BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini dijabarkan mengenai deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: (1) deskripsi novel BTDLA, (2) latar sosial pengarang novel Bulan Terbelah di Langit Amerika (selanjutnya disingkat BTDLA), (3)_masalah sosial dalam novel BTDLA kaitannya dengan novel sebagai cerminan masyarakat, (4) tanggapan pembaca novel BTDLA yang meliputi dua kategori, yaitu pembaca ideal dan pembaca biasa, (5) nilai pendidikan karakter dalam novel BTDLA, dan (6) relevansi novel BTDLA sebagai materi pembelajaran sastra di SMA. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Novel BTDLA Novel BTDLA merupakan novel kedua dari pasangan penulis Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang dirilis pada tahun Novel ini memiliki tebal 344 halaman yang terbagi dalam 72 bab, overture, dan epilog. Overture merupakan prolog pada novel BTDLA dan novel karya Hanum dan Rangga lainnya, yaitu pembuka atau pengantar cerita. Sedangkan epilog merupakan penutup yang berisi intisari ceria dalam novel BTDLA. Novel ini bercerita tentang perjalanan religi tokoh Hanum dan Rangga di Amerika dengan latar belakang peristiwa 11 September dan Islamophobia. Untuk lebih jelasnya deskripsi novel BTDLA dijabarkan dalam sinopsis dan unsur pembangun novel (unsur intrinsik) berikut ini. a. Sinopsis Novel BTDLA Hanum merupakan orang Indonesia yang tinggal di Wina mengikuti sang suami Rangga Almahendra menempuh studi S3 di WU (Vienna University of Economics and Business). Untuk mengisi waktu luangnya menunggu suami kuliah, Hanum bekerja di sebuah koran lokal Heute ist Wunderbar. Secara kebetulan di waktu yang sama pasangan ini mendapat tugas yang harus mereka selesaikan commit di to Amerika. user Rangga mendapat tugas dari 48

2 49 Profesor Reinhard untuk mempresentasikan paper sekaligus meminta Phillipus Brown menjadi dosen tamu di kampusnya. Sedangankan Hanum diberi tugas oleh Gertrud untuk membuat artikel terkait peristiwa 11 September (9/11) dengan tema akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Perjalanan enam hari itu mereka rencanakan matang-matang, mereka memutuskan berada di New York selama tiga hari untuk menyelesaikan liputan Hanum dan tiga hari sisanya memenuhi tugas Rangga di Washington DC. Perjalanan yang harusnya mereka nikmati itu ternyata tidak sesuai harapan. Hanum hampir kehilangan tiga hari liputannya di New York, dia bersikeras mencari narasumber sendiri karena tidak puas dengan narasumber pilihan bosnya. Berniat membantu istrinya, Rangga mengusulkan agar Hanum menghubungi narasumber pilihan Gertrud namun berujung pada perselisihan. Hanum merasa suaminya tidak ikhlas membantu tugas liputannya, bahwa Rangga hanya ingin pekerjaan Hanum cepat selesai dan mereka bisa jalan-jalan. Hari terakhir di New York, satu-satunya jalan tersisa adalah menghadiri peringatan 9/11 sekaligus demo menentang pendirian masjid di Ground Zero. Karena kasihan melihat suaminya menenteng dua koper Hanum meminta Rangga menunggunya di sekitar Grand Memorial sedang dirinya melakukan liputan di Ground Zero. Dengan susah payah akhirnya Hanum dapat mewawancarai ketua demonstran sekaligus keluarga korban WTC. Pria itu bernama Michael Jones, dia kehilangan istrinya Joanna. Jones mengaku menentang pendirian masjid Ground Zero sebagai salah satu cara membalas rasa sakit hati terhadap Islam atas runtuhnya WTC yang menewaskan istrinya. Belum selesai Hanum melakukan wawancara terjadilah kericuhan, sebagai pimpinan Jones bergegas ke pusat kericuhan meniggalkan Hanum. Tidak disangka demo yang awalnya tertib berakhir dengan baku lempar antara pendemo dan polisi. Hanum mencoba menghubungi Rangga namun tidak dapat mendengar suara apa pun dari ponselnya. Sebuah kaleng alkohol menimpa punggung Hanum commit diikuti to user kerumunan orang yang mendesak

3 50 tubuhnya sampai limbung ke aspal meninggalkan lutut yang berdarah dan ponsel yang ringsek terinjak-injak. Dia tidak bisa kembali ke tempat semula juga tidak bisa menghubungi Rangga. Akhirnya Hanum mencari jalan lain dan berhasil keluar dari kerusuhan namun dia tersesat. Ketersesatan itulah yang membawa Hanum bertemu dengan Julia Collins penjaga museum Memorial 9/11. Julia merupakan mualaf yang memiliki nama muslim Azima Hussein. Dia merupakan penyelamat sekaligus narasumber kedua Hanum. Suami Azima, Ibrahim Hussein atau Abe merupakan salah satu korban WTC. Berbeda dengan Jones yang membenci Islam, Azima merupakan anak dari seorang pendeta, kedua orang tuanya merupakan kristian yang taat namun Azima berusaha menjadi seorang muslim yang baik. Setelah ayahnya meninggal, Nyonya Collins ibunda Azima menderita penyakit Alzheimer, demi kesehatan sang ibu Azima menyembunyikan status muslimnya dengan melepas hijab karena sejak awal ibunya tidak menyukai Azima menjadi mualaf. Di tengah cerita munculah sosok Phillipus Brown, dia merupakan pembicara utama dalam konferensi yang dihadiri Rangga. Seorang dermawan kaya raya yang menjadi incaran Profesor Reinhard. Sosok inilah yang menjadi pereda konflik dalam cerita dan penepis pernyataan tentang dunia akan lebih baik tanpa Islam lewat pidatonya dalam acara CNN TV Heroes. Pada acara tersebut Phillipus menceritakan kejadian yang menimpanya dan dua anak buahnya, yaitu Anna (istri Jones) dan Hussein (suami Azima) pada 11 September di gedung WTC Utara. Phillipus menceritakan kronologi perjuangan mereka menyelamatkan diri dari gedung yang hampir runtuh, pertolongan dan motivasi dari Hussein, dan kisah tragis Anna yang memutuskan untuk bunuh diri. Di akhir cerita Jones yang menyaksikan acara tersebut melalui televisi lantas menghubungi Phillipus, lewat telepon Jones mengungkapkan bahwa dia telah mengubah pemikirannya tentang Islam dan ingin menjadikan Azima sebagai saudaranya. Semua orang yang menyaksikan secara langsung acara tersebut menitikkan air mata commit terharu, to begitu user pula Hanum, Azima, Sarah putri

4 Azima, bahkan Nyonya Collins seketika luluh merelakan putrinya memeluk Islam. Ungkapan Phillipus mengenai sosok Hussein yang sangat toleran seolah menepis tudingan orang-orang tentang Islam yang selama ini dituduh sebagai teroris. b. Temuan Unsur Intrinsik Novel BTDLA 1) Tema Unsur intrinsik yang pertama adalah tema. Tema sendiri merupakan gagasan atau ide pokok yang membangun cerita dalam novel, dapat berisi pengalaman, nilai-nilai, atau pandangan hidup. Untuk menemukan tema haruslah membaca karya dari awal sampai akhir karena tema merupakan bagian dari keseluruhan isi cerita. Novel BTDLA mengangkat tema perjalanan religi, yaitu perjalanan penuh liku Hanum dan Rangga di Amerika untuk menjalankan tugas. Hanum diberi tugas oleh bosnya untuk membuat artikel dengan tema akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Sedangkan Rangga diberi tugas oleh profesornya untuk mempresentasikan paper dan meminta seorang dermawan yaitu Phillipus Brown untuk menjadi dosen tamu di kampusnya. Berikut kutiapan awal mula perjalanan Rangga dan Hanum. Kebetulan? Bagiku, tidak ada yang namanya kebetulan. Aku sama sekali tak pernah berpikir mengapa hari itu Profesor Reinhard memintaku pergi ke Amerika, dan pada waktu bersamaan Gertrud menugasi istriku meliput 9/11 di New York (BTDLA, 2014:60). penyelamat. Seperti yang commit dijelaskan to user dalam kutipan berikut ini. 51 UI1/1 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa Hanum dan Rangga dalam waktu bersamaan diberi tugas ke tempat yang sama, yaitu Amerika dengan tujuan berbeda. Tugas liputan Hanum telah mengantarkannya pada orang-orang yang memiliki kaitan dengan peristiwa 9/11. Dari tugas itulah berbagai peristiwa terjadi membuat pasangan suami istri ini harus diuji kesabarannya terpisah selama dua hari hingga akhirnya dapat bertemu kembali berkat bantuan seseorang yang Hanum anggap sebagai

5 52 Dengan mukjizat-nya, Tuhan telah begitu percaya pada kami untuk menjadi bagian dari skenario indah- Nya hari ini. Perpisahan kami telah menyeruakkan agenda Tuhan yang lebih besar. Bukan hanya mengingatkanku pada arti kebersamaan. Tuhan tahu benar kami berdua berpisah untuk menjalankan misi- Nya (BTDLA, 2014:323). UI1/2 Dari penjelasan tersebut dapat diperoleh penjelasan mengenai tema dalam novel BTDLA ini, yaitu perjalanan religi. Perjalanan di Amerika yang tidak sekadar untuk memenuhi tugas atau berjalan-jalan saja namun syarat akan makna tentang kesabaran dan keimanan para tokoh saat menemui berbagai cobaan berkaitan dengan peristiwa 11 September dan tuduhan-tuduhan Islam sebagai teroris. 2) Alur Alur dalam novel ini adalah flashback, yaitu mengulang kejadian di masa lalu tepatnya di tahun 2001 saat terjadi peristiwa 9/11. Sedangkan latar waktu dalam novel sendiri adalah tahun Tahapan plot dalam novel BTDLA seperti yang dijelaskan Tafsir (dalam Nurgiyantoro, 2005:150) ada lima, yaitu: (1) situation, (2) generating circumstances, (3) rising action, (4) climax, dan (5) denouement. Berikut penjelasannya. Tahap situation berisi tentang perkenalan tokoh. Dalam novel BTDLA perkenalan tokoh dimulai pada Bab 1, yaitu menjelaskan tentang tokoh utama Hanum dan suaminya Rangga. Berikut kutipannya. Aku memandang keluar jendela apartemen. Matahari awal musim gugur masih menumpahkan sisa sinarnya, meskipun waktu sudah menunjukkan hampir pukul Hingga selarut ini, Rangga belum juga pulang dari kampus. Kelumrahan yang terjadi memasuki tahun kedua masa studi S-3-nya di Wina. Suamiku Rangga semakin sibuk bergulat dengan pekerjaannya di kampus sebagai asisten dosen sekaligus mahasiswa S-3. Dia membelit diri dengan banyak tugas yang menyita waktu sebagai penerima beasiswa pemerintah Austria. Semuanya diniati sebagai buah kesetiaannya kepada profesor yang memberinya pekerjaan dan menjadi promotor beasiswanya. Pekerjaan commit to tambahan user untuk Rangga UI2/1

6 53 memperpanjang tarikan napas keuangan kami di negeri orang, selain dari jatah cekak institusi beasiswa. Laksana keberuntungan yang terus berpihak pada kami, aku pun mulai menikmati pekerjaanku sebagai reporter koran berita di kota ini, Heute ist Wunderbar (BTDLA, 2014:20). Tahap berikutnya yaitu generating circumstances, merupakan tahap pemunculan konflik. Awal mula cerita dalam novel BTDLA adalah adanya tugas yang mengharuskan Hanum dan Rangga pergi ke Amerika. Seperti kutipan berikut. Kebetulan? Bagiku, tidak ada yang namanya kebetulan. Aku sama sekali tak pernah berpikir mengapa hari itu Profesor Reinhard memintaku pergi ke Amerika, dan pada waktu bersamaan Gertrud menugasi istriku meliput 9/11 di New York (BTDLA, 2014:60). Jelas gitu! Kalau commit Mas Rangga to user tidak mengajak jalanjalan seharian kemarin, kita bisa ke Harlem. Kita bisa UI2/2 Pemunculan konflik berikutnya yaitu ketika Hanum merasa narasumber yang diberikan Gertrud tidak sesuai dengan keinginannya, sedangkan Rangga berpendapat lain. Menurut Rangga lebih baik Hanum mengikuti saran dari Gertrud agar liputan segera selesai dan mereka bisa jalan-jalan di New York. Berikut kutipannya. Ya. Lagi-lagi, mengapa Hanum tidak beringsut dari kekokohannya tidak menggunakan data Gertrud? Jika hanya karena dia tidak percaya pada hasil riset Gertrud, karena Gertrud bukanlah muslim dan cenderung mencari narasumber yang diberikan tidak tepat sasaran, Hanum sudah terlalu berprasangka. Dirinya hanya mengontak satu narasumber yang diberikan Gertrud dan tidak menerima balasan apa pun... Liputan ini mulai merusak rencanaku berwisata dengan istriku (BTDLA, 2014:71). UI2/3 Sebenarnya Rangga berniat membantu dengan memberikan saran seperti kutipan di atas, namun bagi Hanum hal itu sama sekali tidak mendukung tugas liputannya dan malah membuatnya kesal, seperti diungkapkan dalam kutipan berikut ini. UI2/4

7 54 tahu masjid itu sudah tutup. Kita punya banyak waktu mencari alternatif. (BTDLA, 2014:79). Tahap ketiga adalah rising action, yaitu peningkatan konflik dalam cerita. Konflik sederhana antara Hanum dan Rangga semakin meruncing ketika Hanum sudah penat dengan tugas liputannya yang hanya menyisahkan satu hari karena mereka harus berangkat ke Washington DC. Berikut kutipan kemarahan Hanum. Masih saja bercanda kamu, Mas... Aku lagi bingung! Gini deh. Kalau mau, kita BERPISAH di New York. Aku akan cari narasumberku sendiri sampai dapat. Mas Rangga ke Washington sendiri juga urusi presentasi yang juga sama pentingnya. Fair, kan! (BTDLA, 2014:80). Tiba-tiba aku merasakan sebuah kaleng minuman mendarat di punggungku, menghantam keras tanpa ampun. Entah dari mana kaleng alkohol itu terbang. Aku baru saja menerobos jalanan di Ground Zero yang kini diwarnai baku lempar poster-poster yang terbuat dari bingkai kayu. Ground Zero yang beberapa saat lalu bergitu hening berubah total menjadi kekisruhan. Orang-orang sipil pembawa bunga sekejap berteriak-teriak meminta tolong.... Aku terjepit. Polisi-polisi itu membuat barikade lebih banyak di jalur blok yang harus kulalui. Mereka menghalau demonstran yang menrangsek mengejar polisi bernama Mohammed. Ya, Allah, apa yang sedang terjadi di hadapanku commit to ini? user Aku benar-benar tak UI2/5 Kekacauan Hanum akhirnya dapat teratasi, dia mencoba realistis dengan keadaan. Pada hari terkhir di New York Hanum memutuskan untuk mencari narasumber di area Ground Zero, tempat peringatan peristiwa 9/11 sekaligus tempat digelarnya demo pembangunan masjid. Dalam waktu singkat Hanum harus mendapatkan narasumber dan akhirnya dia bertemu Jones. Namun belum lama mereka bercakap terjadilah kerusuhan. Demo yang awalnya tenang berubah menjadi kacau, orang-orang berteriak dan benda-benda seperti poster mulai beterbangan. Berikut kutipannya. UI2/6

8 55 memimpikan ini sedikit pun (BTDLA, 2014:103). Tahap keempat yaitu climax, puncak konflik atau pertentanganpertentangan yang terjadi pada tokoh dalam cerita ketika mencapai intensitas puncak. Dalam novel BTDLA puncak konflik terjadi antara Hanum dengan dirinya sendiri. Berawal dari puncak kerusuhan yang Hanum rasakan saat terjebak dalam demo adalah ketika dirinya tersandung dan ponselnya pecah. Aku merasa kakiku terganjal kabel besar yang melintang di jalan. Detik itu aku hanya mengingat lututku terseret aspal saat mencoba menahan beban badanku yang limbung. Dan saat itulah detik-detik yang menyedihkan terjadi. Ketika kesialan berikutnya memutus tali harapanku satu-satunya. Telepon genggamku terpelanting jauh dan tamatlah riwayatnya (BTDLA, 2014:105). Tiba-tiba sebuah bus mendecit keras, ketika mendadak mengerem persis di hadapanku. Aku hampir saja tertabrak. Sopir bus commit itu to mengata-ngataiku user dengan UI2/7 Rusaknya ponsel Hanum secara otomatis memupus segala komunikasinya dengan Rangga. Saat itu konflik antara Hanum dengan dirinya sendiri mulai terjadi, yaitu ketika dia terlunta-lunta di New York setelah melarikan diri dari demo. Tak tahu berjalan menuju ke mana, dengan peluh dan lelehan air mata yang tiba-tiba mengalir, tiba-tiba aku merasa Rangga telah mengirimkan pesan lewat gelombang hatinya untukku. Aku mendadak bisa merasakannya. Pikiran kalutku telah kembali ke asal muasalnya. Aku ingat janji terakhirku padanya (BTDLA, 2014:109). UI2/8 Kutipan tersebut menceritakan ketika Hanum berhasil keluar dari kerusuhan dan mulai mencari jalan menuju halte bus yang dapat mengantarkannya ke terminal, tempat yang dia janjikan pada Rangga. Namun sayang, karena Hanum salah mengambil jalur bus akibatnya dia tidak bisa menyusul Rangga. Kembali Hanum harus terlunta-lunta di New York dengan perasaan kacau. Berikut kutipannya. UI2/9

9 56 kata-kata buruk. Ya, aku benar-benar merasa buruk rupa sekaligus secara psikologis. Dan detik itulah aku mengingat kata-kataku tadi malam, kata-kata yang menantang takdirku, KITA PISAH DI NEW YORK, MAS! (BTDLA, 2014:116). Tahap terakhir yaitu denouement, tahap penyelesaian. Konflik dan peristiwa tak menyenangkan yang dialami Hanum akhirnya mulai surut setelah menemukan masjid dan bertemu dengan Azima Hussein. Kau tidak boleh tidur di masjid ini karena kau perempuan, Hanum. Jawabnya adalah tidak. Nah, sebagai gantinya, kau harus bermalam di rumahku. Kita bisa berangkat setelah ini, namun sebelumnya kita jemput anakku dulu, ya. Kau masih kuat berjalan, kan? Kami beradu tatap. Dia sudah berhenti mengobatiku dengan membebat lukaku menggunakan perban plester. Dan aku pun terkesiap ketika dia tiba-tiba menatapku penuh kesyahduan, menunggu lontaran jawaban dari mulutku (BTDLA, 2014:124). UI2/10 Pertolongan Azima sangatlah berarti bagi Hanum. Bayangan menjadi gelandangan New York segera hilang. Bahkan selain mengajaknya menginap Azima juga meminjamkan ponsel dan memberi tumpangan ke Washington DC sehingga Hanum dapat kembali bertemu dengan Rangga. Berikut kutipan ketika akhirnya Hanum dipertemukan kembali dengan Rangga. Detik itu aku membatin: Tuhan, jangan pisahkan kami lagi. Aku tak mau bergurau dengan-mu lagi. Ditakdirkan Allah Swt. Berpisah dua malam, dengan cara paksa. Dua malam. Namun serasa bertahuntahun. Hanya dua malam, tapi aku tahu itu telah membuka makna yang tak terkiaskan bagi kami (BTDLA, 2014:251). UI2/11 Penyelesaian akhir cerita dalam novel BTDLA adalah pidato dari Phillipus Brown mengenai pengalamannya menyelamatkan diri dari gedung WTC yang menjadi sebuah pengungkapan bahwa orang muslim bukanlah teroris seperti yang selama ini diasumsikan oleh orang commit to user Amerika. Bahkan Phillipus sendiri diselamatkan oleh orang muslim yang

10 ternyata suami dari Azima. Pidato yang sangat menyentuh sekaligus dapat menyelesaikan tugas artikel Hanum adalah akhir dari cerita perjalanan Hanum dan Rangga di Amerika. Berikut kutipan yang menjelaskan akhir cerita. Sungguh tak bisa kuutarakan betapa Allah adalah penukar kebahagiaan dan kesedihan yang Mahaagung. Allah memang telah memanggil kembali hamba-nya yang bernama Ibrahim Hussein ke sisi- Nya, meninggalkan duka pada Azima dan Sarah. Namun, kini Tuhan juga yang mengembalikan hak mereka. Dia mengembalikan Hyacinth Collinsworth ke pangkuan keduannya (BTDLA, 2014:319). 3) Penokohan dan Perwatakan 57 UI2/12 Penokohan novel BTDLA digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tambahan. Tokoh protagonis meliputi: Hanum, Rangga, dan Julia Collins atau Azima Hussein. Tokoh antagonis, Jones dan Nyonya Hyacinth Collinsworth. Sedangkan tokoh tambahan, yaitu: Phillipus Brown, Ibrahim Hussein atau Abe, Gertrud Robinson, dan Profesor Markus Reinhard. Sedangkan berdasarkan perwatakannya berikut ini adalah penggambaran sifat masing-masing tokoh. a) Hanum Hanum merupakaan tokoh utama dalam novel BTDLA. Dia merupakan orang Indonesia yang menjadi wartawan koran lokal di Wina sembari menemani suaminya kuliah S3. Dalam novel BTDLA Hanum digambarkan sebagai wanita yang religius, kerja keras, dan cerdas. Berikut kutipan yang menunjukkan bahwa Hanum memiliki sifat religius. Ya Allah, anugrahi aku dengan kesabaran menghadapi ketidakmampuanku yang satu ini: memahami jalanan (BTDLA, 2014:114). UI3/1 commit to user

11 Kutipan tersebut adalah sikap religius Hanum yang meminta petunjuk pada Allah (sebagai muslim) ketika mengalami suatu kesulitan.... Dia melihatku sekilas tapi melengos. Aku berteriak-teriak lagi padanya seperti orang yang sudah tidak ada pilihan lain. Ya, aku memang tidak ada pilihan lain. Pria itu benar-benar tak acuh (BTDLA, 2014:94). saja percaya dengan informasi yang dia dengar, dia butuh penjelasan commit to user dan alasan logis mengenai sumber informasi tersebut. 58 UI3/2 Dalam kutipan tersebut mengungkapkan sifat Hanum yang pekerja keras. Dia tidak mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan Gertrud dengan baik bukan hanya asla-asalan. Hanum bahkan terjebak kerusuhan demo di Ground Zero yang membuatnya terpisah dengan suaminya. Tak perlu strategi yang bermaklumat. Tapi dia datang dengan dasyat. Kucermati coretan itu: denah menuju masjid pemberian perempuan di Museum (BTDLA, 2014:117). UI3/3 Dalam keadaan terdesak dan sendirian di New York, Hanum berusaha menenangkan diri, dia mencari denah masjid yang diberikan oleh penjaga museum yang menurut Hanum menjadi satusatunya tempat dirinya dapat berlindung saat petang menyelimuti New York. Hal cerdas yang dipikirkan Hanum, dia tidak begitu saja menyerah pada keadaan apalagi hanyut dalam kesedihannya. Selain pemikiran brilian hal lain yang menunjukkan kecerdasan hanum adalah sikap kritis seperti kutipan berikut ini. Bagaimana kau tahu tentang suara ledakanledakan itu? tanyaku bersemangat. Aku berusaha fair, menanggapi seseorang yang diliputi penasaran dan kekecewaan di hadapanku saat ini (BTDLA, 2014:166). UI3/4 Kutipan di atas mengungkapkan bahwa Hanum tidak begitu

12 b) Rangga Rangga Almahendra merupakan suami Hanum. Dia orang Indonesia yang sedang menempuh studi S3 di Wina. Rangga digambarkan sebagai seorang suami yang romantis, tanggung jawab, dan bersahabat. Berikut kutipan yang menunjukkan sifat romantis Rangga terhadap istrinya. Rangga Almahendra, pria belahan jiwaku ini memang pria penuh kejutan. Setelah mengejutkanku dengan mengirimiku surel video perjalanan Eropa pada hari ulang tahunku, berpura-pura di hadapan Gertrud dirinya pencemburu berat demi menghindarkanku dari liputan Spencer Tunik, beberapa kali memasakkanku makanan Indonesia ketika aku sakit, dan terakhir memberiku foto Andy Cooper bersamanya di U-Bahn,... (BTDLA, 2014:59). 59 UI3/5 Kutipan tersebut merupakan ungkapan Hanum mengenai beberapa hal-hal romantis yang pernah dilakukan Rangga. Sebagai seorang Suami Rangga tidak hanya romantis namun juga bertanggung jawab. Kesetiaan Rangga mengikuti Hanum liputan, sebagai tanggung jawab suami menjaga istrinya. Sedangkan mengoreksi paper adalah cerminan tanggung jawab Rangga terhadap tugas presentasinya di Washington DC. Sifat Rangga selanjutnya yaitu bersahabat. Dia merupakan tipe orang yang gampang bergaul dengan orang baru. Seperti kutipan berikut ini saat dia bertemu seorang muslim pemilik kedai kebab di New York, dengan suka rela Rangga menunda koreksi paper-nya untuk mendengarkan cerita orang tersebut. Aku menyalami seorang Timur Tengah penjual gyro-kebab-hotdog dengan erat, memberinya bonus beberapa dolar, menghargai usahanya berjualan hotdog halal. Dia kemudian ikut-ikutan duduk di depan mejaku. Kututup segera laptopku, menunda koreksi paper presentasiku (BTDLA, 2014:99). commit to user UI3/6

13 c) Azima Azima Hussein merupakan nama muslim dari Julia Collins, seorang penjaga Museum 9/11 yang kemudian menjadi penyelamat sekaligus narasumber Hanum. Dia merupakan seorang muslim yang teguh, menghormati orang tua, dan berpengetahuan luas. Sifat yang dimiliki Azima tersebut tercermin dalam narasi dan dialog dalam novel, seperti kutipan berikut ini. Hanum, inilah caraku menenggang perasaan ibuku sekaligus Tuhan. Aku ingin menjadi muslimah sejati, sekaligus ingin selamat dari cemoohan sosial. Dan hijabku telah kuganti dengan rambut palsu ini. (BTDLA, 2014:181). 60 UI3/7 Kutipan tersebut merupakan bukti sifat teguh sekaligus tanggung jawab Azima terhadap agamanya, meskipun ditentang oleh ibunya Azima tetap berpegang teguh pada Islam. Selain teguh dia juga menghormati ibunya dengan tidak menyinggung perasaannya yang menentang Azima menjadi muslim, yaitu dengan cara menyembunyikan keislamanya, seperti kutipan di atas, dia mengganti krudung dengan rambut palsu untuk menutup auratnya, menjalankan kewajiban sebagai wanita muslim juga menjalankan kewajiban seorang anak yaitu menghormati orangytuanya. Sedangkan sebagai seorang kurator museum sifat lain yang dimiliki Azima adalah berpengetahuan luas. Aku ini kurator museum. Hidupku melalang dari satu museum ke museum lain. Dulu ketika masih kuliah, aku mengambil workshop dan short-stay untuk bekerja paruh waktu di museum-museum Eropa dan Asia. (BTDLA, 2014:132). UI3/8 Kau tahu, Julia, bertemu denganmu seolah suatu oasis bagiku. Apalagi kau kurator yang berpengetahuan banyak. (BTDLA, 2014:140). UI3/9 Kutipan tersebut menegaskan bahwa sebagai kurator museum Azima telah melalang commit buana to mencari user informasi dari museum yang

14 dia datangi. Menemukan pengetahuan tentang sejarah termasuk mengenai Columbus bukan orang pertama yang menemukan Amerika melainkan orang muslim, suku Moor dari Andalusia. Hal itu juga telah diakui Hanum bahwa pengetahuan Julia sebagai kurator sangat luas. d) Jones Jones atau Michael Jones merupakan salah satu narasumber Hanum yang menjadi pimpinan demo penolakan pembangunan masjid di Ground Zero. Dia merupakan seorang kepala keamanan yang kehilangan istri pada peristiwa 9/11. Sejak saat itulah Jones menjadi sangat membenci Islam. Sifat Jones dalam novel BTDLA ini adalah bersahabat, pendendam namun cinta damai. Jones melemparkan senyum pada seorang kawannya, pelayan lift yang berpenampilan lebih necis. Teman itu memanggil, So long, Boss! Good luck! All the best! Lalu Jones berbicara dengan beberapa kolega lainnya beberapa saat. Membiarkanku menikmati New York dari lantai observation desk ini (BTDLA, 2014:218).... Siang dan malam aku hanya merenung, mencoba meninabobokan perasaanku yang berkecamuk. Sejak 11 September, hatiku tidak bisa bergerak pada perempuan mana pun. Aku tidak tahu harus marah pada siapa. Hingga akhirnya aku mendengar pembangunan Masjid Ground Zero yang begitu dekat dengan kompleks tragedi itu terjadi. commit Sekarang to user jika kau diriku, lalu 61 UI3/10 Kutipan tersebut menujukkan sikap bersahabat Jones pada rekan kerjanya, begitu pula pada Hanum, saat diwawancarai Jones begitu terbuka. Sifat berikutnya yaitu pendendam namun cinta damai. Maksud sifatnya ini adalah, Jones sangat membenci Islam yang dia anggap telah mengambil nyawa istrinya lewat peristiwa terorisme 9/11, namun Jones tidak ingin membalasnya dengan perbuatan keji. Salah satunya dia menentang pendirian masjid di Ground Zero. Seperti diungkapkan dalam kutipan berikut ini. UI3/11

15 62 kau memiliki banyak kawan yang punya pengalaman sama denganmu, apa yang kaulakukan? Apa kau tidak membenci orangorang muslim itu? Agama macam apa yang menyuruh umatnya menabrakkan diri ke gedung penuh manusia hidup? (BTDL, 2014:225). Kutipan tersebut merupakan ungkapan perasaan dendam yang membuat Jones sangat membenci Islam. Tindakannya tidak lain adalah untuk membalaskan dendam atas kematian Anna. Namun meskipun rasa benci yang dipendamnya sangatlah besar Jones tidak sampai melakukan hal keji untuk membalas tragedi tersebut, dia bahakan tidak menyukai tindak kerusuhan saat demo terjadi. Hal ini dijelaskan dalam kutipan berikut. Tulis di beritamu. Pemabuk itu bukan anggota komunitasku. Kita berdemonstrasi baik-baik. Dia provokator. Gara-gara dirinya, aku jadi diinterogasi polisi kemarin! Huh! Jones menutup wawancara ini dengan jawaban atas pertanyaanku tentang akhir kerusuhan kemarin (BTDLA, 2014:232). Ada gereja di pinggir jalan. Kita ikut misa dulu. Mumpung ini hari Minggu. Mom, ini Sabtu, koreksi Azima. Tidak, ini Minggu..., commit to sanggah user Nyonya Collins UI3/12 Dalam kutipan tersebut Jones berusaha menegaskan pada Hanum bahwa pemabuk yang menjadi pemicu keributan saat demo bukanlah anggota kelompoknya. Dirinya ingin menggelar demo secara baik-baik. e) Nyonya Collins Nyonya Collins atau Hyacinth Collinsworth merupakan ibu dari Azima. Dia pensiunan guru matematika yang mengidap penyakit Alzheimer, menjadikannya mudah tersulut emosi dan sulit mengingat memori jangka pendek. Karena penyakitnya itulah Nyonya Collins menjadi pelupa dan keras kepala. Seperti kutipan berikut ini. UI3/13

16 63 sekenanya. Grandma, ini Sabtu, Sarah mencoba meyakinkan. Nyonya Collins sontak seperti orang yang dihentikan jantungnya saat Sarah menegas. Dia melihat gereja tua itu dengan rayapan pandangan berkaca-kaca. Gereja itu membekas di hatinya. Oke. Tetapi tetap saja aku ingin berhenti di sini. Pasti ada aktivitas. Menepi, Julia! tukas Nyonya Collins bersungut-sungut. Kurasa apa yang dikatakan Azima benar. Kedua orangtuanya sangat saleh (BTDLA, 2014:238). Kutipan tersebut merangkum kedua sifat Nyonya Collins. Keras kepala terlihat ketika dirinya tidak mau disalahkan dan meskipun salah dia tetap ingin menjalankan keinginannya. Pelupa, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa penyaki Alzheimer yang membuatnya lupa, termasuk melupakan hari dan hal-hal kecil lainnya. f) Phillipus Phillipus Brown merupakan seorang dermawan kaya raya yang mendonasikan 100 juta dolar untuk anak-anak korban perang Afganistan dan Irak. Awalnya Phillipus adalah pengusaha kaya yang kikir namun setelah peristiwa 9/11 dia menjadi seorang dermawan, mulai saat itu dia menyadari bahwa uang bukanlah segalanya. Berikut kutipan sifat dermawan yang dilakukan Phillipus. Sr. Phillipus Brown, muliuner suatu firma investasi dari New York, mantan bos Morgan Stanway, baru saja mendonasikan US$100 juta untuk beasiswa anak-anak Korban Perang Irak dan Afganistan (BTDLA, 2014:30). berikut ini mengenai commit orang-orang to user di Afrika. UI3/14 Kutipan tersebut merupakan berita di sebuah koran yang dibaca oleh Rangga. Seorang dermawan baru yang peduli dengan keadaan anak-anak korban perang. Selain dermawan Phillipus juga memiliki sifat peduli, seperti kutipan percakapannya dengan Rangga

17 64 Di Afrika, kau lihat kan, orang-orang dilahirkan menjadi manusia seperti kita, tapi dikerubungi lalat. Manusia dan lalat saling berebut hanya untuk menyantap makanan basi. Lalu aku mengingat anjing dan kucingku di rumah; mereka gemuk dengan bulu-bulu tebal dan halus, menyantap biskuit ikan cakalang olahan nomor satu di Jepang yang harganya dolar untuk seminggu. (BTDLA, 2014:197). UI3/15 g) Hussein Ibrahim Hussein atau Abe merupakan suami Azima yang meninggal pada peristiwa 9/11. Meskipun tidak berhubungan secara langsung dengan tokoh utama, sosok Hussein sering disebut-sebut oleh tokoh lain seperti Azima dan Phillipus. Tokoh Hussein memilki sifat peduli dan religius, hal ini diungkapkan oleh Phillipus Brown dalam pidatonya pada acara CNN TV Heroes. Berikut kutipannya. Tuan-tuan dan Ibu-ibu sekalian, Ibrahim Hussein, muslim yang telah menyelamatkanku, Phillipus terbatuk dalam tangisannya.... Aku hanya ingin memberitahumu, Ibrahim-lah pria yang mencegah istrimu itu untuk terjun. Kau tak akan bisa menerima bahwa istrimu telah menerjunkan diri dengan kemauannya sendiri, Jones (BTDLA, 2014:306). commit to user UI3/16 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa Hussein merupakan orang yang peduli terhadap sesama, tidak memandang ras, bangsa, maupun agama meskipun Phillipus dan Anna berbeda dengannya. Sifat lainnya yaitu religius, hal ini tercermin lewat sikap Hussein saat menghadapi situasi genting yang terjadi di dalam gedung WTC setelah ditabrak pesawat. Berikut kutipannya. Nyonya Azima Hussein, dalam kegentingan itu suami Anda begitu tegar. Saya berguru padanya dalam menit-menit terakhir itu. Dia menderas dalam doa... (BTDLA, 2014:295). UI3/17

18 Kutipan tersebut merupakan penjelasan Phillipus tentang sifat Hussein yang religius, dibuktikan dengan sikap Hussein dalam beberapa menit terakhir yang tidak berhenti mengingat Tuhannya dengan melantunkan doa. h) Gertrud Gertrud Robinson merupakan kepala redaksi, pimpinan Hanum di tempatnya bekerja, yaitu koran Heute ist Wunderbar. Dia merupakan wanita yang memberikan Hanum tugas menulis artikel sampai harus pergi ke Amerika. Dalam novel BTDLA sifat Gertrud adalah perhitungan, dia tipe orang yang tidak akan melakukan sesuatu yang dia anggap tidak bermanfaat dan cenderung mengakibatakan kerugian. Berikut penggambaran dari sifat Gertrud. Aku tahu, setiap Minggu Gertrud bukan pergi ke gereja. Jelang musim dingin seperti ini, dia sibuk belajar memoles kepiawaiannya main ski dan ice skating (BTDLA, 2014:40). 65 UI3/18 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa Gertrud lebih memilih mengasah kemampuannya bermain ski daripada pergi ke gereja di hari Minggu. Dia tipe orang yang memilih mengerjakan sesuatu yang lebih menguntungkan menurut pemikirannya. Bahkan dalam urusan dengan Tuhan Gertrud juga memikirkan aspek keuntungan dan kenyaman, tidak mau repot. Seperti dalam kutipan berikut ini. Bisa sakit punggung nanti dia, kekeh Gertrud sambil menepuk-nepuk punggungnya. Rupanya bosku ini selalu memikirkan aspek ergonomis dari berbagai bidang. Bahkan untuk berterimakasih pada Tuhan. Luar biasa! (BTDLA, 2014:41). UI3/19 i) Profesor Reindhard Profesor Markus Reindhard merupakan dosen WU sekaligus promotor beasiswa S3 Rangga di Wina. Beliaulah orang yang menugaskan Rangga commit mempresentasikan to user paper di Washington DC

19 4) Latar sekaligus memburu Phillipus Brown untuk dibujuk menjadi dosen tamu di kampusnya. Profesor Reindhard memiliki sifat ambisius, sering kali apa yang dia perintahkan haruslah terlaksana sesuai dengan keinginannya, misal menjadikan Phillipus Brown sebagai dosen tamu hingga mengutus Rangga ke Amerika. Berikut kutipannya. Rangga? Ini Reinhard! Aku lupa memberitahumu. Kau harus rekam keynote speech dari Brown pagi ini. Lalu kalau bisa, kau transfer rekaman itu ke surelku segera. Aku akan lakukan kodifikasi dari kata-katanya. Sepulang dari konferensi, kau dan aku bisa menjadikannya sebagai bahan mengajukan proposal riset tentang Etika Bisnis (BTDLA, 2014:215). Aku memandangn keluar jendela apartemen. Matahari awal musim commit gugur to user masih menumpahkan sisa sinarnya, meskipun waktu sudah menunjukkan 66 UI3/20 Kutipan tersebut menggambarkan ambisi Reinhard dalam memburu Phillipus Brown, tepatnya dengan mengandalkan Rangga sebagai pionirnya. Reinhard terus menerus menghubungi Rangga, memerintah dan mengingatkan bahwa dia harus meyakinkan Phillipus untuk mengunjungi kampusnya tahun depan, seperti dalam kutipan berikut ini. Pesan Reinhard terus menghantam inbox SMS di telepon genggamku. Pastikan kau bisa meyakinkan Brown untuk datang menjadi visiting lecturer di kampus tahun depan (BTDLA, 2014:235). UI3/21 Latar pada novel dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat dalam novel BTDLA secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu di Wina, New York, dan Washington DC. Tempat pertama yaitu Wina yang merupakan kora Hanum merantau untuk menemani suaminya kuliah di WU yang dapat diketahui dari kutipan berikut ini. UI4/1

20 67 hampir pukul Hingga selarut ini, Rangga belum juga pulang dari kampus. Kelumrahan yang terjadi memasuki tahun kedua masa studi S-3-nya di Wina. (BTDLA, 2014:20). Tempat berikutnya adalah New York, tempat Hanum mencari berita dan tempat terjadinya peristiwa 9/11. Berikut kutipan saat Hanum mencari narasumber di Ground Zero dan saat pesawat menabarak gedung WTC Utara. Kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru areal Ground Zero (BTDLA, 2014:93). UI4/2 Burung besi itu melesak menggempur beberapa lantai di atas kantor Morgan Stanway di menara utara; menghasilkan dentuman memekakkan telinga. Ibrahim Hussein dan Joanna Jones merasakan getaran yang berdegum-degum dari atas (BTDLA, 2014:282). UI4/3 Tempat ketiga yaitu Washington DC, tempat Rangga melakukan presentasi dan tempat Phillipus Brown menyampaikan pidato pada acara CNN TV Heroes, yaitu di sekitar National Mall, sebuah sebuah taman nasional terbuka dengan bangunan-bangunan ikonik Washington DC, seperti Jefferson Memorial, Lincoln Memorial, termasuk tempat konferesi Rangga dan acara CNN TV Heroes. Berikut kutipannya. Sore yang melegakan hati di kompleks National Mall. Usai presentasi yang benar-benar melelahkan (BTDLA, 2014:244). UI4/4 Yang aku dan Rangga pedulikan sekarang ini adalah menyaksikan CNN TV Heroes yang segera dihelat di hall utama. Smithsonian Braid Auditorium (BTDLA, 2014:271). UI4/5 Berikutnya adalah latar waktu, terbagi menjadi dua yaitu tahun 2001 dan Tahun 2001 merupakan latar peristiwa 9/11 yang dalam novel BTDLA diceritakan oleh Phillipus Brown dalam pidatonya di CNN TV Heroes. Sedangkan 2009 merupakan masa sekarang dalam novel, yaitu saat Hanum pergi ke Amerika. Terakhir latar sosial, novel ini commit to user

21 berlatar Islamophobia di Amerika sebagai efek dari peristiwa 11 September. Seperti dijelaskan dalam kutipan berikut ini. Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana setiap waktu sejak 11 September, kejadian seperti di metro tadi sore hadir dalam hidupku. Mungkin kaupikir mereka hanya bercanda, tetapi kaulihat kan, bagaimana orang-orang di metro saling berbisik dan berkisik melihat pasangan Arab tadi. (BTDLA, 2014:153). 5) Sudut Pandang Pengarang Secarik kertas bertanda tangan Hanum itu kubaca. Dia meminta maaf tak dapat menepati janji yang telah dibuat bersama, melanggar komitmen bernama Saturday Freeday (BTDLA, commit to 2014:53). user 68 UI4/6 Tidak seperti kebanyakan novel yang menggunakan satu sudut pandang, novel BTDLA menggunakan tiga sudut pandang, yaitu Hanum sebagai orang pertama tokoh utama, Rangga sebagai orang pertama tokoh utama, dan narator sebagai orang ketiga serba tahu. Berikut penjelasan mengenai tiga sudut padang tersebut dalam novel BTDLA. Sudut pandang yang menggambarkan orang ketiga serba tahu seperti terdapat dalam kutipan berikut ini. Step forward, Sir... Salah satu petugas di bagian pemindaian menyuruh seorang Arab maju. Yang disuruh maju menunjuk-nunjuk jam tangannya di depan petugas. Detak jantungnya rasanya jauh lebih keras daripada suara announcer bandara (BTDLA, 2014:5). UI5/1 Sudut pandang berikutnya yaitu sudut pandang Hanum sebagai tokoh utama. Berikut kutipannya. Sabtu pagi. Aku harus bersinggungan dengan masalah gawat darurat seorang atasan bernama Gertrud Robinson. Aku tinggalkan sehelai pesan untuk Rangga yang masih terlelap usai shalat Subuh tadi, bos besar membutuhkanku (BTDLA, 2014:37). UI5/2 Sudut pandang lainnya yaitu Rangga sebagai orang pertama tokoh utama yang terdapat dalam kutipan berikut ini. UI5/3

22 69 6) Gaya Bahasa Karena novel ini ditujukkan untuk umum antara remaja sampai dewasa sehingga bahasa yang digunakan cukup formal namun tetap lugas, tidak berbelit-belit lebih seperti bahasa dalam koran atau majalah. Karena latar pengarang adalah jurnalis dan dosen sehingga terkadang ada kata-kata baru yang umum digunakan oleh kalangan akademis namun jarang dipakai oleh masyarakat umum. Misalnya saja kata-kata dalam kutipan berikut ini.... Jadi sekarang pertanyaanya adalah, mereka sukses besar baru menjadi filantropi, atau sebaliknya, dari awal mereka memang memiliki jiwa penderma sehingga membuka jalan sukses bagi bisnis mereka, tandas Stefan (BTDLA, 2014:34). UI6/1 Rupanya bosku ini selalu memikirkan aspek ergonomis dari berbagai bidang. Bahkan untuk berterimakasih pada Tuhan. Luar biasa! (BTDLA, 2014:41). Sebagai profesor bidang bisnis dan ekonomi, Reinhard tahu betul makna utilisasi staf dan asisten-asistennya (BTDLA, 2014:55). UI6/2 UI6/3 Beberapa kata dari kutipan di atas merupakan kata yang tidak umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari meski kadang muncul di koran. Meskipun demikian makna dalam kalimat tidak sulit untuk dicerna, seperti pada kata filantropi. Pembaca yang baru mendengar kata tersebut dapat meraba artinya dari penjelasan kalimat berikutnya, yaitu pada kalimat dari awal mereka memang memiliki jiwa penderma. Begitu pula kata ergonomis dan utilisasi. 7) Amanat Karya sastra merupakan sebuah wacana yang syarat akan pesan, seperti yang dikatakan Ratna (2014) bahwa tidak ada karya tanpa pesan. Termasuk karya sastra seperti novel yang menghadirkan amanat sebagai suatu pesan yang hendak commit disampaikan to user pengarang pada pembaca. Dalam

23 novel BTDLA pesan utama yang disampaikan pengarang adalah toleransi. Sesuai dengan latar ceritanya yaitu Islamophobia, pengarang ingin menyampaikan bahwa tidak baik menilai seseorang dari kulit luarnya saja, seperti disampaikan dalam kutipan berikut ini. Tidak seharusnya kita membenci seseorang hanya karena berbaju sama dengan para teroris, lalu membenturkannya setiap saat dengan Amerika... (BTDLA, 2014:281). menemukan jalan keluar, dia bertemu Azima yang menyelamatkannya commit to user 70 UI7/1 Kutipan tersebut adalah ungkapan dari salah satu tokoh yaitu Phillipus Brown yang menyayangkan orang-orang saling tuduh atas peristiwa terorisme. Dia menegaskan bahwa tidak seharusnya seseorang membenci orang lain karena beragama sama dengan para teroris, tapi nilailah dari sikap orang tersebut. Seperti sikap yang ditunjukkan Hussein, seorang muslim yang toleran bahkan mau mengorbankan diri demi Phillipus, seorang yang berbeda agama denganya. Amanat lainnya yaitu selalu berserah diri pada Sang Pencipta terhadap segala masalah yang menimpa. Berikut kutipannya. Berjalanlah dan terus berjalanlah dengan niat kebaikan untuk mengejar restu dari Allah, bersama orang-orang yang kaucintai, lalu sematkan dalam hati dan pikiranmu akan perjalanan hidupmu tentang surga yang akan kaugapai. Maka seberat, sepanjang, dan sebesar apa pun halangan yang melintangi langkahmu, akan terbuka dengan sendirinya atas izin- Nya. Ingatlah, Tuhan akan mengirimkan malaikatmalaikat-nya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam (BTDLA, 2014:123). UI7/2 Kutipan tersebut merupakan ungkapan kepasrahan tokoh Hanum ketika dia tersesat di New York dan terpisah dengan suaminya. Dengan sepenuh hati dia serahkan nasibnya pada Tuhan sedang dia sendiri telah berusaha sampai usaha terakhirnya. Tidak lama setelah itu Hanum

24 dari keterpurukan. Hal serupa juga diutarakan oleh Phillipus ketika menyampaikan pidato di CNN TV Heroes. Ibrahim mengajari saya sesuatu. Usaha dan berupaya sekuat raya, dalam keadaan apa pun, hingga Tuhan melihat kesungguhan itu dan mengulurkan tangan-nya. Ibrahim mengajari saya sesuatu yang bernama ikhlas. Ikhlas terhadap takdir yang telah digariskan Tuhan, setelah usaha yang maksimal. Harapan besar kandas, belum tentu sungguh-sungguh kandas. Tuhan tak akan mengandaskan impian hamba-nya begitu saja. Dia tak akan menaruh kita dalam kesulitan yang tak terperi tanpa menukarnya dengan kemuliaan pada masa mendatang. Itulah mengapa saya mendedikasikan hidup saya untuk umat manusia. (BTDLA, 2014:307). 71 UI7/3 Kutipan tersebut merupakan ungkapan rasa kagum Phillipus pada Hussein, seseorang yang berjuang keras menyelamatkan dirinya untuk keluar dari WTC yang hendak roboh. Hussein merupakan contoh manusia yang berani berjuang namun tetap ikhlas dengan takdir yang digariskan Tuhan. Lewat novel ini pengarang memberi pesan bahwa segala sesuatu adalah kehendak Tuhan sebagai manusia kita hanya bisa berusaha dan berdoa, hasilnya ada di tangan Tuhan. 2. Temuan Latar Sosial Pengarang Novel BTDLA Latar sosial pengarang meliputi asal sosial, kelas sosial, gender, umur, pendidikan, pekerjaan, dan aspek lainnya yang melatarbelakangi pengarang menciptakan karya sastra. Umumnya aspek-aspek tersebut dapat diperoleh dari biografi pengarang namun jika memungkinkan agar lebih detail dan valid dapat diperoleh melalui wawancara dan menelusuri aspek di luar biografi pengarang, misalnya lingkungan pengarang, latar belakang keluarga, posisi ekonomi, dan lain sebagainya (Wellek dan Warren, 2014: 101). Untuk mengetahui latar sosial pengarang novel BTDLA, yaitu Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra berikut dijelaskan mengenai biografi singkat pengarang dan latar penciptaan commit novel. to user

25 72 a. Pengarang Novel BTDLA Pengarang novel BTDLA adalah pasangan suami istri Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Pasangan ini dikenal dalam dunia sastra sejak menerbitkan novel perjalanan mereka pada tahun 2012 yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa yang kemudian menjadi best seller dan diangkat ke layar lebar pada tahun Lewat karya pertamanya inilah Hanum beserta suaminya mulai aktif dalam dunia sastra dengan menerbitkan beberapa novel yaitu, novel kedua Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014) yang juga menjadi best seller serta telah difilmkan pada tahun 2015 lalu, dan novel ketiga Faith and The City (2015). Hanum dan Rangga selain memiliki pendidikan tinggi juga berasal dari keluarga religuis, terutama yang kita tahu Hanum merupakan putri Amien Rais, salah satu petinggi organisasi Islam Muhammadiyah. Hanum Salsabiela Rais lahir di Yogyakarta, 12 April Dia menempuh pendidikan dasar hingga perguruan tinggi di Yogyakarta, yaitu sampai mendapat gelar Dokter Gigi dari Universitas Gajah Mada (UGM). Pada awal kariernya Hanum memutuskan tidak menjadi dokter gigi, dia menjadi jurnalis dan reporterpresenter di Trans TV. Hanum memulai petualangannya di Eropa selama 3,5 tahun tinggal di Austria bersama suaminya Rangga. Dia mengenyam pengalaman menjadi jurnalis dan video podcast film maker di Executive Academy di Wina dan sebagai koresponden untuk detik.com selama 3 tahun. Tahun 2010 Hanum menerbitkan buku pertamanya Menapak Jejak Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah novel biografi tentang kepemimpinan, keluarga, dan mutiara hidup. Saat ini Hanum menjabat sebagai direktris PT Arah Dunia Televisi (ADiTV), televisi islami modern di Yogyakarta selain sibuk menggarap bagian kedua film BTDLA dan novel keempatnya. Rangga Almahendra adalah suami Hanum, teman perjalanan sekaligus penulis tiga novel. Rangga lahir di Yogyakarta pada tanggal 21 januari Menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di Yogyakarta kemudian berkuliah di Institut Teknologi commit Bandung to user (ITB), dan S2 di UGM, keduanya

26 lulus cumlaude. Rangga memenangkan beasiswa dari pemerintah Austria untuk studi S3 di Vienna University of Economics and Business (WU), dari situlah dia berkesempatan berpetualang bersama istrinya menjelajah Eropa. Pada tahun 2010 Rangga menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di bidang International Business & Management. Saat ini Rangga tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan UGM. Selain itu Rangga juga menjabat sebagai Direktur Utama ADiTV, ketua umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IAITB), dan Manager of Office of International Affairs FEB-UGM. b. Latar Belakang Penciptaan Novel BTDLA Pasangan Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra tercatat telah menghasilkan tiga novel, yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa (2012), Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014), dan Faith and The City (2015). Ketiga novel tersebut memiliki tema yang hampir sama yaitu tidak jauh-jauh dari perjalanan religi. Pada novel pertama Hanum dan Rangga menuliskan kisah nyata perjalanan mereka di Eropa, novel kedua berisi perjalanan mereka di Amerika namun sudah disisipi fiksi bukan murni kisah nyata, sedangkan novel ketiga mereka murni menuliskan novel fiksi. Novel perjalanan memang sedang marak beberapa tahun belakangan mengikuti munculnya budaya traveling di masyarakat. Menurut pengarang bukan karena sisi populer dia menciptakan novel bertema perjalanan namun lebih pada makna perjalanan itu sendiri, seperti dalam kutipan berikut ini. Menurut saya, makna sebuah perjalanan harus lebih besar daripada itu. Bagaimana perjalanan tersebut harus bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. Sebagaimana yang dicontohkan oleh perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw. dari Mekah ke Madinah. Umat Islam terdahulu adalah traveler yang tangguh (Hanum dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa, 2012:6-7). menjadi pembicara dalam seminar Berproses Kreatif dan Credas dalam Menulis yang diselenggarakan commit oleh to Himpunan user Mahasiswa Prodi Pendidikan 73 99CDLE/ LSP/1 Tuturan tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan Hanum saat

27 Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMPROBSI) Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tanggal 14 November 2015, bahwa ia menciptakan suatu karya bukan sekadar untuk mendapatkan popularitas namun untuk berdakwah. Karyanya diharapkan mampu mendorong orang muslim khususnya muslim di Indonesia untuk selalu menyebarkan kebaikan dengan menjadi agen muslim yang baik. Dapat dibenarkan pendapat Hanum tersebut, karena meskipun karya sastra merupakan rekaan namun menurut Wiyatmi (2013:47) sering kali sebuah norma keindahan dalam karya sastra dipakai sebagai tolok ukur dalam kehidupan sehari-hari. Jadi sastra tidak hanya menghibur namun juga berfungsi sebagai pesan masyarakat. Dengan demikian sastra dapat digunakan sebagai sarana dakwah penyebar kebaikan agama dengan tujuan masyarakat pembaca mendapat pelajaran berharga dari buku cerita yang mereka sukai. Inspirasi novel BTDLA masih sama dengan novel 99 Cahaya di Langit Eropa, yaitu dilatarbelakangi oleh perjalanan Hanum dan Rangga di luar negeri. Kali ini kisah perjalanan mereka berlatar Amerika. Berikut penjelasan. Rangga mempresentasikan salah satu paper doktoralnya dalam Srategic Management Conference di Washington, DC dan Roma yang kemudian menjadi inspirasi kisah ini (BTDLA, 2014:340). Tadinya, draf awal buku ini adalah true story, yaitu cerita perjalanan mengarungi Amerika Serikat saja. Namun mengingat suatu perjalanan bukan hanya untuk bercerita, Hei, kami sudah ke sana atau, Wow! Di sana ada ini dan itu, lho! kami berubah pikiran. Beberapa cerita yang dituangkan dalam buku ini berasal dari inspirasi kisah-kisah yang kami lihat di jaringan media, online news, atau bahkan Youtube. Banyak di antaranya juga berasal dari kisah nyata yang diceritakan oleh para mualaf dan narasumber terpercaya selama kami menjadi wartawan dan commit scholar to user di Eropa. Semua fakta 74 LSP/1 Meskipun sama-sama kisah perjalanan novel BTDLA merupakan perpaduan berbagai dimensi genre buku, yaitu drama, fakta sejarah dan ilmiah, traveling, spiritual, serta fiksi. Jadi tidak lagi murni kisah nyata perjalanan pengarang namun telah disisipi fiski. Berikut penjelasannya. LSP/2

28 75 sejarah, ilmiah, bangunan bersejarah, atau peristiwa yang disampaikan juga kami adaptasi dari kejadian sebenarnya (BTDLA, 2014: ). Lebih lanjutnya Hanum pernah menyebutkan dalam suatu wawancara dengan media (Diananto, 2014) bahwa ada kisah nyata seorang mualaf yang dia temui di sebuah masjid di Amerika yang dijadikan sebagai penggambaran tokoh Azima. Suami mualaf tersebut merupakan korban tragedi 11 September, pada hari naas itu suaminya mengirimkan pesan suara. Rekaman dalam pesan itu berisi suara sang suami mengucapkan nama Allah berulangulang sampai akhirnya terdengar suara ledakan hebat disusul suara reruntuhan dan suara sang suami sirna. Tiga belas tahun sejak peristiwa 11 September, perempuan itu tidak pernah menemukan jasad suaminya. Cerita ini hampir identik dengan cerita Azima yang ditinggalkan suaminya akibat tragedi 11 September dan rekaman suara Abe saat detik-detik terakhir WTC runtuh. 3. Temuan Masalah Sosial dalam Novel BTDLA Sosiologi dalam karya sastra seperti novel dapat berupa cerminan peristiwa dan sejarah dalam waktu tertentu, hal tersebut juga berlaku pada novel BTDLA. Berikut beberapa masalah sosial dalam novel BTDLA yang merupakan cerminan keadaan sosial. a. Peristiwa 11 September (9/11) Lima belas tahun lalu tepatnya pada 11 September 2001 dunia digemparkan dengan peristiwa terorisme yang melanda Amerika. Sebuah tragedi besar bagi negara penguasa seperti Amerika Serikat (AS) yang gagal mengantisipasi terorisme hingga menewaskan 3000-an jiwa. Gedung tertinggi di pusat kota New York, menara kembar World Trade Center (WTC) luluh lantah setelah ditabrak pesawat yang dibajak oleh anggota ekstremis Islam Al Qaeda. Peristiwa itu terjadi pada pukul saat pesawat komersil American Airlines penerbangan 11 menabrak WTC Utara diikuti United Airlines penerbangan 175 menabrak WTC Selatan dalam waktu kurang dari dua jam kedua gedung tersebut commit hancur. to user

29 Dalam novel BTDLA pengarang dengan lugas menceritakan tragedi kelam tersebut, dalam hal ini novel dapat disebut sebagai dokumen sosial atau isi karya yang menceritakan keadaan suatu masyarakat pada masa tertentu dapat berupa cerminan atau fakta sosial. Pengarang BTDLA merekonstruksi peristiwa 9/11 ke dalam sebuah cerita dengan cukup detail, mulai dari pembajak berada di bandara, suasana pembajakan di dalam pesawat, sampai keadaan di dalam gedung setelah terjadi tabrakan, khususnya pembajakan pesawat American Airlines penerbangan 11 dan gedung WTC Utara yang merupakan kantor salah satu tokoh dalam cerita. Berikut kutipan kronologi peristiwa 9/11 dalam novel BTDLA. Bandara Portland, 11 September Laki-laki berbulu tangan lebat itu resah. Dia bolak-balik melihat jam tangannya. Entah apa yang tengah dia nantikan. Hidung mancungnya bekas luka gigitan serangga tadi malam (BTDLA, 2014: 2). 76 GSa/1 Satu pria dewasa berbicara dalam bahasa Inggris tanpa bisa menyembunyikan logat Timur Tengah-nya. Bicaranya tegas. Seperti telah dilatih berkali-kali agar tak bergetar. Petugas melirik sebentar name tag pria di konter itu. Keturunan Arab. Penuh selidik petugas mematut-matut ID foto calon penumpang bisnis itu dengan waja aslinya. Dia kemudian melihat jam tangan (BTDLA, 2014: 4). GSa/2 Dari kedua kutipan tersebut didapatkan bahwa dua orang pembajak berangkat dari bandara Portland merupakan orang keturunan Timur Tengah (Arab) sebagaimana teroris yang digambarkan sebagai orang muslim anggota Al Qaeda keturunan Arab. Selain ciri teroris keterangan lain juga jelaskan dalam novel BTDLA, yaitu mengenai jumlah teroris, kelas penumpang, serta jenis dan jalur penerbangan pesawat yang dibajak. Berikut kutipannya. Seorang petugas laki-laki paruh baya menanti para penumpang kelas satu maskapai ini. Salah satu dari dua pria dewasa itu mengeluarkan tiket dan paspor dari dalam tas. One way ticket to Los Angeles via Boston for two person, please.... Air muka petugas paruh commit baya to berubah user setelah tersadar GSa/3

30 77 harga tiket untuk dua orang di kelas bisnis ini mencapai US$ Harga tiket super mahal untuk penerbangan jarak dekat dalam negeri (BTDLA, 2014:4). Lima orang sekarang. Itu sangat sedikit dibandingkan jumlah penumpang pesawat American Airlines Flight 11 hari ini. Sembilan puluh dua orang termasuk awak pesawat. Penerbangan dari Portland Boston Los Angeles bukan penerbangan coba-coba. Ini takdir yang mengubah peradaban zaman (BTDLA, 2014:7). GSa/4 Kutipan tersebut merupakan penjelasan tokoh teroris dalam cerita BTDLA yang terinspirasi dari tokoh asli, yaitu pembajak American Airlines penerbangan 11 yang menabrak WTC Utara pada peristiwa 9/11. Dalam novel BTDLA teroris tersebut terdiri dari 5 orang keturunan Arab, 2 orang berangkat dari Portland dan 3 orang Boston sebagai penumpang kelas bisnis. Dua orang sempat tertahan di pos pengecekan bandara namun berhasil lolos dengan alasan yang memicu alarm berbunyi adalah sabuk, mereka terihat buru-buru dan petugas dengan mudah meloloskan mereka karena melihat tiket kelas bisnis yang super mahal. Kejadian selanjutnya yaitu suasana di dalam pesawat saat terjadi pembajakan, salah seorang pramugari yang hendak menyiapkan sarapan untuk penumpang tergucang karena turbulensi pesawat dia mengurungkan niat dan kembali duduk di kursinya sembari menghubungi kokpit menanyakan penundaan penyajian makanan namun tidak ada balasan dari sang pilot. Karena penasaran seorang pramugari pergi ke ruang kokpit, dari situlah diketahui seorang pramugari di kelas bisnis telah ditusuk dan Betty Ong diminta temannya untuk menghubungi pihak maskapai mengenai pembajakan pesawat. Hello, Captain, apakah sebaiknya kami menunda melayani... Belum sempat pramugari bermata sipit menyelesaikan pertanyaannya, pramugari pengeluh jadwal merampas gagang telepon dan menutupnya. Ia melihat drama tragis kolega lainnya di kabin bisnis. Panggil maskapai, Betty! commit Sekarang...sekarang! to user seru GSa/5

31 78 pramugari pengeluh tadi pada kolega bermata sipit dengan suara serak tersebut. Pesawat kita dibajak! pekiknya lirih (BTDLA, 2014:910). Drama tragis yang dilihat pramugari tersebut merupakan awal dari aksi pembajakkan pesawat yang kemudian menuntun Betty Ong mengabarkan pada Air Traffic Controller (ACT) di Boston bahwa pesawat telah dibajak. Halo, American Airlines Flight 11 di sini... melaporkan...pesawat ini dibajak..., suara pramugari bermata sipit membetikkan kepanikan luar biasa. Dia menelpon ATC di Boston... Ini simulasi pembajakan, kan? Halo...halo..., jawab suara di seberang sana. Orang di seberang seolah tak percaya dirinya mengeluarkan kata-kata itu... Tiba-tiba suara dari ruang kemudi pesawat membuat semuanya menjadi jelas. Okay, nobody move. Don t make any stupid move... Suara berat beraksen non-amerika tiba-tiba menggaung dari kokpit. Semua penumpang di kabin bisa mendengarnya jelas. Sayang bukan suara John Ogonowski. We are returning to the airport. Again, stay calm and nobody moves. You ll be all right. (BTDLA, 2014:12). commit to user GSa/6 Panggilan telepon yang dilakukan Betty Ong tersebut terekam dan transkripnya telah banyak dipublikasikan di internet seperti artikel berjudul The 9/11 Tapes: The Story in the Air dari The New York Times (2011) sehingga kemungkinan pengarang mengambil percakapan tersebut dari aslinya. Namun setelah ditelursuri ada sedikit perbedaan, yaitu petugas ACT yang tidak mempercayai adanya pembajakkan yang disampaikan Betty Ong. Yang sebenarnya Betty Ong menghubungi pihak maskapai American Airlines menyampaikan tentang pembajakan pesawat. Kurang lebih 20 menit sebelum tabrakan barulah ATC mendengar kabar pembajakan dan mendengar ucapan pembajak dari interkom American Airlines penerbangan 11. ACT kemudian menghubungi North American Aerospace Defense Command (Norad) meminta pesawat bantuan untuk American Airlines penerbangan 11 yang

32 dibajak namun Norad mengira permintaan itu hanya simulasi (The New York Times, 2011) seperti yang ceritakan pada halaman selanjutnya berikut ini. Halo, NORAD. ATC Boston bicara. Ya. Kirim pesawat buru sergap ke koordinat ini sekarang! Angka-angka radar ditransformasikan ke pangkalan pertahanan militer Amerika Serikat di New York. Sepersekian detik angka-angka itu terbaca. Eh? Sebentar. Tidak ada simulasi seperti ini di latihan Vigiliant Guardian hari ini. Suara di seberang lain menjawab. Antara bingung dan memastikan. Bukan simulasi! Ini benar-benar pembajakan. Sekarang, di atas Garden Massachusetts. Empat puluh lima mil dari Boston. Suara yang lain mendesak. Tersenggal. Eh? (BTDLA, 2014:14). pengarang menggunakan video dokumenter yang beredar di internet sebagai commit to user acuan untuk membuat cerita pada awal ketika menceritakan pembajak dan 79 GSa/7 Beberapa keterangan dan kronologi cerita dirancang dengan detail oleh pengarang, hal ini tentunya tidak lepas dari riset yang dilakukan pengarang mulai dari media online hingga video dokumenter. Seperti kutipan paragraf dalam novel BTDLA berikut ini. Aku mempercepat video itu. Video itu lalu menggambarkan ilustrasi bagaimana dua pria tadi beraksi dalam pesawat bersama komplotannya. Diawali dengan suasana hangat dari para pramugari saat mempersiapkan sarapan, ketegangan setelah pramugari melihat aksi pembunuhan kolega pramugari dan seorang penumpang yang berusaha menyelamatkannya dari dua pembajak di American Airlines Flight 11, upaya para pramugari menelpon menara bandara pengawas berkali-kali, tergoleknya pilot dan kopilot pesawat berlumur darah, hingga akhirnya animasi pesawat menabrak gedung World Trade Center menara utara. Di ujung video bagian pertama itu, pesawat United Airlines Flight 175 menyusul menghantam menara selatan. Kali ini bukan animasi. Tapi live video (BTDLA, 2014: ). GSa/8 Paragraf tersebut membuktikan bahwa pengarang sebelumnya telah mengetahui adanya video dokumenter. Dengan data terebut ada kemungkinan

33 keadaan di dalam pesawat sebelum menabrak WTC. Hal ini juga ditegaskan pengarang lewat keterangan di halaman akhir novel BTDLA, berikut kutipannya. Beberapa cerita yang dituangkan dalam buku ini berasal dari inspirasi kisah-kisah yang kami lihat di jaringan media, online news, atau bahkan Youtube (BTDLA, 2014: ). Bagai tertampar muka, mereka mendapati tangga darurat penuh sesak dengan manusia. Mereka berjubel saling sikut tak beraturan menuruni anak tangga. Mereka kemudian berlari menuju anak tangga darurat lainnya. Hasilnya setali tiga uang. Lebih berjejal. commit to user 80 GSa/9 Cerita selanjutnya pengarang beralih pada menara WTC Utara dengan menceritakan suasana dalam gedung setelah dihujam pesawat. Burung besi itu melesak menggempur beberapa lantai di atas kantor Morgan Stanway di menara utara; menghasilkan bunyi dentum memekakkan telinga. Ibrahim Hussein dan Joanna Jones merasakan getaran yang berdegum-degum dari atas. Mereka berdua berada hanya 18 lantai di bawah impak pesawat American Airlines Flight 11, pada lantai ke-74 dari permukaan tanah.... Bunyi menguing nyaring sontak membisingkan suasana. Alarm tanda bahaya menyala otomatis. Menara utara ini dilengkapi sistem pengaman yang sangat pintar. Suara rekaman perempuan dari cerobong berlubang strimin yang melekat di plafon-plafon dan eternit berkata hal yang sama. Tapi itu jelas mesin (BTDLA, 2014:282). GSa/10 Kutipan tersebut menggambarkan keadaan awal ketika WTC Utara digempur pesawat, yaitu adanya suara alarm yang menggema ketika sebuah gedung sedang terancam kebakaran. Setelah itu barulah orang-orang di dalam gedung berhamburan menuju pintu darurat ingin segera keluar menyelamatkan diri karena lift tidak dapat dipakai, seperti yang dialami Hussein, Joanna, dan Phillipus. Sayangnya asma Joanna kambuh karena asap yang mulai memenuhi gedung, dia tidak kuat dan memilih bunuh diri daripada mati berdesakan dengan para manusia di tangga darurat. Berikut kutipannya. GSa/11

34 81 Suara bummm menggelegar tiba-tiba. Persis seperti dentuman pertama ketika pesawat menabrak menara utara. Dentuman yang lebih biadab. Menara selatan menyusul takdirnya (BTDLA, 2014:283). Kutipan di atas menggambarkan kekacauan di dalam gedung WTC Utara setelah ditabrak pesawat American Airlines penerbangan 11, tidak lama setelah itu pesawat United Airlines penerbangan 175 menabrak menara selatan. Tolong minggir... minggir... Ibu ini punya asma. Tolong kasih jalan, Tuan-Tuan dan Nyonya..., Seru Ibrahim dalam kekalutan. Namun tak ada yang peduli. Tidak ada belas kasihan dalam keadaan krusial hidup dan mati seperti ini.... Menembus jejalan manusia, di luar perkiraan tiba-tiba Joanna membalikkan badan. Dia menghambur masuk lagi ke ruang di lantai 50. Ibrahim dan Phillipus terenyak dari kelunglaian perasaan. Mereka berlari menyusul Joanna sambil berteriak keras mencegah Joanna. Tanpa kudakuda dan rencana, Joanna berlari kencang dan membenturkan badannya yang sudah lemah sekencang mungkin pada kaca tipis ruangan yang terkuak sedikit, menghubungkan dirinya dengan udara luar. Dia sudah tak tahan lagi (BTDLA, 2014: 291). GSa/12 Kutipan di atas menggambarkan mengenai putus asanya seseorang dalam tragedi WTC, yaitu Joanna yang memutuskan bunuh diri dengan terjun dari lantai 50 gedung WTC. Diceritakan juga dalam novel BTDLA, bahwa tidak hanya satu orang saja yang bunuh diri dalam peristiwa tersebut. Di detik itulah Phillipus dan Ibrahim menyaksikan manusia-manusia beterbangan dari atas menara melewati mata mereka... Mereka menangis memilukan, menebak bagaimana ketika tubuh mereka beradu dengan landasan keras di bawah sana. Ada yang berubah pikiran, tangannya menggapai-gapai ke atas, seolah gravitasi dapat menarik balik. Pandangan mereka memohon tolong pada Phillipus dan Ibrahim. Tapi terlambat, mereka terus meluncur ke bawah (BTDLA, 2014:292). GSa/13 Novel BTDLA mengikatkan pembaca akan sejarah mengenai tragedi commit to user terorisme di Amerika. Tidak sampai di situ pengarang novel BTDLA

35 memaparkan kronologi peristiwa pembajakan pesawat sampai runtuhnya gedung WTC namun diselipkan juga kontroversi atau hal-hal yang masih diperdebatkan, misalnya mengenai bom yang diduga menghancurkan kontruksi gedung WTC sehingga dapat luluh lantah setelah di hantam pesawat dan gedung WTC 7 yang tiba-tiba ambruk meskipun tidak tertabrak pesawat padahal letaknya jauh dari menara kembar. Berikut beberapa kutipan mengenai kejangalan tersebut. Ibrahim tak menghiraukan kata-kata Phillipus. Dia menarik tangan Phillipus dan menyerahkan sebuah cincin berlian. Cincin yang diraihnya dari kelingking Joanna. Detik itu suara seperti bom bertubi-tubi bergantian menggelegak di lantai bawah. Orang-orang di tangga darurat semakin mendengking dengan lengkingan tak terjamah frekuensinya (BTDLA, 2014: ). 82 GSa/14 Para korban yang selamat, sebagian besar adalah mereka yang berada di bawah impak pesawat. Saat melewati bagian anak tangga di lantai bawah, mereka mendengar ledakan berkali-kali di lantai-lantai yang kuberi anak panah ini, jelas Azima. Aku yakin semua yang dia tulis di catatan-catatan ini adalah hasil risetnya yang mendalam (BTDLA, 2014:166). GSa/15 Pernyataan mengenai bom juga dibahas oleh para ilmuan yang tidak percaya gedung WTC dapat luluh lantah sampai kontruksi bajanya meleleh hanya karena impak tabrakan pesawat. Mereka berasumsi bahwa ada oknum yang sengaja melemahkan konstruksi baja gedung WTC. Runtuhnya menara kembar saja masih terasa janggal oleh mereka apalagi kasus menara WTC 7 yang sama sekali tidak terkena dampak tabrakan pesawat. Meskipun National Institute of Standards and Technology (NIST) telah melaporkan bahwa gedung WTC 7 runtuh karena tidak kuat menahan panas yang diakibatkan tabrakan pesawat dari menara kembar namun ilmuan masih tidak percaya hanya karena panas yang tinggi dapat melelehkan kontruksi baja gedung WTC (Griffin, 2009). Berikut kutipannya dalam novel. Gedung ini runtuh tiba-tiba beberapa jam kemudian, setelah menara utara dan selatan kolaps. Padahal, gedung ini tak ditabrak. Jangankan commit to user ditabrak, gedung ini GSa/16

36 83 dipisahkan sebuah blok jalan yang cukup jauh. Gedung lainnya yang di dekatnya hanya mengalami kerusakan fisik seperti kaca pecah, tapi tidak sampai ambruk, Azima menunjuk gedung WTC 7 dengan fase-fasenya sebelum runtuh (BTDLA, 2014:165). Arsitek dan insinyur termasyhur sekalipun, para ahli pembuat gedung pencakar langit, Julia menunjuk beberapa nama dalam catatan-catatan di kertas, mereka tak percaya gedung itu bisa meleleh habis. Gedung itu dirancang untuk tetap tegar dengan tahanan paling berat sekalipun. Bahkan jika hantaman pesawat itu jatuh menukik vertikal dan membelahnya. (BTDLA, 2014:166). GSa/17 Hal tersebut coba dibuktikan oleh para ilmuan, namun pada kejadian tersebut pihak AS tidak mengizinkan ilmuan meneliti reruntuhan banguan, hanya pemerintah saja lewat NIST yang melakukan penyelidikan. Namun para ilmuan berinisiatif mengambil sampel debu dari bekas reruntuhan dan mendapatkan hasil bahwa debu tersebut mengandung thermite. Yaitu senyawa yang diduga bisa melelehkan baja. Dalam novel BTDLA pelemahan baja tersebut disampaikan dalam paragraf berikut. Hanum, hanya ada satu penjelasan yang masuk akal mengapa kedua gedung itu bisa runtuh seketika dan demikian serempak. Satu alasan: struktur bajanya sengaja dilemahkan hingga tak kuat menerima beban. Sesederhana itu, Azima menatapku dengan pandangan tajam. Seolah sebuah keyakinan menancap di hatinya terlalu lama, namun tak ada satu pun yang mengiakannya (BTDLA, 2014:166). Bagiku, 11 September adalah tanggal yang tak pernah melangkah, Hanum. Aku commit tak to akan user mengatakan bahwa GSa/18 Peristiwa 9/11 merupakan pembajakan terbesar di Amerika, yaitu tepatnya pada tanggal 11 September 2001 terjadi empat pembajakkan pesawat, dua di antaranya menabrak gedung kembar WTC, satu menabrak markas militer Amerika di Pentagon, terakhir digagalkan dan mendarat di sebuah lapangan di Pennsylvania. Penabrakan pesawat pada sisi barat Pentagon juga mengundang kejanggalan, pasalnya hanya ada foto puing pesawat pasca tabrakan saja yang disiarkan oleh pangkalan militer Amerika. GSa/19

37 84 sebuah konspirasi laknat dengan sempurna berlaku dalam kejadian itu. Tapi mengapa tanggal itu merangkum banyak kejadian janggal dan aneh? Pangkalan militer yang mengira pembajakan itu hanya simulasi latihan, badan pesawat yang hilang setelah menabrak gedung Pentagon, dan CCTV saat itu mati, hingga paspor seorang muslim, milik si pembajak, yang ditemukan utuh di tengah puing pesawat yang berkeping-keping... (BTDLA, 2014:167). Segala bentuk kejanggalan yang mengundang konspirasi dalam novel ini bukan semata-mata untuk menjelek-jelekan pihak tertentu, pengarang menyampaikan dalam halaman-halaman terakhir dari novel BTDLA bahwa mereka sengaja memaparkan sejarah dan fakta ilmiah yang bersifat debatable sehingga pembaca mendapat keseimbangan infomasi, serta mengasah cara berpikir yang tidak linear atau out of the box (BTDLA, 2014:337). b. Islamophobia Semenjak terjadi peristiwa 9/11 hubungan Islam dengan Amerika menjadi tidak baik. Banyak orang Islam yang diperlakukan tidak adil, dihina, bahkan tidak jarang dikucilkan di Amerika. Ketakutan atau kebencian/keengganan terhadap Islam dan muslim, gejala inilah yang disebut sebagai Islamophobia (Helbling, 2012: 4). Islamophobia sendiri muncul akibat rasa benci dari orang Barat tidak hanya Amerika saja namun juga sebagian besar Eropa atas orang muslim. Bahkan menurut Allen fenomena Islamophobia atau anti-islam ini muncul pada awal tahun 1920 kemudian menjadi populer tahun 1990 di Eropa (dalam Helbling, 2014:4). Novel BTDLA memaparkan cerminan fenomena tersebut ke dalam sebuah konflik cerita yang mana tokoh utama, Hanum diminta bosnya di Heute ist Wunderbar untuk menulis artikel mengenai akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Awalnya tema artikel ini sangat menyudutkan Hanum sampai dia sempat menolak untuk menulisnya namun pada akhirnya Hanum sadar bahwa dengan artikel ini dia dapat membuktikan bahwa dunia tidak akan lebih baik tanpa Islam. Dari sinilah Hanum dikirim ke Amerika untuk commit to user

38 meliput peringatan peristiwa 9/11 dan menemui beberapa narasumber sebagai data pendukung penulisan artikelnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa di Eropa pun dilanda fenomena Islamophobia. Pengarang juga sedikit menyinggungnya dalam novel BTDLA tentang Partai Neo Nazi di Wina yang membenci Islam bahkan sampai membuat aplikasi komputer, yaitu permainan menembak miniaret masjid saat muazinnya mengumandangkan azan. Berikut kutipannya. Partai Neo Nazi, kau tahu kan, yang berlindung di balik nama besar Freedom Party, Gertrud menyebutkan nama partai yang sangat kukenal. Bulan lalu partai itu membuat aplikasi permaian komputer berjudul Bang-Bang Ali!. Permaian menembak miniaret masjid saat muazinnya menggaungkan azan. Siapa yang cepat dan paling banyak menjatuhkan muazin, dialah pemenangnya... (BTDLA, 2014:242). Kau tidak akan bisa commit membayangkan to user bagaimana setiap waktu sejak 11 September, kejadian seperti di metro tadi 85 GSb/1 Hanya sebatas penjabaran Islamophobia di Eropa, karena fokus novel BTDLA ini adalah menyoroti Islamophobia yang ada di AS, seperti dalam kutipan berikut ini. Hey man, do you think that Ninja is really a female? si berandal putih bertanya nakal pada berandal hitam. Mengumpat perempuan bercadar sebagai ninja yang bisa saja bukan perempuan. No... no... I think they are twins... hahahaha. Si berandal hitam yang tampak lebih mabuk menjawab dengan kengawuran. Tiga pria tadi sontak tertawa-tawa mengekeh tak keruan. Menyisakan seluruh penumpang terdiam (BTDLA, 2014:127). GSb/2 Kutipan tersebut menggambarkan ejekan yang masih sering terlontar pada orang Islam yang berada di Amerika. Pria berjenggot panjang dengan gamis ala Pakistan bersama istrinya yang berkerudung dan bercadar merupakan gambaran orang Islam yang terpikir oleh ketiga beradal karena itu mereka mengejek kedua orang tersebut dan mempermalukkan mereka di depan umum. GSb/3

39 86 sore hadir dalam hidupku. Mungkin kaupikir mereka hanya bercanda, tetapi kaulihat kan, bagaimana orangorang di metro saling berbisik dan berkisik melihat pasangan Arab tadi. (BTDLA, 2014:153). Kutipan di atas merupakan lanjutan dari kutipan sebelumnya bahwa salah satu tokoh, yaitu Azima juga mengalami hal yang sama seperti yang terjadi di metro pada saat gelandangan mengejek orang Islam di depan umum. Meskipun hanya beberapa orang yang melakukan tindakan diskriminasi secara langsung namun kebanyakan orang saling berbisik dan berkisik itu artinya juga ikut andil melakukan tindakan dikriminasi. Karena kejadiankejadian seperti itulah Azima sampai melepas hijabnya. Pendemo mabuk itu tak menggubris kata-kata polisi itu. Bukannya menurunkan, dia makin garang saat menjumpai papan nama di dada salah satu polisi. Hey! Your name is also Mohammed, Officer! Are you a muslim? You don t belong to the United States of America! Go Away! Pergilah kembali ke negaramu Arab sana! Kau membuat ulah saja di sini. Lihat beberapa banyak orang yang kaubuat mati! (BTDLA, 2014:98). GSb/4 Beberpa orang memang sangat anti terhadap segala yang berbau Islam sampai melakukan perbuatan amoral dengan kata-kata maupun tindakan. Dari dua kutipan tersebut pengarang sengaja membuat tokoh yang mengejek dan membenci Islam dengan orang-orang mabuk, karena sudah mulai banyak warga Amerika saat ini yang bersikap baik terhadap orang Islam, mereka menilai bukan agama yang salah melainkan oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan agama. Jadi pengarang menganggap orang yang masih menyimpan kebencian terhadap Islam dengan cara menyakiti muslim bukanlah orang-orang yang berpikir dengan logika atau bukan orang waras. Mencurigai nama Arab lebih pada salah satu bentuk ketakutan Amerika pada Islam atas peristiwa 9/11. Pemerintah Amerika sampai menerapkan penggeledahan khusus pada imigan atau turis dengan nama Islam yang masuk ke Amerika. Mereka akan ditahan lama di pos penjagaan bandara sebelum diizinkan masuk ke Amerika. Ini merupakan sebuah antisipasi atas kebobolan commit to user yang dulu pernah menimpa negara adidaya itu sehingga menimbulkan

40 hilangnya 3000-an nyawa. Hal ini juga pernah dirasakan aktris Indonesia, Hannah Al Rashid saat hendak syuting film BTDLA. Dia ditahan di bandara selama dua jam di sebuah ruangan dengan orang-orang Arab yang bernasib sama dengannya (Herawati, 2015). Perempuan penunggu Museum 9/11 tadi tak berbohong. Orang-orang yang berdatangan tak hanya membawa bunga kenangan. Ada puluhan orang membawa papan dan poster anti-pembangunan masjid New York (BTDLA, 2014:92). 87 GSb/5 Aku ini kepala keamanan. Perasaanku seperti perasaan pria pada umumnya. Aku mencintai istriku, Anna. Dan telah berjanji akan membahagiakannya. Tapi semua sirna karena para lalim itu. Siang dan malam aku hanya merenung, mencoba meninabobokan perasaanku yang berkecamuk. Sejak 11 September, hatiku tidak bisa bergerak pada perempuan mana pun. Aku tidak tahu harus marah pada siapa. Hingga akhirnya aku mendengar pembangunan Masjid Ground Zero yang begitu dekat dengan kompleks tragedi itu terjadi. Sekarang jika kau diriku, lalu kau memiliki banyak kawan yang punya pengalaman sama denganmu, apa yang kaulakukan? Apa kau tidak membenci orang-orang muslim itu? Agama macam apa yang menyuruh umatnya menabrakkan diri ke gedung penuh manusia hidup? (BTDLA, 2014:225) GSb/6 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa terjadi demo penentangan pendirian masjid. Demo tersebut memang terjadi pada beberapa tahun setelah peristiwa 9/11, yaitu demo penentangan masjid Ground Zero pada tahun 2010 (BBC Indonesia, 2010). Demo yang dilakukan saat peringatan 9/11. Feisal Abdul Rauf yang merupakan seorang Iman di Amerika dalam bukunya mengungkapkan bahwa banyak yang mengecam pembangunan Cordoba House yang dikira sebagai Masjid Ground Zero padahal itu merupakan tempat berkumpulnya komunitas muslim di Amerika. Satu di antaranya adalah seorang pastor bahkan mengancam akan membakar Al Quran pada peringatan 9/ Menanggapi rencana tersebut mantan guberur Alaska, Sarah Palin menyarankan agar rencana tersebut dibatalkan dan sebagai gantinya Cordoba House harus commit dipindahkan to user jauh dari lokasi peristiwa 9/11

41 (2013: 44-45). Hal ini juga dilantsir oleh The New York Times yang dikutip Republika.co.id (2010) bahwa Sarah Palin menolak masjid didirikan di Ground Zero yang dianggapnya mengupas luka lama atas tragedi 9/11. Nampaknya Islam harus menanggung tudingan atas kejadian tragis tersebut selama betahun-tahun bahkan Indonesia yang dahulunya terkenal dengan rempah dan pesona alamnya sejak maraknya peristiwa terorisme oleh anggota ekstremis Islam nama Indonesia terbawa pengaruh buruk. Seperti dalam kutipan nove BTDLA berikut ini. Indonesia... a home for the largest muslim population in the world, ucapnya menerawang. Sebuah respon dengan nada yang sungguh tak biasa. Ya, aku melupakan satu hal lagi tentang Indonesia. Perempuan penunggu museum tadi siang juga memberi respon yang sama ketika aku menyebut Indonesia. Pria tua itu tersenyum kecil, tapi parasnya masih dingin... (BTDLA, 2014:144). Sayang sekali, Bali jadi lebih terkenal karena pernah dibom ya? Ironis. Aku percaya muslim sejati tidak demikian... commit to user Aksi terorisme bom di Bali beberapa kali hingga 88 GSb/7 Kutipan tersebut menceritakan ketika Rangga bertemu dengan seorang laki-laki paruh baya di bus menuju Washington DC. Awalnya Rangga merasa akan akrab pada pria tersebut karena mengetahui tentang Indonesia, asal negara Rangga. Namun pada obrolan mereka selanjutnya pria itu malah berceloteh dengan asal dan memojokan muslim sebagai teroris membuat Rangga geram. Pemikiran Indonesia identik dengan Islam dan terorisme juga dijumpai kembali oleh Rangga saat menemui Phillipus Brown dengan ekspektasinya tentang Indonesia. Kau Muslim? tanya Brown tibai-tiba. Aku mengangguk. Masih bingung mengapa dia tiba-tiba bertanya apakah aku muslim ketika aku menanyakan tentang Bali. Tiba-tiba hatiku berdesir lagi. Pertanyaan yang sama persis! (BTDLA, 2014:195). GSb/8 Pada kutipan tersebut Rangga sempat curiga pada Phillipus Brown, dia trauma dengan orang di bus. Namun hal itu dipatahkan dengan kalimat lanjutan berikut ini. GSb/9

42 89 menewaskan ratusan orang itu sekonyong-konyong menggusur nama besar pariwisata Bali di mata dunia. Sejurus kemudian, perasaan kesal dan kecewa kutujukan kepada mereka, siapa pun para pembajak nama Islam itu, yang membenarkan kejahatan mereka (BTDLA, 2014:196). Kutipan tersebut menyimpulkan bahwa Islam dan terorisme menjadi lekat pada negara Indonesia sejak terjadi pemboman di Bali. Terorisme juga menjadi suatu yang lekat pada ingatan seseorang yang mendengar tentang Islam sejak peristiwa 9/11 di Amerika. c. Perpecahan Keluarga Masalah sosial seperti Islamopobia memang menimbulkan perpecahan besar antara dunia Barat dan Islam. Konflik yang diakibatkan oleh Islamophobia juga dialami oleh keluarga Azima. Perpindahnya ke agama Islam memercik kebencian mendalam pada ibunya, Nyonya Hyacinth Collinsworth kepada Islam dan Ibrahim Hussein, suami Azima. Ditambah meninggalnya ayah Azima dan peristiwa 9/11 membuat Nyonya Collins lebih membenci Islam. Perpecahan bermula saat Julia Collins atau Azima memutuskan untuk menikah dengan Hussein dan menjadi mualaf. Ayahku adalah penentang utama. Dia bahkan berdoa... lebih baik Tuhan mencabut nyawanya saat itu juga daripada harus menerima kenyataan anaknya masuk Islam dan menikahi pria seperti Abe. Hingga..., Azima mengambil napas panjang. Dia tak melanjutkan katakatanya. Bibirnya kelu dan kaku. Sembilu merajang perasaannya kini. Dan aku tidak mampu sedikit pun membayangkannya. (BTDLA, 2014:240). commit to user GSc/1 Ayah Azima adalah seorang Pastor, itulah kenapa dia sangat menentang pernikahan putrinya dengan Ibrahim Hussein, pria muslim keturunan Arab yang beragama Islam. Sangat sulit merelakan putri satu-satunya untuk berada dalam agama yang berbeda, hal ini membuat ayah Azima sakit-sakitan. Namun pada akhir hayatnya pemimpin umat itu hatinya luluh dan merelakan putrinya masuk dalam dekapan Islam. Sayangnya hati Nyonya Collins tidak

43 luluh begitu saja, dia bahkan menuduh Azima dan Islam sebagai penyebab suaminya meninggal. Hyacinth Collinsworth. Ibuku. Kau nanti akan bertemu dengannya. Aku anak semata wayangnya. Ibuku tak pernah menyetujui pernikahanku. Dia tidak menyukai Abe. Sejak 11 September, ibuku seperti mendapatkan pembenaran bahwa Islam itu memang..., Azima terbata. Dia tak bergairah menyelesaikan bicaranya. Aku tahu, Hyacinth pastilah sosok yang tidak menyukai Islam (BTDLA, 2014:153). keharmonisan keluarga dalam commit novel to BTDLA user adalah perbedaan pendapat dan 90 GSc/2 Berbeda keyakinan dengan orang tua adalah suatu hal yang sangat menyakitkan, baik dipihak anak atau orang tua sama-sama tersakiti hingga menimbulkan perpecahan dalam keluarga, bahkan lebih parahnya lagi ketidakterimaan yang mengakibatkan pengusiran anggota keluarga atau bahasa halusnya tidak lagi dianggap sebagai anggota keluarga. Seperti yang dilakukan Nyonya Collins ketika Azima berhijab. Setiap aku memakai hijab, ibuku langsung tak mau bicara padaku. Dia mengatakan aku anak durhaka. Yah,... ayah dan ibuku adalah orangtua yang sangat religius. Hidup mereka adalah perjalanan perjuangan untukku seorang. Ketika aku memantapkan diri menjadi muslim, hati mereka laksana intan yang hancur. Setelah kepergian Ayah, Ibu jadi pemurung. Dirinya semakin membenci Abe, Alzheimer-nya semakin menjadi. Hingga pada suatu ketika, aku bermunajak pada Tuhan. Dengan berat hati, dengan membohongi hati kecilku,... tak sampai setahun setelah 11 September, aku berpikir ulang untuk berhijab. (BTDLA, 2014:155). GSc/3 Pada kutipan tersebut Nyonya Collins menganggap Azima durhaka karena berpindah agama, namun karena penyakit Alzheimer dia terkadang lupa dengan apa yang terjadi dan marah dapat mengakibatkan penyakitnya semakin parah, jadi setelah Hussein meninggal Azima memutuskan untuk melepas hijab menutupi keislamanya agar ibunya tetap tenang sehingga penyakitnya tidak semakin parah. Selain perebedaan kepercayaan hal lain yang dapat merusak

44 harta dunia (uang). Sering terjadi perbedaan pendapat membuat hubungan keluarga menjadi renggang, hal ini dikarenakan salah satu pihak atau kedua pihak dalam keluarga yang berbeda pendapat merasa dirinya tidak didukung oleh yang lain. Seperti kisah Hanum dan Rangga saat mencari narasumber di New York. Kalau memang tidak mau ikut liputan bersamaku, ya sudah. Aku nggak papa kok! Mas hanya fokus dengan konferensi, kan? Dan New York ini sekali lagi bagimu hanya perkara jalan-jalan, kan? Ngapain sih selalu bilang, ikut Gertrud, ikut Gertrud terus? Mas kan tahu. Gertrud tidak benar-benar melakukan riset untukku dia hanya butuh cepat! (BTDLA, 2014:80). tiba-tiba berhenti mendadak dan commit mengguncang to user penumpang yang ada di dalam 91 GSc/4 Perbedaan pendapat terjadi karena Hanum memutuskan untuk mencari narasumber sendiri di luar rekomendari dari Gertrud namun tidak juga membuahkan hasil karena kebanyakan orang Amerika akan menghindar saat ditanya mengenai peristiwa 9/11. Rangga berinisiatif membantu agar Hanum tidak terlalu terbebani dengan tugas liputan dan menyarankan istrinya untuk menggunakan narasumber hasil riset Gertrud. Dalam kutipan tersebut bukannya menerima saran suaminya Hanum malah marah dan menuduh Rangga tidak berniat membantu liputannya. Ssst... pelan-pelan dong kalau bicara. Nanti kamu dikira dari planet lain, ucapku setengah berbisik. Orang-orang dalam bus mulai saling toleh karena ada bahasa asing dengan cengkok yang tak mereka mengerti berkeliaran di kuping mereka. Ya, bahasa Indonesia. Masih saja bercanda kamu, Mas... Aku lagi bingung! Gini deh. Kalau mau, kita BERPISAH di New York. Aku akan cari narasumberku sendiri sampai dapat. Mas Rangga ke Washington sendiri juga urusi presentasi yang sama pentingnya. Fair, kan! (BTDLA, 2014:80). GSc/5 Dalam kutipan tersebut Rangga berusaha menenangkan Hanum dengan ungkapan gurauan agar suasana di antara mereka tidak tegang, justru karena gurauan tersebut Hanum tambah marah dengan sikap Rangga. Dia malah meninggikan suaranya, tapi ketika itu juga bus yang sedang mereka tumpangi

45 bus. Dari situasi itulah Hanum merasa sedang diperingatkan oleh Tuhan bahwa amarahnya pada Rangga adalah salah. Penyebab perpecahan keluarga selanjutnya adalah harta, seperti dijelaskan dalam kutipan berikut. Kekayaan telah membuat saya menderita. Saya tak mau mengisahkannya secara gamblang, tapi saya hanya bisa mengatakan kekayaanlah yang membuat saya bercerai dengan istri saya dan kehilangan anak. Sejak itu hidup saya luluh lebur. Bahkan saya berpikir untuk bunuh diri (BTDLA, 2014:213). orang untuk mendapatkan informasi commit to dengan user cepat, baik informasi dalam 92 GSc/6 Ungkapan tersebut merupakan kutipan novel BTDLA mengenai perpecahan keluarga yang diakibatkan oleh harta benda. Phillipus Brown harus merasakan pahitnya kegagalan rumah tangga karena sibuk dengan urusan duniawi, yaitu bekerja mencari uang sebanyak-banyaknya tanpa ada waktu untuk keluarga. Dulu sebelum dia menjadi filantropi hidupnya tidak tenang, harta yang banyak tidak membuat batinnya damai justru membuatnya semakin terpuruk. Anaknya yang overdosis obat-obatan kemudian meninggal dan istrinya juga memilih meninggalkan Phillipus. Dari situlah dia akhirnya sadar bahwa kekayaan bukanlah segala-galanya. Hal demikian pada zaman sekarang ini semakin marak terjadi. Perpecahan akibat harta dapat membuat sebuah keluarga percah. Banyak kasus seorang anak sampai tega membunuh orang tuanya karena masalah uang, pada akhirnya dia menyesal karena kehilangan keluarga yang sangat dia cintai. Tidak dapat dimungkiri kasus seperti ini diakibatkan semakin mencekiknya harga kebutuhan pokok sedangankan perkerjaan semakin jarang. Orang-orang berebut untuk mendapat pekerjaan, para pejabat berebut untuk mendapatkan kursi tidak lain untuk mengumpulkan pundi-pundi uang yang dapat memuaskan kebutuhan duniawi mereka. d. Sisi Kelam Dunia Media Di zaman globalisasi seperti sekarang media (media yang diamaksud dalam pembahasan ini adalah media penghasil berita seperti koran, majalah baik cetak maupun online dan televisi) merupakan sarana yang sangat dicari

46 negeri maupun luar negeri. Namun terkadang orang tidak menyadari bahwa dunia media memiliki sisi kelam, bagaimana berita didapat dan bagaimana sebuah berita hanya dibuat untuk memenuhi selera masyarakat. Novel BTDLA sedikit menyinggung mengai sisi kelam dunia media yang dilakoni Hanum selama menjadi jurnalis di Heute ist Wunderbar, sebuah koran swasta di Wina, Austria. Bagaimana tidak? Aku harus menyanjung-nyanjung pria tua tak tahu diri yang hobi gonta-ganti pacar setiap bulan? Mewawancarainya pada pagi hari dengan dikelilingi para selir imutnya membuatku seolah turun derajat. Jujur, itu dosa terbesarku selama menulis profil orang yang dianggap Gertrud meraup kesuksesan besar (BTDLA, 2014: 22). dianggap luar biasa. Mereka bahkan meminta berita yang lebih luar biasa dari sebelumnya, yang menggugah commit sensasi. to user 93 GSd/1 Pada kutipan tersebut Hanum tidak merasa senang ketika harus menyanjung seseorang yang menurutnya tidak pantas ditulis sebagai profil sosok, namun Hanum harus menentang hati nuraninya karena menuruti pesanan bos di tempatnya bekerja. Hal lain yang dilakukan Hanum saat meliput berita adalah berbohong, seperti dalam kutipan berikut ini. Di kantor, Gertrud menanyakan bagaimana aku bisa meyakinkan manager Kampusch untuk bicara di depan media. Aku tersenyum. Lalu aku membisiki Gertrud, Aku bilang pada managernya, aku punya pengalaman yang sama, diculik ketika masih kecil di Indonesia. Jadi aku bisa merasakan bagaimana trauma Kampusch. Lalu aku pun bercerita bahwa penculikku juga akhirnya bunuh diri. Ya, tentu saja itu penipuan besar-besaran yang tidak merugikan siapapun demi mendapatkan kata setuju dari narasumber. Itulah bentuk kegigihanku yang kebablasan demi mencuri perhatian bos-bos media di Heute ist Wunderbar. Itulah caraku mencari jalan keluar. Agar Gertrud tidak menugasiku meliput berita yang tidak kusukai (BTDLA, 2014:28). GSd/2 Meskipun telah membuat kontribusi banyak dengan puluhan artikel yang ditulisnya, perusahaan masih belum puas dengan semua berita yang

47 94 Kita membutuhkan kegemparan! Mungkin artikel ini akan menyakiti sebagian kecil orang sepertimu, tapi yang penting koran kita akan dibaca banyak orang, sambung Gertrud dengan muka memelas yang tak tertahankan. Suaranya parau. Dia tampak berencana mencabut omongannya, tapi dia tak kuasa mengeluarkan uneg-uneg terdalamnya: News is all about sensation. Ketika dia mengatakan bahwa kita harus menulis kegemparan nuraniku berontak. Terlalu sering aku mendengar doktrin media seperti ini ketik aku bekerja di Indonesia dulu. Bad news is good news. Dan sebaliknya, good news is bad news. Masalah rating dan share TV atau koran tidak ada kaitannya dengan mendidik atau menjerumuskan masyarakat. Semua karena masalah bernapas saja. Pastilah dewan redaksi sudah kehabisan akal untuk menyelamatkan koran ini (BTDLA, 2014:46). GSd/3 Kutipan tersebut memaparkan bahwa yang dibutuhkan media adalah berita sensasional yang dapat menarik pembaca. Dalam novel BTDLA Gertrud, bos Hanum diminta pimpinan direksi untuk membuat artikel bertema Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam. Hal ini jelas membuat Hanum tersinggung dan enggan menggarap berita yang menuyudutkan agamanya tersebut apalagi tujuannya sudah jelas, untuk menaikan oplah agar perusahaan tidak bangkrut. Berikut kutipannya. Mulai bulan depan Heute ist Wunderbar akan menghentikan versi gratisnya... Jika aku tidak bisa menaikkan oplah, dewan redaksi akan mengurangi jumlah karyawan. Ya, aku dan juga kamu teracam kehilangan pekerjaan. Kecuali kita bisa membuat artikel yang... yang... benar-benar LUAR BIASA. (BTDLA, 2014:43). memutarbalikkan fakta. Berikut kitipannya. commit to user GSd/4 Ketimpangan yang terjadi di dunia media ternyata tidaklah tertutup rapat dan hanya diketahui sang jurnalis saja, namun masyarakat yang semakin kritis ini juga tahu celah kotor media yang hanya mencari sensasi. Masyarakat sudah bisa melihat mana berita baik mana berita yang hanya menyuguhkan sensasi dan membodohi pembaca. Pernyataan tersebut dijelaskan dalam novel BTDLA lewat tokohnya yang lain, yaitu Azima. Dia menilai media dapat

48 95 Azima tersenyum kecil. Dia mengendikkan bahunya, menguncupkan bibirnya sedikit. Sepertinya mencoba memberitahu bahwa aku adalah orang paling naif yang memercayai semua cerita media di balik 9/11 (BTDLA, 2014:166). GSd/5 Kalimat tersebut mengungkapkan kekecewaan Azima terhadap media yang tidak menyampaikan informasi dengan benar. Oleh karena itu selama delapan tahun Azima mencari sendiri kebenaran dibalik peristiwa 9/11, membandingkannya dari berbagai media dan sumber lain. Tokoh lain juga mengungkapkan kecurigaan yang sama terhadap manipulasi yang ada dalam dunia media, yaitu Phillipus Brown dalam kutipan berikut.... Saya ingin bercerita, dengan kisah saya ini, wahai semua orang yang menyaksikan, bahwa saya akan membuat pengakuan publik yang telah lama saya pendam sendiri. Saya harap media tidak salah membuat kesalahpahaman lagi. (BTDLA, 2014:280). GSd/6 Brown melirik Andy Cooper ketika menyebutkan kata media Cooper meliriknya balik (BTDLA, 2014:281). GSd/7 Dalam kutipan tersebut Cooper yang dilirik Phillipus merupakan seorang jurnalis yang pada waktu itu menjadi pembawa acara. Phillipus memberikan tekanan pada kata media terlihat memiliki tujuan, yaitu agar media dan orang-orang di dalamnya tidak memanipulasi fakta sehingga Phillipus merasa perlu memberikan ancaman di awal pembicaraannya, karena dia juga sadar selain menyebar berita buruk medialah yang dapat menyebarkan informasi baik seperti yang akan diceritakaannya dalam CNN TV Heroes. Media kekinian. Merekah tanpa batas, bahkan tak ada yang berani memprotes jika media memutarbalikkan fakta. Media membuat muslihat paling menipu daya, yang buruk menjadi begitu mulia, dan yang begitu mulia menjadi buruk rupa. Luar biasa kuatnya opini yang dibentuk media sehingga dapat memengaruhi perekonomian, perpolitikan, sosial, dan budaya sebuah bangsa. Tidak, tidak. Mereka tidak membenci bangsa atau suatu kelompok tertentu. Media hanya butuh sensasi. Sensasi untuk menjaga eksistensi commit dan to kehidupannya user di tengah GSd/8

49 96 persaingan keras. Dan aku tiba-tiba melihat diriku, selama hampir setahun ini, menulis puluhan artikel. Apakah yang kulakukan selama ini untuk kebenaran atau hanya untuk sensasi? Banyak artikel yang kutulis karena aku merasa menulis demi pembaca budiman. Tapi banyak juga artikel yang kutulis karena pesanan orang-orang yang haus sensasi (BTDLA, 2014:44-45). Pada kutipan tersebut Hamun selain mejadi pelaku media juga merasa gelisah dengan apa yang dilakoninya. Namun hal tersebut tidak lantas membuat Hanum menyerah, dia berusaha untuk menyajikan berita yang benar-benar baik bukan hanya dari sisi sensasinya saja namun juga isi dan kebenarannya. Celah kotor itu dimanfaatkan oleh Hanum sebagai pelajaran berharga dan pengingat bagi dirinya agar selalu menyebarkan berita yang baik juga akurat. 4. Tanggapan Pembaca Novel BTDLA Novel sebagai karya sastra merupakan produk budaya yang berupa artefak atau benda mati yang akan bermakna bila terjadi komunikasi dengan pembaca, dalam hal ini pembaca berperan penting sebagai pemberi makna terhadap eksitensi novel (Kurniawan, 2012:8). Berikut ini ditampilkan beberapa tanggapan pembaca yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pembaca ideal dan pembaca biasa (Junus, 1984:52). a. Pembaca Ideal Pembaca ideal merupakan pembaca berpengalaman atau dapat juga disebut sebagai pembaca akademik dan atau kritis karena pembaca ini mampu memahami hubungan semantik dan pragmatik terhadap teks sastra (Endraswara, 2003:125). Berikut ini tanggapan terhadap novel BTDLA dari tiga pembaca ideal yang diambil dari kalangan dosen yang membidangi bahasa dan sastra serta peneliti novel BTDLA. 1) Budi Waluyo Budi Waluyo merupakan dosen Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS yang mengampu mata kuliah sastra yaitu apresiasi drama di prodi commit to user Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS. Menurut beliau keadaan sastra

50 saat ini khususnya pada novel mengalami perkembangan dengan cukup bervariasinya ide-ide dari pengarang, misalnya ide tentang tema yang lebih beragam dari pada periode sebelumnya. Seperti tema traveling yang dihadirkan dalam novel karya Hanum dan Rangga. Berikut kutipannya. Sebenarnya latar belakang apa pun bisa menjadi tema sebuah novel, namun jika anda fokusnya untuk petualangan atau traveling, akhir-akhir ini memang menjadi kecenderungan. Jadi misalnya Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih itu sebenarnya pengalaman pengarang ketika berada di sana, novel ini juga. (CLHW13) Selain mengangkat tema yang terkini atau kekinian, menurut Bapak Budi Waluyo novel BTDLA cukup menarik dengan cerita perjalanan religi yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran sejarah dan sikap toleransi. Beliau juga menambahkan bahwa nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel BTDLA cukup banyak, selain nilai toleransi misalnya ada nilai religiuis, tanggung jawab, peduli sosial dan lain sebagainya. Dengan latar belakang keluarga muslim, menurut dosen Apresiasi Drama ini Hanum memunculkan tendensi dalam novelnya, namun meskipun demikian tendensi tersebut masih bersifat umum yaitu mengenai Islam pada umumnya tidak berdasarkan golongan tertentu. Dengan demikian novel ini relevan dibaca oleh siswa SMA karena sifatnya umum, artinya tidak tabu untuk dipahami, tidak menyingung SARA (Suku Agama Ras). Lebih umum, lebih pada mengajarkan Islam itu sebagai agama yang Rahmatan lil alamin, memberi rahamat pada siapa saja. 2) Yant Mujiyanto Yant Mujianto merupakan dosen Pendidikan Bahasa Indonesia di FKIP UNS. Beliau mengatakan tema traveling yang diangkat Hanum dan Rangga untuk novel BTDLA tergolong tema langka yang sedang populer, artinya tidak banyak digunakan oleh pengarang sebelumnya yang lebih sering dengan commit tema to petualangan/advontur. user Meskipun baru 97

51 pernah membaca karya Hanum dan Rangga, dosen penyuka puisi ini mengakui novel BTDLA merupakan novel yang keren, dapat membuka wawasan mengenai Amerika dari sisi yang berbeda dari penulis lain. Latar belakang pengarang sebagai jurnalis dan dosen merupakan suatu hal yang dekat dengan karya sastra, hal ini tercermin dalam novel BTDLA. Berikut penuturan Bapak Yant saat ditanya mengenai latar belakang Hanum dan Rangga sebagai pengarang novel BTDLA. Bagi jurnalis iya, dari Hanum. Untuk kalangan pendidik, Rangga sebagai dosen memang dunianya cukup dekat dengan kepenulisan. Karena memang sejatinya pengarang adalah guru masyarakat sehingga jika karya sastra berasal dari guru hubungannya sangat dekat. Hanya saja guru itu kan mengajarnya di kelas tentang teoriteori, jika pengarang mengajarkan ilmu kehidupan sehingga lebih luas namun sama-sama menampilkan nilai edukatif. (CLHW14) Berkaitan dengan mengarjarkan ilmu atau pesan kehidupan yang diungkapkan dari kutipan di atas, Bapak Yant juga mengungkapkan bahwa novel BTDLA meskipun memiliki subjektivitas pengarang tentang Islam namun nilai toleransi dalam novel ini cukup dominan. Selain itu novel BTDLA juga dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA karena dapat memberi wawasan, warna, dan pencerahan. Bukan hanya relevan diajarkan pada siswa di SMA swasta yang berbasis Islam saja namun juga siswa di SMA negeri atau swasta umum. 3) Prayudi Nursodik Prayudi Nursodik merupakan pembaca sekaligus peneliti novel BTDLA sebagai kajian dalam skripsinya saat menempuh S1 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Menurut Prayudi novel BTDLA luar biasa, maksudnya di sini adalah karena novel tersebut mengingatkan sekaligus mengajak kita umat Islam untuk berfikir lebih detail, novel ini juga mencoba membuka mata pembaca untuk tidak cepat percaya terhadap media yang terdakang condong terhadap kepentingan politik. Awalnya dia membaca novel BTDLA hanya sebagai objek penelitian namun kemudian dia tertarik commit to user 98

52 membaca novel tersebut untuk memenuhi kepuasan sebagai pembaca bukan hanya sebagai objek penelitian. Saya sangat merekomendasikan novel Bulan Terbalah di Langit Amerika dapat di baca setiap orang. Dilihat dari isinya novel tersebut mengangkat tema toleransi umat beragama serta misteri kejadian 11 September 2001 yang di tuduh muslim sebagai pelakunya. Logika kita akan di paksa lebih skeptis ketika pada novel tersebut dipaparkan dialog mengenai bukti-bukti serta pendapat beberapa tokoh yang jika kita cermati akan menemukan titik temu pada logika kita. (CLHW11) Dari uraian yang dipaparkan Prayudi pada kutipan di atas didapat bahwa lulusan S1 yang menjadi pegawai swasta ini mengaku sangat merekomendasikan novel BTDLA untuk dibaca semua kalangan karena dia beranggapan bahwa novel ini akan membuat pembaca menjadi skeptis terhadap cerita yang disuguhkan. Disamping itu ada nilai pendidikan karakter yang ditampilkan seperti toleransi dan kerja keras. Dia juga menambahkan bahwa dari segi keilmuan dan masalah dalam novel BTDLA sangat sesuai dengan perkembangan zaman sekarang. b. Pembaca Biasa Pembaca biasa adalah pembaca dalam arti sebenarnya yang membaca suatu karya sebagai karya sastra bukan sebagai bahan penelitian (Junus, 1984:52). Berikut ini tanggapan terhadap novel BTDLA dari pembaca biasa yakni siswa SMK, mahasiswa FKIP, dan blogger. 1) Mia Saputri Krisentiana Mia Saputri Krisentiana adalah gadis kelahiran Lampung yang berdomisili di Bogor, sedang menempuh pendidikan dibangku kelas XII SMK 1 Gunungputri. Mia merupakan salah satu pembaca novel BTDLA karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Menurut Mia novel BTDLA ini sangat menarik, isinya penuh dengan kejutan. Saat membaca novel ini dia seperti terbawa pada perjalanan Hanum dan Rangga yang terasa mengagumkan karena banyak mengungkapkan misteri, seperti tragedi WTC pada 11 September 2001 yang memberi kontribusi besar dalam catatan commit sejarah to user dunia. 99

53 100 Saya suka, karena nilai Islam sangat kental terasa mengalir di setiap peristiwanya. Saya jadi tertarik untuk melakukan riset sendiri tentang nilai-nilai Islam yang sebenarnya sudah mengakar di tanah Amerika dan belahan dunia lainnya. Membaca novel ini membuat kita semakin haus pengetahuan. Saya berharap novel ini dapat dibaca generasi muda sehingga mereka dapat mempertahankan kedamaian dunia dengan beragama di masa depan. (CLHW 7) Kutipan tersebut merupakan tanggapan Mia ketika dimintai pendapat mengenai novel BTDLA. Selain memberikan pengetahuan menurut Mia novel ini juga dapat memberikan keteladanan, terutama dari tokoh-tokohnya. Karena menurut gadis kelahiran Mei ini novel memiliki nilai dan amanat yang baik untuk pendidikan karakter generasi muda, atau mungkin bisa menjadi salah satu alternatif yang cukup efektif untuk dapat membangun karakter siswa. 2) M. Ginanjar Eka Arli M. Ginanjar Eka Arli atau biasa dipanggil Agi merupakan mahasiswa Pendidikan Matematikak UPI Bandung yang beberapa kali memenangi dan menjadi juri lomba puisi maupun cerpen di lingkup kampusnya. Agi merupakan salah satu pembaca novel karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, novel yang sudah dibaca aantara lain 99 Cahaya di Langit Eropa dan BTDLA. Menurut Agi dia tertarik pada Nilai-nilai Islam yang diajarkan lewat karya fiksi, karena baginya itu merupakan salah satu hal yang baru. Karya Hanum membuat pemikirannya wawasan terbuka, dia mengaku banyak mengetahui faktafakta baru tentang sejarah Islam dari novel karya Hanum dan Rangga tersebut. Mahasiswa yang mengaku gemar membaca sejak umur tujuh tahun ini mengungkapkan hal yang menurutnya menarik dari novel BTDLA, berikut kutipannya. Pertama dari segi penceritaan. Sejujurnya saya termasuk orang yang awam akan kondisi dunia. Peristiwa 9/11 yang terjadi di WTC Amerika tempo hari hanya saya anggap angin lalu ketika SMA dulu. Padahal, dari ulasan buku ini ternyata peristiwa tersebut sangat berpengaruh commit bagi to user masyarakat, khususnya terhadap

54 commit to user 101 kehidupan muslim di Amerika dan umumnya di seluruh dunia. Teknik bercerita melalui fiksi ini membuat saya tidak kesulitan dalam mencerna informasi. Ketimbang membaca dua lembar koran, dengan informasi yang sama saya lebih mudah menerimanya lewat karya sastra yang tidak menggurui seperti novel Hanum dan Rangga ini. (CLHW 9) Agi juga menambahkan bahwa dia merekomendasikan novel BTDLA ini untuk dibaca, khususnya kepada seluruh muslim tidak hanya di Indonesia. Alasan yang dia ungkapkan sederhana, yaitu agar sebagai muslim mereka dapat mengetahui tentang peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di negeri Paman Sam tersebut beserta alasan dan dampaknya di saat ini. Selain itu, para muslim juga dapat mengambil pelajaran dan pesan-pesan tersirat dari pengarang seperti selalu berperilaku sebagai agen muslim yang baik kapanpun dan dimanapun. 3) Sofia Zhanzabila Sofia Zhanzabila merupakan seorang penulis blog yang membuat resensi novel BTDLA. Pegawai swasta lulusan IPB ini mengaku gemar membaca novel terutama yang beraliran religi, fantasi, dan inspirational. Beberapa novel bergenre religi yang pernah dia baca adalah karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yaitu 99 Cahaya di Langit di Eropa, Berjalan di atas Cahaya, dan BTDLA. Membaca menurut Sofia dapat membuatnya tahu lebih banyak dan membaca adalah jalan baginya untuk memahami orang lain. Seperti tanggapanya terhadap novel BTDLA berikut ini. Novel yang begitu inspiratif. Dari novel ini saya jadi tahu beberapa fakta mengejutkan tentang kedekatan antara Islam dan Amerika. Novel ini juga mengajarkan kepada para pembaca muslim supaya bisa berbuat baik pada siapa pun, dimanapun, dan dalam situasi bagaimana pun. Hanya saja, ada sedikit kekurangan yang saya temukan, yaitu genre novel (fiksi) yang menggunakan nama Hanum dan Rangga, sedangkan di dua novel sebelumnya nama-nama tersebut sudah identik dengan cerita based on true story. Saya juga agak kecewa dengan ending novel yang terlalu manis. (CLHW8)

55 yang sangat mengharukan, dan beberapa tingkah Hanum dan Rangga sebagai suami istri yang commit kocak melengkapi to user kisah ini dengan sempurna. 102 Meskipun agak kecewa dengan novel BTDLA, Sofia tetap merekomendasikan novel ini untuk dibaca karena ada banyak pelajaran dan hal-hal baru yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya pesan untuk menjadi seorang muslim yang baik. 4) Astri Hapsari Astri Hapsari merupakan seorang ibu rumah tangga yang cukup aktif menulis di blog pribadinya. Menurut Bu Astri novel BTDLA merupakan novel yang luar biasa karena dengan membaca novel tersebut dia merasa mendapat banyak pengetahuan tentang sejarah Islam di Amerika. Seperti pemaparannya berikut ini saat dimintai jawaban mengapa dia merekomendasikan novel BTDLA untuk dibaca. Karena di novel ini banyak sekali diceritakan sejarah Islam di Amerika. Agar pembaca juga mengerti Amerika dan Islam pernah memiliki keterikatan. Novel ini juga penuh inspirasi dari setiap tokohnya. Seperti tokoh Phillipus Brown. Dari Brown kita belajar bahwa kekuatan sedekah memang luar biasa. Walau begitu banyak uang yang dikeluarkan untuk berderma tidak membuat Brown menjadi kekurangan. Justru semakin melimpah keuntungan yang ia peroleh, yaitu ketenangan batin. (CLHW12) Dari kutipan tersebut selain mengandung pengetahuan novel BTDLA juga penuh inspirasi. Bu Astri mengaku selalu memilih novel yang memiliki nilai agar dia tidak sekedar membaca, tapi juga menemukan kebaikan dari cerita yang ada di dalam novelnya. Intinya dalam novel BTDLA menurut Bu Astri pengarang ingin menyampaikan bahwa Islam bukanlah teroris. Bukan seorang Muslim yang menghancurkan menara kembar WTC. Dan juga Amerika memiliki sejarah keemasan Islam namun sayang tertutupi oleh kebencian terutama setelah tragedi 9/11. Kisah dalam novel BTDLA sangat filmis. Menurut Ibu yang aktif di media sosial ini membaca novel BTDLA seperti menghadirkan layar film di hadapannya. Kisah para korban tragedi Black Tuesday atau 9/11

56 103 Meskipun menyuguhkan peristiwa sedih dan serius namun pembaca tidak hanya terharu, tapi juga tersenyum saat membaca novel BTDLA. 5. Temuan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel BTDLA Novel merupakan karya sastra kompleks yang menampilkan cermin kehidupan masyarakat. Sebagai karya sastra yang baik novel tidak hanya bertujuan untuk menghibur tetapi juga sebagai perangkat pesan, sebuah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang pada pembaca. Kebanyakan pesan tersebut berisi pengalaman pengarang berkenaan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel BTDLA jika ditelusuri lebih dalam hampir memuat 18 nilai yang dikeluarkan oleh Kemendiknas (2010b:9-10), hal demikian juga dituturkan oleh Budi Waluyo, dosen Pendidikan Bahasa FKIP UNS sekaligus pembaca novel BTDLA (CLHW13) bahwa berdasarkan 18 nilai pendidikan karakter hampir semua ada dalam novel BTDLA. Nilai-nilai yang terkandung antara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. a. Religius Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sebagai novel dengan tema perjalanan religi novel BTDLA syarat akan nilai-nilai religius yang disuguhkan oleh para tokohnya. Seperti Hanum yang selalu menampakan sikap berserah diri pada takdir tuhan. Tuhan punya skenario berbeda. Selebaran lowongan pekerjaan temuan Fatma Pasha itu akhirnya benar-benar kucoba, meski harus dengan cara paksa yang mengagumkan dari Rangga. Jelas, satu di antara sejuta kemungkinan, seorang Fatma Pasha bisa menemukan selebaran Heute ist Wunderbar di dekat rumahnya. Tapi takdir commit telah memilih, to user satu dari sejuta itu PKa/1

57 104 ternyata adalah Fatma Pasha. Dialah yang menemukan selebaran itu untukku ketika aku mulai panik dengan keadaan menjemukan di Wina (BTDLA, 2014:26). Dalam kutipan tersebut Hanum sebagai manusia yang tunduk pada takdir percaya bahwa segala sesuatu sudah digariskan oleh Tuhan. Meskipun manusia telah berencana tetaplah takdir yang akan menentukan jalan hidup manusia. Meskipun Fatma Pasha yang menemukan lowongan pekerjaan tersebut namun Hanum yang akhirnya dapat pekerjaan itu. Terkadang takdir membawa kepada jalan yang berliku dan melelahkan tapi menurut Hanum hal itu sudah menjadi rencana Tuhan. Manusia hanya perlu berusaha dan berserah diri. Seperti kutipan berikut. Berjalanlah dan terus berjalanlah dengan niat kebaikan untuk mengejar restu dari Allah, bersama orang-orang yang kaucintai, lalu sematkan dalam hati dan pikiranmu akan perjalanan hidupmu tentang surga yang akan kaugapai. Maka seberat, sepanjang, dan sebesar apa pun halangan yang melintangi langkahmu, akan terbuka dengan sendirinya atas izin-nya. Ingatlah, Tuhan akan mengirim malaikat-malaikat-nya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam (BTDLA, 2014:123). PKa/2 Sikap religius yang ditunjukkan Hanum tidak hanya berserah diri pada Tuhan, namun juga terlihat pada sikapnya yang lain yaitu mengajarkan berdoa pada Tuhan. Katakan padanya, setiap hari dia harus tidur lebih awal. Lalu saat sepertiga malam, dia harus bangun. Mintalah dirinya mencuci muka. Lalu membuka tirai jendela kamarnya dan pandanglah malam penuh bintang dengan sorot bulan. Tundukkan kepalanya, resapi apa kesalahan yang selama ini telah dia lakukan dalam hidupnya, dan katakan, Ampuni aku, Tuhan, atas segala perjalanan hidup yang tak mensyukuri perintah-mu. Masukkan aku ke dalam surga-mu jika Engkau menghendakiku kelak (BTDLA, 2014:41-42). PKa/3 Kutipan tersebut adalah saran Hanum setelah diminta pendapat oleh Gertrud mengenai ibunya commit yang sudah to user tidak memiliki semangat hidup.

58 Awalnya Hanum memang berniat mengajari ibu Gertrud gerakan salat, namun karena tidak enak hati dan karena agama mereka berbeda Hanum hanya menyarankan agar ibu Gertrud berdoa di sepertiga malam memohon ampun pada Tuhan, mirip seperti ritual salat tahajud dalam Islam meskipun tidak melakukan gerakan salat. Menurut Hanum hal yang perlu dilakukan oleh orang yang telah kehilangan semangat hidup apalagi sudah menjelang usia adalah dengan berdoa meminta ampun pada Tuhan atas kesalahan yang telah dibuat selama hidup. 105 Tokoh lain dalam novel BTDLA yang memiliki sikap religius adalah Nyonya Collins ibu Azima. Beliau merupakan seorang yang taat pada agamanya. Dia rajin ke gereja setiap minggu, bahkan saat melewati gereja meskipun bukan hari minggu Nyonya Collins tetap ingin berdoa di gereja. Seperti kutipan berikut. Grandma, ini Sabtu, Sarah mencoba meyakinkan. Nyonya Collins sontak seperti orang yang dihentikan jantungnya saat Sarah mengas. Dia melihat gereja tua itu dengan rayap pandangan berkaca-kaca. Gereja itu membekas di hatinya. Oke. Tapi tetap saja aku ingin berhenti di sini. Pasti ada aktivitas. Menepi, Julia! tukas Nyonya Collins bersungutsungut. Kurasa apa yang dikatakan Azima benar. Kedua orangtuanya sangat saleh (BTDLA, 2014:238). PKa/4 Kalian ini, masih muda malas berdoa. Kalau ayahmu tahu, pasti kecewa. Ayo Sarah! Nyonya Collins mengamit tangan Sarah, lalu turun mobil. (BTDLA, 2014:239). PKa/5 Kedua kutipan tersebut menggambarkan bahwa begitu religiusnya Nyonya Collins, saat dalam keadaan apa pun meski sedang melakukan perjalanan dari New York ke Washington DC beliau tetap ingin mengikuti misa. Dia bahkan menasehati Azima dan Hanum yang tidak mau ikut ke gereja bersamanya. Bukti sikap religius orang tua Azima juga terdapat dalam kutipan dialog Azima berikut ini.... Yah,... ayah dan ibuku adalah orangtua yang sangat religius... (BTDLA, 2014:155). commit to user PKa/6

59 perilaku jujur pada narasumbernya, yakni ketika Jones menyinggung commit to user 106 Ayah Azima adalah seorang pastor, oleh karena itu kedua orang tuanya adalah jemaat gereja yang taat. Sebagai anak yang ingin berbakti pada ibunya Azima terpaksa berbohong bahwa dirinya tidak lagi seorang muslim setelah suaminya meninggal. Hal itu dilakukan Azima agar ibunya tidak marah sehingga tidak memperparah penyakitnya. Namun Azima tetap memegang teguh pendiriannya, seperti tergambar dalam kutipan percakapan Azima dan Hanum berikut ini. Mungkin aku bisa membohongi ibuku, membohongi seluruh manusia di luar sana tentang diriku yang telah berubah. Tapi aku tak bisa membohongi Allah dan tak bisa membohongi diriku sendiri pada akhirnya. Azima berhenti dari tawa kecilya. Mungkin kau akan tertawa lagi, Hanum. Tapi ini caraku. Wig? Rambut Palsu? Hanum, inilah caraku menenggang perasaan ibuku sekaligus Tuhan. Aku ingin menjadi muslimah sejati, sekaligus ingin selamat dari cemoohan sosial. Dan hijabku telah kuganti dengan rambut palsu ini... (BTDLA, 2014:181). PKa/7 Satu tokoh lagi yang menunjukan sikap religius adalah Hussein, suami Azima. Sikapnya ini tercermin pada saat Hussein berada dalam gedung WTC yang hampir runtuh, dengan segala upaya dia berusahan menyelamakan diri sembari melantunkan doa. Berikut kutipannya yang diungkapkan oleh Phillipus Brown. b. Jujur Nyonya Azima Hussein, dalam kegentingan itu suami Anda begitu tegar. Saya berguru padanya dalam menitmenit terakhir itu. Dia menderas dalam doa. Saya tak tahu dia biacara apa... (BTDLA, 2014:295). PKa/8 Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Dalam novel BTDLA perilaku jujur dapat ditemukan pada karakter tokoh Hanum. Sebagai seorang wartawan Hanum menerapkan

60 pertanyaan yang dilontarkan Hanum mengenai akankah dunia lebih baik tanpa Islam?. Berikut kutipannya. Untuk mendapatkan perhatianmu, Pak, akhirnya kujawab dengan jujur (BTDLA, 014:96). laki-laki yang dengan jujur mengungkapkan kelemahannya di hadapan orang lain, sikap ini juga dilakukan commit oleh Phillipus, to user seorang dermawan kaya terkenal. 107 PKb/1 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa Hanum mengakui bahwa pertanyaan yang dia ungkapkan di awal adalah untuk menarik perhatian Jones yang sebelumnya mengabaikan permintaan wawancara dari Hanum. Sikap jujur Hanum membawanya pada kepercayaan Jones untuk diwawancarai. Berikut kutipan sikap jujur Hanum yang lain. Aku ini..., ujarku tak bertenaga. Ada sekat suara menggulung-gulung dalam upaya untuk keluar dari pitanya. Benturan keberanian dan keinginanku untuk berada di zona aman bersama Jones. Ini lebih berat daripada mengakui bahwa aku telah merusak foto Anna.... Muslim, akhirnya kata itu terucap. (BTDLA, 2014:226). PKb/2 Kutipan tersebut mengungkapkan kejujuran Hanum pada Jones mengenai dirinya yang seorang muslim padahal dia tahu posisi Jones saat itu sangat membenci Islam dan segala sesuatu berkaitan denganya. Namun dari sikap jujurnya Hanum mendapat kepercayaan Jones. Berikut kutipannya. Dari ketinggian Empire State Building ini aku pernah berpikir untuk menyusulnya. Aku ingin mencobanya beberapa kali. Tapi orang-orang mencegahku. Dan kupikir biarlah Tuhan yang mengambil jiwaku. (BTDLA, 214:222). PKb/3 Sejak awal bertemu Jones, Hanum telah menunjukkan perilaku jujur sehingga tanpa malu-malu Jones mengungkapkan kelemahannya pada wanita yang baru dia kenal. Meskipun pada akhinya Jones tahu Hanum seorang muslim Jones tetap menghormati Hanum dan merasa senang bahwa dia bertemu dengan muslim yang menyenangkan diajak ngobrol dan peduli terhadap perasaannya kehilangan istri pada peristiwa 9/11. Tidak hanya Jones

61 Phillipus denga jujur mengungkapkan sikap pengecutnya pada masa lalu di depan penonton CNN TV Heroes. Nonya Azima, saya telah membohongi Ibrahim ketika mengatakan akan kembali untuk menolongnya. Saya adalah pembohong besar, pengecut tak berperasaan, pembual yang menyedihkan. Saya tak pantas berdiri menjadi pembuka acara CNN TV Heroes malam ini... (BTDLA, 2014: ). jiwa dan raganya demi menyelamatkan commit to user hidup Phillipus bahkan mengabaikan 108 PKb/4 Kutipan di atas merupakan ungkapan kejujuran Phillipus Brown pada penonton CNN TV. Tanpa ragu dan malu Phillipus menjelaskan bahwa dirinya sangat pengecut ketika meninggalkan penyelamatnya, Hussein setelah berjanji akan kembali namun ternyata dia menginkarinya karena gedung WTC kolaps tidak lama setelah Phillipus berhasil keluar. c. Toleransi Konflik yang diakibatkan oleh perbedaan etnis, suku, bangsa bahkan agama memang kerap kali terjadi, seperti yang diceritakan dalam novel BTDLA mengenai konflik antara Amerika dan Islam setelah peristiwa 9/11. Islamophobia dengan pesatnya berkembang mengakibatkan para muslim di Amerika harus menanggung beban sosial berupa diskriminasi. Toleransi merupakan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sikap inilah yang coba ditanamkan pengarang pada pembaca dalam novel BTDLA. Sikap ini tercemin dalam perilaku tokoh, berikut kutipannya.... Ibrahim Hussein telah menunjukkan padaku bahwa Islam itu begitu indah, begitu teduh, dan sanggup mengorbankan jiwa dan raganya demi nonmuslim seperti saya. Saya adalah manusia yang sesungguhnya menganggap diri sendiri tidak berguna di dunia ini. Saya adalah orang yang tak pernah dikenal Abe sebelumnya, yang hanya dia kenal beberapa jam sebelum kematiannya... (BTDLA, 2014:281). PKc/1 Kutipan tersebut mengungkapkan kekaguman seorang Phillipus terhadap Hussein, seseorang yang baru dia kenal namun rela mengorbankan

62 keselamatannya sendiri. Hussein menunjukkan bahwa menolong seseorang tidak tidak pandang ras, bangsa, maupun agama. itu. Walaupun demikian Jones menunjukkan rasa toleransinya dengan tidak menjawab pertanyaan Hanum. commit to user 109 Toleransi juga dapat diterapkan pada orang terdekat kita, yaitu teman. Tidak semua latar belakang teman sama dengan kita oleh karena itu sikap toleransi juga diperlukan untuk menyambung tali persaudaraan antarteman. Jika Hussein bersikap toleran pada Phillipus, Rangga juga menerapkan toleransi pada kehidupan di kampus dengan temannya yang berbeda bangsa dan agama. Berikut kutipannya. Aku berpura-pura berkosentrasi pada artikel di Heute ist Wunderbar. Aku benar-benar tidak ingin berpihak pada siapa pun dalam hal ini. Aku tahu debat mereka pasti akan berakhir dengan percekcokan dengan teori-teori yang takkan pernah bertemu ujungnya (BTDLA, 2014:32). PKc/2 Dalam kutipan tersebut Rangga memilih diam daripada membela salah satu temannya, Khan dan Stefan yang sedang berdebat tentang muslim di Timur Tengah. Meskipun Rangga muslim tidak serta merta dia membela Khan dan menyerang Stefan. Bukan karena tak acuh namun Rangga berusaha bersikap toleran pada kedua temannya. Aku, hm, ingin menjawab ya. Coba kauhitung beberapa kali sudah bom bertebaran di seluruh dunia sejak 9/11. Dan selalu saja kata muslim bertebaran pada saat yang sama. Jones mengangguk berkali-kali... Tapi aku tidak tega ketika menemukan seorang reporter muslim yang begitu menyenangkan diajak ngobrol. Masih bisa mengerti ketika aku mengkritik orang-orang muslim saudaranya yang jahat-jahat itu. (BTDLA, 2014:229). PKc/3 Kutipan di atas merupakan pernyataan Jones ketika ditanya Hanum mengenai akankah dunia lebih baik tanpa Islam, Jones yang awalnya sangat membenci Islam dan segala yang berkaitan dengan muslim menjadi luluh ketika melihat ada seorang muslim seperti Hanum, Jones sadar tidak semua muslim itu teroris dan tidak seharusnya menyalahkan suatu agama dengan tuduhan teroris namun karena rasa kecewanya dia tidak bisa membenarkan

63 sebagai kesannya pada orang Amerika. Berikut kutipannya. commit to user Ada kalanya aku merasa bersyukur di Indonesia masih 110 Peristiwa 9/11 memang sangat berpengaruh terhadap pandangan orang Amerika terhadap Islam. Tuduhan teroris tidak pernah luput terhadap orang muslim. Penentangan pembangunan masjid, diskriminasi, pencemoohan terhadap muslim menjadi makanan sehari-hari orang muslim di Amerika. Peristiwa ini berdampak pada keluarga kecil Azima, dia dan ibunya harus bertentangan karena perbedaan agama. Kemudian terjadilah peristiwa 9/11 yang menyebabkan ibunya semakin membenci Islam. Oh, baiklah. Aku bingung saja dengan kalian ini. Kenapa bisa semua orang di sini menjadi vegetarian kecuali aku, sahut Nyonya Collins sambil menggeser kembali daging ham babi ke arahnya (BTDLA, 2014: ). PKc/4 Kutipan tersebut adalah komentar Nyonya Collins karena anak dan cucunya juga tamunya, Hanum yang mengaku sebagai vegetarian. Azima, Sarah, dan Hanum terpaksa berbohong untuk menghindari ham babi yang ditawarkan Nyona Collins terlebih lagi untuk menghindari menyebut nama muslim agar beliau tidak sakit hati. Bahkan untuk menghormati neneknya setiap malam Sarah mendengarkan neneknya membaca Alkitab. Berikut kutipannya. Mom selalu bilang, jadi orang muslim itu harus toleran seperti kata Grandpa. Jika Grandma ingin aku mendengarkannya membaca Alkitab, Mom bilang tidak apa-apa. Asalkan aku tidak ikut-ikutan membacanya. Tuhan tahu hatiku. (BTDLA, 2014:162). PKc/5 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa seorang anak seperti Sarah sudah memahami arti toleran kepada orang lain, dalam hal ini neneknya sendiri yang berbeda agama dengan dirinya. d. Disiplin Dalam novel BTDLA pengarang memasukan ciri khas orang Barat (yang dimaksud adalah orang Amerika dan Austria) yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Perilaku tersebut biasa disebut dengan disiplin. Hal ini diungkapkan oleh Rangga

64 111 ada budaya jam karet. Dan aku merasa bahwa budaya on time orang-orang Barat ini sangat merugikan (BTDLA, 2014:112). PKd/1 Dalam kutipan tersebut Rangga mengungkapkan bahwa budaya on time dapat dianggap sebagai kerugian karena dia tidak bisa menunggu Hanum, namun pada intinya Rangga telah mengakui bahwa orang Barat lebih disiplin. Perilaku ini juga diterapkan oleh Rangga saat menghadiri konferensi di Washington DC. Peserta konferesni satu demi satu diminta menempati tempat duduk masing-masing oleh MC. Lalu MC memohon semua peserta untuk mematikan telepon genggam atau setidaknya mengubahnya ke mode silent.... Waktu sudah menunjukkan pukul waktu Washington DC. Tepat pukul 9 nanti, konferensi akan dibuka. Dan giliran pertama akan diisi Phillipus Brown. Jadwal presentasiku jatuh pada siang nanti (BTDLA, 2014:204). PKd/2 Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa Rangga telah berada di ruangan koferensi sepuluh menit sebelum acara dimulai, bahkan sebelumnya Rangga sudah berada di sana dan mendengarkan petunjuk dari pembawa acara (MC). Selain perilaku disiplin yang ditunjukkan oleh orang Amerika, tokoh Hanum dalam narasinya menyampaikan bahwa di Wina Austria juga menerapkan perilaku tersebut dalam hal menaati peraturan yang dibuat pemerintah mengenai larangan bekerja pada hari libur atau hari keluarga. e. Kerja Keras Pada hari Minggu, semuanya menjadi lebih ketat tanpa ampun. Jika pada Sabtu beberapa kantor atau toko grosiran masih membuka diri, pada hari Minggu, jika nekat berbisnis, mereka bisa dipolisikan dan diperkarakan karena dianggap melanggar hukum. Minggu adalah hari keluarga, tiada alasan untuk menggugat urusan apa pun (BTDLA, 2014:38). PKd/3 Novel BTDLA menceritakan kerja keras tokoh Hanum dalam mencari berita mengenai peristiwa 9/11 dan Islamophobia di Amerika. Kerja keras sendiri merupakan perilaku commit yang to menunjukkan user upaya sungguh-sungguh

65 dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini Hanum dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas yang diberikan oleh Gertrud untuk agenda korannya. Berikut kutipannya. Dia melihatku sekilas tapi melengos. Aku berteriak-teriak lagi padanya seperti orang yang sudah tidak ada pilihan lain. Ya, aku memang tidak ada pilihan lain. Pria itu benar-benar tak acuh (BTDLA, 2014:94). commit to user 112 PKe/1 Dalam kutipan tersebut dengan pantang menyerah Hanum sampai harus meminta berulang kali bahkan berteriak-teriak untuk mewawancarai seorang pemimpin demo di Ground Zero. Berkat usahanya itulah Hanum akhirnya mendapat tanggapan dari sang narasumber. Tidak sampai di situ perjuangan Hanum. Dia harus terlunta-lunta di New York setelah berhasil melarikan diri dari demo yang berujung ricuh, dia bahkan sampai berpisah dengan suaminya. Hanum mengetik di laptopnya untuk tugas Gertrud yang berlapis-lapis. Aku membuka balutan luka di lututnya yang sudah mulai mengering. Kudengar cuap-cuap Hanum sembari dirinya terus mengisahkan drama dua hari ini. Semua pengalaman yang mencengangkan dia runtutkan secara mendetail, mulai dari keberhasilannya keluar dari pusara kerusuhan (BTDLA, 2014:257). PKe/2 Kutipan di atas menjelaskan kerja keras Hanum bahwa meskipun dia baru saja bertemu Rangga dan istirahat di hotel, namun Hanum langsung mengerjakan tugasnya yang menuntut untuk diselesaikan. Tidak jauh berbeda dengan Hanum yang bekerja keras dalam melakukan pekerjaan, Rangga juga memiliki karakter yang serupa. Rangga juga pekerja keras dalam mencapai impiannya mendapat beasiswa luar negeri. Berikut kutipannya. Kau tahu kan, 100 surel berbeda kukirim dalam kurun waktu 1 tahun untuk mendapatkan 1 jawaban dari beasiswa S-3 Austria ini? tukas Rangga, mengingatkan kekerasan usahanya mengejar mimpi sekolah di Eropa (BTDLA, 2014:24). PKe/3

66 commit to user 113 Tokoh Rangga diceritakan sampai mengirim 100 surat lamaran untuk mendapatkan beasiswa S3 di Wina Austria. Kerja keras yang akhirnya membuahkan hasil, Rangga bahkan menjadi asisten Profesor di kampusnya berkat kegigihan usahanya dalam menjalankan tugas-tugas kuliah. Kegigihan itu tercermin dalam keseriusan Rangga melaksanakan tugas yang diberikan oleh Profesor Reinhard. Seperti kutipan berikut ini.... Apalagi dia harus membawa laptop besar yang selalu digopoh untuk memoles presentasinya (BTDLA, 2014:89). PKe/4 Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Rangga sangat mempersiapkan paper yang akan dia presentasikan di Washington DC. Dia sampai rela memperbaiki paper-nya selagi ada kesempatan, sampai harus membawa laptop berat sembari mengikuti Hanum mencari narasumber. f. Kreatif Kreatif yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Karakter ini tercermin pada beberapa tokoh dalam novel BTDLA, di antaranya Hanum. Sebagai seorang jurnalis karakter kreatif sangat dibutuhkan untuk menarik minat narasumber. Sir, do you think the world would be better without Islam? teriakku sedikit melengking. Pria berwajah gahar itu akhirnya menoleh padaku yang terus mengerjarnya. Dia menatapku sebentar lalu menyeringai seraya menyodorkan tangannya. Aku terengah-engah sambil mendengarkan nama itu. Hi, I m Michael Jones (BTDLA, 2014:94). PKf/1 Setelah beberapa kali berusaha membujuk ketua demonstran untuk wawancara Hanum akhirnya mendapat kesempatan. Dengan sebuah kalimat provokatif yang sengaja Hanum teriakan untuk menarik perhatian Jones. Jones sudah beberapa kali menerima wawancara dari wartawan mengenai aksi demo yang dia pimpin dan pertanyaan yang disuguhkan pasti itu-itu saja, namun Hanum dengan caranya tidak bisa membuat Jones tertarik bahkan terlihat lebih bersahabat menyambutnya meskipun hanya sebagai wartawan biasa.

67 114 Hanum. Hm, maaf, Nyonya Collins, aku...ehm...aku tidak bisa makan daging. Nyonya Collins mengerutkan dahi. Dia menghentikan irisan pisaunya. Sorot matanya kini tertuju padaku dengan sempurna. Aku...ehm, aku vegetarian. Jadi mungkin aku makan telur dan sereal saja, okay? (BTDLA, 2014:201). PKf/2 Hanum tidak hanya menunjukkan sikap kreatifnya dalam pekerjaan namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti kutipan di atas ketika Nyonya Collins menawari Hanum daging babi, caranya menolak adalah dengan berkata bahwa dia vegetarian. Sikap kreatif yang berikutnya ditunjukkan oleh Khan, teman kampus Rangga di Wina. Dia merupakan seorang muslim yang taat yang sering beradu argumen dengan Stefan seorang mahasiswa kritis yang juga teman Rangga. Kali ini mereka memperdebatkan tentang kebebasan cara berpakaian perempuan di daerah Timur Tengah, negara Khan. Stefan merasa Islam terlalu mengekang kebebasan perempuan. Berikut kutipannya. Oh, My Brother, kalau tidak diatur, aku pasti dengan senang hati ke kampus untuk menghadiri sidang disertasiku nanti dengan celana renang saja. Bagaimana pendapatmu? Aku hampir saja tersedak dengan tawaku mendengar jawaban Khan yang taktis (BTDLA, 2014:32). Hanum, inilah caraku menenggang perasaan ibuku sekaligus Tuhan. Aku ingin menjadi muslimah sejati, sekaligus ingin selamat dari cemoohan sosial. Dan hijabku telah kuganti dengan rambut palsu ini... Aku benar-benar tersentak. Rambut palsu itu begitu lembut. Begitu dilepas, terlihatlah di sebuah dalaman jilbab yang menutupi commit rambut to user aslinya. Tiba-tiba aku PKf/3 Kutipan tersebut merupakan jawaban Khan atas pertanyaan Stefan tentang kebebasan berpakaian. Dengan cara yang kreatif Khan dapat menjawab pertanyaan tersebut tanpa menyinggung perasaan temannya, dia bahkan berhasil mencairkan suasana yang sempat tegang di antara mereka. Tokoh Khan menunjukkan bahwa menyelesaikan masalah tidak selalu harus diakhiri dengan emosi, namun dengan pemilihan kata-kata yang tepat. PKf/4

68 115 menyadari mengapa Azima mengenakan sweter turtle neck yang menutupi ujung telinga itu....dan sweter turtle neck yang menutupi hingga bawah dagumu itu sebagai pakaian penutup auratmu sehari-hari. Begitukah Azima? aku memangkas kata-kata Azima. Azima tak mau menjawabnya. Ya, aku sekarang paham mengapa dirinya berpakaian seperti itu (BTDLA, 2014:181). Berbeda dengan cara kreatif yang dilakukan Khan dan Hanum, Julia Collins atau Azima menggunakan pemikiran kreatifnya untuk mengelabuhi orang-orang bahwa dia belum meninggalkan hijabnya yang dia gantikan dengan rambut palsu, dalaman kerudung, dan sweter turtle neck. Selain ingin terhindar dari cemoohan sosial, hal yang sangat ingin Azima hindari adalah menyakiti perasaan ibunya yang masih belum menerima Azima masuk Islam. g. Mandiri Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dalam novel BTDLA sikap ini tercermin pada tokoh Hanum dalam menjalani kehidupan di luar negeri, yaitu sebagai wartawan. Meskipun ada suminya Rangga, namun Hanum tetap berusaha menyelesaikan segala tugas liputannya sendiri terutana ketika Hanum ditugasi liputan di New York mengenai peristiwa 11 September. Berikut kutipannya. Aku menggangguk mantap. Aku memintanya menunggu saja di bangku panjang sekitar Grand Memorial. Menjaga dua koper kecil dan dua ransel dalam keadaan dingin dan semrawut area Ground Zero, membuatku tak tega melihatnya (BTDLA, 2014:89). sampai merepotkan orang lain meskipun itu suaminya sendiri. commit to user PKg/1 Pada kutipan di atas Hanum dengan yakin meminta Rangga untuk menunggunya melakukan liputan di Ground Zero, tempat demo pendirian masjid. Hanum merasa kasihan pada Rangga yang membawa banyak barang dan harus mengikutinya kemana pun dia pergi. Dalam hal ini tokoh Hanum menunjukkan sikap mandiri dengan tidak bergantung pada orang lain apalagi

69 h. Demokratis 116 Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain merupakan pengertian demokratis. Dalam novel BTDLA sikap ini ditunjukkan oleh tokoh Gertrud pada Hanum. Jangan salah. Aku sebenarnya tak setuju dengan agenda besar dewan redaksi tentang laporan 9/11 ini. Untuk itulah aku menyuruhmu, seorang muslim yang menulisnya, bukan Jacob yang tak tahu apa-apa. Tapi, ya sudahlah... terang Gertrud dengan suara yang semakin serak (BTDLA, 2014:47). PKh/1 Dalam kutipan tersebut sebagai seorang pimpinan Gertrud berusaha adil membagi tugas pada bawahannya. Selain mementingkan aspek pengetahuan Gertrud juga mempertimbangkan perasaan Hanum sebagai muslim, karena jika tugas artikel mengenai peristiwa 9/11 diberikan pada Jacob artikel tersebut akan condong pada satu pihak yaitu penentang Islam. Sedangkan jika diberikan pada Hanum artikel tersebut dapat menilik dari sisi lain yaitu Islam. Sebagai seorang muslim, awalnya Hanum menolak menerima tugas dari Gertrud tentang artikel tersebut dikarenakan akan menjelek-jelekkan agamanya, namun berkat pengertian dari Gertrud dan keinginan untuk menunjukkan pada dunia bahwa muslim bukanlah teroris Hanum menyetujuinya dengan syarat jika mendapat izin dari Rangga. Aku tidak bisa memutuskan sendiri, Gertrud. Aku harus berdiskusi dulu dengan suamiku. (BTDLA, 2014:56-57). PKh/2 Kutipan tersebut merupakan sikap demokratis Hanum terhadap kehidupan rumah tangganya. Sejatinya bagi seorang istri adalah menghormati suami. Jadi keputusan besar yang dibuat Hanum haruslah didiskusikan dengan Rangga. Apa pun keputusan suaminya nanti Hanum akan menerima karena sudah menjadi kewajiban seorang istri menuruti suami. Apalagi Hanum pergi ke Wina berniat menemani Rangga sampai masa studinya berakhir. commit to user

70 i. Rasa ingin tahu berbisnis dengan konsep sedekah yang dilakukan Deewan. Inspirasi itu tak commit to user lain adalah karena seorang dermawan yang muncul di koran yang ditanyakan 117 Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Ada beberapa tokoh dalam novel BTDLA yang memiliki sikap rasa ingin tahu, di antaranya Stefan teman sekampus Rangga.... Dirinya tidak bermaksud menyerang, tetapi terkadang pertanyaan-pertanyaannya buncah keingintahuannya yang terlalu besar (BTDLA, 2014:29). PKi/1 Dalam novel BTDLA sosok Stefan merupakan pribadi yang kritis dan serba ingin tahu. Kutipan di atas mengungkapkan bahwa tokoh Rangga menilai Sefan sebagai seseorang yang kritis terhadap berbagai macam hal termasuk tentang kenapa pakaian wanita dalam Islam harus diatur yang kemudian berujung menjadi perdebatan antara dirinya dengan Khan teman Rangga yang berasal dari Timur Tengah. Namun sikap kritis Stefan tidak semata-mata hanya bualan, menurut Rangga jika Stefan sampai berdebat dengan Khan itu karena dirinya memiliki dasar yang kuat. Lain halnya dengan Rangga meskipun sama-sama memiliki rasa ingin tahu yang besar seperti Stefan, dia jarang menjadikan hal itu sebagai bahan debat dengan temannya, Rangga memilih membawa rasa keingintahuannya pada analisis yang lebih mendalam, seperti ketika dia mendapat ide mengenai paper-nya berikut ini.... Ya, itu restoran yang menjadi adalan anak-anak beasiswa seperti kami karena bisa makan sepuasnya dan bayar sesuka hati. Restoran muslim, lagi! Deewan, pemiliknya, yakin bahwa bisnisnya berkembang karena kedermawanannya. Konsep terbaik dari bisnis yang selama ini kita pelajari. (BTDLA, 2014:33). PKi/2 Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Rangga menjadi sangat penasaran terhadap konsep bisnis yang dilakukan oleh Deewan, pemilik restoran muslim bayar sesukanya di Wina. Menurut Rangga bagaimana bisa untung jika

71 Stefan. Rasa ingin tahu Rangga masih berlanjut bahkan sampai dia bertemu langsung dengan Phillipus Brown, sang dermawan itu. Berikut kutipannya. 118 Maaf, Mr. Brown, dalam agamaku, Islam, kita diminta untuk bersedekah, berzakat sepanjang waktu untuk membersihkan diri. Bukan maksudku mengait-ngaitkan agama dalam praktik bisnis. Tapi, apakah kau menjadi filantropi karena percaya pada the power of giving? tanyaku (BTDLA, 2014:197). PKi/3 Dalam kutipan tersebut Rangga mengungkapkan rasa ingin tahunya pada Phillipus yang notabene bukan seorang muslim namun menurut Rangga dia telah menggunakan prinsip sedekah yang diajarkan Islam pada umatnya. Yang tidak lain adalah dengan kegiatan berderma yang dilakukan Phillipus. Tokoh berikutnya dalam novel BTDLA yang memiliki rasa ingin tahu yang besar adalah Hanum. Sebagai seorang wartawan Hanum memang dituntut untuk mencari tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan berita yang dia kerjakan, dalam hal ini dia dituntut untuk mengembangkan rasa ingin tahu. Akibat kebiasaan itulah Hanum menjadi sosok yang kritis dan serba ingin tahu. Berikut beberapa kutipannya. Bukankah memang dia penemu benua Amerika? tanyaku dengan dahi berkerut-kerut (BTDLA, 2014: 131). PKi/4 Bagaimana kau tahu tentang ini semua, Julia? Aku benar-benar tersentak mendengar fakta barusan. Aku tentu tak percaya begitu saja. Mana mungkin seorang perempuan yang hanya menjadi penunggu museum bisa tahu banyak? (BTDLA, 2014:132). PKi/5 Kedua kutipan tersebut diungkapkan oleh Hanum ketika Azima mengatakan bahwa penemu Amerika bukanlah Columbus seperti yang telah dipelajarinya. Hanum begitu penasaran bahkan sempat meragukan Azima mengenai hal itu. Ungkapan rasa ingin tahu juga ditunjukkan kembali oleh Hanum pada Azima di lain kesempatan, seperti kutipan berikut ini. Dilemahkan? Maksudmu ada yang sengaja meledakkannya? (BTDLA, 2014:166). commit to user PKi/6

72 119 Bagaimana kau tahu tentang suara ledakan-ledakan itu? tanyaku bersemangat. Aku berusaha fair, menanggapi seseorang yang diliputi penasaran dan kekecewaan di hadapanku saat ini (BTDLA, 2014:166). PKi/7 Pada kutipan di atas Hanum kembali memunculkan sikap ingin tahunya pada informasi yang diberikan Azima. Hanum merasa perlu memastikan apakah hal tersebut fakta atau hanya isu belaka yang dipercayai Azima, oleh karena itu Hanum kembali mempertanyakan dari mana Azima mengetahui semua informasi tersebut. j. Menghargai prestasi Menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam novel BTDLA sikap ini ditunjukkan oleh tokoh Azima, yaitu dengan memberi penghargaan untuk keberhasilan suaminya. Berikut kutipannya. Pigura itu bukan berisi foto, melainkan kertas penghargaan yang berwarna kecokelatan. Aku sempat mengira itu sertifikat penghargaan yang diberi pigura, tapi ternyata bukan. Setelah aku cermati, ternyata ini surat penerimaan kerja seseorang. Tertera nama: Ibrahim Hussein (BTDLA, 2014:200). Mas, hari ini aku berangkat ke DC dengan narasumberku, Julia dan keluarganya. Meeting poin di obelisk Washington Monument, National Mall, sore! Bagaimana konferensi dan presentasinya? Kamu harus lakukan yang terbaik! (BTDLA, 2014:236). commit to user PKj/1 Kutipan di atas menunjukkan bahwa Azima sangat peduli pada pencapaian suaminya, bahkan hanya surat penerimaan kerja milik suaminya dia pajang dengan pigura. Suatu perbuatan kecil namun berarti besar dengan menghargai prestasi orang lain. Begitu pula dengan Hanum, melalui pesan singkat dia menyempatkan memberi semangat pada suaminya yang hendak melakukan presentasi di Washington DC. Meskipun hanya presentasi biasa namun Hanum sangat menghargai usaha Rangga untuk mencapai salah satu cita-citanya tersebut, presentasi paper di Amerika. Beriku kitipannya. PKj/2

73 Admission is free. Tidak dipungut biaya. Silakan masuk saja, jika ada hal yang ingin kalian tanyakan, bertanyalah kepadaku. commit to user 120 Penghargaan untuk sebuah prestasi juga diterima oleh Hanum dari bosnya Gertrud atas kerja kerasnya dalam mengerjakan tugas. Bagus, Hanum! Kau tahu, aku sudah meminta Dewan Direksi untuk menonton acara ini sekarang. Dan mereka puas. Mereka puas dengan garapanmu ini. Mereka yakin ini bisa menjual... (BTDLA, 2014:309). PKj/3 Kutipan tersebut merupakan ungkapan rasa bangga Gertrud pada Hanum atas prestasinya dalam mengerjakan tugas liputan. Jauh-jauh dari Wina, Gertrud sengaja menelpon Hanum hanya untuk menyampaikan bahwa dirinya sangat bangga dengan hasil kerja Hanum. Hal yang sama dilakukan oleh Rangga, yaitu sebuah kejutan yang membuat Hanum dapat menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Acara CNN TV Heroes yang mengungkap tentang rahasia seorang Phillipus Brown. Aku menengok ke kanan dan ke kiri. Mencari Rangga yang tak kunjung terlihat batang hidungnya. Tak kusangka, dia telah mempersiapkan semua kejutan yang mengharukan ini sejak tadi malam (BTDLA, 2014:299). k. Bersahabat/Komunikatif PKj/4 Traveling atau bepergian ke lain tempat merupakan kegemaran yang sedang marak dilakukan akhir-akhir ini. Mengunjungi tempat asing bertemu orang baru adalah hal yang akan dialami saat melakukan traveling mengharuskan para traveler menguasai bahasa setempat atau paling tidak memiliki sikap komunikatif dan bersahabat. Bersahabat/komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Sesuai dengan temannya, yaitu perjalanan novel BTDLA menceritakan perjalanan Hanum dan Rangga ke Amerika yang mengharuskan mereka berbaur dengan warga setempat. Ada beberapa tokoh dalam novel yang ditemui Hanum dan Rangga yang memilki sikap bersahabat/komunikatif. Salah satunya adalah penjaga museum, Julia. Berikut kutipannya. PKk/1

74 121 Perempuan pirang itu menjawab dengan ramah tak hanya sekenanya (BTDLA, 2014:85). Dalam kutipan tersebut Hanum mengungkapkan kesan pertamanya pada Julia yang belakangan dia kenal dengan nama Azima. Julia merupakan seorang penjaga museum yang mengharuskan dirinya bertemu banyak pengunjung dan memang seharusnya Julia memilki sikap ramah, namun menurut Hanum sikap Julia tidak hanya berpura-pura ramah karena tuntutan profesi. Begitu juga sikap pedangan kebab muslim yang ditemui Rangga saat menunggu Hanum meliput demo di Ground Zero. Eh, kau tertarik tinggal di Amerika, My Brother? Begini, aku bisa usahakan untukmu jika kau mau. (BTDLA, 2014: ). tanpa ragu mengajak makan bersama commit to di user rumahnya. Berikut kutipannya. PKk/2 Kutipan tersebut mengungkapkan betapa bersahabatnya seorang Souleyman, penjual kebab muslim yang menganggap Rangga sebagai saudaranya karena satu agama. Dia bahakan menawari Rangga sebuah pekerjaan jika dia berniat menetap di Amerika, suatu hal yang jarang dilakukan ketika menemui orang baru. Tokoh berikutnya yakni Phillipus, seorang dermawan kaya raya yang dengan bersahabat menerima Rangga duduk semeja dengannya. Phillipus Brown? kuulurkan tangan pada pria berkacamata tebal itu. Dia tengah mengoleskan mentega di roti gandum yang sekeras batu. Dia tersenyum ramah padaku dan meletakkan pisau rotinya seketika lalu menjabat tanganku (BTDLA, 2014:193). PKk/3 Dalam kutipan di atas Phillipus tanpa rasa terganggu tersenyum ramah pada Rangga yang menyapanya, bahkan mau susah payah menyalami tangan yang Rangga ulurkan. Sikap yang perlu dicontoh bagi pada pesohor yang sering kali lebih mementingkan privasi dan rekan bisnis daripada seorang tak terkenal apalagi baru ditemui. Rangga juga menunjukkan sikap yang sama pada Nyonya Collins, ibunda Azima saat pertama kali bertemu di Washington DC. Sikap komunikatif Rangga berhasil membuat Nyonya Collins luluh dan

75 122 Kalian berdua harus main ke rumahku besok malam. Bagaimana? Akan kumasakkan kalian makanan khas Amerika! seru Nyonya Collins dengan berapi-api. Entahlah, bagaimana mungkin Rangga berhasil mengemong perempuan yang hampir tak pernah tertawa lebar ini (BTDLA, 2014:255). PKk/4 Ada satu tokoh lagi yang juga menunjukkan sikap bersahabat, yaitu Jones. Hal ini terlihat ketika Hanum menemui Jones di kantornya, pria itu dengan ramah menyapa temanya. Tidak hanya ramah saat diwawancarai Hanum saja namun dia juga ramah pada teman kerja, seperti ditunjukkan dalam kutipan berikut ini. l. Cinta damai Jones melemparkan senyum pada seorang kawannya, pelayan lift yang berpenampilan lebih necis. Teman itu memanggil, So long, Boss! Good luck! All the best! Lalu Jones berbicara dengan beberapa kolega lainnya beberapa saat. Membiarkanku menikmati New York dari lantai observation desk ini (BTDLA, 2014:218). PKk/5 Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Cinta damai dalam novel BTDLA ditunjukkan oleh sikap dan perkataan Jones saat dia memimpin demo. Berikut beberapa kutipannya. Sialan! Aku sudah menghalau pria mabuk itu untuk masuk dalam rombongan. Bagaimana mungkin dia bisa lolos. Dia pencari gara-gara! bergegas Jones meninggalkanku (BTDLA, 2014:98). PKl/1 Tulis di beritamu. Pemabuk itu bukan anggota komunitasku. Kita berdemonstrasi baik-baik. Dia provokator. Gara-gara dirinya, aku jadi diinterogasi polisi kemarin! Huh! Jones menutup wawancara ini dengan jawaban atas pertanyaanku tentang akhir kerusuhan kemarin (BTDLA, 2014:232). PKl/2 Sebagai pimpinan yang bertanggung jawab, Jones berusaha menahan kericuhan yang diakibatkan oleh seorang pemabuk. Dalam kutipan di atas Jones tidak menyangka seorang pemabuk menerobos ke dalam demo commit to user sehingga kericuhan yang tidak diharapkan pun terjadi dan Jones harus

76 diintrogasi oleh polisi. Cinta damai ditunjukkan tidak hanya dengan menjerumuskan diri pada suatu kegiatan tertentu, dapat juga berupa jalan pemikiran seperti yang ditunjukkan oleh tokoh Hanum dalam kutipan berikut ini. Tiba-tiba aku merasa ditikam dari belakang oleh mereka yang telah mengaku muslim tapi memaknai jihad atas nama ketidakadilan dunia dengan membantai manusia lain. Aku ingin berkata pada Jones, sungguh mereka hanyalah manusia yang putus harapan dan terlalu membuai diri dengan janji surga akan bidadari nirwana (BTDLA, 2014:226). Tapi itu tak penting. Sekarang semua menjadi pantas, tatkala dia begitu membenci perang dan mengutuk siapa pun yang berbicara commit memerangi to user terorisme dengan militerisme (BTDLA, 2014:234). 123 PKl/3 Hanum merasa bahwa orang-orang yang melakukan tindakan teror bukanlah seorang yang baik meskipun mereka muslim sama seperti dirinya, Hanum sangat mengecam tindakan keji mereka membantai orang-orang. Begitu pula Rangga yang menjadi sangat emosi ketika seorang penumpang bus mengatakan bahwa perang merupakan cara efektif untuk mengurangi kelahiran, seperti dalam kutipan beriku ini. Itu terlalu konvensional. Kita memerlukan cara yang efektif. Al-Qur an-mu juga mengajarkan teori ini. Ehm, perang, perang, dan perang. Kamu salah, Pak! Aku tak percaya hampir membentak pria tua itu (BTDLA, 2014:147). PKl/4 Dalam kutipan tersebut Rangga terpancing emosi ketika pria tua penumpang bus itu mengatakan bahwa Islam telah menciptakan cara efektif untuk mengurangi jumlah manusia, yaitu dengan cara pembantaian masal seperti perang. Rangga langsung menyangkal hal tersebut karena Al-Quran yang dia baca tidak pernah mengajarkan hal keji seperti itu, bahkan jika hal tersebut adalah cara efektif menekan jumlah manusia Rangga tetap tidak setuju dengan pemikiran pria tua tersebut. Tokoh lainnya yang tidak menyukai perusak kedamaian seperti perang ditunjukkan oleh Phillipus. PKl/5

77 124 Dalam kutipan tersebut Rangga yang sedang menyaksikan pidato Phillipus mengetahui bahwa sang dermawan juga tidak menyukai perang karena dapat menyebabkan kepedihan dan kesengsaraan. Segala bentuk perang menurut Phillipus muncul akibat pengaruh sikap kikir akan kekuasaan, harta yang mengungguli rasa simpati dan empati terhadap mereka yang kekurangan. m. Gemar membaca Gemar membaca merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Kebiasaan ini sangat penting hubungannya dengan meningkatkan pengetahuan agar tidak mudah dibodohi dan tertinggal dari bangsa lain. Kebiasaan membaca tercermin dalam kehidupan kampus Rangga, seperti kutipan berikut ini. Untuk mendapatkan gelar Ph.D., Profesor Markus Reinhard memang mengharuskan kami semua membaca ratusan teori dari berbagai jurnal internasional sebelum mengajukan argumentasi (BTDLA, 2014:30). PKm/1 Sebagai seorang mahasiswa S3 Rangga, Stefan, dan Khan dituntut membaca berbagai buku dan jurnal untuk menambah pengetahuan sekaligus mengembangkan cara berpikir mereka sehingga argumen yang mereka lontarkan memiliki dasar yang jelas tidak omong kosong. Kegemaran ini juga ditunjukkan oleh Stefan, bukan hanya buku teori yang dibacanya melainkan koran. Berikut kutipannya. Bruk Stefan Rudolfsky melempar koran Heute ist Wunderbar ke meja kerjaku (BTDLA, 2014:29). PKm/2 Eh, Rangga, siapa sih laki-laki ini? Kau pernah dengar? Stefan menunjuk gambar pria di halaman depan Heute ist Wunderbar yang masih tergeletak di meja kerjaku (BTDLA, 2014:30). PKm/3 commit to user

78 125 Seperti kewajiban seorang mahasiswa yaitu belajar dan membaca, Azima sebagai seorang kurator juga memiliki kewajiban yang sama untuk membuktikan kredibilitasnya. Oleh karena itu Azima memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai sejarah. Aku ini kurator museum. Hidupku melalang dari satu museum ke museum lain. Dulu ketika masih kuliah, aku mengambil workshop dan short-stay untuk bekerja paruh waktu di museum-museum Eropa dan Asia. (BTDLA, 2014:132). PKm/4 Dari koran, dari TV, dari semua media, orang-orang yang selamat; mereka mendengar banyak ledakan di lantai bawah. (BTDLA, 2014: ). PKm/5 Dari kedua kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Azima memiliki banyak pengetahuan terutama mengenai fakta sejarah. Kutipan pertama adalah penjelasan Azima mengenai pertanyaan Hanum yang meragukan pengetahuannya tentang orang pertama yang menemukan Amerika bukanlah Columbus melainkan orang muslim. Sedangkan kutipan kedua merupakan penjelasan Azima mengenai pengetahuannya tentang konspirasi di balik peristiwa 9/11 terutama tentang runtuhnya gedung WTC 7. n. Peduli lingkungan Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Dalam novel BTDLA tindakan peduli lingkungan ditunjukkan oleh pemerintah kota New York seperti dalam kutipan beriku ini. Central Park New York Luasnya kira-kira mencapai 3,4 km2. Central Park lebih tampak seperti hutan kota yang dipermak wajahnya, dibanding sebuah taman kota. Ini tak hanya paru-paru kota, tapi jantung kota yang sebenarnya. Dibangung dengan peramalan yang tepat akan bertumpuknya jutaan manusia di sebuah kota pada masa mendatang (BTDLA, 2014:137). commit to user PKn/1

79 filantrop karena semata-mata dia simpati pada orang-orang yang kurang beruntung. Dia ingin berbagi commit pada to user mereka dengan cara mendonasikan 126 Meskipun New York merupakan kota metropolitan dunia, pemerintah kotanya tetap memerhatikan kerusakan lingkungan yang terjadi salah satunya polusi udara. Dengan adanya Central Park warga New York masih bisa menikmati udara segar dan taman yang luas untuk joging atau sekadar bersantai dengan keluarga di tengah polusi yang melanda kota. o. Peduli sosial Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Seperti yang digambarkan dalam novel BTDLA, Phillipus Brown merupakan salah satu tokoh yang memiliki sikap peduli sosial, terbukti dengan tindakannya menyumbangkan 100 juta dolar AS untuk anak-anak korban perang Irak dan Afganistan. Seperti dalam kutipan berikut ini. Jutaan Baru AS Bantu Anak Korban Perang Sr. Phillipus Brown, muliuner suatu firma investasi dari New York, mantan bos Morgan Stanway, baru saja mendonasikan US$100 juta untuk beasiswa anak-anak Korban Perang Irak dan Afganistan. Secara khusus dia ingin membantu anak-anak di Afganistan dan Pakistan, terutama anak perempuan yang dilarang bersekolah oleh kelompok Taliban... (BTDLA, 2014:30-31). PKo/1 Kutipan tersbut merupakan penggalan berita dalam koran yang dibaca Rangga. Pada bab berikutnya ketika Rangga bertemu dengan Phillipus, dia menanyakan bagaimana seorang miliuner seperti Phillipus dapat menjadi seorang dermawan yang dijawab seperti kutipan berikut ini. Di Afrika, kau lihat kan, orang-orang dilahirkan menjadi manusia seperti kita, tapi dikerubungi lalat. Manusia dan lalat saling berebut hanya untuk menyantap makanan basi. Lalu aku mengingat anjing dan kucingku di rumah; mereka gemuk dengan bulu-bulu tebal dan halus, menyantap biskuit ikan cakalang olahan nomor satu di Jepang yang harganya dolar untuk seminggu. (BTDLA, 2014:197). PKo/2 Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Phillipus menjadi penderma atau

80 beberapa persen uangnya. Tokoh Azima juga menunjukkan sikap yang sama, namun berbeda dengan cara Phillipus sebagai filantropi. Azima dengan rasa pedulinya pada Hanum, wanita yang tengah terlunta-lunta di New York memberinya tumpangan untuk tidur sementara Hanum diminta meninggalkan masjid. Berikut kutipannya. Kau tidak boleh tidur di masjid ini karena kau perempuan, Hanum. Jawabnya adalah tidak. Nah, sebagai gantinya, kau harus bermalam di rumahku. Kita bisa berangkat setelah ini, namun sebelumnya kita jemput anakku dulu, ya. (BTDLA, 2014:124). commit to user 127 PKo/3 Tokoh lainnya yang memilki sikap peduli sosial yaitu Hussein. Diceritakan oleh Phillipus bahwa seorang Hussein merupakan pribadi yang suka menolong, bahkan Hussein tidak mementingkan dirinya sendiri untuk menyelamatkan diri dari gedung yang hampir runtuh. Dia rela berkorban demi Phillipus dan Anna agar dapat lolos dari gedung. Berikut kutipan ketika Hussein menolong Anna yang hendak bunuh diri. Dalam kabut asap yang pekat Ibrahim masih bisa melihat tubuh Joanna yang hendak terbang melayang. Detik itu pula tangannya mengulur sepanjang-panjangnya, sekuatkuatnya, menggapai satu bagian apa pun dari tubuh Joanna yang melesat di mata Ibrahim (BTDLA, 2014:291). PKo/4 Tindakan lain yang menunjukkan sikap peduli seorang Hussein yaitu ketika menyuruh Phillipus meninggalkan dirinya yang terluka karena dapat menghambat jalan Phillipus untuk keluar dari gedung. Awalnya Phillipus menolak namun Hussein dengan cara memaksa meminta Phillipus pergi demi keselamatannya. Berikut kutipannya. Pak, pergilah. Saya akan berusaha sampai titik darah penghabisan untuk tiba di bumi. Tapi...tolonglah. Saya tak ingin merintangi takdir Anda sekarang. Lihatlah diri Anda, Tuhan nyaris tak memberi Anda luka yang berarti. Lihatlah saya sekarang. Inilah pertanda baik bagi Anda. Pergilah, selagi ada kesempatan! Go away!!! Leave me, Sir!! (BTDLA, 2014:303). PKo/5

81 p. Tanggung jawab 128 Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam novel BTDLA sikap tanggung jawab yang ditunjukkan tokoh adalah terhadap diri sendiri, orang lain, dan Tuhan. Sikap tanggung jawab pada diri sendiri yaitu seperti yang dilakukan Hanum terhadap tugas artikelnya. Jalan-jalan di New York bukan prioritas, Mas. Mas kan tahu aku sedang diamanati tugas berat, jawab Hanum. (BTDLA, 2014:62). PKp/1... Aku harus mencari narasumber yang pasti. Yang berkarakter. Keluarga korban 11 September. Dari sisi muslim dan nonmuslim. Bukan wawancara sama orang yang jelas-jelas tidak mau diwawancara! (BTDLA, 2014:69). PKp/2 Dalam kutipan tersebut tokoh Hanum merasa memiliki tanggung jawab penuh atas tugas artikel yang diberikan padanya sehingga dia ingin melakukan dengan sungguh-sungguh bahkan dalam hal mencari narasumber. Karena menurut Hanum tugas ini bukan untuk menyelamatkan korannya saja tapi juga agamanya Islam dari pandangan dunia sejak peristiwa 9/11. Sikap tanggung jawab lain juga ditunjukkan oleh tokoh Rangga yaitu tanggung jawab seorang suami terhadap istri.... Toh tetap saja, pagi hari ini juga, dengan kegelisahan yang teramat dalam, aku melaporkan wisatawan bernama Hanum Salsabiela sebagai daftar orang hilang di kantor polisi Washington DC. Kuharap Hanum tahu, tadi malam telah kukorbankan badan ini beradu dengan dinginnya malam di stasiun bus menungguinya. Hingga berganti 3 kali kafe karena diusir pemiliknya. Menunggui bus terakhir dari New York yang ternyata akhirnya membuatku tertidur di lorong ruang tunggu yang beku. Menanti orang yang tak pernah tiba (BTDLA, 2014:192). commit to user PKp/3

82 129 Kutipan tersebut menunjukkan sikap tanggung jawab Rangga terhadap Hanum, sampai rela menunggu berjam-jam di terminal. Lalu pagi harinya meskipun Hanum telah memberi kabar bahwa dirinya berada di tempat yang aman Rangga tetap melapor pada polisi tentang orang hilang. Tanggung jawab terhadap orang lain juga dilakukan oleh Phillipus Brown, dia bertanggung jawab atas janjinya pada penolongnya Hussein untuk memberikan hadiah pada istrinya jika Phillipus berhasil selamat. Dan benar saja Phillipus akhirnya bertemu Azima setalah delapan tahun dia mencari, dia berhasil menepati janjinya pada Hussein. Berikut kutipannya.... Tidak ada pria bernama Hassan di antara nama orang yang tewas. Yang ada hanyalah Hussein. Rangga yakin, itulah mengapa saya tak pernah menemukan orang bernama belakang Hassan selama delapan tahun ini. Sampai saya hampir menyerah... (BTDLA, 2014:279). PKp/4 Nyonya Azima, saya ingin menyerahkan cincin ini kepada Anda. Cincin berlian perlambang cinta dan kemuliaan suami Anda. (BTDLA, 2014:317). PKp/5 Sikap tanggung jawab seperti yang dijelaskan sebelumnya juga berkaitan dengan melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap Tuhan. Dalam novel BTDLA sikap tersebut ditunjukkan oleh Azima. Dia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim meski ditentang oleh ibunya dan dikucilkan masyarakat. Dengan cara yang tidak biasa, yaitu menggunakan rambut palsu dan baju panjang, Azima menutup auratnya. Berikut kutipannya. Hanum, inilah caraku menenggang perasaan ibuku sekaligus Tuhan. Aku ingin menjadi muslimah sejati, sekaligus ingin selamat dari cemoohan sosial. Dan hijabku telah kuganti dengan rambut palsu ini. (BTDLA, 2014:181). PKp/6 6. Relevansi Novel BTDLA sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMA Pembelajaran sastra di SMA tidak berdiri sendiri menjadi suatu mata pelajaran melainkan menjadi bagian dalam pelajaran Bahasa Indonesia, baik di KTSP maupun Kurikulum commit to Salah user satu materi sastra yang terdapat

83 dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah novel. Pada KTSP materi novel diajarkan di kelas XI dengan KD menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel, mengungkapkan hal-hal menarik yang dapat diteladani dari tokoh, serta membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel (KD 7.2, 15.1, dan 15.2), dan kelas XII dengan KD menanggapi serta menjelaskan unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel (KD 5.1 dan 5.2). Sedangkan dalam Kurikulum 2013 materi novel hanya diberikan di kelas XII dengan KD memahami struktur dan kaidah, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi makna, dan mengonversi novel ke dalam bentuk lain. (KD 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 4.1, dan 4.5). mengenai novel BTDLA berikut commit ini. to user 130 Kompetensi tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Widya selaku guru Bahasa Indonesia di SMA MBS Zam-Zam Cilongok yang menggunakan KTSP, berikut kutipannya. Materi yang berkaitan dengan novel, ada materi dengan KD menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel, kemudian aja juga yang membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan dicari perbedaannya, satu lagi menanggapi pembacaan penggalan novel dilihat dari vokal, intonasi, dan penghayatan itu di antaranya di SMA. (CLHW3) Mengenai KD novel pada pelajaran Bahasa Indonesia juga diungkapan oleh Bapak Sutoro, beliau menanggapi perbedaan dalam pembelajaran sastra Kurikulum 2013 dengan KTSP. Berikut kutipannya. Di Kurikulum 2013 cenderung bagaimana anak mampu membuat novel dimulai dari menyaksikan/menikmati novel, kemudian anak menganalisis, menganalisis sturktur novel dan struktur bahasanya sampai dengan membandingan novel satu dengan yang lain. (CLHW4) Berdasarkan penjelasan di atas, novel merupakan salah satu karya sastra yang dijadikan materi pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Kaitannya dengan penelitian ini guru dapat menggunakan novel BTDLA dalam pembelajaran sebagai novel yang relevan untuk dibaca siswa SMA. Seperti yang diutarakan Bapak Supriyanto

84 banyak mengandung ilmu pengetahuan commit to user tentang Islam di Amerika. Hal ini 131 Cukup relevan untuk siswa. Kalau saya amati siswa suka pada cerita yang sifatnya kekinian. Walaupun jika dilihat dari cerita dan temanya bukan tema populer hubungannya dengan keagamaan, tapi karena dikemas sesuai zaman sekarang, ceritanya juga tidak begitu rumit, pembaca tidak diceramahi. Bagusnya novel ini kita tidak digurui tentang Islam, kita dipahamkan bahwa Islam itu bukan teroris bahwa Islam itu damai, tidak seperti yang mereka pikirkan. (CLHW1) Ungkapan tersebut sejalan dengan pemikiran Aflah, siswa kelas XI SMA MBS Zam-Zam Cilongok. Berikut kutipannya. Jujur saya sendiri mendapat banyak sekali pembelajaran dalam novel ini dan insya Allah menurut saya novel ini sesuai walaupun ada kisah cinta suami istri mungkin kurang pas ketika di SMA terlepas dari itu pembelajarannya sangat sesuai dengan SMA, dibanding dengan novelnovel yang sekadar mengejar hedonisme belaka, fantasi ini syarat dengan makna dan pesan. Untuk isunya saya kira tidak berat karena ini bukan menjadi rahasia umum, di media juga sudah disebar luaskan tentang Islamophobia (CLHW4) Selain mengandung banyak pembelajaran tentang Islam dan nilai-nilai pendidikan karakter, bahasa yang digunakan dalam novel BTDLA juga relevan dengan pembaca seumuran SMA seperti yang diungkapkan oleh Mia berikut ini. Menurut saya, sesuai. Karena bahasa yang digunakan mengandung banyak kata sastra yang sudah banyak dilupakan oleh penulis novel remaja sekarang. Dengan ini saya mendapat kata-kata baru yang lebih terkesan ilmiah dan saya semakin tertarik mencari maknanya sendiri. Bahasa yang digunakan sesuai dengan cerita yang diangkat di dalamnya sehingga maknanya mampu membuat terkesan dan tidak mudah terlupakan. Ilmu yang terkandung juga cukup menjawab tantangan zaman karena selama ini banyak orang yang belum mengetahui adanya unsur Islam yang mengakar kuat di dasar tanah Amerika dari dulu hingga sekarang. (CLHW7) Kutipan dari tanggapan Mia tersebut mengungkapkan bahwa bahasa dalam novel BTDLA mengandung banyak kata sastra dan kata-kata ilmiah sehingga dia harus mencari artinya terlebih dahulu, namun menurut Mia dia menjadi lebih tertarik karena mendapat kata-kata baru. Selain bahasa siswa kelas XII SMK ini juga mengungkapkan bahwa dalam novel BTDLA

85 juga diungkapkan oleh Ibu Widya dan Adhe bahwa novel BTDLA dapat menambah pengetahuan yang kaitannya dengan peradaban Islam di dunia. 132 B. Pembahasan 1. Novel BTDLA Novel BTDLA merupakan novel kedua dari pasangan penulis Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang terbit pada tahun Novel ini bercerita tentang perjalanan religi tokoh Hanum dan Rangga (pasangan suami istri) di Amerika dengan latar belakang peristiwa 9/11 dan Islamophobia. Alur cerita dalam novel ini adalah flasback, yaitu menceritakan kembali kejadian masa lalu ketika peristiwa 9/11 terjadi sedangkan latar dalam novel sendiri adalah pada tahun 2009, delapan tahun pasca kejadian. Konflik utama dalam novel ini adalah bagaimana perjuangan tokoh Hanum meliput berita untuk korannya dengan tema akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Dari mulai pertengkaran dengan Rangga, demo di Ground Zero yang menyebabkan dia terpisah dengan suaminya, pertemuan dengan mualaf, kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh Islamophobia, sampai akhirnya dia dapat menyelesaikan artikelnya serta membuktikan bahwa muslim bukanlah teroris dan dunia tidak lebih baik tanpa Islam. Selain tokoh Hanum dan Rangga dalam novel BTDLA ada beberapa tokoh yang cukup berpengaruh pada jalan cerita, tokoh itu di antaranya Azima dan Jones yang merupakan narasumber Hanum, Nyonya Collins ibu Azima, Phillipus seorang dermawan kaya raya, Abe atau Hussein suami Azima yang meninggal saat peristiwa 9/11, Gertrud bos Hanum, dan Reinhard dosen Rangga. Adapun latar tempat dalam novel BTDLA meliputi: Wina, tempat Hanum merantau menemani Rangga kuliah; New York, tempat Hanum melakukan liputan untuk artikelnya; dan Washington DC, tempat Rangga menghadiri konferensi dan mempresentasikan paper serta tempat digelarnya acara CNN TV Heroes di mana Phillipus Brown mengungkapkan peristiwa 9/11 yang pernah menimpanya dan membuktikan toleransi seorang muslim. Secara umum novel commit BTDLA to memberikan user pesan toleransi pada para

86 pembacanya yang dicontohkan lewat peristiwa 9/11 tentang perpecahan umat manusia, tuduhan teroris terhadap muslim sehingga muncul Islamophobia Temuan Latar Sosial Pengarang Novel BTDLA Setiap karya pastilah memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan karya lain, begitu pula novel yang merupakan sebuah karya sastra yang diciptakan oleh pengarang. Dari situlah munculnya perbedaan antara novel satu dengan yang lain dengan adanya faktor dari sang pengarang. Karena sejatinya setiap pengarang memiliki latar sosial yang berbeda-beda, serta tujuan yang berbeda pula dalam membuat novel. Berdasarkan hasil penelitian berikut pembahasan mengenai latar sosial pengarang dan latar penciptaan novel BTDLA. a. Pengarang Novel BTDLA Pengarang novel BTDLA merupakan pasangan suami istri Hanum Salsabiela Rais dang Rangga Almahendra. Ditinjau dari biografi singkat pasangan ini dapat diketahu enam faktor yang berhubungan dengan aspek latar sosial pengarang. Menurut Junus (1986:10-11) aspek tersebut meliputi: (a) asal sosial, (b) kelas sosial, (c) gender, (d) umur, (e)_pendidikan, dan (f)_pekerjaan. Aspek pertama, yaitu asal sosial pengarang. Sebelum menjadi penulis Hanum merupakan seorang jurnalis di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia (Trans TV), sedangkan Rangga merupakan mahasiswa yang melaksanakan studi S3 di Wina. Aspek kedua adalah kelas sosial. Dalam hal ini kelas sosial pengarang novel BTDLA dapat dilihat dari backgound keluarga Hanum yaitu sebagai putri Amien Rais, mantan ketua MPR sekaligus petinggi organisasi Islam Muhammadiyah. Dari situlah ada kecenderungan latar keluarga pengarang bernuansa politis dan religius. Ketiga aspek gender, yaitu pengarang merupakan pasangan suami istri sehingga dalam hal gender pengarang novel BTDLA memiliki kombinasi antara penulis wanita dan pria. Aspek keempat umur. Kedua pengarang memiliki rentang umur yang dekat, yaitu Hanum berumur 34 tahun dan Rangga 35. Aspek selanjutnya commit yaitu to user pendidikan. Kedua pengarang tidak

87 memiliki background pendidikan dibidang bahasa maupun sastra. Hanum merupakan lulusan sarjana Dokter Gigi dari UGM, sedangkan Rangga pendidikan terakhirnya adalah doktoral dalam bidang Ekonomi dan Bisnis dari WU di Wina. Aspek terakhir adalah pekerjaan. Pekerjaan sampingan kedua pengarang novel BTDLA adalah sebagai pengarang novel dan penulis skenario film (99 Cahaya di Langit Eropa serta Bulan Terbelah di Langit Amerika bagian 1 dan 2). Sedangkan pekerjaan tetap, Hanum adalah direktris ADiTV dan Rangga merupakan dosen UGM serta direktur Utama ADiTV. Sedangkan dari sisi Rangga sebagai seorang dosen menampilkan sisi commit to user keromantisan. Berikut salah satu kutipan sisi romantis dalam novel BTDLA. 134 Dari latar sosial kedua pengarang yang telah dijabarkan di atas dapat dilihat bahwa pengarang memiliki bacground jurnalis dan dosen. Hal ini pernah diungkapkan oleh Sumarjdo (dalam Wiyatmi, 2013:41) dalam penelitiannya bahwa sampai awal 1980-an penulis Indonesia kebanyakan berasal dari dua golongan tersebut, yaitu kewartawanan dan keguruan yang ternyata masih relevan sampai sekarang. Biasanya ciri dari pengarang wartawan adalah mengkritisi kehidupan sosial politik sedangkan pengarang dari golongan keguruan isi karyanya cenderung lebih sentimentil dikarenakan sebagai guru dan dosen para pengarang tersebut harus menjaga diri sebagai benteng budaya mapan sehingga karyanya tidak seberani wartawan. Novel BTDLA menampilkan dua sisi kepengarangan Indonesia yang digabung menjadi satu kesatuan. Hanum yang berlatar jurnalis membuat novel ini mengkritisi kontroversi yang terjadi dalam kehidupan sosial seperti konspirasi dibalik peristiwa 9/11. Berikut kutipannya dalam novel BTDLA. Bagiku, 11 September adalah tanggal yang tak pernah melangkah, Hanum. Aku tak akan mengatakan bahwa sebuah konspirasi laknat dengan sempurna berlaku dalam kejadian itu. Tapi mengapa tanggal itu merangkum banyak kejadian janggal dan aneh? Pangkalan militer yang mengira pembajakan itu hanya simulasi latihan, badan pesawat yang hilang setelah menabrak gedung Pentagon, dan CCTV saat itu mati, hingga paspor seorang muslim, milik si pembajak, yang ditemukan utuh di tengah puing pesawat yang berkeping-keping... (BTDLA, 2014:167). LSP/3

88 135 Sebuah prosesi khusus yang kuciptakan adalah prosesi penyerahan sekuntum mawar segar dariku padanya. Terkadang jika aku tak sempat membelikannya yang segar, mawar plastik pun Hanum terima. Sebagai suami, aku bahagia dapat mendengarkan apa saja yang ingin dia ceritakan. (BTDLA, 2014:54). LSP/4 Selain memiliki ciri kritis dan romantis, bacground wartawan dan dosen dalam novel BTDLA sangat kentara lewat penggambaran tokoh utama yaitu Hanum sebagai wartawan koran lokal di Wina dan Rangga sebagai mahasiswa S3 di WU. Latar sosial lain yang cukup memengaruhi karya Hanum dan Rangga adalah latar keluarga. Keluarga yang religius membuat pengarang selalu menyisipkan Islam dalam setiap tema novel yang mereka ciptakan. Seperti dalam novel BTDLA yang membahas mengenai akankah dunia lebih baik tanpa Islam dengan latar belakang peristiwa 9/11 dan Islamophobia di Amerika, juga novel sebelumnya 99 Cahaya di Langit Eropa yang membahas tentang sejarah kebudayaan Islam di Benua Eropa. b. Latar Penciptaan Novel BTDLA Seperti yang diungkapkan dalam analisis data sebelumnya, bahwa pengarang menciptakan novel tujuannya adalah untuk berdakwah. Hanum dan Rangga telah banyak melakukan perjalanan ke luar negeri terutama di Eropa dan Amerika, tempat-tempat yang menjadikan Islam sebagai agama minoritas. Dari situlah mereka banyak mendapatkan pelajaran. Mereka ingin membagikan kisahnya pada umat muslim di Indonesia khusunya mengenai sejarah Islam yang ada di luar negeri dan bagaimana kehidupan umat muslim di sana. Karena menurut mereka makna sebuah perjalanan tidak sekadar jalan-jalan, namun bagaimana perjalanan tersebut bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. Latar belakang penciptaan novel BTDLA sendiri adalah dari kunjungan mereka ke Amerika untuk memenuhi tugas Rangga mempresentasikan salah satu paper doktoralnya di Washington DC, yang mana di dalam novel BTDLA juga disebutkan bahwa commit tokoh Rangga user ditugaskan ke Amerika untuk

89 136 mempresentasikan paper di Washington DC. Namun cerita itu hanya awal insprirasinya saja, karena dalam novel ini pengarang sengaja tidak menulis cerita yang murni berdasarkan pengalaman nyata atau telah dibumbui fiksi tidak seperti novel sebelumnya, yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa. Kisah nyata yang mereka sajikan dalam novel BTDLA ini berasal dari inspirasi kisah-kisah yang mereka lihat di jaringan media, online news, bahkan Youtube. Banyak di antaranya juga berasal dari kisah nyata yang diceritakan oleh para mualaf dan narasumber terpercaya selama Hanum dan Rangga menjadi wartawan dan scholar di Eropa. Semua fakta sejarah, ilmiah, bangunan bersejarah, atau peristiwa yang ada dalam novel BTDLA juga pengarang adaptasi dari kejadian sebenarnya. 3. Masalah Sosial dalam Novel BTDLA Sosiologi novel BTDLA dijabarkan melalui masalah sosial dalam novel yang mencerminkan kehidupan sosial, di antaranya: peristiwa 9/11, Islamophobia, perpecahan keluarga, dan sisi kelam dunia media. Pada tabel di bawah ini disajikan data mengenai persentase gelaja sosial tersebut dalam novel BTDLA. Tabel 2. Masalah Sosial dalam Novel BTDLA No Masalah Sosial Penyajian Data Persentase 1. Peristiwa 9/11 GSa/1- GSa/19 45,24% 2. Islamophobia GSb/1- GSb/9 21,43% 3. Perpecahan Keluarga 4. Sisi Kelam Dunia Media GSc/1- GSc/6 14,29% GSd/1- GSd/8 19,05% Jumlah Data 42 commit to user

90 137 Dari tabel tersebut peristiwa 9/11 menempati persentase tertinggi dengan perolehan 45,24%, merupakan masalah sosial paling dominan yang ada dalam novel BTDLA. Diikuti dengan Islamophobia dengan 21,43% dan sisi kelam dunia media dengan 19,05% dominasinya dalam novel. Hal ini dikarenakan Islamophobia merupakan latar belakang yang memunculkan ide cerita dalam novel ini yaitu membuat artikel yang bertema akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Sedangkan dunia media yang dibahas berkaitan dengan pekerjaan tokoh utama, Hanum yang ditugaskan membuat artikel tersebut. Masalah perpecahan keluarga merupakan background dari tokoh tambahan yang menjadi narasumber untuk artikel yang ditulis Hanum sehingga hanya mendapatkan porsi yang tidak terlalu dominan dalam novel, yaitu hanya memperoleh 14,29%. Keempat masalah sosial yang disajikan dalam Tabel 2. merupakan hasil analisi data berdasarkan isi novel BTDLA dan sumber-sumber yang berkaitan dengan fakta yang diungkapkan dalam novel seperti dari berita online, buku, e-book, dan hasil wawancara. Berikut rincian lebih jelasnya. a. Peristiwa 9/11 Peristiwa 9/11 merupakan sejarah mengenai sebuah tragedi kemanusiaan yang menimpa negara penguasa Amerika Serikat pada tahun Dua gedung tertinggi, menara kembar WTC di New York luluh lantah setelah ditabrak pesawat komersil yang dibajak anggota Islam Al Qaeda, menyebabkan 3000-an orang meninggal dunia. Karena peristiwa 9/11 merupakan latar cerita sehingga masalah sosial ini mendapat porsi yang paling banyak dibandingkan masalah sosial lainnya dalam novel BTDLA, yaitu memiliki persentase sebesar 45,24%. Sejarah kelam ini berhasil terangkum rapi dalam novel BTDLA. Pengarang dengan detail menceritakan kronologi peristiwa 9/11 yang menimpa gedung kembar WTC, mulai dari pembajak berada di bandara, suasana pembajakan di dalam pesawat, sampai keadaan di dalam gedung setelah terjadi tabrakan, khususnya pembajakan pesawat American Airlines penerbangan 11 dan gedung WTC commit Utara. to user

91 138 Pengarang mengakui bahwa beberapa peristiwa yang ada dalam novel BTDLA merupakan fakta yang dia dapat dari berbagai sumber seperti jaringan media, berita, internet, bahkan beberapa merupakan kisah nyata dari seorang yang pernah pengarang temui. Oleh karena itu peristiwa 9/11 yang diceritakan dalam novel memuat tokoh dan detail kejadian sesuai dengan kejadian aslinya. Seperti detail keberangkatan pembajak sejak di bandara, yaitu 2 orang berangkat dari bandara Portland lalu bertemu 3 orang temannya di bandara Boston kemudian menaiki pesawat American Airlines penerbangan 11 di kelas bisnis. Begitu pula saat pengarang menceritakan bagaimana suasana dalam gedung WTC yang digempur pesawat. Di gedung WTC Utara alarm langsung menggema dan orang-orang berhamburan ke pintu darurat. Beberapa terinjak-injak, ada yang menyerah begitu saja dan ada yang terjun dari gedung WTC. Meskipun peristiwa 9/11 yang pengarang ceritakan merupakan fakta sejarah, namun ada beberapa fakta yang sengaja dimasukkan dalam novel BTDLA mengandung kontroversi, atau fakta yang masih diperdebatkan seperti mengenai runtuhnya gedung WTC 7 yang menurut para ilmuan tidak logis, ditemukan thermite yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk melelehkan baja dalam debu reruntuhan WTC, dan penyelidikan reruntuhan gedung WTC yang terkesan ditutup-tutupi bahkan masyarakat tidak diizinkan mengambil sampel untuk diteliti. b. Islamophobia Islamophobia merupakan salah satu efek dari peristiwa 9/11 yang menyebabkan orang Amerika membenci Islam. Seperti diungkapkan Aji, seorang mahasiswa pasca sarjana di Amerika bahwa istilah Islamophobia sebenarnya ada sebelum 9/11 tetapi setelah kehadiran peristiwa 9/11 stereotype tentang Islam makin marak (CLHW 10). Pengarang novel BTDLA menghubungkan peristiwa Islamophobia sebagai ide cerita dalam novel yaitu tokoh Hanum yang mendapat tugas membuat artikel bertema akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Oleh karena itu dominasi untuk masalah sosial ini cukup tinggi, yaitu 21,43%. commit to user

92 139 Sejak 9/11 Islamophobia kerap terjadi di Amerika, dalam novel BTDLA pengarang mengungkapkan beberapa masalah Islamophobia seperti pencemoohan, diskriminasi terhadap seseorang yang memiliki nama seperti orang Arab, hingga pengaitan Indonesia dengan teroris karena terdapat banyak orang muslim dan adanya kasus bom di Bali. Kejadian-kejadian tersebut memang benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Bahkan menurut Aji (CLHW 10) di Amerika sampai sekarang Islamophobia masih dia temui seperti diskriminasi terhadap muslim, verbal abuse, bullying terhadap Islam (lebih banyak pada wanita berjilbab), pada daerah tertentu orang identik Islam menjadi sasaran kemarahan. c. Perpecahan Keluarga Dalam novel BTDLA masalah perpecahan keluarga memiliki porsi yang tidak terlalu banyak yaitu sekitar 14,29%. Masalah yang dibahas adalah perpecahan pada keluarga Azima, Hanum, dan Phillipus. Masih berhubungan dengan efek peristiwa 9/11 tentang kebencian orang Amerika terhadap Islam. Hal ini dialami oleh Azima setelah dia menjadi mualaf. Keluarga Azima, tepatnya Azima dengan orang tuanya harus mengalami perpecahan yang diakibatkan oleh perbedaan keyakinan. Orang tua Azima tidak setuju putri satu-satunya memutuskan berpindah agama dan menikahi seorang muslim. Sampai akhirnya ayah Azima meninggal Nyonya Collins atau ibu Azima tetap tidak menerima putrinya menjadi seorang muslim dan malah menuduhnya sebagai penyebab kematian ayahnya. Ditambah lagi setelah peristiwa 9/11, Nyonya Collins menjadi lebih membenci Islam. Masalah yang menimpa keluarga Hanum adalah pertengkaran dirinya dengan sang suami, Rangga. Dikarenakan perbedaan pendapat pasangan suami istri ini mengalami pengalaman tak menyenangkan di New York, yaitu sebuah pertengkaran. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, mereka akhirnya menyadari kesalahan masing-masing dan berbaikan. Masalah selanjutnya menimpa keluarga Phillipus. Diceritakan bahwa dulu Phillipus adalah pebisnis yang super sibuk, meski memiliki harta melimpah kehidupan rumah tangganya tidak bahagia. commit Phillipus to user mengungkapkan bahwa uanglah

93 140 yang telah merusak keluarganya, anaknya meninggal karena overdosis sedangkan istrinya memutuskan untuk bercerai meninggalkannya. d. Sisi Kelam Dunia Media Masalah sosial dalam novel BTDLA yang membahas sisi kelam dunia media cukup tinggi, yaitu mendominasi di urutan ketiga dengan persentase sebesar 19,05%. Latar belakang pengarang sekaligus latar belakang tokoh utama sebagai wartawan menyebabkan novel BTDLA cukup banyak membahas mengenai dunia media, khusunya bagian kelamnya, sesuatu yang tidak banyak diketahui orang luar (awam). Hanum digambarkan sebagai seorang wartawan dari sebuah koran lokal di Wina, Heute ist Wunderbar. Dalam Novel BTDLA Hanum mendapat perintah bosnya untuk meliput peringatan 9/11 sekaligus mencari narasumber untuk sebuah artikel. Sisi kelam dunia media awalnya diceritakan lewat tokoh Hanum yang pernah mengalami hal tersebut, yaitu menjadi pihak media yang membuat berita hanya untuk mengundang sensasi. Kebanyakan berita tersebut adalah pesanan dari orang-orang tertentu yang haus akan sensai. Kemudian sisi kelam media juga dibahas oleh tokoh lain seperti Azima dan Phillipus yang mengungkapkan ketidakpercayaanya terhadap media, atau paling tidak harus berhati-hati dalam menyaring informasi dari media karena ada kemungkinan sebuah media benar-benar menyampaikan informasi atau hanya berisi sensasi saja. 4. Tanggapan Pembaca Novel BTDLA Pembaca merupakan bagian penting dari sebuah karya satra, yaitu pihak yang akan membaca karya tersebut. Pihak yang menentukan apakah sebuah karya sastra sukses dipasaran atau tidak bergantung dari tanggapan dan respon para pembaca. Berikut pembahasan mengenai tanggapan pembaca novel BTDLA yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pembaca ideal dan pembaca biasa (Junus, 1984:52). commit to user

94 141 a. Pembaca Ideal Pembaca ideal merupakan pembaca berpengalaman yang paham mengenai sastra dan bahasa termasuk teori-teorinya. Pembaca ini juga disebut sebagai pembaca akademik dan atau kritis (Endraswara, 2003:125). Dalam penelitian ini pembaca ideal diambil dari kalangan dosen bahasa dan satra, yaitu Budi Waluyo dan Yant Mujiyanto serta peneliti novel BTDLA, yaitu Prayudi Nursodik. Dari tanggapan ketiga pembaca ideal novel BTDLA cukup menarik, tema yang diangkat juga merupakan tema baru yang relevan dengan zaman sekarang yaitu tema traveling atau perjalanan seseorang ke suatu tempat biasanya untuk berwisata. Menurut Prayudi, sebagai peneliti novel BTDLA mengaku sangat merekomendasikan novel BTDLA untuk dibaca semua kalangan karena dia beranggapan bahwa novel ini akan membuat pembaca menjadi skeptis terhadap cerita yang disuguhkan. Menurut Bapak Budi Waluyo meskipun terdapat subjektivitas dari pengarang novel BTDLA namun hal tersebut dinilai wajar karena tendensi itu masih bersifat umum, yaitu Islam secara keseluruhan bukan menuju golongan tertentu. Jadi pengarang lebih mengarah pada tendensi bahwa Islam itu sebagai agama yang Rahmatan lil alamin, memberi rahamat pada siapa saja. Hal ini juga disepakati oleh Bapak Yant bahwa meskipun memiliki subjektivitas pengarang tentang Islam namun nilai toleransi dalam novel ini cukup dominan jadi tidak terkesan memihak. Ketiga pembaca ideal juga mengungkapkan bahwa novel BTDLA cukup relevan untuk dibaca siswa SMA, karena cerita dalam novel tidak bersifat tabu, atau tidak menyinggung SARA serta dapat menambah wawasan dan pencerahan bagi pembaca. Selain itu nilai pendidikan karakter dalam novel BTDLA juga cukup banyak seperti nilai toleransi, religius, mandiri, tanggung jawab, peduli sosial, disiplin, rasa ingin tahu, cinta damai, gemar membaca, dan lain sebagainya. Artinya dari nilai-nilai tersebut siswa dapat mengambil pesan posisif atau contoh perilaku yang baik dari tokoh-tokoh dalam novel. commit to user

95 142 b. Pembaca Biasa Pembaca biasa novel BTDLA diambil dari kalangan pembaca yang membaca atau memahami sastra sebagai karya bukan sebagai bahan penelitian (Junus, 1984:52). Dalam penelitian ini ada tiga pembaca biasa yang berhasil diwawancarai, yaitu Mia seorang siswa SMK, Agi seorang mahasiswa FKIP, serta Sofia dan Bu Astri (blogger). Dari keempat pembaca tanggapan yang diberikan relatif sama yaitu BTDLA merupakan novel ini menarik karena isinya penuh kejutan dan inspiratif. Seperti pendapat Sofia yang menyatakan bahwa novel BTDLA begitu inspiratif dan berisi fakta-fakta mengejutkan tentang kedekatan Islam dan Amerika. Kemudian Agi, mengungkapkan bahwa dia merekomendasikan novel BTDLA khususnya kepada seluruh muslim tidak hanya di Indonesia. Alasan yang dia ungkapkan sederhana, yaitu agar sebagai muslim mereka dapat mengetahui tentang peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Amerika beserta alasan dan dampaknya pada saat ini. Selain mengandung pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta sejarah, novel BTDLA seperti karya sastra pada umumnya juga mengandung nilai dan pesan moral. Mia, sorang siswa SMK mengungkapkan bahwa novel BTDLA dapat memberikan keteladanan, terutama dari tokoh-tokohnya. Ada nilai dan amanat yang baik untuk pendidikan karakter generasi muda. Meskipun peristiwa yang diangkat dalam novel BTDLA sedih dan serius namun menurut Bu Astri novel ini tidak hanya membuat pembaca terharu, tapi juga tersenyum saat membaca novel BTDLA. Terharu dengan kisah para korban tragedi 9/11 dan tersenyum dengan beberapa tingkah Hanum dan Rangga sebagai suami istri yang kocak. Terlepas dari beberapa hal menarik dan inspiratif dalam novel BTDLA, menurut Sofia sebagai pembaca karya Hanum dan Rangga merasa ada kekurangan yang dia temukan saat membaca novel ini, yaitu genre novel (fiksi) yang menggunakan nama Hanum dan Rangga sebagai tokohnya, sedangkan pada novel sebelumnya nama tersebut identik dengan cerita base commit to user

96 on true story. Kemdian dia juga agak kecewa dengan ending cerita yang terlalu manis dalam novel BTDLA Temuan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel BTDLA Berdasarkan analisis data sebelumnya pada novel BTDLA diperoleh 16 dari 18 nilai pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh Kemendiknas (2010b:9-10). Perbandingan nilai pendidikan karakter tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3. Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel BTDLA No Nilai Pendidikan Penyajian Data Jumlah Karakter Tokoh 1. Religius Hanum (PKa/1-3), Orang 4 tua Azima (PKa/4-6), Azima (PKa/7), Hussein (PKa/8) 2. Jujur Hanum (PKb/1-2), Jones 3 (PKb/3), Phillipus (PKb/4) 3. Toleransi Hussein (PKc/1), Rangga 6 (PKc/2), Jones ( PKc/3), Hanum (PKc/4), Azima (PKc/4), Sarah (PKc/4-5) 4. Disiplin Orang Amerika (PKd/1), 3 Rangga (PKd/2), Pemerintah Wina (PKd/3) 5. Kerja Keras Hanum (PKe/1-2), Rangga 2 (PKe/3-4) 6. Kreatif Hanum (PKf/1-2), Khan 3 (PKf/3), Azima ( PKf/4) 7. Mandiri Hanum (PKg/1) 1 8. Demokratis Gertrud (PKh/1), Hanum 2 (PKh/2) 9. Rasa Ingin Tahu Stefan (PKi/1), Rangga 3 (PKi/2-3), Hanum (PKi/4-7) 10. Menghargai Azima (PKj/1), Hanum 4 Prestasi (PKj/2), Gertrud (BTDLA commit to user /PKj/3), Rangga (PKj/4)

97 Bersahabat/ komunikatif Azima (PKk/1), Souleyman (PKk/2), Phillipus (PKk/3), Rangga (PKk/4), Jones (BTDLA /PKk/5) 12. Cinta damai Jones (PKl/1-2), Hanum (PKl/3), Rangga (BTDLA /PKl/4), Phillipus (PKl/5) 13. Gemar membaca Rangga (PKm/1), Stefan (PKm/2-3), Azima (PKm/4-5) 14. Peduli Pemerintah kota New York Lingkungan (PKn/1) 15. Peduli Sosial Phillipus (PKo/1-2), Azima (PKo/3), Hussein (PKo/4-5) 16. Tanggung Jawab Hanum (PKp/1-2), Rangga (PKp/3), Phillipus (PKp/4-5), Azima (PKp/6) Jumlah Data 51 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa ada satu nilai yang dominan atau paling banyak ditunjukkan oleh tokoh dalam novel BTDLA, yaitu nilai toleransi. Nilai ini merupakan sikap yang ingin ditanamkan oleh pengarang pada pembaca, seperti analisis sebelumnya bahwa amanat novel BTDLA adalah toleransi antarumat manusia. Hal demikian juga dibenarkan oleh Yant Mujianto, pembaca sekaligus dosen Pendidikan Bahasa FKIP UNS, beliau menyatakan bahwa nilai pendidikan karakter yang dominan dalam novel BTDLA adalah toleransi. Sikap toleransi dalam novel ini ditunjukkan untuk memerangi Islamophobia yang ada di Amerika sebagai akibat dari peristiwa 9/11. Nilai selanjutnya adalah bersahabat/komunikatif yang menempati urutan kedua. Nilai ini cukup dominan karena berkaitan dengan tema novel mengenai taveling yang menceritakan tokoh utama bertemu dengan orang-orang baru sehingga nilai ini cukup sering ditunjukkan. Untuk nilai karakter lainnya yang memiliki dominasi rata-rata, yaitu religius, jujur, commit to user disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai, gemar

98 145 membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kemudian nilai yang memiliki dominasi rendah adalah kerja keras, mandiri, demokratis, dan peduli lingkungan. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dapat digunakan sebagai contoh perilaku positif bagi para pembaca maupun siswa di SMA yang memperlajari materi novel dengan bahan ajar novel BTDLA. Karena melalui novel pembaca secara tidak langsung dapat mengetahui suatu kejadian dalam kehidupan tanpa mengalaminya, hal tersebut nantinya dapat dijadikan pedoman atau contoh jika pembaca mengalami situasi yang sama dengan yang dialami tokoh dalam novel. Selanjutnya ke-16 nilai pendidikan karakter dalam novel BTDLA lebih rinci dijelaskan dalam pembahasan berikut ini. a. Religius Nilai pendidikan karakter religius dalam novel BTDLA memiliki dominasi rata-rata, yaitu ditampilkan oleh 4 tokoh. Tokoh tersebut di antaranya: Hanum, orang tua Azima, Azima, dan Hussein. Sikap religius dalam novel ini ditampilkan dalam bentuk pemikiran dan tindakan tokoh yang meliputi sikap berserah diri pada takdir, berdoa pada Tuhan, rajin beribadah, dan teguh pada agama yang dianut. Seperti yang dilakukan Hanum, Azima, dan Hussein, ketika tokoh ini sangat berpegang teguh pada agama Islam dan ajaran-ajarannya. Senantiasa pasrah pada segala masalah yang terjadi dengan jalan berusaha keras dan berdoa, apa pun hasil dari usahanya mereka serahkan pada Tuhan. Sedangkan orang tua Azima, sikap religius mereka tercermin dari ketaatan beribadah, salah satu faktornya adalah karena ayah Azima seorang pastor. b. Jujur Sikap jujur dalam novel BTDLA memiliki dominasi rata-rata yang ditampilkan oleh tiga tokoh, yaitu Hanum, Jones, dan Phillipus. Sikap jujur yang ditunjukkan oleh Hanum adalah mengakui bahwa dia merusak foto Anna, dia juga mengaku dirinya muslim pada narasumbernya meskipun ada kemungkinan Hanum tidak dapat meneruskan wawancara karena Jones, narasumber Hanum adalah orang commit yang to user membenci Islam. Pada akhinya Jones

99 146 tetap mentolerir karena dia pikir Hanum orang yang asyik diajak ngobrol meskipun sebagai muslim dia tetap menaruh simpati terhadap apa yang dialami Jones. Selain Hanum, Jones dan Phillipus juga menunjukkan sikap yang sama yaitu jujur kepada orang lain. Jones tanpa malu-malu mengungkapkan kepada Hanum bahwa dirinya sering berniat bunuh diri setelah kepergian istrinya. Sedangkan Phillipus, sebagai orang terpandang yang kaya raya dia mau mengakui masa lalunya yang kelam, menceritakan kisahnya sebagai pecundang untuk menunjukkan pada masyarakat sebuah kebenaran bahwa orang muslim juga toleran. Seperti yang dilakukan penyelamatnya yaitu Hussein. c. Toleransi Latar cerita novel BTDLA adalah Islamophobia dan peristiwa 9/11 yang sangat berkaitan dengan nilai toleransi. Oleh karena itu nilai toleransi dalam novel ini memiliki dominasi paling tinggi di antara nilai pendidikan karakter yang lainnya. Nilai ini ditampilkan oleh enam tokoh, yaitu: Hussein, Rangga, Jones, Hanum, Azima, dan Sarah. Sikap toleransi yang ditunjukkan oleh Hussein adalah ketika dia menolong Phillipus Brown dan Anna pada saat gedung WTC akan runtuh. Dia tanpa memandang suku, ras, maupun agama dengan ikhlas membantu teman yang belum lama ditemuinya itu, bahkan Hussein rela mengorbankan diri demi menolong Phillipus agar dapat keluar dari gedung WTC. Sikap inilah yang akhirnya ditiru oleh Phillipus, setelah peristiwa 9/11 dia berubah menjadi seorang dermawan yang sangat peduli terhadap keadaan sosial khusunya anak-anak korban perang. Selain pada orang lain sikap toleran dalam novel BTDLA juga ditemukan dalam kehidupan keluarga, yaitu di keluarga Azima. Ibu Azima merupakan seorang kristian sedangkan dirinya dan Sarah adalah muslim. Meskipun ibunya sangat membenci Islam Azima sebagai anak tetap toleran dengan menjaga perasaan ibuya. Misalnya Azima berpura-pura menjadi vegetarian untuk menghindari commit daging to babi user yang sering ditawarkan ibunya.

100 147 Kemudian Sarah, dia tetap menurut ketika diminta mendengarkan neneknya membaca Alkitab. Sarah mengatakan bahwa asal dia tidak ikut membaca tidak masalah, karena Tuhan tahu bagaimana isi hatinya yang penting dia tidak membuat neneknya marah. d. Disiplin Sikap disiplin dalam novel BTDLA memiliki dominasi rata-rata yang ditunjukkan oleh karakter Rangga dan orang Barat, yaitu orang Amerika dan Austria. Untuk karakter Rangga sendiri sikap disiplin ditunjukkannya pada saat dia menjalankan tugas dari Profesor Reinhard. Misalnya saja dia datang lebih awal saat menghadiri konferensi di Washington DC. Karakter orang Barat memang terkenal disiplin, hal ini diungkapkan dalam novel BTDLA bahwa transportasi di Amerika menerapkan perilaku disiplin pada para penumpangnya dengan berangkat tepat waktu. Sedangkan di Austria sikap disiplin ditunjukkan oleh peraturan pemerintah yang melarang warganya bekerja pada saat hari keluarga atau hari Minggu, jika hal itu tidak dipatuhi sang pelanggar dapat diperkarakan karena dianggap melanggar hukum. e. Kerja Keras Kerja keras merupakan sikap yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Sikap ini dalam novel BTDLA tercermin pada tokoh Hanum dan Rangga yang diceritakan pergi ke Amerika untuk menjalankan tugas. Hanum merupakan seorang wartawan yang ditugasi membuat artikel yang berkaitan dengan peristiwa 9/11. Dari mulai mencari narasumber, terjebak demo, tersesat di New York, hingga terpisah dengan Rangga dia jalani hanya untuk menuntaskan sebuah misi membuat artikel yang pada akhirnya berbuah manis. Sedangkan kerja keras Rangga ditunjukkan dalam keseriusannya mendapat beasiswa S3 di Eropa, juga dalam presentasi paper di Washington DC. Rangga bahkan rela membawa laptop berat saat commit to user

101 148 mengikuti Hanum liputan untuk memperbaiki paper-nya yang masih belum sempurna. f. Kreatif Nilai kreatif dalam novel BTDLA ditunjukkan oleh tokoh Hanum, Khan, dan Azima. Sikap kreatif yang mereka tunjukkan berupa ucapan dan tindakan. Maksud dari sikap kreatif berupa ucapan adalah seperti yang dicontohkan Hanum dan Khan. Hanum sengaja mengungkapkan pertanyaan yang menarik agar narasumbernya mau diwawancarai, kemudian dia juga menolak tawaran daging babi dari Nyonya Collins dengan mengatakan bahwa dia vegetarian. Sedangkan Khan, dia menunjukkan sikap kreatifnya saat menjawab pertanyaan Stefan tentang batasan pakaian pada wanita muslim yang dijawab secara taktis oleh Khan, bahwa jika tidak ada peraturan dalam berpakaian dia akan menghadiri sidang disertasinya dengan pakaian renang yang sontak membuat Stefan tertawa. Sikap kreatif yang ditunjukkan dalam tindakan yaitu seperti yang dilakukan oleh Azima. Untuk mengatasi masalah cemoohan dan amarah ibunya karena dia seorang muslim berhijab, dia dengan pemikiran kreatifnya mengganti sebuah kerudung dengan rambut palsu dan baju dengan kerah yang sampai ke leher atau turtle neck. Tidak ada orang sekitar Azima yang menyadari hal itu bahkan Hanum sampai tersentak merasa apa yang dilakukan Azima sangat kreatif. Azima dapat menjalani kewajibannya sebagai muslim dengan menutup aurat namun dia juga dapat terhindar dari cemoohan sosial dan amarah ibunya. g. Mandiri Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. Dalam novel BTDLA sikap ini tercermin pada tokoh Hanum. Ketika mencari narasumber di Ground Zero, Hanum memutuskan untuk melakukan liputan sendiri tanpa ditemani Rangga. Hanum merasa kasihan pada Rangga yang harus susah payah membawa dua koper dan dua ransel sembari mengikuti kemanapun Hanum pergi. Dia tidak ingin membebani orang lain dengan commit tugasnya. to user

102 149 h. Demokratis Demokratis merupakan cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap ini dalam novel BTDLA ditunjukkan oleh Gertrud dan Hanum. Gertrud sebagai seorang pimpinan pekerjaannya adalah membagi tugas secara berimbang pada bawahannya. Hal ini dilakukan oleh Gertrud kepada Hanum. Secara demokratis dia memilih Hanum untuk meliput berita tentang tragedi 9/11. Menurutnya Hanum lebih pantas menerima tugas tersebut karena jika diberikan pada bawahannya yang lain berita tersebut tidak akan berimbang dan lebih menyudutkan Islam sebagai pelaku teror. Sedangkan apabila berita tersebut digarap oleh seorang muslim seperti Hanum berita tersebut akan menguak sisi lain dengan lebih berimbang. Sikap demokratis yang ditunjukkan Hanum adalah ketika dia diminta Gertrud liputan di Amerika. Hanum tidak serta merta menerima tawaran Gertrud meski dia menginginkannya. Hanum menyadari tugasnya sebagai istri yang sedang menemani suami menyelesaikan studi di Wina. Jadi Hanum tidak ingin membuat keputusan sendiri, dia memilih berdiskusi terlebih dahulu dengan suaminya. i. Rasa Ingin Tahu Sikap rasa ingin tahu dalam novel BTDLA memiliki dominasi rata-rata. Ada tiga tokoh yang menunjukkan sikap ini, yaitu: Stefan, Rangga, dan Hanum. Tokoh Stefan dalam novel BTDLA merupakan karakter yang kritis dan serba ingin tahu, hal ini dijelaskan oleh Rangga bahwa Stefan sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang kelewat kritis ketika rasa ingin tahunya sedang membuncah, sampai-sampai dia sering berdebat dengan Khan, teman kampus Rangga. Berbeda dengan Stefan yang memilih berdebat untuk memuaskan rasa ingin tahunya, Rangga lebih memilih menuangkannya dalam riset mendalam. Seperti ketika Rangga penasaran dengan sosok Phillipus Brown seorang dermawan karya raya, serta Deewa seorang pemilik restoran yang menerapkan sistem bayar sesukanya commit to namun user tidak mengalami kebangkrutan.

103 150 Hal inilah yang menjadi cikal bakal presentasi Rangga di Washington DC. Sedangkan tokoh Hanum sebagai seorang wartawan yang selalu mencari informasi, sudah sewajarnya jika Hanum memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terlebih mengenai bahan liputannya. j. Menghargai Prestasi Sikap menghargai prestasi dalam novel BTDLA memiliki dominasi rata-rata yang ditunjukkan oleh empat tokoh, yaitu Azima, Hanum, Gertrud, dan Rangga. Pada dasarnya menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam novel BTDLA sikap yang ditunjukkan yaitu menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang dilakukan dalam menunjukkan rasa senang dan menghormati prestasi orang lain seperti yang dilakukan Azima, yaitu mengabadikan surat penerimaan kerja suaminya yang dipasang di sebuah pigura sebagai suatu prestasi yang membanggakan. Kemudian sikap saling menyemangati dan memberi apresiasi pada seseorang yang berhasil mencapai prestasinya, seperti yang dilakukan Hanum, Gertrud, dan Rangga. Meskipun hanya ucapan selamat sederhana namun sangat berharga bagi sang penerima, merasa dihargai segala usahanya dalam mencapai prestasi tersebut. k. Bersahabat/Komunikatif Dalam novel BTDLA sikap bersahabat/komunikatif memiliki dominasi cukup tinggi yang ditampilkan oleh lima tokoh, antara lain: Azima, Souleyman, Phillipus, Rangga, dan Jones. Sikap yang mereka tunjukkan yaitu keramah-tamahan pada orang baru, mencerminkan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap ramah ditunjukkan Azima ketika Hanum dan Rangga menemuinya di Museum 9/11. Sebagai penjaga museum Azima dinilai oleh Hanum sebagai orang yang ramah saat menyambut tamu tidak hanya sekenanya saja. Begitu juga commit yang ditunjukkan to user oleh tokoh Phillipus, Rangga,

104 151 dan Jones. Mereka menunjukkan sikap bersahabat baik pada orang yang mereka kenal maupun yang baru mereka temui. Sedangkan Souleyman, dia orang yang sangat menjujung tali persaudaraan antarsesama muslim, hal ini ditunjukkan saat dia bertemu Rangga. Dengan santainya dia mengajak Rangga berbincang bahkan sampai menawari pekerjaan jika Rangga berminat tinggal di Amerika. l. Cinta Damai Dalam novel BTDLA nilai cinta damai ditunjukkan oleh empat tokoh, yaitu: Jones, Hanum, Rangga, dan Phillipus. Sikap cinta damai yang mereka tunjukkan adalah kebencian terhadap perang dan segala sesuatu yang mengakibatkan kerusuhan. Seperti Jones, meskipun dia memimpin sebuah demo namun dia tidak menganjurkan anggotanya untuk berbuat onar, dia bahkan ikut menghentikan kerusuhan yang diakibatkan oleh pemabuk yang menyusup masuk dalam anggota demonya. Sedangkan Hanum, Rangga, dan Phillipus dengan tegas menolak dan mengecam segala sesuatu yang berhubungan dengan perang karena dapat mengakibatkan banyak pihak tersakiti. m. Gemar Membaca Gemar membaca merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Dalam novel BTDLA kebiasaan ini tercermin dalam kehidupan kampus Rangga, karena untuk mendapatkan gelar doktoral Rangga dan teman-temannya harus membaca berbagai buku dan jurnal untuk menambah pengetahuan sekaligus mengembangkan cara berpikir. Kebiasaan membaca juga ditunjukkan oleh Stefan, selain membaca jurnal dan buku seperti Rangga, Stefan juga membaca koran untuk menambah wawasan mengenai perkembangan berita. Tokoh lainnya yang juga gemar membaca yaitu Azima. Sebagai kurator museum Azima memang dituntut mempelajari sejarah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan museum, di antaranya dengan banyak membaca. commit to user

105 152 n. Peduli Lingkungan Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Dalam novel BTDLA dominasi tindakan ini hanya ditunjukkan oleh satu tokoh, yaitu pemerintah kota New York. Melalui penjelasan tokoh Hanum pengarang menunjukkan Central Park New York sebagai cerminan peduli lingkungan. Central Park merupakan sebuah taman kota yang luas tempat orang-orang bersantai menghirup udara segar di tengah padatnya gedung-gedung dan polusi kendaraan. Menurut penjelasan dalam novel BTDLA, pemerintah setempat berhasil menjadikan Central Park sebagai penyedia udara bersih di New York. o. Peduli Sosial Dalam novel BTDLA nilai pendidikan karakter peduli sosial tercermin pada tokoh Phillipus, Azima, dan Hussein. Sikap yang ditunjukkan yaitu membantu dan peduli terhadap sesama. Seperti yang dilakukan oleh Phillipus, dia membantu para korban perang dengan cara mendonasikan sebagian hartanya. Berbeda dengan yang dilakukan Phillipus, Azima memiliki kepedulian sosial yaitu membantu Hanum yang sedang tertimpa masalah. Azima dengan suka rela memberi Hanum tumpangan ketika Hanum diusir dari masjid. Azima bahkan meminjamkan ponsel dan memberi Hanum tumpangan ke Washington DC. Tokoh lainnya yang suka menolong adalah Hussein. Dia merupakan sosok muslim yang menjadi penolong Phillipus menyelamatkan diri dari gedung WTC akan yang runtuh. Hussein tanpa mementingkan dirinya berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Phillipus agar dapat keluar dengan selamat sedangkan dirinya justru terjebak dalam gedung, tidak sempat meloloskan diri karena terluka. p. Tanggung Jawab Sikap tanggung jawab dalam novel BTDLA memiliki dominasi ratarata yang ditampilkan oleh commit empat to tokoh. user Ada beberapa macam sikap

106 153 tanggung jawab yang ditunjukkan dalam novel ini, di antaranya tanggung jawab pada diri sendiri, tanggung jawab pada orang lain, dan tanggung jawab pada Tuhan. Tokoh yang memiliki karakter tanggung jawab adalah Hanum, Rangga, Azima, dan Phillipus. Sikap tanggung jawab yang tercermin dari Hanum adalah tanggung jawab pada tugasnya, yaitu melakukan liputan dengan baik untuk membuat artikel. Sedangkan Rangga menunjukkan rasa tanggung jawabnya dengan menjaga sang istri, Hanum. Meskipun mereka sempat berpisah Rangga tetap bertanggung jawab dengan menunggu Hanum di terminal sampai melaporkan Hanum sebagai orang hilang di kantor polisi. Tokoh selanjutnya adalah Azima, dia menunjukkan rasa tanggung jawabnya terhadap Tuhan dengan menjalankan kewajibannya sebagai wanita muslim. Agar terhindar dari cemoohan sosial Azima melepas hijabnya namun menggantinya dengan rambut palsu dan kerah turtle neck yang dapat menutupi auratnya. Sikap tanggung jawab juga ditunjukkan oleh Phillipus terhadap janjinya pada Hussein, yaitu menyerahkan hadiah pada istri Hussein. Meski telah delapan tahun berlalu Phillipus tetap menepati janjinya, pada acara CNN TV Heroes Phillipus menyerahkan hadiah dari Hussein kepada Azima. 6. Relevansi Novel BTDLA sebagai Materi Pemberlajaran Sastra di SMA Pada hasil penelitian telah dijabarkan bahwa relevansi novel sebagai materi pembelajaran terdapat pada KD mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XI (KTSP) dan kelas XII (KTSP dan Kurikulum 2013). Pada KTSP materi novel terdapat di kelas XI dengan rincian sebagai berikut: KD 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan, 15.1 mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh, dan 15.2 membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan dengan hikayat, serta kelas XII dengan rincian sebagai berikut: 5.1 menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan, commit 5.2 menjelaskan to user unsur-unsur intrinsik dari

107 154 pembacaan penggalan novel. Sedangkan pada Kurikulum 2013 materi novel hanya diberikan di kelas XII dengan rincian KD sebagai berikut: 3.1 memahami struktur dan kaidah novel, 3.2 membandingkan novel dengan teks lain, 3.3 menganalisis novel, 3.4 mengevaluasi novel, 4.1 menginterpretasi makna dalam novel, dan 4.5 mengonversi novel ke dalam bentuk lain. Seperti yang telah dijelaskan dalam deskripsi bahwa novel BTDLA telah dijadikan film, oleh karena itu novel ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada KD 4.5 di kelas XII Kurikulum 2013, yaitu mengonversi novel ke dalam bentuk lain. Novel ini dapat dijadikan sebagai contoh mengonversi novel ke dalam bentuk film/drama. Guru dapat mengutip penggalan percakapan atau narasi dalam novel BTDLA kemudian guru menampilkan cuplikan film BTDLA yang sesuai dengan kutipan novel tersebut. Relevansi Novel BTDLA sebagai materi pembelajaran sastra di SMA selain terdapat pada KD pelajaran Bahasa Indonesia juga dapat ditinjau dari beberapa aspek. Menurut Rahmanto (1998:27) ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar, yang meliputi: bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya. Aspek pertama, bahasa yang digunakan dalam novel BTDLA. Hal ini diungkapkan oleh Mia, salah satu siswa SMA sekaligus pembaca novel BTDLA bahwa bahasa yang digunakan mengandung bahasa sastra dan ilmiah, meskipun terkadang sulit mengartikan makna kata dalam novel tersebut dia mengaku tetap dapat menikmati cerita yang diungkapan, dia juga menjadi lebih antusias dalam mencari makna dari kata-kata baru yang dapat menambah perbendaharaan kata. Kemudian aspek kedua yaitu psikologi. Pada siswa SMA tahap psikologi yang perlu diperhatikan adalah antara usia tahun. Tahapan ini adalah perpindahan dari tahap realistik ke tahap generalisasi, sastra yang dapat disajikan berkisar tentang realitas, fakta kehidupan, suatu fenomena sosial, dan nilai-nilai moral, karena pada umur ini siswa sudah terlepas dari dunia fantasi anak-anak. Berdasarkan karakteristik psikologis, novel BTDLA relevan untuk siswa SMA karena mengandung commit to masalah user sosial yang sesuai dengan

108 155 perkembangan zaman sekarang, misalnya: sejarah tentang peristiwa 9/11, Islamophobia, perpecahan keluarga, dan sisi kelam dunia media. Masalah sosial tersebut dapat digunakan siswa untuk mengembangkan sikap kritis terhadap hal positif dan negatif yang terdapat dalam masalah tersebut. Hal ini sejalan dengan pemikiran Bapak Supriyanto bahwa meskipun cerita dalam BTDLA tidak mengangkat tema populer, yaitu bertema keagamaan, namun pengarang berhasil mengemasnya sesuai dengan situasi zaman sekarang yang sifatnya kekinian. Kemudian ditambahkan oleh Aflah bahwa novel BTDLA meski mengangkat isu Islamophobia namun tidak terasa berat bagi siswa SMA karena fenomena sosial ini sudah banyak dibicarakan di media. Aspek selanjutnya yaitu latar belakang budaya. Bersasarkan aspek budaya novel BTDLA relevan dibaca siswa SMA karena tidak menyinggung SARA (Budi, CLHW 13). Hal ini diungkapkan juga oleh Ibu Widya dan Adhe bahwa novel BTDLA dapat menambah pengetahuan yang kaitannya dengan peradaban Islam di dunia. Sejalan dengan yang diungkapkan Rahmanto (1998:31-32) bahwa meskipun siswa perlu memahami budayanya sendiri sebelum mengenal budaya orang lain, namun guru hendaknya ingat bahwa pendidikan keseluruhan tidak menyangkut masalah lokal saja tapi memperkenalkan dunia pada siswa, dalam hal ini sastra menawarkan kemungkinan untuk menambah pengalaman siswa dalam hal pengetahuan budaya dari tempat-tempat lain. Dengan catatan guru harus bertanggung jawab dalam mengarahkan siswanya agar dapat menyerap berbagai pengetahuan sehingga siswa memiliki wawasan yang luas untuk memahami berbagai macam peristiwa kehidupan. Berkaitan dengan ketiga aspek tersebut sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Ningsih (2015) terhadap novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yang hasilnya menyebutkan selain dapat digunakan sebagai teladan oleh siswa melalui sifat tokoh-tokohnya, novel ini layak digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA berdasarkan aspek bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya. commit to user

109 156 C. Ringkasan Seperti yang telah disampaikan di awal bab bahwa penelitian ini mengkaji lima hal pada novel BTDLA karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yaitu: latar sosial pengarang, masalah sosial dalam novel, tanggapan pembaca, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya sebagai materi pembelajaran sastra di SMA. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan di atas dibuat ringkasan berikut ini. 1. Latar Sosial Pengarang Novel BTDLA Temuan pertama, yaitu latar sosial pengarang. Pengarang novel BTDLA merupakan pasangan suami istri, Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Meski kedua pengarang ini tidak memiliki background sastrawan maupun ahli bahasa namun berdasarkan profesi pengarang novel BTDLA sangat relevan dengan kebanyakan penulis, seperti hasil penelitian Sumardjo (dalam Wiyatmi, 2013:41) bahwa ada dua golongan pengarang, yaitu kewartawanan dan keguruan. Hanum yang sempat menjadi jurnalis dan Rangga yang berprofesi sebagai dosen di UGM, bahkan sekarang mereka berdua mengelola ADiTV, salah satu televisi swasta di Yogyakarta. Selain itu dalam novel BTDLA kedua perofesi ini sangat kentara lewat penggambaran tokoh utama yaitu Hanum sebagai wartawan koran lokal di Wina dan Rangga sebagai mahasiswa S3 di WU. Latar keluarga yang bernuansa Islam, yaitu dari Hanum sendiri sebagai putri Amien Rais. Terlihat dari tema yang diangkat dalam novel-novelnya tidak jauh dari tema religi terutama nilai-nilai Islam, seperti pada novel BTDLA juga mengangkat tema perjalanan religi yang terinspirasi dari perjalanan pengarang ke Amerika. Karena menurut mereka makna sebuah perjalanan tidak sekadar jalan-jalan, namun bagaimana perjalanan tersebut bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. 2. Masalah Sosial dalam Novel BTDLA Berdasarkan hasil penelitian diperoleh empat masalah sosial yang terdapat dalam novel BTDLA, commit to yaitu user peristiwa 9/11, Islamophobia,

110 157 perpecahan keluarga, filantropi, dan sisi kelam dunia media. Masalah yang paling dominan adalah peristiwa 9/11 dengan persentase sebesar 45,24%, hal ini disebabkan karena latar sosial pada novel BTDLA adalah peristiwa 9/11. Kemudian Islamophobia (21,23%) dan sisi kelam dunia media (19,05%). Kedua masalah sosial ini merupakan efek dari peristiwa 9/11 dan berkaitan dengan latar tokoh Hanum sebagai jurnalis yang ditugaskan membuat artikel bertema akankah dunia lebih baik tanpa Islam. Sedangkan masalah perpecahan keluarga (14,29%) merupakan background dari tokoh tambahan yang menjadi narasumber untuk artikel yang ditulis Hanum sehingga hanya mendapatkan porsi yang tidak terlalu dominan dalam novel. Lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 3. berikut ini. 14,29% 19,05% 45,24% Peristiwa 9/11 Islamophobia 21,43% Perpecahan Keluarga Sisi Kelam Dunia Media Gambar 3. Masalah Sosial dalam Novel BTDLA 3. Tanggapan Pembaca Novel BTDLA Temuan berikutnya mengenai tanggapan pembaca novel BTDLA yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu pembaca ideal dan pembaca biasa. Secara umum tanggapan pembaca novel BTDLA menyatakan bahwa novel tersebut menarik serta mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diteladani dan relevan dibaca oleh siswa SMA. Secara khusus dari pembaca ideal, novel ini menarik karena mengangkat tema yang sesuai dengan zaman sekarang, yaitu tema traveling serta novel ini dianggap membuat pembaca menjadi skeptis terhadap cerita yang disuguhkan. Kemudian tanggapan pembaca biasa mengungkapkan bahwa novel ini menarik karena isinya penuh commit kejutan to dan user inspiratif juga kandungan wawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Indonesia boleh merasa lega dengan kehadiran kebijakan baru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada awal tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di bab-bab sebelumnya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di bab-bab sebelumnya 1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di bab-bab sebelumnya tentang ekranisasi pada unsur alur, tokoh, dan latar, yaitu adanya penciutan, penambahan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. Vehaar (1999: 14) mengemukakan bahwa semantik (Inggris: semantics) berarti teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran karya sastra di tengah masyarakat tidak lahir dari kekosongan budaya (Teeuw, 1984:11), melainkan ada unsur kesinambungan tradisi sepanjang yang dijalani pengarang.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasar pada hasil penelitian dan analisis data mengenai struktural, keterjalinan unsur-unsur, nilai pendidikan, dan relevansi dalam kumpulan cerkak Lelakone

Lebih terperinci

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Sepertinya mereka adalah rekan kerja satu ruangan di lantai 12,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

BAB III DESKRIPSI NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA BAB III DESKRIPSI NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA A. Sinopsis Novel Bulan Terbelah Di Langit Amerika Setelah sukses novel sebelumnya Berjalan Di

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2015 PENOKOHAN PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA. Oleh

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2015 PENOKOHAN PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA. Oleh PENOKOHAN PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA Oleh Septiana Ningsih Mulyanto Widodo Kahfie Nazaruddin Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: annajokop@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan seni cipta antara perpaduan imajinasi pengarang dan pengalaman kehidupan yang ada disekitarnya, mungkin pernah ia alami sendiri. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. 1. hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan atau terjemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. 1. hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan atau terjemahan. 3 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat manusia adalah sesuatu yang amat vital yang menentukan kehidupannya, baik di tengah masyarakat maupun di mata Allah. Amalnya yang mencakup ide/gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN LELAKI YANG MEMBELAH BULAN KARYA NOVIANA KUSUMAWARDHANI ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN LELAKI YANG MEMBELAH BULAN KARYA NOVIANA KUSUMAWARDHANI ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN LELAKI YANG MEMBELAH BULAN KARYA NOVIANA KUSUMAWARDHANI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya Labiba 1 Salsabil Inas Labiba Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 1 Desember 2011 Karya Kreatif Tanah Air Beta Bagian I: Tujuan Penulisan Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

9 SOLIDARITAS SOSIAL. A. Menyimpulkan Isi Khotbah

9 SOLIDARITAS SOSIAL. A. Menyimpulkan Isi Khotbah 9 SOLIDARITAS SOSIAL A. Menyimpulkan Isi Khotbah Aspek Mendengarkan Standar Kompetensi 13. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah Kompetensi Dasar 13.1 Menyimpulkan pesan khotbah yang didengar Sumber SCTV

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki

Lebih terperinci

Ramadan di Negeri Jiran

Ramadan di Negeri Jiran Ramadan di Negeri Jiran By: Tari Nabila Dengan langkah mengendap-endap dan hati berdebar aku memberanikan diri menuruni anak tangga. Dalam pikiranku selalu berkata semoga bos laki-laki sudah tidur di kamar.

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijalani bagi siapapun, tidak mengenal darimana seseorang berasal, status sosial,

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

Sinopsis. Universitas Sumatera Utara

Sinopsis. Universitas Sumatera Utara Sinopsis Cerita mengambil latar tempat di Gunung Kidul, Wonosari. Kinanthi, seorang gadis kecil yang amat bersahaja, dimusuhi oleh teman-teman dan lingkungannya. Ia dipergunjingkan penduduk desa dan tidak

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

Dha i Heliantika, Muhammad Rohmadi, Ani Rakhmawati FKIP Universitas Sebelas Maret

Dha i Heliantika, Muhammad Rohmadi, Ani Rakhmawati FKIP Universitas Sebelas Maret NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Dha i Heliantika,

Lebih terperinci

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan Pendidikan 97 Bab 9 Pendidikan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan tanggapan tentang cerita pengalaman teman; 2) melakukan percakapan melalui telepon dengan

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas. Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu

Lebih terperinci

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju Pelajaran 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 28 Maret 2015 1. Persiapan A. Sumber Kisah 17:16-34 Yohanes 10:16 Yesaya 56:6, 7 "Di dunia itu disebut Toleransi, tapi di neraka

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun 70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam,

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian sosial. Kepedulian sosial tersebut dikerucutkan pada orang-orang

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS. 5.7.5 Nabi Yusuf AS. dan Saudara-saudaranya Kini saudara-saudara Nabi Yusuf yang telah menceburkannya ke dalam sumur telah datang. Anak-anak Nabi Ya qub datang dan berbaris dalam rombongan orang-orang

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu.

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu. Persiapan untuk memakai dalam training DK Fotokopi bahan ini 2 kali. Cari 2 peserta (pria) yang rela memainkan mainan peran ini dalam pelatihan. Minta mereka untuk membaca bagian mereka sebelumnya, agar

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

Penerbit Lintang Fajar

Penerbit Lintang Fajar Penerbit Lintang Fajar Terima Kasih dan Maaf 100 Cerita 100 Kata Copyright 2015 oleh Aditya Prahara Desain Sampul : Indri Wulandari & Aditya Prahara Desain Isi : Indri Wulandari Penerbit Lintang Fajar

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida Di Semenanjung Tahun Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal Yuni Amida Berdampingan, tapi Tak Bergandengan Suatu hari nanti, aku akan melihat kembang api tahun baru, dengan orang yang kusayang.

Lebih terperinci

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) (Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) Kita tidak diminta Tuhan Yesus datang ke gereja dengan konsep 4 D. Apa maksudnya? 4 D itu adalah Datang, Duduk, Diam, Dengar, tetapi kita perlu 4 P, apa itu? Pikirkan baik-baik,

Lebih terperinci

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS Identitas Diri Subyek : Nama : Usia : Berat Badan : Isilah dengan memberi tanda [ ] pada pernyataan yang sesuai dengan jawaban anda. Beri Tanda [ ] bila : SS : Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut Sangat

Lebih terperinci

SINOPSIS FILM PREMONITION

SINOPSIS FILM PREMONITION ANALISA FILM SINOPSIS FILM PREMONITION Sandra Bullock berperan sebagai Linda Hanson istri dari Jim Hanson (Jullian McMahon) seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak perempuan yang bernama

Lebih terperinci

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan Sudah seharian Kenthus merenung di depan beranda rumahnya. Tak tahu apa yang harus dilakukannya. Wajahnya tampak putus asa. Hatinya resah. Ia berfikir bahwa semua lingkungan di sekitarnya tidak ada yang

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN Pengantar Apakah Anda berpikir bahwa Tuhan tidak memedulikan Anda sebagai seorang perempuan? Bahwa Ia tidak tertarik pada masalah Anda, harapan Anda, dan mimpi Anda? Bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas BAB 1 Jasad artis wanita ditemukan tewas mengenaskan di kamar bilas kolam renang apartemen lantai 3. Korban bernama Gilian, umur dua puluh tahun. Gilian mengenakan pakaian renang one piece warna merah,

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

Mula Kata, Bismillah

Mula Kata, Bismillah Mula Kata, Bismillah Karena berangkat bukan hanya pergi. Basmalah memilihkan yang tepat dari kebaikan Ada banyak orang pergi ke pasar. Ada yang membeli sayur di pojokan tepat sebelah toko kain. Ada yang

Lebih terperinci

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Dibalik perjuangan seorang PAPA Dibalik perjuangan seorang "PAPA" Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2 1. Bacalah kutipan cepen berikut! Pagi hari ini adalah hari pertama di Kota Yogyakarta buat seorang Revanda. Dia dan keluarganya

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Cinta Kedua. Majalah Parents Desember 2011 Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Artikel ini dimuat di majalah Parents edisi Desember 2011. Bisa dikatakan saya beruntung. Majalah ini

Lebih terperinci

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR 69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Karya sastra merupakan suatu hasil cipta sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nadia Astikawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiika89unyiil@gmail.com

Lebih terperinci

Batu yang Menjadi Roti

Batu yang Menjadi Roti Batu yang Menjadi Roti Berikut ini adalah kisah tentang Tuhan Yesus dan para murid-nya. Kisah ini hanya sebuah kiasan, ceritanya sendiri tidak tertulis dalam Injil mana pun. Oleh karenanya kisah ini hanya

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari fenomena yang dialami atau terjadi di sekeliling pengarang. Karya sastra yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 1. Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 1. Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data dokumen berupa teks novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding

Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Senin, 27 Juni 2016 05:00 Oleh : Dahlan Iskan http://www.jawapos.com/read/2016/06/27/36436/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/ Jawa Pos Photo Dahlan Iskan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya terhadap materi pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci