GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Transkripsi

1 GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan Oleh : DENI RIYA PAWESTRI NIM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i

2 LEMBAR PERSETUJUAN Penelitian dengan Judul Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Diajukan Oleh : DENI RIYA PAWESTRI NIM Pada : Hari : Kamis Tanggal : 26 Juni 2014 Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II Ida Untari, SKM.,M.Kes. NIDN Muhammad Hafiduddin, S.Kep. NIDN ii

3 LEMBAR PENGESAHAN GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA Disusun Oleh : DENI RIYA PAWESTRI NIM Penelitian ini telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal : 30 Juni 2014 Susunan Tim Penguji : Penguji I Penguji II Penguji III Anis Prabowo, SKM. NIDN Nabhani, S.Pd., S.Kep., M.Kes. NIDN Mengetahui, Ida Untari, SKM.,M.Kes. NIDN Ketua Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Weni Hastuti, S.Kep.,M.Kes. NIDN iii

4 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul : GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA dibuat untuk melengkapi Tugas Akhir Diploma Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Tugas Akhir ini merupakan Karya Tulis Ilmiah saya sendiri (ASLI), dan dalam tugas akhir tidak terdapat karya yang pernah di ajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dipublikasikan dan atau ditulis dan diterbitkan oleh orang lain maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya. Surakarta, Juni 2014 Deni Riya Pawestri iv

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, innayah dan hidayahnya. Dialah yang sesungguhnya Maha Pemberi Petunjuk, yang memberi kekuatan, ketabahan, dan kemudahan dalam berfikir untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, para sahabat, dan segenap pengikutnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penyusunan karya tulis ilmiah ini mengambil judul Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri di SMK N 9 Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini mengalami banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih segala bantuan yang telah diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan kepada : 1. Weni Hastuti, S.Kep.,M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 2. Cemy Nur Fitria, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Progam Studi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. v

6 3. Ida Untari, SKM.,M.Kes., selaku dosen pembimbing I, dengan sabar dan bijaksana membantu dan menyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah penelitian ini. 4. M. Hafiduddin, S.Kep., selaku dosen pembimbing II, dengan sabar dan bijaksana membantu dan meyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah penelitian ini. 5. Bapak Drs. Sriyadi, MM, selaku Kepala Sekolah SMK N 9 Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu menberikan dukungan, semangat dan selalu mendo akanku dan menemaniku dalam kondisi apapun. 7. Teman-teman seperjuangan, terima kasih untuk semuanya atas semangat dan kekompakannya selama ini, baik suka maupun duka. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan waktu yang saya miliki, masih banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, kalangan akademis dan masyarakat yang berminat terhadap ilmu keperawatan. Surakarta, Juni 2014 Penulis vi

7 ABSTRAK GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA Deni Riya Pawestri 1, M.Hafiduddin 2, Ida Untari 3 Latar Belakang : Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi. Tujuan : mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta. Metode Penelitian : Metode penelitian survei deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling sejumlah 132 orang. Instrument menggunakan kuesioner dengan analisa univariat. Hasil : tanda dan gejala PMS yang dialami remaja putri berupa gejala fisik paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang), berupa gejala psikologis yang paling banyak dialami yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang), berupa gejala perilaku paling banyak dialami yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang), serta gejala tambahan yang tidak tertera dikuesioner yang paling banyak muncul yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang). Kesimpulan : Gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta adalah remaja putri mengalami gejala fisik (38,50%), gejala psikologis (58,30%), gejala perilaku (27,4%), serta gejala tambahan yang tidak tertera pada kuesioner sebanyak (4,2%). Kata Kunci : Tanda dan Gejala PMS, Remaja Putri. 1. Mahasiswa Program D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 2. Dosen Pengampu D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 3. Dosen Pengampu D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta vii

8 ABSTRACT OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN VOCATIONAL SCHOOL 9 SURAKARTA Deni Riya Pawestri 1, M.Hafiduddin 2, Ida Untari 3 The Background : Pre Menstrual Syndrome (PMS) is collection of physical symptoms, psychological, and emotion associated with the menstrual cycle. Approximately 80 to 90 percent of women at child-bearing age experience pre menstrual symptoms that can interfere with aspects of her life. The symptoms are usually predictable and occur regularly on a two-week period before menstruation. Based on a preliminary survey conducted by the researchers conducted interviews in Vocational School 9 Surakarta of five students, the results of the five students that the most important symptoms when premenstrual is breast pain. In addition, they also experience abdominal pain, body fatigue, dizziness, and decreased concentration. Purpose : To know overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young women in Vocational School 9 Surakarta. Method : descriptive survey research method. Sample with a random sampling technique for 132 people. Instrument of using a questionnaire with the analysis univariat. The Result : The signs and symptoms of pre menstrual syndrome experienced by the young women in the form physical symptoms at most that changes in appetite 72,7 % (96 people), form of psychological symptoms experienced are the most irritabilitas (easily offended) 87,1 % (115 people), form of behavioral symptoms are the most experienced loss of concentration 39,4 % (52 people), as well as additional symptoms not listed in questionnaire appears that most abdominal pain 20,5 % (27 people). Conclusion : Overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young women in Vocational School 9 Surakarta is the young women experienced physical symptoms (38,50%), psychological symptoms (58,30%), behavioral symptoms (27,4%), additional symptoms not listed in questionnaire appears (4,2%). Keywords : Signs and Symptoms Pre Menstrual Syndrome, Young Women. 1. Student Nursing Program D III STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. Nursing lecturer of D III STIKES PKU MuhammadiyahSurakarta. 3. Nursing lecturer of D III STIKES PKU MuhammadiyahSurakarta viii

9 MOTTO Dan jika hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku ini dekat, (yakni) Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-ku jika mereka berdoa kepada-ku (QS Al-Baqarah :186) Maka nikmat Rabb-Mu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar Rahman :13) Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah ( HR. Muslim) Keridhoanmu Ibu adalah Kunci Kesuksesanku Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha ix

10 PERSEMBAHAN Dengan mengucap rasa syukur dan penuh cinta atas kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan karya ini pada : 1. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu menberikan dukungan, semangat dan selalu mendo akanku dan menemaniku dalam kondisi apapun. Terima kasih atas segala perjuangan yang engkau berikan buat saya selama ini. Buat Ibu, keridhoanmu adalah kunci kesuksesanku. 2. Kakak-kakakku terkasih, terima kasih atas dukungan dan semangatnya. 3. Teman-temanku seperjuangan tersayang nunu, nita, empleng liana, ana, simbah tatik, jamban indri, serta teman-temanku DIII Keperawatan angkatan 2011 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta terima kasih banyak. 4. Untuk Teman-temanku Berdhikari terima kasih atas pengertian dan waktumu untukku selama ini. 5. Almamaterku Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PKU Muhammadiyah Surakarta. x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN. ii LEMBAR PENGESAHAN... iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii MOTTO... ix PERSEMBAHAN... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8 A. Tinjauan Teori Menstruasi Pre Menstrual Syndrome (PMS) Remaja B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling xi

12 D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian G. Metode Pengolahan dan Analisa Data H. Jalannya Penelitian I. Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Penelitian B. Data Hasil Penelitian C. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Tabel 3.2 Kisi-kisi tentang Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Fisik Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Psikologis. 51 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Perilaku Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Tambahan. 52 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanda Dan Gejala Pre Menstrual Syndrome xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Penelitian Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian Kuesioner Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 6 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7 Kuesioner Lampiran 8 Tabel Hasil Penelitian Lampiran 9 Lembar Konsultasi xv

16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja berasal dari bahasa latin adolescentia yang berarti remaja yang mengalami kematangan fisik, emosi, mental dan sosial. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini, mereka akan banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis ataupun sosial (Pieter, 2010) Saat wanita memasuki masa pubertas, sel telur mulai tumbuh dalam organ seksual yaitu sepasang ovarium. Berbeda dengan pria, organ reproduksi wanita merupakan organ reproduksi internal karena berada di dalam bagian tubuh. Hal ini menandai terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung empat tahapan yaitu masa proliferasi, masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid (Proverawati, 2009). Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang menstruasi juga terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Pelepasan ovum yang berupa oosit 1

17 2 sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Ketidakseimbangan hormon-hormon ini bisa menyebabkan ketegangan prahaid yang disebut dengan Pre Menstrual Syndrome (PMS) (Dewi, 2012). Sindrom Pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya perdarahan, namun dapat berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14 % perempuan antara usia tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya (Joseph, 2010). WHO tidak mengakui sindrom pramenstruasi sebagai satu penyakit. Menurut Reid and Yein dalam Andrews (2010), hingga 90 % wanita menyadari beberapa perubahan atau gejala tubuh selama minggu keempat siklus menstruasi mereka, yang mengingatkan mereka bahwa awal menstruasi mereka akan terjadi. Perubahan ini ringan, dan hanya meliputi sedikit peningkatan dalam nyeri tekan payudara. PMS (Pre Menstrual Syndrome) sejati dikatakan mempengaruhi hampir 40 % wanita, dengan sekitar 5-10 % membuat mereka sangat tidak berdaya, yaitu hingga mendominasi hidup

18 3 mereka selama fase siklus tersebut. Hal ini berarti bahwa dokter yang memiliki pasien rata-rata orang dapat menangani antara wanita yang mengalami PMS (Pre Menstrual Syndrome) berat. Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pramenstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Bahkan survei tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS (Pre Menstrual Syndrome) dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah haid (Joseph, 2010). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi. Satu diantara lima siswa tersebut mengalami gejala yang khas sebelum menstruasi yaitu mengalami batuk dan pilek. Sedangkan dua dari lima siswi tersebut mengalami gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) dimulai dari 1 minggu sebelum menstruasi berlangsung sampai hari ketiga menstruasi.

19 4 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang meliputi : umur. b. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala fisik. c. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala psikologis. d. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala perilaku.

20 5 e. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala tambahan yang tidak tertera pada pertanyaan di kuesioner. f. Untuk mengidentifikasi pengelompokan tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala fisik, gejala psikologis, gejala perilaku maupun gejala tambahan yang tidak tertera pada pertanyaan di kuesioner. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri. b. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar mengajar serta dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi khususnya tentang mengenali tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual

21 6 Syndrome) yang dialami remaja putri. b. Bagi Tempat Penelitian Dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai masukan bagi sekolah tersebut untuk memberikan informasi seputar masalah Pre Menstrual Syndrome (PMS). c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi dan dapat dilanjutkan peneltian yang akan datang, dengan mengunakan aspek yang lain terkait dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome). E. Keaslian Penelitian Dari penelusuran peneliti, belum ada penelitian yang meneliti tentang Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri di SMK N 9 Surakarta. Namun, ada beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini, yaitu : 1. Zulaikha F (2010) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrom di SMA N 5 Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan terhadap sikap menghadapi Premenstrual Syndrome di SMA N 5 Surakarta. Semakin baik pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka semakin positif pula sikap menghadapi Premenstrual Syndrome. Pada penelitian ini sama-sama membahas tentang masalah PMS pada remaja. Perbedaannya adalah

22 7 penelitian ini membahas tentang sikap dalam menghadapi PMS. Sedangkan penelitian saya membahas tentang tanda dan gejala PMS. 2. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi D IV Kebidanan jalur regular UNS Surakarta oleh Asti Andriyani tahun Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan secara positif dan signifikan antara tingkat kecemasan dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Perbedaannya adalah penelitian ini membahas tentang tingkat kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi. 3. Razi Maulan (2008) dengan judul Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK-RSUD dr. Zainoel Bidin Banda Aceh. Design penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara karakteristik wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK-RSUD dr. Zainoel Bidin Banda Aceh. Pada penelitian ini juga sama-sama membahas tentang Premenstruasi Syndrome. Perbedaan penelitian ini dilakukan pada wanita usia produktif dan membahas tentang karakteristiknya, sedangkan penelitian yang saya lakukan adalah pada remaja.

23 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menstruasi a. Pengertian Menstruasi Pengertian menstruasi atau haid menurut Prawirohardjo (2007) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Sedangkan menurut Dewi (2012) menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menurut Prawirohardjo (2007) panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25, 1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27, 1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51, 9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus menstruasi 28 hari itu tidak sering dijumpai. Panjang siklus yang biasa pada wanita adalah hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus menstruasinya berkisar antara hari. 8

24 9 Menurut Dewi (2012) biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya. b. Fase-fase Menstruasi Menurut Proverawati (2009) mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu siklus terdiri dari 4 fase, yaitu 1) Fase Folikuler / Proliferase ( hari ke-5 sampai hari ke-14) Pada masa ini adalah masa yang paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi), Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikulel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya satu folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung

25 10 selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak gram. Pada akhir fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi. 2) Fase Luteal / Fase Sekresi / Fase pramenstruasi (hari ke- 14 sampai hari ke-28) Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yanjg sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatan hormon progesteron yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini. 3) Fase menstruasi (hari ke- 28 sampai hari ke-2 atau ke-3) Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksinya telah

26 11 dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding didaerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higine pada daerah tersebut dan menimbulkan keputihan. 4) Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung didalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium. c. Tanda dan Gejala Menstruasi Menurut Dewi (2012) berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi diantaranya : 1) Perut terasa mulas, mual dan panas 2) Terasa nyeri saat buang air kecil 3) Tubuh tidak fit 4) Demam 5) Sakit kepala dan pusing 6) Keputihan 7) Radang pada vagina 8) Gatal-gatal pada kulit 9) Emosi meningkat

27 12 10) Nyeri dan bengkak pada payudara 11) Bau badan tak sedap d. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi Penyebab gangguan siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek. Namun, penanganan kasus dengan siklus menstruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. Menurut Proverawati (2009) penyebabnya diantaranya: 1) Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang di atur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu. 2) Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme didalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik. Atau wanita tersebut menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolismenya sehingga siklus menstruasinya pun tak teratur. 3) Stress Stress jangan dianggap mudah, sebab akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stress, si wanita jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-

28 13 sakitan, sehingga metabolismenya terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu. 4) Kelenjar Gondok Terganggunya fungsi kelenjar gondok atau tiroid juga bisa menjadi penyebab tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi atau hipertiroid maupun terlalu rendah atau hipotiroid. Pasalnya, sistem hormonal dalam tubuh ikut terganggu. 5) Hormon Prolaktin Berlebihan Pada ibu menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memelihara sistem reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktinnya juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala. e. Gangguan Menstruasi Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Menurut Dewi (2012) gangguan menstruasi tersebut diantaranya yaitu :

29 14 1) Kelainan Panjang Siklus a) Amenorrhea (tidak ada periode haid) Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala. Amenorrhea dapat terjadi pada menopause, sebelum pubertas, dalam kehamilan dan dalam masa laktasi. Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder.amenorrhea primer berarti seorang perempuan belum mengalami haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder. Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga siklus atau lebih dari 6 bulan. Menurut Prawirohardjo (2007) amenorrhea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorrhea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti: gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. b) Oligomenorrhea Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang.oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari.darah haid biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorrhea kesehatan wanita tidak terganggu, dan

30 15 fertilisasi cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya. c) Polimenorrhea Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari. Polimenorrhea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dsb. d) Metrorrhagia Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya bercak. Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik dan dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti: ovulasi, polip endometrium dan karsinoma serviks. 2) Kelainan Jumlah Darah Haid a) Menorrhagia Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Perdarahan yang terjadi >80 ml pada siklus biasa.

31 16 Menorrhagia dapat disebabkan oleh myoma uteri dan radang sekitar rahim. b) Hipomenorrhea Hipomenorrhea adalah suatu keadaan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30 cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh stenosis pada hymen, servik atau uterus. Adanya hipomenorrhea tidak mengganggu fertilitas. 3) Gangguan Lain Yang ada hubungannya dengan haid yaitu diantaranya : a) Pre Menstrual Tention (ketegangan Pra Haid) b) Mastodinia c) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d) Disminorea 2. Pre Menstrual Syndrome (PMS) a. Pengertian Menurut Joseph (2010). Pre Menstrual Syndrome adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat haid dan ovulasi. Definisi PMS (Pre Menstrual Syndrome) menurut Andrews (2010) adalah gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang menimbulkan distress dan tidak disebabkan oleh penyakit organik

32 17 yang secara teratur timbul lagi selama fase yang sama pada siklus ovarium (atau menstruasi), dan secara signifikan menurun atau hilang selama sisa siklus tersebut. Menurut Proverawati (2009) PMS (Pre Menstrual Syndrome) yaitu ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi. Menurut Prawirohardjo (2007). PMS (Pre Menstrual Syndrome) merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. b. Etiologi Menurut Joseph (2010) penyebab Pre Menstrual Syndrome pada wanita diantaranya : 1) Ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain defisiensi progesteron. 2) Perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. 3) Gangguan perasaan, faktor kejiwaan dan masalah sosial.

33 18 4) PMS (Pre Menstrual Syndrome) lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap efek siklus hormon ovarium yang normal. Sedangakan menurut Andrews (2010) penyebab yang mungkin terjadi pada PMS (Pre Menstrual Syndrome) yaitu : 1) Psikologis 2) Defisiensi progesteron 3) Ketidakseimbangan estrogen / progesteron 4) Retensi natrium dan air 5) Defisiensi / kelebihan prostaglandin 6) Kelebihan prolaktin 7) Defisiensi vitamin B6 8) Defisiensi unsure-unsur renik 9) Hipoglikemia 10) Abnormalitas tiroid 11) Defisiensi serotoin Menurut Andrews (2010) penelitian yang sungguh-sungguh dilakukan dan banyak karya ilmiah yang membahas hipotesis diatas, tetapi tidak ada bukti nyata yang menyatakan bahwa hipotesis tersebut menerangkan penyebab pasti PMS (Pre Menstrual Syndrome). Meskipun peneliti telah berusaha keras untuk menemukan satu alasan utama PMS (Pre Menstrual Syndrome), lebih mungkin bahwa terdapat beberapa faktor dan

34 19 PMS (Pre Menstrual Syndrome) kemungkinan merupakan kombinasi faktor fisiologis, psikologis, dan social yang berinteraksi dengan kejadian hidup. c. Gejala Pre Menstrual Syndrom Menurut Andrews (2010) gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) sangat banyak dan bermacam-macam serta dapat mempengaruhi hampir semua sistem tubuh. Gejala sering dikelompokkan ke dalam tiga kategori dan wanita sering mengalami perpaduan dari setiap kelompok : 1) Gejala Fisik Gejala fisik yang khas yang dialami wanita ketika Pre Menstrual Syndrom yaitu diantaranya : a) Nyeri tekan dan pembengkakan payudara b) Perut kembung c) Edema perifer d) Sakit kepala dan migrain e) Rasa panas dan kemerahan pada wajah serta leher f) Limbung g) Palpitasi h) Gangguan penglihatan i) Ketidaknyamanan panggul j) Perubahan pola buang air besar k) Perubahan nafsu makan atau mengidam

35 20 l) Mual m) Jerawat atau lesi kulit n) Penurunan koordinasi 2) Gejala Psikologis Banyak wanita merasa bahwa manisfestasi psikologis PMS (Pre Menstrual Syndrome) merupakan gejala yang paling sulit ditoleransi karena mereka sering merasa diluar kendali, dan sangat bingung dengan perilakunya sendiri. Gejala Psikologis yang paling umum diantaranya yaitu : a) Tegang b) Irritabilitas c) Depresi d) Perubahan alam perasaan e) Ansietas f) Gelisah g) Letargi h) Penurunan libido i) Penurunan konsentrasi 3) Gejala Perilaku Berbagai perubahan perilaku dilaporkan bertambah selama fase PMS (Pre Menstrual Syndrome). Perubahan itu meliputi agoraphobia, bolos kerja, kehilangan konsentrasi, penurunan penampilan kerja, dan penghindaran aktivitas sosial.

36 21 Sedangkan gejala Pre Menstrual Syndrome menurut Joseph (2010) yaitu diantaranya : 1) Gejala psikologis yang khas : irritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil. 2) Rasa malas dan mudah lelah 3) Nafsu makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah banyak. 4) Gejala fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhea (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan. 5) Paling sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis. d. Faktor-Faktor Yang Meningkatkan Resiko PMS (Pre Menstrual Syndrome) Menurut Joseph (2010) faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko Pre Menstrual Syndrome pada wanita yaitu : 1) Wanita yang pernah melahirkan PMS makin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. 2) Status perkawinan Wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS (Pre Menstrual Syndrome) dibandingkan yang belum menikah.

37 22 3) Usia PMS (Pre Menstrual Syndrome) semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia tahun. 4) Stress Faktor stress memperberat gangguan PMS (Pre Menstrual Syndrome). 5) Diet Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan dapat memperberat gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome). 6) Kekurangan zat gizi Kekurangan zat gizi seperti vitamin (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, dan asam linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome). 7) Kegiatan Fisik Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS (Pre Menstrual Syndrome). e. Tipe Dan Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) Menurut Dr. Guy E. Abraham dalam Joseph (2010), tipe dan gejala Pre Menstrual Syndrome pada wanita dibagi menjadi 4 yaitu :

38 23 1) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe A (Anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif, syaraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Penderita PMS tipe A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan yang berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi. 2) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe H (hyperhidration), gejala ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri pada payudara, pembengkakan tangan dan kaki dan peningkatan BB sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan PMS tipe yang lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari. 3) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala

39 24 hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabakan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6) atau kurangnya magnesium. 4) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur dan pelupa. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3 % dari seluruh PMS benar-benar murni type D. PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, dimana hormon progesteron dalam siklus PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stress, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal ditubuh atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan gangguan PMS tipe A. f. Waktu Terjadinya PMS (Pre Menstrual Syndrome) Menurut Joseph (2010) waktu terjadinya PMS (Pre Menstrual Syndrome) yaitu ketika :

40 25 1) Pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir menstruasi 2) Adapun gejala yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi atau sejak ovulai berlangsung melalui luteal sampai akhir menstruasi. g. Penatalaksanaan Pre Menstrual Syndrome (PMS) Menurut Andrews (2010) ada beberapa langkah penatalaksanaan PMS (Pre Menstrual Syndrome), diantaranya yaitu : 1) Tindakan Swabantu (Diskusi) Diskusi tentang berbagai gejala yang dialami oleh wanita yang dapat membantu anda menentukan tingkat keparahan masalah wanita tersebut. Anda harus menanyakan kepada wanita berapa lama gejala tersebut berlangsung, seberapa parah, dan apakah gejala tersebut segera reda dengan menstruasi. Idealnya, kita juga harus mencoba menentukan ambang keluhan dan toleransi wanita, serta derajat gangguan yang ditimbulkan oleh PMS terhadap kehidupan normal wanita, Akan tetapi, pada prakteknya sangat sulit untuk memastikan fakta tersebut.

41 26 2) Perubahan Diet Rekomendasi diet untuk meredakan PMS yaitu a) Kurangi asupan garam. Garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan sehingga timbul perasaan kembung dan mastalgia. Makanan yang tinggi garam juga harus dibatasi,misalnya keju, daging, atau ikan yang diawetkan, dan kacang asin. b) Kurangi asupan cairan. Anjuran ini terutama cocok untuk wanita yang gejala utamanya kembung dan mastalgia. c) Batasi asupan kafein. Batasi konsumsi teh, kopi, atau kola. Kafein dapat menambah tingkat ansietas dan irritabilitas. Banyak wanita merasa bahwa kopi yang tidak mengandung kafein atau teh herbal sebagai minuman pengganti yang tepat. Teh camomile merupakan relaksan kuat, teh peppermint membantu mengatasi mual, dan teh bunga limau meredakan perubahan alam perasaan. d) Kurangi asupan diet lemak e) Kurangi asupan junk food. Konsumsi sebanyak mungkin makanan yang segar dengan kandungan gizi masih lengkap. Lakukan variasi diet yang mengandung nutrient berspektrum luas. f) Makan teratur, sangat menakjubkan betapa banyak wanita yang lupa makan atau makan tidak teratur, tepat di bulan

42 27 tersebut pada saat mereka harus makan teratur dan melakukan diet seimbang. g) Jangan makan berlebihan. Beberapa wanita dianjurkan untuk menjaga kadar gula darahnya (menghindari resiko gejala menyerupai hipoglikemia, seperti : kelelahan, irritabilitas, dan sakit kepala). Akibatnya, mereka sering mengkonsumsi kudapan yang manis dan coklat. Kebiasaan ini harus dihindari karena makanan tersebut tidak hanya meredakan masalah PMS, tetapi juga menumpuk lemak. Jika mereka merasa keinginan mereka untuk mengkonsumsi camilan semakin sering muncul, buahbuahan dan sayur-sayuran segar harus menggantikan makanan yang manis dan cokelat. h) Batasi asupan alkohol dan tembakau. Wanita sering menkonsumsi alkohol atau tembakau sebagai pereda jangka pendek perubahan alam perasaan, tetapi konsumsi alkohol dan tembakau dapat menyebabkan masalah jangka panjang. 3) Kelompok Swabantu 4) Latihan dan Tehnik Relaksasi Semua bentuk latihan bermanfaat bagi wanita penderita PMS dan tentu saja, wanita harus diberi dorongan untuk menjalankannya. Diperkirakan bahwa latihan memicu produksi endorphin, opiate alami yang meningkatkan rasa sejahtera dan

43 28 harga diri serta meningkatkan toleransi wanita terhadap perubahan PMS sehingga mengurangi pengaruh PMS dalam kehidupannya. 5) Manajemen Stess Pada umumnya, nasehat tentang manajemen stress terlihat sangat sederhana dan mendasar, tetapi sangat mengejutkan betapa sedikit wanita yang benar-benar berpikir logis tentang bagaimana mereka dapat mengatur hidup mereka secara efektif guna membantu diri mereka. Anjuran yang dapat diberikan sebagai berikut : a) Atur perawatan anak dengan tepat agar memberikan waktu istirahat b) Hindari mengajak sanak saudara atau tamu untuk menginap c) Hindari mengajak teman untuk makan malam d) Tunda ujian mengemudi e) Jangan mulai diet baru yang ketat f) Tunda janji untuk pekerjaan baru 6) Terapi Alternatif Banyak wanita yang sembuh dari PMS melalui pengobatan alternative atau pengobatan yang diberikan oleh praktisi kesehatan lain termasuk ahli aromaterapi, refleksolog, ahli herba, ahli hipnotis, ahli homeopati, dan ahli akupuntur.

44 29 7) Terapi Cahaya Penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan menggunakan satu bentuk terapi cahaya yang dikenal sebagai stimulasi foto yaitu dengan mengenakan sebuah masker yang menutupi mata selama sekitar 15 menit per hari pada setengah bagian akhir siklus. Masker tersebut berisi cahaya miniature yang berkerlip perlahan dengan irama yang telah deprogram, dan diperkirakan bahwa cahaya pada lampu tersebut bekerja dengan irama sirkadian. 8) Anjuran Umum Anjuran umum bagi wanita yang mengalami PMS yaitu: a) Jika gejala utama anda adalah perut kembung, jangan gunakan pakaian ketat yang biasa anda gunakan tetapi kenakan pakaian yang lebih longgar dan lebih nyaman serta ikat pinggang yang elastis. b) Jika anda mengalami nyeri tekan payudara, gunakan bra yang menyokong payudara dengan ukuran yang sesuai. c) Jangan berencana pergi keluar atau bersosialisasi jika anda tidak ingin, tetapi tetap didalam rumah dan baca buku atau nonton video. d) Tidur nyenyak dimalam hari.

45 30 e) Beberapa wanita merasa bahwa seks sangat membantu karena orgasme merupakan cara yang efektif untuk menurunkan tekanan. Sedangkan menurut Joseph (2010) pendekatan terapi untuk mengatasi PMS (Pre Menstrual Syndrome) dibedakan menjadi 2 yaitu : a) Terapi non hormon (1) Anjuran untuk sering mengkonsumsi karbohidrat (2) Pemberian vitamin B6 (3) Evening primrose oil (untuk gejala pada payudara) (4) Mineral (Ca dan Mg) mungkin bermanfaat (5) Terapi alternative (olahraga dan relaksasi) (6) Psikoterapi (7) Obat psikotropik (8) Diuretik (spironolakton) (9) Inhibitor Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen) b) Terapi hormon (1) Progesteron/progestogen (2) Estrogen (3) Danazol (4) Analog agonis GnRH (5) Bromokriptin (6) Pil kontrasepsi oral

46 31 Selain pendekatan terapi, Joseph (2010) juga menyebukan ada pendekatan bedah yaitu dengan dilakukannya histerektomi atau ooforektomi. Sedangkan menurut Bobak (2005) terdapat suatu persetujuan dalam penatalaksanaan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Riwayat yang terinci dan dikaji dengan cermat dan sekelompok gejala harian dan fluktuasi mood, yang terdapat pada beberapa siklus, dapat menjadi petunjuk dalam menyusun penatalaksanaan. Konseling, dalam bentuk kelompok pendukung atau konseling pasangan atau individu, dapat sangat bermanfaat. Obat-obatan seperti inhibitor prostaglandin dan diuretik untuk meredakan edema, bromokriptin (parlodel) untuk mengatasi nyeri tekan payudara, dan diet seimbang, rendah kafein dan natrium atau disertai makan diuretic alami, dapat meredakan gejala. Latihan fisik dan suplemen vitamin (B6 dan E) sering kali direkomendasikan. 3. Remaja Menurut Yusuf (2011) fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka (Pikunas,1976) dalam Yusuf (2011) masa remaja ini meliputi : (a) remaja awal yaitu : tahun; (b) remaja madya : tahun; dan (c) remaja akhir : tahun. Semantara Salzman

47 32 mengemukakan dalam Yusuf (2011), bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Sedangkan menurut Suryani (2010) beberapa ahli membagi masa remaja menjadi tiga fase (Kartini,1995), yaitu : 1) Pra Pubertas ± Tahun Pada masa ini instrink-instrink seksual ada dalam keadaan paling lemah, sedangkan proses perkembangan AKU si anak ada dalam keadaan paling kuat (progresif). Masalah erotik pada seks, yaitu totalitas dari kompleks gejala seksual dan afeksi-afeksi yang berkaitan dengan masalah cinta, sifatnya belum akut. Karena memang belum terdapat kematangan seksual. Maka dari itu periode ini juga disebut sebagai Tritzalter kedua yang bercirikan : pemogokan, tidak patuh, keras kepala, suka memprotes, melancarkan banyak kritik, sombong rasa sudah dewasa dan sudah besar, acuh tak acuh, sembrono. Juga timbul dorongan sangat kuat untuk menuntut pengakuan dirinya, disertai emosi yang meluap-luap, amarah atau agresi yang kuat, sentimensentimen yang intens kuat, kebingungan, duka hati, suka melanggar dan menentang peraturan-peraturan pedagogis, disiplin, dan ketertiban di rumah maupun di sekolah.

48 33 2) Masa Pubertas Masa pubertas awal atau masa pubertas sebenarnya itu merupakan suatu masa yang akan segera dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut pula sebagai masa puber lanjut. Masa pubertas tidak dapat dipastikan kapan dimulainya dan kapan berakhir. Beberapa sarjana m emperkirakan dimulai pada usia ±14 tahun dan berakhir pada usia 17 tahun. Proses organis yang paling penting pada masa ini adalah kematangan seksual. Pada saat pertumbuhan ini anak muda mengalami satu bentuk krisis yaitu kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani. Kadang-kadang harmoni dan fungsi-fungsi motorik juga terganggu. Lalu terlihat gejala-gejala tingkah laku sebagai berikut : canggung, kaku-kikuk, tegar, muka tampak kasar dan buruk. Selanjutnya, juga timbul minat dan emosi heteroseksual, yakni ada hubungan antara : (1) diri sendiri, (2) obyek cinta kasih dengan wanita (ibu dan teman gadis), (3) dan obyek cinta dengan seorang pemuda. 3) Adolesensis (± 17-19/21 Tahun) Pada masa adolesensi anak mulai menemukan nilai-nilai hidup baru, sehingga semakin jelaslah pemahaman tentang keadaan diri sendiri. Ia mulai bersikap kritis terhadap obyek-obyek diluar dirinya dan ia mampu mengambil sintese antara dunia luar dan

49 34 dunia internal. Secara obyektif dan aktif ia melibatkan diri dengan kegiatan dunia luar, sambil mencoba mendidik dirinya sendiri. Pada fase perkembangan ini dibangun dasar-dasar yang definitif (esensial,menentukan) bagi pembentukan kepribadiannya. Menurut Pieter (2010) secara umum seluruh batasan usia kematangan pubertas yaitu usia 12,5-14,5 tahun dengan tingkat kematangan rata-rata usia 13 tahun. Ketika usia tahun, ada perbedaan kematangan yang menonjol antara pubertas pria dan wanita. Berdasarkan hasil penelitian ternyata wanita lebih cepat matang dibandingkan dengan pria dalam kurun rentang waktu untuk menjadi matang sekitar 3 tahun. Sementara rentang waktu untuk menjadi matang pada pria membutuhkan waktu sekitar 2-4 tahun.

50 35 B. Kerangka Teori Fase-fase Menstruasi: - Fase folikuler - Fase luteal - Fase menstruasi - Fase regenerasi Gangguan Menstruasi: -Amenorrhea -Metrorrahagia -Oligomenorrhea -Polimenorrhea -Menorrhagia -Hipomenorrhea Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri Tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) Faktor yang meningkatkan resiko PMS : 1. Wanita yang pernah melahirkan 2. Usia 3. Stress 4. Diet 5. Kekurangan gizi Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Joseph (2010); Bobak (2005); Andrews (2010); Proverawati (2009); Dewi (2012); Prawirohardjo (2007); Pieter (2010); Yusuf (2011); Suryani (2010)

51 36 C. Kerangka Konsep Pre Menstrual Syndrome (PMS) Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala perilaku Nyeri tekan dan pembengkakan payudara Perut kembung Edema perifer Sakit kepala / migrain Rasa panas dan kemerahan pada wajah serta leher Limbung Palpitasi Gangguan penglihatan Ketidaknyamanan panggul Perubahan pola buang air besar Perubahan nafsu makan Mual Jerawat / lesi kulit Penurunan koordinasi Tegang Irritabilitas Depresi Perubahan alam perasaan Ansietas Gelisah Letargi Penurunan libido Penurunan konsentrasi Agoraphobia Bolos kerja Penurunan penampilan kerja Gambar 2.2 Kerangka Konsep Kehilangan konsentrasi Penghindaran aktivitas sosial

52 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah fenomena (Suyanto, 2011). B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK N 9 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April pada tahun C. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui peneliti (Notoatmojo dalam Setiadi, 2007). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah Siswi XI SMK N 9 Surakarta tahun 37

53 38 ajaran 2013/2014 yang berjumlah 198 siswi (Sumber : Bagian Tata Usaha SMK N 9 Surakarta). 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah 198 siswi, maka untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus : N n = 2 1 N(d) Keterangan : N n d : besar populasi : besar sampel : tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan yaitu 0,05. (Saryono, 2011) Berikut perhitungan sampel yang diinginkan : N n = 2 1 N(d) 198 n = (0,05) n = ,495 n = 132,4 n = 132

54 39 Jadi siswi kelas XI yang akan dijadikan responden sebanyak 132 siswi. 3. Tehnik Sampling Pengambilan sampel diambil secara Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (Suyanto, 2011). Ada 2 kriteria sampel menurut Setiadi (2007) yaitu : a. Kriteria Inklusi (kriteria yang layak diteliti) Adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam dan Pariani dalam Setiadi, 2007). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan. 2) Siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta yang sudah menstruasi minimal 1 tahun. b. Kriteria Eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti) Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab (Nursalam dan Pariani dalam Setiadi, 2007). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta yang tidak bersedia menjadi responden. 2) Siswi yang tidak hadir.

55 40 D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Pengertian lain menyebutkan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri-ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori (Suyanto, 2011). Variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome). E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya akan mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2007). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

56 41 Variabel Penelitian Tanda dan Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) Definisi Operasional Keluhankeluhan dan tanda yang dialami remaja putri yang berupa gejala fisik, psikologis, maupun perilaku yang terjadi satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi. Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Alat Ukur Skala Pengukur Hasil Ukur Kuesioner Nominal Ya = 1 Tidak = 0 F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data (Suyanto, 2011). Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) pada remaja putri adalah data primer yang berupa kuesioner yang diberikan kepada siswi. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2007). Penelitian ini menggunakan alat yaitu kuesioner yang meliputi identitas responden yaitu nama dan umur, dilanjutkan dengan pertanyaan tentang seputar tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome dengan kuesioner yang berisi 28 pertanyaan dengan memberikan alternatif jawaban sebanyak 2 buah (YA/TIDAK) memberikan jawabannya dengan cara memberikan tanda ceklis ( ) pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap benar. Skor untuk jawaban

57 42 yang ya = 1, dan jawaban tidak = 0. Peneliti memilih kuesioner sebagai insrumen penelitian karena instrumen tersebut mempunyai beberapa keuntungan diantaranya: dapat dibagikan serentak kepada banyak responden, dan dapat dibuat terstandart sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Tabel 3.2. Kisi-kisi tentang Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Variabel Indikator No soal Jumlah soal Tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome 1. gejala fisik 2. gejala psikologis 3.gejala perilaku 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 24, 25, 26, 27, Jumlah 28 G. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode Mengumpulkan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari :

58 43 a. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) pada remaja putri. b. Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari data siswi kelas XI di SMK N 9 Surakarta. 2. Pengolahan Data dan Analisis Data Menurut Setiadi (2007). Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi 6 tahap, yaitu : a. Pengolahan Data 1) Editing Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban. 2) Member Tanda Kode / Koding Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori. 3) Sorting Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).

59 44 4) Entry Data Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukkan data, boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan computer. 5) Cleaning Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. 6) Mengeluarkan Informasi Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. b. Analisa Data Analisa univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010:182). Data dan informasi yang diperoleh dari analisis univariat dapat mendeskripsikan variabel penelitian yaitu tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome pada remaja putri. Setelah data primer dimasukkan dalam tabel tabulasi kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. Varibel yang berkala dan berinterval, maka data dianalisa secara statistik deskriptif dengan pengukuran mean, dan modus. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu

60 45 kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan: Me xi n Keterangan : Me : Mean rata-rata Σ xi n : Epsilion (baca jumlah) : Nilai x ke i sampai n : Jumlah individu Modus merupakan tehnik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular (yang sedang menjadi mode) atau yang sering muncul dalam kelompok tersebut. Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana yaitu dengan cara mencari nilai yang sering muncul diantara bagian data.ukuran ini sering dipakai untuk rata-rata kualitatif. H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Mengajukan judul. b. Membuat proposal dan revisi proposal c. Peneliti setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing I dan II akan mengajukan ujian proposal penelitian di STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

61 46 d. Ujian proposal. e. Peneliti merevisi semua masukan dan arahan dari para penguji 2. Tahap Pelaksanaan a. Pengurusan perijinan. b. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin peneliti dan institusi kepada Kepala Sekolah SMK N 9 Surakarta. c. Mengobservasi siswi kelas XI di SMK N 9 Surakarta. d. Membagikan kuesioner. e. Peneliti mengecek kembali kelengkapan data, apabila ada yang belum lengkap segera melengkapi. f. Melakukan pengolahan data. g. Seminar penelitian. h. Revisi penelitian. i. Pengumpulan penelitian. 3. Etika Penelitian Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian menurut Setiadi (2007) yaitu : 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent) Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat

62 47 mengerti maksud dan tujuan peneliti. Bila subyek menolak maka peneliti tidak memaksa tetap menghormati hak-hak subyek. 2. Tanpa Nama (Anonymity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek dalam lembar pengumpulan data yang diisi subyek, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

63 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lokasi Penelitian SMK N 9 Surakarta merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang didirikan sejak tahun 1990, dan mempunyai status sekolah negeri oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2006 SMK N 9 Surakarta ini mendapatkan jenjang sekolah berakreditasi A oleh BAS Provinsi Jawa Tengah, serta mendapatkan Sertifikasi ISO 9001: 2008 oleh TUV Rheinland Group Sertifikat ISO. Periode tahun SMK N 9 Surakarta dipimpin oleh Kepala Sekolah Drs. Sriyadi, MM. Sekolah ini beralamat di Jl Tarumanegara, Desa Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta SMK N 9 Surakarta memiliki 9 program keahlian yaitu Kriya Kayu, Seni Rupa, Kriya Logam, Kriya Tekstil, Multimedia (TI), Animasi, Tehnik Komputer Jaringan (TKJ), Tata Busana, dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Visi SMK N 9 Surakarta yaitu mewujudkan SMK N 9 Surakarta sebagai pencetak sumber daya manusia profesional dalam bidang seni, kerajinan, pariwisata dan tehnologi yang mampu menghadapi era global. SMK N 9 Surakarta mempunyai Misi sebagai berikut : 1. Membentuk tamatan berkepribadian luhur dan mampu mengembangkan diri di era global. 2. Menyiapkan tenaga terampil yang mampu bersaing di lapangan kerja. 48

64 49 3. Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang seni, kriya dan tehnologi. 4. Menyiapkan SMK N 9 Surakarta sebagai SMK bertaraf Internasional. Adapun Tujuan dari SMK N 9 Surakarta sebagai berikut : 1. Menciptakan tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 2. Membekali peserta didik untuk mengembangkan kepribadian akademik dan dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran normatif, adaptif, dan produktif. 3. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme dan mampu berwirausaha. 4. Memberikan pengalaman yang sesungguhnya agar siswa menguasai keahlian produktif berstandard budaya industri yang berorientasi kepada standard mutu, nilai-nilai ekonomi serta membentuk etos kerja yang tinggi, produktif dan kompetitif. 5. Mewujudkan status sekolah menjadi SMK berstandard Internasional. B. Data Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada data hasil penelitian akan digambarkan tabel dan diagram berupa tentang penjelasan tentang karakteristik remaja putri berdasarkan usia.

65 50 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No. Umur Frekuensi Prosentase tahun 1 0, tahun 36 27, tahun 85 64, tahun 7 5, tahun 2 1, tahun 1 0,8 Dari responden sebanyak 132 orang, didapatkan bahwa remaja putri yang berumur termuda yaitu 15 tahun sebanyak 1 orang (0,80%), umur 16 tahun sebanyak 36 orang (27,20%), umur antar 17 tahun sebanyak 85 orang (64,40%), umur 18 tahun sebanyak 7 orang (5,30%), umur 19 tahun sebanyak 2 orang (1,50%), dan umur tertua yaitu umur 20 tahun sebanyak 1 orang (0,80%). 2. Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstruasi Syndrome Pada Remaja Putri Berdasarkan Gejala Fisik Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Fisik No. Gejala Fisik Frekuensi Prosentase 1. Nyeri tekan dan pembengkakan 75 56,8 payudara 2. Perut kembung 21 15,9 3. Edema perifer 6 4,5 4. Sakit kepala atau migrain 34 25,8 5. Rasa panas dan kemerahan pada 10 7,6 wajah serta leher 6. Limbung 10 7,6 7. Palpitasi 9 6,8 8. Gangguan penglihatan 3 2,3 9. Ketidaknyamanan panggul 91 68,9 10. Perubahan pola buang air besar 34 25,8 11. Perubahan nafsu makan 96 72,7 12. Mual 16 12,1 13. Timbul jerawat atau lesi 95 71,9

66 51 Dari responden sebanyak 132 orang, didapatkan bahwa gejala fisik yang paling banyak dialami remaja putri yaitu perubahan nafsu makan sebanyak 96 orang (72,70 %) dan gejala fisik yang paling sedikit dialami remaja putri yaitu gangguan penglihatan sebanyak 3 orang (2,30 %). 3. Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstruasi Syndrome Pada Remaja Putri Berdasarkan Gejala Psikologis Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Psikologis No. Gejala Psikologis Frekuensi Prosentase 1. Penurunan koordinasi 38 28,8 2. Tegang 32 24,2 3. Irritabilitas (mudah tersinggung) ,1 4. Depresi 12 9,1 5. Perubahan alam perasaan 63 47,7 6. Ansietas (cemas) 62 46,9 7. Gelisah 59 44,7 8. Letargi (mudah lelah) ,6 9. Penurunan libido 25 18,9 10. Penurunan konsentrasi 68 51,5 Dari responden sebanyak 132 orang, didapatkan bahwa gejala psikologis yang paling banyak dialami remaja putri yaitu irritabilitas (mudah tersinggung) sebanyak 115 orang (87,1 %) dan gejala psikologis yang paling sedikit dialami remaja putri yaitu depresi sebanyak 12 orang (9,1 %).

67 52 4. Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstruasi Syndrome Pada Remaja Putri Berdasarkan Gejala Perilaku Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Perilaku No. Gejala Perilaku Frekuensi Prosentase 1. Agoraphobia 11 8,3 2. Bolos sekolah 7 5,3 3. Penurunan prestasi belajar 28 21,2 4. Kehilangan konsentrasi 52 39,4 5. Penghindaran aktivitas sosial 39 29,5 Dari responden sebanyak 132 orang, didapatkan bahwa gejala perilaku yang paling banyak dialami remaja putri yaitu kehilangan konsentrasi sebanyak 52 orang (39,4 %) dan gejala perilaku yang paling sedikit dialami remaja putri yaitu bolos sekolah sebanyak 7 orang (5,3 %). 5. Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstruasi Syndrome Pada Remaja Putri Berdasarkan Gejala Tambahan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Tambahan No. Gejala Tambahan Frekuensi Prosentase 1. Nyeri perut 27 20,5 2. Ingin minum es degan 1 0,8 3. Keputihan 1 0,8 4. Badan pegal-pegal 3 2,3 5. Suka makan makanan pedas 1 0,8 6. Malas beraktivitas 4 3,0 7. Kaki pegal-pegal 1 0,8 8. Punggung sakit 2 1,5 9. Susah tidur 1 0,8 10. Mudah marah 1 0,8 Dari responden sebanyak 132 orang, didapatkan bahwa remaja putri yang mengalami gejala tambahan diantaranya : nyeri perut sebanyak 27 orang (20,5%), ingin minum es degan sebanyak 1 orang (0,8%),

68 53 keputihan sebanyak 1 orang (0,8%), badan pegal-pegal sebanyak 3 orang (2,3%), suka makan makanan pedas sebanyak 1 orang (0,8%), malas beraktivitas sebanyak 4 orang (3,0%), kaki pegal-pegal 1 orang (0,8%), punggung sakit sebanyak 2 orang (1,5%), susah tidur sebanyak 1 orang (0,8%), dan mudah marah sebanyak 1 orang (0,8%). 6. Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstruasi Syndrome Pada Remaja Putri Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanda Dan Gejala Pre Menstrual Syndrome No. Tanda Dan Gejala PMS Frekuensi Prosentase 1. Gejala Fisik ,5 2. Gejala Psikologis , Gejala Perilaku Gejala Tambahan ,4 4,2 Dari responden sebanyak 132 orang, didapatkan bahwa Remaja Putri yang mengalami gejala fisik sebanyak (38,5 %), gejala psikologis sebanyak (58,3 %), gejala perilaku sebanyak (37,4 %), serta gejala tambahan sebanyak (4,2 %). C. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Setelah dilakukan penelitian pada responden sejumlah 132 orang remaja putri kelas XI di SMK N 9 Surakarta mendapatkan hasil berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa remaja putri yang berusia termuda yakni 15 tahun sebanyak 1 orang (0,80%), umur 16 tahun sebanyak 36 orang (27,20%), umur antar 17 tahun sebanyak 85 orang (64,40%), umur 18 tahun sebanyak 7 orang (5,30%), umur 19 tahun sebanyak 2 orang (1,50%), dan yang tertua umur 20 tahun sebanyak 1

69 54 orang (0,80%). Dari data tersebut didapatkan remaja putri kelas XI yang paling banyak berusia 17 tahun sebanyak 85 orang (64,40%). Dalam hal ini batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Sekitar 80 % hingga 95 % wanita antara tahun mengalami gejala-gejala PMS yang dapat mengganggu dan juga faktor usia ini merupakan salah satu faktor yang meningkatkan terjadinya Pre Menstrual Syndrome (Joseph, 2010). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Fisik Distribusi responden menurut tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami gejala fisik yang paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang) dan juga gejala fisik yang paling sedikit dirasakan yaitu gangguan penglihatan 2,3 % (3 orang). Menurut Joseph (2010), Pre Menstrual Syndrome itu terdiri dari 4 tipe salah satunya PMS tipe C (craving). PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabakan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6) atau kurangnya magnesium. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Psikologis

70 55 Selain gejala fisik, distribusi responden menurut tabel 4.3 menunjukkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami gejala psikologis yang paling banyak yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang) dan yang mengalami gejala psikologis yang paling sedikit yaitu depresi 9,1 % (12 orang). Berdasarkan data tersebut, menurut Joseph (2010) bahwa gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif dan sekitar 40 % wanita berusia tahun mengalami hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh peneliti Zulaikha (2010) dengan judul Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Pre Menstrual Syndrome Di SMA N 5 Surakarta yang menunjukkan bahwa selain keluhan fisik, ditemukan pula adalah keluhan yang bersifat psikologis seperti merasa lebih sensitif dan mudah marah (18,59%). 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Perilaku Dari data distribusi responden menurut tabel 4.4 menunjukkan bahwa remaja yang mengalami gejala perilaku yang paling banyak dirasakan yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang) dan yang paling sedikit dirasakan yaitu bolos sekolah 5,3 % (7 orang). Menurut Joseph (2010), pada sekitar 14 % perempuan antara usia tahun mengalami Pre Menstrual Syndrome yang sangat hebat yang mengharuskan mereka untuk beristirahat dari sekolah atau kantornya.

71 56 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Tambahan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta didapatkan hasil bahwa dari 132 orang responden mengalami gejala tambahan yang tidak tertera pada pertanyaan di kuesioner diantaranya : nyeri perut sebanyak 27 orang (20,5%), ingin minum es degan sebanyak 1 orang (0,8%), keputihan sebanyak 1 orang (0,8%), badan pegal-pegal sebanyak 3 orang (2,3%), suka makan makanan pedas sebanyak 1 orang (0,8%), malas beraktivitas sebanyak 4 orang (3,0%), kaki pegal-pegal 1 orang (0,8%), punggung sakit sebanyak 2 orang (1,5%), susah tidur sebanyak 1 orang (0,8%), dan mudah marah sebanyak 1 orang (0,8%). Dari hasil penelitian tersebut dapat digolongkan tanda dan gejala PMS (Pre Menstruasi Syndrome) yang berupa gejala fisik yaitu nyeri perut, ingin minum es degan, keputihan, badan pegal-pegal, kaki pegalpegal, punggung sakit. Yang berupa gejala psikologis yaitu mudah marah. Serta yang berupa gejala perilaku yaitu suka makan makanan pedas, malas beraktivitas, dan susah tidur. 6. Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstruasi Syndrome Pada Remaja Putri Dari hasil penelitian di SMK N 9 Surakarta dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa remaja putri di SMK N 9 Surakarta mengalami gejala fisik sebanyak 38,5 %, gejala psikologis sebanyak 58,3 %, gejala perilaku sebanyak 27,4 %, serta gejala tambahan yang tidak tertera pada kuesioner sebanyak 4,2 %. Dari hasil tersebut dapat ditarik

72 57 suatu kesimpulan bahwa setiap wanita itu bisa saja mengalami beberapa gejala yang dirasakan sebelum terjadinya menstruasi. Bisa saja wanita itu mengalami gejala fisik, gejala psikologis dan juga gejala perilaku. Tapi ada juga yang hanya mengalami gejala fisik saja, atau gejala psikologis saja bahkan hanya gejala perilaku saja. Keterbatasan Keterbatasan dalam proses penelitian ini yaitu : 1. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia 2. Dalam penelitian ini hanya untuk mengetahui tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome pada remaja putri tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang diperoleh. 3. Dalam penelitian ini tidak dicantumkan dalam kuesioner tentang berapa lamanya menstruasi yang terjadi pada remaja putrid, serta tidak dicantumkannya sejak kapan menstruasi terjadi pada masing-masing remaja putri.

73 58 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan hasil yaitu remaja putri kelas XI di SMK N 9 Surakarta yang berusia termuda 15 tahun sebanyak 1 orang (0,80%) dan yang berusia tertua 20 tahun sebanyak 1 orang (0,80%). 2. Karakteristik responden berdasarkan gejala fisik didapatkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami gejala fisik yang paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang) dan juga gejala fisik yang paling sedikit dirasakan yaitu gangguan penglihatan 2,3 % (3 orang). 3. Karakteristik responden berdasarkan gejala psikologis didapatkan hasil bahwa bahwa remaja putri yang mengalami gejala psikologis yang paling banyak yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang) dan yang mengalami gejala psikologis yang paling sedikit yaitu depresi 9,1 % (12 orang). 4. Karakteristik responden berdasarkan gejala perilaku didapatkan hasil bahwa remaja yang mengalami gejala perilaku yang paling banyak dirasakan yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang) dan yang paling sedikit dirasakan yaitu bolos sekolah 5,3 % (7 orang). 58

74 59 5. Karakteristik responden berdasarkan gejala tambahan didapatkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami gejala tambahan yang paling banyak dirasakan yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang). 6. Karakteristik responden berdasarkan tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome didapatkan bahwa Remaja Putri yang nmengalami gejala fisik sebanyak 38,5 %, gejala psikologis sebanyak 58,3 %, gejala perilaku sebanyak 27,4 %, serta gejala tambahan yang tidak tertera pada kuesioner sebanyak 4,2 %. B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para siswi lebih meningkatkan pengetahuan tentang PMS dengan cara mencari informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja khususnya PMS misalnya dari buku, internet, mengikuti penyuluhan dan dapat melalui diskusi secara terbuka dengan kesehatan reproduksi remaja dalam hal ini tentang PMS dengan orangtua, guru, teman, maupun orang yang memang paham akan hal ini. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti diharapkan bisa lebih mengembangkan lagi penelitian yang selanjutnya, baik yang berkaitan dengan faktor yang diteliti maupun yang tidak diteliti. Serta mampu memberikan penyuluhan kepada remaja terkait dengan materi PMS (Pre Menstruasi Syndrome).

75 60 3. Bagi Institusi Bagi institusi diharapkan bisa menambah koleksi referensi dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan bacaan di perpustakaan.

76 61 DAFTAR PUSTAKA Andrews, Gilly Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita Ed.2, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta Asti Andriyani Hubungan antara tingkat kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi D IV Kebidanan jalur regular UNS Surakarta. Dibuka tanggal 21 Desember 2013 dari diakses tanggal 02 Januari Bobak, Lowdermik et al Buku Ajar Keperawatan Maternitas Ed.4, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Dewi, Syntia Nilda Biologi Reproduksi, Yogyakarta : Pustaka Rihama Joseph,HK dan M. Nugroho S Catatan Kuliah GINEKOLOGI dan OBSTETRI (OBSGYN) Untuk Keperawatan dan Kebidanan, Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta Pieter, Zan Herri dan Namora Lumongga Lubis Pengantar Psikologi untuk Kebidanan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group Prawirohardjo, Sarwono Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwana Prawirohardjo Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna, Yogyakarta : Nuha Medika Razi Maulan Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK- RSUD dr. Zainoel Bidin Banda Aceh. Dibuka tanggal 21 Desember 2013 dari diakses tanggal 02 Januari Saraswati, Sylvia Penyakit Perempuan, Yogyakarta : Ar-ruzz Media Group Saryono Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula, Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Setiadi Konsep & Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu Suryani, Eko dan Hesty Widyasih Psikologi Ibu dan Anak, Yogyakarta : Fitramaya

77 62 Suyanto Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Yogyakarta : Nuha Medika Yusuf, Syamsu Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Zulaikha F Hubungan Tingkat Pengetahuan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrom di SMA N 5 Surakarta. Dibuka tanggal 21 Desember 2013 dari diakses pada tanggal 02 Januari 2014.

78 63

79 64 JADWAL PENELITIAN GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA Oleh : Deni Riya Pawestri Bulan No 1 Kegiatan Pengumpulan judul KTI Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Studi pendahuluan 3 Bimbingan proposal 4 Ujian proposal KTI Revisi proposal penelitian dan pengambilan ijin penelitian Pengambilan data penelitian Pembimbingan penyusunan laporan hasil penelitian Ujian laporan hasil penelitian Revisi hasil penelitian dan pengumpulan KTI

80 65

81 66

82 67

83 68 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth: Calon Responden Penelitian Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Deni Riya Pawestri NIM : Adalah mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang sedang melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta. Dengan ini memohon kepada saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Diharapkan saudari menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Atas persetujuan dan kesediaan saudari sebagai responden saya mengucapkan terima kasih. Wassalamu alikum Wr. Wb. Hormat Saya Deni Riya Pawestri

84 69 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi respoden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, dengan judul Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif dan merugikan saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Surakarta, Maret 2014 Responden ( )

85 70 KUESIONER Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta No. Responden Petunjuk Pengisian: Isilah data-data berikut ini sesuai dengan keadaan sebenarnya. Diisi oleh peneliti Nama (Inisial) : Umur : tahun Petunjuk Pingisian: Berikan tanda checklist ( ) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman saudari selama tiga bulan belakangan ini yang berhubungan dengan tanda dan gejala saat sebelum menstruasi maupun saat menstruasi berlangsung. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan saudari yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban yang terlintas dalam pikiran anda. Keterangan: Ya = 1 Tidak = 0

86 71 NO. PERTANYAAN YA TIDAK GEJALA FISIK 1. Apakah anda mengalami nyeri tekan dan pembengkakan payudara pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 2. Apakah anda mengalami perut kembung pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 3. Apakah anda mengalami edema perifer pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 4. Apakah anda mengalami sakit kepala atau migrain pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 5. Apakah anda mengalami rasa panas dan kemerahan pada wajah serta leher pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 6. Apakah anda mengalami limbung pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 7. Apakah anda mengalami palpitasi pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 8. Apakah anda mengalami gangguan penglihaatan pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 9. Apakah anda mengalami ketidaknyamanan panggul pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 10. Apakah anda mengalami perubahan pola buang air besar pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 11. Apakah anda mengalami perubahan nafsu makan pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 12. Apakah anda mengalami mual pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 13. Apakah wajah anda timbul jerawat atau lesi pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? GEJALA PSIKOLOGIS 14. Apakah anda mengalami penurunan koordinasi pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 15. Apakah anda mengalami gejala psikologis berupa tegang pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 16. Apakah anda mengalami gejala psikologis berupa irritabilitas (mudah tersinggung) pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi?

87 72 NO. PERTANYAAN YA TIDAK 17. Apakah anda mengalami gejala psikologis berupa depresi pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 18. Apakah anda mengalami gejala psikolgis berupa perubahan alam perasaan pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 19. Apakah anda mengalami gejala psikologis yang berupa ansietas (cemas) pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 20. Apakah anda mengalami gejala psikologis yang berupa gelisah pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 21. Apakah anda mengalami gejala psikologis yang berupa letargi (mudah lelah) pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 22. Apakah anda mengalami gejala psikologis yang berupa penurunan libido pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 23. Apakah anda mengalami gejala psikologis yang berupa penurunan konsentrasi pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? GEJALA PERILAKU 24. Apakah anda mengalami gejala perilaku yang berupa agoraphobia pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 25. Apakah anda melakukan bolos sekolah pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 26. Apakah anda mengalami penurunan prestasi belajar pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 27. Apakah anda mengalami gejala perilaku yang berupa kehilangan konsentrasi pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 28. Apakah anda mengalami gejala perilaku yang berupa penghindaran aktivitas sosial pada waktu satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi? 29 Apakah ada gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang anda alami yang tidak terdapat pada kuesioner diatas, jika ada tuliskan!

88 73 HASIL PENELITIAN No Nama Umur Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala Perilaku Sdr. E 19 Th Nyeri perut 2 Sdr. Z 17 Th Nyeri perut 3 Sdr. I 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. J 16 Th Nyeri perut 6 Sdr. E 16 Th Nyeri perut 7 Sdr. R 17 Th Sdr. W 17 Th Sdr. N 16 Th Sdr. E 16 Th Sdr. A 16 Th Sdr. P 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. L 18 Th Sdr. D 16 Th Tambahan Ingin minum es degan 16 Sdr. G 17 Th Nyeri perut 17 Sdr. F 17 Th Nyeri perut 18 Sdr. V 16 Th Sdr. W 17 Th Sdr. B 16 Th Sdr. S 16 Th Nyeri perut 22 Sdr. A 16 Th Nyeri perut 23 Sdr. N 17 Th Nyeri perut 24 Sdr. V 17 Th Nyeri perut 25 Sdr. H 17 Th

89 74 No Nama Umur Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala Perilaku Tambahan 26 Sdr. T 19 Th Sdr. A 16 Th Sdr. V 17 Th Sdr. W 17 Th Sdr. P 18 Th Keputihan 31 Sdr. M 17 Th Sdr. E 17 Th Sdr. X 16 Th Sdr. D 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. C 16 Th Sdr. R 17 Th Sdr. F 16 Th Sdr. S 17 Th Sdr. L 17 Th Sdr. F 17 Th Sdr. Z 17 Th Sdr. T 17 Th Nyeri perut 45 Sdr. K 17 Th Sdr. M 17 Th Sdr. M 16 Th Sdr. F 17 Th Sdr. D 16 Th Sdr. R 17 Th Sdr. W 17 Th Sdr. N 17 Th

90 75 No Nama Umur Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala Perilaku Sdr. D 16 Th Sdr. N 17 Th Sdr. N 17 Th Sdr. J 17 Th Sdr. D 16 Th Sdr. W 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. O 17 Th Tambahan Nyeri pada perut, badan Pegal-pegal Nyeri pada perut, badan Pegal-pegal Nyeri pada perut, badan Pegal-pegal 61 Sdr. R 16 Th Nyeri perut 62 Sdr. V 16 Th Nyeri perut 63 Sdr. D 17 Th Sdr. R 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. R 17 Th Sdr. N 16 Th Sdr. A 16 Th Sdr. F 17 Th Sdr. D 17 Th Sdr. F 17 Th Sdr. S 17 Th Sdr. N 17 Th Malas beraktivitas 74 Sdr. S 17 Th Kaki Pegal-Pegal, Perut Nyeri, Punggung Nyeri 75 Sdr. U 16 Th Nyeri Perut 76 Sdr. L 17 Th Sdr. A 1 Th

91 76 No Nama Umur Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala Perilaku Sdr. R 17 Th Sdr. M 17 Th Sdr. N 17 Th Sdr. D 17 Th Sdr. A 17 Th Tambahan 83 Sdr. T 17 Th Nyeri pada perut 84 Sdr. R 17 Th Sdr. D 17 Th Sdr. R 17 Th Nyeri perut, punggung sakit 87 Sdr. A 17 Th Nyeri perut 88 Sdr. X 17 Th Sdr. L 17 Th Sdr. F 17 Th Sdr. E 17 Th Mudah marah, malas beraktifitas 92 Sdr. I 17 Th Nyeri pada perut 93 Sdr. D 17 Th Sdr. D 16 Th Susah tidur 95 Sdr. W 18 Th Nyeri perut, malas beraktivitas 96 Sdr. H 20 Th Nyeri perut, malas beraktivitas 97 Sdr. F 17 Th Nyeri pada perut 98 Sdr. S 17 Th Nyeri pada perut 99 Sdr. O 16 Th Sdr. A 17 Th Sdr. P 17 Th Sdr. S 16 Th nyeri perut 103 Sdr. A 16 Th

92 77 No Nama Umur Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala Perilaku Tambahan 104 Sdr. L 16 Th Sdr. W 18 Th Sdr. A 17 Th Sdr. A 17 Th Sdr. F 18 Th Sdr. Y 17 Th Sdr. T 17 Th Sdr. K 17 Th Sdr. Y 16 Th Sdr. A 16 Th Sdr. Y 18 Th Sdr. F 18 Th Sdr. K 17 Th Sdr. R 17 Th Sdr. N 17 Th Sdr. N 17 Th Sdr. H 16 Th Sdr. S 16 Th Sdr. E 16 Th Sdr. N 15 Th Sdr. F 17 Th Sdr. T 17 Th Sdr. S 16 Th Sdr. N 16 Th Suka makan pedas 128 Sdr. T 16 Th Sdr. S 17 Th Sdr. I 17 Th

93 78 No Nama Umur Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala Perilaku Sdr. A 17 Th Sdr. F 17 Th JUMLAH Tambahan

94 79

95 80

96 81

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN SMK N 9 SURAKARTA Deni Riya Pawestri

Lebih terperinci

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gejala fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wanita yang mulai memasuki usia pubertas normalnya dalam perjalanan hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah pengeluaran darah yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Premenstruasi (SPM) secara luas diartikan sebagai gangguan siklik berulang berkaitan dengan variasi hormonal perempuan dalam siklus menstruasi, yang berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Reproduksi normal pada wanita dikarakteristikan dengan perubahan ritme bulanan pada sekresi hormon dan perubahan fisik di ovarium dan organ seksual lainya. Pola ritme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan 0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi, Siklus dan Periode Menstruasi Menurut Rosenblatt (2007), menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan pada uterus yaitu endometrium bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Premenstruasi (SPM) secara luas diartikan sebagai gangguan siklik berulang berkaitan dengan variasi hormonal perempuan dalam siklus menstruasi, yang berdampak

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sindrom pra menstruasi Pengertian Etiologi

TINJAUAN PUSTAKA Sindrom pra menstruasi Pengertian Etiologi TINJAUAN PUSTAKA Sindrom pra menstruasi Pengertian Sindrom pra menstruasi (PMS) adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN T o p i k : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi Sub Topik : Konsep dasar Gangguan Haid/ Menstruasi T e m p a t : Kampus Stikes Al Irsyad Al Islamiyyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram Syajaratuddur Faiqah, SSiT, M.Kes Abstrac : Premenstrual syndrome

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini terjadi proses perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Pada fase ini ditandai dengan perkembangan fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA Husniyati Sajalia *) Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun dan ditandai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI MENARA Ilmu Vol. XII Jilid I No.80 Februari 2018 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI Elisa Murti Puspitaningrum Akademi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI Sri Siyamti & Herdini Widyaning Pertiwi Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1. Siklus menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan meraih

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan hasil data yang terkumpul diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program KB (Keluarga Berencana) merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan melembagakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (555-563) HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA Ricka, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta Abstrack:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sering disebut masa pubertas. Dimana masa pubertas adalah masa peralihan dari anak anak menjadi dewasa. Dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagainya) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagainya) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan Maternitas MAYYANE BP. 05121005 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci