TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi GITA ANINDITA FAKULTAS IMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI HUBUNGAN MASYARAKAT DEPOK JANUARI 2013

2 Teknik Persuasi Exchange Program Youth Ambassador yang Dilakukan oleh Organisasi AIESEC UI Gita Anindita 1. Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Jalan Lingkar Kampus Raya, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Makalah ini membahas tentang kasus kampanye online I am an AIESECer yang dijalankan oleh organisasi AIESEC UI untuk mempersuasi khalayak sasaran agar berpartisipasi di dalam program exchange Youth Ambassador. Kasus ini dibahas menggunakan teori kampanye dan model AISAS milik Dentsu. Dari pembahasan kasus menggunakan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kampanye yang telah dilakukan AIESEC telah sesuai dengan teori yang ada sehingga tujuan kampanye dapat tercapai. Kata Kunci: persuasi, kampanye, program pertukaran, organisasi, AISAS Abstract This paper discusses about the online campaign I am an AIESECer by AIESEC UI which aims to persuade the targetted public to participate in the Youth Ambassador Exchange Program. The case itself is analyzed using the campaign theory and AISAS model by Dentsu. From the anaylisis, we may conclude that the campaign is aligned with the theory and thus the initial objectives can be pursued. Keywords: persuasion, campaign, exchange program, organization, AISAS

3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sadar maupun tidak sadar, setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya pasti melakukan tindakan persuasi. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Tindakan persuasi dapat dikemas melalui komunikasi persuasif yang bertujuan membantu khalayak membuat keputusan cerdas, berdasarkan pada informasi mengenai pesannya. Pesan persuasif adalah proses mengubah sikap orang atau memengaruhi tindakan mereka yang juga bertujuan untuk membina kredibilitas, menciptakan minat, dan mendorong keinginan dengan menekankan manfaat yang diketahui akan diperhatikan oleh pembaca (Wahdi, 2011:106). Melalui buku berjudul Komunikasi Persuasif, Soemirat (2004) mengatakan bahwa persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Sedangkan, persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah. Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal. Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi, serta memilih strategi yang tepat. Persuasi dilakukan tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat kelompok, seperti di dalam organisasi dan perusahaan. Dalam hal ini, eksistensi suatu organisasi tentunya memiliki kepentingan tertentu dan ingin mencapai suatu tujuan bersama. Organisasi AIESEC merupakan salah satu diantaranya. AIESEC adalah sebuah organisasi global yang dijalankan oleh pemuda yang memiliki tujuan mengembangkan

4 kepemimpinan, salah satunya melalui program exchange ke seluruh dunia. Saat ini organisasi AIESEC sudah memberikan dampak positifnya selama lebih dari 65 tahun dan beroperasi di 124 negara. Karena keberadaannya yang sudah sejak lama, jaringan AIESEC menjadi sangat luas. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah anggota (100,000), alumni (1,000,000), dan partner (8,000) yang dimilikinya saat ini. Perlu diketahui pula bahwa visi AIESEC adalah peace and fulfillment of humankind s potential yang mana dijalankannya melalui programprogram pengembangan kepemimpinan yang dimilikinya. 1.2 Permasalahan Salah satu program yang dimiliki AIESEC bernama Youth Ambassador, sebuah program exchange sosial dimana melalui program ini pemuda mendapatkan kesempatan untuk mengasah potensi kepemimpinannya dengan bekerja di dalam sebuah projek sosial yang bersifat sukarela dengan durasi enam hingga delapan minggu. Projek yang ditawarkan juga sangat beragam, mulai dari budaya, pendidikan, anak-anak, kesehatan, dan pariwisata. Kegiatan promosi pun dilakukan oleh AIESEC UI demi meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama mahasiswa Universitas Indonesia, akan adanya program Youth Ambassador. Meskipun terdapat berbagai ragam bentuk promosi, disini penulis mengambil sebuah kampanye bernama I am an AIESECer Campaign, sebuah kampanye yang berisikan cerita pribadi, pengalaman exchange mahasiswa terdahulu.

5 BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Persuasi Pace, Peterson dan Burnett (1979) (Venus, 2004:30) mendefinisikan persuasi sebagai tindakan komunikasi yang bertujuan untuk membuat komunikan mengadopsi pandangan komunikator mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu. Ini adalah definisi persuasi yang paling umum. Johnston (1994) memberikan definisi lebih spesifik dengan menyatakan bahwa persuasi adalan proses transaksional diantara dua orang atau lebih dimana terjadi upaya merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang kemudian menghasilkan perubahan kepercayaan, sikap dan atau perilaku secara sukarela. Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persuasi pada prinsipnya adalah setiap tindakan komunikasi yang ditujukan untuk mengubah atau memperteguh sikap, kepercayaan dan perilaku khalayak secara sukarela sehingga sejalan dengan apa yang diharapkan komunikator. Perlu diketahui bahwa tindakan persuasi tidak selalu bertujuan memodifikasi sikap atau perilaku. Kenyataannya, terkadang tujuannya justru untuk memodifikasi suatu kepercayaan atau nilai tertentu saja. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan persuasi sebagai komunikasi manusia yang diciptakan untuk memengaruhi orang lain, dengan memodifikasi kepercayaan, nilai atau sikap (Simons, 1976:22). 2.2 Kampanye Kampanye merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persuasi. Ditemukan melalui situs Kamus Besar Bahasa Indonesia ( kampanye berarti suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi, kampanye sosial merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah suatu perilaku yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat kampanye.

6 Rogers dan Storey (1987) (Venus, 2004:7) mendefiniskan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mangandung empat unsur-unsur pokok, yaitu: tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran besar, biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Charles U. Larson (1992) (Venus, 2004:11) sendiri membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori, yakni: a. Product-Oriented Campaigns Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. Umumnya kampanye ini terjadi di lingkungan bisnis/perdagangan. Sedangkan kampanye PR bertujuan untuk membangun citra positif perusahaan melalui program kepedulian dan tanggung jawab social. b. Candidate-Oriented Campaigns Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik (political campaign). c. Ideological or Cause Oriented Campaigns Jenis kampanye ini berorientasi yang tujuannya bersifat khusus dan berdimensi perubahan social dan bersifat non-komersil. Oleh karena itu, kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Selanjutnya terdapat lima teknik kampanye, yaitu: a. Teknik Partisipasi (Participating), yaitu teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau peran serta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerja sama dan toleransi.

7 b. Asosiasi (Association), yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang in dibicarakan agar dapat memancing perhatian masyarakat. c. Teknik Integratif (Integrative), yaitu bagaimana komunikator menyatukan diri dengan khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata kita, kami, anda yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan komunikator adalah untuk kepentingan bersama. d. Teknik ganjaran (pay off technique), yaitu untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran (pay off) atau menjanjikan dengan sesuatu iming-iming hadiah, dan lain sebagainya dengan dua kemungkinan. Pertama berupa benefit (manfaat) kegunaan dan sebagainya. Kemungkinan yang pertama ini berusaha menumbuhkan gairah komunikasi dan lebih menitikberatkan pada emosional komunikan (emotional appeal). Kedua berupa ancaman, kekhawatiran, dan sesuatu yang menakutkan. Kemungkinan yang kedua ini digunakan untuk meningkatkan rasa takut, ketegangan, atau kekhawatiran yang akan terjadi di kemudian hari. e. Memperoleh empati (emphaty), yaitu dimana komunikator berusaha menempatkan diri dalam posisi komunikan, ikut merasakan dan peduli situasi serta kondisi pihak komunikan. Hal ini biasa dikenal dengan social responsibility and human relations. Persuasi secara inheren terkandung dalam kampanye. Dengan demikian setiap tindakan kampanye pada prinsipnya adalah tindakan persuasi (Venus, 2004:29). Meski inti kampanye adalah persuasi, namun tindakan persuasif dalam kampanye berbeda dengan tindakan persuasif perorangan. Sekurang-kurangnya ada empat aspek dalam kegiatan kampanye persuasif yang tidak dimiliki tindakan persuasif perorangan yakni: a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan tempat tertentu dalam pikiran khalayak tentang produk, kandidat atau gagasan yang disodorkan. b. Kampanye berlangsung dalam berbagai tahapan mulai dari menarik perhatian khalayak, menyiapkan khalayak untuk bertindak, hingga akhirnya mengajak mereka melakukan tindakan nyata. c. Kampanye juga mendramatisasi gagasan-gagasan yang disampaikan pada khalayak dan mengundang mereka untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis, guna mencapai tujuan kampanye. d. Kampanye juga secara nyata menggunakan kekuatan media massa dalam upaya menggugah kesadaran hingga mengubah perilaku khalayak.

8 2.3. Model AISAS Model AISAS merupakan model perilaku konsumen online yang diciptakan oleh Dentsu ( salah satu perusahaan iklan dan public relation besar dari Jepang. AISAS sendiri terbentuk dari Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Search (pencarian), Action (aksi), dan Share (Berbagi). A Attention I Interest S Search A Action S Share Gambar 2.2 Model AISAS oleh Dentsu yang terbentuk dari Attention, Interest, Search, Action, dan Share Model AISAS menjelaskan bahwa telah terjadi perubahan signifikan pada pola perilaku konsumen yang sebelumnya pernah dijelaskan oleh model AIDA (Attention, Interest, Desire dan Action). Perubahan pola perilaku ini didorong oleh perkembangan pesat teknologi internet sehingga menciptakan era digital atau online. Model AISAS menjelaskan bahwa kini konsumen lebih aktif dan dapat melakukan tahap pencarian informasi (Search) di internet melalui search engine. Selain itu, pada model AISAS konsumen dapat melakukan kegiatan berbagi informasi (Share) kepada orang-orang di sekitarnya mengenai pengalamannya terhadap sebuah produk atau gagasan, baik di dunia nyata maupun online melalui social media. Tahap berbagi ini lah yang nantinya dapat menciptakan word of mouth dan viral. AISAS adalah suatu model perilaku konsumen online yang dikembangkan oleh Dentsu Group yang merupakan satu perusahaan iklan terbesar di dunia yang didirikan di Jepang. Model AISAS ini dinilai dapat menjelaskan perilaku konsumen secara lebih akurat dari model-model sebelumnya. Model AISAS secara spesifik dan simpel menjelaskan dan menampilkan kepada pemasar bahwa terjadi perubahan-perubahan perilaku pada konsumen dalam pemasaran online. Setelah memiliki perhatian (Attention) dan tertarik (Interest) pada sesuatu hal, konsumen biasanya langsung menuju berbagai search engine, seperti Google ataupun YouTube untuk mencari informasi lebih lanjut. Dengan berbekal informasi yang didapat, selanjutnya konsumen memutuskan apakah akan berlanjut hingga tahap aksi (Action)

9 kemudian berbagi (Share) informasi yang didapat ataukah tidak. Jika informasi yang didapat cukup baik dan menarik minat dari konsumen, maka akan tercipta word of mouth serta perbincangan mengenai informasi tersebut baik di social media maupun di dunia nyata. Di era di mana media baru, internet, telah berkembang pesat dan hampir menggeser peran media konvensional, tahapan mencari serta menyebarkan informasi menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Dengan AISAS, kita dapat menyederhanakan elemen pada perubahan psikologis konsumen dan memperluas elemen pada segmen aksi dalam tahap S-A- S yang berisikan tahapan mencari informasi, melakukan aksi, kemudian menyebarkan informasi yang telah didapatkan dari pengalaman aksi tersebut. Dalam rangka merebut perhatian konsumen, perspektif dalam model ini menjadi sangat relevan digunakan.

10 BAB 3 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Situasi Melalui program Youth Ambassador yang dimiliki AIESEC UI, secara jelas AIESEC melalukan teknik persuasi yang bertujuan untuk memengaruhi tindakan khalayak luas secara disengaja. Kampanye program ini juga dilakukan secara besar-besaran, terutama di saat menjelang peak season atau beberapa minggu sebelum libur perkuliahan mahasiswa. Dengan dilakukannya hal ini, mahasiswa yang terterpa kampanye diharapkan akan merasa tertarik, mendaftar, dan berpartisipasi dalam program Youth Ambassador. Bentuk promosi untuk menunjang kegiatan persuasi program Youth Ambassador sebenarnya sangatlah beragam, namun disini penulis mengambil sebuah kampanye bernama I am an AIESECer Campaign, sebuah kampanye yang berisikan cerita pribadi, pengalaman exchange mahasiswa terdahulu. Pada setiap tahunnya, AIESEC UI dapat memberangkatkan sekitar 120 pemuda Indonesia dan setelah mereka kembali ke tanah air, AIESEC memanfaatkan cerita-cerita yang dimiliki mereka sebagai bahan kampanye yang dituangkan kedalam bentuk poster dan dimuat di website internal maupun dicetak dan ditempelkan di banyak tempat. Tujuan AIESEC melakukan ini tentunya bukan hanya untuk berbagi cerita dan pengalaman mahasiswa yang sudah lebih dahulu mengikuti exchange, tetapi juga untuk mengajak mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk juga melakukan hal yang sama. Dengan adanya cerita-cerita ini, AIESEC berharap akan terdapat semakin banyak orang yang ingin merasakan hal yang sama karena terinspirasi oleh kisah-kisah yang mereka baca. Kemudian, oleh karena itu target sasaran jadi memiliki keinginan untuk merasakan pengalaman itu sendiri. 4.2 Kaitannya dengan Kampanye dan Persuasi Selanjutnya dihubungkan dengan teori kampanye pada bab sebelumnya, kampanye Youth Ambassador dilakukan dengan sangat terencana karena target khalayaknya yang sudah jelas dan juga dijalankan dalam kurun waktu tertentu. Saat ini AIESEC UI berlokasi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sehingga tentunya sasaran utama kampanye ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Indonesia. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya

11 program ini juga terbuka untuk mahasiswa di luar Universitas Indonesia. Kampanye juga dilakukan dalam kurun waktu tertentu saja, ketika menjelang libur perkuliahan, yaitu di bulan November dan Desember untuk libur semeter ganjil dan selanjutnya di bulan Mei dan Juni untuk libur semester genap. Dihubungan dengan jenis kampanye yang ada, maka kampanye I am an AIESECer dapat dikategorikan sebagai ideological or cause oriented campaign dikarenakan tujuan utamanya yang berdimensi perubahan sosial dan bersifat non-komersil. Dengan berpartisipasi di dalam program Youth Ambassador, para mahasiswa secara langsung akan menangani suatu masalah sosial dengan partisipan lainnya di dalam projek tersebut. Sebagai contoh, salah satu projek yang pernah penulis ikuti bernama Wexplore China. Projek ini berlangsung selama delapan minggu, mulai dari minggu pertama Januari 2012 hingga minggu ketiga Februari 2012 di Changsha, ibu kota provinsi Hunan, Cina. Penyelenggara projek menyadari bahwa semakin berkembangnya zaman, justru semakin banyak anak-anak di Cina yang justru kurang menghargai kultur yang sejak dahulu dimiliki negara ini. Dengan demikian, enam orang asing pun diundang untuk berpartisipasi di dalam projek ini dengan tujuan akhir memberikan pelajaran dan sosialisasi kembali kepada anak-anak Cina bersama panitia projek. Namun, sebelum para partisipan mampu melakukan hal ini, penyelenggara projek melakukan kolaborasi dengan beberapa institusi untuk mengajari para partisipan mengenai beberapa kultur Cina, yaitu opera tradisional, jamuan minum teh, teknik menganyam, dan teknik melipat kertas tradisional. Setelah menjalani pelatihan intensif selama empat minggu, keenam partisipan berasal dari lima negara yang berbeda, yakni Indonesia, Australia, Brazil, Taiwan, dan Polandia, menjadi siap untuk melakukan sosialisasi kepada anak-anak Cina di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengan keatas. Latar belakang keenam partisipan yang sangat berbeda menarik menarik perhatian anak-anak Cina untuk mendengarkan sosialisasi yang diberikan dan berpartisipasi aktif pada setiap latihan yang diberikan. Projek ini juga bersifat sukarela yang berarti para partisipan sadar mereka melakukan hal ini dengan tujuan positif dan bersedia bekerja di dalam projek tanpa dibayar. Pada jangka panjangnya, projek ini bertujuan menangani masalah sosial melalui perubahan sikal dan perilaku publik yang terkait. Metode persuasi yang digunakan dalam studi kasus ini adalah social-scientific dengan teknik persuasi berupa benefit. Dalam metode social-scientific, orang yang mempersuasi ikut terlibat langsung dan hal ini dapat dilihat dari cerita dan pengalaman yang diberikan dari peserta program Youth Ambassador sebelumnya kepada khalayak sasaran berikutnya. Peserta sebelumnya sudah pernah merasakan programnya secara langsung dan setelah mereka

12 merasakan manfaat (benefit) nya, mereka pun berbagi cerita dimana secara tidak langsung mereka melakukan persuasi. Namun pada akhirnya, tentu saja penerimaan atau penolakan menjadi keputusan khalayak sendiri. 4.3 Kaitannya dengan Model AISAS Model AISAS menjadi relevan dengan pembahasan ini mengingat kampanye I am an AIESECer dilaksanakan melalui media online AIESEC UI yaitu website ( dan Facebook. Melalui kedua media ini, beberapa poster kampanye diperlihatkan dengan tujuan menarik perhatian (attention) khalayak luas sehingga menimbulkan ketertarikan (interest) pada diri mereka tentang apa yang menjadi tema kampanye, yaitu program Youth Ambassador. Dengan semakin canggihnya teknologi, kemudian orang-orang ini dapat melakukan pencarian (search) sendiri tentang program Youth Ambassador, baik itu secara langsung lewat situs atau Facebook AIESEC UI, maupun lewat search engine seperti Google. Setelah orang-orang tersebut memutuskan untuk berpartisipasi di dalam program, mereka dapat mendaftarkan diri secara online dan mengikuti proses sebelum keberangkatan sebelumnya, yaitu wawancara dan orientasi. Setelah orang tersebut telah berhasil menjalani keduanya, maka ia pun dinyatakan layak untuk pergi exchange (actions). Nantinya selama enam hingga delapan minggu perjalanan, partisipan akan mendapatkan banyak pengalaman dan cerita-cerita menarik yang tak sabar untuk ia bagi. Pada tahap ini terjadilah tahapan terakhir dari model AISAS yaitu share. Share bisa dilakukan lewat word of mouth, maupun dengan mediaonline, seperti social media. Biasanya, partisipan akan berbagi ceritanya tidak lama setelah pengalaman terjadi, bisa saat ia masih berada di negara tujuan, maupun saat ia sudah kembali ke tanah air. AIESEC UI sebagai organisasi yang memberangkatkan orang tersebut, kemudia akan mengadakan suatu acara untuk menyambut kembali kepulangan partisipan exchange program Youth Ambassador. Acara ini pun dijadikan sebagai wadah bagi para partisipan untuk menceritakan pengalaman-pengalaman berharganya dan apabila partisipan ingin menuangkan ceritanya ke dalam bentuk tulisan, AIESEC UI akan membuatkan poster kampanye I am an AIESECer untuk dipublikasikan kembali ke beberapa media online yang dimilikinya.

13 Gambar

14

15

16

17 BAB 4 PENUTUP Teknik persuasi pada dasarnya dilakukan hampir setiap saat, tidak hanya pada tingkatan individual tetapi juga pada tingkatan organisasi. Organisasi AIESEC sebagai contoh pada makalah ini secara sengaja ingin memengaruhi khalayak sasarannya dengan melakukan persuasi, lebih tepatnya dengan cara melakukan kampanye berjudul I am an AIESECer yang berisikan cerita dan pengalaman partisipan program exchange terdahulu. Melalui kampanye ini terjadilah pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan dan tidak terdapat unsur paksaan yang bearti khalayak secara sukarela dapat menerima ataupun menolak pesan yang disampaikan. Meskipun memang tujuan akhir diadakannya I am an AIESECer Campaign adalah agar terdapat semakin banyak orang yang berpartisipasi dalam program exchange, namun kampanye juga pada dasarnya berharap meningkatkan awareness masyarakat akan manfaat program Youth Ambassador. AIESEC selaku organisasi not-for-profit ingin memberikan dampak positif sebanyak-banyaknya kepada lingkungan sekitar dan program ini tentunya sangat relevan dengan tujuan utama organisasi ini, yaitu untuk mengembangkan potensi kepemimpinan pemuda.

18 DAFTAR PUSTAKA Venus, Antar, M.A Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Simons, Herbet W Persuasion: Understanding, Practice, and Analysis. New York: Random House Wahdi, Mohamad Keterampilan dan Strategi Komunikasi Bisnis dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: CAPS Soemirat, Soleh Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka ---, (diakses di Depok pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 14:05 WIB) ---, (diakses di Depok pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 14:08 WIB)

19 FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS Yang bertandatangan di bawahini: Nama : Drs. AG. Sudibyo, M.Si NIP/NUP : Pembimbing dari mahasiswa S1: Nama : GITA ANINDITA NPM : Fakultas : FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Program Studi : S1 REGULER / ILMU KOMUNIKASI Judul Naskah Ringkas : TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC UI Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa, diperbaiki, dipertimbangkan dan dinyatakan dapat diunggah di UI-ana (lib.ui.ac.id/unggah) dan (pilih salah satu dengan memberi) tanda silang: x Dapat diakses dan dipublikasikan di UI-ana (lib.ui.ac.id). Akan diproses diterbitkan pada Jurnal Prodi/Jurusan/Fakultas di UI. Akan diterbitkan pada prosiding seminar nasional pada Seminar... yang diprediksi akan dipublikasikan pada (bulan/tahunterbit) Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu.. (namajurnal), yang diprediksiakan dipublikasikan pada (bulan/tahunterbit) Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada prosiding Konferensi Internasional pada yang diprediksiakan dipublikasikan pada (bulan/tahunterbit) Naskah ringkas ini baik, dan akan diubah/digabung dengan hasil penelitian lain dan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan kejurnal internasional, yaitu:. dan akan dipublikasikan pada... (bulan/tahun) Ditunda publikasi onlinenya karena akan/sedang dalam proses paten/hki Depok, (Drs. AG. Sudibyo, M.Si) Pembimbing Karya Ilmiah: Makalah Non-Seminar

20 HALAMAN PENGESAHAN Karya ilmiah ini diajukan oleh Nama : GITA ANINDITA NPM : Program Studi : SARJANA REGULER / ILMU KOMUNIKASI Fakultas : FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JenisKarya : MAKALAH NON-SEMINAR Nama Mata Kuliah : TEKHNIK NEGOSIASI DAN PERSUASI Judul Karya Ilmiah : TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC UI Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia Dosen Mata Kuliah : Drs. AG. Sudibyo, M. Si. ( ) Ditetapkan di : Universitas Indonesia, Depok Tanggal : Januari 2014

21 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gita Anindita NPM : Program Studi : Sarjana Reguler / Hubungan Masyarakat Departemen : Ilmu Komunikasi Fakultas : FISIP Jenis Karya : Makalah Non Seminar demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Teknik Persuasi Exchange Program Youth Ambassador yang Dilakukan oleh Organisasi AIESEC UI Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesa berhak menyimpan, mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Universitas Indonesia, Depok Pada tanggal : 13 Januari 2014 Yang menyatakan ( Gita Anindita )

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH BAB II KAJIAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Hasil dari perumusan dan pembatasan masalah dari Kampanye Peduli Pengaruh Negatif Gadget Terhadap Anak telah selesai ditentukan, maka selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II ANALISA MASALAH

BAB II ANALISA MASALAH BAB II ANALISA MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Hasil dari perumusan dan pembatasan masalah dari Kampanye Deteksi Dini Kanker Payudara Untuk Remaja Putri di Kota Bandung telah selesai ditentukan, maka selanjutnya

Lebih terperinci

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PENGANTAR Kampanye dibedakan menjadi dua, aspek yang pertama menyoroti bagaimana cara kampanye dilakukan dan yang kedua memfokuskan pada tujuan apa yang akan dicapai

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

Mata Kuliah - Media Planning & Buying Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Campaign Strategy & Anggaran Iklan di Media Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Dalam Kampanye Hemat Kertas Demi Hutan Indonesia pastinya mebutuhkan sinergi untuk menarik perhatian-perhatian dalam menciptakan pola pikir masyarakat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Menurut Linton, budaya adalah sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. (sumber: http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/,

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat. BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Internet Marketing A. Pengertian Internet Marketing Internet Marketing atau yang lebih dikenal dengan istilah online marketing menggambarkan usaha perusahaan untuk memasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, informasi mengenai berbagai hal bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat. Berkomunikasi adalah cara yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggalangan kampanye sosial tentang anti rokok marak dilakukan. Hal ini dilatar

BAB I PENDAHULUAN. Penggalangan kampanye sosial tentang anti rokok marak dilakukan. Hal ini dilatar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggalangan kampanye sosial tentang anti rokok marak dilakukan. Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 75 Tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab V ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berkaitan

BAB V PENUTUP. Pada bab V ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berkaitan 129 BAB V PENUTUP Pada bab V ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berkaitan dengan hasil analisa penulis mengenai komunikasi persuasi pada penawaran produk asuransi Allianz. 5.1 Simpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi saat ini, media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa media massa banyak berperan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang komunikasi sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan media-media komunikasi. Bangsa Indonesia termasuk salah satu Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang terkenal. Wings adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TEH CELUP SOSRO JANUARI 2010-DESEMBER 2010

PERENCANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TEH CELUP SOSRO JANUARI 2010-DESEMBER 2010 UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TEH CELUP SOSRO JANUARI 2010-DESEMBER 2010 TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial AGUNG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Persuasif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Persuasif BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Persuasif Komunikasi Persuasif merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat membuat perubahan di segala aspek kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan adanya perubahan era yang baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini merupakan kombinasi dari empat komponen yaitu Product, Price,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini merupakan kombinasi dari empat komponen yaitu Product, Price, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Penciptaan produk-produk baru barang dan jasa saat ini sangat besar sekali. Diiringi dengan tingkat permintaan konsumen guna memenuhi keperluan dan kebutuhan

Lebih terperinci

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n PEMASARAN DAN PROMOSI Pemasaran Koleksi KOLEKSI LANGKA Langka Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho a.f.s.n 1 A. DEFINISI KOLEKSI LANGKA Menurut Online Dictionary for Library and Information Science,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan strategis sangat bergantung pada hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan strategis sangat bergantung pada hasil analisis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini Periklanan (advertising) sangat diperlukan dalam kemajuan produksi suatu perusahaan untuk memperkenalkan barangnya begitu juga dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program mengkampanyekan dan mempromosikan proyek sosial dan secara

BAB I PENDAHULUAN. program mengkampanyekan dan mempromosikan proyek sosial dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah Global Peace Festival Indonesian Foundation (GPFIF). Penulis memilih GPFIF karena GPFIF memiliki program mengkampanyekan

Lebih terperinci

Visi: Pengembangan kapasitas pemuda melalui pengabdian masyarakat (civic participation) Misi:

Visi: Pengembangan kapasitas pemuda melalui pengabdian masyarakat (civic participation) Misi: RINGKASAN EKSEKUTIF School of Volunteers (SoV) adalah sebuah program dari Indonesian Future Leaders yang bertujuan untuk menanamkan semangat kerelawanan, meningkatkan kepekaan sosial, serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses menuju dunia global, setiap perusahaan memerlukan aktualisasi visi dan misi demi memperoleh keberlanjutan bisnis di masa depan. Pada dasarnya, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan suatu informasi yang menjadi kebutuhan mereka. Masyarakat

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era komunikasi dan informasi dewasa ini peranan komunikasi semakin penting bagi masyarakat. Peranan komunikasi pada dasarnya berusaha untuk menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Toleransi Dibawah ini adalah pengertian toleransi menurut beberapa ahli: a) Menurut Dewan Ensiklopedi Indonesia, toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

KAMPANYE : APA DAN UNTUK APA?

KAMPANYE : APA DAN UNTUK APA? KAMPANYE : APA DAN UNTUK APA? Lima puluh tahun yang lalu banyak sarjana komunikasi yang masih mempercayai kesimpulan keliru tentang kampanye. Mereka berpendapat bahwa kampanye lewat media massa hanya memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat informasi yang ditandai dengan besarnya kebutuhan akan informasi dan masyarakat dapat

Lebih terperinci

STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL LE MERIDIEN JAKARTA DALAM MELAKUKAN PROMOSI MELALUI MEDIA RELATIONS

STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL LE MERIDIEN JAKARTA DALAM MELAKUKAN PROMOSI MELALUI MEDIA RELATIONS STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL LE MERIDIEN JAKARTA DALAM MELAKUKAN PROMOSI MELALUI MEDIA RELATIONS (Studi Kasus : Meeting Room di Hotel Le Meridien Jakarta) SKRIPSI Oleh Diana Sari Dewi 1200998946 Universitas

Lebih terperinci

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS APRILIANA 0706190830 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL JAKARTA

Lebih terperinci

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE FOR X SMK Copyriht by : Rio Widyatmoko,A.Md.Kom MANFAAT PEMASARAN ONLINE MANFAAT PEMASARAN ONLINE a. Melakukan perubahan dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model AIDA AIDA merupakan salah satu model herarki respon yang digunakan untuk melihat efek secara hierarki dari promosi suatu produk terhadap konsumen (Dewi,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III KONSEP KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN

BAB III KONSEP KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN BAB III KONSEP KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 A. Pengertian Kampanye Di Indonesia kampanye sering diartikan sebagai media pertunjukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JUDUL ANALISIS FUNGSI, PERAN, TUGAS dan STRATEGI HUMAS PADA KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI PIET MAGDA MORY

Lebih terperinci

MODUL TIGA KOMUNIKASI

MODUL TIGA KOMUNIKASI MODUL TIGA KOMUNIKASI A. KOMUNIKASI Yang dimaksud dengan komunikasi di sini adalah komunikasi manusia (human communication), yakni komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Kata komunikasi berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Internet saat ini sangatlah pesat, hal ini dikarenakan pada awalnya Internet dipakai hanya untuk kalangan tertentu saja, tetapi sekarang semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya acara-acara di Indonesia terlebih di Jakarta, usaha. dibidang event organizer-pun sangat diminati oleh publik.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya acara-acara di Indonesia terlebih di Jakarta, usaha. dibidang event organizer-pun sangat diminati oleh publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Event organizer menjadi sebuah hal yang sangat dibutuhkan oleh semua orang untuk membantu merencanakan dan menjalankan event atau acara. Dengan banyaknya acara-acara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan semakin sulit karena jumlah perusahaan dapat dikatakan tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar di berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak. Iklan dapat dilukis kan sebagai

Lebih terperinci

70% kegiatan komunikasi PR adalah menulis sisanya kegiatan komunikasi lainnya. (Wisaksono Noeradi pakar PR senior)

70% kegiatan komunikasi PR adalah menulis sisanya kegiatan komunikasi lainnya. (Wisaksono Noeradi pakar PR senior) 70% kegiatan komunikasi PR adalah menulis sisanya kegiatan komunikasi lainnya. (Wisaksono Noeradi pakar PR senior) Media komunikasi bisa menggunakan media cetak, audio visual atau pun internet. Menulis

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang dilakukan untuk mengubah dan memotivasi tingkah laku atau ketertarikan masyarakat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora HUTAMI DEWI 0705130257 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang akan datang, sehingga diramalkan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian BAB II KERANGKA TEORI Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2006:55). Dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus terus melakukan inovasi yang kreatif dalam menciptakan program-program baru yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan khalayaknya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis, industri,

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi serta perilaku konsumen memanfaatkan media online di Indonesia semakin lama semakin meningkat setiap harinya.

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Menurut Hasan (2009:10), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Masyarakat dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Masyarakat dapat melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern saat ini, penampilan merupakan salah satu hal penting bagi setiap individu, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Masyarakat dapat melakukan perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas bukan merupakan penyakit namun keberadaannya bisa menimbulkan banyak penyakit. Orang yang mengalami obesitas mempunyai timbunan lemak lebih banyak dari berat

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Naskah Wawancara... 122 Lampiran 2. Foto Kegiatan di Kantor PT Asuransi Allianz Life Indonesia Cabang Kota Bandung... 161 Lampiran 3. Foto Aplikasi Mobile Allianz... 162

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di era ini sangat pesat. Interaksi masyarakat dan cara sosialisasi kini telah berbeda. Dahulu masyarakat mendapatkan informasi melalui berita koran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan diberbagai bidang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan diberbagai bidang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan diberbagai bidang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Secara singkat proses komunikasi meliputi penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut Harold Laswell dalam Mulyana (2010:147) proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap wilayah sudah seharusnya mempunyai teknologi informasi. Hal tersebut dikarenakan begitu banyaknya permasalahan yang ada dan banyaknya data atau informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang berlombalomba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan kompetitif dalam dunia bisnis merupakan faktor pendongkrak bagi perusahaan untuk selalu berkembang. Faktor ini juga yang mengharuskan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pemasaran sebagai bagian yang fungsional dari sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pemasaran sebagai bagian yang fungsional dari sebuah perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagian pemasaran sebagai bagian yang fungsional dari sebuah perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang berkembang, hal itu dikarenakan kebutuhan manusia yang tiada habisnya. Keinginan untuk memiliki dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi diisyaratkan sebagai kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dianggap sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Komunikasi pemasaran saat ini memegang peranan yang penting bagi. pemasar untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya kepada konsumen.

PENDAHULUAN. Komunikasi pemasaran saat ini memegang peranan yang penting bagi. pemasar untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya kepada konsumen. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi pemasaran saat ini memegang peranan yang penting bagi pemasar untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya kepada konsumen. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal dengan kota bisnis juga merupakan salah satu kota yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya era modern saat ini khususnya di bidang era komunikasi memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan zaman, medium komunikasi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan zaman, medium komunikasi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, medium komunikasi semakin berkembang yang awalnya hanya menggunakan komunikasi lisan antarpribadi yang mempertemukan individu secara fisik

Lebih terperinci

Mobilisasi Masyarakat

Mobilisasi Masyarakat Mobilisasi Masyarakat Dalam tulisan ini saya mencoba memadukan beberapa pengalaman dan pengamatan tentang Community Mobilization (Penggerakan Masyarakat), dengan tujuan agar masyarakat ikut melakukan kegiatankegiatan

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN KEPUTUSAN PELANGGAN MENGINAP

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN KEPUTUSAN PELANGGAN MENGINAP STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN KEPUTUSAN PELANGGAN MENGINAP (Studi Deskriptif tentang Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap Keputusan Pelanggan menginap di Hotel Grand Aston City Hall Medan) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan transformasi sistem informasi yang semakin canggih, sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI. Kurang adanya peran media atau sumber-sumber lain

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI. Kurang adanya peran media atau sumber-sumber lain BAB III STRATEGI KOMUNIKASI Kurang adanya peran media atau sumber-sumber lain III.1 Analisis Table manner sendiri dipengaruhi oleh factor budaya, dimana table manner suatu Negara akan berbeda dengan table

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Interaksi yang terbentuk oleh adanya komunikasi, dapat menciptakan terbinanya hubungan

Lebih terperinci

KIP dan Perubahan Sikap

KIP dan Perubahan Sikap KIP dan Perubahan Sikap Pertemuan ke 8-9 1 Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap perubahan sikap terjadi dalam dua arah. Arah pertama bersifat incongruent, yaitu perubahan sikap yang menuju ke arah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak dapat menjalani hidupnya secara sendirian. Manusia hidup bersama manusia lainnya, baik demi keberlangsungan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN. Pertemuan 9

KOMUNIKASI PEMASARAN. Pertemuan 9 KOMUNIKASI PEMASARAN Pertemuan 9 Komunikasi Pemasaran Sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS Modul ke: Produksi Media Public Cetak Fakultas 02FIKOM Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Marketing Public Relations (MPR) sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE 2005-2008 SKRIPSI MARCELLA 0706212983 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Berbagai cara dapat dilakukan oleh pelaku usaha untuk membuat nama perusahaannya berkembang luas dan mendapatkan citra yang baik dari masyarakat. Terlebih di jaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk. Contoh perusahaan di bidang makanan menciptakan inovasi dimulai dari bentuk hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana kita ketahui, bahwa saat ini sebagian besar aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari proses komunikasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA RELEVANSI STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONTEKS INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG (Studi Kasus Rukun Warga 11, Kelurahan Warakas, Tanjung Priok,

Lebih terperinci

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor merupakan salah satu agrowisata yang sudah terkenal dan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan

Lebih terperinci