PENGGUNAAN CANGKANG UDANG SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN KADAR TSS, KEKERUHAN DAN FOSFATPADA AIR LIMBAH USAHA LAUNDRY
|
|
- Susanti Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (216) PENGGUNAAN CANGKANG UDANG SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN KADAR TSS, KEKERUHAN DAN FOSFATPADA AIR LIMBAH USAHA LAUNDRY Aditya Pratama *), Irawan Wisnu Wardhana **), Endro Sutrisno **) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia a.pratama1217@gmail.com Abstrak Udang merupakan hewan yang kaya akan protein. Kulit udang pun juga memiliki protein yang tinggi di dalamnya, dimana kulit udang mampu berperan sebagai polielektrolit alami yang berfungsi mirip dengan koagulan sintetik (Hendrawati, 213).Kulitudangmerupakanlimbahdalamindustri pengolahanudangyangporsinya mencapai3-7%(agustin,1994). Secaraumum kulitudangmengandung protein25-4%,kalsium karbonat45-5%dan khitin 15-2%, namun besarnya kandungan tersebutmasihtergantung padajenisudangdan tempathidupnya (Hamsina,etal., 22). Dalam kulit udang terdapat kandungan kitin yang menjadi baham utama pembuatan kitosan.penelitian mengenai tepung kulit udang sebagai koagulan alternatif ini merupakan kajian terhadap dosis optimum untuk menurunkan konsentrasi TSS, Kekeruhan dan Fosfat pada air limbah kegiatan jasa cuci pakaian.penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh koagulan cangkang udang pada variasi dosistertentu untuk menurunkan konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat pada air limbah melalui prosedur jartest. Variable bebas penelitian adalah dosis koagulan 1 mg/l, 15 mg/l, 2 mg/l, 25 mg/l, 3 mg/l, 35 mg/l dan 4 mg/l untuk setiap 1ml sampel limbah. Kecepatan pengadukan ditetapkan pada 15 rpm selama 2 menit dan pengadukan lambat 6 rpm selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum biokoagulan ini adalah 25 mg/l untuk parameter TSS dengan efisiensi 74.5%, 25 mg/l untuk parameter kekeruhan dengan efisiensi 74.81% dan 25 mg/l untuk parameter fosfat dengan efisiensi 83.1%. Kata kunci : cangkang udang, TSS, Kekeruhan, fosfat, dosis optimum, jartest, limbah Abstract [Shrimp Shell Utilization as Bio Coagulant for TSS, Turbidity, and Phosphate Degradation of Laundry Wastewater] Shrimp are animal that rich in protein. Shrimp shell also have high protein content, which may act as natural polyelectrolytes that work similar to synthetic coagulant (Hendrawati, 213). Portions of shell waste that comes from shrimp processing industry are 3 7 % (Agustin, 1994). Generally, shrimp shell consist of 25 4 % protein, 45 5 % calcium carbonate, and 15 2 % chitin, while these content are depend on the types and living environment of shrimp (Hamsina, et al., 22). Chitin that found in shrimp shell is main ingredient to produce chitosan. This study is a research to determine the optimum dose of shrimp shell powder, as an alternative coagulant, to reduce the concentration of TSS, turbidity, and phosphate in wastewater. The research is conducted to investigate dose variability effect of shrimp shell coagulant to reduce the concentration of TSS, turbidity, and phosphate in wastewater, through jar test procedure.the independent variables are coagulant doses: 1; 15; 2; 25; 3; 35; and 4 mg/l per 1 ml wastewater sample. Stirring speed is set at 15 rpm for 2 minutes, and at 6 rpm for 15 minutes. The result shows that the optimum dose for this natural coagulant is 25 mg/l, to remove TSS at 74,5% efficiency; turbidity at 74,81% efficiency; and phosphate at 83,1% efficiency. Keywords: shrimp shell, TSS, turbidity, phosphate, optimum dose, jar test, wastewater 1. Pendahuluan Masyarakat di kota-kota besar cenderung memiliki jam kerja dan aktivitas yang tinggi sehariharinya. Pola hidup yang sibuk ini bisa menyebabkan kurangnya waktu bagi masyarakat tersebut untuk mengurus rumah tangganya, sehingga mereka 1 *) Penulis, **) Dosen Pembimbing
2 Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (216) cenderung menggunakan layanan jasa rumah tangga, yang salah satunya adalah jasa cuci pakaian ().Adanya peningkatan permintaan atas jasa ini menyebabkan usaha berkembang pesat secara jumlah, yang sayangnya diikuti pula oleh peningkatan limbah cair hasil pencucian pakaian.limbah dapat mencemari badan air dan tanah apabila dibuang langsung ke lingkungan, tanpa mendapatkan pengolahan yang tepat (Dessy, 28). Deterjen merupakan suatu derivatik zat organik dimana akumulasinya akan menyebabkan meningkatnya kandungan organik dalam air limbah. Limbah dengan kandungan organik yang secara kontinyu mencemari badan air akan menimbulkan dampak negatif, seperti bau busuk, sarang sumber penyakit perairan, dan kualitas badan air yang tidak sesuai dengan peruntukannya (Said dalam Adillah, 212). Uji TSS beguna untuk menetukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh uji air dan air limbah secara gravimetri.zat yang dominan terkandung dalam deterjen adalah polyphosphate yang berfungsi sebagai sebagai builder dan surfaktan, sehingga limbah ini pun mengandung fosfat (HERA dalam Wardhana, 214). Fosfat sebagai elemen kunci nutrien utama tanaman, jika jumlahnya berlebihan, maka akan mempercepat proses eutrofikasi yang menghasilkan fenomena blooming alga dan tumbuhan air seperti eceng gondok sehingga menghabiskan oksigen dalam air dan mengganggu ekosistem perairan tersebut (Rosariawari, 21). Kekeruhan merupakan intersitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel sersuspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organic terlarut. Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air (Ristiati, 27). Salah satu alternatif pengolahan limbah cair yang umum dikenal adalah pengolahan dengan prinsip koagulasiflokulasi, dimana penggunaan biokoagulan bisa menjadi pilihan untuk menurunkan TSS, kekeruhan dan fosfat yang terkandung dalam air limbah hasil usaha cuci pakaian (). Penjernihan air secara koagulasi-flokulasi umumnya menggunakan koagulan garam aluminium (Bratby dalam Rahman, 214).Namun, karena alasan terkait lingkungan maka banyak pihak yang meragukan penggunaan koagulan alum itu (Letterman dalam Rahman, 214).Alternatif lainnya seperti garam besi dan polimer sintetik sesungguhnya mulai populer, namun aplikasinya masih tersandung faktor harga dan masalah lingkungan yang mungkin ditimbulkannya. Biokoagulan dinyatakan memiliki masa depan cerah dan menarik minat banyak peneliti karena jumlahnya yang melimpah, harganya yang rendah, ramah lingkungan, multifungsi, dan sifatnya yang biodegradable (Madhavi, 213). Pemilihan koagulan dari cangkang udang adalah berdasarkan kandungan protein di dalamnya, 2 secara umum kulit udang mengandung protein 25-4%, kalsium karbonat 45-5% dan kitin 15-2%, namun besarnya kandungan tersebut masih tergantung pada jenis udang dan tempat hidupnya (Hamsina, et al, 22). 2. Metode Penelitian Tabel 1 Tujuan Operasional Penelitian No. Tujuan Penelitian Data yang Dibutuhkan 1. Mendeskripsikan hubungan antara dosis koagulan cangkan udang dengan penurunan konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat pada air limbah Laundry. - Nilai efisiensi kinerja koagulan 2. Menetukan dosis optimum dan efisiensi biokoagulan dalam penurunan konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat pada air limbah Laundry. - Nilai awal ph, konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat air limbah - Baku mutu limbah - Dosis koagulan dan prosedur jar test - Nilai akhir ph, konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat air limbah Penelitian ini secara garis besar meliputi lima tahapan. Tahapan pertama adalah persiapan bahan dan alat, mulai dari penyediaan bahan dan alat laboratorium, pembuatan koagulan dari tepung cangkang udang, dan pengumpulan sampel limbah.selanjutnya adalah tahap pengukuran konsentrasi awal untuk parameter TSS, kekeruhan dan fosfat pada sampel. Tahap yang ketiga adalah melaksanakan jar test, mengacu pada prosedur standar dan penelitian terdahulu, untuk menguji kinerja koagulan. Setelah proses jar test selesai, penelitian berlanjut ke tahapan keempat yakni pengukuran konsentrasi untuk mengetahui nilai TSS, kekeruhan dan fosfat setelah perlakuan. Pekerjaan di tahap kelima, menggunakan data-data hasil pengukuran tadi, adalah melakukan analisis dan pembahasan tentang kualitas sampel akibat modifikasi variabel bebas penelitian, yaitu dosis koagulan tepung cangkang udang. 3. Hasil dan Pembahasan Desain pengujian dengan grup kontrol digunakan dalam penelitian ini untuk memeriksa perubahan pada konsentrasi TSS, kekeruan dan fosfat
3 Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (216) pada sampel limbah, akibat pemberian berbagai variasi dosis koagulan.grup eksperimen terdiri dari tujuh sampel air limbah dengan volume masing-masing 1 ml. Perlakuan pada grup eksperimen ini adalah penambahan koagulan cangkang udang ke sampel limbah tersebut. Ketujuh sampel dalam grup eksperimen mendapatkan dosis yang berbeda-beda, yaitu: 1 mg/l, 15 mg/l, 2 mg/l, 25 mg/l, 3 mg/l, 35 mg/l dan 4 mg/l. Grup kontrolnya adalah sampel limbah dengan volume 1 ml, yang tidak menerima penambahan koagulan. Selanjutnya kedua grup ini, eksperimen dan kontrol, pada waktu yang sama akan melalui prosedur jar test yang telah ditetapkan untuk mensimulasikan proses koagulasi-flokulasi. Pengadukan cepat akan berlangsung selama 2 menit pada 15 rpm. Pengadukan lambat akan berlangsung selama 15 menit pada 6 rpm, yang akhirnya diikuti oleh sedimentasi selama 3 menit. NIlai TSS Gambar 1 Grafik Hubungan Dosis Dengan Konsentrasi TSS EFISIENSI PENYISIHAN TSS Series Gambar 2 Grafik Efisiensi Penyisihan TSS Seiring diberikannya dosis biokoagulan semakin besar, maka penurunan koansentrasi TSS semakin besar juga, hal ini dikarenakan pemberian koagulan pada dosis yang optimal membantu mengikat partikel yang tersuspensi lalu membuat partikel-partikel halus tersuspensi tersebut yang pada kondisi awal bersifat stabil menjadi tidak stabil muatannya sehingga gaya tarik-menarik menjadi terendapkan membenruk flok. Gaya tarik menarik ini terjadi karena penetralan muatan listrik partikel koloid akibat penambahan koagulan karena koagulan tersebut memberi ion positif ke dalam limbah cair sehingga konsentrasi TSS menurun. Dosis koagulan yang optimal untuk menurunkan konsentrasi TSS adalah pada dosis 25 mg/l. Pada dosis ini dapat menurunkan konsentrasi menjadi 55 mg/l dari nilai awal TSS 212 mg/l. Nilai efisiensi untuk penurunan TSS adalah sebesar 74,6% hal ini dikarenakan koloid (muatan negatif) akan tertarik pada muatan positif dari biokoagulan sehingga seluruh koloid dapat terikat dan bergabung menjadi flok yang lebih besar dan dapat mengendap dengan cepat. Namun apabila dosis yang diberikan tidak tepat, maka terjadi kelebuhan muatan positif sehingga koloid tidak dapat bergabung membentuk flok.oleh karena itu, dibutuhkan dosis biokoagulan yang tepat sehingga mendapatkan penyisihan konsentrasi yang maksimal. Nilai Kekeruhan (NTU) Gambar 3 Grafik Hubungan Dosis Dengan Kekeruhan EFISIENSI PENYISIHAN KEKERUHAN Series Gambar 4 Grafik Efisiensi Penyisihan Kekeruhan Dosis koagulan yang optimal berperan penting dalam penyisihan kekeruhan. Dosis koagulan yang optimal untuk menurunkan konsentrasi kekeruhan adalah pada dosis 25 mg/l. Pada dosis koagulan ini dapat menurunkan konsentrasi menjadi 5.76 NTU dari nilai awal kekeruhan 21,54 NTU. Menurunnya konsentrasi kekeruhan karena faktor dosis ini terjadi karena dosis 25 mg/l merupakan dosis optimum. Dosis yang terlalu sedikit tidak secara maksimal dapat mengikat koloid, dan apabila dosis yang diberikan berlebihan akan mengakibatkan restabilisasi partikel koloid. Restabilisasi pada umumnya diiringi oleh pembalikan partikel koloid dari negatif menjadi positif akibat penyerapan dari dosis yang berlebih (Akhtar dkk, 1997).
4 Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (216) Pemberian koagulan pada dosis yang optimal ini membantu mengikat bahan pencemar lalu partikel-partikel halus yang tadinya bersifat stabil menjadi tidak stabil muatannya sehingga terjadi gaya tarik-menarik menjadi terendapan membentuk flok. Penurunan kekeruahan pada pemberian dosis koagulan 25 mg/l sebesar 74.81% Nilai Fosfat Gambar 5 Grafik Hubungan Dosis Dengan Konsentrasi Fosfat NILAI EFISIENSI FOSFAT Series Gambar 6 Grafik Efisiensi Fosfat Dosis koagulan yang optimum berperan penting dalam penyisihan fosfat, dan senyawa organik. Dosis koagulan yang tepat untuk menurunkan konsentrasi fosfat adalah pada dosis 25 mg/l. Pada dosis koagulan ini dapat menurunkan konsentrasi menjadi 1,179 mg/l menjadi.348 mg/l. Konsentrasi fosfat pada pemberian koagulan dengan dosis 25 mg/l ini merupakan hasil terbaik dengan kecepatan pengadukan 15 rpm. Menurunnya konsentrasi fosfat karena dosis ini terjadi karena dosis 25 mg/l merupakan dosis optimal. Dosis yang terlalu sedikit tidak secara maksimal dapat mengikat partikel koloid, dan apabila dosis yang diberikan berlebihan akan mengakibatkan restabilisasi koloid. Pemberian koagulan pada dosis yang optimal ini membantu mengikat bahan pencemar lalu membuat partikel-partikel halus yang tadinya bersifat stabil menjadi tidak stabil.maka dosis optimum untuk konsentrasi fosfat yaitu pada dosis konsentrasi 25 mg/l dengan nilai efisiensi sebesar 83.1%. Berdasarkan pembahasan tentang dosis optimum dan efisiensi koagulan cangkang udang, serta hubungannya dengan penurunan TSS, kekeruhan dan fosfat pada air limbah, maka sebenarnya faktor dosis sangat berperan dalam tercapainya koagulasi-flokulasi yang baik.variasi dosis yang diberikan terhadap sampel mampu menurunkan nilai TSS, kekeruhan dan fosfat.agar simulasi koagulasi-flokulasi tersebut bisa berjalan maksimal, maka koagulan yang diberikan harus pada dosis optimum, yaitu dosis yang memberikan efisiensi tertinggi untuk menurunkan nilai TSS, kekeruhan dan fosfat. Dosis terbaik koagulan cangkang udang untuk mengolah limbah adalah pada 25 mg/l untuk setiap 1 ml air limbah, yang menghasilkan efisiensi removal74.1% untuk TSS, 74.8% untuk kekeruhan dan 83.1% untuk fosfat. Variabel selain dosis, misalnya kecepatan pengadukan dan karakteristik koagulan, memiliki kemungkinan untuk menciptakan koagulasi dan flokulasi yang maksimal dalam pengolahan limbah koagulasi karena dengan meningkatnya dosis, maka jumlah partikel adsorben turut meningkat sehingga akan terdapat potensi adsorpsi yang lebih besar (Deepthi, 215). Zat-zat pencemar dalam limbah cair umumnya memiliki muatan negatif sehingga polielektrolit bermuatan positif, seperti tepung cangkang udang, adalah koagulan yang efektif.interaksi elektrostatis menghasilkan adsorpsi yang kuat dan netralisasi pada permukaan partikel.hal inilah yang memungkinkan terjadinya koagulasi-flokulasi sebagai hasil penggunaan biokoagulan yang berciri polielektrolit (Bolto, 27). Penelitian ini berhasil sampai pada evaluasi potensi koagulan alami dari tepung cangkang udang untuk mengolah limbah.namun, ke depannya memang sangat penting untuk melakukan perbandingan antara efisiensi dari biokoagulan dengan koagulan kimia komersial yang umum digunakan.keunggulan dari koagulan alami berasal dari kelemahan yang dimiliki oleh koagulan kimia komersial pada sisi biaya dan ketersediaannya.terlebih, penelitian terbaru menunjukkan adanya peningkatan risiko kesehatan seperti penyakit Alzheimers dan neurodegeneratif, akibat meminum air yang mengandung residu aluminium hasil penggunaan koagulan alum (Garcia- Fayos dalam Rahman, 214). Koagulan kimia juga menimbulkan lumpur dalam volume besar dan bersifat nonbiodegradable, hasil dari residu alum sulfat yang akan memerlukan fasilitas pengolahan berikutnya untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut terhadap lingkungan (Alo dalam Rahman, 214).
5 Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (216) 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan cangkang udang sebagai biokoagulan untuk menurunkan kadar TSS, kekeruhan dan fosfat pada limbah Laundry maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hubungan antara dosis koagulan cangkang udang dengan penurunan konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat sangat krusial untuk menurunkan penurunan kadar pencemar. Dengan dosis koagulan yang tepat mampu mengurangi partikel koloid pada air. Penentuan dosis dapat digunakan unruk membantu menentukan dosis optimal koagulan tertentu yang sesuai dengan jenis dan kondisi air. 2. Berdasarkan hasil penelitian, besar penurunan konsentrasi biokoagulan dalam penurunan konsentrasi TSS, kekeruhan dan fosfat untuk mendapat nilai optimum terdapat pada dosis konsentrasi 25 mg/l untuk semua parameter dengan besar nilai efisiensi yang beragam untuk setiap parameter. 5. Saran Kitosan cangkang udang ini sangat efektif dalam penurunan komposisi limbah cair maka perlu dilakukan pengujian terhadap berbagai variabel lainnya baik dosis koagulan, kecepatan pengadukan, maupun bahan kitosan yang digunakan dan bisa diterapkan dengan baik untuk menurunkan pencemaran pada air limbah sehingga baik untuk lingkungan. Daftar Pustaka Adillah, K. W Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Pupuk Kaltim Prima Sangatta. Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Bolto, B. dan John Gregory. 27. Organic Polyelectrolytes in Water Treatment. Water Research Vol. 41 No. 11 Deepthi, P., et al Application of Natural Adsorbents for Wastewater Treatment. International Journal of Research Vol. 2 No. 7 Dessy, I. R. 28.Penurunan Kandungan Phosphate pada Limbah Cair Industri Pencucian Pakaian (Laundry) Menggunakan Karbon Aktif dari Sampah Plastik dengan Metode Batch dan Kontinyu. Semarang: Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Hendrawati, dkk.213. Penggunaan Cangkang udang (Tamarindus indica) dan Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) sebagai Koagulan Alami dalam Perbaikan Kualitas Air Tanah. Prosiding Semirata Universitas Lampung Madhavi, T. P. dan R. Rajkumar Utilisation of Natural Coagulant for Reduction of Turbidity from Wastewater. International Journal of ChemTech Research Vol. 5 No. 3 Rahman, M. M., et al Removal of Turbidity from the River Water using Tamarindus indica and Litchi chinensis Seeds as Natural Coagulant. International Journal of Environmental Protection and Policy, Special Issue: Nanomaterials and its applications, Vol. 2 No. 6-2 Rosariawari, F. 21. Efektifitas Multivalen Metal Ions dalam Penurunan Kadar Phosphate sebagai Bahan Pembentuk Deterjen. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN Veteran Jawa Timur 5
PENGGUNAAN TEPUNG BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN KADAR FOSFAT DAN COD PADA AIR LIMBAH USAHA LAUNDRY
PENGGUNAAN TEPUNG BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN KADAR FOSFAT DAN COD PADA AIR LIMBAH USAHA LAUNDRY Andre *), Irawan Wisnu Wardhana **), Endro Sutrisno **) Program
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI
85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi
Lebih terperinciPENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)
PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) Irawan Widi Pradipta*), Syafrudin**), Winardi Dwi Nugraha**)
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG LOKAN (GELOINA EXPANSA) SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG LOKAN (GELOINA EXPANSA) SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY Davidson 1), Syarfi Daud 2), David Andrio 3), 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH
Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI
al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 215 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI DYAH DWI POERWANTO, 1 EKO PRABOWO HADISANTOSO, 1*
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciTersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016)
PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKANTEPUNG BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAMPENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK(GREY WATER) Muhammad Narayudha Bachtiar *) Syafruddin
Lebih terperinciTersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
STUDY PENURUNAN TURBIDITY, TSS, COD MENGGUNAKAN BIJI KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI NANOBIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREY WATER) Dimas Kreshna Wibawarto*) Syafrudin**) Winardi Dwi
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK
PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH
PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH 3307100042 Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Rumusan Masalah Tujuan Berapa besar dosis optimum koagulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)
PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) Etih Hartati, Mumu Sutisna, dan Windi Nursandi S. Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF
PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF Adysti Maretha N *) Wiharyanto Oktiawan **) Arya Rezagama **) Abstract There is an increasing presence
Lebih terperinciJurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).
KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, sudah menunjukkan gejala yang cukup serius. Penyebabnya tidak hanya berasal
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-22 Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindusindica) Sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR
OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR (Moringa oleifera) PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MOCAF Natural Coagulant Optimization Using Moringa Seeds (Moringa oleifera) in Mocaf Wastewater Treatment Elida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciSerbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati
SERBUK BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI FLOKULASI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Harimbi Setyawati 1), Mawan Kriswantono 2), Dinda An Nisa 3), Rakhmawati Hastuti 4) 1,3,4 Program Studi Teknik
Lebih terperinciOleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc
Oleh: Rizqi Amalia (3307100016) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 KERANGKA PENELITIAN
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE OLEH
LAPORAN AKHIR PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE OLEH Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia merupakan salah satu penyebab tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah
Lebih terperinciPEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR
PEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR THE UTILIZATION OF CHITOSAN FROM SIMPING SHELLS (Placuna placenta) AS COAULANT FOR WELL WATER PURIFICATION
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu elemen atau unsur yang berdiri sebagai pemegang tonggak kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, oleh karena itu air berperan
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN PARAMETER TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN WARNA MENGGUNAKAN BIOKOAGULAN (LIMBAH CANGKANG KEPITING)
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN PARAMETER TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN WARNA MENGGUNAKAN BIOKOAGULAN (LIMBAH CANGKANG KEPITING) Muhammad Busyairi Program Studi Teknik Lingkungan-Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciInfo Artikel. Etik Isman Hayati *), Eko Budi Susatyo dan Wisnu Sunarto
Indo. J. Chem. Sci. 5 (1) (2016) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs PEMANFAATAN SERBUK BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica L) UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Lebih terperinci(Study Stirring Time)
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 215-220 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA ( (Tamarindus indica) ) SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI LIMBAH CAIR TAHU (KAJIAN KONSENTRASI SERBUK BIJI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.
Lebih terperinciPENYISIHAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY MENGGUNAKAN BIOKOAGULAN CANGKANG KEONG MAS (POMACEA CANALICULATA)
PENYISIHAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY MENGGUNAKAN BIOKOAGULAN CANGKANG KEONG MAS (POMACEA CANALICULATA) Rio Patrianov Nugroho 1), Syarfi Daud 2), JeckyAsmura 3) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Prosiding SNaPP212 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 289-3582 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES FLOTASI UDARA TERLARUT 1 Satriananda 1 Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe,
Lebih terperinciCoagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng
Coagulation Nur Istianah, ST,MT,M.Eng Outline Defini tion Stabil ity Metal Natural Chemphysic colloi d Introduction Coagulant Destabilisation Definition Koagulasi merupakan proses destabilisasi dari partikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di lndonesia, khususnya di kota-kota besar masalah pencemaran sungai akibat buangan limbah cair industri semakin meningkat, di sisi lain pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK
PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciTersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (2016)
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KEPITING SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN PARAMETER PENCEMAR COD DAN TSS PADA LIMBAH INDUSTRI TAHU Zainul Aulia *), Endro Sutrisno **), Mochtar Hadiwidodo **) Program Studi
Lebih terperinciSEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.
SEMINAR AKHIR KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari 3309 100
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG
PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG Evy Hendriarianti, Humairoh Suhastri Program Studi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit
8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tapioka merupakan industri rumah tangga yang memiliki dampak positif bila dilihat dari segi ekonomis. Namun dampak pencemaran industri tapioka sangat dirasakan
Lebih terperinci: laundry, chemical oxygen demands (COD), turbidity, coagulationflocculation, vendor
KEMAMPUAN KOAGULAN KITOSAN DENGAN VARIASI DOSIS DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN COD DAN KEKERUHAN PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY (Studi pada Rahma Laundry, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang) DYAH AGUSTIN CATUR PUTRI*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen
Kekeruhan (NTU) BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Kualitas Air 1. Nilai Kekeruhan Air Setelah dilakukan pengujian nilai kekeruhan air yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya
Lebih terperinciKEMAMPUAN SERBUK BIJI ASAM JAWA DALAM MENURUNKAN TSS, TURBIDITAS, DAN AMONIAK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT. UTAMA MULTINIAGA INDONESIA
KEMAMPUAN SERBUK BIJI ASAM JAWA DALAM MENURUNKAN TSS, TURBIDITAS, DAN AMONIAK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT. UTAMA MULTINIAGA INDONESIA Dita Kartika, Nurjazuli, Budiyono Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,
Lebih terperinciPENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN
PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN Jurusan Teknik Kimia, UPN VETERAN Jatim Email : tritjatur@yahoo.com ABSTRACT This research aims to demote BOD and COD from
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di seluruh dunia. Pencemaran air disebabkan oleh jumlah manusia dan kegiatan manusia yang beragam.
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN
EVALUASI PERFORMA PENGADUKAN HIDROLIS SEBAGAI KOAGULATOR DAN FLOKULATOR BERDASARKAN HASIL JAR TEST EVALUATING THE PERFORMANCE OF HYDRAULIC MIXING AS COAGULATOR AND FLOCCULATOR BASED ON THE JAR TEST RESULT
Lebih terperinciII.2.1. PRINSIP JAR TEST
PRAKTIKUM JAR TEST TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum yang telah kami laksanakan yaitu: 1. Untuk mencari/menentukan dosis alum sulfat optimum, alkali optimum, dosis kaporit pada desinfeksi dan kadar lumpur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Sungai dan Klasifikasi Sungai Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai adalah jalur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
Lebih terperinciTUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF
TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF DISUSUN OLEH RIZKIKA WIDIANTI 1413100100 DOSEN PENGAMPU Dr. Djoko Hartanto, M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air
Lebih terperinciKeywords : Dug Well Water, water purification, coagulant. transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).
PERBEDAAN KEMAMPUAN CANGKANG KERANG, CANGKANG KEPITING DENGAN CANGKANG UDANG SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENJERNIHAN AIR SUMUR DI DESA TANJUNG IBUS KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT Sailent Rizki
Lebih terperinciTersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
STUDI PENURUNAN TSS, TURBIDITY, DAN COD DENGAN MENGGUNAKAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KEONG SAWAH (Pila Ampullacea) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT. PHAPROS, TBK SEMARANG Mohammad
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a
Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,
Lebih terperinciPENGARUH URUTAN PENAMBAHAN TANAH DIATOM SEBAGAI KOAGULAN AID
PENGARUH URUTAN PENAMBAHAN TANAH DIATOM SEBAGAI KOAGULAN AID DALAM PENGOLAHAN AIR TERCEMAR ALGA EFFECT OF ADDITION SEQUENCE DIATOMACEOUS EARTH AS A COAGULANT AID FOR TREATING POLLUTED ALGAE CONTAINING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan-bahan kimia sintetis pada umumnya digunakan oleh kegiatan industri dan domestik untuk menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis. Salah satu produk yang
Lebih terperinciSTUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian dilaksanakan pada tanggal 1 November 16 dengan durasi pengujian air Selokan Mataram dengan unit water treatment selama menit melalui unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT
EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN (Muhammad Rizki Romadhon )35 EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT THE EFFECTIVITY RATE OF THE TYPE OF COAGULANT
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LARUTAN KAPUR DALAM MENURUNKAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR RSUD KOTA SEMARANG
EFEKTIVITAS LARUTAN KAPUR DALAM MENURUNKAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR RSUD KOTA SEMARANG Wiwin Tipuk Dwi Astuti, Tri Joko, Nikie Astorina Yunita Dewanti Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH TAWAS DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DI MARTAPURA KABUPATEN BANJAR
PENGARUH TAWAS DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DI MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Rifani Alfian, Sulaiman Hamzani, Abdul Khair Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciSTUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI
STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keberadaan usaha laundry semakin menjamur di berbagai kota di Indonesia. Jasa laundry merupakan suatu usaha yang menawarkan jasa pencucian pakaian, karpet, dan sejenisnya.
Lebih terperinciKeyword: Catalyst; Alum; Lime; Turbidity
PEMANASAN SEBAGAI KATALISATOR BAHAN KOAGULAN TAWAS DAN KAPUR DALAM PENGOLAHAN AIR SUNGAI DI DESA PENJARATAN KECAMATAN PELAIHARI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016 Roby Astuti, Maharso, Sulaiman Hamzani Poltekkes
Lebih terperinciBab IV Hasil Dan Pembahasan
Bab IV Hasil Dan Pembahasan IV.1 Analisa Kualitas Air Gambut Hasil analisa kualitas air gambut yang berasal dari Riau dapat dilihat pada Tabel IV.1. Hasil ini lalu dibandingkan dengan hasil analisa air
Lebih terperinciEfektifitas Pengolahan Limbah Cair Industri Asbes Menggunakan Flokulan Dan Adsorben
JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 2, NOVEMBER 2017 77 Efektifitas Pengolahan Limbah Cair Industri Asbes Menggunakan Flokulan Dan Adsorben Effectiveness Of Asbestos Waste Processing
Lebih terperinciABSTRACT
Khitin Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) sebagai Bikoagulan untuk Penyisihan Turbidity, TSS, BOD dan COD pada Pengolahan Air Limbah Farmasi PT. Phapros Tbk, Semarang Widyastuti Kusuma Wardhani; Mochtar
Lebih terperinciEfektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-167 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)
PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)!" #$ % &'( ABSTRACT This research was conducted with the aim of obtained
Lebih terperinciVOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009
VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA ALUMINIUM Studi Kasus: Limbah Cair Gedung Syarif Thajeb (M), Universitas Trisakti Bambang Iswanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap
Lebih terperinciPENELITIAN PENGOLAHAN AIR KOLAM PENAMPUNGAN LINDI DENGAN GRANULAR FILTER KARBON AKTIF PADA TIPE REAKTOR VERTIKAL
PENELITIAN PENGOLAHAN AIR KOLAM PENAMPUNGAN LINDI DENGAN GRANULAR FILTER KARBON AKTIF PADA TIPE REAKTOR VERTIKAL LEACHATE TREATMENT RESEARCH WITH ACTIVATED CARBON FILTER IN A VERTICAL REACTOR Nuke Diah
Lebih terperinciOleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc
STUDI PENURUNAN KEKERUHAN AIR KALI SURABAYA DENGAN PROSES FLOKULASI DALAM BENTUK FLOKULATOR PIPA CIRCULAR Oleh : Aisyah Rafli Puteri 3307100022 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc 19550128
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-233 Fitoremediasi Air yang Tercemar Limbah Laundry dengan Menggunakan Kayu apu (Pistia stratiotes) Dea Ghiovani Raissa dan Bieby
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciPENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA
Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 5, No. 2, Desember 2009, pp. 40-45 ISSN: 1829-6572 PENGARUH PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Rachmawati S.W., Bambang Iswanto, Winarni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Sumber Kehidupan Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak aktivitas yang kita lakukan sehari hari bergantung pada air.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran air merupakan permasalahan yang cukup serius. Aktivitas manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI
JRL Vol. 4 No.2 Hal 125-130 Jakarta, Mei 2008 ISSN : 2085-3866 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan., BPPT Abstrak Soya bean
Lebih terperinciEFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA
Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI
SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI O l e h : HARI WIBOWO THAMRIN 0652010031 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)
UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L) Yuli Pratiwi 1*, Sri Hastutiningrum 2, Dwi Kurniati Suyadi 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE
PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang
Lebih terperinciKeywords: impurities, organic substances, color, moringa seeds, corn kernels, and watermelon seeds
Penyisihan Zat Organik dan Warna Pada Air Gambut dengan Koagulan Alami Campuran (Biji Jagung, Biji Kelor dan Biji Semangka) M Akhbar Rehansyah 1), Edward HS 2), Shinta Elystia 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinci