Hambatan-hambatan Guru BK dalam Mengatasi Gangguan Komunikasi Peserta Didik Tunarungu di SMKN 4 Padang. Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hambatan-hambatan Guru BK dalam Mengatasi Gangguan Komunikasi Peserta Didik Tunarungu di SMKN 4 Padang. Oleh:"

Transkripsi

1

2 Hambatan-hambatan Guru BK dalam Mengatasi Gangguan Komunikasi Peserta Didik Tunarungu di SMKN 4 Padang Oleh: Amalian* Ahmad Zaini, SAg, MPd.** Septya Suarja, M.Pd.** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peserta didik yang mengalami gangguan karena memiliki keterbatasan fisik sehingga menghambat komunikasi antara guru BK dengan peserta didik tunarungu, adanya guru BK yang tidak paham dengan apa yang dibicarakan peserta didik tunarungu, adanya guru BK yang takut terjadi kesalahpahaman ketika berbicara dengan peserta didik tunarungu, adanya guru yang gugup ketika berbicara dengan peserta didik Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan pendengaran peserta didik 2) Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan bicara peserta didik Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari sifat populasi tertentu dan mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Lokasi penelitian ini di SMKN 4 Padang, adapun informan kunci penelitian yaitu dua orang guru BK dan dua orang informan tambahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil wawancara yang telah dianalisis terungkap bahwa: (1) Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan pendengaran peserta didik Ketika guru BK bertanya kepada peserta didik tunarungu, sering tidak nyambung, guru BK bertanya lain dan peserta didik tunarungu menjawab lain. Tetapi guru BK dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan baik, dengan cara menyuruh peserta didik menuliskan apa yang ingin dibicarakannya atau guru BK meminta bantuan kepada guru pendamping, (2) Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan bicara peserta didik Guru BK memberikan perhatian yang sama dengan peserta didik normal tanpa membeda-bedakan peserta didik tunarungu dengan peserta didik yang normal. Berdasarkan temuan penelitian ini direkomendasikan kepada pihak terkait yaitu guru BK, agar guru BK dapat memahami atau mengerti tentang permasalahan yang dialami peserta didik Kata Kunci: Hambatan-hambatan Guru BK, Gangguan Komunikasi, Peserta Didik Tunarungu. 1

3 Hambatan-hambatan Guru BK dalam Mengatasi Gangguan Komunikasi Peserta Didik Tunarungu di SMKN 4 Padang Oleh: Amalian* Ahmad Zaini, SAg, MPd.** Septya Suarja, M.Pd.** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of research is there were some students faced trouble because having physical limitation to hindrance communication between guidance and counselling teachers with dissability students. There were guidance and conselling teacher did not comprehend with what dissability students talked about, there were guidance and conselling teacher which afraid to get misunderstanding when talking with dissability students, there were guidance and conselling teachers which nervous when talking with dissability students. The purposes of this research are to describe: 1) Obstacles guidance and conselling teachers in solving listening problem to dissability students. 2) Obstacles guidance and conselling teachers in solving speaking problem dissability students. The design of this research was descriptive qualitative, it is to describe in sistematically, factual, and accuracy to know the facts from habitual population and try to describe phenomenal in detail. Location of this research was in SMKN 4 Padang. The informants of this research was two guidance and conselling teachers and two additional informants. The instrument of this research was interview. The technique of analyzing the data was data reduction, serving the data and making arclution. The result of interview had been analyzed as follow: (1) The obstacles guidance and conselling teachers in solving the listening problem to dissability students. When guidance and conselling teachers asked the dissability students, ofthen having misunderstanding, guidance and conselling teachers asked with different answer from dissability students. Guidance and conselling teachers could some these problems well, by asking them to write what will be talked or guidance and conselling teachers asked some helps from the adusurs, (2) The obstacles guidance and conselling teachers in solving speaking problem to disability students, guidance and conselling teachers gane same attention with normal students without making differentiate to dissability students with normal students. Based on this findings, recommend to all. People, guidance and conselling teachers to get comprehend or understand about the problems faced by dissability students. Keywords: Obstacles guidance and conselling teachers, Communication crouble, Dissability students. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan salah satu bentuk interaksi yang paling penting dan harus dilakukan oleh sesama manusia. Pada dasarnya komunikasi tidak hanya dilakukan secara vertikal yaitu antar sesama manusia, akan tetapi bisa dilakukan secara horizontal. Tujuan berkomunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran atau akan menyampaikan keluh kesah. Jika orang yang diajak untuk berkomunikasi tidak dapat merespon diakibatkan karena keterbatasan fisik tentunya komunikasi menjadi tidak lancar. Terutama guru BK yang mengajar peserta didik tunarungu tentunya guru BK harus dapat memahami peserta didik tunarungu agar antara peserta didik tunarugu dengan guru BK terjalin komunikasi yang sesuai. Guru BK harus dapat mengatasi hambatan- 2

4 hambatan komunikasi terhadap peserta didik tunarungu dengan berbagai macam cara, agar hambatan tersebut tidak mengganggu proses kelancaran pemberian layanan karena Komunikasi adalah suatu tindakan yang sangat sering lakukan. Hampir setiap saat melakukan proses komunikasi. Dalam komunikasi ada dua pihak yang terkait yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator adalah seseorang yang berperan menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, sedangkan komunikan adalah pihak yang berperan mendengarkan. Coba bayangkan ketika di dalam dunia ini tidak ada komunikasi, apakah tidak akan sangat tersiksa karena tidak bisa menyampaikan apa yang ketahui dan apa yang inginkan. Bayangkan sepi dan hampanya dunia ini. Begitu pula dalam dunia pendidikan, komunikasi adalah salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah proses pendidikan. Bayangkan ketika seorang pengajar bisa mengendalikan kelasnya dengan penguasaan komunikasi yang excellent maka yang terjadi adalah keberhasilan penyampaian ilmu dari komunikator dan komunikan. Komunikasi sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik harus mampu menggunakan kata-kata yang tepat untuk berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan, menggunakan suara yang lantang, sopan dalam berkomunikasi dan bertindak. Komunikasi dikatakan ideal dalam proses pembelajaran apabila pesan dapat diterima dengan baik dan adanya umpan balik, seperti guru dan peserta didik. Contohnya : ketika guru BK mengajar peserta didik tunarungu tentunya pesan yang diterima sangat sulit diterima oleh peserta didik tunarungu, terkadang juga tidak ada umpan balik ketika guru BK berkomunikasi dengan peserta didik Jadi, guru BK harus bisa kreatif dalam penyampaian pesan supaya guru BK dengan peserta didik tunarungu dapat saling memahami apa yang dibicarakan. Menurut Laswell (Effendy, 1984: 13) cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : who says what in which channel to whom with what effect?. Paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang di ajukan itu, yakni : - Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (Message) - Media (Channel, media) - Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient) - Efek (Effect, impact, influence) Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Tarmansyah, (1995: 89) menyatakan gangguan komunikasi pada dasarnya merupakan penyimpangan dari kemampuan seseorang dalam aspek berbahasa, bicara, suara dan irama kelancaran. Hal tersebut terjadi akibat adanya penyakit, gangguan kelainan fisik, psikis ataupun sosiologi. Berbagai batasan telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian tunarungu atau dalam bahasa asingnya Hearing, im pairment yang meliputi The Deaf (tuli) dan Hard of Hearing (kurang dengar), diantaranya menurut Hallahan dan Kauffman (Somad & Hernawati, 1995: 26) : Hearing impairment. A generic term indicating a hearing disability that may range in severity from mild to profound it includes the subsets of deaf and hard of hearing. A deaf person in one whose hearing disability precludes successful proccessing of linguistic information through audition, with or without a hearing aid. A hard of hearing is one who generally with use of hearing aid, has residual hearing sufficient to enable successful processing of linguistic information through audition. Beberapa pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar, yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar Orang tuli adalah seseorag yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga 3

5 menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu mendengar. Sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran. Istilah tunarungu diambil dari kata Tuna dan Rungu. Tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara sehingga mengganggu kelancaran dalam berkomunikasi (Somad & Hernawati, 1995: 26). Peneliti mengangkat judul ini karena peneliti awalnya menemukan permasalahan ini ditempat peneliti melakukan PPLBK Sekolah, salah satu peserta didik binaan ada yang mengalami gangguan komunikasi dikarenakan keterbatasan fisik (bibir sumbing). Ketika peneliti mengajar di kelas binaan tersebut, peneliti selalu memperhatikan bagaimana peserta didik tersebut belajar. Ketika proses belajar mengajar Guru BK mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang mengalami keterbatasan fisik tersebut, guru BK tidak mengerti dengan apa yang dibicarakannya sehingga guru BK terlihat bingung dan begitu juga sebaliknya. Guru BK tidak mengerti dengan apa yang diucapkannya, sehingga guru BK berinisiatif untuk menyuruh peserta didik tersebut menuliskan apa yang ingin diucapkannya. Maka dari itulah peneliti ingin sekali mengangkat judul yang berhubungan dengan gangguan komunikasi yang diakibatkan oleh keterbatasan fisik. Akan tetapi di tempat peneliti melakukan PPLBK Sekolah hanya ada satu peserta didik saja yang mengalami gangguan komunikasi yang diakibatkan oleh keterbatasan fisik, penelitipun merasa ragu, kemudian peneliti meminta pendapat dari salah satu guru BK yang ada di sekolah tersebut, dan guru tersebut mengatakan tidak akan efektif apabila hanya ada satu peserta didik yang akan diteliti. Maka guru BK tersebut membantu peneliti untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan cara mencari tau dimana ada peserta didik yang mengalami gangguan komunikasi yang diakibatkan oleh keterbatasan fisik, ternyata hari itupun guru BK tersebut menemukan di mana tepatnya saya bisa melakukan penelitian dengan judul tersebut yaitu di SMK Negeri 4 Padang. Di SMK Negeri 4 peneliti bertemu dengan salah satu peserta didik tunarungu, saya mencoba berkomunikasi dengan peserta didik tunarungu tersebut, ternyata memang sangat susah untuk bisa memahami apa yang dibicarakan oleh peserta didik tunarungu sehingga peneliti dengan peserta didik tunarungu mengalami kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Maka dari itulah peneliti memutuskan penelitian di SMK Negeri 4 Padang dan itulah alasan kenapa peneliti tidak melakukan penelitian di tempat PPLBK Sekolah. Setelah itu peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru BK di SMK Negeri 4 Padang. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada Januari 2016 di SMK Negeri 4 Padang, dengan salah satu guru BK di SMK Negeri 4 Padang, guru tersebut menyatakan bahwa di SMK Negeri 4 Padang terdapat 3 peserta didik yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya (tunarungu). Guru BK menyatakan bahwa terdapat suatu hambatan atau kendala dalam berkomunikasi dengan peserta didik tunarungu, guru BK sering tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh peserta didik tunarungu sehingga guru BK sering meminta bantuan kepada guru pendamping untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi tersebut. Misalnya guru BK menyuruh maju ke depan kelas untuk mengisi pertanyaan yang sudah dituliskan oleh oleh guru BK di papan tulis, akan tetapi peserta didik tersebut malah diam dan tidak merespon sedikitpun, sehingga guru BK harus berbicara langsung berdiri tepat di hadapan peserta didik tunarungu tersebut agar peserta didik tunarungu bisa paham dengan apa yang kita bicarakan. Berdasarkan kenyataan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Hambatan-hambatan Guru BK dalam 4

6 Mengatasi Gangguan Komunikasi Peserta Didik Tunarungu di SMK Negeri 4 Padang. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Adanya guru BK yang tidak paham dengan apa yang dibicarakan peserta didik tunarungu ketika peserta didik tunarungu bertanya pada saat proses pembelajaran. 2. Adanya guru BK yang takut terjadi kesalahpahaman ketika berbicara dengan peserta didik 3. Adanya guru BK yang gugup ketika berkomunikasi dengan peserta didik 4. Adanya guru BK yang tidak yakin atau tidak percaya diri ketika berbicara dengan peserta didik 5. Adanya guru BK yang takut terjadi komunikasi yang pasif dengan peserta didik tunarungu (tidak ada respon). 6. Adanya guru BK yang takut berbicara dengan peserta didik tunarungu karena tidak bisa menggunakan bahasa isyarat. 7. Adanya guru BK yang malas untuk berkomunikasi dengan peserta didik tunarungu dikarenakan guru susah mengartikan apa yang dibicarakan peserta didik 8. Adanya guru BK yang terkadang kesal sendiri ketika berbicara dengan peserta didik Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik, maka yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan pendengaran peserta didik 2. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan bicara peserta didik Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi dikarenakan peserta didik kehilangan pendengaran (tunarungu)? Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: 1. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan pendengaran peserta didik 2. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan bicara peserta didik METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 29 Juli - 6 Agustus 2016 di SMK N 4 Padang, peneliti memilih SMK N 4 Padang sebagai tempat penelitian karena sekolah ini menyelenggarakan layanan pendidikan inklusif. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penulis menggambarkan peran guru BK dalam menanggulangi gangguan komunikasi peserta didik Penelitian deskriptif kualitatif, artinya penelitian ini menggambarkan suatu keadaan objek tertentu sebagaimana adanya. Menurut Kirk & Miller, 1986 (Moleong, 2002: 3) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Menurut Iskandar (2009: 11) penelitian kualitatif adalah : Suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, defenisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berusaha menggambarkan, melihat dan mengungkapkan suatu keadaan yang ada 5

7 secara rinci sebagaimana adanya sesuai fakta yang terdapat di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik tunarungu di SMK N 4 Padang. Definisi operasional sangat penting untuk dicantumkan, agar menghindari perbedaan pengertian makna yang ditimbulkan dan tidak terjadi kesalahpahaman. permasalahan yang dialami oleh peserta didik tunarungu yaitu mengenai hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik tunarungu Iskandar, (2009: 113) menyatakan bahwa penelitian kualitatif yang menjadi sumber informasi adalah para informan (subjek) yang kompeten, mempunyai relevansi dengan setting sosial yang diteliti. Sedang tempat yang menjadi elemen dari situasi sosial adalah situasi dan kondisi lingkungan tempat yang berkaitan dengan masalah penelitian. Oleh karena itu, peran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat dominan, karena peneliti merupakan instrument utama, yang harus mempunyai kemampuan metodologis untuk mendapatkan data penelitian dari para informan yang ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 216), informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini ditentukan setelah penelitian menentukan informan kunci dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Informan kunci yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa informan kunci harus mengetahui dengan jelas tujuan penelitian serta terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu guru Bimbingan dan Konseling yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini. Ada enam orang guru Bimbingan dan Konseling. Informan ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa informan tersebut memiliki pengalaman yang banyak mengenai latar penelitian dan benar-benar terkait dengan permasalahan yang mengetahui dengan jelas tujuan penelitian. Informan tambahan ditetapkan melalui teknik purposive sampling. Sugiyono (2013: 218) menyatakan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang paling dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Penentuan informan tambahan dalam penelitian ini adalah beberapa peserta didik yang mengalami gangguan komunikasi (tunarungu). Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), Interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, atau gabungan keempatnya (Sugiyono, 2009: 225). Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2005: 186). Jenis wawancara semi terstruktur, wawancara semi terstruktur termasuk kategori in-dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas. Peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat responden. Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan pedoman wawancara tetap fokus dan tidak keluar dari konteks. Teknik ini digunakan peneliti untuk mengungkap komunikasi anak tunarungu dari berbagai sumber di lapangan. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk melengkapi data tentang gangguan komunikasi anak tunarungu yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2009: 240). Dokumen ini dapat berwujud tulisan, gambar, atau karyakarya yang berhubungan dengan komunikasi anak Teknik dokumentasi yang peneliti gunakan adalah berupa foto dan video. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2009: 244). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Model ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara 6

8 terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh (Sugiyono, 2009: 246). Aktivitas dalam analisis data model Miles dan Huberman adalah mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2009: 247). Reduksi data dilakukan terusmenerus selama proses penelitian yaitu dengan cara mengurangi data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian. Hal ini akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Dalam proses reduksi data, peneliti mengelompokkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber data berdasarkan topik-topik yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun topiktopik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah komunikasi anak tunarungu di sekolah dan hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi terhadap anak Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Miles dan Huberman dala Sugiyono, 2009: 249). Adapun penyajian data dalam penelitian ini cenderung berupa teks yang bersifat naratif. Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2009: 252). Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini disusun secara deskriptif dan menjawab pertanyaan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini temuan data yang peneliti kemukakan adalah data yang bersifat deskriptif, yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan kunci dan informan tambahan dari hasil wawancara yang penenliti lakukan terhadap informan kunci dan informan tambahan, yaitu hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik Analisis data hasil temuan penelitian ditujukan untuk mengetahui informasi tentang hambatan-hambatan guru bk dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik tunarungu, dengan fokus penelitian yaitu: 1. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan pendengaran peserta didik tunarungu 2. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan bicara peserta didik tunarungu Data yang didapatkan melalui hasil wawancara dengan satu orang guru BK, satu orang wali kelas dan satu orang guru mata pelajaran SMK Negeri 4 Padang dengan beberapa butir pertanyaan, kemudian data yang diperoleh tersebut diolah sesuai dengan petunjuk pada bab III. Data inilah yang disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan gambaran melalui kata-kata dan kalimat yang terperinci sesuai dengan apa yang dikemukankan oleh informan penelitian. Hasil penyajian data dari temuan yang dilakukan pada dua orang guru BK, satu orang wali kelas dang satu orang guru pendamping tentang hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik tunarungu dideskripsikan sebagai berikut: 1. Hambatan-hambatan Guru BK dalam Mengatasi Gangguan Pendengaran Peserta Didik Tunarungu a. Gangguan Pendengaran Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan didukung oleh informan tambahan maka didapatkan hasilnya sebagai berikut dilihat dari gangguan pendengaran peserta didik tunarungu yang dapat menghambat komunikasi antara peserta didik tunarungu dengan guru BK dalam proses pemberian layanan. Guru BK berusaha untuk mengerti peserta didik tunarungu sesuai dengan keterbatasannya, 7

9 gangguan pendengaran yang dialami peserta didik tunarungu bisa dikatakan mengganggu karena ketika berbicara tidak semua yang guru BK bicarakan dipahami oleh peserta didik tunarungu begitupun sebaliknya. Gangguan pendengaran yang dialami peserta didik tunarungu disebabkan bawaan dari lahir karena ada gangguan ketika hamil. Gangguan pendengaran yang dialami peserta didik tunarungu berdampak pada terganggunya komunikasi antara guru BK dengan peserta didik tunarungu maupun dengan orang lain. Sebagian bisa mengerti dengan apa yang diucapkan oleh peserta didik Jika guru BK tidak memahami apa yang diucapkan oleh peserta didik tunarungu maka peserta didik tunarungu akan menuliskan atau kirim sms tentang apa yang akan disampaikannya. Peserta didik tunarungu akan mengulangi kembali menyampaikan pesannya jika guru BK tidak memahami apa yang diucapkannya. Guru BK tidak bisa atau tidak mengerti bahasa isyarat kecuali yang bersifat umum atau isyarat umum. Guru BK akan menyuruh peserta didik menuliskan apa yang mau disampaikannya jika guru BK tidak mengerti dengan yang diucapkannya. Keaktifan peserta didik tunarungu relatif tergantung pada permasalahan yang disampaikannya. Guru BK akan mengajak peserta didik tunarungu bicara dengan bahasa bibir untuk membantu peserta didik tunarungu lebih aktif. Gangguan pendengaran dengan sosialisasi peserta didik tunarungu sangat berpengaruh karena kalau sosialisasinya baik maka orang akan bisa paham tentang gangguan pendengarannya. Guru BK membantu sosialisasi peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan pendengaran dengan berusaha memahami peserta didik tunarungu semaksimal mungkin dan menyampaikan pada orang lain. Guru BK menerima semua peserta didik apa adanya tanpa membedakan kondisinya. Guru BK berharap peserta didik tunarungu bisa mendapatkan pelayanan maksimal sama dengan siswa normal. 2. Hambatan-hambatan Guru BK dalam Mengatasi Gangguan Bicara Peserta Didik Tunarungu a. Gangguan Bicara Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan didukung oleh informan tambahan diperoleh hasil bahwa gangguan bicara yang dialami peserta didik tunarungu terbagi dua yaitu gangguan yang total dan ada yang bisa bicara sebagian. Peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan bicara, sulit untuk mengeluarkan suara dari apa yang diucapkannya. Gangguan bicara yang dialami peserta didik tunarungu disebabkan oleh bawaan dari lahir atau ada gangguan pada ibu hamil. Gangguan bicara tersebut sangat mengganggu guru BK dalam memberikan layanan akan tetapi guru BK selalu berusaha untuk memahami semaksimal mungkin. Guru BK sering susah memahami atau mengerti apa yang disampaikan oleh peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan bicara. Guru BK akan meminta bantuan kepada guru pendamping serta menyuruh peserta didik tunarungu menulis jika guru BK tidak mengerti apa yang diucapkannya. Hal itu dilakukan agar guru BK bisa memahami apa yang diinginkannya dan bisa memberikan pelayanan sebaik mungkin. Peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan bicara akan merasa senang dengan hal itu karena peserta didik merasa bahwa guru BK bisa mengerti tentang dirinya. Guru BK pun juga merasa bahagia karena guru BK bisa memberikan sesuatu yang peserta didik tunarungu perlukan atau butuhkan. Peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan bicara pun lebih bersemangat karena guru BK 8

10 bisa mengerti apa yang dialami oleh peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan bicara. Guru BK pernah menemukan permasalahan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara peserta didik tunarungu yang mengalami gangguan bicara dengan peserta didik normal, ketika bercanda peserta didik tunarungu merasa ditertawakan oleh peserta didik normal padahal peserta didik normal tidak sama sekali merasa menertawakan peserta didik KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 29 Juli - 6 Agustus 2016 tentang peran guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik tunarungu di SMK N 4 Padang, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi terlihat berdasarkan gangguan pendengaran, guru BK mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan peserta didik Guru BK tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh peserta didik tunarungu, peserta didik tunarungu juga tidak memahami apa yang dibicarakan oleh guru BK karena peserta didik tunarungu tidak dapat mendengar apa yang diucapkan oleh guru BK. Kesulitan mendengar yang dialami oleh peserta didik tunarungu sangat menghambat kelancaran komunikasi antara guru BK dan peserta didik tunarungu itu sendiri. hambatan tersebut diatasi oleh guru BK dengan berbagai macam cara yang dapat membantu proses kelancaran dalam berkomunikasi dengan peserta didik 2. Hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi berdasarkan gangguan bicara, gangguan bicara yang dialami oleh peserta didik tunarungu sangat menghambat proses kelancaran komunikasi antara peserta didik tunarungu dengan guru BK. Gangguan bicara tersebut berupa pengucapan kata-kata yang tidak jelas sehingga guru BK tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh peserta didik SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan untuk lebih dapat mengerti dengan apa yang dibiicarakan oleh peserta didik tunarungu dengan menggunakan bahasa isyarat atau dengan cara lainnya yang mudah untuk guru BK memahaminya. Guru BK tidak harus menunggu peserta didik untuk mengungkapkan kesulitan yang dialaminya. Guru BK juga harus lebih memberikan perhatian kepadanya agar peserta didik tersebut bisa lebih terbuka dengan guru BK. 2. Peserta didik tunarungu, diharapkan mampu menerima kekurangan yang ada pada diri sendiri sehingga peserta didik tunarungu tdak malu dalam bersosialisasi, berkomunikasi serta dapat meraih kesuksesan walaupun dengan keterbatasan fisik. 3. Guru wali kelas, agar dapat lebih memperhatikan kesulitan yang dialami peserta didik tunarungu tanpa membedakan-bedakan antara peserta didik tunarungu dengan peserta didik normal agar komunikasi dan sosialisasi peserta didik tunarungu berjalan seperti yang diharapkan. 4. Guru pendamping, agar dapat membantu mengajarkan sedikit demi sedikit guru BK mengenai bagaimana menggunakan bahasa isyarat. 5. Teman peserta didik tunarungu, sebagai teman harusnya memberikan ruang untuk peserta didik tunarungu dalam menonjolkan dirinya dan tidak membedakan teman dengan kekurangan yang dimilikinya. 6. Orang tua peserta didik tunarungu, lebih memperhatikan pola kehidupan yang dimiliki oleh peserta didik tunarungu dan lingkungan seperti apa yang harusnya dimiliki oleh peserta didik. 7. Peneliti selanjutnya, diharapkan bisa melakukan penelitian lanjutan bagaimana hambatan-hambatan guru BK dalam mengatasi gangguan komunikasi peserta didik tunarungu dengan konteks indikator yang lain. 9

11 KEPUSTAKAAN Bunawan, L Komunikasi Total. Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Darmawan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Tarmansyah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Gangguan Komunikasi. Wood Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ortopedagogik Anak Tunarungu. Efendi Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Effendy Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Karya Offset. Iskandar Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyana Deddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nevid, dkk Psikologi Abnormal. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Ruliana Komunikasi Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Bandung. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Bandung. Sugiyono Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung. 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan penelitian, dan teknik analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan 64 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitatif research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: 1 1 KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: * Student ** lectures Meri Handayani * Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd ** Citra Imelda Usman,M.Pd.,Kons ** Program Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 30 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT 0 PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG Yunesya Vidara 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi para penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah suatu proses berurutan yang memberikan gambaran keseluruhan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis serta

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Purworejo. Pemilihan tempat ini karena Purworejo merupakan tempat awal terbentuknya Kesenian Dolalak dan masih ada hingga

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT 1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang akan penulis gunakan untuk melakukan penelitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang akan penulis gunakan untuk melakukan penelitian tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang akan penulis gunakan untuk melakukan penelitian tentang Pengabaian Pembagian Harta Waris di Desa Paduran Mulya Kecamatan Sebangau Kuala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis daya tarik konsumen melalui sistem member produk Sophie Paris pada masyarakat desa Jurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Ilmawati 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja, 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012: 15) mengemukakan bahwa:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam melakukan penelitian ini, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif;

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturanaturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dalam hal ini, peneliti ingin menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian pada penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Satori & Aan Komariah (2014, hlm. 25) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Tujuan penelitian studi kasus atau lapangan adalah untuk mengetahui implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat. Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara sistematis

BAB II METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara sistematis BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan. penjelajahan: kesimpulanya studi kasus deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan. penjelajahan: kesimpulanya studi kasus deskriptif. 39 BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, dimana hanya melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah hingga penulisan laporan akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah teknik- teknik spesifik dalam penelitian. 1 Hal ini menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh guna melakukan suatu

Lebih terperinci

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By: 1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang didasarkan pada fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini sesuai dengan butir-butir rumusan masalah dan tujuan penelitian, menggunakan jenis penelitian field research yaitu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian merupakan sebuah keharusan dalam penelitian, karena hal ini berpengaruh pada penentuan pengumpulan data maupun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5. 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif/studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif kualitatif yaitu ada beberapa definisi mengenai pendekatan ini, Bogdan dan Taylor dalam Lexy

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana cara untuk mempelajari, menyelidiki ataupun melaksanakan suatu kegiatan secara

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode yang tepat dalam penelitian adalah syarat utama dalam mencari data. Mengingat penelitian merupakan suatu proses pengumpulan sistematis dan analisis logis terhadap

Lebih terperinci

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK KESULITAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENERAPKAN TEKNIK MENDENGARKAN, MEMAHAMI, DAN MERESPON (3M) DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMK N 9 PADANG By: *Student Silvi Ayuningsih Student of Guidance

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. 1 Sedangkan penelitian itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan data dalam bentuk kata-kata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT 1 BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Servi Yona Pratiwi 1,Ahmad Zaini 2,Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

MAKALAH METODE PENELITIAN MATEMATIKA. Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif. Oleh : Kelompok 9

MAKALAH METODE PENELITIAN MATEMATIKA. Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif. Oleh : Kelompok 9 MAKALAH METODE PENELITIAN MATEMATIKA Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif Oleh : Kelompok 9 1. Rina Emadila : 2411.061 2. Nila Zulfita : 2411.062 3. Irwan Saputa Ahmad : 2411. 044 Dosen pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian sosial, baik dalam masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materiil kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Seperti telah dikemukakan dalam tujuan dari penelitian ini,

Lebih terperinci

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang konsep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Taylor dan Bogdan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian diperlukan metode penelitian agar penelitian berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggungjawabkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebagai awalan dalam bahasan ini, terlebih dahulu akan diulas tentang

Lebih terperinci

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students 1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penertiban Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. 1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang

Lebih terperinci

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK 1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh: GENDRI ZATION NPM: 11060079 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan metode dan prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis untuk menjawab masalah penelitian. Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dari segi tempat, penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mana pada analisisnya hanya sampai taraf deskripsi.penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan metode penelitian kualitatif. Hadari Nawawi (2002: 63), menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian. Dengan meggunakan metode yang tepat maka penelitian bisa dilakukan dengan mudah dan lebih terarah

Lebih terperinci