A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna"

Transkripsi

1 1 Gambar.1. Prinsip kerja dari mesin pengepres genteng Keterangan gambar : 1. Arah putaran belt. Pulley 3. Arah naik turun poros berulir 4. Arah putaran roda gigi 5. Cetakan atas 6. Belt 7. Motor listrik A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna Pada saat ini umumnya pembuat genteng masih menggunakan mesin yang dioperasikan dengan cara manual. Pengepresan dilakukan dengan memutar handel yang berada di atas cetakan yang dihubungkan dengan poros berulir sehingga mengakibatkan naik dan turunnya cetakan.

2 Mesin tersebut masih memiliki ukuran yang cukup besar, dengan terbuat dari logam maka berat mesin tersebut juga lumayan berat. Dengan terbuat dari logam maka mesin tersebut cukup tahan lama. Karena masih manual maka mesin ini menggunakan tenaga manusia untuk menggerakan cetakan naik atau turun. Mesin pres yang ada ukurannya cukup besar sehingga untuk mengepres atau menurunkan cetakan putarannya membutuhkan tenaga cukup besar dan melelahkan. Mesin pengepres genteng harus dapat mempermudah proses pengepresan. Maka proses manual tersebut di ubah menjadi semi otomatis, disebut semi otomatis karena masih membutuhkan tenaga manusia. Adapun tuntutan-tuntutan dari alat tersebut antara lain : 1. ukuran mesin yang tidak terlalu besar.. untuk pengepresan tidak memerlukan tenaga manusia yang terlalu besar. 3. proses produksi menjadi lebih cepat, sehingga produksivitas meningkat. 4. mudah dalam penggunaan dan perawatannya. B. Analisis Morfologi Mesin Mesin pengepres genteng ini dirancang untuk mengepres dengan maksimal. Proses pengepresan dilakukan dengan cara otomatis, yaitu dengan menggunakan sistem kontrol. Mesin ini digerakkan oleh motor listrik 1 HP dengan transmisi pulley dan roda gigi. Gerak putar dari motor listrik ditransmisikan ke pulley penggerak, dan dengan v-belt putaran diteruskan ke pulley yang digerakkan dan diteruskan oleh poros horisontal yang memutarkan roda gigi pinion. Roda gigi pinion menggerakkan roda gigi hypoid. Dibagian tengah roda gigi hypoid tersebut

3 3 terdapat sebuah ulir dalam segi empat. Ulir dalam ini berpasangan dengan ulir luar segi empat. Dengan adanya ulir luar dan ulir dalam segi empat tersebut, maka gerak putar dari motor listrik diubah menjadi gerak lurus, yang nantinya akan dimanfaatkan untuk proses pengepresan. Untuk menggerakan cetakan agar bisa bergerak naik dan turun maka kita perlu mengubah arah putaran dari motor listrik. Agar motor listrik dapat berputar dua arah, maka perlu dibuatkan rangkaian listriknya. Dengan memanfaatkan dua buah relay (magnetic contactor), maka kita bisa mengubah putaran motor listrik ke kanan atau ke kiri. Selain relay juga diperlukan komponen lain seperti: timer, push button (PB), limit switch (LS) dan kawat-kawat penghantar. Secara garis besar pertimbangan dalam merancang alat ini berdasarkan pada : 1. Secara teknis alat harus dapat dipertanggungjawabkan, dalam hal ini alat harus : a. Memiliki ukuran yang tidak terlalu besar sehingga tidak memakan tempat. b. Mudah dioperasikan sehingga memungkinkan digunakan oleh semua orang.. Secara ekonomi menguntungkan (ekonomis), hal ini terkait dalam : a. Daya motor yang tidak terlalu besar sehingga dapat menekan penggunaan listrik. 3.Secara sosial dapat diterima Mesin pres ini menggunakan motor listrik sehingga tidak membutuhkan tenaga manusia yang terlalu besar, walaupun menggunakan motor tetapi tidak menimbulkan suara yang bising. Alat ini nantinya harus dapat diterima oleh masyarakat dan menggantikan mesin pres genteng yang sudah ada di pasaran. Berdasarkan hal-hal tersebut maka spesifikasi yang dibuat harus memiliki

4 4 persyaratan yang terdiri dari dua kategori yakni keharusan dan keinginan. Berikut ini adalah daftar spesifikasi dari alat yang dimaksud : Tabel.1. Tuntutan Perancangan Mesin Pengepres Genteng No. Tuntutan Perancangan Persyaratan Tingkat Kebutuhan 1. KINEMATIKA Mekanismenya mudah beroperasi D. GEOMETRI 1. Panjang sekitar 1000mm. Lebar sekitar 500 mm 3. Tinggi bekisar 850mm 3. ENERGI 1. Menggunakan tenaga motor. Dapat diganti tenaga penggerak lain 4. MATERIAL 1. Mudah didapat. Terjangkau harganya 3. Baik mutunya 5. Sesuai dengan standar umum 6. Memiliki umur pakai yang panjang 7. Mempunyai kekuatan yang baik 5. ERGONOMI 1. Nyaman dalam penggunaan. Tidak bising 3. Mudah dioperasikan 6. SINYAL 1. Petunjuk pengoperasian mudah dimengerti 7. KESELAMATAN 1. Konstruksi harus kokoh. Tidak bising 8. PRODUKSI 1. Dapat diproduksi bengkel kecil. Biaya produksi relatif rendah 3. Dapat dikembangkan kembali D D D D W D D W D D D D D D D D D W W W

5 5 9. PERAWATAN 1. Biaya perawatan murah. Suku cadang mudah didapat 3. Perawatan mudah dilakukan 10. TRANSPORTASI 1. Mudah dipindahkan. Tidak perlu alat khusus untuk D D D W W Keterangan : memindah 1. Keharusan ( demands ) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki mesin bila tidak terpenuhi maka mesin tidak diterima.. Keinginan ( Wishes ) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa dipertimbangkan keberadaanya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh mesin yang dimaksud. Secara fungsional alat ini memiliki komponen sebagai berikut : 1. Profil rangka mesin. Penggerak 3. Sistem Transmisi 4. Sistem pengepresan 5. Cetakan (pres genteng) Dari data di atas maka didapat gambaran komponen yang akan membentuk mesin pengepres genteng yang sedang dirancang. Dengan demikian maka dapat

6 6 disusun suatu skema klasifikasi yang disebut matriks morfologi, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel.. Matriks Morfologi Mesin Pengepres Genteng No. Sub Komponen Varian yang mungkin Bahan rangka (Pipa) (Besi C) Besi Siku. penggerak (Manual) (Motor listrik) (Motor disel) 3. Sistem transmisi 4. Sistem pengepresan 5. Cetakan Baja cor Aluminium

7 7 6. Transmisi (Rantai) (V belt) Dari tabel matriks morfologi mesin pengepres genteng yang terpilih adalah sebagai berikut: 1. Profil rangka : profil L (besi siku). Penggerak utama : motor listrik 3. Sistem transmisi : Roda gigi hypoid 4. Sistem pengepresan : Poros berulir 5. Cetakan : baja cor 70x360mm 6. Transmisi : v-belt Tabel.3. Tabel Spesifikasi Mesin Pres Genteng No Nama Bagian Keterangan 1. Motor listrik 1 HP 1400 rpm. Pulley ganda Bahan : Baja cor Diameter : dan 14

8 8 3. Kerangka Bahan : Besi siku dengan ukuran 50 x 50 x 5 mm 4. Poros berulir Bahan : ST-4 dengan = 4 kg/mm Diameter : 39 mm 5. Poros pulley ganda Bahan : Diameter: 30 mm 6. Poros cetakan Bahan : Diameter : 37 mm 7. Dudukan cetakan Bahan : 8. Pegangan cetakan Mild Steel (ST-37) dengan = 37 kg/mm Mild Steel (ST-4) dengan = 4 kg/mm Mild Steel (ST-37) dengan = 37 kg/mm Mild Steel (ST-37) dengan = 37 kg/mm 9. Dudukan poros berulir Diameter : 0 mm Mild Steel (ST-37) dengan = 37 kg/mm Diameter : 69 mm Tinggi : 37 mm C. Gambar Alat

9 9 Gambar.. Mesin Pengepres Genteng Keterangan gambar : 1. Motor listrik. Pulley ganda Bearing 4. Poros berulir 5. Roda gigi hypoid 6. Bearing poros 7. Cetakan atas 8. Poros cetakan 9. Rangka 10. Pegangan Cetakan Langkah-langkah pengoperasian pengepres genteng adalah sebagai berikut: a. Jika saklar ON (gerak turun) ditekan maka motor akan berputar. Putaran motor tersebut akan menggerakan pulley dan roda gigi hypoid.

10 10 b. Roda gigi hypoid tersebut terbagi menjadi roda gigi vertikal dan horisontal. Dalam roda gigi vertikal terdapat ulir dalam segi empat yang tentu saja berpasangan dengan ulir luar segi empat. Saat roda gigi vertikal berputar maka ulir dalam segi empat juga akan berputar, sehingga ulir luar juga akan ikut berputar dan bergerak turun. c. Jika ulir luar ini bergerak turun maka cetakan bagian atas yang diikatkan pada ujung poros ini akan ikut bergerak turun sampai menyentuh permukaan cetakan bawah. d. Pada cetakan bagian bawah terdapat LS sebagai pemutus arus listrik, maka ketika cetakan atas dan bawah tergabung putaran motor sudah terhenti, e. Kemudian tekan tombol ON (gerak naik) sehingga motor akan berputar berlawanan arah dan cetakan bergerak ke atas, f. Namun sebelum cetakan naik sampai posisi maksimum maka arus listrik akan terputus oleh LS kedua sehingga motor akan terhenti, g. Atau bisa langsung dimatikan dengan tombol OFF. Kemudian cetakan bagian bawah ditarik ke depan dan hasil cetakan bisa diambil. D. Identifikasi Analisa Teknik yang Digunakan dalam Perancangan 1. Teori Desain Perancangan

11 11 Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya (Dharmawan, 1999: 1). Sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar skets atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar skets yang telah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan dan sebuah produk dibuat setelah dibuat gambar-gambar rancangannya dalam hal ini gambar kerja. Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan yang penting, artinya rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak dibuat; sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya (Dharmawan, 1999:). Mengenai gambar rancangan yang akan dikerjakan oleh pihak produksi berupa gambar dua dimensi yang dicetak pada kertas dengan aturan dan standar gambar kerja yang ada.. Sistem Mekanik Sistem mekanik mesin pengepres genteng ini menggunakan sistem pres. Pengepresan terjadi karena adanya gerak putar roda gigi yang akan menggerakan poros berulir baik bergerak naik maupun turun. Karena poros

12 1 berulir terhubung dengan cetakan bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak jika poros juga bergerak. 3. Sistem Transmisi Sistem transmisi mesin pengepres genteng ini menggunakan buah roda gigi yaitu roda gigi hypoid dan roda gigi pinion dan buah pulley yang berukuran masing-masing inchi dan 14 inchi. Pulley tersebut digunakan untuk meneruskan putaran motor listrik. Kemudian pulley tersebut terhubung dengan poros transmisi yang akan menggerakan roda gigi. 4. Pemilihan bahan teknik Dalam perancangan elemen mesin ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan jenis bahan yang akan digunakan, sebab pemilihan bahan tersebut akan berpengaruh pada kekuatan elemen dan umur mesin tersebut. Klasifikasi bahan teknik menurut Beumer (1985:9) dapat dilihat pada Gambar.3. Klasifikasi Bahan Teknik. Bahan Teknik Logam Non Logam Ferro Non Ferro Besi Tempa Baja Besi Tuang Gambar.3. Klasifikasi Bahan Teknik

13 13 Ada beberapa aspek yang menjadi bahan pertimbangan seperti yang diungkapkan oleh Amstead (1995:15). Dalam pemilihan bahan antara lain: a. Pertimbangan Sifat, meliputi: 1) Kekuatan ) Kekerasan 3) Elastisitas 4) Keuletan 5) Daya tahan terhadap panas 6) Muai panas 7) Sifat kelistrikan 8) Berat jenis 9) Sifat kemagnetan 10) Daya tahan fatik 11) Daya tahan mulur 1) Sifat mampu dukung 13) Kondukivitas panas b. Pertimbangan Ekonomi, antara lain: 1) Ketersediaan barang ) Waktu perngerjaan 3) Biaya pengerjaan 4) Biaya penyambungan 5) Biaya pemesinan 6) Harga bahan

14 14 c. Pertimbangan Fabrikasi, meliputi: 1) Mampu cetak ) Mampu mesin 3) Mampu tempa 4) Mampu tuang 5) Kemudahan sambungan las 6) Perlakuan panas 5. Perancangan poros Poros merupakan elemen mesin yang berbentuk batang dan pada umumnya berpenampang lingkaran, berfungsi memindahkan putaran atau mendukung suatu beban dengan suatu atau tanpa meneruskan daya. Dilihat dari fungsinya poros dibedakan atas: 1. Poros dukung. Poros transmisi 3. Gabungan poros dukung dan transmisi Pada mesin pres genteng ini menggunakan poros transmisi. Hal-hal penting dalam merencanakan poros antara lain: a. Kekuatan poros Suatu poros mengalami beban puntir, beban lentur, beban tarik, dan beban tekan. Kelelahan tumbukan atau konsentrasi tegangan pada poros dan alur pasak, harus diperhatikan. b. Kekakuan poros

15 15 Sebuah poros dengan kekuatan yang cukup jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar dapat berakibat ketidak telitian pada mesin pengepres genteng atau getaran dan suara pada reduser. c. Putaran kritis Bila putaran suau mesin dinaikkan maka pada suau harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini erjadi pada poros dan dapat mengakibakan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari pada putaran kritisnya. d. Korosi Poros pada mesin pengepres genteng ini harus sering dilumasi menggunakan minyak pelumas sehingga tidak akan mudah korosi. e. Bahan poros Mesin pengepres genteng ini menggunakan poros dengan bahan aluminium. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada tabel.4. Tabel.4. Penggolongan Bahan Poros Golongan Kadar C (%) Baja lunak -0,15 Baja liat 0,-0,3 Baja agak keras 0,3-0,5 Baja keras 0,5-0,8 Baja sangat keras 0,8-1, (Sularso, 1997 : 4).

16 16 Poros yang umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi, dan rantai akan mendapatkan beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan poros akan mengalami tegangan geser (Sularso 1997: 17). Perhitungan yang digunakan dalam merancang poros utama yang mengalami beban puntir dan beban lentur Perhitungan yang digunakan dalam merancang poros antara lain: a. Pd f c P (kw)...(1) Dimana: b. P d : Daya rencana f c : Faktor koreksi P : Daya nominal 5 Pd T 9,74 10 n1...() Dimana: T n1 : Momen rencana : Putaran poros c. T 5,1 T 3 3 d 16 d Dimana:. s s...(3) d s : Tegangan geser : Diameter poros d. a B Sf 1 Sf...(4) Dimana:

17 17 a B Sf 1 Sf : Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm ) : Kekuatan tarik : Faktor keamanan : Pengaruh-pengaruh e. d s Dimana: 5,1 K tcbt a (5) K t C b : Faktor koreksi : Faktor karena beban lentur 6. Motor Listrik Motor listrik merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (Berahim, 1994: 3). Berdasarkan input arus, motor listrik dibagi menjadi dua jenis yaitu motor arus searah (AC) dan motor arus bolak-balik (DC). Motor listrik dapat lagi dikategorikan menjadi berbagai jenis berdasarkan konstruksi dan mekanisme operasi, dan pembagiannya dapat dilihat pada Gambar.5. (UNEP, 006). MOTOR LISTRIK Motor Arus Bolak-Balik (AC) Motor Arus Searah (DC) Sinkron Induksi Separately Excited Self Excited Tiga Fase Satu Fase Seri Campuran Shunt

18 18 Gambar.4. Klasifikasi Jenis Motor Listrik. (UNEP,006) Mekanisme kerja seluruh jenis motor secara umum adalah sama, yaitu arus listrik menghasilkan medan magnet akan memberikan gaya. Gaya tersebut akan menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan (UNEP, 006). Jenis motor listrik yang digunakan pada mesin pencetak briket kotoran lembu sistem rotary ini yaitu motor listrik jenis motor induksi satu fasa. Konstruksi dari motor induksi terdiri dari stator merupakan bagian motor yang diam, rotor merupakan bagian motor yang berputar, celah udara merupakan ruangan antara stator dan rotor (Berahim, 1994:11). 7. Perancangan sabuk-v sebagai transmisi daya Sabuk-V merupakan sabuk yang tidak berujung dan diperkuat dengan penguat tenunan dan tali. Sabuk-V terbuat dari karet dan bentuk penampangnya berupa trapesium. Bahan yang digunakan untuk membuat inti sabuk itu sendiri adalah terbuat dari tenunan tetoron.

19 19 Penampang puli yang digunakan berpasangan dengan sabuk juga harus berpenampang trapesium juga. Puli merupakan elemen penerus putaran yang diputar oleh sabuk penggerak. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar (Sularso, 1997:163). Gaya gesekan yang terjadi juga bertambah karena bentuk bajinya yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Adapun bentuk konstruksi macam-macam penampang sabuk-v yang umum dipakai terlihat pada Gambar.7. Gambar.5. Penampang Sabuk-V (Sularso 1997: 164) Pemilihan penampang sabuk-v yang cocok ditentukan atas dasar daya rencana dan putaran poros penggerak. Daya rencananya sendiri dapat diketahui dengan mengalihkan daya yang akan diteruskan dengan faktor koreksi yang ada. Lazimnya sabuk tipe-v dinyatakan panjang kelilingnya dalam ukuran inchi. Jarak antar sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai dua kali diameter puli besar (Sularso, 1997:166). Sudut lilit atau sudut kontak dari sabuk pada alur puli penggerak harus diusahakan sebesar mungkin untuk mengurangi selip antara sabuk dan puli dan memperbesar panjang kontaknya.

20 0 Transmisi sabuk dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sabuk rata, sabuk dengan penampang trapesium, dan sabuk dengan gigi. Sebagian besar ransmisi sabuk menggunakan sabuk-v karena mudah pemakaiannya dan harganya yang murah. Kelemahan dari sabuk-v yaitu transmisi sabuk dapat memungkinkan untuk terjadinya slip. Oleh karena itu, maka perencanaan sabuk-v perlu dilakukan untuk memperhitungkan jenis sabuk yang digunakan dan panjang sabuk yang akan digunakan. Perhitungan yang digunakan dalam perancangan sabuk-v antara lain: a. Daya rencana (P d ) P d fc P...(6) Dimana: P P d : Daya : Daya rencana b. Momen rencana (T 1,T ) T 1 g 10 5 Pd ( ) n1...(7) T Dimana : g gaya grafitasi Pd Daya rencana n n 1 g 10 5 Pd ( )...(8) n Putaran poros penggerak Puaran poros yang digerakkan

21 1 a c. Tenaga geser yang dizinkan ( ) a B...(9) ( Sf 1 Sf ) Dimana : B = Tegangan tarik Sf 1 = Faktor keamanan Sf = Faktor pengaruh alur pasak d s d d. Perhitungan diameter poros ( 1, s ) d s1 Pd a K t C b T (10) Dimana: K t untuk beban tumbukan = C b untuk beban lenturan = e. Penampang sabuk-v: tipea f. Diameter minimum puli (d min ) yang diizinkan adalah 65 mm g. Diameter lingkaran jarak bagi puli (d p,d p ) d D p p 76, d p i mm Dimana: i = perbandingan putaran h. Diameter luar puli (d k,d k )

22 d k D k d p D 4,5...(11) p 4,5...(1) d D B B 5 d s 3 5 d 3 1 s 10...(13) 10...(14) i. Kecepatan sabuk (v) d pn1 v...(15) j. Putaran sabuk < putaran poros, baik. k. d k D C k...(16) Di mana: C = jarak sumbu poros l. Panjang keliling (L) L C 1 4C D d D d...(17) k k p p m. Nomor nominal sabuk-v n. Jarak sumbu poros (C)

23 3 b L 3,14 D p d p b C b 8 D 8 p d p...(18) o. Jumlah sabuk (N) N Pd Po. K...(19) BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Diagram Alir Proses Perancangan

24 4 Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan ini diperlukan suatu diagram alir yang bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses perancangan. Diagram alir proses perancangan secara umum digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Perancangan Mesin Pengepres Genteng B. Pernyataan Kebutuhan Dari hasil survey maka dibutuhkan mesin pengepres genteng yang tidak membutuhkan tenaga manusia yang besar, memiliki dimensi yang lebih kecil

25 5 dibandingkan dengan mesin yang sudah ada. Tetap menggunakan material logam agar lebih kokoh dan lebih awet. Mesin pres genteng ini harus mudah dalam pengoperasiannya dan perawatan yang tidak terlalu rumit. C. Analisis Kebutuhan 1. Standar Penampilan Mesin pengepres genteng ini mempunyai konstruksi yang mudah dalam pengoperasiannya bagi pengguna. Dasar yang dipakai adalah produk serupa yang telah dimodifikasi dari alat/mesin yang sudah ada di pasaran. Sistem kerja mesin menggunakan penggerak motor listrik. Proses pengepresan menggunakan tenaga motor listrik dan tidak menggunakan tenaga yang besar. Karena menggunakan oli sebagai pelumas maka diberi warna hitam agar tidak terlihat terlalu kotor saat berproduksi, selain itu warna hitam memberi kesan yang kokoh pada produk.. Target Keunggulan Produk. Sasaran keunggulan yang ingin dicapai dari mesin pengepres genteng ini adalah : a. Bahan baku mudah dicari. b. Tidak memerlukan tenaga yang besar karena menggunakan motor listrik untuk mengepres. c. Pengoperasian mesin mudah, pertama tekan saklar ON CW untuk menghidupkan mesin kemudian tekan saklar ON CCW dan saklar otomatis untuk menurunkan atau menaikan cetakan. Dengan

26 6 menggunakan limit switch maka tinggi dan rendah pengepresan dapat diatur. d. Selain itu masih ada tombol otomatis untuk menggerakkan cetakan naik dan turun dengan hanya menekan tombol satu kali. e. Pemeliharaan dan perawatannya cukup mudah. Hanya dengan membersihkan bagian yang kotor dan memberikan pelumas pada bagian yang bergerak atau berputar. D. Pertimbangan Perancangan 1. Pertimbangan Teknis Pertimbangan teknis dalam hal ini lebih dititikberatkan pada : a. Kemudahan dalam pengoperasian alat. b. Pemasangan dan pembongkaran yang relatif lebih mudah. c. Bahan yang digunakan mudah diperoleh di pasaran. d. Konstruksi yang kuat untuk menambah umur alat.. Pertimbangan Ekonomi Pertimbangan ekonomi pada pembuatan mesin pengepres genteng ini dititikberatkan pada pemilihan bahan yang digunakan dan kecanggihan produk. Bahan-bahan yang digunakan relatif murah harganya dan mudah untuk mendapatkannya. Bahan-bahan yang digunakan antara lain, Mild Steel (ST-37), profil siku 50 x 50 x 5 mm. kecanggihan produk karena telah didesain secara semi otomatis.

27 7 3. Pertimbangan Ergonomis Pertimbangan ergonomis dalam pembuatan mesin pengepres genteng ini adalah sebagai berikut : a. Proses pengepresan yang mudah dan tidak membahayakan pengguna. b. Dengan dimensi yang sedang (1000 mm x 500 mm x 850 mm), tidak membutuhkan tempat yang luas dan memungkinkan alat mudah untuk dipindah tempat. c. Getaran yang dihasilkan mesin tidak terlalu besar karena pada motor listrik diberikan bantalan dari karet yang memungkinkan getaran yang dihasilkan dari motor listrik dapat teredam. E. Tuntutan Perancangan 1. Tuntutan Konstruksi a. Mesin pengepres genteng ini dapat dioperasikan dengan mudah. b. Perakitan rangka menggunakan sambungan las, rangka ini dibuat agar tidak mudah bergerak karena tersusun oleh besi siku dan rangka mampu menahan getaran yang dihasilkan dari motor penggerak yang berputar 1400 rpm dengan daya sebesar 1 HP. c. Tinggi rendahnya pengepresan dapat mudah diatur, hanya dengan menyetting limit switch.. Tuntutan Ekonomi

28 8 Mesin pengepres genteng dengan penggerak motor listrik yang dibantu transmisi puli ganda dan sabuk-v tersebut diharapkan mampu mempercepat proses produksi dengan tenaga kerja yang seminimal mungkin. Selain itu biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan maupun perakitannya dapat terpenuhi dari hasil produksi alat tersebut. 3. Tuntutan Pemeliharaan dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatannya cukup mudah. Hanya dengan membersihkan bagian yang kotor dan memberikan pelumas pada bagian yang bergerak atau berputar 4. Tuntutan Pengoperasian h. Jika saklar ON (gerak turun) ditekan maka motor akan berputar dan motor akan memutar puli, puli yang terhubung dengan roda gigi payung akan ikut berputar dengan adaya belt, i. Puli ini terhubung dengan roda gigi payung pada posisi horisontal, j. Kemudian roda gigi payung ini akan memutar roda gigi payung vertikal k. Roda gigi payung ini terdapat ulir dalam yang berfungsi mengikat poros berulir, maka jika roda gigi ini berputar poros akan bergerak kebawah l. Jika poros berulir ini bergerak maka cetakan bagian atas yang diikatkan pada ujung poros ini akan ikut bergerak dan bergabung dengan cetakan bagian bawah maka terjadi proses pengepresan m. Pada cetakan bagian bawah terdapat LS sebagai pemutus arus listrik, maka ketika cetakan atas dan bawah tergabung putaran motor sudah terhenti,

29 9 n. Kemudian tekan tombol ON (gerak naik) sehingga motor akan berputar berlawanan arah dan cetakan bergerak ke atas, o. Namun sebelum cetakan naik sampai posisi maksimum maka arus listrik akan terputus oleh LS kedua sehingga motor akan terhenti, p. Atau bisa langsung dimatikan dengan tombol OFF. Kemudian cetakan bagian bawah ditarik ke depan dan hasil cetakan bisa diambil 5. Tuntutan Fungsi Karena menggunakan motor listrik maka diharapkan alat ini dapat mempercepat proses pembuatan genteng tanpa memerlukan tenaga yang besar. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN

30 30 A. Proses Perancangan Mesin Pengepres Genteng Proses perancangan pada mesin pengepres genteng ini mempunyai langkah-langkah perencanaan yang dapat digambarkan seperti diagram alir pada Gambar 4.1. Kebutuhan Konstruksi dan perhitungan daya mesin Perhitungan ulir penekan Perhitungan transmisi (roda gigi,pulley,dan sabuk-v) Perhitungan poros roda gigi Perhitungan rangka Perhitungan motor Gambar 4.1. Diagram alir proses perancangan mesin pengepres genteng Kebutuhan disini mencakup gaya 34dan kapasitas mesin. Kapasitas mesin direncanakan yaitu dapat menghasilkan 60 genteng dalam satu jam, sedangkan

31 31 gaya yang dibutuhkan mesin ini untuk dapat mengepres genteng yaitu sebesar 45 kg. Konstruksi mesin dapat digambarkan pada gambar 4.. Gambar 4.. konstruksi mesin pres genteng Sistem mekanik mesin pengepres genteng ini menggunakan sistem pres. Pengepresan terjadi karena adanya gerak putar roda gigi yang akan menggerakan poros berulir baik bergerak naik maupun turun. Karena poros berulir terhubung dengan cetakan bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak jika poros juga bergerak. Sedangkan untuk cetakan genteng memiliki ukuran 360x55x74 mm. Gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengepresan yaitu sebesar 45 kg. B. Perancangan Ulir Penekan Ulir penekan digunakan untuk menekan cetakan kebawah ataupun menarik cetakan ke atas. Kisar : 1 Bahan : St. 4 W :,5 kg

32 3 Gambar 4.3. Penampang ulir Dari data diatas maka dapat dihitung diameter poros yaitu dengan cara: Tegangantarik= W A A=W Tegangantarik A=,5 4 A=945 Jika A= 945 maka, A= π 4 D 945= 3,14 4 D D=34,69 mm ( diameter dalam poros berulir) D= 945 0,785 Untuk tinggi dan lebar ulir dapat dihitung dengan: tinggiulir= kisar = 1 =6 mm lebar ulir= kisar =1 =6 mm Jika D=34,69 maka torsinya (T) adalah:

33 33 T =F R T =45 17,3=780,5 Jika tegangan geser sama dengan 0,8 kali tegangan tarik maka: tegangan geser=0,8 tegangantarik 0,8 4 33,6 tegangan geser= F A n 45 33,6= 6 3,14 34,69 n 33,6= ,6 n n= 33,6 0,07 =480mm (naf ulir) Gerakan pengepresan akan memberikan tekanan pada cetakan untuk membentuk genteng. Cetakan akan menerima tekanan pres sebesar p, besarnya tekanan yang diterima cetakan dapat dirumuskan sebagai berikut: p= F A Keterangan: p= tekanan yang diterima cetakan (kg/mm ) F= gaya pengepresan yang terjadi (kg)

34 34 A= luas cetakan (mm ) Luas cetakan berbentuk persegi panjang sehingga dapat dihitung dengan rumus: A= p l Keterangan: A=luas cetakan (mm ) p=panjang cetakan (mm) l= lebar cetakan (mm) A= p l mm Sehingga tekanan yang terjadi pada cetakan sebesar: p= =0,0006 kg/mm Untuk menghitung daya mesin(p) terlebih dahulu dihitung torsinya (T) T= FxR Keterangan: R= jari-jari poros berulir maka, T= 45 x 19,5 = 877,5 Maka daya mesin (P) yaitu: P= T n ,

35 35 0,6 HP C. Perancangan Transmisi Perancangan transmisi disini meliputi: 1. Perancangan Roda gigi Direncanakan pada mesin pres genteng ini menggunakan dua buah roda gigi payung dengan Z 1 =37, d 1 =145 mm maka: modul= d z =3,9 Ha=1 modul=3,9 Hk=1, modul=4,7 b=5 modul=19,5 sedangkan Z =9,d =31 maka: modul= d z 31 9 =3,4 Ha=1 modul=3,4 Hk=1, modul=4,1 b=5 modul=17 D. Perancangan Motor listrik

36 36 Daya yang terjadi pada cetakan untuk menekan genteng dengan gaya sebesar 45 kg adalah 0,6 HP. Sehingga agar mesin mampu bekerja sesuai dengan kapasitas daya yang dibutuhkan, maka pemilihan spesifikasi motor listrik sebagai tenaga penggerak harus sesuai dengan kebutuhan dayanya. Untuk memenuhi kebutuhan daya pada mesin pengepres genteng ini digunakan motor dengan daya 1 HP. Spesifikasi motor listrik yang digunakan pada mesin pengepres genteng adalah: Motor AC satu fasa dengan n = 1400 rpm Daya = 1 HP, Frekuensi = 50 Hz, Tegangan = 110/ 0 V. E. Perhitungan Ulir Penekan ( poros berulir ) Ulir penekan digunakan untuk mengupah putaran roda gigi menjadi gaya tekan. Perhitungan kisar pada ulir penekan : K= T S F πr=t S F πr S= T S= (45) (3,14 ) R =1,5( dibuat menjadi 1) 877,5 Jadi kisar pada ulir penekan yaitu 1 mm, karena jarak pengepresan tidak terlalu tinggi maka panjang ulir dibuat 393mm.

37 37 Gambar 4.. penampang ulir F. Perhitungan Transmisi Dalam perancangan ini direncanakan menggunakan tenaga motor listrik 1 HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran akhir poros yang direncanakan adalah sebesar 49 rpm dan putaran poros yang direncanakan pada poros pulley adalah 00 rpm. Apabila Pd adalah daya yang direncanakan. Daya yang direncanakan adalah daya normal maka faktor koreksi yang digunakan adalah 1, 1 HP sama dengan kw maka dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah ini: Pd = Fc. P (kw) ( Sularso, 00 : 7 ). (4.1) = 1. 0,735 kw = 0,735 kw Keterangan : Pd = Daya rencana (kw) Fc = Faktor koreksi ( lampiran3 ) P = Daya (kw)

38 38 Jika momen puntir adalah T (kg.mm), maka : Pd T = 9,74x10 5 n ( Sularso, 00 : 7 ).....(4.) T =9, ,735 =14610 kg.mm. 49 Keterangan : T = Momen puntir rencana ( kg.m) Pd = Daya rencana (kw) n3 = Putaran puli akhir (rpm) Adapun gambar ilustrasi sistem transmisi mesin pengepres genteng adalah sebagai berikut : Gambar 4.3. Ilustrasi Sistem Transmisi Mesin Pengepres Genteng Dari gambar tersebut di atas, maka diameter puli dan jumlah gigi pada roda gigi yang digunakan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : n 1xd1 n xd ( Sularso, 00 : 166 )......(4.3)

39 39 Pada perhitungan ini, dimisalkan diambil D 1 = 5,08 cm dengan n1 = 1400 rpm dan n = 00 rpm, maka: 1400 x 5,08 cm = 00 x D 711 = 00 x D D = 35,56 cm (14 inch) berikut : Untuk mencari jumlah gigi pada roda gigi maka digunakan rumus sebagai n3= Z 1 Z n Dimisalkan Z1 = 9, maka: n3x Z = n x Z1 49xZ = 00 x 9 49Z = 1800 Z = 36,7 (37) Jadi, diameter puli dan jumlah gigi yang digunakan dalam mesin pengepres genteng adalah sebagai berikut : D1 = 50,8 mm. D = 355,6 mm. Z1 = 9 gigi. Z = 37 gigi.

40 40 Sehingga, perbandingan reduksi (i) dari motor listrik ke pulley pengepres genteng adalah sebagai berikut : n n 1 i D d p p i ( Sularso, 00 : 166)...(4.4) =7 Kemudian perbandingan reduksi (i) dari motor listrik ke roda gigi adalah adalah sebagai berikut : n n 1 i D d p p i =8,5 dimana: n 1 = putaran puli awal (rpm) n = putaran puli akhir (rpm) G. Perhitungan Sabuk-V Dalam mesin pengepres genteng ini sabuk-v digunakan untuk memutar pulley. Pada pulley ini putaran digunakan untuk menggerakkan roda gigi hipoid. Gerakan ini dimanfaatkan untuk mengangkat cetakan bagian atas. Alur pemilihan sabuk-v tampak pada Gambar 4.4. Diagram aliran untuk memilih sabuk-v. Data yang diketahui untuk pemilihan tersebut antara lain: Daya yang akan ditransmisikan (P) Putaran poros penggerak (n 1 ) : 1 HP = kw : 00 rpm

41 41 Perbandingan reduksi (i) : 7 Jarak sumbu poros (C) Bahan poros : 470 mm START : Mild Steel (ST-4) Perhitungan panjang Daya yang akan ditransmisikan P (Kw) Putaran poros n1 (rpm) Perbandingan putaran i Jarak sumbu poros C (mm Nomor nominal dan panjang sa Faktor koreksi fc Jarak sumbu Daya rencana Pd (kw) Momen rencana T1, T (kg mm) Bahan poros dan perlakuan panas Perhitung diameter poros ds1, ds (mm) Jumlah Pemilihan penampang sabuk Diameter minimum puli dmin (mm) Diameter lingkaran jarak bagi puli dp, Dp (mm) Diameter luar puli dk, Dk (mm) Diameter naf db, DB (mm) Kecepatan sabuk v (m/s) > v : 30 ST E C d k D : k > Z Gambar 4.4. Diagram aliran untuk memilih sabuk-v

42 4 STOP END Perhitungannya,

43 43 a. P = 1 HP = kw, n = 00 rpm 1400 i 00 7 C 470 mm b. Fakor koreksi Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel. Mesin yang akan gerakkan adalah mesin pengepres genteng dengan sistem pulley. Sitem ini di dalam tabel faktor koreksi termasuk dalam variasi beban yang sedang dan diperkirakan mesin akan bekarja setiap 8-10 jam tiap hari. Sehingga dari tabel, fakttor koreksi dipakai adalah (fc = 1,4). c. Daya rencana (Pd) Pd fc P 1,4 0,735 1, 09 kw d. Momen rencana (T 1,T ) 5 Pd 5 1,09 T1 g 10 ( ) 9,74 10 ( ) 716 n kgmm 5 Pd 5 1,09 T g 10 ( ) 9,7410 ( ) 5011 kgmm. n 00 e. Bahan poros Mild Steel (ST-4) Tegangan tarik ( B ) 4 kg mm Faktor keamanan (Sf 1 ) untuk bahan ST adalah 5,6 Faktor pengaruh (Sf ) adalah

44 44 a Tenaga geser yang dizinkan ( ) adalah a B ( Sf Sf 1 4 (5,6 ) 3,75 kg mm ) K t untuk beban tumbukan adalah C b untuk beban lenturan adalah f. Perhitungan diameter poros (d s ) d s 5,1 a 5,1 3,75 30,09 K mm t C b T Diameter poros d s = 30 mm g. Penampang sabuk-v: tipea h. Diameter minimum puli (d min ) yang diizinkan adalah 50 mm i. Diameter lingkaran jarak bagi puli (d p,d p ) d p 50,8 mm D p d p i 50, ,6 mm j. Kecepatan sabuk (v)

45 45 v. d p. n , ,66 m/s k. Putaran sabuk lebih rendah dari kecepatan sabuk maksimum (3,66 m/s < 30m/s) baik l. d C k D k mm m. Panjang keliling (L) L = = C 1 d D D d p p p p 4C ,6 355,6 355,6 50,6 = ,7+49,5 = 167, mm n. Nomor nominal sabuk-v = No.64 L = 166 mm o. Jarak sumbu poros (C) b L 3,14 D p d 167 3,14(50,6 355,6) p = ,4 mm = 1978,6 b C b 8 D p d p 8

46 ,6 1978,6 8(355,6 50,6) 8 = mm = 470 mm p. Sudut kontak ( ) θ= (D p d p ) C ( ) 470 q. Jumlah sabuk (N) jadi sudut kontak ( ) = 0.91 (dari tabel) N= P d P o Kθ ( buah) Sudut lilit atau kontak θ dari sabuk pada alur puli penggerak harus diusahakan sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak antara sabuk dan puli. Gaya gesekan berkurang dengan mengecilnya θ sehingga menimbulkan slip

47 47 antara sabuk dan puli. Jika jarak poros pendek sedangkan perbandingan reduksinya besar, maka sudut kontak pada puli penggerak akan menjadi kecil. Tipe A, L = 167 mm, No 64, d p = 50,8 mm, D p = 355,6 mm, diameter poros d s = 30 mm, jarak sumbu poros 470. START a. Daya yang ditransmisikan: P (kw) Putaran poros n1 (rpm) b. Faktor koreksi fc c. Daya rencana Pd (kw) d.momen rencana T (kg mm) H. Perancangan Diameter Poros Roda Gigi Pinion B a g. Faktor koreksi untuk momen puntir Kt Faktor lenturan Cb h. Diameter poros ds (mm) < : a STOP END

48 48 Gambar 4.5. Diagram aliran untuk merencanakan poros Dalam mesin pengepres genteng ini terdapat poros cetakan dan poros pulley Di bawah ini akan di bahas perhitungan untuk menentukan diameter poros pulley. Alur merencanakan poros tampak pada Gambar 4.1. Diagram aliran untuk merencanakan poros. Data yang diketahui untuk merencanakan tersebut antara lain: 1. Daya yang akan ditransmisikan (P) : 1 HP = kw. Putaran poros penggerak (n 1 ) : 00RPM 3. Bahan poros :MildSteel(ST-4) Perhitungannya: a. P = 1HP = kw n 1 = 00RPM

49 49 b. Fakor koreksi Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan. Daya ini termasuk daya normal.sehingga dari tabel, faktor koreksi dipakai adalah fc = 1,4. c. Daya rencana (Pd) Pd fc P 1,4 0,735 1,09 kw d. Momen rencana (T) 5 Pd 5 1,09 T 9,7410 ( ) 9,74 10 ( ) 5011 n 00 1 kgmm e. Bahan poros Mildsteel (ST-4) Tegangan tarik ( B ) 4 kg mm Faktor keamanan (Sf 1 ) untuk bahan ST adalah 5,6 Faktor pengaruh (Sf ) adalah a f. Tenaga geser yang dizinkan ( ) adalah a B ( Sf Sf 1 4 (5,6 ) 3,75 kg mm ) g. K t untuk beban tumbukan adalah C b untuk beban lenturan adalah

50 50 h. Perhitungan diameter poros (d s ) d s 5,1 a 5,1 3,75 30,09 K mm t C b T Diameter poros d s = 30 mm i. Tegangan geser yang terjadi yaitu: T. d 5,1T 5, , s 16 d s 4 kg mm j. Tegangan geser yang terjadi yaitu 1,84 kg/mm lebih kecil dari pada tegangan geser yang direncanakan yaitu 3,75 kg/mm. Sehingga poros dengan diameter 30 mm aman untuk digunakan. I. Konstruksi Rangka Kekakuan dan kekokohan kerangka dapat ditambah dengan cara pengelasan dan pembautan. Ada dua tipe sambungan las yang paling umum adalah 45 dan sudut takik. Dalam perencanaan konstruksi rangka mesin pengepres genteng ini menggunakan sambungan las, karena lebih mudah dan hasilnya lebih kuat. Berat motor kurang lebih 10 kg. Batang yang digunakan pada rangka ini adalah besi siku ST 37 ukuran 50 x 50 x 5 mm dengan kekuatan tarik maksimal 37 kg/mm.

51 51 J. Analisis Ekonomi Penentuan harga mesin pengepres genteng dapat dilihat pada Tabel 4.1.Penentuan Harga Mesin. Tabel 4.1.Penentuan Harga Mesin Macam Biaya Macam Alat Bahan (Rp) Pekerjaan (Rp) Tenaga (Rp) Jumlah A. Biaya Desain Survey Analisis Gambar Jumlah Macam Biaya B. Biaya Pembelian Komponen Biaya Biaya Perakitan Macam Komponen Pembelian Jumlah (Rp) (Rp) Motor listrik Puli gandal Puli ganda V-Belt A Mur dan baut Cat dan poxy Tiner Bearing pulley () Bearing poros berulir Cetakan genteng Roda gigi Jumlah Macam Biaya C. Biaya Pembuatan Komponen Macam Elemen Bahan Bahan Tenaga Baku Penolong Kerja Jumlah Landasan rangka Kerangka Poros pulley Poros berulir Poros cetakan Dudukan poros berulir Pegangan cetakan Dudukan bearing poros berulir Dudukan cetakan bagian bawah Dudukan cetakan bagian atas Jumlah D. Biaya Non Produksi Biaya Gudang (5% x C) Pajak Perusahaan (5% x C) Jumlah E. Laba yang Dikehendaki 10% x (A+B+C+D) 3.400

52 5 F. Taksiran Harga Produk (A+B+C+D+E) Jadi harga yang dikehendaki untuk dijual adalah sebesar Rp ,00 K. Hasil dan Pembahasan 1. Sistem mekanik, daya mesin dan ulir penekan Sistem mekanik mesin ini menggunakan sistem pres. Sedangkan gaya pengepresan sebesar 45 kg dan daya mesin yaitu 0,6 HP, sehingga dibutuhkan motor listrik dengan daya 1 HP. Untuk ulir penekan mempunyai kisar 1mm dan panjang ulir 393mm dan tinggi ulir 4,8mm. Poros Roda Gigi Pinion Hasil analisis poros yaitu Daya yang akan ditransmisikan (P) = 1 HP = kw, Putaran poros penggerak (n ): 00 RPM, Bahan poros : MildSteel(ST-4), Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan. Daya ini termasuk daya normal.sehingga dari tabel, faktor koreksi dipakai adalah fc = 1,4, Daya rencana (Pd) =1,09 kw, Momen rencana (T) = 5011 kgmm, Bahan poros MildSteel(ST-4), Tegangan tarik ( B ) 4 kg mm,faktor keamanan (Sf 1 ) untuk bahan SF adalah 5,6, a Faktor pengaruh (Sf ) adalah, Tenaga geser yang dizinkan ( ) = 3,75 kg/mm, K t untuk beban tumbukan adalah, C b untuk beban lenturan adalah, diameter poros (d s ) = 30 mm, Tegangan geser yang terjadi yaitu:1,33 kg/mm, Tegangan geser yang terjadi yaitu 1,33 kg/mm lebih kecil dari pada

53 53 tegangan geser yang direncanakan yaitu 1.84 kg/mm. Sehingga poros dengan diameter 30 mm aman untuk digunakan. 3. Sabuk dan Puli Motor yang digunakan pada mesin pengepres genteng ini memiliki daya 1HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran yang direncanakan pada transmisi sabuk V adalah sebesar 00 rpm, sehingga dari hasil perhitungan diperoleh ukuran puli yang digunakan yaitu untuk puli pada poros motor inchi sedangkan puli pada poros 14 inchi. Sedangkan untuk sabuk yang digunakan adalah sabuk-v tipe A no. 64 dengan jarak poros Aspek finansial Dana yang digunakan untuk pembuatan mesin pengepres genteng ini totalnya mencapai Rp ,00. Harga tersebut belum termasuk biaya perawatan dan biaya bila terjadi kerusakan. L. Uji Kinerja Setelah dilakukan uji kinerja dari mesin pengepres genteng ini dapat disimpulkan bahwa mesin belum dapat bekerja maksimal sesuai dengan harapan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penyebab kurang maksimalnya mesin pengepres genteng ini adalah fungsi pengepresan yang kurang maksimal. M. Kelemahan-kelemahan

54 54 Setelah dilakukan pengujian terhadap fungsi dari mesin pengepres genteng ini ternyata masih memiliki beberapa kelemahan-kelemahan diantaranya: 1. Pengepresan harus dilakukan beberapa kali agar mendapatkan hasil yang maksimal.. Rangka terlalu pendek sehingga masih harus dibutuhkan sebuah meja untuk menambah tinggi mesin. 3. Karena tidak menggunakan rol sehingga pada saat menarik cetakan bagian bawah masih terlalu berat karena gesekan yang terlalu besar. 4. Belum adanya tutup pulley sehingga membahayakan operator mesin, saat mesin beroperasi. 5. Rangka yang terlalu berat sehingga mesin sulit untuk dipindahpindah.

55 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Proses perancangan dan pembuatan hingga pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut: b. Ulir penekan pada mesin pengepres genteng meliputi diameter minimal ulir yaitu 34,69 mm, Torsi ulir yaitu 780.5, tinggi ulir 6 mm sedangkan lebar ulir 6 mm dan yang terakhir naf pada ulir yaitu 480 mm c. Sistem transmisi pada roda gigi dengan diameter 145 mm meliputi jumlah gigi (z) 37, modul (m) 3.9, tinggi kepala gigi (Ha) 3.9, tinggi kaki gigi (Hk) 4.7, lebar gigi (b) 19,5. Sedangkan untuk roda gigi dengan diameter 31 mm meliputi jumlah gigi (z) 9, modul (m) 3.4, tinggi kepala gigi (Ha) 3.4, tinggi kaki gigi (Hk) 4.1, lebar gigi (b) 17. Untuk perhitungan pulley meliputi, diameter pulley pertama yaitu 14 inchi sedangkan pulley kedua memiliki diameter inchi. dan sabuk-v pada mesin pengepres genteng menggunakan tipe A, L = 166 mm, No 64, d p = 50,8 mm, D p = 355,6 mm, jarak sumbu poros 470. d. Diameter poros pada roda gigi adalah 1,76 mm e. Daya mesin pengepres genteng adalah O,53 HP sedangkan daya motor yang dibutuhkan adalah 1 HP

56 56 B. Saran 46 Perancangan mesin pengepres genteng ini masih belum sepenuhnya sempurna baik dari hasil maupun pada sistem kerjanya. Oleh karena itu, untuk dapat menyempurnakan rancangan mesin ini perlu adanya pemikiran yang lebih jauh lagi dengan segala pertimbangannya. Beberapa saran untuk langkah yang dapat membangaun dan menyempurnakan mesin ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat sistem control yang lebih sederhana agar dapat mudah dimengerti pengguna mesin yang kebanyakan masyarakat awam.. Memperingan cetakan dan bahan rangka tetapi tidak mengurangi kualitas bahan tersebut. 3. Mempertinggi ukuran rangka agar lebih mudah mengambil genteng setelah proses pengepresan. 4. Pemberian tutup pada bagian-bagian yang bergerak agar tidak membahayakan pengguna.

PERANCANGAN MESIN PENGEPRES GENTENG DENGAN UKURAN CETAK 270x360 mm SKRIPSI

PERANCANGAN MESIN PENGEPRES GENTENG DENGAN UKURAN CETAK 270x360 mm SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGEPRES GENTENG DENGAN UKURAN CETAK 270x360 mm SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S-I) Pada Program Studi Mesin Fakultas

Lebih terperinci

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm. 7 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Produk Mesin Pengaduk Reaktor Biogas merupakan alat tepat guna untuk memaksimalkan proses pembentukan biogas dalam reaktor skala rumah tangga. iharapakan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon. BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk 0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kayu Kayu adalah salah satu material konstruksi yang cukup lama dikenal dalam masyarakat dan merupakan material konstruksi yang dapat dirubah secara alami. Beberapa penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang. Alat pengupas kulit kentang yang dijual di pasaran memiliki jenis

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) Rumput Gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1. Desain Mesin 4.1.1. Tahap Klarifikasi Tujuan Pada Tahap ini diberikan penjelasan tujuan atas pertimbangan yang dilakukan dalam proses perancangan serta

Lebih terperinci

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS (1) Sobar Ihsan, (2) Muhammad Marsudi (1)(2) Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jln. Adhyaksa (Kayutangi)

Lebih terperinci

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir IV. PENDEKATAN RANCANGAN dan ANALISIS TEKNIK 4.1. Rancangan Fungsional Rancangan fungsional merupakan penjelasan mengenai fungsi-fungsi yang ada, yang dilakukan oleh sistem atau dalam model pemisah ini

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga pengerak di mana

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga pengerak di mana 6 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin Flame Cutting Radius merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pemotongan plat yang hasilnya berbentuk lingkaran. Mesin ini menggunakan motor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK LAPORAN FIELD PROJECT PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK POTOT SUGIARTO NRP. 6308030007 DOSEN PEMBIMBING IR. EKO JULIANTO,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT/MESIN PEMBENGKOK PIPA

RANCANG BANGUN ALAT/MESIN PEMBENGKOK PIPA RANCANG BANGUN ALAT/MESIN PEMBENGKOK PIPA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III SPESIALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR

PERANCANGAN MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR PERANCANGAN MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Teknik Mesin Oleh

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Taufik 1, Azwar 2, Bukhari 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV TeknikMesinProduksidanPerawatan 2 DosenJurusanTeknikMesinPoliteknikNegeriLhokseumawe

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Aliran Diagram aliran merupakan suatu gambaran dasar yang digunakan dasar dalam bertindak. Seperti pada proses perencanaan diperlukan suatu diagram alir yang

Lebih terperinci

POROS dengan BEBAN PUNTIR

POROS dengan BEBAN PUNTIR POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap BAB III KOPLING TETAP Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), di mana sumbu

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci