BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
|
|
- Fanny Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 14 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Iklim dan Curah Hujan Berdasarkan dokumen penutupan tambang PT MIP site Krassi (1997) keadaan lokasi PT MIP terletak di Kecamatan Sembakung dan Kecamatan Sesayap, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. PT MIP terletak pada koordinat geografis paling selatan adalah 3 o 37 54,0 LS, paling timur 117 o 16 6,0 BT dan paling barat 117 o 11 0,0 BB. Iklim di daerah ini mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musin penghujan. Berdasarkan data iklim pada dokumen Rencana Penutupan Tambang (1997), PT MIP menurut penggolongan tipe iklim oleh Kopen termasuk klasifikasi AF, yaitu tipe hutan hujan tropis (Tropical Rain Forest Climate). Apabila diperkirakan menurut penggolongan tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson, maka data hujan di lokasi tambang termasuk tipe A yang berarti tipe curah hujan tersebut tinggi. Secara umum kondisi curah hujan perbulan berkisar 155,64 mm pada musim kemarau dan 356,03 pada musim penghujan. Suhu udara di daerah tambang PT MIP yang didapat dari stasiun Juwata Tarakan adalah ratarata maksimum 30,4 o C 31,5 o C dan rata-rata minimum adalah 23,3 o C 24,4 o C, dengan variasi baik harian maupun bulanan yang kurang berarti, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 57 % 97 %. 3.2 Tata Guna Lahan Daerah rencana tambang secara umum masih merupakan kawasan pengembangan sumber daya hutan. Berdasarkan RUTR Dati II kabupaten dalam dokumen Laporan Studi Kelayakan, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan kebijakan pemanfaatan lahan secara umum diklasifikasikan berdasarkan ketentuan penetapan fungsi kawasan budidaya dan non-budidaya. Kawasan non budidaya berupa ruang upaya konservasi, penelitian, rehabilitasi, objek wisata lingkungan dan sejenisnya. Sedangkan kawasan budidaya adalah bentuk-bentuk pengaturan pemanfaatan ruang seperti eksploitasi pertambangan, kehutanan, pertanian dan kegiatan pembangunan pemukiman industri, pariwisata, perkebunan dan sebagainya.
2 15 Berdasarkan interpretasi lapangan dan wawancara dengan staff PT MIP, wilayah pertambangan dulunya merupakan daerah yang masih tertutupi oleh hutan primer, saat ini sebagian besar yang tumbuh pada wilayah ini adalah semak belukar, rumput ilalang dan tanaman hasil revegetasi. Tanah pertanian hanya terbatas pada daerah yang berhubungan langsung dengan perkampungan. 3.3 Kualitas tanah Lahan yang digunakan dalam penelitian merupakan lahan bekas galian tambang batubara yang telah kehilangan lapisan top soil dan sub soil. Pengupasan top soil dan pengambilan lapisan batubara menyebabkan permukaan lahan yang ditingalkan tidak rata dan bertebing. Berdasarkan data bulanan dari PT. Mandiri Intiperkasa data curah hujan selama penelitian dari bulan Mei sampai bulan Agustus 2011 sebesar 251 mm per bulan. Kondisi lahan bekas penambangan pada area penelitian tergolong sangat kritis. Kemiringan tebing di atas 50 o membuat laju erosi yang terjadi sangat tinggi. Kandungan material PAF (Potential Acid Forming) yang ada pada areal penelitian menyebabkan tanah bersifat masam dan berpotensi toksik. Top soil yang terkupas dan hanya menyisakan lapisan tanah yang bercampur material batubara apabila terekspose dan teraliri oleh air maka potensi yang terjadi adalah munculnya air asam tambang dan rendahnya unsur hara esensial bagi tanaman. Pada kedalaman di bawah 30 cm lapisan tanah dasar tebing merupakan overburden. Overburden merupakan lapisan tanah yang berpotensi menyebabkan asam. Material yang mempunyai potensi penyebab timbulnya sifat asam apabila terkena oksigen dan air disebut dengan PAF (Duralie Coal 2003). Berdasarkan dokumen AMDAL (2007) kesuburan tanah pasca penambangan pada areal tambang mengandung pirit yang bersifat sulfat masam. Kejenuhan aluminium (Al) pada lokasi pengambilan sampel pengamatan sebesar %, dimana nilai kejenuhan di atas 60 % dapat bersifat racun terhadap tanaman.
3 Luas Lahan yang Telah Dibuka dan yang Telah Direklamasi Luas lahan yang telah dibuka meliputi areal tambang, timbunan tanah/batuan penutup di luar tambang, kolam pengendap (settling pond) dan fasilitas penunjang lainnya. Sampai pada tahun 2010 lahan yang telah dibuka dalam operasi penambangan pada PT MIP adalah seluas 1151,56 Ha. Pembukaan lahan seluas itu juga diimbangi dengan reklamasi lahan dan revegetasi. Pada tahun 2010 telah dilakukan reklamasi baik pada lahan bekas tambang maupun pada lahan di luar bekas tambang seluas 203,38 Ha dari rencana seluas 200 Ha. Reklamasi yang telah dilakukan meliputi pengisian kembali tanah pada areal bekas tambang, pengaturan permukaan lahan baik pada areal timbunan batuan/tanah penutup di areal tambang maupun diluar tambang, penaburan tanah pucuk (top soil spreading) dan penanaman tanaman pioneer pada areal reklamasi. 3.5 Flora dan Fauna Vegetasi yang dijumpai pada lokasi tambang PT MIP dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu vegetasi rawa abadi, vegetasi genangan dan vegetasi perbukitan. Vegetasi rawa abadi terdiri dari nipah (Nipa fruticans) dan bakau (Rhizophora sp.) yang dijumpai hampir sebagian besar daerah rencana tambang. Pada daerah genangan, vegetasi yang dijumpai berupa Jelutung (Dyera sp.), Salak Berduri (Salacca zalacca), Rotan berduri (Calamus sp), Kantong semar (Nephentes sp) dan tanaman yang mempunyai sulur. Pada daerah perbukitan dijumpai tanaman keras dengan berbagai jenis tumbuhan local antara lain Ulin (Eusyderoxilon zwageri), Shorea (Shorea sp.), Keruing (Dipterocarpus trinervis), Kapur (Dryobalanops aromatic) dan jenis buah-buahan hutan. Jenis-jenis pohon perbukitan saat ini jarang dijumpai karena eksploitasi yang diperuntukkan untuk konstruksi bangunan sekitar tambang. Berdasarkan dokumen penutupan tambang (1997), fauna yang hidup sebelum aktivitas penambangan antara lain Rusa (Cervus unicolor), Beruang madu (Helarctos malayanus), Kucing hutan (Felis bengalensis), Elang (Spilornis cheela) dan Enggang (Buceros rhinoceros). Pada saat dilakukan penelitian, beberapa fauna yang dijumpai antara lain Elang, Enggang, Rusa, Beruang madu, Biawak (Varanus salvator) dan Anjing hutan (Cuon Alpinus).
4 17 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2011 di lapangan pada lahan bekas penambangan batubara di PT. Mandiri Intiperkasa, Nunukan Kalimantan Timur. 4.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih Waluh/Labu, Cipir, dan Koro, pupuk organik 9 karung (5 karung untuk pemupukan dilapangan dan 4 karung untuk media semai), polybag ukuran 10 x 15 cm, top soil 5 karung untuk media semai, dan kerangka penjalar/ jaring dari bahan sabut kelapa (coconet). Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah golok, cangkul, sprayer, skop, meteran 20 m, mistar 30 cm, alat-alat tulis dan kamera digital. 4.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dibagi menjadi beberpa bagian yaitu, Pembibitan Tanaman Rambat dalam Persemaian. Pembuatan bibit penting dipersiapkan terlebih dahulu dalam persemaian karena untuk menyiapkan bibit yang baik dan siap ditanam di lapangan. Pembibitan di persemaian dilakukan pada beberapa jenis antara lain, Waluh, Cipir, dan Koro. Media tabur dibuat dengan komposisi tanah dan kompos. Dengan perbandingan secara berturut-turut 1 : 2. Kemudian media dimasukkan dalam polybag dengan ukuran 10 x 15 cm sebanyak 48 polybag (24 untuk Waluh, 12 untuk Cipir dan 12 lagi untuk Koro). Setelah media tabur siap dalam polybag, benih tanaman rambat ditaburkan dalam media. Media tabur harus diberikan perlakuan antara lain, kondisi media harus selalu lembab, diletakkan dalam rumah kaca dan memberikan fungisida ketika diserang oleh jamur. Setelah berumur kirakira 4 minggu dan semai berukuran tinggi 10 cm semai ditanam di lapangan lokasi penelitian.
5 Pemilihan Lokasi Penelitian di Lapangan Penelitian dilakukan pada lahan bekas penambangan batubara PT Mandiri Intiperkasa di Blok A3. Lahan yang digunakan dalam penelitian merupakan lahan bekas galian tambang batubara yang telah kehilangan lapisan top soil dan sub soil. Pengupasan top soil dan pengambilan lapisan batubara menyebabkan permukaan lahan yang ditingalkan tidak rata dan bertebing. Kondisi visual lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Kondisi lahan penelitian Berdasarkan data bulanan dari PT. Mandiri Intiperkasa data curah hujan selama penelitian dari bulan Mei sampai bulan Agustus 2011 sebesar 251 mm per bulan. Kondisi lahan bekas penambangan pada area penelitian tergolong sangat kritis. Kemiringan tebing di atas 60 o membuat laju erosi yang terjadi sangat tinggi Pemasangan kerangka penjalar Pemasangan kerangka penjalar dilakukan dengan membentangkan kerangka penjalar ke permukaan tebing. Ukuran coconet 3x1 meter, dengan tinggi 3 meter dan lebar 1 meter. Kerangka penjalar dipasang pada tebing sebelum dilakukan penanaman tanaman rambat. Kerangka penjalar terbuat dari sabut kelapa dan biasa disebut coconet yang terdiri dari dua ukuran petak rambat yaitu ukuran petak pertama adalah 30 x 30 cm dan ukuran petak kedua adalah 50 x 50 cm. Setelah coconet sudah disiapkan, coconet diletakkan di tebing dengan dipatok menggunakan paku ke tebing, seperti yang ditunjukan pada Gambar 5.
6 19 A B C Gambar 5 (A) Pemasangan kerangka penjalar, (B) kerangka penjalar 50 x 50 cm dan (C) kerangka penjalar 30 x 30 cm terpasang pada tebing Penanaman di Lapangan Pada bagian dasar tebing atau bagian dasar coconet dibuat lubang tanam yang berukuran lebar 30 cm, panjang 100 cm dan kedalaman 30 cm. Selanjutnya pemberian media pupuk organik yang dicampur dengan tanah dengan berat pupuk organik 3,5 kg ke dalam lubang tanam sebanyak ukuran volume lubang tanam. Setelah lubang tanam siap dengan media tanamnya, bibit tanaman rambat siap untuk ditanam. Penanaman pada setiap lubang dan coconet, menggunakan komposisi campuran tanaman rambat dengan pilihan antara lain Waluh (CM) : Kecipir (PT). CM : Koro (CG). Dengan setiap lubang tanam terdiri dari 4 bibit dengan presentasi campuran 50%:50% dan ditanam secara berurutan Pemeliharaan dan Evaluasi Setelah bibit tanaman rambat ditanam, langkah selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan yang dilakukan adalah perlindungan hama dan penyakit, mengamati pada setiap pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tanaman. Kemudian mencatat dan memberikan respon terhadap perubahan tanaman yang terjadi setiap hari serta yang selanjutnya diadakan evaluasi disetiap jenis tanaman 1 minggu sekali di lapangan. Pada saat terakhir penelitian diadakan evaluasi secara komprehensif pada pananaman tebing di lahan bekas tambang.
7 Metode Pengamatan dan Pengukuran Parameter yang diukur adalah panjang batang primer tanaman, jumlah cabang, jumlah daun pada setiap tanaman, persen penutupan (coverage), persentase tumbuh dan sifat kimia tanah. Pengukuran panjang tanaman dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan menggunakan meterán dari bahan polimer yang panjangnya 20 meter. Panjang tanaman diukur dari tanda dari kayu kecil berukuran 15 cm yang ditancapkan disamping tanaman. Pengukuran dilakukan pada minggu ke 0. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan cara menghitung langsung daun yang ada pada setiap tanaman. Pengukuran jumlah batang keseluruhan pada tanaman dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan cara menghitung langsung jumlah batang yang ada pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kemampuan tanaman rambat tumbuh dan kembang pada tebing lahan bekas tambang. Kemudian untuk mengetahui pengaruh atau respon tanaman rambat terhadap penggunaan media rambat atau coconet pada tebing. Perolehan data jumlah daun dan jumlah batang dilakukan dengan cara menghitung organ tersebut langsung di lapangan. Data yang diperoleh dicatat terlebih dahulu pada tally sheet. Pengukuran luas rambatan tanaman terhadap tebing dilakukan dengan cara membandingkan luas rambatan yang dijangkau oleh tanaman kemudian dibagi dengan luas kerangka penjalar atau sesuai dengan rumus sebagai berikut : Luas rambatan tanaman Persen penutupan = x 100 % Luas coconet Luas kerangka penjalar yang digunakan sebesar cm 2. Seperti data pertumbuhan vegetatif, data penutupan tanaman juga dicatat pada tally sheet. Data sifat kimia tanah diperoleh dari analisis laboratorium tanah SEAMEO Biotrop. Contoh tanah diambil dari lapangan sebelum dan sesudah dilakukan penanaman tanaman rambat. Pengambilan contoh tanah dengan metode komposit. Pengambilan sebelum penanaman dilakukan saat tanah belum dilakukan pemupukan dan setelah pemupukan. Pengambilan contoh tanah setelah penanaman dilakukan pada 5 Minggu Setelah Tanam (MST), yaitu pada saat terakhir pengambilan data secara keseluruhan. Pengambilan contoh tanah pada 5
8 21 MST dibedakan menjadi dua macam contoh tanah, yaitu tanah yang ditumbuhi tanaman dengan tumbuh baik dan tanah yang ditumbuhi tanaman merana. 4.4 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor. Faktor yang digunakan adalah jenis tanaman dan ukuran kerangka penjalar dengan ulangan 3 kali. Jumlah unit ulangan ada sebanyak 2 jenis tanaman yang terdiri dari 2 tanaman per jenis. Faktor penelitian tersebut diterapkan terhadap masing-masing jenis, sebagai berikut, Faktor ukuran coconet, yang terdiri dari 2 macam : 30 = penggunaan coconet ukuran 30 x 30 cm 50 = penggunaan coconet ukuran 50 x 50 cm Faktor jenis tanaman, yang terdiri dari 3 jenis yaitu CM = Waluh PT = Cipir CG = Koro Sidik ragam dengan uji F terhadap variabel yang diamati antara lain jenis tanaman dan penggunaan coconet (kerangka penjalar) dengan mengetahui pengaruh interaksi antara berbagai perlakuan yang diberikan, dengan hipotesis sebagai berikut: Untuk faktor A (kombinasi jenis) Ho : Kombinasi tanaman rambat tidak berpengaruh nyata terhadap penutupan tebing lahan pasca tambang. H1 : Paling sedikit ada 1 kombinasi tanaman merambat yang berpengaruh nyata terhadap penutupan tebing lahan pasca tambang, dimana A 0 Untuk faktor B (kerangka penjalar) Ho : penggunaan coconet pada kombinasi jenis tidak berpengaruh nyata terhadap penutupan tebing lahan pasca tambang H1 : Paling sedikit ada 1 ukuran coconet yang berpengaruh nyata terhadap penutupan tebing lahan pasca tambang, dimana B 0
9 22 Untuk faktor interaksi A*B (interaksi tanaman rambat dengan coconet) Ho : interaksi kombiasi jenis dengan penggunaan coconet tidak berpengaruh nyata terhadap penutupan tebing H1 : paling sedikit ada 1 interaksi kombiasi jenis dengan penggunaan coconet berpengaruh nyata terhadap penutupan tebing dimana A*B 0 Dari beberapa faktor di atas, maka bentuk rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut Yijk = µij + α i + βj + (αβ)ij + ijk Yijk : respon atau rata-rata pertumbuhan tanaman (panjang batang primer, jumlah daun dan jumlah batang) dalam satu minggu/tiap pengambilan data, untuk unit percobaan dengan tanaman i, coconet j dan ulangan k µij : rataan umum pengaruh jenis tanaman i dan coconet j α I : pengaruh jenis tanaman i βj : pengaruh coconet j (αβ)ij : pengaruh interaksi antara jenis tanaman I dan coconet j ijk : pengaruh factor acak pada unit percobaan dengan jenis tanaman I, coconet j dan ulangan k Untuk pengambilan keputusan dari hipotesis yang diuji adalah: F hitung F tabel; Terima Ho F hitung > F tabel; Tolak Ho Jika hasil analisis sidik ragam Uji F terdapat pengaruh yang nyata, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan Uji Duncan untuk mengetahui jenis dan perlakuan mana yang mempunyai pengaruh terhadap penutupan tebing. 4.5 Analisis Data Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan Microsoft Office Excel, dan software SPSS 16.0.
BAB IV METODE PENELITIAN
16 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Tambang Batubara PT KPC (Kaltim Prima Coal) khususnya Pit J Swampy bagian Reclamation Department Environmental,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat. menjamin kehidupan di masa yang akan datang. Sumberdaya alam yang tidak
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan adalah bagian dari kegiatan pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat menjamin kehidupan di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak
Lebih terperinciREVEGETASI TEBING DENGAN METODE RAMBATAN PADA LAHAN PASCA PENAMBANGAN BATUBARA PT MANDIRI INTIPERKASA NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR HARIADI PROPANTOKO
REVEGETASI TEBING DENGAN METODE RAMBATAN PADA LAHAN PASCA PENAMBANGAN BATUBARA PT MANDIRI INTIPERKASA NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR HARIADI PROPANTOKO DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012. Lokasi pengambilan tailing dilakukan di PT. Antam UPBE Pongkor dan penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
8 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Holcim Tbk, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012 dengan lama
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Luas dan Letak PT Berau Coal merupakan perusahaan tambang batubara yang secara administratif wilayah kerjanya terletak di Kecamatan Gunung Tabur dan Kecamatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk
12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah
Lebih terperinciMODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA
PKMM-1-6-2 MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA Rahmat Hidayat, M Indriastuti, F Syafrina, SD Arismawati, Babo Sembodo Jurusan Pengelolaan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Hutan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem tambang terbuka (open pit mining) dengan teknik back filling. Sistem ini merupakan metode konvensional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang
BAB III METODOLOGI 1.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB selama 4 bulan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan April
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciDari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:
m. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan,
Lebih terperinciTEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN
TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN Isi Materi Teknik Tk ikpenanaman Teknik Pemeliharaan Tanaman Evaluasi Hasil Penanaman Faktor Keberhasilan Penanaman Kesesuaian Tempat Tumbuh/Jenis Kesesuaian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciKata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth
PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi
Lebih terperinciINDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA
INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA Antung Deddy Asdep Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pulau Bangka yang memiliki luas daratan 1160000 ha (PPTA 1996), sebagian besar terdiri atas dataran rendah dengan beberapa bukit dengan perbedaan iklim yang relatif kecil (Faber
Lebih terperinciA.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT
PENILAIAN TINGKAT KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG PIT 2 PT. PIPIT MUTIARA JAYA DI KABUPATEN TANA TIDUNG KALIMANTAN UTARA A.A Inung Arie Adnyano STTNAS Yogyakarta arie_adnyano@yahoo.com, ABSTRACT
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Pebruari 2012 di lahan agroforestri Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA KERUSAKAN LAHAN PENAMBANGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinci2012, No
2012, No.201 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA INDIKATOR
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah pada bulan Maret
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... INTISARI... ABSTRACT... BAB I
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU
16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawahkecamatan medan baru dengan ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat 3.331810 LU dan
Lebih terperinciKata kunci: hutan rawa gambut, degradasi, rehabilitasi, kondisi hidrologi, gelam
Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Pengelolaan Hutan Gambut Koordinator : Ir. Atok Subiakto, M.Apl.Sc Judul Kegiatan : Teknologi Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Terdegradasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciGambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak
Lebih terperinciKAJIAN PENILAIAN KEBERHASILAN REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KAJIAN PENILAIAN KEBERHASILAN REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Fanny Crosby Elisabeth Wona Program Studi Teknik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga
Lebih terperinciJurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm. 14-19 ISSN 0853 4217 Vol. 15 No.1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb Miq) PADA MEDIA
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun Percobaan Cikatas,Kampus IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian tempat 250 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi
BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber (DRT), Sei. Sinepis, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2016. Tanah pada lahan penelitian tergolong jenis Grumusol (Vertisol), dan berada pada ketinggian kurang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambangan batubara dapat dilakukan dengan dua cara: yaitu penambangan dalam dan penambangan terbuka. Pemilihan metode penambangan, tergantung kepada: (1) keadaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciAgro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat
Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Metode Percobaan
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pemupukan lanjutan
BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat penelitian (Kebun I dan Kebun II) di Dusun Tawakal, Jalan Cifor Kelurahan Bubulak RT 01/RW 05 selama 2 bulan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian
5 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas: 1) Pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, 2) Pengaruh pemupukan terhadap
Lebih terperinciAnalisis Erosi lahan Pada Lahan Revegetasi Pasca Tambang
INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (67-71) Analisis Erosi lahan Pada Lahan Revegetasi Pasca Tambang Novitasari 1 Abstrack - Reclamation with revegetation is one of the ways to repair of environment
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,
BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Penelitian Alat Perlakuan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada lahan pasca tambang semen yang terdapat di PT. Indocement Tunggal Prakasa, desa Citereup, Bogor. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai
Lebih terperinciPENDAHULUAN EVALUASI PERTUMBUHAN SENGON DAN JABON DALAM REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI DI TLOGOWUNGU PATI. Tujuan
PENDAHULUAN EVALUASI PERTUMBUHAN SENGON DAN JABON DALAM REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI DI TLOGOWUNGU PATI Oleh : Heru Dwi Riyanto dan Gunardjo Tjakrawarsa Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciII. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan
II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat potensial. Penambangan telah menjadi kontributor terbesar dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama lebih
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Letak dan Luas
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak dan Luas Letak geografis Perusahaan tambang PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan penambangan di daerah Wara, Tutupan dan Paringin yang secara administrasi berada
Lebih terperincidampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau
dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan H.R. Soebrantas
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Screen House Fakultas Sains dan Teknologi UIN
19 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di Screen House Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan permukaan tanah yang datar, produktivitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. penelitian terletak pada punggung bukit yang relatif datar. Total hujan tahunan di
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di Desa Bodongjaya Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat pada ketinggian 735 di atas permukaan laut (dpl). Lokasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus tahun 2014 di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan lingkungan seperti banjir, erosi dan longsor terjadi dimana-mana pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan
Lebih terperinci