Keywords: Chlorhexidine 0,2%, povidone iodine 1%, number of oropharyngeal bacteria, oral hygiene, mechanical ventilator.
|
|
- Agus Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENELITIAN Perbedaan Jumlah Bakteri Orofaring Pada Tindakan Oral Hygiene Menggunakan Chlorhexidine Dan Povidone Iodine Pada Penderita Dengan Ventilator Mekanik Mochamat*, Johan Arifin*, Jati Listiyanto Pujo* *Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang ABSTRACT Background: Oral hygiene antiseptic is one of the manner can reduce incident ventilator associated pneumonia (VAP). Chlorhexidine and povidone iodine can reduce number of bacteria on decontamination oropharyngel process Objectives: To find the difference in decrease in the number of oropharyngeal bacteria on oral hygiene with chlorhexidine 0.2% and povidone 0.1% on patients with mechanical ventilator Methods: A randomized clinical control trial study on 30 patients with mechanical ventilator. Patients were divided into 2 groups (n=15), group 1 using chlorhexidine 0,2% and group 2 using povidone iodine 1%. Each group was given oral hygiene every 12 hours for 48 hours. Each group was taken secretions from the oropharynx before and after treatment, for later examination in counting the number and type of oropharyngeal bacteria. Statistical test using paired t-test, Wilcoxon, and Mann Whitney (with degrees of significance <0.05) Result: In this study, a decrease in the number of oropharyngeal bacteria of chlorhexidine group 140± (significant difference, p =0.000) while in povidone iodine group amounted to ± (significant difference, p=0.008). While the comparative difference test result obtained both groups did not differ significantly (p-0.234). Conclusion: The decrease number of oropharyngeal bacteria on oral hygiene with chlorhexidine 0,2% was not different from povidone iodine 1% Keywords: Chlorhexidine 0,2%, povidone iodine 1%, number of oropharyngeal bacteria, oral hygiene, mechanical ventilator. ABSTRAK Latar belakang: Antiseptik oral hygiene merupakan salah satu cara yang dapat menurunkan insiden ventilator associated pneumonia (VAP). Chlorhexidine dan povidone iodine merupakan antiseptik yang mampu menurunkan jumlah bakteri pada proses dekontaminasi orofaring. Tujuan: Untuk mengetahui adanya perbedaan penurunan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine 0.2% dan povidone iodine 1% pada penderita dengan ventilator mekanik. Metode : Merupakan penelitian Randomized clinical control trial pada 30 penderita dengan ventilator mekanik. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=15), kelompok 1 menggunakan chlorhexidine 0,2% dan kelompok 2 menggunakan povidone iodine 1%. Masing-masing kelompok diberikan oral hygiene tiap 12 jam selama 48 jam. Tiap kelompok diambil sekret dari orofaring sebelum dan setelah perlakuan, untuk kemudian Volume IV, Nomor 1, Tahun
2 dilakukan pemeriksaan hitung jumlah dan jenis bakteri orofaring. Uji statistik menggunakan paired t- test,wilcoxon, dan Mann Whitney (dengan derjat kemaknaan < 0,05). Hasil : Pada penelitian ini didapatkan penurunan jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine sebesar 140±76,625 (berbeda bermakna, p=0,000) sedangkan pada kelompok povidone iodine sebesar 100,80±97,209 (berbeda bermakna, /p=0,008). Sedangkan pada uji selisih komparatif kedua kelompok didapatkan hasil berbeda tidak bermakna(p=0,234). Kesimpulan : Penurunan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine 0,2% tidak berbeda bermakna dengan povidone iodine 1%. Kata Kunci : Chlorhexidine 0,2 %, povidone iodine 1%, jumlah bakteri orofaring, oral hygiene, ventilator mekanik. PENDAHULUAN Kesehatan mulut yang baik tercermin dari campuran seimbang dari bakteri gram positif dan gram negatif, integritas fungsional orofaring, dan sinkronisasi mekanisme menelan. Selama rawat inap, bakteri patogen dapat menggantikan flora normal orofaring dalam waktu 48 jam dan dapat berkolonisasi di saluran napas 1, gigi, gusi, atau keduanya, yang terlibat sebagai tempat cadangan patogen untuk pernafasan, dapat memberikan kontribusi pada proses terjadinya pneumonia. Tetapi kesehatan mulut dapat menurun akibat sakit kritis atau pada penggunaan ventilator mekanik. 2 Pada pasien sakit kritis yang terintubasi, pipa endotrakhea dan pipa orofaring yang digunakan untuk melindungi jalan napas dapat bertindak sebagai vektor untuk migrasi dari organisme patogen. 1 Pneumonia nosokomial adalah kontributor yang signifikan untuk morbiditas dan mortalitas pasien. Hal tersebut memiliki angka kematian tertinggi infeksi nosokomial dan merupakan infeksi yang paling umum di unit perawatan intensif. 3 Kombinasi kesehatan mulut dan alat jalan napas yang buruk dapat meningkatkan resiko pneumonia terkait ventilator atau yang disebut ventilator associated pneumonia (VAP). Tingkat kematian yang terkait dengan rentang VAP dari 20% menjadi 41% di berbagai unit perawatan intensif. 1 Salah satu faktor risiko pneumonia adalah kolonisasi pada orofaring oleh flora yang berpotensi patogen seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri gram-negatif bentuk batang. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hubungan antara kesehatan mulut dan perkembangan pneumonia terkait ventilator. Dalam waktu 48 jam dari masuk ke unit perawatan intensif (ICU), flora oral pasien sakit perubahan yang didominasi flora gram negatif yang mencakup lebih banyak organism virulen. Plak gigi juga dapat menyediakan habitat bagi mikroorganisme yang bertanggung jawab atas rerjadinya pneumonia terkait ventilator, dan plak gigi pada pasien di ICU dapat dijadikan tempat kolonisasi oleh flora berpotensi potensi patogen pada pernapasan seperti Methicillin- Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan Pseudomonas aeruginosa. 4 Kolonisasi orofaring dengan mikroorganisme yang berpotensi patogen, dari berbagai mikroorganisme gram negatif dan gram positif, adalah penting dalam proses patogenesis VAP. 10 Volume IV, Nomor 1, Tahun 2012
3 Beberapa strategi untuk mencegah terjadinya kolonisasi orofaring telah dievaluasi. Aplikasi dengan menggunakan antibiotik yang tidak diserap, baik dalam bentuk larutan atau pasta, untuk rongga orofaring telah dikaitkan dengan pengurangan yang signifikan dari VAP dalam sebuah penelitian double blind dengan kontrol dua plasebo. Akan tetapi profilaksis yang terus menerus dengan menggunaan antibiotik dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi patogen, dan oleh karena itu tidak direkomendasikan. 5 Dekontaminasi oral pada penderita dengan ventilator mekanik menggunakan antiseptik berkaitan dengan kejadian rendah akan terkena pneumonia terkait ventilator. Baik dengan menggunakan antibiotik ataupun antiseptik, dekontaminasi oral akan menurunkan angka mortalitas dan durasi penggunaan ventilator mekanik serta lama rawat inap di ruang rawat intensif. 6 Antiseptik atau antimikroba peptida dengan penggunaan terapeutik yang terbatas, seperti chlorhexidine dan cholistin dapat menjadi alternatif menarik untuk dekontaminasi orofaringeal. Chlorhexidine memiliki berbagai aktivitas melawan mikroorganisme gram positif, termasuk patogen multiresisten seperti Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan Vancomisin resistant Enterococcus (VRE), meskipun kegiatan terhadap mikroorganisme gram negatif mungkin kurang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Adakah perbedaan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene menggunakan chlorhexidine 0,2% dibandingkan povidone iodine 1% pada penderita dengan ventilator mekanik. METODE Penelitian ini merupakan penelitian dengan bentuk rancangan randomized clinical control trial. Dalam rancangan eksperimental, pengukuran atau observasi dilakukan diawal & setelah perlakuan: Kelompok 1 chlorhexidine 0,2% sebagai oral hygiene pada penderita dengan ventilator mekanik Kelompok 2 povidone iodine 1% sebagai oral hygiene pada penderita dengan ventilator mekanik Ruang lingkup keilmuan : Anestesiologi dan Terapi Intensif, Mikrobiologi Klinik Ruang Lingkup tempat ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang Ruang lingkup waktu Februari-April 2011 Populasi terjangkau Semua penderita di ICU RSUP Dr. Kariadi pada bulan Februari - April 2011 Semua penderita dengan ventilator mekanik di ICU RSUP Dr. Kariadi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada bulan Februari-April Sampel yang ada dikelompokkan menjadi dua kelompok perlakuan. Sampel dikelompokkan dengan cara probability sampling, dimana penderita pertama dikelompokkan dalam kelompok 1, penderita kedua dimasukkan kedalam kelompok 2. Peneliti tidak mengetahui penderita karena urutan penderita berdasarkan undian terhadap 2 kelompok secara acak. Kelompok 1 menggunakan obat oral hygiene chlorhexidine 0,2% Kelompok 2 menggunakan obat oral hygiene povidone iodine 1% Penderita dengan ventilator mekanik Laki-laki dan perempuan dewasa. Kriteria eksklusi yakni penderita yang Alergi atau terdapat kontraindikasi terhadap obat yang digunakan dalam penelitian, penderita dengan penyakit keganasan, penderita dengan HIV, penderita menggunakan kortikosteroid dalam jangka lama. Volume IV, Nomor 1, Tahun
4 Dari perhitungan jumlah sampel didapatkan jumlah sampel : N = 14,533 orang. Dalam penelitan ini akan digunakan sampel sebesar 15 orang. Total sampel adalah 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 = 15 orang Kelompok 2 = 15 orang Chlorhexidine 0,2% sebagai oral hygiene diberikan pada kelompok 1 diberikan setelah terpasang ventilator mekanik, dengan besar pemberian 25 ml setiap 12 jam Pemberian povidone iodine Povidone iodine 1% sebagai obat antiseptik oral diberikan pada sampel kelompok 2, diberikan setelah terpasang ventilator mekanik, dengan besar pemberian 25 ml setiap 12 jam jumlah kolonisasi bakteri dari sekret oral Variabel terikat dengan skala numerik, yang menunjukkan salah satu diagnosis mikrobiologis VAP. Ditentukan dengan penghitungan bakteri hasil kultur di media McConkey dan nutrien agar dari sampel sekret orofaring 12 jam setelah 4 kali perlakuan. Seleksi penderita dilakukan saat dirawat di ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang pada penderita yang mengunakan ventilator mekanik, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Keluarga penderita diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, serta bersedia untuk mengikuti penelitian dan mengisi formulir informed consent. Penderita secara berurutan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 : Chlorhexidine dan kelompok 2 : Povidone iodine, sehingga masingmasing kelompok berjumlah 16 orang. Pada kelompok 1 diberikan chlorhexidine 0,2% sebanyak 25 ml. Pada kelompok 2 diberikan povidone iodine 1% sebanyak 25 ml. Hasil analisis disajikan dalam bentuk grafik box plot. Analisis analitik akan dilakukan untuk menguji hasil kultur mikrobiologi pada kedua kelompok perlakuan dengan uji non parametrik Mann Whitney, Wilcoxon. Semua uji analitik menggunakan p = 0,05. Semua perhitungan statistik menggunakan software Statitical Package for Social Science (SPSS) 15. HASIL Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene menggunakan chlorhexidine 0,2% dibandingkan povidone iodine 1% pada penderita dengan ventilator mekanik pada 30 orang setelah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi tertentu. Karakteristik subyek penelitian ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 1. Karakteristik Umum Subyek Penelitian No Variabel Chlorhexidine Povidone iodine p 1. Umur (tahun) 49,47±16,128 48,20±13,718 0,917* 2. Jenis kelamin 15(26,7-23,3) 15(23,3-26,7) 0,133** *uji Mann Whitney U **uji kai-kuadrat Uji normalitas Shapiro-Wilk digambarkan pada tabel di atas, dimana karakteristik umum umur pada kelompok chlorhexidine memiliki distribusi yang 12 Volume IV, Nomor 1, Tahun 2012
5 normal (p > 0,05), sedangkan kelompok povidone iodine memiliki distribusi tidak normal (p < 0,05) sehingga untuk uji homogenitas diperlukan Mann Whitney U test. Karakteristik jenis kelamin dengan skala nominal digunakan uji kai-kuadrat (x2). Hasilnya didapatkan data homogen (p > 0,05) dari semua variabel. Jumlah bakteri orofaring yang diambil sebelum dan sesudah mendapat perlakuan pada masing-masing kelompok subyek penelitian ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 2. Jumlah bakteri ororfaring pada masing-masing kelompok Variabel Chlorhexidine Pre Post Pre Povidone iodine Post (mean±sd) (mean±sd) (mean±sd) (mean±sd) Jumlah bakteri 300±0,0 160±76, ,67±20, ,87±97,592 Data perubahan jumlah bakteri orofaring sebelum dan sesudah mendapat perlakuan menggunakan uji Shapiro-Wilk dan didapatkan distribusi data normal (p > 0,05) pada kelompok chlorhexidine dan tidak normal pada kelompok povidone iodine (p < 0,05) Berdasarkan uji normalitas data sebagaimana terlihat pada tabel di atas, pada variabel jumlah bakteri pada kelompok chlorhexidine didapatkan distribusi normal, maka untuk masingmasing kelompok penelitian digunakan paired T-test. Jumlah bakteri pada kelompok povidone iodine didapatkan distribusi tidak normal (p < 0,05), sehingga digunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3. Uji normalitas masing-masing kelompok Variabel Chlorhexidine Povidone iodine Jumlah bakteri Pre Post Pre Post 0,676 0,676 0,000 0,009 *uji dengan Shapiro-Wilk Tabel 4. Uji pre dan post masing-masing kelompok Jumlah bakteri Chlorhexidine Povidone iodine P Pre Post 300±0,0 160±76, ,67±20, ,87±97,592 P 0,000* 0,008** *uji dengan paired t-test **uji dengan Wilcoxon Signed Rank Test Volume IV, Nomor 1, Tahun
6 Tabel menunjukkan jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine sebelum perlakuan 300 ± 0,0 dan setelah perlakuan 160 ± 76,625, yang berarti mengalami penurunan sebesar 140 ± 76,625. Kelompok povidone iodine jumlah bakteri orofaring sebelum perlakuan 294,67 ± 20,656 dan setelah perlakuan 193,87 ± 97,592, yang berarti mengalami penurunan sebesar 100,80 ± 97,209. Hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan paired t-test pada kelompok chlorhexidine menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05), sedangkan uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok povidone iodine juga menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Pada analisis komparatif antarkelompok digunakan Mann Whitney U-test. Hasil analisis disajikan dalam box plot berikut. Perbandingan jumlah bakteri orofaring dari kedua kelompok perlakuan Pada analisis komparatif antarkelompok didapatkan penurunan jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine dibandingkan kelompok povidone iodine dengan perbedaan tidak bermakna (p=0,234) Pada pasien sakit kritis yang terintubasi, pipa endotrakhea yang digunakan untuk melindungi jalan napas dapat bertindak sebagai vektor untuk migrasi dari organisme patogen. 1 Pneumonia nosokomial adalah kontributor yang signifikan untuk morbiditas dan mortalitas pasien. Kombinasi kesehatan mulut dan alat jalan napas yang buruk dapat meningkatkan resiko pneumonia terkait ventilator, ventilator associated pneumonia (VAP). Tingkat kematian yang terkait dengan rentang VAP dari 20% menjadi 41% di berbagai unit perawatan intensif. Dalam waktu 48 jam dari masuk ke unit perawatan intensif (ICU), flora oral pasien sakit perubahan yang didominasi flora gram negatif yang mencakup lebih banyak organism virulen. 4 Kolonisasi orofaring dengan mikroorganisme yang berpotensi patogen, dari berbagai mikroorganisme gram negatif dan gram positif, adalah penting dalam proses patogenesis VAP. Beberapa strategi untuk mencegah terjadinya kolonisasi orofaring telah dievaluasi. 5 Dekontaminasi oral pada penderita dengan ventilator mekanik menggunakan antiseptik berkaitan dengan kejadian rendah akan terkena pneumonia terkait ventilator. Dengan menurunnya pertumbuhan kuman di orofaring, diharapkan bahwa insiden VAP juga menurun, hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Tantipong dan Chan. Penelitian yang dilakukan ini adalah membandingkan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine dan povidone iodine pada penderita dengan ventilator mekanik. Penelitian yang dilakukan oleh Susan Houston dkk telah membuktikan bahwa chlorhexidine mampu menurunkan jumlah bakteri pada pasien yang terintubasi lebih dari 24 jam. Penelitian Ishikawa dkk juga membuktikan terjadi penurunan jumlah total bakteri orofaring dengan menggunakan povidone iodine kumur. Namun belum terdapat penelitian yang membandingkan kedua obat tersebut dalam menurunkan jumlah bakteri orofaring. Pada penelitian ini digunakan 30 subyek penelitian dengan karakteristik yang telah diseleksi melalui kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 30 pasien dengan karakeristik umur, jenis kelamin yang 14 Volume IV, Nomor 1, Tahun 2012
7 tidak berbeda bermakna (p > 0,05) sehingga layak dibandingkan. Hasil analisis pada kedua kelompok menunjukkan bahwa jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine sebelum perlakuan dan setelah perlakuan berbeda bermakna (p=0,000), sedangkan kelompok povidone iodine juga berbeda bermakana (p=0,008). Sedangkan selisih jumlah bakteri orofaring pada kedua kelompok dianalisis dengan uji komparatif Mann Whitney, dengan hasil menunjukkan tidak berbeda bermakna 0=0,234). Meskipun didapatkan hasil tidak berbeda bermakna pada uji komparatif kedua kelompok, akan tetapi chlorhexidine lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri orofaring dibanding povidone iodine. Hal dilihat dari penurunan jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok chlorhexidine sebesar 140±76,625( p=0,000), sedangkan pada kelompok povidone iodine sebesar 100,80±97,209 (p=0,008). Hasil ini dapat dihubungkan dengan kemampuan chlorhexidine yang bekerja pada spektrum luas, bekerja cepat, mempunyai aktivitas residu, absorbsi yang minimal serta mempunyai aktivitas pada darah atau jaringan yang lebih baik dibandingkan povidone iodine, Penelitian yang dilakukan oleh Mimoz dkk juga menyebutkan bahwa chlorhexidine lebih efektif dibandingkan povidone iodine dalam menurunkan kontaminasi kultur darah serta oleh Rabih dkk dengan hasil yang sama namun dilakukan pada kateter vena sentral. Kekurangan pada penelitian ini adalah ketidakmampuan peneliti dalam mengontrol waktu antara pengambilan sampel di ICU, pengiriman, serta pemeriksaan sampel di laboratorium mikrobiologi klinik. Peneliti telali berusaha meminimalkan kekurangan dengan cara mempersingkat pengiriman serta langsung dilakukan pemeriksaan saat sampel diterima petugas. SIMPULAN Terdapat penurunan jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine secara bermakna. Terdapat penurunan jumlah bakteri orofaring pada kelompok povidone iodine secara bermakna. Terdapat penurunan jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine dibandingkan kelompok povidone iodine secara tidak bermakna. Sebaiknya chlorhexidine digunakan sebagai oral hygiene terpilih pada penderita dengan ventilator mekanik dibandingkan povidone iodine. DAFTAR PUSTAKA 1. Hunter JD. Ventilator associated pneumonia. Postgraduate medical journal ( serial on internet) 2006 (cited 2010 Dec 10); 82 (965): Available from : http//pmj.bmj.com/content/82/965/172.full 2. Kohl BA, Hanson CW. Critical care protocols. In: Miller RD, editor. Miller's anesthesia 7th ed. America: Elsevier, 2010;Vol 2: Chan EY, Ruest A, Meade M, Cook DJ. Oral decontamination for prevention of pneumonia in mechanically ventilated adults: systematic review and meta-analysis. BMJ (serial on internet) 2007 (cited 2010 Dec 10);334:889. Available from :http// 3_4 4. Wiryana M. Ventilator associated pneumonia. Jurnal penyakit dalam (serial on internet) 2007 (cited 2010 Dec 12); 8(3): Available from : http //ejournal.unud.ac.id/.../ventilator%20associa ted%20pneumonia 5. Jelic S, Cunningham JA, Factor P. Clinical review:airway hygiene in the intensive care unit. Critical care (serial on internet) 2008 (cited 2010 Dec 19); 12:209. Available from :http// > Journal List > Crit Care > v.12(2); Koeman M, Hak F, Ramsay G, Joore, Kaasjager K, Hans, et al. Oral decontamination with chlorhexidine reduces the incidence of Volume IV, Nomor 1, Tahun
8 ventilator-associated pneumonia. American journal of respiratory and critical care medicine (serial on internet) 2006 (cited 2010 Dec 9); 173 : Available from : /173/12/ Ogata J, Minami K, Miyamoto H, Horishita T, Ogawa M, Sata T, et al. Gargling with povidone-iodine reduces the transport of bacteria during oral intubation. Can j anaesth (serial on internet) 2004 (cited 2010 Dec 9);51(9): Available from : http//pubget.com/paper/ Tantipong H, Morkchareonpong C, Jaiyindee S, Thamlikitkul V. Randomized controlled trial and meta-analysis of oral decontamination with 2% chlorhexidine solution for the prevention of ventilator associated pneumonia. Infect control hosp epidemiol (serial on internet) 2009 (cited 2010 Dec 10);30(l): Available from : http//pubget.com/paper/ Volume IV, Nomor 1, Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia) yang disebabkan oleh pemakaian ventilator dalam jangka waktu yang lama pada pasien
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain eksperimental. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: Kelompok I : chlorhexidine
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN CHLORHEXIDINE SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP JUMLAH BAKTERI OROFARING PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK
PENGARUH PEMBERIAN CHLORHEXIDINE SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP JUMLAH BAKTERI OROFARING PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai persyaratan dalam menempuh Program
Lebih terperinciKORELASI ANTARA JUMLAH BAKTERI TRAKEA DAN USIA PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH
KORELASI ANTARA JUMLAH BAKTERI TRAKEA DAN USIA PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK THE CORRELATION BETWEEN NUMBER OF TRACHEA BACTERIA AND PATIENT S AGE WITH MECHANICAL VENTILATOR JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. pneumonia yang terjadi pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik setelah 48
BAB 6 PEMBAHASAN VAP (ventilatory acquired pneumonia) adalah infeksi nosokomial pneumonia yang terjadi pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik setelah 48 jam. 4,8,11 Insiden VAP bervariasi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat tinggi. Pneumonia merupakan penyakit radang akut paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan
Lebih terperinciNurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN
NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN 2540-7937 PENGGUNAAN CHLORHEXIDINE 0,2% DENGAN POVIDONE IODINE 1% SEBAGAI DEKONTAMINASI MULUT TERHADAP KOLONISASI Staphylococcus aureus PADA PASIEN PASCA OPERASI
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN POVIDONE IODINE 1% SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP JUMLAH BAKTERI OROFARING PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK
PENGARUH PEMBERIAN POVIDONE IODINE 1% SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP JUMLAH BAKTERI OROFARING PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai persyaratan dalam menempuh
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DEKONTAMINASI ORAL POVIDONE IODINE 1% TERHADAP CLINICAL PULMONARY INFECTION SCORE PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK
PENGARUH PEMBERIAN DEKONTAMINASI ORAL POVIDONE IODINE 1% TERHADAP CLINICAL PULMONARY INFECTION SCORE PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK THE EFFECT OF USING POVIDONE IODINE 1% ORAL DECONTAMINATION
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ventilator associated pneumonia (VAP) didefinisikan sebagai pneumonia yang terjadi pada pasien yang dilakukan ventilasi mekanik setelah pemasangan pipa endotrakea selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial merupakan konstributor penting pada morbiditas dan mortalitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator adalah suatu sistem alat bantu hidup yang dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Ventilator dapat juga berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah
BAB 5 HASIL PENELITIAN Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah memenuhi syarat inklusi dan keluarganya bersedia menandatangani informed consent diikutsertakan dalam studi
Lebih terperinciJAI. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Volume IV Nomor 01, Maret 2012 ISSN X
JAI Jurnal Anestesiologi Indonesia Dipersembahkan untuk kemanusiaan khususnya bangsa Indonesia melalui insan yang berkarya, belajar dan tertarik di bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif Volume IV Nomor
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
1 PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA CHLORHEXIDINE DENGAN POVIDONE IODINE SEBAGAI ORAL HYGIENE PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK DI ICU YANG DINILAI DENGAN FOTO TORAK THE DIFFERENCE OF EFFECTIVENESS BETWEEN
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
1 PERBEDAAN EFEKTIVITAS CHLORHEXIDINE DAN POVIDONE IODINE SEBAGAI ORAL HYGIENE PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK DI ICU YANG DINILAI DENGAN SEKRET TRAKHEA DIFFERENCE OF EFFECTIVENESS BETWEEN CHLORHEXIDINE
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif (UPI), khususnya pada
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator mekanik merupakan alat yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan. Penggunaannya diindikasikan untuk pasien dengan hipoksemia, hiperkapnia berat dan
Lebih terperinciKata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.
ABSTRAK Flora normal rongga mulut yang tidak seimbang dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut, salah satu upaya pengendaliannya adalah berkumur dengan larutan baking soda (Sodium bicarbonate). Larutan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang berkenaan atau berasal dari rumah sakit, digunakan untuk infeksi yang tidak ada atau mengalami masa inkubasi sebelum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisme Multidrug-Resistant (MDR) didefinisikan sebagai organisme yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang dilakukan di Paris, didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resistensi antibiotik memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, setidaknya 2 juta orang terinfeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciPERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. Penelitian ini dilakukan di PICU dan HCU RS Dr. Kariadi Semarang pada
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di Poliklinik Gigi
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012
ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Maria F. Delong, 2013, Pembimbing I : DR. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciPerbedaan Jumlah Bakteri pada Sistem Closed Suction dan Sistem Open Suction pada Penderita dengan Ventilator Mekanik
PENELITIAN Perbedaan Jumlah Bakteri pada Sistem Closed Suction dan Sistem Open Suction pada Penderita dengan Ventilator Mekanik Yusnita Debora*, Ery Leksana**, Doso Sutiyono** *Bagian Anestesiologi RSUD
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: plak gigi, seduhan kelopak bunga rosella, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Plak gigi merupakan faktor etiologi yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penyakit periodontal. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme dan melekat erat
Lebih terperinciRondhianto, Iis Rahmawati, Aridha Silmi Agustin Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
PERBEDAAN PENGGUNAAN CHLORHEXIDINE 0,2% DENGAN NaCl 0,9% SEBAGAI DEKONTAMINASI ORAL TERHADAP KOLONISASI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA PASIEN POST OPERASI GENERAL ANESTHESIA DI RUANG MAWAR RSUD dr. ABDOER
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN. Abstrak. Abstract
LAPORAN PENELITIAN Pengaruh Penggunaan Pipa Endotrakea dengan Drainase Sekret Subglotis Terhadap Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat mortalitas di dunia. Infeksi nosokomial menempati urutan keempat
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIVITAS ORAL HYGIENE ANTARA POVIDONE IODINE
PERBEDAAN EFEKTIVITAS ORAL HYGIENE ANTARA POVIDONE IODINE DENGAN CHLORHEXIDINE TERHADAP CLINICAL PULMONARY INFECTION SCORE PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK The Difference of Oral Hygiene Between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Nosokomial menjadi masalah yang cukup berdampak di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi nosokomial ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat
Lebih terperinciJURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum
1 PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET XYLITOL TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA (Studi Kasus Pada Pasien Radioterapi Kepala dan Leher di RSUP Dr. Kariadi Semarang) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.
ABSTRAK Di dalam saliva terdapat berbagai jenis bakteri aerob yang merupakan flora normal rongga mulut. Salah satu bakteri aerob yang merupakan bakteri utama penyebab plak gigi adalah Streptococcus mutans.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial yang terletak di antara fasia leher dalam, sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan penyakit infeksi ini dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian dilakukan pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Selama bulan September 2015 hingga Oktober 2015 diambil
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciKOMPARASI PEMBERIAN HEXADOL DAN CHLORHEXIDINE SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) Hadi Kusuma Atmaja
KOMPARASI PEMBERIAN HEXADOL DAN CHLORHEXIDINE SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) Hadi Kusuma Atmaja Abstract: Patients in critical care unit inserted by ventilators
Lebih terperinciSENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEPSIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEPSIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2011 ANTIBIOTIC SENSITIVITY OF SEPSIS PATIENTS IN THE INTENSIVE CARE UNIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia, dan menjadi masalah utama bagi keselamatan pasien. Infeksi nosokomial merupakan penyebab utama kematian dan peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi masih menjadi permasalahan di berbagai negara berkembang di dunia karena menjadi penyebab kematian dan kecatatan dengan jumlah kasus yang selalu bertambah setiap
Lebih terperinciABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE
ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE DAN GLUCOSEOXIDASE DENGAN SODIUM BICARBONATE TERHADAP INDEKS PLAK (Penelitian Pada Pasien Pengguna Alat Ortodontik Cekat) Dwiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISK merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Pasien Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian, selanjutnya dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kontrol
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control group pretest posttest design 41 Kelompok penelitian dibagi menjadi 2 kelompok
Lebih terperinciPENGGUNAAN VENTILATOR BUNDLE PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK DI ICU RSUP DR.KARIADI PERIODE JULI DESEMBER 2013
PENGGUNAAN VENTILATOR BUNDLE PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK DI ICU RSUP DR.KARIADI PERIODE JULI DESEMBER 2013 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak
ABSTRAK Plak merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Akumulasi plak yang tidak ditangani akan menyebabkan karies, gingivitis
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET XYLITOL TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA (Studi Kasus Pada Pasien Radioterapi Kepala dan Leher di RSUP Dr. Kariadi Semarang) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 3% - 21%, dan infeksi daerah operasi (IDO) mencakup 5% - 31% dari total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencegahan infeksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap pembedahan dan dimulai sebelum melakukan tindakan operasi (praoperasi). WHO melaporkan prevalensi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi
BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang 4.2 Rancangan, Jenis dan Desain penelitian Penelitian menggunakan rancangan/metoda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990). Udara dapat dikelompokkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: alat ortodontik cekat, menyikat gigi, chlorhexidine 0,2%, plak dental, indeks plak modifikasi dari PHP Index.
iv ABSTRAK Pasien pengguna alat ortodontik cekat membutuhkan perawatan ekstra untuk membersihkan giginya dikarenakan komponen alat ortodontik cekat membatasi aksi mekanis sikat gigi untuk menghilangkan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN POVIDONE IODINE 1% SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP JUMLAH BAKTERI OROFARING PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK
PENGARUH PEMBERIAN POVIDONE IODINE 1% SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP JUMLAH BAKTERI OROFARING PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR MEKANIK LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi korelasi yaitu menghubungkan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengevaluasi tentang penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 79 rekam
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci:berkumur, infusa jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle), plak gigi
ABSTRAK Plak gigi merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan melekat erat pada permukaan gigi serta permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Plak yang menempel pada gigi dapat menyebabkan
Lebih terperinciEfektifitas Alkohol dan Klorin Sebagai Disinfekta
Efektifitas Alkohol dan Klorin Sebagai Disinfekta 63 Perbedaan Efektifitas antara Alkohol 70% dengan Klorin 0,5% terhadap Jumlah Kuman pada Membran Stetoskop Penelitian eksperimental pada membran stetoskop
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi
21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi semakin meningkat, termasuk angka kejadian infeksi nosokomial. 1 Infeksi nosokomial merupakan
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007
ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi
Lebih terperinciBAB 1. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis yang invasif di Instalasi Perawatan Intensif merupakan salah satu faktor penting yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK PREEMTIF TERHADAP DURASI ANALGESIA PASCA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK PREEMTIF TERHADAP DURASI ANALGESIA PASCA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pneumonia adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang jaringan paru. Pneumonia dapat diagnosis secara pasti dengan x-photo thoraks dengan terlihat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang. parenkim paru-paru. Menurut Kollef et.al.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru. Menurut Kollef et.al. (2005), selain community-acquired pneumonia (CAP) yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatal merupakan penyebab penting morbiditas, lamanya tinggal di rumah sakit, dan kematian pada bayi. 1 Pola penyakit penyebab kematian menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome) yang disertai dengan adanya infeksi pada organ tertentu berdasarkan hasil biakan positif di tempat
Lebih terperinciPADA FRAKTUR TERBUKA PASCA DEBRIDEMENT DAN FIKSASI INTERNAL
TESIS PENCUCIAN TAMBAHAN LARUTAN ANTIBIOTIK (NEOMISIN BASITRASIN) ATAU LARUTAN ANTISEPTIK (POVIDON IODIN) MENURUNKAN JUMLAH KOLONI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA FRAKTUR TERBUKA PASCA DEBRIDEMENT DAN FIKSASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. infeksi yang didapat pada pasien di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Infeksi merupakan penyebab utama dari kesakitan dan kematian pasien termasuk pada anak. Infeksi melalui aliran darah merupakan penyebab utama infeksi yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi di lingkungan Rumah Sakit. P. aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2002, sepertiganya disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN BAHASAN. adenotonsilitis kronik dengan disfungsi tuba datang ke klinik dan bangsal THT
32 BAB 5 HASIL DAN BAHASAN 5.1 Gambaran Umum Sejak Agustus 2009 sampai Desember 2009 terdapat 32 anak adenotonsilitis kronik dengan disfungsi tuba datang ke klinik dan bangsal THT RSUP Dr. Kariadi Semarang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi Mulut dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang rawat intensif atau Intensive Care Unit (ICU) adalah unit perawatan di rumah sakit yang dilengkapi peralatan khusus dan perawat yang terampil merawat pasien sakit
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik. 4.2. Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam merespon pemberian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Mikrobiologi. 1.2. Tempat dan Waktu Penelitian 1.2.1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciL A M P I R A N. : dr. Boynardo Simamora Tempat / Tgl Lahir : Medan, 7 Februari 1982 : Kristen Protestan : Jl Teh 2 No 28 P.
L A M P I R A N Lampiran 1. Riwayat Hidup Peneliti Nama : dr. Boynardo Simamora Tempat / Tgl Lahir : Medan, 7 Februari 1982 Agama : Kristen Protestan Alamat Rumah : Jl Teh 2 No 28 P.Simalingkar Medan Nama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE
PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIVITAS IODINE POVIDONE 1% DAN LISTERINE SEBAGAI PREPARAT PERAWATAN MULUT TERHADAP PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA
PERBEDAAN EFEKTIVITAS IODINE POVIDONE 1% DAN LISTERINE SEBAGAI PREPARAT PERAWATAN MULUT TERHADAP PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura sama dengan mikroorganisme yang ditemukan di sputum maupun aspirasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) 1. Pengertian VAP didefinisikan sebagai pneumonia nosokomial yang terjadi setelah 48 jam pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciKata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.
ABSTRAK Kebersihan mulut sangat penting dijaga, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan mulut yang aman, efektif, dan ekonomis. Salah satu bahan alami yang sejak dahulu hingga sekarang digunakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari
Lebih terperinci