Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012"

Transkripsi

1 Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Latar Belakang Isu perubahan iklim yang salah satunya dipicu oleh penggunaan energi fosil telah mendorong berbagai pihak, khususnya pengguna energi untuk melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan mengurangi penggunaan energi fosil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Ketidakstabilan harga minyak akhir-akhir ini juga menyadarkan para pelaku industri dan pengelola bangunan gedung pentingnya arti penerapan konservasi energi. Dengan menerapkan konservasi energi diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi energi yang secara langsung memberi kontribusi pada peningkatan daya saing dunia usaha nasional dan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pemerintah telah merumuskan berbagai program konservasi energi yang komprehensif dan berkesinambungan. Salah satu program konservasi energi tersebut adalah pemberian apreasiasi dalam bentuk Penghargaan Efisiensi Energi Nasional untuk sektor bangunan gedung dan industri. Disamping itu, penyelenggaraan apresiasi ini berkaitan dengan kegiatan di dalam kerjasama ASEAN di bidang efisiensi dan konservasi energi yaitu ASEAN Energy Awards yang diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2000, dan Indonesia selalu aktif mengirimkan wakil untuk ikut serta pada kegiatan tersebut. Tujuan Tujuan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 adalah untuk: Memberikan apresiasi atas keberhasilan yang telah dicapai untuk meningkatkan efisiensi energi; Meningkatkan kesadaran akan perlunya manajemen energi dan inovasi peningkatan efisiensi energi; Menghasilkan model-model bangunan hemat energi di Indonesia yang dapat dijadikan contoh dan direplikasi. Manfaat Bagi pemerintah, merupakan alat efektif untuk mempromosikan konservasi energi dan inovasi teknologi efisiensi energi pada sektor bangunan gedung dan industri. Bagi peserta lomba, memperoleh pengakuan secara nasional dari pemerintah, asosiasi profesi, para pengelola gedung dan industri, LSM dan akademisi sebagai gedung dan industri dimana upaya efisiensi energi telah diterapkan dan memberikan hasil penurunan konsumsi energi tanpa mengganggu produktivitas. Penerima Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 akan menjadi wakil Indonesia pada ajang ASEAN Energy Award 2013 dalam Best Practice Competition for Energy Efficient Buildings dan Best Practice Competition for Energy Management in Buildings and Industries. Peserta Lomba Peserta Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 adalah : pemilik gedung/industri, pengelola gedung/industri, arsitek, konsultan, dan pengembang (developer). Peserta Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 tidak dikenakan biaya selama proses lomba mulai dari pendaftaraan s.d pengumuman pemenang tingkat nasional dan pengajuan ke tingkat ASEAN. Kategori Lomba A. Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi a. Gedung Komersial 1. Gedung Baru 2. Gedung Retroffited 3. Gedung Tropis 4. Inovasi Khusus

2 b. Gedung Pemerintah 1. Gedung Baru 2. Gedung Retroffited c. Gedung BUMN 1. Gedung Baru 2. Gedung Retroffited B. Kategori Manajemen Energi Pada Industri dan Bangunan Gedung a. Industri (Kecil dan Menengah) b. Industri (Besar) c. Gedung (Kecil dan Menengah) d. Gedung (Besar) e. Inovasi Khusus (Industri) f. Inovasi Khusus (Gedung) Persyaratan 1. Gedung Baru, yaitu gedung yang sejak pembangunannya didisain dengan tujuan agar penggunaan energinya efisien, dengan usia gedung maksimal 5 tahun dan telah beroperasi minimal 1 tahun. 2. Gedung tropis, yaitu gedung yang sudah beroperasi maksimal 15 tahun dengan total luas lantai (Gross Floor Area - GFA) minimal 500 m 2 (tidak termasuk area parkir). Luas lantai ber-ac (Air-Conditioned Area) kurang dari 50% dari total luas lantai dan bukan merupakan bangunan rumah ibadah. 3. Gedung Retrofitted, yaitu gedung yang sudah beroperasi minimal 5 tahun tetapi di-retrofit sehingga penggunaan energinya menjadi lebih efisien. 4. Inovasi Khusus (Special Submission), yaitu project khusus berupa studi, aplikasi dan pengembangan, dan inovasi teknologi yang dapat diterapkan untuk menurunkan penggunaan energi di bangunan gedung. 5. Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi Peserta kompetisi merupakan bangunan yang telah memenuhi kriteria kinerja penggunaan energinya sebagai berikut : a. Energy Efficiency Index maksimal: Kantor: 150 kwh/m 2 /tahun Perpustakaan: 200 kwh/m 2 /tahun Pertokoan/Mal: 240 kwh/m 2 /tahun Hotel: 250 kwh/m 2 /tahun Rumah sakit: 300 kwh/m 2 /tahun Dihitung berdasarkan jumlah energi yang digunakan/tahun (kwh), luas lantai total (m 2 ) dan jam operasi/tahun (2000 jam) b. Suhu udara tidak kurang dari 24 C dan tidak lebih dari 26 C dengan kelembaban RH maksimum 70%. c. Beban penerangan (berdasarkan luas lantai total) : Jenis gedung : Kantor - Maksimum 15 Watt/m 2 Lainnya - Maksimum 25 Watt/m 2 6. Kategori Manajemen Energi di Gedung dan Industri : d. Kecil dan Menengah Gedung: konsumsi listrik MWh/tahun dan/atau bahan bakar MJ/tahun Industri: konsumsi listrik MWh/tahun dan/atau bahan bakar MJ/tahun) e. Besar Gedung: konsumsi listrik > MWh/tahun dan/atau bahan bakar > MJ/tahun Industri: konsumsi listrik > MWh/tahun dan/atau bahan bakar > MJ/tahun) 7. Untuk Kategori Manajemen Energi di Gedung dan Industri ini terbuka untuk semua jenis gedung dan industri

3 dengan persyaratan telah beroperasi sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun Waktu Pelaksanaan No. Kegiatan Waktu 1 Penyampaian formulir aplikasi 15 November Desember Penjurian 9 11 Desember Pengumuman Pemenang (Pada saat gala dinner) 12 Desember 2012 Keterangan Pemenang I dan II pada semua kategori berhak mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Energy Award Dokumen Pedoman dan Formulir Aplikasi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE) di dan Contact Person dari Direktorat Konservasi Energi, DJEBTKE - KESDM: Sdr. Adhi Devawijaya : devawijaya.esdm@yahoo.com Sdr. Budi Rahmat Putra : budirputra@yahoo.co.id Telepon : Fax :

4 FORMULIR APLIKASI Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Kompetisi Gedung Hemat Energi KATEGORI : GEDUNG BARU Batas Waktu Pengajuan ke Direktorat Konservasi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 7 Desember 2012

5 SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR DARI KONSULTAN h a l a m a n 1 Contoh: (Nama bangunan) menempati area seluas sekitar meter persegi dan diselesaikan pada. (Berikutnya adalah deskripsi singkat bangunan tersebut, misalnya). Bangunan ini memiliki 2 lantai dasar dan 9 lantai (blok menara ruangan berbentuk H berlantai 5 di atas blok podium 4 lantai) dengan total area lantai kotor adalah meter persegi. Detail klien dan konsultan proyek (sesuai yang dibutuhkan) adalah: Klien :... (Nama Bangunan) Arsitek :... Insinyur M&E :... Insinyur C&S :... Manajer Proyek :... I T E M D A T A Persyaratan Pengajuan - Sertifikasi dan Surat dari Konsultan 1 halaman - Sampul Laporan 1 halaman - Rancangan Bangunan secara Keseluruhan Maks 2 halaman - Rancangan Aktif Maks 4 halaman - Rancangan Pasif Maks 4 halaman - Pemeliharaan dan Manajemen Maks 4 halaman - Dampak Lingkungan 1 halaman - Informasi Bangunan Maks 4 halaman - Gambar Maks 4 halaman Pra-Kualifikasi Data - Indeks Efisiensi Energi berdasarkan area AC yang dipakai: Jenis bangunan: kantor dan perpustakaan 200 kwh/m 2 /thn; toko/mall 240 kwh/m 2 /thn; hotel kwh/m 2 /thn 300 kwh/m 2 /thn; dan rumah sakit 400 kwh/m 2 /thn - Suhu dan Pengaturan lain: Tidak kurang dari 21 o C tapi tidak lebih dari 26 o C; RH : maksimum 70% - Muatan pencahayaan: (Office maks 15 W/m 2 of GFA); (Lain-lain maks 25 W/m 2 dari GFA) W/m 2 (GFA) - Jam operasi/thn.: berdasarkan pada 2,000 jam/tahun - Setidaknya 1 tahun penuh operasi sebelum nominasi dalam kompetisi nasional tahun Jenis Font: Times Roman 12 KESESUAIAN (BERI CENTANG) (Nama bangunan) dengan ini bersedia mengizinkan Dewan Juri untuk mengunjungi bangunan dan memastikan kebenaran data. Namun, diperlukan pemberitahuan dua minggu sebelumnya untuk memungkinkan pengaturan yang diperlukan. Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan akurat dan disiapkan dengan persetujuan pihak/pihak-pihak yang terlibat. Nama Klien Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax,

6 SAMPUL LAPORAN (NAMA BANGUNAN, FOTO, DLL.) h a l a m a n 2

7 h a l a m a n 3 RANCANGAN BANGUNAN SECARA KESELURUHAN (TULISAN 2 HALAMAN) Pembahasan umum dengan fokus pada hal-hal berikut : Penggunaan vegetasi, lansekap dan hardscape (aplikasi yang efektif dari tanah yang ditutupi tanaman dan tanaman besar, modifikasi dari lansekap dan topografi, penggunaan bahan-bahan hardscape) penggunaan water body ( aplikasi yang efektif dari water body, lokasi, kuantitas, dll); penggunaan tenaga angin (aplikasi yang efektif dari angin, ventilasi alami, ventilasi bertumpuk, dll); dan penggunaan lainnya dari lingkungan alam di lokasi bangunan (penggunaan radiasi langit malam hari, dll). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan.)

8 h a l a m a n 4 RANCANGAN BANGUNAN SECARA KESELURUHAN (TULISAN 2 HALAMAN) Pembahasan umum dengan fokus pada hal-hal berikut : Penggunaan vegetasi, lansekap dan hardscape (aplikasi yang efektif dari tanah yang ditutupi tanaman dan tanaman besar, modifikasi dari lansekap dan topografi, penggunaan bahan-bahan hardscape) penggunaan water body ( aplikasi yang efektif dari water body, lokasi, kuantitas, dll); penggunaan tenaga angin (aplikasi yang efektif dari angin, ventilasi alami, ventilasi bertumpuk, dll); dan penggunaan lainnya dari lingkungan alam di lokasi bangunan (penggunaan radiasi langit malam hari, dll). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan.)

9 h a l a m a n 5 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

10 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) h a l a m a n 6 Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

11 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) h a l a m a n 7 Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

12 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) h a l a m a n 8 Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

13 h a l a m a n 9 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

14 h a l a m a n 10 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

15 h a l a m a n 11 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

16 h a l a m a n 12 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

17 h a l a m a n 13 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

18 h a l a m a n 14 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

19 h a l a m a n 15 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

20 h a l a m a n 16 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

21 DAMPAK LINGKUNGAN (PEMBAHASAN UMUM MAKSIMAL 1 HALAMAN) h a l a m a n 17 Pembahasan umum yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: pengelolaan limbah; pengelolaan polusi (udara, suara, visual, asap, dll.); material hijau/tidak beracun; lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

22 h a l a m a n 18 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKSIMAL 4 HALAMAN) A. Informasi Umum 1. Nama bangunan: 2. Nama pemilik dan perusahaan pengelola: 3. Alamat : 4. No.Tel. / No.Fax /Alamat B. Informasi Fisik Bangunan 5. Latar belakang fisik bangunan - Sejarah singkat - Penggunaan untuk satu fungsi atau campuran fungsi (jelaskan) 6. Umur bangunan 7. Pernah dilakukan retrofit? Kapan? Apa? 8. Total jumlah lantai 9. Total jumlah lantai dasar 10. Jumlah lantai tempat parkir mobil 11. Total area lantai kotor 12. Area permukaan selubung termasuk rasio atap terhadap area lantai kotor 13. Area parkir mobil 14. Total kotor area yang disewakan 15. Area berpendingin udara 16. Area tidak berpendingin udara 17. Rasio plot (total GFA / area tanah) C. Rancangan bangunan dan informasi praktis 18. Tanaman dan rancangan bentang alam/angin dan ventilasi alami / fitur air / pencahayaan / dll. 19. Rancangan fasad dan peneduh: - Jenis fasad - Warna fasad - Penggunaan perangkat peneduh

23 h a l a m a n 19 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKSIMAL 4 HALAMAN) 20. Lokasi pusat layanan 21. Bentuk bangunan 22. Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan : Dinding.. W/m 2 ; Atap.. W/m Perlengkapan pencahayaan 24. Muatan pencahayaan*.. W/m 2 (area lantai kotor) 25. Sistem dan peralatan pendingin udara bangunan Tingkat perpindahan udara segar:... m 3 /jam/orang... m 3 /jam/m 2... m 3 /jam Efisiensi energi pendingin udara:.. kw/ton 26. Muatan pendingin.. W/m 2 (area berpendingin udara) D. Informasi Operasi 27. Tingkat pemakaian (tahun 2001): Minimal.. % area total 28. Total jumlah pemakaian (occupancy) 29. Kepemilikan bangunan (ditempati oleh pemilik, penyewa, dll.) 30. Jadwal operasi bangunan - Hari kerja dari sampai - Sabtu dari sampai - Minggu dari sampai - Jam operasi/tahun 31. Lingkungan dalam ruangan bangunan: pengaturan kualitas udara di dalam ruangan : suhu dan RH E. Informasi Konsumsi Energi 32. Puncak beban atau kebutuhan (bulanan) 33. Energi yang digunakan (bulanan) 34. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan) 35. Indeks efisiensi energi*: area berpendingin udara kwh/m 2 /thn (berdasarkan jam operasional/jam) 36. Komsumsi energi: Listrik kwh/m 2 /thn (berdasarkan jam operasi/thn) - Bahan bakar Liter/thn (bukan untuk pembangkitan listrik)

24 h a l a m a n 20 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKSIMAL 4 HALAMAN) F. Informasi Manajemen Energi 37. Sistem manajemen energi bangunan yang terhubung dengan titik fisik (jumlah) 38. Penghematan energi: Program jadwal kwh/thn Program siklus kerja kwh/thn Program awal /penghentian optimal kwh/thn Program permintaan daya kw (rata-rata) G. Informasi Pemeliharaan 39. Program pemeliharaan - Tenaga kerja: orang-jam/thn - Kontraktor pemeliharaan - Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi - Pelatihan pegawai pemeliharaan: jam kumulatif/thn. H. Environmental Impacts 40. Dampak limbah 41. Dampak polusi (udara, suara, visual, asap, dll.)

25 h a l a m a n 22 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

26 h a l a m a n 23 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

27 h a l a m a n 24 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

28 h a l a m a n 25 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

29 FORMULIR APLIKASI Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Kompetisi Gedung Hemat Energi KATEGORI: GEDUNG RETROFITTED Batas Waktu Pengajuan ke Direktorat Konservasi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 7 Desember 2012

30 h a l a m a n 1 SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR DARI KONSULTAN Contoh: (Nama bangunan) menempati area seluas sekitar meter persegi dan diselesaikan pada. (Berikutnya adalah deskripsi singkat bangunan tersebut, misalnya). Bangunan ini memiliki 2 lantai dasar dan 9 lantai (blok menara ruangan berbentuk H berlantai 5 di atas blok podium 4 lantai) dengan total area lantai kotor adalah meter persegi. Detail klien dan konsultan proyek (sesuai yang dibutuhkan) adalah: Klien :... (Nama Bangunan) Arsitek :... Insinyur M&E :... Insinyur C&S :... Manajer Proyek :... I T E M D A T A Persyaratan Pengajuan - Sertifikasi dan Surat dari Konsultan 1 halaman - Sampul Laporan 1 halaman - Rancangan Bangunan secara Keseluruhan Maks 2 halaman - Rancangan Aktif Maks 4 halaman - Rancangan Pasif Maks 4 halaman - Pemeliharaan dan Manajemen Maks 4 halaman - Dampak Lingkungan 1 halaman - Informasi Bangunan Maks 4 halaman - Gambar Maks 4 halaman Pra-Kualifikasi Data - Total Penghematan Energi: 20% total konsumsi energi - Indeks Efisiensi Energi berdasarkan area AC yang digunakan kwh/m 2 /thn - Suhu dan Pengaturan Lain: Tidak kurang dari 21 o C tapi tidak lebih dari 26 o C; RH: maksimum 70% - Muatan pencahayaan (Kantor maks 15W/m 2 dari GFA; (Lain-lain Maks 25 W/m 2 - GFA) W/m 2 (GFA) - Jam operasi/thn. Berdasarkan pada 2,000 jam/tahun - Setidaknya 1 tahun penuh operasi sebelum nominasi dalam kompetisi nasional tahun Jenis Font dan Ukuran: Times Roman 12 KESESUAIAN (BERI CENTANG) (Nama bangunan) dengan ini bersedia mengizinkan Dewan Juri untuk mengunjungi bangunan dan memastikan kebenaran data. Namun, diperlukan pemberitahuan dua minggu sebelumnya untuk memungkinkan pengaturan yang diperlukan. Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan akurat dan disiapkan dengan persetujuan pihak/pihak-pihak yang terlibat. Nama Klien Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax,

31 SAMPUL LAPORAN (NAMA BANGUNAN, FOTO, DST.) h a l a m a n 2

32 h a l a m a n 3 TOTAL PENGHEMATAN ENERGI (TULISAN 2 HALAMAN) Pembahasan secara detail bagaimana melakukan penghematan. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan.)

33 h a l a m a n 4 TOTAL PENGHEMATAN ENERGI (TULISAN 2 HALAMAN) Pembahasan secara detail bagaimana melakukan penghematan. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan.)

34 h a l a m a n 5 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

35 h a l a m a n 6 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR DALAM MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

36 h a l a m a n 7 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR DALAM MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

37 h a l a m a n 8 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN 4 FITUR DALAM MAKSIMAL 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

38 h a l a m a n 9 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

39 h a l a m a n 10 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

40 h a l a m a n 11 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

41 h a l a m a n 12 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

42 h a l a m a n 13 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

43 h a l a m a n 14 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

44 h a l a m a n 15 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

45 h a l a m a n 16 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

46 DAMPAK LINGKUNGAN (PEMBAHASAN UMUM MAKSIMAL 1 HALAMAN) h a l a m a n 17 Pembahasan umum yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: pengelolaan limbah; pengelolaan polusi (udara, suara, visual, asap, dll.); material hijau/tidak beracun; lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

47 h a l a m a n 18 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKSIMAL 4 HALAMAN) A. Informasi Umum 1. Nama bangunan: 2. Nama pemilik dan perusahaan pengelola: 3. Alamat : 4. No.Tel. / No.Fax /Alamat B. Informasi Fisik Bangunan 5. Latar belakang bangunan fisik - Sejarah singkat - Penggunaan untuk satu fungsi atau campuran fungsi (jelaskan) 6. Umur bangunan 7. Pernah dilakukan retrofit? Kapan? Apa? 8. Total jumlah lantai 9. Total jumlah lantai dasar 10. Jumlah lantai tempat parkir mobil 11. Total area lantai kotor 12. Area permukaan selubung termasuk rasio atap terhadap area lantai kotor 13. Area parkir mobil 14. Total kotor area yang disewakan 15. Area berpendingin udara 16. Area tidak berpendingin udara 17. Rasio plot (total GFA / area tanah) C. Rancangan bangunan dan informasi praktis 18. Tanaman dan rancangan bentang alam/angin dan ventilasi alami / fitur air / pencahayaan / dll. 19. Rancangan fasad dan peneduh: - Jenis fasad - Warna fasad - Penggunaan perangkat peneduh

48 h a l a m a n 19 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKSIMAL 4 HALAMAN) 20. Lokasi pusat layanan 21. Bentuk bangunan 22. Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan : Dinding.. W/m 2 ; Atap.. W/m Perlengkapan pencahayaan 24. Muatan pencahayaan*.. W/m 2 (area lantai kotor) 25. Sistem dan peralatan pendingin udara bangunan Tingkat perpindahan udara segar:... m 3 /jam/orang... m 3 /jam/m 2... m 3 /jam Efisiensi energi pendingin udara:.. kw/ton 26. Muatan pendingin.. W/m 2 (area berpendingin udara) D. Informasi Operasi 27. Tingkat pemakaian (tahun 2001) : Minimal.. % area total 28. Total jumlah pemakaian (occupancy) 29. Kepemilikan bangunan (ditempati oleh pemilik, penyewa, dll.) 30. Jadwal operasi bangunan - Hari kerja dari sampai - Sabtu dari sampai - Minggu dari sampai - Jam operasi/ tahun 31. Lingkungan dalam ruangan bangunan: pengaturan kualitas udara di dalam ruangan : suhu dan RH E. Informasi Konsumsi Energi 32. Puncak beban atau kebutuhan (bulanan) 33. Energi yang digunakan (bulanan) 34. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan) 35. Indeks efisiensi energi*: area berpendingin udara kwh/m 2 /thn (berdasarkan 2,000 jam operasional/jam) 36. Komsumsi energi: Listrik kwh/m 2 /thn (berdasarkan 2,000 jam operasi/thn) - Bahan bakar Liter/thn (bukan untuk pembangkitan listrik)

49 h a l a m a n 20 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKSIMAL 4 HALAMAN) F. Informasi Manajemen Energi 37. Sistem manajemen energi bangunan yang terhubung dengan titik fisik (jumlah) 38. Penghematan energi: Program jadwal kwh/thn Program siklus kerja kwh/thn Program awal /penghentian optimal kwh/thn Program permintaan daya kw (rata-rata) G. Informasi Pemeliharaan 39. Program pemeliharaan - Tenaga kerja: orang-jam/thn - Kontraktor pemeliharaan - Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi - Pelatihan pegawai pemeliharaan: jam kumulatif/thn. H. Environmental Impacts 40. Dampak limbah 41. Dampak polusi (udara, suara, visual, asap, dll.) I. Informasi Tambahan untuk Bangunan Retrofitted 42. Penghematan energi di area berpendingin udara* kwh/m 2 /yr (berdasarkan 2,000 jam operasi/tahun 43. Penghematan energi di sistem pencahayaan* kwh/m 2 /yr (berdasarkan 2,000 jam operasi/tahun) 44. Area retrofitted*: % dari area total * - disebutkan dalam kriteria pra kualifikasi

50 h a l a m a n 22 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

51 h a l a m a n 23 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

52 h a l a m a n 24 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

53 h a l a m a n 25 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

54 FORMULIR APLIKASI Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Kompetisi Gedung Hemat Energi KATEGORI : GEDUNG TROPIS Batas Waktu Pengajuan ke Direktorat Konservasi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 7 Desember 2012

55 h a l a m a n 1 SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR DARI KONSULTAN Contoh: (Nama bangunan) menempati area seluas sekitar meter persegi dan diselesaikan pada. (Berikutnya adalah deskripsi singkat bangunan tersebut, misalnya). Bangunan ini memiliki 2 lantai dasar dan 9 lantai (blok menara ruangan berbentuk H berlantai 5 di atas blok podium 4 lantai) dengan total area lantai kotor adalah meter persegi. Detail klien dan konsultan proyek (sesuai yang dibutuhkan) adalah: Klien :... (Nama Bangunan) Arsitek :... Insinyur M&E :... Insinyur C&S :... Manajer Proyek :... I T E M D A T A Persyaratan Pengajuan - Sertifikasi dan Surat dari Konsultan 1 halaman - Sampul Laporan 1 halaman - Rancangan Bangunan secara Keseluruhan Maks 2 halaman - Rancangan Aktif Maks 2 halaman - Rancangan Pasif Maks 4 halaman - Pemeliharaan dan Manajemen Maks 1 halaman - Dampak Lingkungan Maks 1 halaman - Informasi Bangunan Maks 2 halaman - Gambar Maks 4 halaman Pra-Kualifikasi Data - Indeks Efisiensi Energi: (150 kwh/m 2 /yr berdasarkan GFA) kwh/m 2 /thn - Pendingin udara hinga 50 persen total area lantai kotor (GFA) % - Suhu dan Pengaturan Lain: Tidak kurang dari 21 o C tapi tidak lebih dari 26 o C - Muatan pencahayaan (Kantor maks 15 W/m 2 dari GFA); (Lain-lain maks 25 W/m 2 dari GFA) W/m 2 (GFA) - Jam operasi/tahun.: Berdasarkan pada 2,000 jam/tauhn - Setidaknya 1 tahun penuh operasi sebelum nominasi dalam kompetisi nasional tahun Jenis Font: Times Roman 12 KESESUAIAN (BERI CENTANG) (Nama bangunan) dengan ini bersedia mengizinkan Dewan Juri untuk mengunjungi bangunan dan memastikan kebenaran data. Namun, diperlukan pembeeritahuan dua minggu sebelumnya untuk memungkinkan pengaturan yang diperlukan. Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan akurat dan disiapkan dengan persetujuan pihak/pihak-pihak yang terlibat. Nama Klien Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax, Nama Konsultan Kantor, Posisi Tel, fax,

56 SAMPUL LAPORAN (NAMA BANGUNAN, FOTO, DLL.) h a l a m a n 2

57 h a l a m a n 3 RANCANGAN BANGUNAN SECARA KESELURUHAN (TULISAN 2 HALAMAN) Pembahasan umum dengan fokus pada hal-hal berikut : Penggunaan vegetasi, lansekap dan hardscape (aplikasi yang efektif dari tanah yang ditutupi tanaman dan tanaman besar, modifikasi dari lansekap dan topografi, penggunaan bahan-bahan hardscape) penggunaan water body ( aplikasi yang efektif dari water body, lokasi, kuantitas, dll); penggunaan tenaga angin (aplikasi yang efektif dari angin, ventilasi alami, ventilasi bertumpuk, dll); dan penggunaan lainnya dari lingkungan alam di lokasi bangunan (penggunaan radiasi langit malam hari, dll). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan.)

58 h a l a m a n 4 RANCANGAN BANGUNAN SECARA KESELURUHAN (TULISAN 2 HALAMAN) Pembahasan umum dengan fokus pada hal-hal berikut : Penggunaan vegetasi, lansekap dan hardscape (aplikasi yang efektif dari tanah yang ditutupi tanaman dan tanaman besar, modifikasi dari lansekap dan topografi, penggunaan bahan-bahan hardscape) penggunaan water body ( aplikasi yang efektif dari water body, lokasi, kuantitas, dll); penggunaan tenaga angin (aplikasi yang efektif dari angin, ventilasi alami, ventilasi bertumpuk, dll); dan penggunaan lainnya dari lingkungan alam di lokasi bangunan (penggunaan radiasi langit malam hari, dll). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan.)

59 h a l a m a n 5 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN UMUM MAKSIMAL 2 HALAMAN) Pembahasan umum mengenai fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

60 h a l a m a n 6 RANCANGAN AKTIF (PEMBAHASAN UMUM MAKSIMAL 2 HALAMAN) Pembahasan umum mengenai fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem pendingin udara (pemilihan, tata ruang dan rancangan sistem pembangkit): kw/ton W/m 2 ; Sistem pencahayaan: _ W/m 2 ; Sistem-sistem lainnya (transportasi, dll.) W/m 2 ; Kualitas udara dalam ruangan (kenyamanan termal, ventilasi, _ m 3 /jam/orang, dst.); konsumsi energi keseluruhan per m 2 dari area berpendingin udara normal: W/m 2 ; konsep rancangan aktif lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

61 h a l a m a n 7 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

62 h a l a m a n 8 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

63 h a l a m a n 9 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

64 h a l a m a n 10 RANCANGAN PASIF (PEMBAHASAN 4 FITUR MAKS 4 HALAMAN) Pembahasan mengenai 4 fitur yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: orientasi dan rancangan bangunan (orientasi bangunan, bentuk bangunan (rasio area permukaan dibandingkan area lantai kotor), lokasi pusat layanan, posisi jalan masuk, hardskap di sekitar bangunan, pengaturan spasial untuk berbagai fungsi, dll.); rancangan selubung (material, peneduh, fenestrasi, dll.); material (pelindung perpindahan panas, pelindung kelembaban, efek MRT, warna selubung, pelindung dan kontrol infiltrasi, dll.); peneduh (efisiensi perangkat peneduh, penggunaan perangkat peneduh alami, penggunaan peneduh dari bangunan disebelahnya, dll.); fenestrasi (Rancangan fenestrasi: lokasi, sifat dan ukuran bukaan, rasio cahaya terhadap panas matahari (LT/SC), dll.); Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: dinding _ W/m 2 ; Atap _ W/m 2 ; pencahayaan (penggunaan radiasi difus di bangunan: aula, atrium, koridor, tempat parkir, toilet, dll., wilayah untuk penerangan terintegrasi dan pencahayaan, rasio kontras kecerahan); ventilasi alami; konsep rancangan pasif lainnya. (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

65 PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN (PEMBAHASAN UMUM MAKSIMAL 1 HALAMAN) h a l a m a n 11 Pembahasan umum yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: sistem manajemen energi (Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS) bangunan, sistem pengawasan konsumsi energi, dll.); parameter pemeliharaan dan manajemen (tenaga kerja: manusia-jam/tahun, kontraktor pemeliharaan, ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi, pelatihan tenaga pemeliharaan: jumlah jam kumulatif); program-program pelatihan (dengan deskripsi, dll.); lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

66 DAMPAK LINGKUNGAN (PEMBAHASAN UMUM MAKS 1 HALAMAN) h a l a m a n 12 Pembahasan umum yang berfokus pada bidang-bidang berikut ini: pengelolaan limbah; pengelolaan polusi (udara, suara, visual, asap, dll.); material hijau/tidak beracun; lain-lain (jelaskan). (Catatan pengantar ini harus dihapus pada pengajuan).

67 h a l a m a n 13 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKS 2 HALAMAN) A. Informasi Umum 1. Nama bangunan: 2. Nama pemilik dan perusahaan pengelola: 3. Alamat : 4. No.Tel. / No.Fax /Alamat B. Informasi Fisik Bangunan 5. Latar belakang bangunan fisik - Sejarah singkat - Penggunaan untuk satu fungsi atau campuran fungsi (jelaskan) 6. Umur bangunan 7. Pernah dilakukan retrofit? Kapan? Apa? 8. Total jumlah lantai 9. Total jumlah lantai dasar 10. Jumlah lantai tempat parkir mobil 11. Total area lantai kotor 12. Area permukaan selubung termasuk rasio atap terhadap area lantai kotor 13. Area parkir mobil 14. Total kotor area yang disewakan 15. Area berpendingin udara 16. Area tidak berpendingin udara 17. Rasio plot (total GFA / area tanah) C. Rancangan bangunan dan informasi Praktek 18. Tanaman dan rancangan bentang alam/angin dan ventilasi alami / fitur air / pencahayaan / dll. 19. Rancangan fasad dan peneduh: - Jenis fasad - Warna fasad - Penggunaan perangkat peneduh 20. Lokasi pusat layanan 21. Bentuk bangunan 22. Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan : Dinding.. W/m 2 ; Atap.. W/m Perlengkapan pencahayaan 24. Muatan pencahayaan*.. W/m 2 (area lantai kotor) 25. Sistem dan peralatan pendingin udara bangunan Tingkat perpindahan udara segar:... m 3 /jam/orang... m 3 /jam/m 2... m 3 /jam Efisiensi energi pendingin udara:.. kw/ton 26. Muatan pendingin.. W/m 2 (area berpendingin udara)

68 h a l a m a n 14 INFORMASI BANGUNAN (ISI DETAIL MAKS 2 HALAMAN) D. Informasi Operasi 27. Tingkat pemakaian (tahun 2001): Minimal.. % area total 28. Total jumlah pemakaian (occupancy) 29. Kepemilikan bangunan (ditempati oleh pemilik, penyewa, dll.) 30. Jadwal operasi bangunan - Hari kerja dari sampai - Sabtu dari sampai - Minggu dari sampai - Jam operasi/ tahun 31. Lingkungan dalam ruangan bangunan: pengaturan kualitas udara di dalam ruangan : suhu dan RH E. Informasi Konsumsi Energi 32. Puncak beban atau kebutuhan (bulanan) 33. Energi yang digunakan (bulanan) 34. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan) 35. Indeks efisiensi energi*: area berpendingin udara kwh/m 2 /thn (berdasarkan 2,000 jam operasional/jam) 36. Komsumsi energi: Listrik kwh/m 2 /thn (berdasarkan 2,000 jam operasi/thn) - Bahan bakar Liter/thn (bukan untuk pembangkitan listrik) F. Informasi Manajemen Energi 37. Sistem manajemen energi bangunan yang terhubung dengan titik fisik (jumlah) 38. Penghematan energi: Program jadwal kwh/thn Program siklus kerja kwh/thn Program awal /penghentian optimal kwh/thn Program permintaan daya kw (rata-rata) G. Informasi Pemeliharaan 39. Program pemeliharaan - Tenaga kerja: orang-jam/thn - Kontraktor pemeliharaan - Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi - Pelatihan pegawai pemeliharaan: jam kumulatif/thn. H. Environmental Impacts 40. Dampak limbah 41. Dampak polusi (udara, suara, visual, asap, dll.)

69 h a l a m a n 15 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

70 h a l a m a n 16 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

71 h a l a m a n 17 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

72 h a l a m a n 18 GAMBAR (UKURAN A4/A3: RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL - MAKS 4 HALAMAN)

73 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 A. KATEGORI DAN DEFINISI KOMPETISI 1). Gedung Baru 2). Gedung Retrofitted 3). Gedung Tropis 4). Inovasi Khusus 1. Definisi Kategori-Kategori a). Gedung Baru (i) Kategori Terbuka (ii) Gedung tidak boleh berusia lebih dari 5 tahun b). Gedung Retrofitted (i) Kategori ini merujuk pada gedung dimana telah dilakukan perubahan-perubahan utama dan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan efisiensi energi (ii) Umur gedung harus lebih dari lima (5) tahun. c). Gedung Tropis (i) Kategori terbuka (ii) AC kurang dari limapuluh (50) persen dari total luas lantai (Gross Floor Area/ GFA); yang memberi penekanan yang tinggi pada penggunaan rancangan pasif yang efektif (iii) Tidak kurang dari GFA 500 meter persegi tidak termasuk area parkir (iv) Tidak termasuk gedung-gedung ibadah (v) Gedung tidak boleh berusia lebih dari 15 tahun d). Inovasi Khusus (i) Kategori ini merujuk pada proyek-proyek khusus berupa studi, aplikasi, dan/atau pengembangan inovasi teknologi (termasuk proyek-proyek Penelitian & Pengembangan) yang bisa diterapkan untuk mengurangi konsumsi energi di gedung-gedung. (ii) Tujuannya adalah untuk mempromosikan pengembangan solusi-solusi inovatif yang berkaitan dengan efisiensi energi bersama dengan kebijaksanaan Pemerintah Indoensia. Petunjuk mengenai Inovasi Khusus ada di LAMPIRAN A. B. JUMLAH PENGAJUAN PER NEGARA DAN JUMLAH PEMENANG PER KATEGORI Tabel Referensi 01 Nama Kategori Jumlah Pengajuan per Negara Anggota Jumlah Pemenang per Kategori 1. Gedung Baru 2 Maks 3 pemenang; Maks 2 Runner-ups 2. Gedung Retrofitted 2 Maks 3 pemenang; Maks 2 Runner-ups 1

74 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Gedung Tropis 2 Maks 3 pemenang; Maks 2 Runner-ups 4. Inovasi Khusus 2 Jumlah berapapun (dari tidak ada pemenang hingga semua pengajuan-pengajuan sebagai para pemenang) Semua calon gedung akan diberi piagam untuk kategori-kategori berikut ini: 1) Gedung Baru; 2) Gedung Retrofitted; 3) Gedung Tropis; 4) Inovasi Khusus. C. KRITERIA DAN DISTRIBUSI NILAI-NILAI BERDASARKAN KATEGORI Kriteria and Struktur-Struktur Nilai Tabel Referensi 2 Alokasi Nilai Maksimum No. Kelompok Kriteria Gedung Baru Gedung Tropis Gedung Retrofitted 1 Seluruh desain lokasi 15% 20% -- 1a Penghematan Energi yang dicapai % 2 Rancangan Pasif 25% 40% 25% 3 Rancangan Aktif 25% 15% 25% 4 Pemeliharaan & Manajemen 25% 15% 20% 5 Dampak Lingkungan 10% 10% 5% 6 Total 100% 100% 100% Keterangan: Kriteria sebelumnya tentang kemungkinan peniruan akan dimasukkan di masing-masing kelompok kriteria. Kriteria yang digunakan pada tahun 2003 untuk Kategori Gedung Baru dan Gedung Retrofitted tetap dipertahankan yang ada di LAMPIRAN B dan LAMPIRAN C, secara berturut-turut. Untuk Inovasi Khusus, aturan Metode Penilaian Ya/Tidak akan diterapkan. Para pemenang akan ditentukan oleh aturan suara mayoritas. 2

75 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 D. ATURAN-ATURAN DAN FORMAT PENGAJUAN 1. LANGKAH PENGAJUAN: Semua pengajuan disampaikan kepada Panitia Penghargaan Efisiensi Energi 2012 (PEEN 2012) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi KESDM, paling lambat tanggal 7 Desember 2012, dalam bentuk hard copy sebanyak 5 buah dan soft copy (1 buah CD). 2. SYARAT-SYARAT PRA-KUALIFIKASI: Syarat-syarat pra-kualifikasi untuk kategori-kategori berikut ini, yaitu: 1) Gedung Baru; dan 2) Gedung Retrofitted dijelaskan pada LAMPIRAN D. Untuk Kategori Gedung Tropis, syarat-syarat pra-kualifikasi berikut ini harus menerapkan: a) keseluruhan indeks efisiensi energi maksimum yang diperbolehkan: 150 kwh/m 2 /tahun, dihitung berdasarkan GFA kecuali luas area ber-ac. Luas yang area ber-ac tidak digunakan karena nilainya akan menjadi kecil; dan b) pencahayaan dan yang lainnya tetap sama. 3. FORMAT PENGAJUAN: Tabel Referensi 3 Jumlah Maksimum Alokasi Halaman Judul Item Pengajuan Gedung Gedung Gedung Tropis Baru Retrofitted 1. Sertifikasi dan Keterangan Pengantar dari Konsultan 2. Sampul Laporan Rancangan Bangunan Keseluruhan Total penghematan energi Rancangan Aktif 4* 4* 2 6. Rancangan Pasif 4* 4* 4* 7. Pemeliharaan & Manajemen 4* 4* 1 8. Dampak Lingkungan Informasi Gedung (Lihat Lampiran E) Gambar (dalam ukuran A4 / A3): (Rencana lantai khas, layout tempat, rencana atap dan perempatan vertikal,) Jumlah Total Halaman Keterangan: * - menunjukkan bahwa pengajuan akan berdasarkan jumlah maksimum/tertentu dari jumlah fitur yang akan harus dimasukkan/disorot dalam Laporan Pengajuan sebagaimana dijelaskan lebih lanjut di Tabel Referensi 4. 3

76 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional PENGAJUAN BERDASARKAN JUMLAH MAKSIMUM TERTENTU DARI FITUR PADA KRITERIA TERTENTU PER KATEGORI Judul Item Pengajuan Tabel Referensi 4 Jumlah Maksimum Fitur* Gedung Baru Gedung Retrofitted Gedung Tropis 1. Rancangan Bangunan Keseluruhan Pembahasan Umum Pembahasan Umum Pembahasan Umum 2. Total Penghematan Energi - Pembahasan harus - didukung dengan rincian 3. Rancangan Aktif 4 4 Pembahasan Umum 4. Rancangan Pasif Pemeliharaan dan Manajemen 4 4 Pembahasan Umum 6. Dampak Lingkungan Pembahasan Umum Pembahasan Umum Pembahasan Umum Keterangan: *: Fitur merujuk pada atribut khusus atau luar biasa atau karakteristik atau praktik-praktik terbaik yang diterapkan pada sebuah gedung yang memberi kontribusi pada pengurangan konsumsi energi. Beberapa contoh fitur adalah: 1) rancangan fenestration; 2) rancangan materi, seleksi dan penggunaan; 3) ventilasi; 4) rancangan atap; 5) layout; 6) pendinginan pasif, 6) dan lain-lain. **: Untuk Judul Item pengajuan lainnya, hanya pembahasan umum yang ditunjukkan. Pengajuan pro-forma seharusnya secara ketat diikuti oleh agensi yang mencalonkan dan calon gedung sebagaimana pada LAMPIRAN F. 5. PENILAIAN, SELEKSI DAN PENGUMUMAN PARA PEMENANG Pengajuan akan dinilai dan ditandai berdasarkan struktur penadaan sebagaimana di Tabel Referensi 2. Lembar-lembar penilaian akan dikumpulkan, diverifikasi, diperhitungkan jumlahnya, dan dihitung oleh Panitia PEEN 2012 di hadapan dua saksi dari para juri. Dalam memberi nilai terhadap pengajuan, proses-proses atau langkah-langkah berikut ini akan dilaksanakan dalam menentukan pemenang dan runner-up: 4

77 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Langkah 1. Menandai Pengajuan dengan Menggunakan Tingkat Angka dalam Persen (Gambar 1). Gambar No. 1 - Kategori: Kategori Gedung Baru: Entri No: 1: Juri No.: 1 Kriteria Nilai (dalam %) 1. Rancangan Bangunan Keseluruhan Rancangan Pasif Rancangan Aktif Pemeliharaan dan Manajemen Dampak Lingkungan 5 Nilai Total 80 Langkah 2. Mengubah Nilai Total Pengajuan-Pengajuan pada Nilai-Nilai Angka (Gambar No. 2). Juri-juri akan dipandu dengan Tabel Referensi 5 dalam mengubah nilai-nilai angka akhir dari sebuah entri gedung khusus menjadi nilai-nilai angka (dari A+ to D). Tabel Referensi 5 A+ 90 dan ke atas A A B B B C C C D D Gambar No. 2 - Kategori: Gedung Baru : No. Entri.: 1; No.Juri.: 1 Kriteria Nilai (dalam %) 1. Rancangan Bangunan Keseluruhan Rancangan Pasif Rancangan Aktif Pemeliharaan dan Manajemen Dampak Lingkungan 5 Total Nilai 80 Ekuivalen Nilai Angka (lihat Tabel Ref 4) B 5

78 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Step 2. Perhitungan Jumlah dan Menghitung Semua Nilai (Overall Grade/OG) dengan Menerapkan Faktor-Faktor Bobot Gambar No. 3 Faktor Bobot Nilai Angka A+ A A- B+ B B- C+ C C- D+ D Entry No. Semua Nilai 1 IIII I I I I Sub-Total* 4X20 1x16 1x14 1x12 1x (Pemenang**) 2 III II II I Sub-Total 0x0 3x18 2X16 2X14 1X II III III Sub-Total 2X18 3X16 3X (Runner-up**) 4 I III III 1 1 Sub-total 1x20 3X14 3X12 1X10 1x8 116 Keterangan : * Sub-total sama dengan jumlah juri (dalam perhitungan jumlah - baris 4, 6, 8, 10, dan seterusnya.) yang member nilai X yang dikalikan oleh faktor bobot (Baris 1). A+ memiliki sebuah faktor bobot yang berhubungan 20; A - 18, A- : 16, dan seterusnya dan selanjutnya. Sub-total ditambah secara mendatar untuk menentukan keseluruhan nilai (Kolom 13 of Gambar 3). **: Entri dengan Seluruh Nilai tertinggi akan dinyatakan sebagai pemenang. Namun, jika perbedaan dalam nilai entri/entri-entri adalah 2 poin dari nilai yang tertinggi, kemudian entri/entri-entri tersebut juga dianggap juga sebagai Pemenang (tetapi hanya maksimal 3 pemenang yang akan dibolehkan oleh Dewan). Dalam kasus, ada lebih dari 3 pemenang kemudian proses pemungutan suara khusus akan dilakukan oleh Ketua untuk mengurangi jumlah para pemenang hingga hanya 3). Entri yang dijatuhkan dari kelompok para pemenang akan secara otomatis (menjadi) runner-up. Prinsip yang sma berlaku pada runner-up tetapi jumlahnya terbatas hanya 2. ***: Perhitungan jumlah (baris 4, 6, 8, 10. Dan seterusnya.) merujuk pada jumlah juri yang memberikan nilai-nilai X. 6

79 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 E. RENCANA KERJA SEMENTARA Pengajuan formulir aplikasi ke Panitia PEEN 2012 paling lambat tanggal : 7 Desember 2012 Rapat Dewan Juri: Desember 2011 Pengumuman Para Pemenang: 11 Desember 2012 F. UPACARA PENGHARGAAN Upacara Penghargaan akan diadakan pada tanggal 12 Desember 2012 di Jakarta 7

80 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 LAMPIRAN A Petunjuk Untuk Kategori Inovasi Khusus 1. Tujuan Kategori ini merujuk pada proyek-proyek khusus yang meneliti, menerapkan dan/atau mengembangkan inovasi teknologi yang akan diterapkan untuk mengurangi konsumsi energi di gedung-gedung. Tujuannya adalah untuk mempromosikan pengembangan solusi-solusi inovatif yang berkaitan dengan hemat energi atau efisiensi energi bersama dengan kebijaksanaan Pemerintah Indonesia. 2. Jenis dan Sifat Proyek untuk Inovasi Khusus Inovasi khusus adalah proyek-proyek yang melibatkan pengembangan yang signifikan bidang efisiensi energi di gedung-gedung. Pengembangan tersebut bisa dicapai di bidang-bidang peralatan, materi, aplikasi sistem, rancangan dan proses-proses manajemen. Pengembangan dan inovasi tersebut bisa ditunjukkan melalui aplikasi aktual di proyek (proyek-proyek) nyata. Untuk memenuhi syarat menurut Inovasi Khusus, sebuah proyek harus melibatkan pengembangan dan/atau penggunaan teknologi yang inovatif, materi-materi, peralatan dan proses-proses. Fokus khusus akan diberikan kepada proyek-proyek yang memberi kontribusi pada promosi dan pengembangan kebijakan Pemerintah Indonesia. Aplikasi teknologi baru belum diterapkan di negaranegara lain. Proyek tersebut harus menampilkan ide baru, konsep baru dan desain baru. 3. Petunjuk Umum dan Syarat untuk Inovasi Khusus a. Masing-masing perusahanaan/institusi hanya bisa mengajukan satu (1) proyek. b. Proyek tersebut harus memenuhi tujuan dan ruang lingkup Inovasi Khusus sebagaimana di atas. c. Peserta harus mengumpulkan sebuah proposal tidak lebih dari 10 halaman kepada Panitia Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Proposal tersebut harus berisi hal-hal berikut ini: i. Tujuan proyek ii. Rincian gambaran proyek iii. Kontribusi dan keuntungan khusus proyek tersebut bagi bangsa-bangsa iv. Kontribusi dan keuntungan khusus proyek tersebut bagi kawasan regional ASEAN v. Kontribusi dan keuntungan khusus proyek tersebut bagi Perkembangan Internasional Efisiensi dan Konservasi Energi vi. Informasi relevan lainnya 4. Para Pemenang harus mendapatkan 2/3 total suara 8

81 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 LAMPIRAN B KRITERIA EVALUASI DAN DISTRIBUSI PEMBOBOTAN UNTUK GEDUNG BARU 1. Keseluruhan Pertimbangan Lingkungan Alam pada Lokasi (15 poin) 1.1. Penggunaan vegetasi, landscape dan hardscape - Aplikasi efektif dari tanah yang menjangkau tanaman dan tanaman besar penutup - Modifikasi landscape dan topografi - Penggunaan materi-materi hardscape 1.2. Penggunaan water body - Aplikasi efektif water body: lokasi, jumlah, dll Penggunaan angin - Aplikasi efektif angin: ventilasi alam, kumpulan ventilasi dll Penggunaan lingkungan alam lain pada lokasi - Penggunaan radiasi langit malam - Lain-lain (sebutkan) 2. Konsep-Konsep Rancangan Pasif (25 poin) 2.1 Orientasi dan rancangan gedung - Orientasi gedung - Bentuk gedung (luas permukaan dengan rasio luas lantai) - Lokasi inti pelayanan - Posisi pintu masuk - Hardscape di sekitar gedung - Organisasi spasial untuk berbagai fungsi - dll. 2.2 Rancangan Penutup (materi, peneduh, fenestration, dan seterusnya.) Materi Perlindungan transfer panas Perlindungan kelembaban Efek MRT Warna penutup Kontrol dan perlindungan perembesan Dll. 9

82 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 Peneduh (Shading) Efisiensi perangkat peneduh Penggunaan perangkat peneduh alami Penggunaan peneduh dari gedung-gedung yang berdekatan Dll. Fenestration Disain Fenestration: lokasi, alam dan ukuran pembukaan Rasio hasil panas cahaya dan matahari (LT/SC) Dll. 2.3 Keseluruhan transfer panas melalui penutup gedung: Dinding W/m 2 ; Atap W/m Cahaya siang hari - Penggunaan radiasi penyebaran di gedung: aula, atrium, koridor, parker, toilet, dan seterusnya. - Penetapan wilayah untuk pencahayaan terpadu dan pencahayaan siang hari - Rasio kontras kecerahan 2.5 Ventilasi alami 2.6 Konsep-konsep rancangan disain pasif lain (sebutkan) 3 Konsep-Konsep Rancangan Aktif (25 poin) 3.1 Sistem AC (seleksi, layout dan rancangan sistem tanaman): kw/ton W/m Sistem-sistem pencahayaan: W/m Sistem-sistem lain (transportasi, dll) W/m Kualitas udara dalam ruang (kenyamanan suhu, ventilasi, m 3 /jam/orang, dll) 3.5 Keseluruhan konsumsi energi per m persegi. tempat-tempat ber-ac normal: W/m Konsep-konsep rancangan aktif lain (sebutkan) 4 Skema Pemeliharaan dan Manajemen (25 poin) 4.1 Sistem-sistem manajemen energi - Sistem Manajemen Energi Gedung (BAS) - Sistem Pemantauan Konsumsi Energi - Dll. 4.2 Ukuran-ukuran manajemen dan pemeliharaan - Tenaga kerja: orang-jam/tahun - Kontraktor Pemeliharaan - Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi 10

83 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Pelatihan para pegawai pemeliharaan: jumlah kumulatif jam 4.3 Lain-lain (sebutkan) 5 Pertimbangan Dampak Lingkungan (10 poin) 5.1 Manajemen limbah 5.2 Manajemen polusi (udara, suara, visual, asap, dll) 5.3 Materi-materi Hijau/ tidak beracun 5.4 Lain-lain (sebutkan) 11

84 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 LAMPIRAN C KRITERIA EVALUASI DAN DISTRIBUSI BOBOT UNTUK GEDUNG RETROFITTED Perubahan utama pada: (Untuk sedikitnya 1 tahun penuh operasi) 1. Penghematan Energi Aktual/Terukur (25 poin) 1.1. Sistem AC 1.2. Sistem pencahayaan 1.3. Lain-lain (sebutkan) 2. Konsep-Konsep Disain Pasif (25 poin) 2.1. Organisasi spasial untuk berbagai fungsi 2.2. Perbaikan lingkungan sekitar 2.3. Rancangan Penutup (materi, peneduh, fenestration, dll.) Materi - Perlindungan transfer panas - Perlindungan kelembaban - Efek MRT - Warna penutup (eksterior) - Kontrol dan Perlindungan Penyerapan - dll. Peneduh - Efisiensi perangkat peneduh - Penggunaan perangkat peneduh alami - Penggunaan peneduh dari gedung-gedung yang berdekatan - dll. Fenestration - Disain Fenestration: lokasi, alam, dan ukuran pembukaan - Rasio hasil panas cahaya dan matahari (LT/SC) - dll Keseluruhan transfer panas melalui penutup gedung: Dinding W/m 2 ; Atap W/m Cahaya siang hari 2.6. Konsep-konsep disain pasif lain (sebutkan) 12

85 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Konsep-Konsep Disain Aktif (25 poin) 3.1. Sistem AC (seleksi, layout dan disain sistem tanaman) kw/ton W/m Sistem-sistem pencahayaan W/m Kualitas dalam ruang (kenyamanan suhu, ventilasi, m 3 /jam/orang, dan seterusnya.) 3.4. Keseluruhan konsumsi energi per m persegi di tempat ber-ac W/m Lain-lain (sebutkan) 4. Skema Manajemen dan Pemeliharaan (20 poin) 4.1. Sistem-sistem manajemen energi - Sistem Manajemen Energi Gedung (BAS) - Sistem pemantauan konsumsi energi - dll Ukuran-ukuran manajemen dan pemeliharaan - Tenaga kerja: orang-jam/tahun - Kontraktor pemeliharaan - Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi - Pelatihan para pegawai pemeliharaan: kumulatif jam/tahun 4.3. Lain-lain (sebutkan) 5. Pertimbangan Dampak Lingkungan (5 poin) 5.1. Manajemen limbah 5.2. Manajemen polusi (udara, suara, visual, asap, dll) 5.3. Materi-materi Hijau/tidak beracun 5.4. Lain-lain (sebutkan) 13

86 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 LAMPIRAN D KINERJA ENERGI: KRITERIA PRA-KUALIFIKASI Tolok Ukur 1. Indeks Efisiensi Energi Tempat Ber-AC yang dihuni Jenis Gedung: - Kantor : 200 kwh/m 2 /tahun - Perpustakaan : 200 kwh/ m 2 /tahun - Mall-Mall Perbelanjaan dan Eceran : 240 kwh/ m 2 /tahun - Hotel-Hotel : 300 kwh/ m 2 /tahun - Rumah Sakit : 400 kwh/ m 2 /tahun Keterangan: - Sekolah-sekolah sama dengan gedung kantor 2. Suhu dan Setting-Setting Lain: Tidak kurang dari 21 0 C tetapi tidak lebih dari 26 0 C RH: maksimum 70% (berlaku untuk AC) 3. Beban Pencahayaan: Jenis Gedung: Kantor - Maksimum 15 watts/m 2 (luas lantai kotor) Lain-Lain - Maksimum 25 watts/m 2 4. Jam Operasi/tahun: 2000 jam/tahun Dinormalkan terkaitdengan no. 1. Kriteria Tambahan untuk Gedung Retrofitted 5. Penghematan-penghematan energi total: 20% dari total konsumsi energi Kriteria Tambahan untuk Kedua Kategori 6. Paling sedikit 1 tahun penuh operasi sebelum pencalonan dalam kompetisi nasional 14

87 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 LAMPIRAN E INFORMASI BANGUNAN A. Informasi Umum 1. Nama bangunan 2. Nama pemilik dan perusahaan pengelola 3. Alamat 4. No.Tel. / No.Fax /Alamat B. Informasi Fisik Bangunan 5. Latar belakang fisik bangunan Sejarah singkat Penggunaan untuk satu fungsi atau campuran fungsi (jelaskan) 6. Umur bangunan 7. Pernah dilakukan retrofit? Kapan? Apa? 8. Total jumlah lantai 9. Total jumlah lantai dasar 10. Jumlah lantai tempat parkir mobil 11. Total area lantai kotor 12. Area permukaan selubung termasuk rasio atap terhadap area lantai kotor 13. Area parkir mobil 14. Total kotor area yang disewakan 15. Area berpendingin udara 16. Area tidak berpendingin udara 17. Rasio plot (total GFA / area tanah) C. Rancangan Bangunan dan Informasi Praktis 18. Tanaman dan rancangan bentang alam/angin dan ventilasi alami / fitur air / pencahayaan / dll. 19. Rancangan fasad dan peneduh - Jenis fasad - Warna fasad - Penggunaan perangkat peneduh 20. Lokasi pusat layanan 21. Bentuk bangunan 22. Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan: Dinding W/m 2 ; Atap W/m Perlengkapan pencahayaan 24. * Muatan pencahayaan W/m 2 (area lantai kotor) 25. Sistem dan peralatan pendingin udara bangunan Tingkat pertukaran udara segar: m 3 /jam/orang m 3 /jam/m 2 m 3 /jam Efisiensi energi pendingin udara: kw/ton 15

88 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Muatan pendingin W/m2 (area berpendingin udara) D. Informasi Operasi 27. Tingkat pemakaian (tahun 2001): Minimal.. % area total 28. Total jumlah pemakaian (occupancy) 29. Kepemilikan bangunan (ditempati oleh pemilik, penyewa, dll.) 29. Jadwal operasi bangunan - hari kerja dari sampai - Sabtu dari sampai - Minggu dari sampai - Jam operasi/tahun 30. Lingkungan dalam ruangan bangunan: pengaturan kualitas udara di dalam ruangan : suhu dan RH E. Informasi Konsumsi Energi 31. Puncak beban atau kebutuhan (bulanan) 32. Energi yang digunakan (bulanan) 33. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan) 34. * Indeks efisiensi energi: area berpendingin udara kwh/m 2 /tahun (berdasarkan jam operasi/tahun) 35. Konsumsi Energi: Listrik kwh/m2/tahun (berdasarkan jam operasi/tahun) - Bahan bakar Liter/tahun (bukan untuk pembangkitan listrik) F. Informasi Manajemen Energi 36. Sistem manajemen energi bangunan yang terhubung dengan titik fisik (jumlah) 37. Penghematan energi: Program jadwal kwh/tahun Program siklus kerja kwh/tahun Program awal /penghentian optimal kwh/tahun Program permintaan daya kw (rata-rata) G. Informasi Pemeliharaan 38. Program Pemeliharaan - Tenaga kerja: orang-jam/tahun - Kontraktor Pemeliharaan - Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi - Pelatihan para pegawai pemeliharaan: jam kumulatif/tahun. 16

89 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 H. Dampak Lingkungan 39. Dampak limbah 40. Dampak polusi (udara, suara, visual, asap, dll) I. Informasi Tambahan untuk Gedung Retrofitted 41. * Penghematan energi di area berpendingin udara kwh/m 2 /tahun (berdasarkan jam operasi/tahun 42. * Penghematan energi di sistem pencahayaan kwh/m 2 /tahun (berdasarkan pada jam operasi/tahun) 43. * Area Retrofitted: % dari area total * - disebutkan dalam kriteria pra-kualifikasi 17

90 Aturan-Aturan dan Pedoman Dewan Juri Kompetisi Gedung Hemat Energi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 LAMPIRAN F PENGAJUAN PRO-FORMA LAMPIRAN F.1 Gedung Baru LAMPIRAN F.2 Gedung Retrofitted LAMPIRAN F.3 Gedung Tropis Terlampir sebagai file-file yang terpisah 18

91 LEMBAR PENILAIAN INOVASI KHUSUS PADA BANGUNAN GEDUNG Nama Juri Nama Gedung Kategori Pilihan 2/3 suara untuk menang : : : TEKNOLOGI MUTAKHIR.; TEKNOLOGI TEPAT GUNA. : YA ; TIDAK Pedoman untuk Kategori Inovasi Khusus Sub-Kategori Teknologi Mutakhir dan Teknologi Tepat Guna 1. TUJUAN Kategori pengajuan ini mengacu pada proyek-proyek khusus berupa studi dan penerapan, atau pengembangan teknologi-teknologi mutakhir dan teknologi-teknologi tepat guna dalam gedung-gedung sesungguhnya. Hal ini ditujukan untuk mempromosikan perkembangan teknologi-teknologi mutakhir dan inovasi-inovasi yang berkaitan dengan efisiensi energi bersamaan dengan kebijaksanaan di Indonesia dan ASEAN yang akan memberikan keuntungan kemudian dalam pengembangan bagaiman cara berefisiensi energi di Indonesia dan diantara negara-negara ASEAN. Inovasi khusus ini akan mempertimbangkan dua sub-kategori: 1. Teknologi-teknologi mutakhir dan 2. Teknologi tepat guna yang relevan dengan perkembangan Efisiensi dan Konservasi Energi di Indonesia dan negara-negara ASEAN. 2. JENIS DAN SIFAT PROYEK UNTUK INOVASI KHUSUS Inovasi-inovasi khusus merupakan proyek-proyek yang melibatkan pengembangan secara signifikan bidang efisiensi energi di gedung-gedung. Pengembangan tersebut dapat dicapai melalui peralatan, material, aplikasi-aplikasi sistem, proses-proses desain dan manajemen. Pengembangan dan inovasi tersebut harus ditunjukkan melalui aplikasi aktual dalam proyek (proyek-proyek) nyata. Untuk memenuhi syarat berdasarkan Inovasi Khusus, sebuah proyek harus melibatkan penggunaan materi-materi, peralatan dan proses-proses yang tepat. Fokus khusus akan diberikan pada proyek-proyek yang berusaha mempromosikan dan mengembangkan kebijaksanaan Efisiensi dan Konservasi Energi di Indonesia dan ASEAN. 3. PEDOMAN UMUM DAN SYARAT-SYARAT BAGI INOVASI KHUSUS a. Masing-masing perusahaan/institusi dapat mengajukan hanya satu (1) proyek untuk setiap subkategori sebagai pertimbangan Dewan Juri. b. Proyek tersebut harus memenuhi sasaran-sasaran dan ruang lingkup dari Inovasi Khusus sebagaimana rinciannya pada no. (1) dan (2) di atas. c. Pelamar harus mengajukan sebuah proposal pendek tidak lebih dari 10 halaman kepada Panitia Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Proposal harus berisi hal-hal berikut ini: i. Tujuan proyek ii. Penjelasan detail dari proyek iii. Kontribusi khusus dan keuntungan proyek bagi bangsa-bangsa iv. Kontribusi dan keuntungan proyek bagi kawasan ASEAN v. Kontribusi khusus dan keuntungan proyek bagi Perkembangan Internasional Efisensi dan Konservarsi Energi vi. Informasi relevan lainnya

92 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG Kategori: Gedung Industri Nama Kegiatan: Informasi Umum: Nama Perusahaan: Alamat: Jumlah Pegawai: Jenis Industri/Gedung: Usia Industri/Gedung: Bidang Usaha: Contact Person: Nama: Jabatan: Telephone: Mobile phone: Fax: Ringkasan Kegiatan: Tidak lebih dari 200 kata 1

93 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG 1. DAMPAK 1.1 Penghematan Energi (kwh/tahun, kl/tahun, ktoe) 1.2 Pengaruh terhadap lingkungan 1.3 Pengaruh terhadap ekonomi perusahaan Investasi Payback period 1.4 Intensitas Konsumsi Energi (kwh/m2/tahun, GJ/ton, dll.) 2

94 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG 3

95 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG 2. KEBERLANJUTAN 2.1 Tingkat Partisipasi dan Keterlibatan 2.2 Komitmen Top Level Management 2.3 Rencana Jangka Pendek dan Jangka Panjang 2.4 Organisasi Pembentukan organisasi baru khusus untuk menangani manajemen energi atau memperbaiki organisasi manajemen energi yang sudah ada 2.5 Capacity Building Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan 4

96 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG 3. REPLICABILITY 3.1 Praktik dan Langkah-langkah Manajemen 3.2 Teknologi 5

97 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG 4. KEASLIAN Kreativitas / Inovasi 6

98 FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2012 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG 5. LAMPIRAN (DOKUMEN-DOKUMEN PENDUKUNG) 7

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 1 2 Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 Menara BCA LATAR BELAKANG Ketahanan energi merupakan faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan yang

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG Ketahanan energi merupakan faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan

LATAR BELAKANG Ketahanan energi merupakan faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan LATAR BELAKANG Ketahanan energi merupakan faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Namun disisi lain, tingginya pertumbuhan energi semakin memperlebar kesenjangan antara

Lebih terperinci

Pada tahun-tahun terakhir ini dengan semakin meningkatnya. harga energi telah menyadarkan para pelaku industri dan

Pada tahun-tahun terakhir ini dengan semakin meningkatnya. harga energi telah menyadarkan para pelaku industri dan - 1 - Latar Belakang Pada tahun-tahun terakhir ini dengan semakin meningkatnya harga energi telah menyadarkan para pelaku industri dan pengelola bangunan bahwa konservasi energi mutlak dilakukan. Dengan

Lebih terperinci

PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2014 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2014 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2014 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Dalam rangka mengapresiasi pihak pemerintah, industri, bangunan gedung dan para pelaku kepentingan

Lebih terperinci

p r o p o s a l KATEGORI : - BANGUNAN GEDUNG HEMAT ENERGI - MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG - PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR

p r o p o s a l KATEGORI : - BANGUNAN GEDUNG HEMAT ENERGI - MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG - PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR p r o p o s a l KATEGORI : - BANGUNAN GEDUNG HEMAT ENERGI - MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG - PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR 1 Menara BCA 2 Latar Belakang E nergi telah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

p r o p o s a l KATEGORI :

p r o p o s a l KATEGORI : p r o p o s a l KATEGORI : - BANGUNAN GEDUNG HEMAT ENERGI - MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG - PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR Latar Belakang E nergi telah menjadi kebutuhan mendasar manusia,

Lebih terperinci

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam suatu lingkungan yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah

Lebih terperinci

Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor

Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor Tubagus A. Dimas, Dian Fitria, Thesa Junus D. Green Building Engineers, Divisi Sustainability, PT Asdi Swasatya Abstrak Besar panas yang

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING Muhammad Rofiqi Athoillah, Totok Ruki

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement.

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement. Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement. Dian Fitria, Thesa Junus D. Green Building Engineers, Divisi Sustainability, PT Asdi Swasatya Abstrak Besar panas yang masuk ke dalam

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang dipilih pada proyek adalah Efisiensi Energi karena tipologi dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi Wisma Atlet di Senayan saat ini dapat dikatakan cukup memrihatinkan. Wisma yang awalnya bernama Wisma Fajar ini didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura

Lebih terperinci

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

Prosedur audit energi pada bagunan gedung Standar Nasional Indonesia Prosedur audit energi pada bagunan gedung ICS 91.040.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang Iingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi yang ada tidak mampu dikelola untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah tertentu. Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,

Lebih terperinci

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, energi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Kebutuhan Kantor Sewa Diyogyakarta Di era sekarang ini, bekerja digedung perkantoran merupakan trend bekerja yang ada sekarang. Ada saatnya sebuah perusahan menghendaki

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam website http://zulkieflimansyah.com/in/green-building.html, Januari 2009, pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu penting yang disuarakan di

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK 11 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di

Lebih terperinci

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil)

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil) ARSITEKTUR DAN ENERGI Tri Harso Karyono Harian Kompas, 21 September 1995, Jakarta, Indonesia. Pengamatan para akhli memperlihatkan konsumsi energi dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir ini.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DAN SELUBUNG BANGUNAN GEDUNG. Oleh : Ir. Parlindungan Marpaung

KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DAN SELUBUNG BANGUNAN GEDUNG. Oleh : Ir. Parlindungan Marpaung KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DAN SELUBUNG BANGUNAN GEDUNG Oleh : Ir. Parlindungan Marpaung 1. SISTEM SISTEM AC 2. PRINSIP KONSERVASI PADA AC 3 KASUS Indonesia iklim tropis Indonesia berada

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang akan di gunakan dalam perancangan ini adalah Arsitektur hemat energi yang menerapkan Pemanfaatan maupun efisiensi Energi dalam rancangan bangunan.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU DINAS PENGAWASAN DAN PENERTIBAN BANGUNAN PROV.DKI JAKARTA Peraturan Gubernur No 38 tahun 2012 telah ditetapkan pada April 2012 dan akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja

Lebih terperinci

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI 03-6389-2011. STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Ricky Gendo 1, Jimmy Priatman 2, Sandra Loekito 3 ABSTRAK: Dewasa

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban Pendinginan Gambar 58. Massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari Gambar 59. Massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dimana permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia adalah Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017 DAFTAR ISI I LATAR BELAKANG II KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI NASIONAL III KAMPANYE HEMAT ENERGI I MENGAPA HEMAT ENERGI? KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi Penelitian Perkembangan dan pembangunan yang terjadi di perkotaan membuat kawasan kota menjadi semakin padat. Salah satu penyebabnya adalah pertambahan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 Implementasi sistem merupakan tahap untuk mengimplementasikan sistem. Tahap penggunaan sistem ini dilakukan

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGHE EMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWAA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6149 KEUANGAN OJK. Efek. Utang. Berwawasan Lingkungan. Penerbitan dan Persyaratan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 281) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil LAMPIRAN Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar bangunan kasino hotel telah menerapkan hemat energi yaitu melalui pendekatan OTTV sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-6389-2000

Lebih terperinci

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING Disusun Oleh : M. ROFIQI ATHOILLAH (2409 105 033) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gedung atau bangunan mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap kehidupan manusia di dunia. Bangunan tersebut dapat memfasilitasi suatu komunitas, kesehatan, mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini terbagi atas dua kelompok. Kesimpulan pertama adalah kesimpulan utama dari penelitian yakni jawaban dari pertanyaan penelitian.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menanggapi isu penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh kebijakan dunia dan negara

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Sekolah Alam di Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter yang kuat dan khas, yang mencirikan alam di wilayah pengunungan batuan karst

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV Nugraha Putra Hutama 1, Heru Sufianto 2, Ary Dedy Putranto 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG TUJUAN RUANG LINGKUP. IDENTIFIKASI BAHAN PERUSAK OZON KOTA SURABAYA Sektor Hotel, Perdagangan, Perkantoran, Rumah Sakit, Dan Pendidikan

LATAR BELAKANG TUJUAN RUANG LINGKUP. IDENTIFIKASI BAHAN PERUSAK OZON KOTA SURABAYA Sektor Hotel, Perdagangan, Perkantoran, Rumah Sakit, Dan Pendidikan LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang pesat menyebabkan semakin pesatnya pula aktivitas kegiatan manusia termasuk pembangunan gedung untuk kegiatan perdagangan (perdagangan), rumah sakit, perkantoran baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Pemilihan Tema arsitektur hemat enerji dianggap tepat oleh perancang dikarenakan perancang ingin menampilkan bangunan yang tanggap terhadap keadaan

Lebih terperinci

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain BAB V KajianTeori 5.1. Kajian Teori Tema Desain 5.1.1. Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain Penekanan tema desain yang diterapkan pada Sekolah Tinggi ini adalah arsitektur ekologis. Ekologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Urban di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama terjadi pada kota-kota besar dan yang utama adalah Jakarta yang juga merupakan ibukota

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING. Dalam desain Gedung Kantor LKPP terdapat 13 point target

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING. Dalam desain Gedung Kantor LKPP terdapat 13 point target 10 BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING 2.1 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuhan Kerja Dalam desain Gedung Kantor LKPP terdapat 13 point target perancangan yang bisa diterapkan dalam mendesain, diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya yang sebelumnya tentang kajian managemen konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung perkantoran PT. PHE

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengkondisian udara merupakan salah satu aplikasi penting teknologi refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang diperlukan dalam pengkondisian

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A. SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : FERIA ETIKA.A. (0951010024) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN PENGHEMATAN ENERGI Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN PENGHEMATAN ENERGI Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Menteri dan Sumber

Lebih terperinci