Zia Ru`ya Hilal, Agung Subagio, Yulianto Sulistyo Nugroho Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Zia Ru`ya Hilal, Agung Subagio, Yulianto Sulistyo Nugroho Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Studi Perancangan PLTG Dengan Sistem Pendingin Udara Masuk Turbin Gas Mechanical Refrigeration Sebagai Alternatif Dalam Memenuhi Kebutuhan Listrik Universitas Indonesia Zia Ru`ya Hilal, Agung Subagio, Yulianto Sulistyo Nugroho Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Abstrak Konsumsi energi listrik di kampus Universitas Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, ini terjadi karena peningkatan pembangunan gedung. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan adanya penambahan salah satu sistem pembangit yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan potensi yang ada di universitas Indonesia. Universitas Indonesia telah tersedia pipa gas dan potensi air danau untuk pendinginan pada sistem pembangkit. Sehingga pembangkit listrik tenaga gas tepat sebagai solusi. Untuk menaikan daya output agar sesuai kemampuan original dari manufaktur turbin gas, yakni dengan cara menurunkan suhu udara masuk ke kompresor/ turbin gas tersebut, sehingga perancangan PLTG dengan mechanical refrigeration dirasa tepat dalam melengkapi solusi tersebut. Tulisan ini akan memaparkan rancangan dari pembangkit listrik tenaga gas yang dapat membangkitkan daya hingga 24 MW menggunakan software Cycle Tempo 5.0 Pada tulisan ini pula didapat analisis mechanical refrigeration, heat balance, kebutuhan bahan bakar pembangkit, nilai efisiensi, nilai heat rate, dan analisis finansial dari pembangunan pembangkit listrik mandiri untuk Universitas Indonesia. Kata kunci: Pembangkit listrik Tenaga Gas, Mechanical Refrigeration, Universitas Indonesia, Cycle - Tempo 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Energi dalam bentuk listrik merupakan salah satu jenis energi yang paling dibutuhkan saat ini. Manusia dalam kehidupannya saat ini sangat bergantung dengan listrik. Mulai dari kebutuhan rumah tangga, pendidikan, industri, transportasi dan lainnya. Kebutuhan akan energi listrik ini terus bertambah seiring dengan perubahan zaman dan pembangunan yang terus dilakukan terutama di Indonesia. Tak terkecuali kebutuhan energi listrik di Universitas Indonesia. Berdasarkan Rencana Induk Sistem Kelistrikan Universitas Indonesia , saat ini Universitas Indonesia menggunakan sumber listrik dari Perusahaan Listrik Negara dengan daya terpasang sebesar kva dan daya terpakai sebesar kva. Tentunya dengan terus dibangunnya bangunan- bangunan baru, sambungan ini akan mengalami kelebihan beban. Diprediksikan bahwa pertambahan kebutuhan listrik Universitas Indonesia hingga tahun 2025 mencapai 44,987 KVA dengan total kebutuhan untuk bangunan prioritas sebesar 19,467 KVA. Pasokan listrik tambahan hingga tahun 2015 sudah direncanakan untuk ditambah gardu tambahan hingga tahun 2015 dengan total daya kva. Dengan kata lain, masih ada kva kebutuhan daya tambahan untuk tahun Dari penjabaran kelebihan dan kekurangan dari beberapa sumber energi yang dapat dijadikan alternatif sumber energi listrik, maka untuk menghasilkan listrik yang cukup dan kontinyu untuk kebutuhan di kampus Universitas Indonesia, pembangkit listrik dengan menggunakan sumber energi gas merupakan pilihan yang paling baik. [1] Dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan yang tidak terlalu besar, maka pada perancangan ini ditentukan bahwa PLTG dengan sistem pendingin mechanical refrigeration untuk yang akan dirancang memiliki keluaran daya 24 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik kampus Universitas Indonesia sebesar 21 MW sampai tahun Tujuan Penelitian Tujuan dari perancangan ini yaitu melakukan analisis mengenai perkembangan kebutuhan listrik di Universitas Indonesia hingga tahun 2025 dan melakukan studi awal perancangan yang ditujukan bertujuan untuk: 1. Membuat perencanaan kebutuhan daya listrik tambahan di lingkungan Universitas Indonesia dari rujukan Master Plan Kelistrikan Universitas Indonesia- Depok Menganalisis potensi dan studi kelayakan lingkungan, potensi gas dan lokasi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas untuk Universitas Indonesia. 1

2 3. Perancangan pembangkitan listrik tenaga gas sebesar 24 MW disesuaikan dengan kebutuhan energi listrik bangunan baru Universitas Indonesia hingga Perancangan pembangkitan listrik tenaga gas sebesar 24 MW dengan sistem pendinginan mesin kompresi-refrigerasi, mechanical refrigeration. 5. Mendapatkan rancangan awal skema pembangkit listrik, heat balance, dan daya serta analisis ekonomi yang dapat dihasilkan oleh pembangkit listrik Batasan Masalah Batasan masalah yang diberikan pada perancangan pembangkit listrik dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Universitas Indonesia ini adalah: 1. Jenis pembangkit listrik yang dirancang adalah pembangkit listrik gas dengan sistem pendingin kompresi-referigerasi atau mechanical refrigeration 2. Pembangkit listrik yang dirancang adalah pembangkit listrik dengan skala kecil antara MW. 3. Bahan bakar yang digunakan untuk siklus gas adalah gas alam dengan udara sebagai oksidator. 4. Perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan heat balance dengan tujuan mendapatkan besaran daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik. Adapun untuk mendapatkan heat balance dari siklus pembangkit, digunakan simulasi dengan software Cycle-Tempo. 5. Perubahan suhu udara masuk ke turbin gas yang diserap cooling coil Udara masuk dari 33 0 C menjadi 15 0 C sesuai kondisi original manufaktur turbin gas dan memiliki tekanan bar. 2. Metode Penelitian Metodologi perancangan yang dilakukan didalam penelitian ini pertama-tama dengan mengidentifikasi masalah keterbatasan energi listrik di kampus universitas Indonesia. Setelah masalah tersebut teridentifikasi, maka dilanjutkan dengan beberapa langkah yang diperlukan yakni; Identifikasi Masalah Pencarian data Kelistrikan UI Penentuan Parameter Menentukan Tujuan Penelitian Studi Literatur Perhitungan Simulasi Observasi lapangan Perancangan (Cycle Tempo) Analisis dan Kesimpulan Gambar 2.1 Metodologi Penelitian dan Perancangan 2.1. Sistem kelistrikan UI No Nama Bangunan Luas Bangunan (m 2 ) Kebutuhan Listrik (KVA) 1 Extension MIPA 7, FASILKOM 20, Health Science 8, Center 4 Kedokteran* 28, FKG* 20, Fasilitas Bersama 8, FK FKG 7 Liberal Art 24, College* 8 Univ Graduate & 24,000 1,333 Research Center 9 FIK 10, Lecture Teathre 10, Undergraduate 10, Library 12 Extension FT 37,000 1, UI College* 120,000 4, Academic 22,130 1,229 Community 15 UI International 150,000 5,000 Program 16 Public Hospital 32,000 10, Rumah Sakit ( 36,000 12,000 Kamar dan Services )* 18 Laboratorium 10, Medical Services 5,000 1, Asrama Perawat 5, (320 unit) 21 Hotel (200 unit) 5, Convention 1, Center 23 UI Student 31,200 1,040 Housing (1950 unit)* 24 Town Houses 28, (800 unit) Total 653,650 44,897 Kebutuhan listrik yang bertanda kuning merupakan prioritas kebutuhan dalam waktu dekat yang merupakan kebutuhan daya listrik tambahan hingga tahun Sedangkan pasokan listrik tambahan hingga tahun 2015 sudah direncanakan untuk ditambah gardu tambahan hingga tahun 2015 dengan total daya kva. Dengan kata lain, masih ada kva kebutuhan daya tambahan untuk tahun Untuk itu, dalam skripsi ini dilakukan perancangan PLTG untuk memenuhi kebutuhan listrik Kampus UI Depok. 2

3 2.2. Tahapan/ perencanaan prancangan Dengan melihat potensi yang ada di Kampus UI, pembangunan PLTG bukanlah hal yang mustahil. Disamping melihat penelitian dan studi kelayakan bahwa pembangunan PLTG jauh lebih tepat dibanding pembangkit listrik dengan energi lain, berikut adalah flow chart perancangan PLTG yang dilakukan : Dalam perancangan Gambar 2.2 PLTG Flow Chart yang Perancangan dilakukan, parameterparameter yang dimasukkan dalam simulasi berasal dari katalog, data-data yang sudah ada dari sistem yang lain dan sebagian menggunakan asumsi dengan target hasil simulasi menghasilkan daya antara 20 sampai 25 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik UI hingga tahun 2025 yakni sebesar kva atau 22 MW Mulai Studi Literatur Proses Perancangan Penentuan Parameter Running Simulasi Gambar 2.3 PLTG Dengan Sistem Pendingin Mechanical Refrigeration 2.3. Perancangan PTG dengan Mechanical Refrigeration dengan cycle tempo sofware Tidak Apakah Berhasil? 1 Analisis data Kesimpulan Selesai Berhasil Tabel 2.1 Pemodelan Apparatus No Nama Apparatus 1 Inlet air 2 Inlet air Filter 3 Evaporator 4 Compresor (Turbin gas) 5 Ruang Bakar 6 Turbin Gas 7 Inlet natural gas 8 Kondenser 9 Stack Compresor (mechanical 10 Refrigeration) 11 Inlet Water pump 12 Ekspansi Valve 14 Out water 15 Inlet water Untuk memodelkan siklus PLTG dengan mechanical refrigeration ini, digunakan berbagai model apparatus pada software Cycle Tempo 5.0. Pada pemodelan ini penulis menggunakan 15 apparatus dan 14 pipa sesuai 3

4 pada gambar 2.1. Sementara nama nama apparatus dijabarkan pada tabel 2.1. h h Tabel 2.2 Parameter Papa PLTG, Cycle Tempo Parameter Nilai T in siklus turbin gas ( o C) 15 P in siklus turbin gas (bar) Rasio kompresi kompresor 24 : 1 Laju aliran massa 67.3 udara masuk turbin gas (kg/s) LHV gas (KJ/Kg) T in turbin gas ( o C) 1155 T exhaust turbin gas ( o C) 465 Isentropik kompresor dan turbin (%) 90 Isentropik kompresor mechanical 90 refrigeration (%) Generator (%) 95 h Untuk mendapatkan data data dan parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan simulasi software, penulis mengumpulkannya dari berbagai sumber literatur serta mebuat asumsi asumsi yang diperlukan. Berikut adalah asumsi dan parameter yang digunakan pada proses perhitungan simulasi: 1. Tin siklus turbin gas dan siklus turbin gas diambil dari kondisi 15 o C setelah udara lingkungan 33 o C diserap oleh cooling coil mechanical referigeration dan tekanan bar. 2. Laju aliran massa udara masuk turbin gas, rasio kompresi kompresor dan Texhaust turbin gas diasumsikan sama dengan turbin gas Titan Pressure drop pada combustion chamber, dan pipa diabaikan 2. Pada R717 ( Ammonia ) mempunyai; P (tekanan) : 3 bar T (suhu) : 10 0 C h (enthalpy saturation liquid) : 150 kj/kg h (entalpy saturation gas) : 1450 kj/kg Berarti pada kondisi tersebut penyerapan kalor proses penguapan maximum : 1450kJ/kg-150 kj/kg = 1200 kj/kg. Dengan demikian Refrigerant Ammonia lebih besar menyerap energi dibandingkan dengan R22 pada kondisi tekanan/suhu yang sama. Selain itu Ammonia mempunyai beberapa keunggulan, yakni: 1. Panas laten penguapan Tinggi 2. Konduktifitas termal tinggi 3. Harga relatif rendah/terjangkau 4. Tersedia 5. Ramah lingkungan Analisis dan perhitungan Mechanical Refrigeration Mechanical Refrigeration Dari gambar diatas pada mechanical refrigeration dilakukan perhitungan manual untuk pendapati kerja atau energi yang diserap tiap alat yang ditinjau dari diagram p-h amonia (R717) didapat, data; - Suhu udara masuk unit pendinginan = 33 o C = K - Suhu udara keluar unit pendingin = 15 C = 288,15 K - Refrigerant yang dipakai :Amoniak (R-717) - Suhu pendinginan = 0 C Tekanan pendinginan = 4.3 bar - Suhu kondensasi = 65 C Tekanan kondensasi = 30 bar 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Pemilihan Refrigerant Dari diagram diatas penulis membandingkan 2 tipe refrigerant yang berbeda, dalam hal ini proses pengambilan panas spesifik di evaporator merupakan proses penguapan yang berlangsung dari kiri ke kanan, misalnya; 1. Pada R134a mempunyai P (Tekanan) : 3 bar T (Suhu) : 0 0 C h (enthalpy pada saturation liquid) :200 kj/kg h (enthalpy pada saturation gas) :400 kj/kg Berarti pada kondisi tersebut penyerapan kalor proses penguapan maximum : 400 kj/kg -200 kj/kg = 200 kj/kg. 4

5 Kerja (Wc) dan Daya kompresor (Pc), daya yang dibutuhkan oleh kompresor adalah kerja per-kilogram dikalikan dengan laju aliran refrigeran Wc = h2-h1 = 1750 KJ/kg KJ/kg = KJ/kg Pc = 1.29 kg/s x KJ/kg = kw Gambar 3.1 Skema diagram p-h mechanical refrigeration terlampir Menentukan aliran massa pada refrigrant R7171 / ammonia Menentukan panas yang diserap oleh evaporator dari suhu 33 0 C menjadi 15 0 C Qevap = Qudara = 67.3 Kg/s x kj / kg.k x (33-15) = kj/s = kw Dampak refrigerasi (Tabel refrigrant properti amonia R717/terlampir) suhu pendinginan 0 0 C q.eff = h1-h4 = KJ/kg KJ/kg = KJ/kg Qevap kj/s = 1.29 kg/s Proses 1-2: Proses kompressi secara isentropic pada compressor T 2 = C, P 2 = 30 bar = 1750 KJ/kg h 2 T 1 = 0 0 C P = 4.3 bar h 1 = KJ/kg Sat vapor W Wc = KJ/kg Proses 2-3: Proses pembuangan panas secara isobaric di kondensor q cond = KJ/kg T 3 = 65 0 C T 2 = C P 3 =P 2 = 30 bar P 2 = 30 bar Besarnya h 3 = panas KJ/kg dilepas di kondensor h 2 = (kj/kg), 1750 KJ/kg h2= entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kj/kg), h3= entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kj/kg). qcond = h3 - h2 = KJ/kg KJ/kg = KJ/kg Proses 3-4 Proses penurunan tekanan pada katub ekspansi secara adibatik. T 3 = 65 0 C P 3 = P 2 = 30 bar h 3 = KJ/kg T 4 P 4 h 4 = 0 0 C = P 0 0 C= 4.3 bar = KJ/kg Proses 4-1 Proses penyerapan panas pada evaporator dari lingkungan. T 4 = T 1 = 0 0 C P 4 = P 1 = P 0 0 C = 4.3 bar h 4 = h 3 = KJ/kg T 1 h 4 Kapasitas Pendingin pada mechanical refrigeration adalah; Qe (h1-h4) = 1.29 kg/s x ( KJ/kg) = kw (kapasitas Pendingin) = 0 0 C = h 0 C = KJ/kg 5

6 COP = ((h1-h4)/(h2-h1)) = (( KJ/kg)/(307.8 KJ/kg)) = Perbandingan Daya dan Efisiensi Dengan PLTG Simple Cycle 3.3. Hasil Perhitungan Daya Pada Sistem PLTG dengan Mechanical Refrigeration Pada rancangan ini kondisi temperatur udara yang masuk pada kondisi ISO untuk gas turbin dengan temperatur sebesar 15 o C dan tekanan udara sebesar bar. Udara lalu dikompresikan oleh kompresor dengan rasio tekanan 24:1 dan masuk ke ruang bakar untuk direaksikan dengan bahan bakar gas menghasilkan temperatur masuk turbin gas sebesar 1154 o C. Gas buang yang dihasilkan memiliki temperatur sebesar 465 o C. Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Daya Pada Sistem PLTG dengan mechanical refrigeration Nama apparatus Energi [kw] Daya terserap Gas Inlet Daya bruto yang dihasilkan Konsumsi daya Daya net yang dihasilkan Generator Kompressor Kompresor Generator Tabel 3.2 Efisiensi Isentropik Pada Apparatus Apparatus Efisiensi Isentropik % Generator 95 Turbin Gas 4 90 Kompresor 2 90 Kompresor Dari hasil perhitungan diketahui secara keseluruhan PLTG dengan mechanical refrigeration hasil rancangan memiliki keluaran daya total sebesar kw atau 24 MW. = 42% Maka efisiensi pada siklus PLTG dengan mechanical refrigeration adalah 42 % Gambar 3.2 PLTG simple Cycle Tempo Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya PLTG Apparatus Energi [kw] Daya terserap Gas Inlet Daya bruto yang dihasilkan Generator Konsumsi daya auxiliary - - Daya net yang dihasilkan Dengan diketahuinya daya yang masuk ke sistem pada ruang bakar dan daya yang dihasilkan pada generator dari tabel 3.1 dan 3.3, maka efisiensi dapat dihitung dengan persamaan, = 36% Maka efisiensi pada siklus PLTG dengan mecganical refrigeration dan siklus PLTG simple cicle masing masing sebesar 42% dan 36%. Efisiensi dari PLTG dengan mecganical refrigeration lebih tinggi dibandingkan efisiensi PLTG simple cycle disebabkan dengan jumlah bahan bakar yang sama, daya yang dibangkitkan oleh PLTG dengan mecganical refrigeration inlet air 15 0 C lebih besar dibandingkan PLTG simple cycle 33 0 C sehingga efisiensi pun lebih tinggi. Gambar 3.3 Perbandingan Efisiensi 6

7 Analisis Kebutuhan Lahan Gambar 3.4 Perbandingan Daya Output Analisis Heat Rate Heat rate merupakan nilai kalor bahan bakar yang digunakan pada pembangkit listrik untuk membangkitkan listrik per-satuan daya. Heat rate merupakan bentuk lain untuk menganalisis efisiensi dari suatu pembangkit. Efisiensi dalam bentuk prosentase merupakan biangan non-dimensional sedangkan heat rate merupakan bilangan dimensional dengan satuan kj/kwh, kcal/kwh, atau BTU/kWh. Jenis Pembangkit PLTG Simple Cycle PLTG dengan Mechanical Refrigeration Heat rate = Tabel 3.4 Nilai Heat Rate Pembangkit Heat rate kj/kwh kcal/kwh BTU/kWh Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pada proses simulasi, LHV dari bahan bakar gas alam diasumsikan dan diinput pada software yang kemudian menghasilkan laju aliran massa gas bahan bakar yang masuk ke sistem pembangkit. Dengan asumsi LHV sebesar kj/kg, maka dari hasil simulasi didapat bahwa laju aliran massa gas adalah nilai kebutuhan bahan bakar gas yaitu sebesar 1.55 kg/s atau sebesar 1.63 ton/jam. Apabila efisiensi ruang bakar diperhatikan, maka nilai kebutuhan bahan bakar perlu dibagi dengan nilai efisiensi ruang bakar. Apabila efisiensi ruaang bakar diasumsikan 95%, maka nilai kebutuhan bahan bakar gas menjadi: / / / / / Untuk melakukan perhitungan kebutuhan lahan, diperlukan dimensi dimensi dari peralatan peralatan PLTGU. Untuk itu penulis menggunakan referensi dari peralatan PLTGU yang ada di pasaran dan asumsi. Untuk turbin gas, dimensi mengacu kepada dimensi turbin gas Titan 250 buatan Solar Turbines yang memiliki performa mirip dengan gas turbin pada rancangan ini. Dimensi dari turbin gas sebesar: - Panjang : 10.3 m - Lebar : 3.7 m - Tinggi : 3.6 m - Luas : m 2 Untuk mechanical refrigeration dibutuhkan : - Panjang : 7 m - Lebar : 8 m - Tinggi : 2 m - Luas : 56 m 2 Pembangunan lain-lain (ruang kontro, parkir, kantin dll) - Luas : 200 m 2 Jadi kurang lebih lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dengan mechanical refrigeration adalah sekitar kurang lebih 300 m Analisis Finansial Biaya Pembangunan dan Operasional pembangkit Listrik Dalam referensi yang didapat (US Energy Information Administration, 2013), didapati besarnya biaya pada EPC Cost, Fixed Operation & Maintenance, dan Variable Operation & Maintenance pada Pembangkit Listrik tenaga Gas. Tabel 3.5 Biaya Pembangunan dan Operasional Pembangkit Listrik Jenis Pembangkit EPC Cost US$/kW Fixed Operation & Maintenance US$/kWyear Variable Operation & Maintenance US$/MW/h PLTG (US Energy Information Administration, 2013) 7

8 Dengan mengasumsikan bahwa pembangkit listrik beroperasi faktor kapasitas 80% dan harga gas alam sebesar US$ 6/MMBTU (Nasrullah & Suparman, 2011). Berikut ini hasil perhitungan biaya pembangkit listrik; Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Biaya Pembangkit Listrik Parameter Nilai Nett Daya Pembangkit (kw) 24,000 Heat Rate (BTU/kWh) 8, ,469,353,52 EPC Cost (Rp) 4 Fixed O & M (Rp/tahun) Variable O & M (Rp/tahun) Biaya Bahan Bakar (Rp/tahun) Total Biaya Operasional Tahunan (Rp/tahun) US$ 1 = Rp 11,000 1,858,560,000 6,660,403,200 90,644,677,426 99,163,640,626 Total biaya operasional selama 1 tahun sebesar Rp.99,163,640,626 yakni penjumlahan antara EPC Cost, Fixed Operation & Maintenance, dan Variable Operation & Maintenance. Untuk biaya EPC perhitungan sudah termasuk kepada biaya mechanical refrigeration sebesar Rp 5,353, Tabel 3.7 Parameter - Parameter Analisis Finansial Parameter Nilai Project lifetime (Tahun) 20 Tarif Penjualan Listrik (Rp) 1,180 Porsi Pinjaman (%) 65 Porsi Ekuitas (%) 35 Interest Rate (%) 13.5 Rate of Return (%) 18 Grace Period (tahun) 2 Repayment Period (tahun) Hasil Analisis Finansial Setelah melakukan perhitungan cast flow dalam excell didapat hasil analisis finansial meliputi Weighted Average Cost of Capital, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Payback Period: Tabel 3.8 Hasil Analisis Finansial Parameter Nilai Weighted Average Cost of Capital (%) Net Present Value (Rp) 22,224,867,654 Internal Rate of Return (%) Payback Period (tahun) Perbandingan biaya pemakaian listrik PLN dengan PLTG mandiri Sebelum membandingkan biaya dan penghematan yang didapat, sebelum pembahasan tersebut perlu diketahui komponen tarif listrik, Tabel 3.9 Komponen Tarif Listrik Komponen Biaya Unit Energi (Rp/kWh) Recovery Cost O & M Fixed Cost Fuel Cost O & M Variable Cost Total Tarif Tabel 3.10 Biaya Listrik UI Sumber Listrik Biaya (Rp) PLN (Rp1,350/kWh) 227,059,200,000 Pembangkit Listrik Mandiri (Rp1,180/kWh) 198,466,560,000 Penghematan 28,592,640,000 Dari data data pada Tabel 3.10 bisa dilihat bahwa pembangunan pembangkit listrik mandiri di Universitas Indonesia yang berupa pembangkit listrik Tenaga Gas dengan sistem pendingin mechanical refrigeration menghasilkan daya sebesar 24 MW layak dibangun dan memenuhi kebutuhan listrik kampus Universitas Indonesia. Dari Tabel 3.9 didapatkan biaya pokok untuk membangkitkan listrik sebesar Rp494.74, jauh dibawah harga yang dijual oleh PLN sebesar Rp1,350. Namun untuk mendapatkan nilai finansial yang bagus, harga listrik yang dijual oleh pembangkit listrik mandiri tidak bisa hanya seharga biaya pokok, namun harus dijual seharga Rp1,180. Walaupun demikian, penghematan yang didapatkan oleh Universitas Indonesia dalam hal biaya listrik sudah cukup besar seperti yang tercantum pada Tabel Yaitu sebesar Rp. 28,592,640,000 (dua puluh delapan milyar lima ratus sembilan puluh dua juta enam ratus empat puluh ribu rupiah) atau sebesar 12.6% penghematan. Nilai penghematan ini didapatkan dengan mengasumsikan Universitas Indonesia mengurangi daya yang dipakai dari PLN sebesar daya yang dapat dibangkitkan pembangkit listrik mandiri selama 7008 jam per tahunnya. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan Dari hasil studi mengenai kebutuhan listrik Universitas Indonesia dan hasil rancangan pembangkit listrik tenaga gas uap dapat disimpulkan: 8

9 1. Hingga tahun 2025, Universitas Indonesia memerlukan tambahan daya listrik hingga 44,897 KVA dengan pasokan listrik tambahan hingga tahun 2015 direncanakan untuk ditambahkan dengan total daya 23,150 kva, sehingga dari tahun daya listrik yang dibutuhkan sebesar KVA. 2. Perancangan PLTG paling layak dalam memenuhi kebutuhan listrik di kampus Universitas Indonesia dilihat dari keandalan sistem PLTG, ketersediaan bahan bakar, potensi air sebagai pendingin serta lokasi yang memadai. 3. Untuk menaikan daya output agar sesuai kemampuan original dari manufaktur turbin gas, maka perancangan PLTG di desain dengan sistem pendingin mechanical refrigeration. 4. Pemilihan Refrigerant pada sistem pendingin mechanical refrigeration adalah Ammonia (R717) dikarenakan penyerapan energi besar, ramah lingkungan dan harga relatif lebih murah. 5. Hasil simulasi PLTG dengan mechanical refrigeration dengan konfigurasi poros tunggal dengan menggunakan software cycle tempo dan parameter parameter desain yang digunakan pada tulisan ini menghasilkan daya bersih 24 MW dan memiliki efisiensi pembangkit sebesar 42 %. 6. Penggunaan sistem pendingin mechanical refrigeration turbin gas menghasilkan penambahan daya sebesar 3 MW dan dapat meningkatkan efisiensi pembangkit sebesar 6 % dari PLTG simple Cycle. 7. Pada sistem pendingin mechanical refrigeration menghasilkan daya kompresor kw, dan kapasitas pendingin sebesar kw serta COP sebesar Analisis finansial didapat hasil weighted averagecost of capital pada pembangunan ini sebesar sebesar %, NVP sebesar Rp.22,224,867,654, IRR atau Internal Rate of Return pada hasil analisis finansial menunjukan % dengan kata lain bernilai positif atau menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan keberlanjutan investasi. Serta pengembalian modal atau pay back period sebesar 3.33 tahun, bernilai waktu yang tidak terlalu lama untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam. 9. Pembangunan pembangkit listrik mandiri di Universitas Indonesia layak dibangun dari segi finansial didapat penghematan biaya Rp. 28,592,640,000 (dua puluh delapan milyar lima ratus sembilan puluh dua juta enam ratus empat puluh ribu rupiah) atau sebesar 12.6% penghematan dalam pengeluaran biaya kelistrikan Saran Apabila pembangunan PLTG untuk Universitas Indonesia akan dilanjutkan, maka penulis memberikan beberapa saran untuk perancangan tahap selanjutnya: 1. Diperlukan pengambilan kondisi nyata dari temperatur dan tekanan udara pada lokasi yang akan dibangun karena besarnya pengaruh kondisi udara terhadap performa turbin gas. 2. Diperlukan perancangan dan perhitungan losses yang detil disetiap komponen PLTG dan mechanical refrigeration 3. Memperhatikan parameter parameter pada perancangan ini ataupun parameter parameter yang dikembangkan dari perancangan ini. 5. Daftar Acuan Breeze, P. (2005). Power Generation Technologies. Oxford: Newnes. Cohen, H., Rogers, G., & Saravanamuttoo, H. (1996). Gas Turbine Theory (4th edition). Essex: Longman. Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral. (2007). Neraca Gas Indonesia Jakarta: Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral. El-Wakil, M. M. (1988). Powerplant Technology. Singapore: McGraw-Hill. Garniwa, I., Ardita, I., Sudiarto, B., Widyanto, A., Hudaya, C., Djemingan, U.,... Prayitno, B. (2010). Rencana Induk Sistem Kelistrikan Universitas Indonesia - Periode Universitas Indonesia, Depok. Grote, K.-H., & Antonsson, E. (2008). Springer Handbook of Mechanical Engineering. New York: Springer. (2014, 6 16). Retrieved from Kiameh, P. (2002). Power Generation Handbook. McGraw-Hill Professional. Nasrullah, M., & Suparman. (2011). Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir Dan Fosil Dengan Mempertimbangkan Aspek Lingkungan US Energi Information Administration. (2013). Updated Capital Cost Estimates for Utility Scale Electricity Generating Plants. Washington D.C: US Department of Energi. 9

10 Arora, C.P., Refrigeration and Air Conditioning. New Delhi: McGraw Hill Wang, Shan K., Handbook of Air Conditioning and Refrigeration. New York: McGraw Hill Kavanaugh, Stephen P HVAC Simplified. Atlanta: American Societry of Mechanical Engineering Abdurahman. (2011). Analisis Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dalam Mendukung Sistem Ketenagalistrikan Universitas Indonesia Hingga Tahun Jakarta: Universitas Indonesia. Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral. (2007). Neraca Gas Indonesia Jakarta: Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral. (n.d.). Retrieved Juni 10, 2014, from naturalgas.org: 10

STUDI PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DENGAN SISTEM PENDINGIN UDARA MASUK GAS TURBIN DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DENGAN SISTEM PENDINGIN UDARA MASUK GAS TURBIN DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DENGAN SISTEM PENDINGIN UDARA MASUK GAS TURBIN DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK UNIVERSITAS INDONESIA Yusuf Satria Prihardana, Agung Subagio, Yulianto Sulistyo

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN PLTGU SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI PERANCANGAN PLTGU SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PERANCANGAN PLTGU SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK UNIVERSITAS INDONESIA Adlian Pratama, Agung Subagio, Yulianto S. Nugroho Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1 ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1 Ir Naryono 1, Lukman budiono 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007 Mei 2008 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Kampus IPB, Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin 15 o C Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU UBP PRIOK

Perencanaan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin 15 o C Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU UBP PRIOK Perencanaan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin 15 o C Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU UBP PRIOK Agung Subagio¹ ᵃ, Budihardjo, Rivaldo Garchia¹ Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System 32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 Anwar Ilmar,ST,MT 1,.Ali Sandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR 49 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR Bambang Setiawan *, Gunawan Hidayat, Singgih Dwi Cahyono Program Studi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang

Lebih terperinci

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008 TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 007/008 Siklus Kompresi Uap Ideal (A Simple Vapor-Compression Refrigeration Cycle) Mempunyai komponen dan proses.. Compressor: mengkompresi uap menjadi uap bertekanan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik Ika Shanti B, Gunawan Nugroho, Sarwono Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari sudut pandang enjinering, pengoperasian sebuah hotel tidak terlepas dari kebutuhan akan sumber daya energi antara lain untuk penerangan dan pengoperasian alat-alat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 1. Sebuah mesin mobil mampu menghasilkan daya keluaran sebesar 136 hp dengan efisiensi termal 30% bila dipasok dengan bahan bakar yang

Lebih terperinci

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi

Lebih terperinci

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin

Lebih terperinci

EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808 ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808 Muhammad Hasan Basri * Abstract The objectives of study to describe

Lebih terperinci

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 HASIL PENGUJIAN KESTABILAN SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika 38 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk., yang berlokasi di Wisma Indah Kiat, Jl. Raya Serpong km

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap *Eflita Yohana

Lebih terperinci

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22 PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI Azridjal Aziz (1), Yazmendra Rosa (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0

BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0 BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0 3. SIKLUS KALINA 2 MW Sistem siklus Kalina 34 atau (KCS 34) digunakan dalam pembuatan pembangkat daya dan dirancang oleh Dr. Alexander Kalina yang

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket. SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011 No Minggu ke 1 1-2 20 Feb 27 Feb Materi Tujuan Ket. Pendahuluan, Jenis dan Contoh Aplikasi system Refrigerasi Siswa mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan

Lebih terperinci

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

PENDINGINAN KOMPRESI UAP Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4 PROSES PENCAIRAN NATURAL GAS ALAM) Lilis Harmiyanto. SST* ) Abstrak Unit refrigeration adalah suatu unit proses pendinginan untuk mendapatkan suhu yang rendah dari pada suhu embient, sering pendinginan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN GAS ALAM MENGGUNAKAN SISTEM KOGENERASI DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS) TESIS ROBI H.SEMBIRING 07 06 17 33 45 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN ANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN A.P. Edi Sukamto 1), Triaji Pangripto P. 1), Sumeru 1), Henry Nasution ) 1)

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal. 11-18 ISSN 0216-7395 ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM Ahmad Farid * dan Royan Hidayat Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktifitas manusia berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD HANIF BADARUS SAMSI (2108100091) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD Contoh aplikasi di bidang pengobatan biomedis yang membutuhkan temperatur -20 C untuk penyimpanan sampel CFC mengandung ODP

Lebih terperinci

APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK

APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK Ahmad Wisnu Sulaiman 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa Termal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi pengambilan data merupakan ilmu yang mempelajari metodemetode pengambilan data, ilmu tentang bagaimana cara-cara dalam pengambilan data. Dalam bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI Dosen Pembimbing : Ir. Joko Sarsetiyanto, MT Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada kondensor disistem spray drying ini telah dilaksanakan pada bulan desember 2013 - maret 2014 di Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34

BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34 BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34 4.1 KCS 34 HUSAVIC, ISLANDIA Pembangkit daya sistem siklus Kalina yang telah berjalan dan dilakukan komersialisasi didunia, yakni yang berada di negara Islandia. Akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC)

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC) CHRISNANDA ANGGRADIAR (2109 106 036) Dosen Pembimbing Ary Bachtiar Khrisna Putra, ST, MT, Ph.D STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC) Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE

ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE TUGAS AKHIR TM141585 ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE RYAN HIDAYAT NRP. 2112100061 Dosen Pembimbing Bambang Arip

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA

DOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM KOMPRESI PENDINGIN ABSORPSI DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL PADA KAPAL NELAYAN IKAN MENGGUNAKAN REFRIGERANT AMMONIA-WATER (NH 3 -H 2 O) DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN APLIKASI REFRIGERASI SIKLUS GAS PADA KENDARAAN DENGAN STUDI KASUS PADA GRAND LIVINA 2007

KAJIAN KELAYAKAN APLIKASI REFRIGERASI SIKLUS GAS PADA KENDARAAN DENGAN STUDI KASUS PADA GRAND LIVINA 2007 Prosidin g SN AT IF Ke-3 T ahun 2016 ISBN: 978-602-1180-33-4 KAJIAN KELAYAKAN APLIKASI REFRIGERASI SIKLUS GAS PADA KENDARAAN DENGAN STUDI KASUS PADA GRAND LIVINA 2007 Rianto Wibowo Program Studi Teknik

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR). AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR). Mohammad khatib..2411106002 Dosen pembimbing: Dr. Ridho Hantoro,

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk., yang berlokasi di Wisma Indah Kiat, Jl. Raya Serpong Km 8

Lebih terperinci

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Properti Termodinamika Refrigeran Untuk menduga sifat-sifat termofisik masing-masing refrigeran dibutuhkan data-data termodinamik yang diambil dari program REFPROP 6.. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

Kajian Sistem Pendinginan Udara Masuk Turbin Gas Untuk Menaikkan Daya Output Turbin Gas Pada PLTG Gilimanuk yang Beroperasi 24 Jam

Kajian Sistem Pendinginan Udara Masuk Turbin Gas Untuk Menaikkan Daya Output Turbin Gas Pada PLTG Gilimanuk yang Beroperasi 24 Jam Kajian Sistem Pendinginan Udara Masuk Turbin Gas Untuk Menaikkan Daya Output Turbin Gas Pada PLTG Gilimanuk yang Beroperasi 24 Jam Indra Syifai Program Studi Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal * ANALISA EFEKTIFITAS PENAMBAHAN MEDIA AIR KONDENSAT PADA AC SPLIT 1,5 PK TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI (EER) Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT M. Nuriyadi, Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 2,November 16 PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL M. Nuriyadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata

Lebih terperinci

FARID NUR SANY DOSEN PEMBIMBING: ARY BACHTIAR KRISHNA PUTRA, ST, MT, Ph.D

FARID NUR SANY DOSEN PEMBIMBING: ARY BACHTIAR KRISHNA PUTRA, ST, MT, Ph.D FARID NUR SANY - 2106 100 154 DOSEN PEMBIMBING: ARY BACHTIAR KRISHNA PUTRA, ST, MT, Ph.D LATAR BELAKANG SUHU BUMI MENINGKAT TINGKAT KENYAMANAN MANUSIA MENINGKAT KEBUTUHAN TERSEDIANYA ALAT PENDINGIN UDARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Refrigerasi ejektor tampaknya menjadi sistem yang paling sesuai untuk pendinginan skala besar pada situasi krisis energi seperti sekarang ini. Karena refregerasi ejector

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA OLEH : MUHAMMAD KHAIRIL ANWAR 2206100189 Dosen Pembimbing I Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 HASIL PENGUJIAN STEADY SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci