Lokasi : Lubuk Berangin Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat : mt, mu A B C D E F G A B C D E F G
|
|
- Hendra Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Lokasi : Lubuk Berangin Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat :. mt,.00.0 mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, hornblende, K- feldspar, mineral opak, bentuk kristal euhedral subhedral dengan ukuran mencapai,0 mm, sedangkan masa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit dan gelas vulkanik. Plagioklas, ±%, ukuran kristal mencapai,0 mm, bentuk kristal euhedral-subhedral, jenis kembaran didominasi oleh Albite dan Carlsbad-Albite, dari pengukuran sudut pemadaman kembaran diketahui jenis plagioklasnya adalah Andesine (An ) ( metoda Michele-levy ), posisi B. Piroksen, ±%, ukuran kristal mencapai 0, mm, bentuk kristal subhedral-anhedral, didominasi oleh klinopiroksen, dari pengukuran sudut pemadaman didominasi oleh diopsid. Hornblende, ± %, bentuk kristal subhedral-anhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm K-felspar, ± %, bentuk kristal anhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm Mineral opak, ± %, bentuk kristal subhedral - anhedral dengan ukuran kristal mencapai 0, mm, diperkirakan sebagai mineral assesoris yang terbentuk saat pembekuan lava Oksida besi, ± %, hadir mengisi rekahan-rekahan Masa dasar, ± %, tersusun oleh mikrolit-mikrolit yang didominasi oleh mineral plagioklas dan piroksen selain itu juga tersusun oleh gelas vulkanik. Genesa : Terbentuk sebagai produk aliran lava berkomposisi andesit
2 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Basaltis Vesikular Lokasi : Watas Satuan Batuan : Lava Gn. Bukit Tinggi Koordinat :. mt,.00. mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu gelap, segar, vesicular, bertekstur porfiritik, setempat bertekstur vitrofirik, terdiri dari phenokris yang tertanam dalam masa dasar. Phenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, hornblende, mineral opaq, bentuk kristal subhedral-anhedral dengan ukuran mencapai mm, sedangkan massa dasar terdiri dari mikrolit dan gelas vulkanik. Plagioklas, ±0%, ukuran kristal mencapai, mm, subhedral euhedral, kembaran didominasi Albite dan Carlsbad-Albite, dari pengukuran sudut pemadaman diketahui plagioklas berjenis labradorit (An ) Piroksen,±%,subhendral-euhedral,ukuran kristal mencapai,0 mm, didominasi oleh ortho dan klinopiroksen, dari pengukuran sudut pemadaman diketahui berjenis Augite ( posisi D- ). Hornblende,±%, kristal didominasi subhedral-anhedral, dengan ukuran kristal mencapai 0, mm. K-feldspar,±%,bentuk kristal didominasi anhedral, relief rendah. Mineral Opak,±%, kristal didominasi oleh anhedral dengan ukuran kristal mencapai 0, mm. Masa dasar, ±%, terdiri dari mikrolite-mikrolit yang didominasi oleh plagioklas dan piroksen, selain itu terdapat pula tersusun oleh gelas vulkanik. Genesa : Aliran lava yang berkomposisi Andesitik-basaltik, kaya gas
3 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Lokasi : Ikan Banyak Satuan Batuan : Lava Baringin Koordinat :. mt,..00 mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu, kondisi segar, bertekstur porfiritik, setempat vitrofirik, terdiri terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris berukuran mencapai, mm, dengan bentuk kristal antara subhedral anhedral. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, mineral opak, sedangkan masa dasar didominasi mikrolite dan glass vulkanik. Terdapat struktur aliran ( trachytic ) yang ditandai dengan orentasi kristal-kristal plagioklas. Plagioklas, ± %, subhedral- subhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm, dari pengukuran sudut kembaran berjenis andesine(an ) dengan jenis kembaran didominasi oleh Albite. Terdapat orentasi kristal plagioklas sebagai akibat proses aliran lava. Piroksen, ±%, bentuk kristal subhedral-anhedral, ukuran kristal mencapai, mm, didominasi oleh klinopiroksen berjenis diopside. Mineral Opak, ± %, bentuk kristal unhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm. Masa dasar, ±%, terdiri dari mikrolit-mikrolit yang didominasi plagioklas dan piroksen serta gelas vulkanik. Genesa : Aliran lava yang berkomposisi andesitik
4 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Porphyry Lokasi : Gn. Binuang Satuan Batuan : Lava Gn. Binuang Koordinat :. mt,..0 mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen,k-feldspar,mineral opak, bentuk kristal euhedral anhedral dengan ukuran mencapai,0 mm, sedangkan masa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit dan gelas vulkanik. Plagioklas, ±0%, ukuran kristal mencapai 0, mm, bentuk kristal euhedral-subhedral, jenis kembaran didominasi oleh Albite dan Carlsbad-Albite, dari pengukuran sudut pemadaman kembaran diketahui jenis plagioklasnya adalah Oligoklase (An ) ( metoda Michele-levy ), posisi A. Piroksen, ±%, ukuran kristal mencapai 0, mm, bentuk kristal anhedral, relief sedang-tinggi, dari pengukuran sudut pemadaman didominasi oleh diopsid. K-felspar, ± %, bentuk kristal anhedral-subhedral, ukuran kristal mencapai, mm, beberapa diantaranya memperlihatkan zoning pada permukaan kristal. Mineral opak, ± %, bentuk kristal anhedral dengan ukuran kristal mencapai 0, mm. Diperkirakan sebagai mineral assesoris yang terbentuk saat pembekuan lava Masa dasar, ± %, tersusun oleh mikrolit-mikrolit yang didominasi oleh mineral plagioklas dan gelas vulkanik. Genesa : Terbentuk sebagai produk aliran lava
5 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Trachytic Lokasi : Lubuk Selasih Satuan Batuan : Lava Baringin Koordinat : 0. mt,.. mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen,k-feldspar,mineral opak, bentuk kristal euhedral anhedral dengan ukuran mencapai, mm, sedangkan masa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit dan gelas vulkanik. Terdapat struktur aliran ( trachytic ). Plagioklas, ±0%, ukuran kristal mencapai 0, mm, bentuk kristal euhedral-subhedral, jenis kembaran didominasi oleh Albite dan Carlsbad-Albite, dari pengukuran sudut pemadaman kembaran diketahui jenis plagioklasnya adalah Andesine (An ) ( metoda Michele-levy ) Piroksen, ±%, ukuran kristal mencapai, mm, bentuk kristal subhedral-anhedral, didominasi oleh klinopiroksen, dari pengukuran sudut pemadaman didominasi oleh Augite posisi B. K-felspar, ± %, bentuk kristal anhedral-subhedral, ukuran kristal mencapai,0 mm Mineral opak, ± %, bentuk kristal anhedral dengan ukuran kristal mencapai 0, mm. Diperkirakan sebagai mineral assesoris yang terbentuk saat pembekuan lava Masa dasar, ± %, tersusun oleh mikrolit-mikrolit yang didominasi oleh mineral plagioklas dan piroksen serta gelas vulkanik. Genesa : Terbentuk sebagai produk aliran lava
6 No. Sample : BJL- Nama batuan : Dasit Porphyry Lokasi : Kaki Gunung Malintang Satuan Batuan : Lava Gn. Malintang Koordinat :. mt,.. mu Sayatan batuan beku Dasit, berwarna putih, kondisi segar, bertekstur porfiritik, setempat vitrofirik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, k- feldspar, kuarsa, hornblende, muskovit, mineral opak, berukuran mencapai,0 mm dengan bentuk kristal antara subhedral anhedral. Sedangkan masa dasar didominasi oleh mikrolit-mikrolit yang sebagian besar tersusun oleh plagioklas dan gelas vulkanik. Plagioklas, ± 0%, bentuk kristal euhedral-subhedral, dengan ukuran kristal mencapai mm, kembaran didominasi oleh kembaran albit dan Carlsbad-albite, dari pengukuran sudut pemadaman diketahui didominasi oleh oligoklas (An ) ( posisi E ). Kuarsa, ± %, bentuk kristal dominan subhedral-anhedral, ukuran kristal mencapai, mm K-feldspar, ± %, bentuk kristal anhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm Muskovit, ±%, bentuk kristal subhedral-anhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm Mineral Opak, ± %, bentuk kristal anhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm, diperkirakan sebagai mineral assesoris pada pembentukan batuan Masa dasar, ± %, didominasi oleh mineral plagioklas dan silika, selain itu terdapat juga gelas vulkanik Genesa : Terbentuk sebagai produk aliran lava berkomposisi dasitik
7 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Trachytic Lokasi : Jalan ke Air Abu Satuan Batuan : Lava Gn. Sirabungan Koordinat :. mt,..0 mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu muda, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, mineral opak, berukuran mencapai, mm, dengan bentuk kristal euhedral anhedral. Sedangkan masa dasar didominasi oleh mikrolit-mikrolit plagioklas dan gelas vulkanik. Terdapat struktur aliran yang ditandai dengan adanya orentasi kristal mineral plagioklas. Plagioklas, ± %, bentuk kristal euhedral-subhedral, ukuran kristal mencapai mm, sebagian sudah ada yang terubah menjadi epidot, kembaran didominasi oleh kembaran albite dan Carlsbadalbit, dengan jenis plagioklas didominasi oleh Andesine (An ) ( posisi -B ). Piroksen, ± %, bentuk kristal subhedral anhedral, ukuran kristal mencapai, mm, didominasi oleh klinopiroksen yaitu diopside Epidote, ± %, bentuk kristal dominan anhedral dengan ukuran kristal mencapai 0, mm, tampak bahwa mineral ini hasil ubahan dari mineral plagioklas Mineral opak, ± %, bentuk kristal dominan anhedral dengan ukuran mancapai 0, mm, diperkirakan sebagai mineral assesoris pembentuk batuan beku Massa dasar, ± %, tersusun oleh mikrolit-mikrolit, terdiri dari plagioklas dan piroksen, selain itu massa dasar tersusun oleh gelas vulkanik. Genesa : Terbentuk sebagai produk aliran lava
8 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Piroksen Lokasi : Kampung Air Abu Satuan Batuan : Lava Gn. Sirabungan Koordinat :. mt,.. mu Sayatan batuan beku, berwarna abu-abu, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, K-feldspar, mineral opak, bentuk kristal subhedral-anhedral dengan ukuran kristal mencapai mm. Masa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit yang didominasi oleh kuarsa/silika sebagai mineral sekunder. Plagioklas, ± 0%, ukuran kristal mencapai mm, bentuk kristal subhendral-euhedral, kembaran didominasi oleh kembaran albit. Dari pengukuran sudut pemadaman pada kembaran diketahui jenis plagioklas adalah andesine (An ) ( Posisi B ) Piroksen, ± %, ukuran kristal mencapai 0, mm, bentuk kristal dominan anhedral, dari pengukuran sudut pemadaman piroksennya dominan klinopiroksen berjenis Augite ( posisi -G ) K-feldspar, ± %, ukuran kristal mencapai 0, mm, bentuk kristal dominan anhedral Mineral sekunder hadir mengisi veinlets-veinlets berupa kalsit. Mineral opak, ± %, bentuk kristal dominan anhedral, ukuran kristal mencapai 0, mm, diperkirakan sebagai pirit. Masa dasar, ± %, tersusun oleh mikrolit-mikrolit yang diperkirakan sebagai plagioklas dan piroksen, selain mikrolit massa dasar juga tersusun oleh gelas vulkanik Genesa : Terbentuk sebagai produk aliran lava yang telah mengalami sedikit ubahan ditandai dengan hadirnya mineral sekunder kalsit pada veinlets
9 No. Sample : BJL- Nama batuan : Dasit?? Ter-kersikan Lokasi : Tambang mas Belimbing Satuan Batuan : Lava Bukit Malintang Koordinat :. mt,.. mu Sayatan batuan beku terubah sangat kuat, berwarna abu-abu muda putih, kondisi segar, tekstur asalnya diperkirakan porfiritik, tersusun atas plagioklas dan piroksen, ukuran kristal mencapai mm dengan bentuk kristal anhedral. Plagioklas, ± %, anhedral, sudah mengalami ubahan/ replacement kuat hingga sangat kuat dan tak bisa dikenali lagi jenisnya Piroksen, ± %, bentuk kristal anhedral, sudah mengalami replacement oleh mineral kuarsa sekunder, tak dapat dikenali lagi jenisnya Kuarsa, ± 0%, hadir sebagai mineral sekunder, dengan cara pervasive dan pengisian rongga (vug infilling) bertekstur saccharoidal/sugary ( Posisi -C ), terutama yang mengisi rekahan dan rongga (vug) Mineral Opak, ± %, bentuk kristal anhedral, ukuran mencapai 0, mm, menyebar (disseminated), setempat sebagai pengisi rekahan dan vug bersama-sama dengan kuarsa. Diperkirakan sebagai pyrite dan mineral-mineral ikutan dalam sistim epithermal. Massa dasar, ± % didominasi oleh mikrolit-mikrolit berupa kuarsa sekunder yang hadir secara pervasive dan mengisi rekahan serta rongga. Genesa : Ubahan kuat sangat kuat ( silisifikasi ) dari batuan beku berkomposisi dasitik?? oleh fluida hydrothermal
10 No. Sample : BJL- Nama batuan : Andesit Terubah Lokasi : S. Aer Ange Hulu Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat :. mt,.000. mu Sayatan batuan beku terubah, berwarna abu-abu muda, kondisi segar, bertekstur porfiritik, terdiri dari fenokris yang tertanam dalam masa dasar. Fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, K- feldspar, mineral opak, euhedral anhedral, dengan ukuran kristal mencapai, mm, memperlihatkan gejala ubahan lemah ditandai dengan hadirnya mineral kuarsa sekunder, selain itu banyak juga rekahan-rekahan yang terisi mineral opak. Plagioklas, ± %, ukuran kristal mencapai mm, bentuk kristal euhedral-anhedral, kembaran didominasi oleh albite dan Carlsbad-albite, dari hasil pengukuran sudut pemadaman kembaran diketahui bahwa plagioklas didominasi Andesine (An ), ( posisi D ), hampir semua kristal mulai mengalami proses ubahan replacement oleh mineral kuarsa sekunder Piroksen, ± %, ukuran kristal mencapai mm, bentuk kristal subhedral-anhedral, dari pengukuran seudut pemadaman diketahui jenisnya adalah klinopiroksen Augite Seperti halnya plagioklas piroksen juga telah mulai mengalami ubahan. K-feldspar, ± %, ukuran kristal mencapai 0, mm, dengan bentuk kristal subhedral-anhedral, Mineral opak, ± %, ukuran kristal mencapai 0, mm dengan bentuk kristal dominan anhedral, sebagian terbentuk mengisi rekahan bersama mineral kuarsa, kemungkinan berupa pirit dan oksida besi Masa dasar, ± %, terdiri atas mikrolit-mikrolit plagioklas dan piroksen serta gelas vulkanik yang dibeberapa tempat terubah oleh hadirnya mineral kuarsa sekunder. Genesa : Ubahan lemah (silisifikasi ) pada batuan beku berkomposisi andesitik oleh fluida hidrothermal
1.1 Hasil Analisis Petrografi 1.2. Lampiran 1
1.1 Hasil Analisis Petrografi 1.2 Lampiran 1 Lampiran 1a. Hasil Analisis Sayatan Tipis Batuan, Daerah Danau Ranau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung No. Urut : 1 No. Sampel : DR-80 Lokasi : ; X=
Lebih terperinciA B C D E A B C D E. A B C D E A B C D E // - Nikol X Nikol mm P mm
No conto : Napal hulu Zona ubahan: sub propilitik Lokasi : Alur S. Napal Nama batuan: lava andesit 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan andesit terubah dengan intensitas sedang, bertekstur hipokristalin, porfiritik,
Lebih terperinciLampiran 1.1 Analisis Petrografi
Lampiran. Analisis Petrografi No.Conto : GE- Satuan : Tbr (Masadasar) Lokasi : Kendeng Nama Batuan : Andesit Piroksen \\ A B mm E F X A B mm E F Sayatan tipis andesit piroksen, hipokristalin, alotriomorfik
Lebih terperinciGambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )
Gambar 3.12 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang, dibeberapa tempat terdapat sisipan dengan tuf kasar (lokasi dlk-12 di kaki G Pagerkandang). Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit
Lebih terperinciGambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).
Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Barat. 18 3. Breksi Tuf Breksi tuf secara megaskopis (Foto 2.9a dan Foto 2.9b) berwarna abu-abu
Lebih terperinciMetamorfisme dan Lingkungan Pengendapan
3.2.3.3. Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan Secara umum, satuan ini telah mengalami metamorfisme derajat sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi batuan yang relatif jauh lebih keras
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed
DAFTAR PUSTAKA Bemmelen, R.W., van, 949, The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed Office, The Hague, 7 p. Duda, W. H, 976, Cement Data Book, ed- Mc. Donald dan Evans, London, 60 hal. Dunham, R.J.,
Lebih terperinciMINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI
MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI Disusun oleh: REHAN 101101012 ILARIO MUDA 101101001 ISIDORO J.I.S.SINAI 101101041 DEDY INDRA DARMAWAN 101101056 M. RASYID 101101000 BATUAN BEKU Batuan beku
Lebih terperinciAdi Hardiyono Laboratorium Petrologi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRACT
Karakteristik batuan beku andesitik & breksi vulkanik, dan kemungkinan penggunaan sebagai bahan bangunan KARAKTERISTIK BATUAN BEKU ANDESIT & BREKSI VULKANIK, DAN KEMUNGKINAN PENGGUNAAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 GEOMORFOLOGI Berdasarkan pembagian fisiografi Jawa Tengah oleh van Bemmelen (1949) dan Pardiyanto (1979) (gambar 2.1), daerah penelitian termasuk ke dalam
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI
TATANAN GEOLOGI BAB II TATANAN GEOLOGI II.1 Struktur Regional Berdasarkan peta geologi regional (Alzwar et al., 1992), struktur yg berkembang di daerah sumur-sumur penelitian berarah timurlaut-baratdaya
Lebih terperinciREKAMAN DATA LAPANGAN
REKAMAN DATA LAPANGAN Lokasi 01 : M-01 Morfologi : Granit : Bongkah granit warna putih, berukuran 80 cm, bentuk menyudut, faneritik kasar (2 6 mm), bentuk butir subhedral, penyebaran merata, masif, komposisi
Lebih terperinciPETROGENESA LAVA GUNUNG RINJANI SEBELUM PEMBENTUKAN KALDERA
PETROGENESA LAVA GUNUNG RINJANI SEBELUM PEMBENTUKAN KALDERA Beta Kurniawahidayati 1 *, Mega F. Rosana 1, Heryadi Rachmat 2 1. Universitas Padjadjaran, Fakultas Teknik Geologi 2. Museum Geologi Bandung
Lebih terperinciDESKRIPSI OPTIS MINERAL DENGAN PENGAMATAN NIKOL SEJAJAR & NIKOL SILANG
DESKRIPSI OPTIS MINERAL DENGAN PENGAMATAN NIKOL SEJAJAR & NIKOL SILANG MONTICELLITE (CaMgSiO4) Orthorhombic 2V = 750-800 Tidak berwarna. Granular agregate dari kristal anhedral subhedral, kristal prismatik
Lebih terperinciBAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL
4.1 TEORI DASAR BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL Alterasi adalah suatu proses yang di dalamnya terjadi perubahan kimia, mineral, dan tekstur karena berinteraksi dengan fluida cair panas (hidrotermal) yang dikontrol
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA Browne, P.R.L, 1989, Corbett, G.J., Leach, T.M., 1997, Fisher, R.V. dan Schmincke, H.U., 1984
DAFTAR PUSTAKA Browne, P.R.L, 1989, Hydrothermal Alteration and Geothermal System, Lecture Handout, The University of Auckland, 1 74. Corbett, G.J., Leach, T.M., 1997, Southwest Pacific Rim Gold-Copper
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Berdasarkan pembagian Fisiografis Jawa Tengah oleh van Bemmelen (1949) (gambar 2.1) dan menurut Pardiyanto (1970), daerah penelitian termasuk
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Pengamatan geomorfologi di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar berwarna gelap vesicular batuan vulkanik yang bisanya porfiritik (berisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuan andesit berasal dari pembekuan magma di dekat atau di atas permukaan bumi, karena itu sering disebut batuan beku luar. Andesit sebagian besar berwarna gelap
Lebih terperinciBAB IV ALTERASI HIDROTERMAL
BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL 4.1. Tinjauan umum Ubahan Hidrothermal merupakan proses yang kompleks, meliputi perubahan secara mineralogi, kimia dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan hidrotermal
Lebih terperinciBab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal
Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal III.1 Dasar Teori Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang terjadi akibat interaksi antara fluida panas dengan batuan samping yang dilaluinya, sehingga membentuk
Lebih terperinci3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9
3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat-Sifat Optik Mineral Sifat-sifat optik pada suatu mineral terbagi menjadi dua, yakni sifat optik yang dapat diamati pada saat nikol sejajar dan sifat yang dapat diamati
Lebih terperinciLokasi : G.Walang Nama Batuan : Tuf Gelas
LAMPIRAN A ANALISIS PETROGRAFI No. Conto : WLG 03 Satuan Batuan : Tuf Lokasi : G.Walang Nama Batuan : Tuf Gelas Tekstur Butiran Matriks : Terpilah baik, kemas terbuka, menyudut tanggung menyudut, : 22%;
Lebih terperinciLABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PRAKTIKUM PETROGRAFI BORANG MATERI ACARA I: PETROGRAFI BATUAN BEKU Asisten Acara: 1. 2. 3. 4. Nama Praktikan
Lebih terperinciFoto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama
Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama berupa plagioklas, kuarsa (C6-C7) dan k-feldspar (D3-F3).
Lebih terperinci(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.
` BAB IV ALTERASI HIDROTHERMAL 4.1 Pendahuluan Mineral alterasi hidrotermal terbentuk oleh adanya interaksi antara fluida panas dan batuan pada suatu sistem hidrotermal. Oleh karena itu, mineral alterasi
Lebih terperinciBatuan Gunungapi Sibual Buali, Sumatera Utara (Sofyan Primulyana, dkk)
BATUAN GUNUNGAPI SIBUAL BUALI, SUMATERA UTARA Sofyan PRIMULYANA, Oktory PRAMBADA Sari Gunungapi Sibualbuali bertipe stratovolkano, mempunyai produk letusannya berupa aliran lava dan endapan piroklastik.
Lebih terperinciBATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS
BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS TEGUH YUWONO, S.T ILMU BATUAN SMK N 1 PADAHERANG DEFINISI merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma dan merupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral
Lebih terperinciSTUDI PETROGRAFI BATUAN BEKU GUNUNG SINGA BOGOR - JAWA BARAT
Studi petrografi batuan beku Gunung Singa, Bogor, Jawa Barat (Johanes Hutabarat & Mulyono) STUDI PETROGRAFI BATUAN BEKU GUNUNG SINGA BOGOR - JAWA BARAT Johanes Hutabarat 1) & Mulyono 2) 1) Lab Geokimia
Lebih terperinciBAB IV UBAHAN HIDROTERMAL DAERAH PENELITIAN
BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL DAERAH PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Ubahan hidrotermal merupakan proses yang kompleks meliputi perubahan secara mineralogi, kimia dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan
Lebih terperinciPetrogenesa Batuan Beku
Petrogenesa Batuan Beku A. Terminologi Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI
BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Batu Hijau Pulau Sumbawa bagian baratdaya memiliki tipe endapan porfiri Cu-Au yang terletak di daerah Batu Hijau. Pulau Sumbawa
Lebih terperinciBAB III ALTERASI HIDROTERMAL
BAB III ALTERASI HIDROTERMAL 3.1 Tinjauan Umum White (1996) mendefinisikan alterasi hidrotermal adalah perubahan mineralogi dan komposisi yang terjadi pada batuan ketika batuan berinteraksi dengan larutan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah Kancah, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung yang terletak di bagian utara Kota Bandung. Secara
Lebih terperinciBAB IV UBAHAN HIDROTERMAL
BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL 4.1 Pengertian Ubahan Hidrotermal Ubahan hidrotermal adalah proses yang kompleks, meliputi perubahan secara mineralogi, kimia, dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan
Lebih terperinciBAB V PENGOLAHAN DATA
BAB V PENGOLAHAN DATA Data yang didapatkan dari pengamatan detail inti bor meliputi pengamatan megakopis inti bor sepanjang 451 m, pengamatan petrografi (32 buah conto batuan), pengamatan mineragrafi (enam
Lebih terperinciUmur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi
3.2.3.3 Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Berdasarkan data analisis mikrofosil pada batupasir (lampiran B), maka diperoleh umur dari Satuan Breksi yaitu N8 (Akhir Miosen Awal) dengan ditemukannya
Lebih terperinciOKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36
PENGERTIAN BATUAN BEKU Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3. 1 Geomorfologi 3. 1. 1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak pada kompleks gunung api Tangkubanparahu dengan elevasi permukaan berkisar antara
Lebih terperinciPENGARUH INTRUSI VULKANIK TERHADAP DERAJAT KEMATANGAN BATUBARA KABUPATEN LAHAT, SUMATERA SELATAN
PENGARUH INTRUSI VULKANIK TERHADAP DERAJAT KEMATANGAN BATUBARA KABUPATEN LAHAT, SUMATERA SELATAN Oleh : Sjafra Dwipa, Irianto, Arif Munandar, Edi Suhanto (Dit. Vulkanologi) SARI Intrusi andesit di bukit
Lebih terperinciBAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. GEOMORFOLOGI Daerah penelitian memiliki pola kontur yang relatif rapat dan terjal. Ketinggian di daerah penelitian berkisar antara 1125-1711 mdpl. Daerah penelitian
Lebih terperinciBAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN
BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN 5.1 Tinjauan Umum Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara batuan dengan fluida hidrotermal. Proses yang
Lebih terperincidan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).
dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8). Gambar 3.7 Struktur sedimen pada sekuen Bouma (1962). Gambar 3.8 Model progradasi kipas bawah laut
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN
INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Kusdarto Maryun Supardan, dan Andi Sutandi S Kelompok Program Penelitian Mineral
Lebih terperinciPENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik
PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik Kelompok Program Penelitian Mineral S A R I Satuan batuan ultrabasa terdiri
Lebih terperinciMineral Seri Reaksi Bowen
Mineral Seri Reaksi Bowen No Deret Diskontinu Deskripsi Megaskopis 1 Olivin Warna : Hijau Tua, Kehitaman Belahan : Konkoida Pecahan : Gelas Kiilap : Putih Berat Jenis : 3,27-3,37 Kekerasan : 6,5-7 2 Piroksen
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MINERAL PADA POSISI NIKOL SILANG PERTEMUAN III
IDENTIFIKASI MINERAL PADA POSISI NIKOL SILANG PERTEMUAN III DEFINISI NIKOL SILANG Mineral diamati secara terpolarisasi Metode pengamatan: Memasang analizer hingga menghalangi sinar yang dikirim ke okuler
Lebih terperinciGEOLOGI DAN STUDI MATAAIR DAERAH PASEH-CIKANCUNG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT
GEOLOGI DAN STUDI MATAAIR DAERAH PASEH-CIKANCUNG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT Tugas Akhir A Oleh: Anwar Zulkhoiri 12010059 Pembimbing : (1) Agus M. Ramdhan S.T., M.T., Ph.D (2)
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentang alam dan morfologi suatu daerah terbentuk melalui proses pembentukan secara geologi. Proses geologi itu disebut dengan proses geomorfologi. Bentang
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI 3.1.1. Morfologi Umum Daerah Penelitian Pengamatan geomorfologi di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode tidak langsung
Lebih terperinciGeologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27
memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu gelap, struktur vesikuler, tekstur afanitik porfiritik, holokristalin, dengan mineral terdiri dari plagioklas (25%) dan piroksen (5%) yang berbentuk subhedral hingga
Lebih terperinciGEOLOGI DAN UBAHAN HIDROTERMAL SUMUR EKSPLORASI SR-1 LAPANGAN PANAS BUMI SOKORIA-MUTUBUSA, ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT GEOLOGI DAN UBAHAN HIDROTERMAL SUMUR EKSPLORASI SR-1 LAPANGAN PANAS BUMI SOKORIA-MUTUBUSA, ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR Robertus
Lebih terperinciPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Sekunder Data sekunder yang diperoleh dari PT Semen Padang Untuk menunjang dan melengkapi penelitian ini antara lain berupa : 1. Peta topografi skala 1
Lebih terperinciCiri Litologi
Kedudukan perlapisan umum satuan ini berarah barat laut-tenggara dengan kemiringan berkisar antara 60 o hingga 84 o (Lampiran F. Peta Lintasan). Satuan batuan ini diperkirakan mengalami proses deformasi
Lebih terperinciIII.4.1 Kuarsa sekunder dan kalsedon
III.4.1 Kuarsa sekunder dan kalsedon Kuarsa sekunder adalah mineral silika yang memiliki temperatur pembentukan relatif panjang, berkisar 180 0 C hingga lebih dari 300 0 C (Reyes, 1990). Kehadiran kuarsa
Lebih terperincihiasan rumah). Batuan beku korok
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latingranum. (yang sering dijadikan Granit
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK PELAPUKAN ANDESIT
BAB III KARAKTERISTIK PELAPUKAN ANDESIT 3.1 Geologi Daerah Penelitian Morfologi daerah penelitian secara umum terdiri dari perbukitan dan dataran yang terbentuk oleh hasil volkanisme masa lampau. Kemiringan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MINERAL SEPANJANG SUNGAI OPAK, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. oleh : Ricky Christian Sitinjak 03/164666/TK/28139
KARAKTERISTIK MINERAL SEPANJANG SUNGAI OPAK, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA oleh : Ricky Christian Sitinjak 03/164666/TK/28139 Pokok Bahasan Pokok Bahasan Pendahuluan Landasan Teori Geologi Daerah Penelitian
Lebih terperinciBAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI DAERAH PENELITIAN
BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI DAERAH PENELITIAN 4.1 Alterasi Hidrotermal Daerah Penelitian 4.1.1 Pengamatan Megaskopis Pengamatan alterasi hidrotermal dilakukan terhadap beberapa conto batuan
Lebih terperinciBAB II PETROLOGI BATUAN BEKU EKSTRUSI A. PENGERTIAN BATUAN BEKU EKSTRUSIF
BAB II PETROLOGI BATUAN BEKU EKSTRUSI A. PENGERTIAN BATUAN BEKU EKSTRUSIF Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu
Lebih terperinciINVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI Secara geologi daerah Kabupaten Boven Digoel terletak di Peta Geologi
Lebih terperinciPROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014
PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 Wahyu Widodo, Bambang Nugroho Widi Kelompok Penyelidikan Mineral Logam S A R I Prospeksi mineral logam di Kabupaten
Lebih terperinciPerbedaan Karakteristik Mineralogi Matriks Breksi Vulkanik Pada Endapan Fasies Proksimal Atas-Bawah Gunung Galunggung
Perbedaan Karakteristik Mineralogi Matriks Breksi Vulkanik Pada Endapan Fasies Proksimal Atas-Bawah Gunung Galunggung Eka Dwi Ramadhan 1), Johanes Hutabarat 2), Agung Mulyo 3) 1) Mahasiswa S1 Prodi Teknik
Lebih terperinciBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
Lebih terperinciIdentifikasi Karakteristik Aktivitas Gunung Api Merbabu Didasarkan Pada Petrologi dan Vulkanostratigrafi
Identifikasi Karakteristik Aktivitas Gunung Api Merbabu Didasarkan Pada Petrologi dan Vulkanostratigrafi Sri Mulyaningsih 1, Syarif Hidayat 1, dan Bekti Arif Rumanto 1 11 Teknik Geologi FTM IST AKPRIND
Lebih terperinciSTUDI PETROLOGI DAN PETROGRAFI PADA ALTERASI BUKIT BERJO, GODEAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENELITIAN AWAL MENGENAI ALTERASI DI BUKIT BERJO
STUDI PETROLOGI DAN PETROGRAFI PADA ALTERASI BUKIT BERJO, GODEAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENELITIAN AWAL MENGENAI ALTERASI DI BUKIT BERJO Adnan Hendrawan 1* Gabriela N.R. Bunga Naen 1 Eka Dhamayanti
Lebih terperinci// - Nikol X - Nikol 1mm
S S A B B C Foto 3.14 Satuan breksi vulkanik dengan sisipan batupasir-batulempung. Breksi polimik ( B), Monomik (A) dan litologi batupasir-batulempung (bawah,c) Pengambilan sampel untuk sisipan batupasir
Lebih terperinciANALISIS PETROGRAFI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON PERKERASAN KAKU
ANALISIS PETROGRAFI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON PERKERASAN KAKU Bima Wirawan 1), Ary Setyawan 2), Agus Sumarsono 3) 1) Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF MARMER
ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF Sayatan Tipis MARMER Deskripsi : Sampel ini adalah granular batuan metamorf menengah - grained didominasi oleh forsterit ( < 5 % vol ), serpentine ( 15 % ), kalsit ( 40
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah Padang dan sekitarnya terdiri dari batuan Pratersier, Tersier dan Kwarter. Batuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang rendah, memiliki komposisi hidrous aluminium silikat (Al2O3.2SiO2.2H2O)
Lebih terperinciPETROLOGI DAN PETROGRAFI SATUAN BREKSI VULKANIK DAN SATUAN TUF KASAR PADA FORMASI JAMPANG, DAERAH CIMANGGU DAN SEKITARNYA, JAWA BARAT
PETROLOGI DAN PETROGRAFI SATUAN BREKSI VULKANIK DAN SATUAN TUF KASAR PADA FORMASI JAMPANG, DAERAH CIMANGGU DAN SEKITARNYA, JAWA BARAT Puteri Rasdita M. Verdiana, Yuyun Yuniardi, Andi Agus Nur Fakultas
Lebih terperinciMENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Oleh : Akhmad Hariyono POLHUT Penyelia Balai Taman Nasional Alas Purwo Kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebagian besar bertopogarafi kars dari Semenanjung
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses
Lebih terperinciA. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)
A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK) Batuan Beku Ultrabasa (Ultramafik) adalah batuan beku dan meta -batuan beku dengan sangat rendah kandungan silika konten (kurang dari 45%), umumnya > 18% Mg O, tinggi
Lebih terperinciPETROGRAFI BATUAN BEKU 1. PERIDOTITE. : Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic
I. PETROGRAFI BATUAN BEKU 1. PERIDOTITE Lamprofir Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic Kenampakan Mikroskopis Dalam sayatan tipis menunjukkan warna kuning kecoklatan, kuning kehijauan, hijau kekuningan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan praktikum mineral optik hanya mendeskripsikan mineralnya saja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi. Petrografi ini juga merupakan tingkat lanjutan dari mata kuliah sebelumnya yaitu mineral optik. Dalam prakteknya,
Lebih terperinciTekstur dan Struktur Batuan Beku Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah petrografi
Tekstur dan Struktur Batuan Beku Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah petrografi Novianti Wahyuni Purasongka 270110100095 Kelas-C Fakultas Teknik Geologi UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012 Tekstur Batuan
Lebih terperinciABSTRAK. kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian. Golongan mineral berwarna gelap atau mafik mineral.
ABSTRAK Bowen Reaction Series merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian. Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
vi DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xv SARI... xvi ABSTRACT... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1.
Lebih terperinciACARA II MINERALOGI OPTIK SIFAT-SIFAT OPTIS MINERAL DALAM PENGAMATAN PLANE POLARIZED LIGHT
ACARA II MINERALOGI OPTIK SIFAT-SIFAT OPTIS MINERAL DALAM PENGAMATAN PLANE POLARIZED LIGHT I. Pengamatan Plane Polarized Light Pengamatan PPL (plane polarized light) merupakan pengamatan yang hanya mengunakan
Lebih terperinciESTIMASI TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN KEHADIRAN
ESTIMASI TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN KEHADIRAN MINERAL ALTERASI PADA SUMUR X LAPANGAN PANAS BUMI WAYANG WINDU, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT SUBSURFACE TEMPERATURE ESTIMATION
Lebih terperinciHasil Penyelidik Terdahulu
PROSPEK LOGAM DASAR DI DAERAH RATENGGO KABUPATEN ENDE DAN DAERAH MAGEPANDA KABUPATEN SIKKA - PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Fase III Tahun Anggaran 2005 Oleh : Franklin Subdit Ekplorasi Mineral Logam Abstract
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK
Karakteristik geologi daerah volkanik Kuarter kaki tenggara Gunung Salak (Bombon Rahmat Suganda & Vijaya Isnaniawardhani) KARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK Bombom
Lebih terperinciBab II Tatanan Geologi Daerah Penelitian
Bab II Tatanan Geologi Daerah Penelitian II.1 Tatanan Geologi Daerah Jawa Bagian Barat II.1.1 Fisiografi. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Jawa Bagian Barat skala 1:500.000 (Gafoer dan Ratman,
Lebih terperinciGambar 2.1 Siklus batuan, tanda panah hitam merupakan siklus lengkap, tanda panah putih merupakan siklus yang dapat terputus.
2. Batuan Beku 2.1 Batuan Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu : batuan beku (igneous rock), terbentuk
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL
STRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL 1.1. Bentuk Endapan Bijih Terkait dengan waktu pembentukan bijih dihubungkan dengan host rock-nya, dikenal istilah singenetik dan epigenetic. Singenetik diartikan bahwa
Lebih terperinciBAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar
BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. Teori Dasar Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang terjadi akibat adanya interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan samping yang dilaluinya, sehingga membentuk
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses
Lebih terperinciPEMBAHASAN TEKNIK KOLEKSI, PREPARASI DAN ANALISIS LABORATORIUM
PEMBAHASAN TEKNIK KOLEKSI, PREPARASI DAN ANALISIS LABORATORIUM Oleh: Hill. Gendoet Hartono Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta E-mail: hilghartono@yahoo.co.id Disampaikan pada : FGD Pusat Survei Geologi,
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI
BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Pulau Sumbawa Pulau Sumbawa merupakan salah satu dari gugusan Kepulauan Nusa Tenggara yang terletak pada Busur Kepulauan Banda
Lebih terperinciBATUAN BEKU. Disusun Oleh :
BATUAN BEKU Disusun Oleh : Revki Septiansyah B (03021281419080) Achmad Yansen (03021381419134) Darma Raharja H (03021381419127) Ravisi Gustama (03021381419148) A. Syaftian Febri (03021381419117) M. Andri
Lebih terperinciGambar Singkapan batulempung I (gambar kiri) dengan sisipan batupasir yang tersingkap pada dinding Sungai Cipaku (gambar kanan).
Gambar 3.20. Singkapan batulempung I (gambar kiri) dengan sisipan batupasir yang tersingkap pada dinding Sungai Cipaku (gambar kanan). Gambar 3.21. Struktur sedimen laminasi sejajar pada sisipan batupasir
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN Dikdik
Lebih terperinciBAB III Perolehan dan Analisis Data
BAB III Perolehan dan Analisis Data BAB III PEROLEHAN DAN ANALISIS DATA Lokasi penelitian, pada Peta Geologi Lembar Cianjur skala 1 : 100.000, terletak di Formasi Rajamandala. Penelitian lapangan berupa
Lebih terperinciBab IV Sistem Panas Bumi
Bab IV Sistem Panas Bumi IV.1 Dasar Teori Berdasarkan fluida yang mengisi reservoir, sistem panas bumi dibedakan menjadi 2, yaitu sistem panas bumi dominasi air dan sistem panasbumi dominasi uap. 1. Sistem
Lebih terperinciPROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA. Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi
PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Prospeksi mineral logam di Kabupaten Humbang Hasundutan
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Masalah I.4 Lokasi Daerah Penelitian I.6 Penelitian Terdahulu dan Keaslian Penelitian... 4
Daftar Isi v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... i
Lebih terperinciFoto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).
Apabila diperhatikan, hasil analisis petrografi dari sayatan batupasir kasar dan sayatan matriks breksi diperoleh penamaan yang sama. Hal ini diperkirakan terjadi karena yang menjadi matriks pada breksi
Lebih terperinci