BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagainya) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh
|
|
- Liana Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hai ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dilakukan di masa lalu ( Notoadmodjo, 2010). Ada tiga aspek mendasar pengalaman manusia yang harus diperhatikan yaitu : 1)apa yang mereka lakukan, 2)apa yang mereka ketehui, 3)benda benda apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam kehidupan mereka. Data pengalaman individu ialah bahan keterangan mengenai apa yang dialami individu tertentu sebagai warga dari suatu masyarakat yang sedang menjadi objek penelitian (Bungin, 2012). B. Premenstrual Syndrome 1. Pengertian Premenstrual Syndrome Premenstrual syndrome merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama fase luteal pada siklus menstruasi (Suryono & Sejati). Premenstrual syndrome adalah berbagai gejala fisik, psikologis, dan emosional yang terkait dengan perubahan hormonal karena siklus menstruasi (Proverawati & Misaroh).
2 2. Penyebab Premenstrual Syndrome Penyebab terjadinya premenstrual syndrome belum diketahui secara pasti. Namun penyebab yang paling sering ditemukan berhubungan dengan faktor faktor sosial, budaya, biologis dan masalah psikis emosional. Selain itu, premenstrual syndrome sering berhubungan dengan naik turunnya kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus haid (Anurogo & Wulandari, 2011). Penyebab dari premenstrual syndrome antara lain: a. Penyebab Hormonal Hormon hormon steroid seks (estrogen dan progesteron) bukan sebagai penyebab munculnya premenstrual syndrome, namun fluktuasi kadar sepanjang siklus haidlah sebagai pemicu (Suparman, 2012). Selain itu menurut Saryono dan Sejati (2009) terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron yakni kadar hormon estrogen sangat berlebih dan melampaui batas normal sedangkan kadar progesteron menurun. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan genetik pada sensivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Selain faktor hormonal, premenstrual syndrome berhubungan dengan gangguan perasaan faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita. b. Faktor Genetik Premenstrual syndrome lebih rentan diderita oleh wanita dengan riwayat premenstrual syndrome seperti pada anggota keluarga lainnya seperti ibu kandung atau saudara kandung (Suparman, 2010). Selain itu pada kembaran satu telur (monozigot) insidensi premenstrual syndrome dua kali lebih tinggi daripada kembar dua telur (Saryono & Sejati, 2009).
3 c. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang berkontribusi terhadap premenstrual syndrome antara lain kepribadian dan dukungan orang orang terdekat. Individu akan rentan beradaptasi dengan premenstrual syndrome dan tidak mudah menerima saran dan terapi (Elvira, 2010). Menurut penelitian Siregar (2012) terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan premenstrual syndrome. Faktor stres sangat besar pegaruhnya terhadap premenstrual syndrome. Gejala gejala premenstrual syndrome akan semakin menghebat jika seorang wanita terus menerus mengalami tekanan (Saryono dan Sejati, 2009). d. Faktor Gaya Hidup Faktor gaya hidup dalam diri wanita terhadap pengaturan pola makan juga memegang peranan penting. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, sangat berperan terhadap gejala gejala premenstrual syndrome. Makanan terlalu banyak garam akan menyebabkan retensi cairan, dan membut tubuh bengkak. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol dan minuman minuman berkafein dapat mengganggu suasana hati dan melemahkan tenaga. Rendahnya kadar vitamin dan mineral dapat menyebabkan gejala gejala dari premenstrual syndrome semakin memburuk (Saryono & Sejati, 2009) Hasil penelitian premenstrual syndrome pada dua dekade terakhir menyimpulkan bahwa etiologi premenstrual syndrome sebenarnya tidak tunggal, melainkan merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks (Suparman, 2012).
4 3. Gejala Klinis Gejala gejala yang muncul satu atau dua minggu sebelum periode haid dan mereda dalam waktu satu minggu sejak kemunculannya. Gejala ini cukup berat sehingga dapat mengganggu kehidupan keseharian (Datta, 2011). Berbagai kepustaaan telah mendokumentasi lebih dari 150 gejala fisik, psikis, dan perilaku yang dapat dirangkum dalam premenstrual syndrome, namun keluhan keluhan yang paling sering dan sangat dikeluhkan sebagian besar penderitanya menurut Suparman (2012) diantaranya : a. Keluhan dan / atau gejala fisik: nyeri kepala, nyeri dan pembengkakan payudara, nyeri punggung, nyeri sendi dan otot, mual, perut kembung, peningkatan berat badan, maupun berbagai derajat edema ekstremitas b. Keluhan psikis: depresi, kecemasan, kelelahan atau merasa kehilangan tenaga, kebingungan, menjadi pelupa, perasaan mudah tersinggung, kemarahan yang muncul tanpa provokasi yang adekuat, sering menangis, kehilangan daya konsentrasi, dan merasa kehilangan harga diri c. Gangguan perilaku: perasaan lelah, insomnia, berkurangnya hasrat seksual, keinginan berlebihan makan / minum sesuatu, serta penarikan diri secara sosial. Menurut Elvira (2010) tanda - tanda premenstrual syndrome amatlah banyak lebih kurang terdapat 200 gejala namun yang paling menonjol terdiri atas 3 (tiga) gejala, yaitu mudah tersinggung (irritable), tegang dan merasa tidak nyaman atau tidak bahagia (dysphoria). Adapun gejala gejala premenstrual syndrome mencakup : a. Gejala fisik terdiri atas : 1)payudara membengkak dan terasa nyeri, 2)perut membengkak dan menggembung, serta mengalami sembelit atau diare, 3)nyeri kepala dan migren, 4)membengkaknya tangan dan kaki, 5)bertambahnya berat
5 badan, 6)otot menjadi kaku dan nyeri, 7) sendi sendi kaku dan nyeri, 8)mual dan muntah b. Gejala emosi dan perilaku : 1)depresi, 2)cemas dan serangan panik, 3)sulit tidur, 4) perubahan minat dan gairah seksual, 5)mudah tersinggung, 6)bermusuhan dan marah yang meledak ledak, 7)meningkatnya selera makan terhadap makanan makanan tertentu (terutama garam dan gula), 8)meningkat dan menurunnya mood. 9)sulit konsentrasi, 10)merasa lemah dan lelah. 4. Tipe premenstrual syndrome Dalam Saryono & Sejati (2009) terdapat beberapa macam tipe dan gejala premenstrual syndrome. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi premenstrual syndrome menurut gejalanya yakni premenstrual syndrome tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan premenstrual syndrome termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60 %, premenstrual syndrome tipe C sebanyak 40 %, dan premenstrual syndrome tipe D sebanyak 20 %. Kadang kadang seorang wanita mengalami kombinasi gejala, misalnya tipe A dan D secara bersamaan, dan setiap tipe memiliki gejalanya sendiri sendiri. Tipe tipe premenstrual syndrome antara lain: a. Premenstrual Syndrome Tipe A Premenstrual syndrome tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, rasa tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat belum mendapat menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan pada penderita premenstrual syndrome bisa jadi kekurangan vitamin B dan
6 magnesium. Penderita premenstrual syndrome A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi. b. Premenstrual Syndrome Tipe H Premenstrual syndrome tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum menstruasi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe premenstrual syndrome lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membantu minum sehari hari. c. Premenstrual Syndrome Tipe C Premenstrual syndrome tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6) atau kurangnya magnesium. d. Premenstrual Syndrome Tipe D Premenstrual syndrom tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata kata (verbalisasi), bahkan kadang kadang muncul rasa ingin bunuh diri
7 atau mencoba bunuh diri. Biasanya premenstrual syndrome tipe D berlangsung bersamaan dengan premenstrual syndrome tipe A, hanya sekitar 3 % dari seluruh tipe premenstrual syndrome benar benar murni tipe D. Premenstrual syndrome tipe D disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, dimana hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan hormon progesteronnya. Kombinasi premenstrual syndrome tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino, tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekuranagan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan premenstrual syndrome tipe D yang bersamaan dengan tipe A. 5. Faktor Risiko Premenstrual Syndrome Wanita wanita yang berisiko tinggi terkena atau mengalami premenstrual syndrome antara lain : a. Riwayat Keluarga Riwayat keluarga sangat mempengaruhi seorang wanita terkena premenstrual syndrome. Beberapa penelitian menemukan bahwa kejadian premenstrual syndrome adalah dua kali lebih tinggi antar kembar identik dibandingkan dengan kembar dua telur (Saryono & Sejati, 2009). Premenstrual syndrome lebih rentan diderita oleh wanita dengan riwayat premenstrual syndrome pada anggota keluarga lainnya (Suparman, 2010). b. Stres Premenstrual syndrome lebih rentan dialami oleh populasi wanita yang mengalami stres (Suparman, 2010). Faktor stres akan memperberat gangguan premenstrual syndrome. Hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan seseorang dalam menyelesaikan
8 masalah (Saryono & Sejati, 2009). Menurut penelitian Siregar (2012) terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres terhadap premenstrual syndrome. c. Diet Faktor kebiasaan makanan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala premenstrual syndrome. Kekurangn zat zat gizi seperti vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, serta asam lemak linoleat (Saryono & Sejati, 2009). d. Olahraga Menurut penelitian Nashruna, Maryatun dan Wulandari (2012) terdapat hubungan antara aktivitas fisik seperti olahraga terhadap kejadian premenstrual syndrome yang menunjukkan wanita yang rutin melakukan olahraga jumlah yang mengalami premenstrual syndrome lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang tidak rutin melakukan olahraga. Kurangnya olahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya premenstrual syndrome. Hal ini menunjukan bahwa olahraga memiliki hubungan dengan premenstrual syndrome. e. Obesitas Menurut Puspitoran et, al (2007) dalam hasil penelitian milik Nasruha menyatakan bahwa kadar serotonin di otak yang berperan dalam timbulnya premenstrual syndrome akan menurun bila indeks massa tubuh semakin tinggi sehingga muncul gejala premenstrual syndrome. Hasil penelitian Nasruha, Maryam dan Wulandari (2012) menyebutkan bahwa wanita dengan obesitas lebih banyak mengalami premenstrual syndrome daripada wanita yang tidak obesitas.
9 6. Penatalaksaaan Premenstrual Syndrome Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani premenstrual syndrome antara lain : a. Terapi obat 1) Menggunakan Analgesik Pengobatan premenstrual syndrome dapat menggunakan analgesik (obat penghilang rasa sakit) dan bersifat simptomatis, hanya membantu mengatasi nyeri, dan gejala sedang lainnya serta bersifat sementara (Elvira, 2010). Analgesik yang digunakan biasanya asam mefenamat dengan dosis 500 mg diberikan 3 kali sehari (Saryono dan Sejati, 2009). 2) Menggunakan Anti Depresi Obat anti depresi seperti selective seretonin reuptake inhibitor (SSRIs) dapat digunakan sertiap hari selama 14 hari sebelum menstruasi. SSRIs membantu mengurangi dampak perubahan hormon pada zat kimiawi otak (neurotransmiter), misalnya serotonin. Selain itu anti depresi non SSRI juga dapat digunakan untuk pengobatan premenstrual syndrome (Elvira, 2010). Efek samping dari SSRIs yaitu sulit tidur, mengantuk, lelah, sakit kepala, gemetar, gugup dan disfungsi seksual. Anti depresi yang digunakan dengan dosis yang paling rendah karena dapat memperkecil efek samping, seperti fluoxetine dengan dosis mg per hari (Saryono dan Sejati, 2009). 3) Vitamin B6 Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir pembetukan neurotransmiter, yang akan mempengaruhi sistem endokrin otak agar menjadi lebih baik (Elvira, 2010). Dosis yang diberikan sebanyak mg per hari (Suparman, 2012).
10 4) Menggunakan Kontrasepsi Oral Pil KB kombinasi estrogen dan progesteron bisa membantu mengurangi naik turun kadar estrogen dan progesteron (Saryono dan Sejati, 2009). Menurut Graham dan Sherwin (1992) dalam Suparman (2012) menyatakan bahwa pil KB kombinasi yang mengandung etinil estradiol 35 µg dan nerotrindon 0,5 mg dan 1 mg mampu mengurangi nyeri dan pembengkakan payudara. 5) Diuretik Obat ini bisa meningkatkan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan sodium dan air dalam urine, sehingga jumlah cairan dalam tubuh berkurang. Obat diuretika semacam spironolakton digunakan untuk mengurangi penahanan cairan dan perut kembung (Saryono dan Sejati, 2009). Menurut Vellacott (1987) dan Wang (1995) dalam Suparman (2012) untuk mengurangi keluhan retensi cairan diberikan spironolakton dosis 100 mg per hari. b. Psikoterapi Psikoterapi merupakan suatu pengobatan yan diberikan dengan cara cara psikologik. Untuk premenstrual syndrome dapat diberikan berupa terapi relaksasi, terapi kognitif perilaku dan psikoterapi dinamik (Elvira, 2010) Terapi relaksasi dapat mengurangi tekanan dan gejala gejala pada wanita yang mengalami premenstrual syndrome (Saryono dan Sejati, 2009). Prinsipnya adalah melatih pernapasan (menarik napas dalam dan lambat, lalu mengeluarkannya dengan lambat pula), mengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugestikan pikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai (Elvira, 2010) Terapi kognitif dilakukan dengan mengajarkan penderita premenstrual syndrome untuk menganalisis pola pemikiran yang negatif dan cara memandang berbagai peristiwa dalam kehidupan secara lebih adaktif (Suparman, 2012) Pada psikoterapi
11 dinamik, individu diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya, bukan hanya sekedar menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi ini, biasanya individu lebih banyak berbicara, sedangkan dokter lebih bamyak mendengar, kecuali pada individu yang benar benar pendiam, maka dokter yang akan lebih aktif. Terapi ini memerlukan waktu panjang, dapat berbulan-bulan atau bahkan bertahun- tahun. Hal ini memerlukan kerjasama yang baik antara individu dengan dokternya, serta kesabaran kedua belah pihak (Elvira, 2010). c. Perubahan Gaya Hidup 1) Olahraga Upayakan olahraga aerobik selama 30 menit selama 4-6 kali seminggu. Hal ini akan meningkatkan kesehatan seorang perempuan secara umum, kesehatan jantung dan pembuluh darahnya, otot-otot, serta membantu meredakan ketegangan saraf dan kecemasanya. Selain itu olahraga dapat mengurangi penimbunan cairan dan berat badan serta dapat meningkatkan rasa percaya diri (Elvira, 2010). Olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan sehat, berlari, bersepeda, atau berenang (Saryono dan Sejati, 2009). 2) Modifikasi Diet Lakukan juga modifikasi pada pola makan dengan langkah- langkah sebagai berikut : a) kurangi kafein untuk membantu mengurangi rasa tertekan, mudah tersinggung dan gelisah. Untuk hal ini upayakan mengkonsumsi makanan alami yang sehat, b) kurangi konsumsi garam untuk mengurangi kembung (bukan hanya garam yang ada dalam makanan sehari hari, namun juga pada makananan kemasan), c) konsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan serat yang terdapat dalam makanan seperti roti gandum, pasta, sereal, buah dan sayur, d) sertakan sumber protein pada tiap menu makanan, e) konsumsi
12 makanan yang kaya vitamin dan mineral atau konsumsi suplemen vitamin dan mineral, f) kurangi konsumsi gula dan lemak dalam diet untuk membantu meningkatkan energi dan menstabilkan mood, g) kuranagi atau hentikan konsumsi alkohol (Elvira, 2010). 7. Upaya Preventif Menurut Saryono dan Sejati (2009) usaha preventif dari premenstrual syndrome antara lain : a. Modifikasi Gaya Hidup Gaya hidup sehari hari perlu diatur untuk meminimalkan gejala yang timbul akibat perubahan hormonal. Pola hidup sehat seperti mengurangi kafein dan dan berhenti merokok merupakan alternatif yang baik untuk dilakukan. Memperbanyak waktu istirahat untuk menghindari kelelahan dan mengurangi stres berperan juga dalam terapi premenstrual syndrome. Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya dengan orang terdekat,baik pasangan, teman, maupun keluarga. Terkadang konfrontasi atau pertengkaran dapat dihindari, apabila pasangan atau teman dapat mengerti dan mengenali penyebab dari kondisi ketidakstabilan wanita tersebut, sehingga memilih waktu lain untuk mendiskusikan masalah yang kontrofersial tersebut. Grup konseling dengan psikiater juga dapat diterapkan. b. Pola Diet Jenis makanan yang direkomendasikan bagi penderita premenstrual syndrome bervariasi pada setiap wanita., dan karena wanita yang mengalami premenstrual syndrome dapat memiliki kondisi utama lain seperti hipoglikemia dan tekanan
13 darah tinggi, pengaturan dan penilaian khusus perlu diprioritaskan untuk membuat suatu rekomendasi makanan. Penurunan asupan gula, garam, dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat mencegah edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein (kopi), teh, alkohol, dan soda juga dapat menurunkan ketegangan, kecemasan, dan insomnia (sulit tidur). Sodium sudah direkomendasikan untuk mengurangi bengkak, cairan otak, dan perut kembung. Pembatasan kafein direkomendasikan oleh karena asosiasi antara kafein dan sifat lekas marah dan kesulitan untuk tidur. Pola makan disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa selama periode premenstruasi terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi. Ada suatu teori yaitu gejala umum premenstrual syndrome seperti peningkatan untuk mengkonsumsi karbohidrat disebabkan karena kadar serotonin yang rendah. Teori ini adalah saat kadar serotonin rendah, otak mengirim sinyal ke seluruh tubuh untuk makan karbohidrat, dimana untuk merangsang produksi serotonin dari yang alami dengan asam amino building block. Pada kasus ini wanita ingin mengetahui mengapa nafsu makan mereka menjadi tidak sangat terkontrol dan semangat hilang selama premenstrual syndrome, semua faktor sekuat kekuatan senyawa kimia otak dan produksi hormon mempengaruhi tingkah laku dan nafsu makan secara psikis. Pola makan yang teratur dan mengurangi komposisi lemak dapat menjaga berat badan. Karena berat badan yang berlebih dapat meningkatkan risiko menderita premenstrual syndrome. Vitamin B6 dengan dosis tidak lebih 100 mg per hari dapat memperbaiki gejala gejala premenstrual syndrome secara menyeluruh. Suplemen vitamin E adalah suatu perawatan yang dikenal untuk mastalgia. Vitamin E untuk perawatan potensial premenstrual syndrome dikarenakan efek antioksidannya berpotensi
14 sangat menguntungkan. Kalsium Karbonat disuatu dosis dari 1200 mg per hari selama tiga siklus menstruasi menimbulkan perbaikan gejala pada wanita wanita dengan premenstrual syndrome dalam mengurangi pembengkakan. Magnesium dengan dosis tidak lebih dari 400 mg per hari sangat membantu dalam mengurangi cairan dan bengkak. Untuk mengurangi terjadinya penumpukan cairan, sebisa mungkin mengurangi konsumsi garam dalam makanan. Garam bisa menyerap air dan hal ini dapat meningkatkan pembengkakan. c. Olahraga Membiasakan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur. Olahraga seperti berenang dan berjalan kaki. Tarikan nafas dalam dan relaksasi juga bisa meringankan rasa tidak nyaman. Berolahraga dapat menurunkan stres dengan cara memiliki waktu untuk keluar dari rumah dan pelampiasan untuk rasa marah atau kecemasan yang terjadi. Beberapa wanita mengatakan bahwa berolahraga ketika mereka mengalami premenstrual syndrome dapat membantu relaksasi dan tidur di malam hari. Agar aktivitas tetap berjalan meskipun dalam kondisi premenstrual syndrome maka hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan keluhan adalah : a) Hindari kafein yang terdapat pada berbagai minuman ringan dan hindari alkohol yang berlebihan. b)lakukan pola diet yang sehat (rendah garam, lemak, tinggi protein, dan vitamin serta mineral). Perbanyak karbohidrat kompleks, sayur sayuran dan buah buahan. c) Terapi farmakologi untuk mengatasi rasa nyeri yang luar biasa. d) Lakukan senam aerobik secara teratur. e) Usahakan tidur yang cukup, gunakan jadwal secara teratur.
15 C. Penelitian Kualitatif Fenomenologi Bogdan dan Taylor dalam Basrowi (2008) menyatakan bahwa kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang orang yang dapat di amati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yng mereka alami dalam kehidupan sehari hari. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organsasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan (Moleong, 2010) Pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi. Fenomenologi merupakan cabang disiplin ilmu filosofi dan psikologi yang berfokus pada pengalaman manusia (Polit & Hungler, 1999). Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman pengalaman subjektif manusia dan interpretasi interpretasi dunia. Fenomenologi diartikan sebagai : 1) pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal: 2) suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang (Husserl). Sebagai bidang filsfat modern, fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran yang berkaitan dengan pertanyaan seperti bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia) muncul, dan bagaimana sesuatu didunia ini diklasifikasikan. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui (Moleong, 2010) Penelitian yang berlandaskan fenomenologi melihat objek penelitian dalam satu konteks naturalnya (Idrus, 2009). Berdasarkan Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan kaitannya terhadap orang orang yang berada dalam situasi situasi tertentu. Para fenomenolog percaya bahwa pada makhluk
16 hidup tersedia pelbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain dan bahwa pengertian pengalamanlah yang membentuk kenyataan (Moleong, 2010). Data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata kata, gambar, dan bukan angka angka. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif karena proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu altar lainnya. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan hubungan. Dan analisis demikian dapat memperhitungkan nilai nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik (Moleong, 2010).
PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.
Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Reproduksi normal pada wanita dikarakteristikan dengan perubahan ritme bulanan pada sekresi hormon dan perubahan fisik di ovarium dan organ seksual lainya. Pola ritme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Premenstruasi (SPM) secara luas diartikan sebagai gangguan siklik berulang berkaitan dengan variasi hormonal perempuan dalam siklus menstruasi, yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gejala fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sindrom pra menstruasi Pengertian Etiologi
TINJAUAN PUSTAKA Sindrom pra menstruasi Pengertian Sindrom pra menstruasi (PMS) adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tergabung dalam organisasi FKMS (Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UIN Malang pada mahasiswi Madura yang tergabung dalam organisasi FKMS (Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep). B. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Premenstruasi (SPM) secara luas diartikan sebagai gangguan siklik berulang berkaitan dengan variasi hormonal perempuan dalam siklus menstruasi, yang berdampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SINDROM PRAMENSTRUASI. Menurut Kaunitz (2008) sindrom pramenstruasi adalah kombinasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SINDROM PRAMENSTRUASI 1. DefinisiSindrom Pramenstruasi Menurut Kaunitz (2008) sindrom pramenstruasi adalah kombinasi perubahan fisik, psikologis, dan perilaku yang menyedihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ghidza, yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Gizi 1.1 Pengertian Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ghidza, yang berarti makanan dan pada bahasa sansekerta disebut geogos yang artinya sumbersumber makanan
Lebih terperinciKUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman adalah hal yang pernah dijalani, dirasakan, ditanggung. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Pengalaman kehidupan dan dan lingkungan akan sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan
0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini terjadi proses perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Pada fase ini ditandai dengan perkembangan fisik,
Lebih terperinciPenyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?
Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wanita yang mulai memasuki usia pubertas normalnya dalam perjalanan hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah pengeluaran darah yang berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara
Lebih terperinciKehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013
Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI Sri Siyamti & Herdini Widyaning Pertiwi Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Konsep Perilaku. Perilaku berdasarkan pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia itu
Lebih terperinci2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama
Lebih terperinciREKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd
REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak
Lebih terperinciFase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)
KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis
Lebih terperinciFaktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram Syajaratuddur Faiqah, SSiT, M.Kes Abstrac : Premenstrual syndrome
Lebih terperinciContoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?
Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa wanita biasanya mengalami rasa tidak nyaman sebelum menstruasi. Mereka sering merasakan satu bahkan lebih gejala yang disebut dengan kumpulan gejala sebelum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America
BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan hasil data yang terkumpul diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused
Lebih terperinciApa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?
Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Salah satu ibadah dalam agama Islam adalah shoum atau berpuasa, menahan lapar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia berkembang pesat. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan tersebut
Lebih terperinciSeimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang
Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang Seimbangkan kadar gula darah anda sekarang. Apa yang anda ketahui dengan gula darah? Didefinisikan dengan banyaknya kandungan gula atau glukosa dalam darah anda.
Lebih terperinciPola hidup sehat untuk penderita diabetes
Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan
Lebih terperinciMitos dan Fakta Kolesterol
Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?
Lebih terperinciTingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya
Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati
Lebih terperinciKisi-kisi Mid pelayanan kesehatan
Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Mohon membaca slide untuk menjawab soal Benar dan Salah dan Menjodohkan. Semua yang di tulis di slide berikut ini adalah jawaban untuk pertanyaan essay Sinar matahari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Definisi Premenstrual Syndrome
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Premenstrual Syndrome a. Definisi Premenstrual Syndrome PMS (Premenstrual Syndrome) adalah sekumpulan keluhan dan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
Lebih terperinci8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami
8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein merupakan zat psikoaktif yang terdapat pada banyak sumber seperti kopi, teh, soda dan cokelat. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4
Lebih terperinciLatihan Fisik David Beckham
LATIHAN DAN DIET RUTIN DAVID BECKHAM Latihan Rutin David Beckham Latihan Fisik David Beckham Diet dan Nutrisi David Beckham melakukan berbagai macam latihan outdoor dan indoor untuk tetap sehat dan mendapatkan
Lebih terperinciJENIS GANGGUAN ELEKTROLIT
A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang lain. Menurut Proverawati (2009:107), bahwa gejala-gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Premenstrual syndrome (PMS) dapat menurunkan motivasi seseorang. Baik itu motivasi belajar maupun motivasi untuk melakukan aktivitas yang lain. Menurut Proverawati
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciMengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan
Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan
Lebih terperinciHipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di
Lebih terperinciApakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?
Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai
Lebih terperinciDETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA
Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 30/III/2006 Sent: 20 Maret 2006 DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Sebagian besar bahkan mungkin semua orang yang
Lebih terperinciPengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes
Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes Apa Efek Minuman Ringan Terhadap Penyakit Diabetes dan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes? Jika berita dan laporan kesehatan terbaru
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.
1 PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS Susilowati, SKM, MKM. 2 Masih ingat pebasket internasional Earvin Johnson? Pemain NBA tersohor itu membuat berita mengejutkan dalam karier bermain basketnya. Bukan
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula
GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Usia Lanjut/Lanjut Usia
Lebih terperinciDEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST
DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST PENGERTIAN Defisiensi : suatu keaadaan atau kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sesuatu dari yang seharusnya terpenuhi. Defisiensi zat gizi : suatu keadaan dimana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, lansia yang tinggal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia
SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia Penyuluh : Mahasiswi Gizi Poltekkes Hari/Tanggal
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih
Lebih terperinci8 Langkah Diet Sehat secara Alami
8 Rahsia dan Tips Kuruskan Badan, Paha, Lengan, dan Pipi Secara Semulajadi Ditulis oleh En Syak Biasanya, banyak tips hanya menjurus kepada bagaimana menguruskan badan saja. Jarang kita lihat ada yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama
Lebih terperinciThe Miracle of ENDORPHINE
The Miracle of ENDORPHINE Dr. Shigeo Haruyama Dr. Shigeo Haruyama adalah dokter yang berasal dari Jepang. Sejak kecil beliau mempelajari ilmu kedokteran tradisional Jepang dari kakeknya. Kemudian dia pun
Lebih terperinciHari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan
Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan P Kalori di sini adalah perkiraan Script Hari 1, penjelasan 3 menit Masih ingat ANGKA AJAIB Anda? 1. Ini adalah angka AJAIB karena jika Anda mengingatnya dan membatasi
Lebih terperinciDIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?
DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami dalam kehidupan perempuan sejak masa pubertas dan akan berakhir saat menopause. Perdarahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciIssu Metodologi MOOD AND PERFORMANCE FOOD. Baseline. Expectancy dan Placebo 14/04/2014
Issu Metodologi MOOD AND PERFORMANCE FOOD Kompetensi Yang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara makanan dengan kondisi mood dan performansi seseorang Baseline Harapan dan Placebo Pemilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid I No.80 Februari 2018 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI Elisa Murti Puspitaningrum Akademi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan tersebut berhenti
Lebih terperinciObat untuk Diabetes Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar, olahraga yang teratur, kemudian dilanjutkan dengan obat-obatan yang diminum, atau suntikan insulin. Pada diabetes tipe
Lebih terperinciTANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -
Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN 1 50 LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya: Dengan
Lebih terperinciTEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)
TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
Lebih terperinci