KORUPSI DI INDONESIA
|
|
- Yuliana Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KORUPSI DI INDONESIA OLEH: NAMA JURUSAN : GERRY HERMAWAN : D3-TI NIM : NAMA DOSEN : Irton, SE.,M.Si STIMIK AMIKOM YOGYAKART
2 UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Kasih yang telah menolong dan memberikan kekuatan serta tuntunan dalam mengerjakan tugas ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik. 2. Orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan dan doa, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. 3. Semua sahabat dan teman yang telah memberikan semangat untuk terus maju pantang menyerah. 4. Bapak dosen yang telah membimbing dan memberikan materi serta pengarahan sehingga saya bisa menyelessaikan tugas ini.
3 BAB I PENDAHULUAN I. I. Latar Belakang Di Indonesia, korupsi bukanlah suatu hal yang tidak lazim di bicarakan, bahkan sudah dijadikan bahan-bahan topic berita, tema, bahkan anak-anak kecilpun sering menyebutkan kata Korupsi walaupun sebenarnya mereka tidak tahu menahu apa arti dari kata korupsi tersebut. Korupsi, mengacu dalam istilah suatu kegiatan yang menguntungkan untuk dirinya sendiri dan merugikan orang lain, itu merupakan seklumit pernyataan sederhana tentang kata korupsi tersebut, namun dalam arti sebenarnya korupsi sudah tidak bisa dijabarkan seperti pernyataan tadi namun sudah ada contoh dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari di dalam diri masyarakat Indonesia, khususnya para pejabat atau petinggi negara yang umumnya sekarang membangga-banggakan dirinya sebagai pejabat, petinggi bahkan menganggap dirinya sebagai the leader tanpa melihat bahwa dirinya hanyalah seorang yang mengemban amanah rakyat.
4 I. II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis mencoba merumuskan masalah yang terjadi sebagai berikut : 1. Apakah bangsa Indonesia sudah terbebas dari korupsi? 2. Bangaimana cara yang baik untuk mengatasi mafia korupsi negara kita? Pendekatan Historis Sebenarnya di Indonesia sudah mengalami massa-massa krisis sejak zaman dulu bahkan sebelum zaman era Sukarno-Hatta. Krisis di Indonesia sudah ada sejak zaman orang-orang Eropa sering berkunjung ke Indonesia dan mengambil rempah-rempah seperti Portugis, Spanyol. Krisis tersebut seperti pengambilan wilayah, membeli rempah-rempah dengan murah, dan menjajah rakyat dengan memperkerjakan rakyat pribumi dengan upah yang sangat tidak manusiawi. Namun krisis tersebut adalah krisis perebutan hak dan milik antara Indonesia dengan Penjajah, namun untuk sekarang Indonesia dalam krisis negara yang korupsi para pejabatnya namun tidak hanya pejabat saja, rakyatnya pun juga ikut korupsi. Krisis korupsi sudah muncul sejak kepemimpinan Presiden Soeharto, yang mana sistem yang Otoriter yang semua wewenang hanya Presiden saja yang boleh memutuskan sedangkan rakyat hanya boleh diam tanpa tau transparasi dari kepemimpinannya. Mungkin sejak mengetahui adanya korupsi yang dilakukan oleh Soeharto, maka para pejabat sekarang menirunya, bahkan sangat merajalela, berkembang bagaikan jamur, tanpa malu, tanpa tau siapa dirinya sebenarnya, tanpa merasa
5 dosa untuk melakukan itu. Bahkan badan yang dibentuk untuk mengawasi korupsi pun bisa terkena masalah korupsi. Tidak adanya transparasi untuk rakyat mengetahui apa yang dilakukan para pejabat yang nyeleweng yang korupsi akan mengakibatkan rakyat tidak akan mempercayai semua petinggi negara dan dapat mengakibatkan banyaknya kasus-kasus antara rakyat yang melakukan tindakan kriminal, anarki hanya untuk ingin didengarkan aspirasi tentang kasus-kasus korupsi di Indonesia khususnya.
6 BAB II PEMBAHASAN II. I. Korupsi Seperti yang telah di tulis diatas, bahwa korupsi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dimana kegiatan tersebut dapat menguntungkan dirinya sendiri dan dapat merugikan orang lain. Korupsi adalah suatu tindakan yang rendah, terkutuk dan keji, kenapa? Ya karena korupsi lah satu-satunya yang paling membuat semua orang menderita hanya demi kesenangan pribadi, bukan hanya itu saja, korupsi telah menghambat segala perkembangan di suatu bangsa atau negara khususnya Indonesia ini, korupsi sudah menjadi king of topic karena saking banyaknya para pejabat-pejabat dan petinggi negara yang melakukan tindakan rendah tersebut dengan seenaknya saja tanpa takut akan hukuman karena baginya asal ada uang maka semua lancar, selesai, nyantai.. padahal uang untuk menebus kerugian negara pun menggunakan uang negara, sudah korupsi, korupsi lagi dan parahnya lagi hakim atau badan pengadilan juga tidak mau kalah untuk menunjukkan bahwa dirinya juga bisa korupsi, sebagai contoh hakim yang di beri uang tutup mulut senilai ratusan dolar bahkan sampai jutaan hanya agar si pelaku korupsi tidak dapat dihukum berat bahkan kalau bisa terbebas dari jerat hukum yang semestinya si koruptor tadi sudah ada di belakang jeruji tanpa ada fasilitas yang memadai layaknya pelaku pembunuhan, ya karena korupsi memang lebih kejam dari pembunuh, karena membunuh moral, membunuh akal, membunuh semua rakyat
7 terutama rakyat yang harusnya adalah haknnya tidak dapat merasakan karena haknya dirampas oleh si koruptor tersebut. Korupsi di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh pejabat, petinggi negara, namun rakyat pun bisa melakukan korupsi walaupun tidak separah seperti pejabatpejabat negara, seperti seorang guru yang tidak masuk kerja untuk mengajar hanya karena acara yang tidak penting itupun juga disebut dengan korupsi karena ketidakhadiran seorang guru yang harusnya mengajar murid-muridnya agar menjadi pandai akan cukup mengganggu masa depan generasi muda, walaupun banyak dijumpai sekarang bahwa murid lebih suka guru tidak datang dan akhirnya pulang daripada datang dan isinya membosankan. II. II. Akibat Korupsi Dalam Masyarakat Indonesia Semakin banyaknya krisis korupsi di Indonesia ini akan mengakibatkan semakin terpuruknya kemajuan bangsa ini, mengapa? karena merajalelanya korupsi di kalangan pejabat dan petinggi negara dapat mengakibatkan sistem pembangunan negara, kemajuan kehidupan rakyat, kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia menjadi sirna. Salah satu contoh dari tanda-tanda munculnya krisis adalah ketika Pemilu Indonesia tahun 2009, yaitu saat banyaknya rakyat yang GOLPUT atau golongan putih atau tidak akan memilih pemimpin yang mencalonkan diri. Golput itu sendiri dikarenakan ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan pemimpin, khususnya dalam pemberantasan korupsi yang semakin membudi daya di bangsa ini.
8 Ketidak kepercayaan rakyat terhadap pemimpin-pemimpin yang lama akan berdampak pada calon pemimpin baru, walaupun sudah banyaknya kalangan golput, namun tetap saja jalannya pemilu tetap berjalan lancar dengan adanya dukungan-dukungan dari rakyat masih peduli dengan nasib bangsa dengan berpartisipasi untuk memilih pemimpin, walaupun seorang artis terkenal, saudara sendiri ataupun keluarga tetap saja dipilih tanpa tau apakah calon tersebut benarbenar mengetahui tentang ilmu negara. Dari inilah, dampak-dampak buruk dari korupsi semakin terlihat, yaitu banyaknya para mahasiswa dan masyarakat berdemo, berunjuk rasa, konvoi untuk menunjukkan kekesalan dan ketidakpuasan dengan kinerja badan hukum dan presiden untuk memberantas korupsi. Banyaknya penyelewengan sumpah yang mana harusnya digunakan untuk meyakinkan tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan negara bahkan rakyat sudah tidak dijadikan pedoman lagi. Masyarakat yang harusnya ikut andil dalam penyelenggaraan negara tidak dapat ikut dikarenakan oknum-oknum yang menghalangi transparasi kasus tersebut. Korupsi menghambat bahkan mematikan kesejahreraan rakyat, membunuh moral, dan menghambat kemajuan pembangunan bangsa. Dalam hal mematikan kesejahteraan rakyat, korupsi yang dilakukan oleh pejabat yang merugikan negara bertriliun rupiah yang harusnya uang tersebut untuk segala kebutuhan rakyat digunakan untuk kesenangan pribadi, karena itu rakyat tidak dapat merasakan hak yang semestinya ia rasakan dan mengakibatkan kemiskinan yang tidak pernah habis-habisnya di Indonesia ini, kebodohan karena subsidi pendidikan juga
9 dimakan oleh koruptor-koruptor yang mengakibatkan kemajuan pendidikan memprihatinkan, banyaknya anak-anak jalanan, gelandangan, dan pengangguran. Dalam hal membunuh moral, korupsi sangatlah hal yang paling bertanggung jawab dalam hal ini, karena semakin banyaknya korupsi, maka moral masyarakat Indonesia makin bobrok dan makin terpuruk, bagaimana tidak, karena jika ingin tidak adanya krisis negara karena korupsi yang pertama di telaah adalah moral, karena dari moral lah masyarakat Indonesia dapat dinilai baik buruknya. Moral seseorang yang baik tidak akan melakukan korupsi walaupun sebutuhbutuhnya dia, dia tidak akan melakukan hal keji atau korupsi tersebut karena ia menyadari bahwa dia hanyalah pembawa amanah rakyat, dan dia adalah pelayan rakyat bukan petinggi rakyat, dan dia menyadari dampaknya kepada rakyat apabila ia melakukan korupsi tersebut, oleh karena itu apabila korupsi sudah terjadi, maka hancurlah moral bangsa yang telah dibangun sejak lama yang selama ini dipandang sebagai negara yang berpancasila tapi hanya karena sebuah uang, hanya untuk kesenangan pribadi dapat tergoda. Moral korupsi tersebut dapat menular ke semua orang dengan kenyataan banyaknya krisis Indonesia karena korupsi dari sang koruptor, tidak hanya pejabat saja, tapi juga bisa para abdi masyarakat. Dalam hal menghambat kemajuan pembangunan bangsa, salah satu contohnya adalah pendidikan, fasilitas umum, dan hak-hak rakyat dalam hukum Indonesia. Karena korupsi yang digunakan untuk kesenangan pribadi, yang mana uang yang seharusnya digunakan untuk pembangunan sekolah, beasiswa
10 pendidikan, buku, dan biaya pendidikan maka semua terhambat dan mengakibatkan banyaknya anak jalanan, gelandangan, anak-anak tidak mampu yang tidak dapat sekolah, pembangunan sekolah yang harusnya selalu di jadikan prioritas malah membuat sekolah semakin tidak layak untuk dipakai, beasiswa bagi yang tidak mampu tidak dapat dirasakan oleh anak yang tidak mampu, dan buku yang semestinya untuk menambah ilmu sesuai dengan kurikulum tidak akan bisa dirasakan oleh rakyat khususnya rakyat tidak mampu dan karen hal ini mengakibatkan kebodohan padahal mereka adalah generasi penerus yang akan menjadi pemimpin negara masa depan. II. III. Penyelesaian Krisis Korupsi di Indonesia Krisis Indonesia dalam korupsi ini sangat memprihatinkan, karena bagaimanapun juga belum ada badan hukum ataupun hukum yang dapat mengatur ini semua. Setiap akan ada issue pembentukan hukum untuk para koruptor entah kenapa issue tersebut seakan-akan hilang tanpa tahu dimana namun meninggalkan rasa kecurigaan rakyat apakah para koruptor telah membungkam para badanbadan penegak hukum? Ataukah memang hanya sekedar issue atau kabar burung saja yang tidak penting? Apakah koruptor takut dengan berita tentang hukum yang dibentuk untuk koruptor?. Seperti halnya pada issue pembentukan hukum mati untuk para koruptor, setidaknya itulah wacana yang belum lama ini terdengar, namun kemudian hilang seolah-olah ada yang menelan. Padahal apabila itu memang dibentuk, alangkah moral bangsa ini dapat diperbaiki, karena itu pertanda bahwa tidak ada ketakutan dengan para lembaga yang akan menuntut
11 atau bahkan ancaman yang akan menghampirinya. Demi hak rakyat, demi negara kenapa sulitnya membentuk hukum sepantas-pantasnya untuk koruptor, apakah hanya cukup hukuman akhirat dari Tuhan? Itu tidak akan membuat takut, tidak akan membuat jera, dan tidak akan ada kata berhenti untuk korupsi, korupsi dan korupsi. Dengan pembentukan hukum atau Undang-Undang tentang tindak korupsi, maka mungkin bisa meminimaliskan kasus krisis korupsi di Indonesia, namun perlu diingat bahwa dalam pembentukan hukum dan Undang-Undang ini rakyat haruslah tahu agar tidak adanya penyelewengan dalam pembentukannya, rakyat harus tahu dan transparan tanpa ada yang disembunyikan karena semua dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Jikalau dalam pembentukan hukum dan Undang-Undang tentang korupsi ini rakyat tidak tahu menahu, maka akan mengakibatkan banyaknya kesalah pahaman antara rakyat, dan itu pula memicu aksi-aksi demonstrasi hingga berbuat anarkis. Dalam pembentukan hukum dan Undang-Undang ini haruslah bersifat tegas, tanpa pandang bulu atau pilih kasih dan harus benar-benar memberikan efek jera kepada sang pelaku koruptor tersebut, karena apabila tidak, maka bagi koruptor tersebut tidak akan berlaku, tidak akan takut karena baginya hanya gertakan saja, dan yang penting jika ada uang maka selesai perkara. Tidak boleh ada istilah Korupsi dalam Korupsi yaitu sudah melakukan korupsi dan menebus kerugiannya dengan uang negara atau uang rakyat pula, hanya sebagai contoh. Jikalau hukum atau Undang-Undang yang dibentuk adalah hukum mati bagi koruptor, maka mungkin koruptor lihai atau bagi calon koruptor takut akan
12 melakukan ini, asal hukum dan Undang-Undang ini benar-benar diterapkan, namun tidak hanya diterapkan saja untuk koruptor tapi juga badan pengawas dan penyidik korupsi Indonesia haruslah tetap di kenakan, tidak adil apabila koruptor dipenjara, namun badan pengawas dan penyidiknya melakukan korupsi juga agar tidak ada lagi tikus-tikus rakyat. Sebelum pembentukan hukum, maka lihat dulu moral, apakah sudah baik? buruk? atau bahkan tidak karuan dan bobrok?. Semua berawal dari moral masingmasing pribadi manusia, jika moral baik maka semua baik, jika sejak awal moral tidak baik, plin-plan dan tidak yakin maka ujung-ujungnya hanya keburukan. Perbaikan moral untuk rakyat Indonesia memang sangatlah sulit, karena setiap moral manusia berbeda-beda, dan apabila Indonesia ingin membentuk moral yang seragam maka hanya akan ada perbedaan persepsi, perbedaan pandangan bahkan dapat mengakibatkan kesenjangan antara pandangan rakyat bawah dan elit. Untuk membicarakan moral, maka sudah ada dasarnya yaitu Pancasila, karena dari 5 sila dasar Pancasila mencerminkan moral rakyat Indonesia yang berketuhanan, berkemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan berkeadilan. Lima sila dasar tersebut adalah cermin dari pribadi rakyat Indonesia yang memiliki aneka budaya, etnis, suku, agama, dan lain-lain. Apabila memang berdasar dengan ke lima dasar Pancasila tersebut maka semua akan menjadi mudah tanpa akan adanya kesenjangan social dalam masyarakat dan juga apabila moral tersebut di dasari dengan Pancasila maka dia tidak akan melakukan sesuatu yang berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut.
13 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN III. I. KESIMPULAN Korupsi semakin merajalela dikarenakan tidak adanya ketegasan hukum yang berlaku untuk koruptor dan tidak adanya moral Pancasila yang terbentuk dalam pribadi masing-masing Pemberantasan korupsi di Indonesia yang tidak kunjung selesai akan mengakibatkan tumbukan krisis korupsi di Indonesia, karena korupsi apabila tidak di selesaikan sampai akarnya maka hanya akan menjadi beban bagi generasi penerus selanjutnya. III. II. SARAN Pembaca agar lebih kritis terhadap sistem hukum dan pemerintahan Indonesia dalam pemberantasan korupsi agar semua dapat berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi tidak hanya pejabat dan pembuat Undang-Undang saja.
14 DAFTAR PUSTAKA Referensi : UNI SOSIAL DEMOKRAT, "Exemplars" untuk Menumbangkan Korupsi Oleh: Limas Sutanto, sumber Kompas, 14 November 2003
Peran KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Oleh : Harrys Pratama Teguh Jumat, 25 Juni :05. Latar Belakang
Latar Belakang Pewarta-Indonesia, Perang terhadap korupsi merupakan fokus yang sangat signifikan dalam suatu Negara berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pemerintahan. Salah
Lebih terperinciKEADILAN DI NEGARA INI
KEADILAN DI NEGARA INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA Nama : NUGRAHA NANDA PRADANA NIM : 11.11.4709 Kelompok : C Program Studi : STRATA 1 Jurusan : Teknik Informatika DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinci(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)
(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan
Lebih terperinciKOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA
KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA EKA MUHAMAD NUR ROSID / 11.12.5992 KELOMPOK: I (KEADILAN) PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN: SISTEM INFORMASI DOSEN: MOHAMMAD IDRIS.P, DRS, MM LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih terperinciMAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN. Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah
MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah 1506749552 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korupsi menjadi sebuah kata yang paling sering kita dengar saat ini. Lewat berita di televisi, surat kabar, bahkan melalui pembicaraan orang di sekitar kita.
Lebih terperinci1) Nasionalis. 2) Pemberani
KOPI - Seorang presiden adalah sosok yang terpenting di Indonesia karena presiden di negara ini tak hanya berperan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Negara ini dapat menjadi
Lebih terperinciPENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab
Lebih terperinciSALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI
SALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI Oleh: ANATOMI MULIAWAN Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul ABSTRAK Pemberantasan korupsi merupakan isu yang sedang hangat di Indonesia. Rasanya semua media
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI FUNDAMENTAL NEGERI KARYA ILMIAH. Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2015.
PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI FUNDAMENTAL NEGERI KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2015 Disusun oleh: FITRA ARIFFANTO 1105110014 S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciUPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H
1 UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H A. LATAR BELAKANG Pemerintah sangat menjunjung tinggi perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya, sehingga diperlukan pemantapan-pemantapan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PANCASILA KORUPSI
TUGAS AKHIR PANCASILA KORUPSI ERICH ZULKIFLI 11.02.7991 A D III MANAJEMEN INFORMATIKA Khalis Purwanto.MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 DAFTAR ISI BAB I 1. ABSTRAK 2. Latar Belakang Masalah 3. Rumusan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.SKH A. Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan
Lebih terperinciPERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Contoh Artikel Konseptual PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI oleh Kholis Rahmat Riyadi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Korupsi adalah
Lebih terperinciGERAKAN REFORMASI. (Kuliah ke 10) 1
GERAKAN REFORMASI (Kuliah ke 10) suranto@uny.ac.id 1 Pengertian Reformasi ialah suatu gerakan untuk memformat ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi sebenarnya termasuk penyakit universal, sebab hampir seluruh negara dihinggapi penyakit ini, terlebih lagi pada negara yang sedang berkembang dikarenakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Dosen PJMK : H. Muhammad Adib Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini) OLEH: NADHILA WIRIANI (071211531003) DEPARTEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
Lebih terperinciMAHASISWA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBELA MERAH PUTIH. Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda
MAHASISWA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBELA MERAH PUTIH Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda Sejarah Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran pemuda sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara
Lebih terperinciUU. No.31 tahun 1999 dan REALISASI PELAKSANAANNYA
UU. No.31 tahun 1999 dan REALISASI PELAKSANAANNYA Undang-undang Korupsi mempunyai jiwa dan semangat yang luhur, agar dapat memberantas korupsi yang sudah mewabah di Indonesia Semangat para pembuat UU ini,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dewasa ini sudah semakin berkembang baik dilihat dari jenis, pelaku maupun dari modus operandinya. Masalah korupsi bukan hanya menjadi masalah nasional
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK KELOMPOK 8 MUH. IDRUS AZHARIL RIDAWAN FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciKAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH
KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH I. Pendahuluan. Misi yang diemban dalam rangka reformasi hukum adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahngunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya disebut narkoba) merupakan permasalahan kompleks baik dilihat dari faktor penyebab maupun
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA AKU WARGA NEGARA YANG BAIK
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA AKU WARGA NEGARA YANG BAIK Di Susun Oleh : Nama : Barnadin Cahyadi Saputra Nomor : 11.12.5373 Program : Strata
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini. Karena generasi muda Indonesia merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan metode yang digunakan, dan dari uraian di atas bahwa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan metode yang digunakan, dan dari uraian di atas bahwa pengertian tentang gratifikasi seks yang tidak lama ini terjadi belum ada pengertian secara eksplisit. Akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi menjadi permasalahan besar yang dihadapi oleh Bangsa dan Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit akut yang sudah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 17/PUU-XIII/2015 Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK) terhadap Putusan Hukuman Mati
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 17/PUUXIII/2015 Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK) terhadap Putusan Hukuman Mati I. PEMOHON a. Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (Pemohon I) b. Lembaga Pengawasan
Lebih terperinciPENGAMALAN SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA TIMPANG TINDIHNYA KEADILAN DI NEGERI KEPULAUAN. Dosen : Drs.
PENGAMALAN SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA TIMPANG TINDIHNYA KEADILAN DI NEGERI KEPULAUAN Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo DI SUSUN OLEH : NAMA : OKI WAHYU NUGROHO NIM : 11.11.4815 KELOMPOK
Lebih terperinciPENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA
PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Disusun oleh Nama : Asilka Islamey Nim : 11.11.5124 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Drs. Tahajudin Sudibyo
Lebih terperinciSambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012
Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIALOG PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ini makin marak dipublikasikan di media massa maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para pejabat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Setting Sosial Tahun 1998, di Indonesia banyak terjadi demonstrasi hingga berujung pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. seluruh perbuatan manusia. Dalam teori ini terdapat enam teori tentang
BAB IV ANALISIS A. Analisis Teori H{udūd Muhammad Syahrur terhadap Penerapan Hukuman Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Seperti yang sudah penulis paparkan dalam Bab III bahwa teori h{udūd Syahrur merupakan
Lebih terperinci1.Memiliki karakter dan kepribadian yang kuat
KOPI - Indonesia tengah menghadapi badai kasus korupsi yang terkesan tidak berujung. Kasus-kasus korupsi cenderung melibatkan politisi-politisi yang notabenenya sedang menjabat sebagai Dewan Perwakilan
Lebih terperinciOleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN
Penegakan hukum tindak pidana pencabulan terhadap anak berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (studi di Pengadilan Negeri Sukoharjo) Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S310907004
Lebih terperinciSikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa
Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat Oleh : Suzanalisa ABSTRAK Tindak pidana kekerasan premanisme yang sangat lekat dengan pelanggaran hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari segi
Lebih terperinciKORUPSI MERUPAKAN PERILAKU MENYIMPANG DARI PANCASILA
KORUPSI MERUPAKAN PERILAKU MENYIMPANG DARI PANCASILA Disusun Oleh : Untuk memenuhi syarat nilai akhir pendidikan pancasila Nama : Putu Tri Sabdojati NIM : 11.11.5146 Kelompok : D Program Studi : Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan marak diberitakan tentang tuduhan pencemaran nama baik oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list (milis), meneruskan
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciMTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA
MTPJ 13-19 Juli 2014 TEMA BULANAN: Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan TEMA MINGGUAN : Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi Bahan Alkitab: Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11 ALASAN PEMILIHAN
Lebih terperinciKeterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65
Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/
Lebih terperinciKORUPSI DI INDONESIA
KORUPSI DI INDONESIA KELOMPOK PERADILAN Disusun oleh : 11.12.5960 Angga hermanto Dosen Drs. Muhammad Idris P, MM JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciGerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para
BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus korupai yang terungkap dan yang masuk di KPK (Komisi. korupsi telah merebak ke segala lapisan masyarakat tanpa pandang bulu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bentuk kejahatan yang belakangan ini cukup marak di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus korupai
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA VANDALISME DAN HUBUNGANNYA DENGAN PELANGGARAN PENGAMALAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : IMRO ATUL ARIFAH NIM : 11.11.5183 KELOMPOK : E PRODI/ JURUSAN: S1/ TEKNIK
Lebih terperinciAnalisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia
Analisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia Sumber : www.kompas.com. Selasa, 30 November 2010 Masalah ekonomi adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruk bagi perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan salah satu tindak pidana yang mempunyai akibat buruk bagi perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan saja merugikan keuangan
Lebih terperinciMemilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)
KOPI - Sejak era reformasi hingga sekarang, Indonesia masih dihadapkan pada masalah-masalah klasik, misalnya penegakan hukum, pemberantasan korupsi, masalah desentralisasi dan otonomi daerah, serta masih
Lebih terperinciHukum sebagai pengemban nilai keadilan menurut Radbruch
SKRIPSI HUKUM PIDANA Konsep Teori Keadilan Bermartabat Yang Dijabarkan Dalam Pancasila - Author: Swante Adi Krisna Konsep Teori Keadilan Bermartabat Yang Dijabarkan Dalam Pancasila Oleh: Swante Adi Krisna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja
Lebih terperinciPENERAPAN PANCASILA SEBAGAI PENDIDIKAN DI INDONESIA. Tugas Akhir Pancasila
PENERAPAN PANCASILA SEBAGAI PENDIDIKAN DI INDONESIA Tugas Akhir Pancasila DI SUSUN OLEH : Nama : Nikodemus Anton Sebrang Setiawan NIM : 11.01.2911 Jurusan : Teknik Informatika Program study : D3 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan perubahan bentuk kehidupan menjadi kehidupan yang kompleks karena setiap anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga ditegaskan oleh Zaidun (dalam Soemodihardjo,2008: vii)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukuman mati bagi koruptor di Indonesia menjadi permasalahan yang dilematis di Indonesia. Setidaknya ada dua ruang tarik menarik mengenai prokontra hukuman mati bagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. UNODC dan KPK memandang bahwa korupsi tidak dapat digolongkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan UNODC dan KPK memandang bahwa korupsi tidak dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa (ordinary crimes) akan tetapi sudah menjadi kejahatan yang luar biasa (extraordinary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kasus Korupsi sering kali berhubungan erat dengan tindak pidana pencucian uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA Nindita Erwanti - 11.12.5996 Kelompok I Dosen : Muhammad Idris P, DRS., MM. JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkat kesejahteraan masyarakat maka diperlukan pertumbuhan
Lebih terperinciPENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA DISUSUN OLEH: Nama : Desi Purwati NIM
Lebih terperinciContoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari
Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan
Lebih terperinciMENGENTASKAN MASALAH KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA
TUGAS AKHIR PERKULIAHAN PANCASILA MENGENTASKAN MASALAH KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA DISUSUN OLEH: NAMA : SULISTIYOWATI NIM : 11.02.8068 KELOMPOK JURUSAN DOSEN : A : D3 MI : KHALIS PURWANTO
Lebih terperinciPANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 10TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur
Modul ke: PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA Fakultas 10TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Korupsi Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa dan Negara
Lebih terperinciDisusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : Nama : DEWI ARIANI NIM : 11.12.6120 Kelompok : J Jurusan Dosen : S1 SISTEM INFORMASI : BP. DJUNAIDI IDRUS, M.HUM 1 KATA
Lebih terperinciHukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi
1 Hukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi Oleh: Husni Mubarak* I Pendahuluan Korupsi di Indonesia telah menjadi penyakit utama yang hinggap di dalam tubuh bangsa ini. Sebagian birokrat di pemerintahan,
Lebih terperinciTUGAS PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 Nama : Randi Putra NIM : 11.11.4683 Kelompok : C Jurusan : S1- Teknik Informatika Dosen : Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STIMIK AMIKOM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara
Lebih terperinciJenis Kelamin. Umur : tahun
73 Nama Alamat Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : : : : Umur : tahun : :. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang saudara anggap sesuai dengan pendapat saudara, apabila jawaban
Lebih terperinci1. Memiliki keyakinan, tidak ragu
KOPI - Presiden kini dipilih langsung oleh rakyat, sehingga suara rakyat sangat menentukan masa depan bangsa ini. Dengan demikian, maka rakyat harus cerdas untuk memilih presiden. Lalu siapakah calon presiden
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012
Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT KOORDINASI BIDANG PERTAHANAN DI MABES
Lebih terperinciPotret Kesenjangan dalam Kehidupan Masyarakat di Indonesia
Tugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila Potret Kesenjangan dalam Kehidupan Masyarakat di Indonesia Diajukan oleh : Rifda Faticha Alfa Aziza 11.11.4706 S1 Teknik Informatika Kelompok C Dosen Pengampu: Drs.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunculan korupsi di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk ringan atau berat, terorganisasi atau tidak. Walaupun korupsi sering memudahkan kegiatan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurang lebih 32 tahun Orde Baru berdiri, dan selama pemerintahan itu berlangsung telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010
Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI ANAK NASIONAL, TANGGAL 23 JULI 2010 DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera, dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan pemilu merupakan agenda politik yang diadakan oleh negara setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemilu merupakan agenda politik yang diadakan oleh negara setiap 5 tahun sekali. Kegiatan ini merupakan salah satu saran penyampaian aspirasi rakyat yang paling
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan
Lebih terperinci=BAHAN TAYANG MODUL 14 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.
Modul ke: 14 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HUKUM DAN HAM ) SEMESTER GASAL
Lebih terperinciBAB III PENUTUP KESIMPULAN. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana
43 BAB III PENUTUP KESIMPULAN Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, memberikan ancaman kepada
Lebih terperinciESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG
ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG DISUSUN OLEH : AMALIA GHASSANI W. ( 071211531031 ) ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan berada ditangan rakyat. Dengan bentuk pemerintahan yang seperti itu, Indonesia menjadi Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciTrio Hukum dan Lembaga Peradilan
Trio Hukum dan Lembaga Peradilan Oleh : Drs. M. Amin, SH., MH Telah diterbitkan di Waspada tgl 20 Desember 2010 Dengan terpilihnya Trio Penegak Hukum Indonesia, yakni Bustro Muqaddas (58), sebagai Ketua
Lebih terperinciPidato Presiden Tentang Proses Hukum Bibit-Chandra
Pidato Presiden Tentang Proses Hukum Bibit-Chandra Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air yang
Lebih terperinciPENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL. Oleh Administrator Rabu, 29 April :52 -
Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI
KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI Oleh : 1. Fauzi R. I. Karo-Karo (13071010) 2. Vicky Zulfikar Adhi Putra (13071019) 3. Nevi Yuliana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGHASILAN, FASILITAS, PENGHARGAAN, DAN HAK-HAK LAIN BAGI KEPALA DAN WAKIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciPANCASILA PADA MASA REFORMASI
PANCASILA PADA MASA REFORMASI A. Pengertian Reformasi Makna reformasi secara etimologis berasal dari kata Reformation dengan akar kata reform yang secara semantik bermakna make or become better by removing
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Peradilan Pidana Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan pidana, yaitu Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan serta Lembaga Pemasyarakatan
Lebih terperinciProgram Pascasarjana Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM Universitas Brawijaya
Implementasi Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dalam Sistem
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013
Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HARI ULANG
Lebih terperinci