ANALISIS STRUKTUR NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRUKTUR NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE"

Transkripsi

1 ANALISIS STRUKTUR NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE Norma Febianti Permana, Christanto Syam, Agus Wartiningsih Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur intrinisik yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye dan pengimplementasian pembelajaran unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripstif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye terdapat unsur intrinsik yang terdiri dari tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengajaran bahsa Indonesia di sekolah khususnya untuk mengajar siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik pada sebuah novel. Kata Kunci: analisis, struktur, novel Abstract: This research aimed to describe the intrinsic elements contained in the novel Ayahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye and implementing learning intrinsic elements contained in the novel Ayahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye against Indonesian subjects at school. The method used in this study is descriptive method. Based on the analysis of data can be concluded that the novel Ayahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye there is an intrinsic element consisting of theme, plot, background, characterizations,viewpoint, language style, and mandate. Results from this study are expected to be used as the teaching of Indonesian in schools, especially to teach students to analyze the elements intrinsic to a novel. Keyword: analysis, structure, novel U nsur Intrinsik merupakan unsur pembangun yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik mencakup tema, latar, alur, penokohan, gaya bahasa dan amanat. Unsur ini berfungsi sebagai pembeda faktor-faktor kebahasaan, penulis dapat menjadikan unsur ini sebagai pengatur alur cerita atau tulisannya. Fungsi unsur intrinsik adalah sebagai parameter setiap tulisan yang bersifat naratif, eksposif, deskriptif, dan seterusnya. Setiap novel memunyai struktur yang berbeda-beda. Misalnya, struktur novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya tere Liye akan berbeda dengan novel lain yang diciptakan oleh Tere Liye, meskipun diciptakan oleh satu pengarang. Berbicara mengenai struktur, dalam 1

2 sebuah novel terdapat struktur yang membangun novel tersebut menjadi novel yang baik dan utuh. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini memfokuskan pada unsur intrinsik dalam karya sastra dengan pendekatan struktural yaitu menelaah karya sastra yang terlepas dari pengarang dan pembacanya dan dilakukan secara intrinsik atau dari dalam karya sastra itu sendiri. Dengan pertimbangan bahwa di dalam karya sastra terdapat unsur intrinsik sehingga penulis dapat melakukan penelitian terhadap novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye karena peneliti ingin mengetahui bagaimana tema, latar, perwatakan, amanat, gaya bahasa dan sudut pandang yang merupakan unsur yang membangun dari novel tersebut. Dalam penelitian ini, pertama penulis menganalisis tema yang merupakan bagian dasar cerita dan hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Menurut Scharbach (dalam Aminuddin, 2013:91) tema berasal dari bahasa latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakan. Kedua, alur merupakan jalan cerita untuk mengetahui secara mendalam mengenai tahapan-tahapan cerita. Menurut Aminuddin (2013:83) bahwa alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Nurgiyantoro (2013:209) menyatakan bahwa yang membedakan tahapan plot menjadi lima bagian yaitu tahap situation, tahap Generating Circumstances, tahap Rising Action, tahap Climax, dan tahap Denouement. Ketiga, latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan sosial budaya yang digunakan dalam suatu cerita. Menurut Kosasih (2012:38) latar atau setting adalah tempat dan waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya cerita ataupun pada karakter tokoh. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca atau penikmat hasil karya sastra dapat menikmati karya sastra tersebut secara realistis. Keempat, penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Menurut Aminuddin (2013:79-80) bahwa para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peran yang berbeda-beda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama di sebut tambahan atau pemantu. Kelima, sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Menurut Aminuddin (2013:90) bahwa sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Sudut pandnag dibagi menjadi tiga bagian yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang serba tahu. Keenam, gaya bahasa merupakan cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya melalui bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu. Aminuddin (2013:72) 2

3 mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Tarigan (1985:6) mengatakan bahwa gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan. Ketujuh, amanat merupakan pesan moral yang terkandung dalam karya sastra. Menurut Kosasih (2012:71) amanat adalah ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Untuk menemukan amanat tersebut tidak cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf, melainkan harus menghabiskan sampai tuntas. Karena amanat itu tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Menurut Nurgiyantoro (2013:429) bahwa moral adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita. Banyak novel yang ditulis oleh Tere Liye diantaranya Kisah Sang Penandai, ELIANA (Serial Anak-Anak Mamak), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, PUKAT (Serial Anak-Anak Mamak), BURLIAN (Serial Anak- Anak), Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, Senja Bersama Rosie, Mimpi-Mimpi Si Patah Hati, Cintaku Antara Jakarta & Kuala Lumpur, dan The Gogons Series 1. Dari beberapa novel tersebut penulis memilih novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye karena novel ini merupakan novel inspiratif. Menurut penulis banyak hal yang dapat dijadikan inspirasi dan motivasi dari novel tersebut. Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye mengajarkan bagaimana hidup bersyukur dalam keadaan apapun, bekerja keras, tidak mudah putus asa, bersikap sabar, menghormati kedua orang tua, dan lain sebagainya. Penelitian tentang unsur intrinsik ini berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran novel mengenai unsur intrinsik pada siswa disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMA semester 1. Standar kompetensi mendengarkan, 5. Memahami pembacaan novel. Kompetensi dasar 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel. Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas, guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai sumber belajar di dalam kelas. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif karena sebagian besar laporan penelitian dilakukan dengan menggambarkan suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan. Menurut Suryabrata (2013:75) bahwa tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat populasi atau daerah tertentu. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Bentuk penelitian kualitatif digunakan karena data dianalisis satu persatu, apa adanya sesuai dengan sifat data yang alamiah. Unsur intrinsik dikaji 3

4 dan diuraikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat dan tidak berbentuk angka maupun mengadakan perhitungan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Karena kajian pendekatan struktural menitikberatkan pada unsur intrinsik karya sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta, pada April Novel ini berjumlah 298 halaman. Data dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik yang terdiri dari tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, dan amanat yang berupa kalimat-kalimat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumenter. Karena penulis menggunakan novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye sebagai sumber data yang dijadikan dokumen dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam teknik pengumpul data yaitu membaca novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye secara intensif, mengidentifikasi data berdasarkan permasalahan penelitian,mengklasifikasikan data berdasarkan permasalahan penelitian, menguji keabsahan data berdasarkan permasalahan penelitian. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai instrumen kunci. Kedudukan penulis sebagai instrumen kunci dalam penelitian ini yaitu sebagai perencanaan, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsiran data, dan sebagai pelopor hasil penelitian. Selain itu, digunakan juga kartu pencatat data yang bersisi catatan-catatan dari hasil membaca Novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Setelah data terkumpul, perlu diuji keabsahannya. Adapun langkahlangkah dalam menguji keabsahan data yaitu ketekunan pengamatan, triangulasi, kecukupan referensi,dan pemeriksaan teman sejawat. Setelah data diuji keabsahannya, penulis melakukan teknik analisis data dengan langkah-langkah yaitu membaca data yang telah diuji keabsahannya, mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang mencerminkan unsur-unsur intrinsik, dan menyimpulkan hasil penelitian sehingga diperoleh deskripsi tentang unsur-unsur intrinisik pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tema Contoh kutipan. Sejak kecil, bahkan sejak aku belum bisa diajak berbicara, Ayah sudah suka bercerita. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menemaniku, membaca buku-buku (Liye, 2011:12). Kutipan di atas menggambarkan peristiwa bahwa sejak kecil bahkan sejak tokoh Aku belum dapat diajak berbicara, Ayah sudah suka bercerita. Ayah selalu menemani dan menghabiskan waktu untuk bercerita dengan membaca berbagai buku yang dimilikinya. 4

5 Kasih sayang dalam kutipan tersebut tampak dari sosok seorang Ayah yang selalu menemani tokoh Aku dengan bercerita meskipun tokoh Aku masih kecil bahkan belum dapat berbicara. Ayah tidak pernah kehabisan akal untuk dapat bercerita. Selalu ada cara yang ia lakukan agar dapat bercerita dan menemani anaknya. Ketika halaman buku-buku itu habis, meski sudah membeli buku-buku terbaru dari toko dan meminjam seluruh tumpukkan buku di perpustakaan, Ayah mulai mencomot begitu saja dongeng dari langit-langit kamar. (Liye,2011:12). Kutipan di atas menggambarkan bahwa ketika Ayah telah habis membaca buku-buku cerita yang dimilikinya dari membeli di toko buku dan meminjam di perpustakaan, Ayah tidak kehabisan akal untuk dapat bercerita. Ayah mulai memanfaatkan situasi yang ada di sekitar misalnya membuat cerita dari langitlangit kamar. Kasih sayang dalam kutipan tersebut tampak pada sosok seorang Ayah yang tidak ingin berhenti bercerita agar selalu dapat menemani anaknya. Ketika buku-buku yang dimilikinya telah habis dibaca, ia memanfaatkan keadaan sekitar agar selalu dapat bercerita dan menemani anaknya. Alur Contoh kutipan. 1. Tahap Penyituasian (Situation) Aku berhenti memercayai cerita-cerita Ayah ketika umurku dua puluh tahun. Maka malam ini, ketika Ayah dengan riang menemani anakanakku, Zas dan Qon, menceritakan kisah-kisah hebatnya pada masa mudanya, aku hanya bisa menghela napas tidak suka (Liye,2011:5). Kutipan di atas menggambarkan pengenalan situasi awal cerita yaitu tokoh aku mulai tidak percaya kepada cerita ayahnya ketika dewasa berumur dua puluh tahun. Ketika itu tokoh aku telah memunyai dua orang anak bernama Zas Dan Qon. Pada suatu malam Ayah dengan riang menemani kedua anaknya untuk bercerita pengalamannya. Namun, tokoh aku tidak menginginkan kedua anaknya mendengarkan cerita-cerita Ayah. 2. Tahap Pemunculan Konflik (generating circumstance) Tiga puluh tahun lalu. Kau sudah mengantuk Dam? Ayah tertawa menatapku. Aku menggelek kuat-kuat. Tidak. Aku pasti bertahan menunggu siaran langsung ini. Tadi pagi, seluruh teman di sekolah sibuk meributkan pertandingan ini, bertengkar membela klub kesayangan masing-masing. (Liye, 2011:8). 5

6 Kutipan di atas menggambarkan bahwa tiga puluh tahun lalu Dam berusia remaja dan akan menyaksikan pertandingan sepak bola di layar kaca yang menayangkan klub kesayangannya. Berita tentang pertandingan tersebut telah membuat teman-teman di sekolahnya ribut dan bertengkar untuk membela klub kesayangan masing-masing. 3. Tahap Peningkatan Konflik (rising action) Isi surat itu pendek saja, orang tua Zas dan Qon dipanggil kepala sekolah. Sudah dua hari berturut-turut anak itu bolos sekolah. Hari pertama mereka pulang lebih cepat sebelum lonceng berbunyi. Hari kedua bahkan mereka sejak pagi tidak masuk. (Liye, 2011:218). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Dam yang merupakan orang tua dari Zas dan Qon mendapat surat panggilan dari kepala sekolah. Yang isinya menyatakan bahwa sudah dua hari berturut-turut kedua anaknya bolos sekolah. Hari pertama mereka pulang sebelum waktunya pulang sekolah. Dan hari kedua mereka tidak masuk sekolah. Ketika Dam membaca surat itu ia sangat marah kepada kedua anaknya dan Ayah. Ia menganggap bahwa gara-gara tertarik mendengarkan cerita-cerita Ayah kedua anaknya sampai bolos sekolah. 4. Tahap Konflik (climax) Eman bulan Ayah tinggal bersama kami. Malam ini semua harus berakhir. Masih segar dalam ingatanku, aku mengancam dua bulan lalu setalah Zas dan Qon bolos tiga hari berturut-turut, agar ia berhenti bercerita di bawah atap rumahku. Malam ini, saat penat lepas pulang dari perjalanan jauh, mendapati anak-anakku sedang mencari tahu kata Akademi Gajah di dunia maya, aku akan membuat keputusan tegas. (Liye, 2011:277). Kutipan di atas menggambarkan kemarahan Dam yang tidak dapat lagi menahan rasa sabarnya untuk menghadapi Ayah yang terus bercerita hingga membuat kedua anaknya bolos sekolah. Ketika pulang dari perjalanan jauh, tanpa sengaja ia melihat kedua anaknya sedang mengakses Akademi Gajah. Ia tidak ingin kedua anaknya sibuk dengan cerita-cerita Ayah, padahal usia mereka baru delapan tahun. Dam hanya ingin kedua anaknya sibuk dengan pendidikannya, bukan sibuk mencari tahu kebenaran cerita Ayah. Keputusan malam itu ialah keputusan Dam mengusir Ayahnya dari rumah meskipun sang istri Taani tidak menyetujui. Dengan perginya Ayah dari rumah membuat Zas dan Qon mulai terbiasa tanpa kehadiran kakek mereka dan juga cerita-cerita bohongnya. Meskipun ayah tidak lagi tinggal satu atap bersama keluarga Dam, namun Taani dan kedua anaknya dapat mengunjungi Ayah kapan saja, memberi makanan, dan mengurus Ayah di rumah kecilnya. 5. Tahap Penyelesaian (denouement) 6

7 Aku melangkah di atas keramik putih. Tiba di ranjang operasi. Kondisi Ayah menyedihkan. Tubuh kurus tua itu terkulai lemah di atas tempat tidur. Matanya redup. Napasnya tidak teratur. Maafkan ayah, Ayah berkata lirih, menatap gerakan tanganku. (Liye, 2011: ). Kutipan di atats menggambarkan kondisi kesehatan Ayah yang sudah tidak baik lagi dan terbaring lemas di temapat tidur. Dengan suara yang pelan ia meminta maaf kepada Dam sambil menatap gerakan tangannya. Dengan keadaan seperti itu, membuat Dam merasakan kesedihan dan seketika itu kebenciannya kepada Ayah berangsur hilang. Sakit yang diderita Ayah membuat ia harus menghembuskan nafas terakhirnya. Hingga pada pagi hari proses pemakan Ayah dilaksanakan. Latar Contoh kutipan. 1. Latar Tempat Aku semakin tersengal memperhatikan dari ujung ruangan. Dan di rumah ini, aku tidak akan membesarkan Zas dan Qon dengan dusta seperti yang dilakukan Ayah dulu kepadaku. (Liye, 2011:7). Teks di atas mencerminkan peristiwa tokoh aku yang tidak menyukai sang ayah berada di rumahnya dan ia juga tidak menginginkan kedua anaknya tumbuh besar bersama-sama dengan ayahnya karena ia telah menganggap sang ayah adalah seorang pendusta. Latar tempat pada kalimat di atas digunakan oleh pengarang untuk menggambarkan suasana di ujung ruangan, dimana tokoh aku merasakan kekesalannya melihat kedua anaknya bercengkrama dengan ayahnya. Bahkan, ia tidak mengizinkan kedua anaknya tumbuh besar bersama ayahnya yang telah dianggap seorang pemdusta olehnya. 2. Latar Waktu Esok harinya sekolah libur. Latihan klub renang dimulai sejak pagi. Apa yang kau inginkan? aku bertanya dingin. Kau mengakui kalau kau memang pengecut. Jarjit juga tidak kalah dingin. (Liye, 2011:65). Teks di atas menggambarkan keesokan harinya ketika sekolah libur. Latihan klub renang dimulai sejak pagi hari. Latar waktu dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong digunakan pengarang untuk menunjukan peristiwa keesokan harinya ketika sekolah libur. Latihan klub renang dimulai sejak pagi hari. 3. Latar Sosial 7

8 Perkelahianku dengan Jarjit pagi itu terhitung serius. Kami berkelahi di belakang gedung sekolah (jadi tidak ada teman yang bergegas melapor pada guru). Ia dan kameradnya mengeroyokku. Lima lawan satu. Tubuhku jadi sansak, pelipisku berdarah. (Liye, 2011:63). Teks di atas menggambarkan terjadinya perkelahian antara tokoh aku dengan Jarjit dan teman-temannya di belakang gedung sekolah. Jarjit dan teman-teman mengeroyok tubuhnya hingga tokoh aku mengalami luka di pelipis. Latar sosial dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong digunakan pengarang untuk menunjukan tidak baiknya hubungan kekerabatan antar teman sekolah. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya perkelahian yang melibatkan siswa-siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Mereka memunyai masingmasing kelompok berteman, bahkan ada yang tidak memunyai teman sama sekali sehingga dirinya terbiasa mendapat ejekan dari teman-teman lainnya. Penokohan Contoh kutipan. 1. Tokoh Utama a. Dam Apakah apel emas itu sungguhan, Yah? Aku menimang-nimang salah satu apel di piring. Ayah terbatuk, menoleh. Kau bertanya apa, Dam?. Eh, apel emas Lembah Bukhara. Yah. Apakah Ayah pernah membaca buku tentang cerita itu? Maksudku, apakah cerita itu ada di buku-buku dongeng? Aku buru-buru memperbaiki, yang justru semakin merusaknya. Kau tidak menuduh Ayah berbohong, kan? Ayah bertanya tajam. Bukan itu maksudku, Yah. Aku menelan ludah. (Liye, 2011: ). Kutipan di atas menggambarkan Dam yang bertanya kepada Ayah tentang cerita Lembah Bukhara. Ia meragukan cerita Ayah setelah membaca buku yang ditemukannya di perpustakaan Akademi Gajah. Namun, pertanyaannya itu telah membuat Ayah tersinggung. Dengan kejadian tersebut ada banyak pertanyaan dalam pikirannya, dugaan hatinya, tetapi ia memutuskan untuk menjawab secara sederhana. Menurutnya cerita-cerita Ayah merupakan cara Ayah untuk memdidiknya. 2. Tokoh Tambahan a. Ayah Sejak kecil, bahkan sejak aku belum bisa diajak berbicara, Ayah sudah suka bercerita. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menemaniku, membaca buku-buku. Ketika halaman buku-buku itu habis, meski sudah membeli buku-buku terbaru dari toko dan meminjam seluruh tumpukkan buku di perpustakaan, Ayah mulai mencomot begitu saja dongeng dari langit-langit kamar. (Liye, 2011:12). 8

9 Kutipan di atas menggambarkan sejak kecil bahkan sejak tokoh Aku belum bisa diajak berbicara, Ayah sudah suka bercerita. Ia selalu menemani dan menghabiskan waktu untuk bercerita dengan membaca berbagai buku yang dimilikinya. Ia selalu menemani tokoh Aku dengan membaca berbagai buku. Jika Ayah telah habis membaca semua buku-buku yang dimilikinya, Ayah tidak pernah kehabisan akal untuk tetap bercerita. Ayah memanfaatkan situasi yang berada di sekitar untuk memulai ceritanya. Ketika ia telah habis membaca buku-buku cerita yang dimilikinya dari membeli di toko buku dan meminjam di perpustakaan, Ayah tidak kehabisan akal untuk dapat bercerita. Ayah mulai memanfaatkan situasi yang ada di sekitar misalnya membuat cerita dari langit-langit kamar. b. Ibu Bergegas Dam, kau sudah terlambat. Sambil mengomel Ibu memasukan celana dan kacamata renangku ke dalam kantong plastik, mencari sepatu, sekaligus meneriakiku yang masih berkutat memasang seragam sekolah. (Liye, 2011:19). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Dam terlambat ke sekolah. Sehingga Ibu mengomel sambil memasukan celana dan kacamata renangnya ke dalam kantong plastik, mencari sepatu, sekaligus meneriakinya yang masih berkutat memasang seragam sekolah. Hal ini Ibu lakukan karena ia peduli dengan Dam. Ia tidak ingin anaknya terlambat sekolah. Dan selepas pulang sekolah anaknya harus latihan renang. Sehingga ia membantu memasukkan celana dan kacamata renangnya ke dalam kantong plastik, dan mencari sepatu. c. Jarjit Jelas sudah, Jarjit membenci kau karena setiap hari dia dibandingbandingkan dengan kau. Belum lagi papa Jarjit selalu bilang keluarga kau keluarga terhormat, keluarga yang baik, menyuruh Jarjit menghargai kau, ayah, dan ibu kau seperti menghargai keluarga sendiri. (Liye, 2011:67). Kutipan di atas menjelaskan bahwa seseorang menceritakan kepada tokoh utama mengapa Jarjit membencinya. Menurutnya Jarjit begitu membencinya karena ia dibanding-bandingkan dengan tokoh utama oleh papanya yang mengatakan bahwa keluarga tokoh utama merupakan keluarga terhormat dan baik. Jarjit harus menghormatinya seperti menghormati ayah, ibu dan tokoh utama yang bernama Dam. d. Taani 9

10 Hanya Taani yang tahu semua-semua cerita Ayah tentang sang Kapten. Aku dengan bangga menunjukkan surat hebat bersampul biru itu, sambil wanti-wanti agar ia tidak bilang ke siapa-siapa. (Liye, 2011:76). Kutipan di atas menjelaskan bahwa tokoh aku hanya menceritakan semua cerita Ayah kepada Taani. Ia percaya bahwa Taani tidak akan menceritakan ke siapa-siapa lagi. Namun, semua cerita tersebut diketahui oleh teman tokoh utama yang lainnya. Sehingga ia menganggap Taani yang menceritakan kembali kepada teman yang lain. Meskipun Taani mengaku tidak melakukannya namun tokoh utama tetap tidak percaya. e. Retro Ayahku pernah ke lembah ini. Aku membaca lagi beberapa paragfar, benar, meski hanya membaca sekilas, repot menghalau tangan Retro. Semua detail cerita yang ada dalam buku tua ini cocok dengan cerita Ayah. Ini cerita Ayah: Apel Emas Lembah Bukhara. (Liye, 2011:133). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ketika itu Retro membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah. Tiba-tiba tokoh utama menanyakan buku apa yang dibaca Retro. Ketika ia melihat judul bukunya, ia mengatakan kepada Retro bahwa Ayahnya pernah pergi ke lembah yang ada di cerita buku itu. f. Johan Benarkah sang Kapten nanti akan menemui Ayah kau, Dam? katanya ayah kau teman baik dia? Benarkah itu kawan? Wajah Johan penasaran bercampur antusiasme. (Liye, 2011:88). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Johan bertanya kepada tokoh utama tentang sang Kapten. Menurut informasi yang diterimanya bahwa sang Kapten akan menemui ayah dan merupakan teman baiknya juga. Namum pertanyaan Johan tidak dijawab oleh tokoh utama. g. Sang Kapten Ayah benar, sang Kapten menjadi inspirasi terbesarku. Aku berlatih dua kali lebih bersemangat dibanding anggota klub lain, datang lebih awal pulang paling akhir. Aku tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah, semangat mengayuh sepeda, selalu mengerjakan tugas rumah yang diberikan Ibu, bah aku mengiyakan ide Ayah agar mengisi waktu senggang dengan bekerja. (Liye, 2011:51). Kutipan tersebut menjelaskan bahwa dengan menjadikan sang Kapten sebagai inspirasi tokoh aku, ia menjadi anak yang rajin. Ia tidak lagi datang terlambat latihan renang, tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah, 10

11 semangat mengayuh sepeda, selalu mengerjakan tugas rumah yang diberikan Ibu, bah ia mengiyakan ide Ayah agar mengisi waktu senggang dengan bekerja. h. Zas Apakah cerita-cerita kakek itu benar, Pa? Zas bertanya, matanya bekerjap-kerjap ingin tahu. (Liye, 2011:188). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Zas bertanya kepada papanya tentang kebenaran cerita kakek. Zas bertanya demikian karena ia tidak menemukan cerita-cerita kakek dimanapun. i. Qon Qon tahu, Qon tahu, bungsuku beringsut menyikut kakaknya, yang jago melewati tiga bek lawan sekaligus kan, Kek?. (Liye, 2011:6). Kutipan di atas menjelas bahwa kegembiraan Qon mendengarkan cerita kakeknya. Ia mengetahui bahwa yang diceritakan kakeknya adalah pemain sepak bola. Sehingga ia mengatakan bahwa pemain sepak bola itu dapat bermain dengan baik yaitu dengan melewati tiga bek lawan sekaligus. Sudut Pandang Contoh kutipan 1. Sudut Pandang Orang Pertama Aku berhenti memercayai cerita-cerita Ayah ketika umurku dua puluh tahun. Maka malam ini, ketika Ayah dengan riang menemani anakanakku, Zas dan Qon, menceritakan kisah-kisah hebatnya pada masa mudanya, aku hanya bisa menghela napas tidak suka. (Liye, 2011:5). Pengarang menggunakan kata aku sebagai sudut pandang orang pertama dalam cerita. Teks di atas menggambarkan aku yang mulai tidak memercayai semua cerita ayah. Ketika ayah bercerita bersama kedua anaknya, tokoh aku di sini menunjukan bahwa tidak menyukai cerita-cerita ayah dengan menghela napas penuh kekesalan. 2. Sudut Pandang Orang Ketiga Drama setengah jam itu berakhir. Zas dan Qon akan terbiasa. Mulai besok saat bangun mereka akan terbiasa tanpa kehadiran Kakek di meja makan. Taani akan mengerti. Aku hanya mengembalikan situasi seperti enam bulan sebelumnya. Ayah kembali ke rumah kecil itu. Taani tetap bisa mengunjungi Ayah kapan saja, mengirim makanan, mengurus Ayah, membawa Zas dan Qon. Aku tidak keberatan dengan itu. (Liye, 2011:281). 11

12 Pengarang menggunakan kata ganti Ayah sebagai sudut pandang orang ketiga. Teks di atas menampilkan cerita tokoh Ayah. Berdasarkan teks di atas pengarang menampilkan tokoh Ayah yang harus pergi dari rumah anaknya karena tidak ingin kedua cucunya selalu mendengar cerita-cerita darinya. Ayah kembali ke rumahnya ketika ia masih tinggal bersama istri dan anaknya. Meskipun demikian, sang anak tetap mengizinkan istri dan kedua anaknya untuk mengunjungi Ayah kapan saja, mengirim makanan, mengurus Ayah, membawa kedua anaknya Zas dan Qon. 3. Sudut Pandang Serba Tahu Ayah beranjak dari kursi dengan perasaan jengkel. Pelayan restoran yang menerima pesanan Ayah tidak menjanjikan maksimal tiga puluh menit sup hangat itu sudah sampai, tapi ini sudah satu jam. Terlalu. (Liye, 2011:14). Pengarang menggunakan kata Ayah sebagai sudut pandang serba tahu. Berdasarkan teks di atas, pengarang menunjukkan bahwa seolah-olah mengetahui apa yang dirasakan atau perasaan tokoh Ayah ketika sup pesanannya terlambat datang hingga satu jam. Gaya Bahasa Contoh kutipan 1. Gaya Bahasa Perbandingan Kerongkonganku tercekat, dadaku menyempit, seperti ada yang terenggutkan. (Liye, 2011:11). Teks di atas merupakan gaya bahasa perumpamaan karena terdapat terdapat kata-kata yang dibandingkan dengan kata seperti. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat Kerongkonganku tercekat, dadaku menyempit, seperti ada yang terenggutkan. Pada kalimat tersebut kata seperti digunakan untuk menyatakan bahwa kerongkongan tercakat, dada menyempit itu diperbandingkan dengan kata terenggutkan seolah-olah kerongkongan tercakat dan dada menyempit karena terkena sesuatu. 2. Gaya Bahasa Pertentangan Bulu kudukku ikut berdiri, ikut merasakan atmosfer teriakan yang membahana di kangit-langit stadion. Sang kapten tersenyum. (Liye, 2011:10). Teks tersebut termasuk gaya bahasa hiperbola karena terlalu melebihlebihkan sesuatu hal. Terlihat pada kata kalimat Bulu kudukku ikut berdiri, ikut merasakan atmosfer teriakan yang membahana di kangit-langit stadion. 12

13 Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh Aku merasakan bulu kuduknya merinding karena mendengar teriakan suara penonton di stadion yang begitu ramai dan nyaring. 3. Gaya Bahasa Pertautan Hanya bilang, selamat malam, dua monster kecil di rumah ini ingin berkenalan dengan Anda, namanya Zas dan Qon. (Liye, 2011:62). Teks di atas merupakan gaya bahasa eponim karena menggunakan nama yang biasa dihubungkan denagan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. Hal tersebut dapat dilihat pada kata monster dimaksudkan untuk menyatakan keberanian yang dimiliki dua anak kecil tersebut untuk berkenalan dengan seseorang. 4. Gaya Bahasa Perulangan Dua puluh tahun akademi ini berdiri. Dua puluh tahun menjadi kepala sekolah, belum pernah ada murid yang berani berbohong kepadaku. (Liye, 2011:119). Teks di atas merupakan gaya bahasa repetisi karena terdapat perulangan kata yang dianggap penting yang memberikan penekanan pada sebuah konteks yang nyata yang terlihat pada kata dua puluh tahun. Pengulangan kata tersebut untuk menegaskan bahwa pada saat itu sudah dua puluh tahun akademi berdiri. Sudah dua puluh tahun juga tokoh Aku menjabat sebagai kepala sekolah akademi Amanat Contoh kutipan. Aku hendak mendorong dada Jarjit yang sengaja menusuk-nusukkan tongkatnya kedadaku. Angin kencang. Aku menelan ludah, mendongak menatap bendera yang berbunyi kelepak-kelepak. Terkadang cara membalas terbaik justru dengan tidak membalas. Aku hanya menyegir tipis menatap Jarjit. Aku tidak akan tergoda menanggapinya. (Liye, 2011:24). Kutipan di atas menggambarkan bahwa dengan sengaja Jarjit menusuknusukkan tongkatnya kedada tokoh Aku. Tetapi, tokoh Aku tidak memperdulikan perlakuan Jarjit kepadanya. Ia hanya tersenyum dan tidak menanggapi perlakuan Jarjit. Amanat pada kutipan di atas menjelaskan bahwa tidak perlu membalas perlakuan buruk seseorang dengan perlakuan yang sama. Karena manusia yang baik dan berhati sabar tidak akan pernah membalas perlakuan jahat yang diberikan kepadanya. Bahkan untuk menanggapinya pun tidak sama sekali. 13

14 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye adalah sebagai berikut.(1) Tema, yaitu rasa sayang yang tulus seorang ayah kepada anaknya yang terpendam. (2) Alur yang dibagi menjadi lima bagian, meliputi situation, Dam berhenti memercayai cerita Ayah ketika berumur dua puluh tahun. Generating circumstances, tiga puluh tahun lalu Dam berusia remaja dan akan menyaksikan pertandingan sepak bola di layar kaca. Rising action, Dam yang merupakan orang tua dari Zas dan Qon mendapat surat panggilan dari kepala sekolah. Climax kemarahan Dam kepada Ayah yang terus bercerita hingga membuat kedua anaknya bolos sekolah. Denouement kondisi Ayah terbaring lemas di tempat tidur. (3) Latar yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latar tempat (teras rumah, Lembah Bukhara, Akademi Gajah, sekolah, halaman sekolah, kolam renang, perpustakaan, rumah sakit, pemakaman, stadion, kamar tidur, rumah, ruang keluarga, dan stasiun). Latar waktu (malam hari, satu jam, minggu depan, dini hari, setelah berbulan-bulan, lima belas detik, pukul tiga dini hari, esok hari, semalam, setengah jam, dua hari lalu, dua minggu lalu, sore hari, sebulan terakhir, pagi hari, sepuluh detik, enam bulan berlalu, dua hari lalu, seminggu kemudian, tiga tahun, setahun, dan dua tahun). Latar sosial yaitu kehidupan masyarakat di kota yang masih memerhatikan dan peduli terhadap sesama. kepedulian dan sikap tenggang rasa antar sesama masayarakat. Hal ini dapat dilihat ketika Ayah meninggal dunia banyak pelayat yang datang sambil memberikan kalimat pujian untuk Ayah dan mengucapkan kalimat ikut berdukacita atas meninggalnya Ayah. (4) Penokohan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama (Dam). Tokoh tambahan (Ayah, Ibu, Taani, Jarjit, Retro, Johan, sang Kapten, Zas, dan Qon). (5) Sudut Pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang serba tahu. (6) Gaya Bahasa yang terdiri dari gaya bahasa perbandingan (perumpamaan, personifikasi, dan depersonifikasi). Gaya bahasa pertentangan (hiperbola, sarkasme, sinimisme, ironi, klimaks). Gaya bahasa pertautan (eponim). Gaya bahasa perulangan (repetisi). (7) Amanat yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye adalah tidak perlu membalas perlakuan buruk seseorang dengan perlakuan yang sama. Karena manusia yang baik dan berhati sabar tidak akan pernah membalas perlakuan jahat yang diberikan kepadanya. Pembelajaran novel mengenai unsur intrinsik pada siswa disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMA semester 1. Standar kompetensi mendengarkan, 5. Memahami pembacaan novel. Kompetensi dasar 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel. Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas, guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai sumber belajar di dalam kelas. 14

15 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk guru.hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan materi pembelajaran. Karena dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas XII semester 1 terdapat aspek mendengarkan. Dengan standar kompetensi memahami pembacaan novel. Dan kompetensi dasar menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel. Dan juga penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk peneliti-peneliti lain. Selain itu, peneliti lain dapat menjadikan novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye sebagai suatu objek penelitian lebih lanjut atau berkaitan dengan aspek yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Kosasih, E Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Liye Tere Ayahku (Bukan) Pembohong. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 15

TUGAS MENGULAS NOVEL

TUGAS MENGULAS NOVEL TUGAS MENGULAS NOVEL Disusun oleh : Nama : Naily Malichah No Absen : 16 Kelas Mapel : 8D : Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Salaman Tahun Pelajaran 2014/2015 Ulasan Novel Amelia 1. Identitas Novel a. Judul

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye yang telah diuraikan dalam pembahasan, diperoleh simpulan yang terdiri atas simpulan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan bahasa didasarkan pada alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat yang berupa bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif seseorang yang merupakan hasil pikiran dari pengarang untuk menghasilkan karya sastra tersebut. Perkembangan sastra

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2 1. Bacalah kutipan cepen berikut! Pagi hari ini adalah hari pertama di Kota Yogyakarta buat seorang Revanda. Dia dan keluarganya

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya terhadap materi pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Tahapan Alur dalam Novel Ayahku bukan Pembohong Karya Tere Liye dan Implikasinya. Oleh

Tahapan Alur dalam Novel Ayahku bukan Pembohong Karya Tere Liye dan Implikasinya. Oleh Tahapan Alur dalam Novel Ayahku bukan Pembohong Karya Tere Liye dan Implikasinya Oleh Alamsyah Munaris Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: alamalamsyah461@gmail.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci

ASPEK MOTIVASI DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ASPEK MOTIVASI DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ASPEK MOTIVASI DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: Ayukuning11@gmail.com

Lebih terperinci

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM) AZAN PERTAMA DENDY (Penulis : IDM) Jam menunjukkan pukul 10.30, suasana ruang kelas dua SD Negeri Watambo menjadi ramai. Setiap anak saling mendahului untuk keluar dari kelas. Ibu guru wali kelas dua hanya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

Stupid Love. June 21 st, 2013

Stupid Love. June 21 st, 2013 Stupid Love June 21 st, 2013 Sepasang mata biru terangnya menatapku lekat. Aku menggigit bibir bawahku, menahan kalimat yang tidak ingin aku katakan. Tapi aku harus. Aku harus mengatakannya. Emosiku sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Fiction. John! Waktunya untuk bangun! Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Dewi Pujawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA

ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA Oleh: Meiti Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Macun.meti@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

NILAI MORAL TOKOH UTAMA NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X

NILAI MORAL TOKOH UTAMA NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X NILAI MORAL TOKOH UTAMA NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X Oleh: Agus Pujiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Ika Yuliastuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan telah diatur

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

Dulu di lapangan hitam, kalo kakak PSB teriak, Kekuataaannn kita akan jawab,

Dulu di lapangan hitam, kalo kakak PSB teriak, Kekuataaannn kita akan jawab, It s All About Us Dulu di lapangan hitam, kalo kakak PSB teriak, Kekuataaannn kita akan jawab, Lima belas! Lima belas! Lima belas! Dan aku gak pernah nyangka, kalau setelah hari itu, kita sudah terikat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang II. LANDASAN TEORI 2.1.Kemampuan Mengapresiasi Cerpen 2.1.1 Pengertian Apresiasi Secara leksikal, appreciation apresiasi mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian

Lebih terperinci

Liburan 63. Bab 6. Liburan

Liburan 63. Bab 6. Liburan Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Widiasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Dibalik perjuangan seorang PAPA Dibalik perjuangan seorang "PAPA" Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah

Lebih terperinci

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah

Lebih terperinci

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Oleh : Wawan Priyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer? tanyanya saat aku One - Deshi Angin yang semilir, bergerak dalam diam, malu-malu menelusup masuk melalui jendela kamar yang memang di biarkan terbuka oleh sang pemilik. Jam dinding yang bertengger indah di sisi sebelah

Lebih terperinci

ANALISIS TEMA DAN LATAR NOVEL KELANA CINTA SYAFIYYA KARYA FITRIA PRATIWI

ANALISIS TEMA DAN LATAR NOVEL KELANA CINTA SYAFIYYA KARYA FITRIA PRATIWI ANALISIS TEMA DAN LATAR NOVEL KELANA CINTA SYAFIYYA KARYA FITRIA PRATIWI SKRIPSI Oleh MARIA ANJELINA NIM 080320717119 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN, MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN, DAN TEKNIK MENULIS CERITA SINGKAT

BAB II PEMBELAJARAN, MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN, DAN TEKNIK MENULIS CERITA SINGKAT BAB II PEMBELAJARAN, MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN, DAN TEKNIK MENULIS CERITA SINGKAT 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Cerpen dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Berdasarkan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia 10/16/13. Rela Berbagai, Ikhlas Memberi

Bahasa Indonesia 10/16/13. Rela Berbagai, Ikhlas Memberi ANALISIS CERPEN Kelas XII Bahasa Semester 1 2 Standar Kompetensi 3. Memahami cerita pendek, novel, dan hikayat Kompetensi Dasar 3.1. Menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam cerita pendek 3 Indikator

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3 Nyai Ontosoroh Heny Marwati Pagi yang terasa panas. Matahari sepertinya terlalu cepat memunculkan sinarnya. Kulihat ayam jantan mulai malas untuk mengumandangkan suaranya membangunkan warga Boerderij Buitenzorg.

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nadia Astikawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiika89unyiil@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas Juli Milik kita Hanya ada dua kali dalam satu tahun Kebahagiaan yang luar biasa bagi kita Kerinduan yang sekian lama terpendam, kini terbayar juga Cuti kenaikan tingkat, dari tingkat 2 menuju tingkat 3

Lebih terperinci

SHAINA BARENO. 9 Butterflies. (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

SHAINA BARENO. 9 Butterflies. (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com SHAINA BARENO 9 Butterflies (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com 1 INSPIRASI DARI KEPOMPONG Senja itu, saya duduk di bawah pohon mangga berbuah lebat di taman samping rumah, sambil

Lebih terperinci