PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF PADA MATERI LAJU REAKSI DI PRODI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS JAMBI
|
|
- Susanto Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF PADA MATERI LAJU REAKSI DI PRODI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS JAMBI DEVELOPMENT OF INSTRUMENTS AFFECTIVE ASSESSMENT IN THE MATERIAL REACTION RATE IN CHEMICAL EDUCATION COURSES FKIP JAMBI UNIVERSITY Haryanto* Universitas Jambi * haryantoisnadi@gmail.com ABSTRACT The assessment process is usually done so far is only able to describe the increase in the ability of students in the cognitive aspects. This research aims to develop affective assessment instruments in an reaction rate material which includes five characteristics that aspects of attitudes, interests, self-concept, values, andmorals. This research resulted in a product form of the material assessment instrument in which the reaction rate is valid according to experts. The instrument used in this study is the validation sheet material and design experts, observation sheets affective assessment and student selfassessment questionnaire. Validation is done by one of the experts in materials and design with good value. After the deviceis validatedandrevised, then the nextis doneon thei mplementation ofthe second semester of2014/2015student. From the analysis conducted on the assessment of affective aspects of attitudes, interests, self-concept, assessment obtained during one session with very good category of 2.82%, good 55.55%, 33.33% is quite good and less good 8.3%. At the category of very good value asfek 86.11%, 13.88% good, fairly good, less good and bad 0% further moral asfek obtained very good category 83.33%, 16.66% good, fairly good, less good and bad 0%. The conclusion is affective assessment instruments developed can be used to measure the affective aspects of students. Keywords: Development, Instrument, Affective Assessment ABSTRAK Proses penilaian yang biasa dilakukan selama ini hanya mampu menggambarkan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam aspek kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian afektif pada materi laju reaksi yang mencakup lima karakteristik yaitu aspek sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Penelitian ini menghasilkan produk berupa perangkat instrumen penilaian pada materi laju reaksi yang valid menurut ahli.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi ahli materi dan desain, lembar observasi penilaian afektif dan angket penilaian diri mahasiswa.validasi dilakukan oleh satu orang ahli materi dan desain dengan nilai baik.setelah perangkat divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya dilakukan implementasi pada mahasiswa semester genap tahun 2014/2015. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap penilaian afektif aspek sikap, minat, konsep diri, diperoleh penilaian selama satu kali pertemuan dengan kategori amat baik 2,82 %, baik 55,55%, cukup baik 33,33% dan kurang baik 8,3%.Pada asfek nilai kategori amat baik 86,11 %, baik 13,88%, cukup baik, kurang baik dan tidak baik 0 % selanjutnya asfek moral diperoleh kategori amat baik 83,33 %, baik 16,66%, cukup baik, kurang baik dan tidak baik 0%. Kesimpulannya adalah instrumen penilaian afektif yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur aspek afektif mahasiswa. Kata Kunci: Pengembangan, Instrumen, Penilaian Afektif 451
2 1. PENDAHULUAN Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan,dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadian. Dengan proses pendidikan diharapkan adanya keberhasilan yang dicapai. Hal ini didukung oleh instansi pendidikan yang kompeten, kurikulum yang bermutu, materi pendidikan yang berbobot, tenaga pendidik yang profesional, lingkungan masyarakat yang turut berperan, serta tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang. Penerapan pendidikan afektif di Perguruan Tinggi haruslah dilakukan melalui pendekatan yang khusus, artinya tidak dapat disamakan dengan pendekatan pendidikan afektif bagi kelompok remaja yang duduk di tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena anak remaja yang dianggap belum dewasa masih dapat dikendalikan secara penuh oleh orang tua maupun dosen yang merupakan faktor afektif terbesar dalam hidup mereka [1]. Sehingga penerapan ranah afektif di dalam proses pendidikan terasa akan lebih mudah. Sedangkan bagi kelompok mahasiswa yang dianggap sudah dewasa, penerapan ranah afektif harus melalui strategi khusus agar dapat memberikan dampak yang nyata bagi perjalanan hidup selanjutnya sebagai warga masyarakat. Dalam prakteknya, dampak domain afektif di bidang pendidikan lebih sering diabaikan oleh para peneliti.hal ini disebabkan karena mereka beranggapan bahwa domain afektif sangat sulit diukur dan memiliki ketergantungan dengan faktor-faktor lain seperti faktor ekonomi, politik, sosial-budaya serta faktor psikologis atau kehidupan pribadi [2].Di pihak lain, domain afektif sesungguhnya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap domain kognitif [3], sehingga luaran dari penerapan domain afektif sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan permasalahan tersebut diwujudkan dengan mengaplikasikan bidang garapan pengembangan dalam bentuk instrumen penilaian afektif.dalam pengembangan perangkat penilaian afektif perlu dipahami konsep tentang pengukuran ranah afektif dan konsep tentang pengembangan instrumen penilaian afektif. Sejak disusunnya taksonomi oleh Benyamin Bloom pada tahun 1956, maka tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: (a) Ranah Kognitif memuat perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berpikir, (b) Ranah Afektif memuat tentang perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi,seperti minat, sikap, apresiasi, dan penyesuaian diri, dan (c) Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti menari, menggambar, menggunakan komputer, dan mengoperasikan mesin. Domain afektif menurut taksonomi Bloom memiliki beberapa 452
3 tingkatan, yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organizing, dan characterization by avalue atau value complex [3]. Secara rinci domain afektifmemiliki tingkatan-tingkatan sebagai berikut (Tabel 1). Tabel 1. Tingkatan-tingkatan Domain Afektif menurut Taksonomi Bloom Tingkatan Receiving (attending) Responding Valuing Organization Characterization by value (value complex) Sub tingkatan Awareness, Willing to receive, controlled (selected attention) Acquiescence in responding, willingness to repond, satisfaction in response Acceptence of value (penerimaan terhadap nilai-nilai yang di anut), preferensi nilai, komitmen Conceptualization of a value, organization of a value system Generalized set, characterization Pengembangan instrumen penilaian afektif pada materi laju reaksiini bertujuan 1) Menghasilkan produk berupa instrumen penilaian afektif yang valid dan praktis serta mencakup seluruh karakteristik ranah afektif 2) Mengetahui kualitas instrumen penilaian afektif berdasarkan aspek kevalidan dan kepraktisan pada pembelajaran materi laju reaksi. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada semester Genap tahun ajaran 2014/2015. Lokasi penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) 2.2 Objek Penelitian Objek penelitian adalah mahasiswa semester 2 tahun ajaran 2014/2015 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNJA. 2.3 Desain Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono [4]. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah langkah dalam membuat perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations (ADDIE). 453
4 2.4 Prosedur Pengembangan Adapun prosedur penggembangan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : Analisis Pendahuluan Tahapan pengembangan yang pertama adalah analisis pendahuluan.pada analisis pendahuluan terdapat dua aspek yang penting yaitu analisis kebutuhan dari instrumen penilaian afektif dan yang kedua studi literatur terkait teori-teori yang menunjang penelitian itu sendiri Desain Tahapan penelitian dan pengembangan yang kedua adalah desain produk. Pada tahap ini penulis menentukan jadwal penelitian, tim penelitian, serta spesifikasi desain instrumen yang diinginkan Pengembangan Tahapan penelitian yang ketiga adalah pengembangan produk penilaian afektif pada materi laju reaksi.adapun ini sebagai berikut : validasi instrumen penelitian, Validasi Desain, revisi desain, Uji coba dalam skala kecil, dan Angket Respon dosen 2.5 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah :Kuisioner terhadap dosen pendidikan kimia mengenai teknik penilaian afektif yang digunakan selama proses pembelajaran kimia berlangsung, Lembar validasi tim ahli, Instrumen penilaian afektif mahasiswa danlembar angket respon dosenbertujuan untuk mengukur kualitas instrumen dari segi praktikalitas. 2.6 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari pihak program studi dan data primer dalam penelitian ini berupa data validasi isi dan desain perangkat Instrumen penilaian afektifdaritim ahli, data hasil penilaian afektif melalui produk yang dirancang oleh penulis, serta data dari angket respon dosen yang diberikan kepada dosen studi kimia yang bersangkutan. 2.7 Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang dilakukan sesuai dengan instrumen pengumpulan data yaitu sebagai berikut : a. Kuisioner Dosen Kuisioer merupakan instrumen awal yang digunakan sebagai analisis kebutuhan. Data yang diperoleh bersifat kualitatif sehingga tidak menggunakan perhitungan melalui teori. 454
5 b. Analisis Validasi Teknik analisis data yang dilakukan sesuai dengan instrumen pengumpulan data yaitu sebagai berikut: 5 = Sangat baik ;4 = Baik ; 3 = Sedang ; 2 = Tidak baik ; 1 = Sangat tidak baik Menurut [1] (2008:99) analisis perhitungannya adalah: Jumlah skor kriterium (N) = Secara kontinum dapat dibuat kategori interval sebagai berikut: Tabel 2 Kriteria penilaian angket validasi materi dan desain 1,00 N 1,79 Sangat tidak baik 1,80 N 2,59 Tidak baik 2,60 N 3,39 Sedang 3,40 N 4,19 Baik 4,20 N 5,00 Sangat Baik c. Analisis data lembar observasi ranah nilai dan moral Untuk Instrumen angket penilaian Ranah Nilai menurut Juknis Penilaian Afektif memiliki jawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 1 = Repon Positif 0 = Respon Negatif Kriteria penilaian ditentukan dengan rentang yaitu 4, sebagai berikut: Sedangkan Tabel 3 Rentang skor penilaian lembar observasi ranah nilai Rentang Nilai Kriteria Nilai Amat Baik Baik 9 12 Cukup Baik 5 8 Kurang Baik 1 4 Tidak Baik untukinstrumen angket penilaian Ranah Moral menurut Juknis Penilaian Afektif memiliki jawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 1 = Repon Positif 0 = Respon Negatif Kriteria penilaian ditentukan dengan rentang yaitu 3, sebagai berikut: Tabel 4 Rentang skor penilaian lembar observasi ranah moral Rentang Nilai Kriteria Nilai Amat Baik Baik 7 9 Cukup Baik 4 6 Kurang Baik 1-3 Tidak Baik 455
6 d. Analisis data angket penilaian diri Instrumen angket penilaian diri memiliki jawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 5 = Sangat baik ;4 = Baik ; 3 = Cukup Baik; 2 = Kurang Baik; 1 = Tidak Baik Diperoleh data untuk kriteria nilai pada angket penilaian dirisebagaiberikut : Tabel 5 Rentang skor angket peilaian diri mahasiwa Rentang Nilai Kriteria Nilai Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik e. Analisis Data Angket Respon Dosen Untuk menganalisis data dari angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapan jawabannya 2. Mengkuantitatifkan setiap pernyataan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang memiliki rentang 1-5 menurut skala Likert 3. Menghitung jumlah responden (dosen) melalui pilihan jawaban pada setiap butir pernyataan 4. Menghitung jumlah nilai respon dosen tiap jawaban untuk tiap butir pernyataan dan dicari persentase dengan rumus: Keterangan: % NRD = Persentase nilai respon dosen NRD = Total nilai respon dosen R = Total pertanyaan NRD maksimum = = 5 skor pilihan terbaik 5. Menentukan kategori respon dengan mencocokan kriteria persentase nilai respon dosen menurut Riduwan (2012:15) yaitu: Rentang Nilai Tabel 6 Rentang skor angket respon dosen Kriteria Nilai Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat 456
7 6. Menghitung banyaknya kriteria sangat lemah, lemah, kuat, sangat kuat dari seluruh butir pernyataan. 7. Membuat kategori untuk seluruh butir pernyataan yaitu sebagai berikut: a. Jika dari seluruh butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat kuat dan kuat maka respon mahasiswa dikatakan positif. b. Jika dari seluruh butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat lemah dan lemah maka respon mahasiswa dikatakan negatif. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan instrumen penilaian afektif dengan uji validasi materi dan desain produk oleh ahli yang dilaksanakan sebanyak dua kali validasi dengan satu kali revisi. Revisidilakukan peneliti berdasarkan pendapat dan penilaian tim ahli terhadap materi dan desain instrumen penilaian afektif yang telah dibuat. Pada tahap ini dilakukan perbaikan perangkat instrumen penilaian afektif berdasarkan saran dan komentar dari tim ahli atau validator tersebut. Pada validasi pertama tim ahli menyampaikan saran agar seluruh karakteristik ranah afektif diterapkan dalam instrumen penilaian yang dikembangkan tersebut. Seperti diketahui bahwa karakteristik ranah afektif ada 5 (lima) ranah yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. 3.1 Pembahasan Tahap Uji Coba Produk Tahapan uji coba produk ini bertujuan untuk mengoptimalkan penilaian afektif yang diadakan pada saat proses pembelajaran serta diharapkan dapat mempermudah dosen dalam mengadakan penilaian afektif kepada mahasiswa. Uji coba produk dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36 orang mahasiswa. Karena bentuk penilaian pada instrumen penilaian afektif ini terdiri dari dua bentuk maka penjabarannya adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan Observasi Ranah Nilai dan Moral Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran materi laju reaksiberlangsung dan berjalan lancar dikarenakan setiap mahasiswa sudah diberikan nomor urut masingmasing sehingga observer tidak perlu lagi mencari namamahasiswa. Adapun kendala yang terdapat pada saat uji coba adalah banyaknya jumlah deskriptor yang harus diamati tidak sesuai dengan jumlah waktu yang ada pada saat proses pembelajaran. Padahal pengamatan sudah dilakukan oleh empat orang observer.oleh karena itu bisa dibayangkan bagaimana sulitnya menerapkan instrumen penilaian afektif ini pada kelas sesungguhnya jika hanya terdapat satu orang observer (dosen) yang mengajar. 457
8 jumlah mahasiswa Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Metode mengajar yang digunakan dosen pada saat pelaksanaan observasi ini adalah metode ceramah. Hal ini juga mempengaruhi hasil observasi karena jika metode mengajar yang diterapkan berbeda maka afektif atau sikap mahasiswa pun juga berbeda sehingga hasil observasi pun juga akan berbeda. Hal ini juga sebaiknya menjadi perhatian untuk pengembangan produk pada penelitian selanjutnya. b. Pelaksanaan Angket penilaian diri Pada jam perkuliahanberakhir mahasiswa diberikan angket penilaian diri, dengan maksud agar mereka bisa memberi penilaian atau pandangan mengenai sikap, minat, serta konsep diriinya terhadap mata kuliah kimia dasar khususnya pada materi reaksi eksoterm dan endoterm. Hasil observasi dan angket penilaian diri tersebut kemudian dianalisis dan disusun kembali sehingga didapatkan hasil akhir nilai afektif mahasiswa untuk masing-masing ranah. Perbandingan nilai komulatif mahasiswa untuk masing-masing ranah afektif dapat digambarkan sebagai berikut : Diagram Komulatif Penilaian Afektif mahasiswa prodi Pendidikan Kimia FKIP UNJA Sikap,Minat, dan Konsep diri Nilai Moral Gambar 1. Diagram Perbandingan Nilai Afektif Mahasiswa Pada Masing-masing Ranah Afektif Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa kriteria amat baik terbanyak diperoleh pada ranah nilai yaitu sebanyak 31 mahasiswa, disusul dengan ranah moral sebanyak 30 mahasiswa, dan yang paling sedikit ada pada ranah sikap, minat, dan konsep diri yaitu sebanyak 1 orang mahasiswa saja. Untuk kriteria baik terbanyak diperoleh pada ranah sikap, minat, dan konsep diri yaitu sebanyak 20 mahasiswa, disusul pada ranah moral sebanyak 6 orang, dan pada ranah nilai sebanyak 5 orang mahasiswa saja. Berbeda dari kriteria sebelumnya, untuk kriteria cukup baik hanya ditemukan pada ranah sikap, minat, dan konsep diri saja sebanyak 12 orang mahasiswa. Sedangkan pada ranah nilai dan moral tidak ditemukan mahasiswa yang tergolong kedalam kriteria 458
9 cukup baik tersebut. Selanjutnya untuk kriteria kurang baik juga ditemukan hanya pada ranah sikap, minat, dan konsep diri sebanyak 3 orang mahasiswa saja. Pada kriteria terakhir yaitu tidak baik tidak ditemukan sama sekali pada masing-masing ranah afektif. Hal ini menandakan bahwa sikap mahasiswaprodi Pendidikan Kimia FKIP UNJA tidak ada yang tidak baik. Dengan adanya hasil penilaian menggunakan instrumen penilaian afektif yang dikembangkan oleh penulis ini maka dosen dapat mengetahui dengan detail ranah-ranah afektif mana saja yang perlu mendapat perhatian lebih sehingga terjadi peningkatan pada pembelajaran selanjutnya. Selain itu, melalui angket penilaian diri mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, peka terhadap diri sendiri, dan dapat mengevaluasi sikap, minat, serta konsep dirinya sendiri terhadap kegiatan pembelajaran kimia khususnya pada materi laju reaksisehingga bisa memperbaiki diri untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. 3.2 Pembahasan Tahapan Evaluasi Produk Setelah produk diujicobakan pada kelas yang sesungguhnya, selanjutnya diadakan evaluasi dengan cara memberikan angket respon dosen terhadap penggunaan produk yang dikembangkan tersebut. Angket tersebut berisikan tujuh buah pertanyaan yang harus dijawab dosen denganmemberikan skor dengan rentang 1-5. Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa rata-rata skor adalah 4 atau masuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk jawaban cukup baik ditemukan pada pernyataan angket nomor 3 dan 7. Dengan demikian, diperoleh keterangan bahwa menurut responden instrumen penilaian afektif tersebut belum sesuai dengan waktu yang digunakan untuk penerapannya, dan juga masih belum mudah diaplikasikan dan diinterpretasikan. Banyaknya indikator yang harus diterapkan memerlukan waktu yang panjang untuk penerapan secara maksimal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian afektif tidak dapat dilakukan secara maksimal di kelas jika ingin memasukkan seluruh indikator karakteristik ranah afektif, dan diperlukan koordinasi dengan satu atau dua orang dosen lainnya atau dalam kata lain diperlukan team mengajar untuk hasil penilaian afektif yang lebih optimal. Penerapan kolaborasi dosen-mahasiswa yang bersifat kompetitif dapat pula membantu luaran di domain afektif secara optimal.strategi pembelajaran dengan melakukan kolaborasi antar pembelajar saat ini sudah dianggap sebagai sesuatu yang telah sangat lazim, namun demi mencapai luaran yang optimal, dosen dapat menerapkan strategi yang keluar dari comfort zone dengan mengajak mahasiswa berkolaborasi bersama-sama [5].Kolaborasi dalam konteks ini dapat dimasukkan ke dalam lingkup cooperative learning, sebab di dalam implementasi cooperative learning dapat menghasilkan tiga butir penting yakni pengupayaan terhadap tujuan olehsi pembelajar, 459
10 hubungan yang positif dengan sesama serta lebih sehat secara psikologis [6].Kolaborasi tersebut dapat berupa riset maupun dalam tugas yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Namun di dalam kolaborasi tersebut wajib disertakan proses kompetisi secara sehat dengan penghargaan yang dapat mengikat mahasiswa secara emosional demi mendapatkan luaran domain afektif di level penerimaan, khususnya sub level selected attention yang berarti stimulus dari mahasiswa tersebut dapat meningkat sehingga respon yang diterima juga meningkat. Menjadi mahasiswa sebagai longlife learner pembelajaran diterima tidak hanya di dalam kelas saat perkuliahan berlangsung, tetapi juga harus melakukan pencarian ilmu di luar jam pelajaran dengan sumber belajar yang bervariasi.konsep pencarian sumber pembelajaran yang luas dan mandiri dan melakukan pembelajaran layaknya sebuah benih tanaman yang terus tumbuh dan membesar disebut juga sebagai self-science [7]. Meski dalam penelitian Mc Cown dan Mc Cormick [7], self-science diarahkan kepada pendidikan anak sekolah dasar, namun dengan konsep yang sama konsep yang telah terbukti berhasil membangkitkan luaran domain afektif secara nyata tersebut juga dapat diterapkan di lingkup perguruan tinggi. Dalam strategi ini, pembelajar diajak untuk berkompetisi dengan diri sendiri dalam memecahkan sebuah masalah, membangkitkan emosi dan perasaan yang jujur dari dalam diri sendiri namun tetap dibantu oleh pengajar pada saat si pembelajar telah merasakan keterbatasan di dalam dirinya [7].Hal tersebut berarti bahwa strategi ini dapat membantu luaran domain afektif di level valuing, khususnya di sub level penerimaan nilai yang berarti bahwa seseorang akhirnya dapat menerima posisi dirinya dan posisi orang lain yang memiliki level lebih baik dari dirinya [3]. 4. PUSTAKA [1]. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R & D. Bandung: Alfabeta; [2]. Slavin, R. E. Educational psychology (8 th ed). Boston: Pearson Publ.; [3]. Krathwohl, D. E, Bloom, B.S. & Masia, B.B. Taxonomy of educational objects, theclassification of educational goals. Handbook II: Affective Domain.New Jersey: Longmans; [4]. Lynch, K., Baker, J. & Lyons, M. Affective equality. Palgrave: Macmillan Publ.; [5]. Borbye, L. Out of the comfort zone: New ways to teach, learn and assess essentialprofessional skill. Morgan & Claypool Publishers; [6]. Johnson, D. & Johnson, R.T. Cooperation and the use of technology. Di dalam Handbook of Research for Educational Communications and Technology (ed. David H. Jonassen). New York: MacMillan Publishing; [7]. Mc Cown, K. S. & Mc Cormick, A. H. Instructional-design theories and models Volume II (ed. Charles M. Reigeluth) p Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates;
STRATEGI PENERAPAN DOMAIN AFEKTIF DI LINGKUP PERGURUAN TINGGI
STRATEGI PENERAPAN DOMAIN AFEKTIF DI LINGKUP PERGURUAN TINGGI Soetam Rizky Wicaksono (soetam.rizky@machung.ac.id) ABSTRACT The application of affective education for college student can not be explicitly
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciSTRATEGI PENERAPAN DOMAIN AFEKTIF DI LINGKUP PERGURUAN TINGGI
STRATEGI PENERAPAN DOMAIN AFEKTIF DI LINGKUP PERGURUAN TINGGI Soetam Rizky Wicaksono (soetam.rizky@machung.ac.id) ABSTRACT The application of affective education for college student can not be explicitly
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model Talking Stick merupakan salah satu model yang menekankan pada keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.
1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA. Abdurrahman 1) Gardjito 2) Retni S. Budiarti 2) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA. (Artikel) Oleh DIRA TIARA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA (Artikel) Oleh DIRA TIARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 PENGARUH
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI JAMUR UNTUK SISWA SMA KELAS X MIA OLEH: FITRIA DWITA A1C411031 FAKULTAS
Lebih terperinciArtikel Ilmiah PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR BERORIENTASI PADA VOCATIONAL SKILL PRAKTIKUM BIOLOGI SMA
Artikel Ilmiah PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR BERORIENTASI PADA VOCATIONAL SKILL PRAKTIKUM BIOLOGI SMA OLEH KIKI PUTRI AMALIA A1C413028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN RANAH KOGNITIF, RANAH AFEKTIF, DAN RANAH PSIKOMOTOR PADA HUKUM OHM Sintia Dewi Arisandi, Madlazim Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA STANDAR KOMPETENSI MENGOPERASIKAN SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK DI SMK RADEN PATAH MOJOKERTO Doni Antoko S1 Pendidikan
Lebih terperinciKey Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (BUKU SISWA) MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNARUNGU BERDASARKAN STANDAR ISI DAN KARAKTERISTIK SISWA TUNARUNGU PADA SUB POKOK BAHASAN MENENTUKAN HUBUNGAN DUA GARIS, BESAR SUDUT, DAN JENIS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Raifi Wulandari 37, Sunardi 38, Arika Indah K 39 Abstract. The research aims to know the process
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN ALGADISC POKOK BAHASAN MIKROALGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TAKSONOMI MONERA DAN PROTISTA
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN ALGADISC POKOK BAHASAN MIKROALGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TAKSONOMI MONERA DAN PROTISTA OLEH : Rizky Kurnianti RRA1C412034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciJ. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) NON EKSPERIMEN UNTUK MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA N 8 MUARO JAMBI Syamsurizal *, Epinur * dan Devi Marzelina * * Program Studi Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA OLEH : Winda Amthari RSA1C412001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 67 Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Fauzi Bakri a), Razali Rasyid, Rina Dwi A. Mulyaningsih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI MAN YOGYAKARTA I
Pengembangan Instrumen Asesmen. (R.M Mirwan Sabiq) 425 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI MAN YOGYAKARTA I THE DEVELOPMENT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII 1) Rante Hanjarwati, 2) Yoso Wiyarno Universitas PGRI Adi Buana yosowiyarno@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA MATERI PLANTAE UNTUK SISWA SMA MENGGUNAKAN ECLIPSE GALILEO
Biodik Vol 2 No. 1 Juni 2016 Hal 1-6 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA MATERI PLANTAE UNTUK SISWA SMA MENGGUNAKAN ECLIPSE GALILEO DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA
Lebih terperinciErnita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA WIDYA DARMA SURABAYA THE DEVELOPMENT OF STUDENT
Lebih terperinciE-journal Prodi Edisi 1
E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA
PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA Queen Erlia Utomo, Titin Sunarti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciMELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PLATFORM GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM OPERASI DI SMK MA ARIF WONOSARI UNTUK PLATFORM ANDROID
PENGEMBANGAN PLATFORM GAME (Galang Lintar Briyan Seta) 1 PENGEMBANGAN PLATFORM GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM OPERASI DI SMK MA ARIF WONOSARI UNTUK PLATFORM ANDROID THE DEVELOPMENT OF PLATFORM
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA DEVELOPMENT OF STUDENT PERFORMANCE ASSESSMENT INSTRUMENTS FOR ASSESS
Lebih terperinciDEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL
DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL Widya Arisya Putri* Muhammad Nasir** Azizahwati** e-mail : widyaarisya@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN Susi Desnawati 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK Mitra sofina 1), Lisa Deswati 2, ) Gusmaweti 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciAbstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,
Pengembangan Modul Pembelajaran... (Jodhi Pratama) 1 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK SEBAGAI BAHAN AJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIKKELAS X JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 3 WONOSARI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PECAHAN TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 32 PADANG Bety Harlinda*, Zulfaneti**, Alfi Yunita**
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP
21-187 PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP Development Learning Asesmen Of 2013 Curriculum In Photosynthesis Concept For Junior High School
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA
PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA (DEVELOPMENT OF LABORATORY KIT AND STUDENT ACTIVITY SHEET ON REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI
Vol. 4, No. 2, pp.456-461, May 2015 PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI APPLICATION LEARNING CYCLE 7-E MODEL TO IMPROVE LEARNING
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013
KETERAMPILAN BERPIKIR LEVEL C4, C5, & C6 REVISI TAKSONOMI BLOOM SISWA KELAS X-3 SMAN 1 SUMENEP PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT THE THINKING
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS VIII SMP N 32 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS VIII SMP N 32 PADANG Rina Fonica 1), Gusmaweti 2), Lisa Deswati 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET SCIENCE LITERACY IN SUBMATTER REACTIONOF
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH OLEH NIRMA SUFITRA NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2018
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI OLEH NIRMA SUFITRA
Lebih terperinciAbstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Pada Standar Kompetensi Melakukan Instalasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) untuk Siswa Kelas XI TKJ Di SMK SM Lulinda Riska, Khairudin, Karmila Suryani
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Pengembangan Modul Teknik... (Safrudin Budi Utomo Dwi Hartanto) 1 PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DEVELOPMENT
Lebih terperinciPENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP
PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP Arnetis, Mariani Natalina dan Sri Ayuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru
Lebih terperinciTHE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT
1 THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT Ayu Hermalinda*, Herdini**, Asmadi Muhammad Noer*** Email: ayuhermalinda.ipa4@gmail.com,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
117 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 tahun 2017 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DEVELOPMENT OF GUIDED DISCOVERY STUDENTS WORK
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL Oleh : Dewi Astuti 10315244010 Pembimbing I Dr.Paidi, M.Si
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X Farida Haryati 1, Mujiyono Wiryotinoyo 2, Sudaryono 2 1 SMA N 1 Kota Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : T.KHAIRULLIA A420110136 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciAbstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI KELAS XI- MIA DI SMA MUHAMMADIYAH 4 SIDAYU-GRESIK IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE
Lebih terperinciKebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Baedhowi *) Abstrak: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan pada kompetensi (competency-based curriculum) dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BRAILLE SUBPOKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMPLB-A (TUNANETRA)
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BRAILLE SUBPOKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMPLB-A (TUNANETRA) Dimas 1, Susanto 2, Arika Indah K. 3 Abstract. One of compulsory subject taught
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA Oleh Dewi Ayu Purnamasari Iqbal Hilal Ali Mustofa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: dewiayuimany@yahoo.co.id
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN Oleh: RINDA ZURYUNITA NPM. 1210013411115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 3 KOTA JAMBI Bayu Asfadi 1), Upik Yelianti 2), Retni S Budiarti 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Rani Dwi Juniarti 1*) Sarwono 2) Danang Endarto 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciKey Words: LKS, brain based learning, aljabar operation.
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS BRAIN BASED LEARNING PADA MATERI OPERASI ALJABAR UNTUK KELAS VIII MTsN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Nandila Rezki Septia*), Zulfitri Aima**), Anna Cesaria**)
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN : Vol.2 No.3 pp September 2013
PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN 7 ICON CHEMISTRY PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA DEVELOPMENT OF MEDIA 7 ICON CHEMISTRY GAMES FOR CHEMICAL BONDING TO IMPROVE
Lebih terperinciKata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI POKOK BAHASAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI PENDEKATAN SCAFFOLDING Eren Fahrucah R dan Bambang Sugiarto Jurusan
Lebih terperinciKey Words: Discovery, module, development, one variable equations.
VALIDITAS DAN PRAKTIKALITAS MODUL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG Ifal Defami*), Rahmi**), Ratulani Juwita**) *) Mahasiswa Program Studi Pendididkan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG Oleh: IIS INDAH WIJAYANTI NIM. 13321698 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA
Pengembangan Modul Pembelajaran Berbantuan Aplikasi EveryCircuit PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI
Lebih terperinciPengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, Ion, dan Molekul SMP Islam Al Falah
Marwiyah dkk. Pengembangan Instrumen.. Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, Ion, dan Molekul SMP Islam Al Falah Development of Instrument
Lebih terperinciCorresponding Abstract. Keywords: high school chemistry lab module, problem based learning, science process skill
Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL(Problem Based Learning) Development of High School Chemistry Lab Module Based PBL(Problem Based Learning) Desy Rosmalinda 1*), Muhammad Rusdi 2), dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi satu sama lain, baik antara mahluk-mahluk itu sendiri maupun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Lingkungan hidup ialah tempat, wadah, atau ruang yang ditempati oleh mahluk hidup dan tak hidup yang saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RUBRIK BERPIKIR KREATIF SISWA MENENGAH ATAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA
Fitriani & Yarmayani p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 PENGEMBANGAN RUBRIK BERPIKIR KREATIF SISWA MENENGAH ATAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DEVELOPMENT OF RUBRIC CREATIVITY THINKING SKILL
Lebih terperinciUnnes Journal of Biology Education PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM STRUKTUR TUBUH HEWAN
Unnes.J.Biol.Educ. 4 (1) (2015) Unnes Journal of Biology Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TRAINER MIKROKONTROLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO
PENGEMBANGAN TRAINER MIKROKONTROLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO Akhmad Hariyadi Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya anehbinajaib2@gmail.com Nur Kholis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PTERIDISC POKOK BAHASAN PTERIDOPHYTA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TAKSONOMI TUMBUHAN
1 PENGEMBANGAN PTERIDISC POKOK BAHASAN PTERIDOPHYTA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TAKSONOMI TUMBUHAN Anna Nurlia 1), Bambang Hariyadi 2), Muswita, 2) Program Studi Pendidikan BIologi Universitas Jambi e-mail:
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK ANIMASI BERBASIS MOBILE LEARNING (M-LEARNING) PADA MATERI GERAK LURUS DI SMP
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.rnd.08 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK ANIMASI BERBASIS MOBILE LEARNING (M-LEARNING) PADA MATERI GERAK LURUS DI SMP Anas Pranila Paramita 1,a), Betty Zelda
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG
1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG Sal Sabilla Firdaus *), Anna Cesaria, M.Pd ** ), Anny
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Henry Ayu Kartikasari, 2) Sri Wahyuni, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MELATIHKAN KARAKTER PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMAN 1 KREMBUNG SIDOARJO IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : media, computer, RME, circle, ADDIE
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK SISWA KELAS VIII SMPN 11 PADANG Annissa Yudha Kusuma*), Rahmi**),
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN
Pengembangan Modul Pembelajaran Interaktif (Khoirul Madi) 39 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN ENGINEERING DRAWING INTERACTIVE LEARNING MODULE DEVELOPMENT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG UNTUK SMA KELAS XI
PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG UNTUK SMA KELAS XI Ria Asih Mulyani 1*), Vina Serevina 1, Raihanati 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika,
Lebih terperinciImam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT
EVALUASI PENAMBAHAN JUMLAH SKS (PRAKTIKUM) MATA KULIAH BIOTEKNOLOGI PADA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT Diana Puspita Sari 1, Bagus Ardi Saputro FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA
PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA Nahadi 1, Wiwi Siswaningsih 2, dan Entin Watiningsih 3 1, 2 Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas Pendidikan
Lebih terperinciUntuk Guru-guru MTs-DEPAG
Evaluasi Pembelajaran Fisika Untuk Guru-guru MTs-DEPAG I. Deskripsi Mata kuliah ini difokuskan untuk lebih memantapkan guru Fisika MTs agar lebih kompeten dalam merencanakan, membuat dan menganalisis asesmen.
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK
Lebih terperinciPENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO
PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO Muhamad Rozi Afrianto 1, Gusmaweti 2,Wince Hendri 2. 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
ISBN : 978-602-0951-12-6 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI REDOKS KELAS X SMA DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MULTIMEDIA TO TRAIN SCIENCE PROCESS SKILL
Lebih terperinciANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 5, No. 1, April 2016 40 ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER BIDANG BOGA (Penelitian Terbatas
Lebih terperinciRANCAN1G BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SMP. Andi Amir*, Muhammad Nasir**, Mitri Irianti**
RANCAN1G BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SMP Andi Amir*, Muhammad Nasir**, Mitri Irianti** Email : andiamir3343@yahoo.com/hp. 085319564447 ABSTRACT This research aims
Lebih terperinciPengembangan Media Pembelajaran Termoelektrik Generator sebagai Sumber Energi
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 65 Naskah diterbitkan: 30 Desember 2016 DOI: doi.org/10.21009/1.02209 Pengembangan Media Pembelajaran Termoelektrik Generator sebagai Sumber Energi Nur Tri Yono
Lebih terperinciKeywords : Worksheet, Problem Solving, Circles. PENDAHULUAN
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP ADABIAH PADANG Oleh: Nurazizah* ), Zulfitri Aima** ), Siskha Handayani** ) * ) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS
1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS Yoshe Larissa Ulfa 1, Putri Yuanita 2, Yenita Roza 3 yoshelarissa@gmail.com, put_yuanita@yahoo.co.id,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BAGI MAHASISWA PGSD UAD
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BAGI MAHASISWA PGSD UAD Mukti Sintawati PGSD FKIP, Universitas Ahmad Dahlan Email: mukti.sintawati@pgsd.uad.ac.id Abstract
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RUBRIK KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT.
PENGEMBANGAN RUBRIK KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT Silvia Fitriani 1 Abstract: Learning mathematics in Advanced Calculus courses
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT
PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT Yuliatri 1,Erman Har 1, Hendrizal 1 1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING
PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP INGIN TAHU DAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PESERTA DIDIK SMP ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan Kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga dimensi penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Lebih terperinciPengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang
Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang Wisnu Ardiansyah, Khairudin, Rini Widyastuti Program Studi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP Dewi Santi 28, Titik Sugiarti 29, Arika Indah K 30 Abstract. The research aims to know the process and
Lebih terperinciOleh: Yustin Hasna Nur Izzah dan Yusman Wiyatmo
Pengembangan PTA Sub Conducting an Experiment...(Yustin Hasna Nur Izzah) ) 111 PENGEMBANGAN PERFORMANCE TASK ASSESSMENT SUB CONDUCTING AN EXPERIMENT UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun
Lebih terperinciWindha Silviana Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Pengembangan Modul Powerpoint Pada Program Pendidikan D1 (Prodistik)... PENGEMBANGAN MODUL POWERPOINT PADA PROGRAM PENDIDIKAN D1 (PRODISTIK) UNTUK SEMESTER II DI MAN MOJOSARI Windha Silviana Program Studi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR
JURNAL JPSD Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 ISSN 2356-3869 (Print), 2614-0136 (Online) PENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Erika Nuril Izza 1, Arfilia Wijayanti 2 1,2 Program Studi
Lebih terperinciKONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS
KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com
Lebih terperinci