adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan masyarakat baik untuk pembangunan sarana umum dan untuk pemberian sumbangan kepada desa. c. Alat dan Bahan 1) Kayu 2) Alat olahraga dan lain- lain. d. Prosedur Kerja a) Ikut langsung dalam kegiatan masyarakat pada kegiatan gotong royong. b) Untuk sumbangan biasanya masyarakat mengajukan surat atau proposal baik dalam bentuk benda maupun dalam bentuk tunai dan sumbangan disesuaikan dengan yang dibutuhkan masyarakat setempat untuk pembangunan. e. Hasil yang Dicapai Kegiatan pengabdian masyarakat di UMH Pimping hasilnya antara lain: 1) Gotong royong setiap ari um at dan sa tu 2) Sumbangan sesuai dengan pengajuan masyarakat. f. Pembahasan Dengan kegiatan pengabdian ini maka keharmonisan antara pekerja perusahaan dan masyarakat setempat akan tetap terjaga dengan baik dan apabila ada masalah yang timbul maka akan dibicarakan untuk menghasilkan keputusan yang tidak merugikan masyarakat maupun pihak perusahaan.

76 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di PT Inhutani Wilayah Tarakan pada UMH Segah Hulu dan UMH Pimping dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kegiatan di UMH Segah Hulu yang dilakukan praktek adalah: pemeliharaan bibit, perbaikan persemaian, persiapan media semai, pengadaan bibit dari cabutan, penyapihan, penanaman/pengayakan, pemasangan pengukuran erosi, pengukuran pasang surut air, pembuatan pal, sosialisasai masyarakat, pengabdian masyarakat, penyuluhan dan pemasangan pal. 2. Kegiatan di UMH Segah Hulu yang dilakukan dengan simulasai adalah: petak ukur permananen, penataan areal kerja, inventarisasi tegakan sebelum penebangan, pembukaan wilayah hutan dan penebangan; 3. Kegiatan di UMH Pimping yang dilakukan praktek adalah : persiapan media semai, perlakuan bibit, pengadaan bibit dari cabutan, penyapihan, inventarisasi sebelum penebangan, pemasangan barkot dan sosialisasi masyarakat. 4. Kegiatan di UMH Pimping yang dilakukan dengan simulasi adalah : penanaman /pengayakan, petak ukur permanen, kawasan pelestarian plasma nutfah, pemasangan pengukuran erosi, pemasangan pasang surut air, pembuatan trace jalan, pembukaan wilayah hutan, penebangan, penyaradan, pengupasan pemasangan paku S, pengukuran, pengangkutan, perakitan, penyuluhan, dan pegabdian masyrakat.

77 72 B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil praktek kerja lapangan (PKL) adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya pengawasan terhadap pekerja terutama pengawas lapangan supaya benar dalam mendata kayu pada kegiatan ITSP. 2. Diharapkan agar semua perlengkapan keselamatan yang sudah ditentukan perusahaan harus digunakan oleh pekerja yang di lapangan sesuai dengan standar (SOP): kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Pada saat kegiatan penebangan harus mengunakan alat keselamatan kerja yang lebih lengkap. 3. Pada saat melakukan penggukuran disarankan penyusunan log harus rapi agar pemasangan label lebih mudah. 4. penanaman bibit di blok dan petak bekas tebang harus dilakukan penyulaman untuk menggantikan tanaman yang sudah mati dan sebaiknya diberi tanda ajir yang berbeda.

78 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995, SK. Menteri Kehutanan No. 656/Menhut-IV/1995, Perpanjangan Pengelolaan Hutan Alam, PT Inhutani I Wilayah Tarakan. Anonim, SK. 44/Menhut II/2006, PT. Inhutani I UMH Segah Hulu. Anonim, 2006, SK. 200/Menhut II/2006, PT. Inhutani I UMH Pimping. Anonim, Standar Operasional Prosedur (SOP). PT. Inhutani I Wilayah Tarakan.

79 Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. INHUTANI I Wilayah Takaran Struktur Organisasi PT. Inhutani I Wilayah Tarakan RUPS SPI Dewan Komisaris KOMISARIS UTAMA Dr. Hariadi Darmawan KOMISARIS Ir. R. Soemarsono KOMISARIS DR. Mas Widjoyo Dewan Direksi DIREKTUR UTAMA DR. Ir. Irsyal Yasman DIREKTUR PRODUKSI Ir. Sutono, MM DIREKTUR KEUANGAN NOVIAN Zen, SE. Ak. DIREKTUR PENGEMBANGAN Ir. DADANG Sumbada S, MM Kantor Unit KEPALA UNUT Manajemen Unit Manajemen Hutan Wakil Manager Unut Manajemen Hutan Ass. Perencanaan Ass. Tata Usah Ass. Teknik dan Bengkel Ass. Perlindungan Hutan Ass. Transportasi Ass. Produksi Ass. TPK dan Pemasaran Ass. Pembinaan Sosial Ass. Pembinaan Hutan dan Lindung

80 78 Lampiran 2. Kegiatan Pembinaan Hutan Gambar 1. Pemeliharaan Bibit Gambar 2.Perbaikan Persemaian Gambar 3. Pengadaan Bibit dari Gambar 4. Pemangkasan Bibit Gambar 3. Pengadaan Bibit Dari Cabutan Gambar 4. Pemangkasan Bibit Gambar Gambar 5. Pemindahan Bibit dari Bedeng Gambar 6. Perlakuan Bibit

81 79 Gambar 7. Penanaman Di Tanah Kosonng Gambar 8. Petak Ukur Permanen

82 80 Lampiran 3. Kegiatan Perencanaan Gambar 9. Penataan Areal Kerja Gambar 10. Batas Petak Gambar 11. Batas Jalur Inventarisasi Gambar 12. Trace Jalan

83 81 Lampiran 4. Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan Gambar 13. Pembuatan Jalan Gambar 14. Pembuatan Mating (PWH) Gambar 15. Gorong gorong Gambar 16. Jembatan

84 82 Lampiran 5. Kegiatan Produksi Gambar 17. Penebangan Gambar 18. Pembagian Batang Gambar 19. Penyaradan Gambar 20. Pengupasan Gambar 21. Pemasangan Paku S Gambar 22. Pengukuran Kayu (Log)

85 83 Gambar 23. Penyusunan Kayu ke Atas Logging Gambar 24. Pengangkutan dari TPn ke TPK Gambar 25. Pemasangan Balkot (CV. Online) Gambar 26. Perakitan

86 84 Lampiran 6. Kegiatan Pembinaan Sosial. Gambar 27. Sosialisasi Masyarakat Gambar 28. Penyuluhan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : MUHAMMAD NUR NIM.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : MUHAMMAD NUR NIM. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Oleh : MUHAMMAD NUR NIM. 120500014 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : WAHYUDINUR NIM.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : WAHYUDINUR NIM. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Oleh : WAHYUDINUR NIM. 110500024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

Lebih terperinci

BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM

BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM 3.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Kegiatan pemanfaatan hutan oleh PT. INHUTANI 1 telah dimulai sejak tahun 1976 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 352/Kpts/Um/6/1976

Lebih terperinci

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten BAB IV KODISI UMUM LOKASI PEELITIA 4.1 Letak dan Luas Areal PT Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabungg dalam kelompok Alas Kusuma Group dengan ijin usaha berdasarkan Surat

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM Lampiran : I Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 51/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003 BENTUK DAN ISI A. Bentuk FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan dengan manusia di muka bumi. Hutan menjadi pemenuhan kebutuhan manusia dan memiliki fungsi sebagai penyangga

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 40 IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Pengelolaan Hutan Pengusahaan hutan atas nama PT. Sari Bumi Kusuma memperoleh izin konsesi pengusahaan hutan sejak tahun 1978 sejak dikeluarkannya Forest

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kualitas Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) 5.1.1 Kerapatan Jalan (WD) Utama dan Jalan Cabang Berdasarkan pengukuran dari peta jaringan jalan hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 22 BAB IV KODISI UMUM LOKASI PEELITIA 4.1 Letak dan Luas Areal PT Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabung dalam kelompok Alas Kusuma Group berdasarkan Surat Keputusan IUPHHK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 3.1 Waktu dan Tempat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT. Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011. 3.2 Alat dan Bahan Bahan yang

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN UMH KUNYIT KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN UMH KUNYIT KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN UMH KUNYIT KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Oleh : SYARIPUDDIN NIM. 120500020 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (TPTJ)

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (TPTJ) LAMPIRAN 2. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P.9/VI-BPHA/2009 TANGGAL : 21 Agustus 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (TPTJ) 1 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 08.1/Kpts-II/2000 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HASIL HUTAN DALAM HUTAN PRODUKSI SECARA LESTARI

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 08.1/Kpts-II/2000 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HASIL HUTAN DALAM HUTAN PRODUKSI SECARA LESTARI KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 08.1/Kpts-II/2000 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HASIL HUTAN DALAM HUTAN PRODUKSI SECARA LESTARI MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal 2

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Pohon Pemetaan sebaran pohon dengan luas petak 100 ha pada petak Q37 blok tebangan RKT 2011 PT. Ratah Timber ini data sebaran di kelompokkan berdasarkan sistem

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Metode survei

II. METODOLOGI. A. Metode survei II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI)

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) LAMPIRAN 1. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P.9/VI-BPHA/2009 TANGGAL : 21 Agustus 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) 1 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber (DRT), Sei. Sinepis, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG HABIS PENANAMAN BUATAN (THPB)

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG HABIS PENANAMAN BUATAN (THPB) LAMPIRAN 4. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P.9/VI-BPHA/2009 TANGGAL : 21 Agustus 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG HABIS PENANAMAN BUATAN (THPB) 1 PEDOMAN

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I UMH LABANAN KABUPATEN BERAU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh :

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I UMH LABANAN KABUPATEN BERAU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh : LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I UMH LABANAN KABUPATEN BERAU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : DENNY APRIANSYAH NIM. 130500012 PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA Oleh : ACHMAD ROSIHAN GHALI NIM. 100 500 001 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI

BAB III KONDISI UMUM LOKASI BAB III KONDISI UMUM LOKASI 3.1 Letak Geografis dan Luas Areal Berdasarkan letak geografis, areal PT. SBK blok sungai Delang terletak pada posisi 01 24-01 59 Lintang Selatan dan 114 42-111 18 Bujur Timur,

Lebih terperinci

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang PENDAHULUAN BAB A. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menjadi salah satu prioritas nasional, hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA)

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKUPHHK-HTI)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKUPHHK-HTI) Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 62/Menhut-/2008 Tanggal : 6 November 2008 Tentang : Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman ndustri dan Hutan Tanaman Rakyat FORMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

Oleh : Iskandar Z. Siregar

Oleh : Iskandar Z. Siregar 3 MODULE PELATIHAN PERSEMAIAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F) FACULTY

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR A. Latar Belakang dan Dasar Pelaksanaan Kebakaran pada Kawasan Hutan

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKTUPHHK-HTI)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKTUPHHK-HTI) Lampiran III Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 62 /Menhut-II/2008 Tanggal : 6 November 2008 Tentang : Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan sil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon

Lebih terperinci

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut terdegradasi

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut terdegradasi Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut terdegradasi Teknologi Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Ujicoba Teknik Rehabilitasi Hutan Alam Rawa Gambut Bersulfat Masam Dengan Jenis Melaleuca leucadendron Ujicoba

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan Hutan Pemanenan merupakan kegiatan mengeluarkan hasil hutan berupa kayu maupun non kayu dari dalam hutan. Menurut Suparto (1979) pemanenan hasil hutan adalah serangkaian

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG. Oleh : JAILAN WALI NIM.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG. Oleh : JAILAN WALI NIM. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG Oleh : JAILAN WALI NIM. 110500009 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WANA ADIPRIMA MANDIRI KECAMATAN MALINAU UTARA KABUPATEN MALINAU PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WANA ADIPRIMA MANDIRI KECAMATAN MALINAU UTARA KABUPATEN MALINAU PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WANA ADIPRIMA MANDIRI KECAMATAN MALINAU UTARA KABUPATEN MALINAU PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Janawati NIM. 080 500 010 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PENILAIAN NILAI KONSERVASI TINGGI RINGKASAN EKSEKUTIF

PENILAIAN NILAI KONSERVASI TINGGI RINGKASAN EKSEKUTIF PENILAIAN NILAI KONSERVASI TINGGI RINGKASAN EKSEKUTIF PT Inhutani II adalah BUMN Holding Kehutahan di luar Jawa, dengan aktivitas bisnis utama meliputi pengusahaan hutan alam, pengusahaan hutan tanaman,

Lebih terperinci

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian Pinus merkusii strain Kerinci: Satu-satunya jenis pinus yang menyebar melewati khatulistiwa ke bagian bumi lintang selatan hingga sekitar o L.S. Belum dikembangkan atau dibudidayakan secara luas di Indonesia.

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Limbah Pemanenan Kayu, Faktor Eksploitasi dan Karbon Tersimpan pada Limbah Pemanenan Kayu ini dilaksanakan di IUPHHK PT. Indexim

Lebih terperinci

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja No. 1327, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Hutan Berkala. Rencana Kerja. Izin. Hasil Hutan. Restorasi Ekosistem. Inventarisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Iklim dan Curah Hujan Berdasarkan dokumen penutupan tambang PT MIP site Krassi (1997) keadaan lokasi PT MIP terletak di Kecamatan Sembakung dan Kecamatan Sesayap,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : M. RASYID RIDHA NIM. 100500016 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Dasar Hukum Kelompok hutan Sungai Meranti-Sungai Kapas di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ditunjuk untuk dijadikan sebagai lokasi

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN USULAN BAGAN KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (BKUPHHK-HTI)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN BAGAN KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (BKUPHHK-HTI) Lampiran V Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.62/Menhut-II/2008 Tanggal : 6 November 2008 Tentang : Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan sil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat FORMAT

Lebih terperinci

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN A. Kondisi Kekinian dan Status Kawasan Gunung Karang Citra Landsat 7 liputan tahun 2014 menunjukkan bahwa kondisi tutupan lahan Gunung Karang terdiri dari hutan, hutan tanaman

Lebih terperinci

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT. Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH Oleh : PT. Sari Bumi Kusuma PERKEMBANGAN HPH NASIONAL *) HPH aktif : 69 % 62% 55%

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG INVENTARISASI HUTAN BERKALA DAN RENCANA KERJA PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU RESTORASI EKOSISTEM DENGAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG

HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : msyukur1973@yahoo.co.id ABSTRAKS:

Lebih terperinci

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 4 praktek perambahan masyarakat lokal melalui aktivitas pertanian atau perladangan berpindah dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan karakteristik usaha kehutanan yang

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1310, 2014 KEMENHUT. Silvikultur. Izin Usaha. Pemanfaatan. Hasil. Hutan Kayu. Restorasi Ekosistem. Hutan Produksi. Penerapan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut UjI COBA TEKNIK BIO REMEDIASI BERBAGAI KONDISI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT TERDEGRADASI DI SUMSEL Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Sulfat Masam dengan Jenis Melaleuca

Lebih terperinci

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994. IV. METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani Lestari, Kalimantan Timur. Waktu penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994. B.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM PERUSAHAAN KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1 PWH BAB II TINJAUAN PUSTAKA PWH adalah kegiatan penyediaan prasarana wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, inspeksi kerja, transportasi sarana kerja, dan komunikasi

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.45/MENHUT-II/2006 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.45/MENHUT-II/2006 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.45/MENHUT-II/2006 TENTANG PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM KEPADA PT. INHUTANI I (UNIT PANGEAN)

Lebih terperinci

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE Berdasarkan tinjauan pustaka yang bersumber dari CIFOR dan LEI, maka yang termasuk dalam indikator-indikator ekosistem hutan mangrove berkelanjutan dilihat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO 1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS)

Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) 2018 1. Kriteria-Kriteria KPS a. Kriteria sempadan sungai menurut Pedoman Pengelolaan Kawasan Lindung adalah : a. Selebar 100 m di kanan kiri untuk lebar

Lebih terperinci

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Areal PT. Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabung dalam kelompok Alas Kusuma Group berdasarkan Surat Keputusan IUPHHK

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI Dalam Rangka Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Alam Kabupaten Pandegalang dan Serang Propinsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Tegakan Berdasarkan Tabel 3 produktivitas masing-masing petak ukur penelitian yaitu luas bidang dasar (LBDS), volume tegakan, riap volume tegakan dan biomassa kayu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. HANURATA SUB UNIT MANUBAR DESA TADOAN KECAMATAN SANDARAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. HANURATA SUB UNIT MANUBAR DESA TADOAN KECAMATAN SANDARAN KABUPATEN KUTAI TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. HANURATA SUB UNIT MANUBAR DESA TADOAN KECAMATAN SANDARAN KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : ALFIANSYAH NIM. 070 500 002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Hutan alam tropika

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif. Hal

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN INVENTARISASI DAN PERPETAAN HUTAN Dl PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang Perkembangan Tegakan Pada Hutan Alam Produksi Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) dilaksanakan di areal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

2 ekonomi biaya tinggi sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu pengaturan kembali mengenai Inventarisasi Hutan Menyelu

2 ekonomi biaya tinggi sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu pengaturan kembali mengenai Inventarisasi Hutan Menyelu No.690, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Hutan Alam. Pemanfaatan. Hutan Kayu. Inventarisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.33/Menhut-II/2014 TENTANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas, 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas, Resort Way Kanan, Satuan Pengelolaan Taman Nasional 1 Way Kanan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi

Lebih terperinci

Ekologi Padang Alang-alang

Ekologi Padang Alang-alang Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)

Lebih terperinci

Deskripsi KHDTK Siali-ali Sumatera Utara

Deskripsi KHDTK Siali-ali Sumatera Utara Deskripsi KHDTK Siali-ali Sumatera Utara Gambar 1. Papan Nama KHDTK Siali-ali KHDTK Siali-ali dengan luasan ± 130,10 Hektar, secara geografis terletak pada koordinat 1º08 10,3-1º09 18,4 LU dan 99º49 57,9-99

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2 GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMANFAATAN KAYU LIMBAH PEMBALAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Kawasan Lindung Sungai Lesan Kawasan lindung Sungai Lesan terletak di Kecamatan Kelai Kabupaten Berau Kalimantan Timur dalam koordinat antara 01 0 32

Lebih terperinci