V. PEMBAHASAN 5.1. Pengelolaan Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. PEMBAHASAN 5.1. Pengelolaan Perusahaan"

Transkripsi

1 73 V. PEMBAHASAN 5.1. Pengelolaan Perusahaan PT. Innovative Development for Eco Awareness (Idea) Consultant merupakan perusahaan konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap. Terdapat tiga divisi di dalam perusahan, yaitu divisi Produksi, Manajemen, Pemasaran dan Sumber Daya Manusia. Proses manajemen perusahaan dilaksanakan melalui kerjasama yang dilakukan oleh semua staf yang terdiri dari pimpinan dan ketiga divisi dalam perusahaan. Stoner dan Freeman (1992) menyatakan bahwa pengorganisasian (organizing), adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumberdaya di kalangan anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara optimum. Pada PT. Idea Consultant, pimpinan perusahaan bertugas dalam memberikan arahan dan melakukan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang dilakukan pada ketiga divisi dalam perusahaan. Pengarahan (directing) yang dilakukan oleh seorang pemimpin merupakan tahap yang mencakup hal mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk bekerja dan menjalankan tugasnya dengan baik, khususnya dalam mengerjakan setiap proyek yang dikerjakan oleh perusahaan. Perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling) yang baik dalam manajemen yang dilakukan perusahaan dapat menjadi kunci sukses pengerjaan suatu proyek (Stoner dan Freeman, 1992). Komunikasi dan diskusi yang baik yang terjadi secara dua arah dilakukan antara pimpinan perusahaan dan semua staf dari ketiga divisi dalam perusahaan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pada proses pelaksanaan dan penanganan suatu proyek. Dengan struktur organisasi yang ditetapkan perusahaaan, perusahaan dapat mengelola sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga dapat menghasilkan produk yang fungsional, estetik, dan tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan serta sesuai dengan keinginan klien. Hal ini terjadi karena pada pengerjaan suatu proyek, dalam menghasilkan produk perencanaan dan perancangan lanskap perusahaan mengutamakan keinginan klien dengan memperhatikan kualitas lingkungan sekitar agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

2 74 Pelayanan jasa dan produk hasil dari klien yang memuaskan bagi klien menjadikan perusahaan dipercaya oleh klien dalam mengerjakan proyek lanskap. Hal inilah yang menjadikan perusahaan dapat memperoleh proyek dengan cara permintaan langsung dari klien dan kerjasama dengan lembaga. Cara komunikasi yang baik yang digunakan oleh staf dengan klien menjadi salah satu kunci mendapatkan kepercayaan dari klien. Selain itu bentuk dan cara presentasi produk yang baik kepada klien juga menjadi faktor yang dapat meyakinkan klien dan dapat memperoleh kepercayaan dari klien Fasilitas Perusahaan Dalam pekerjaan studio yang dilakukan perusahaan, terdapat dua teknik yang digunakan yaitu dengan sistem manual dan operasi komputer. Penggunaan dua sistem ini dilakukan untuk menghasilkan produk perancangan presentasi pada klien. Dalam pengerjaan proyek sistem manual digunakan peralatan gambar seperti alat gambar, kertas, dan tracing paper. Penggunaan sistem manual ini dilakukan untuk tahap-tahap awal pengerjaan proyek, antara lain tahap inventarisasi dan analisis, sintesis, serta pembuatan konsep. Dalam perusahaan untuk pengerjaan proyek menggunakan sistem operasi komputer digunakan fasilitas PC dan komputer serta aplikasi software komputer grafis untuk menghasilkan produk yang akan dipresentasikan kepada klien. Aplikasi software yang digunakan perusahaan antara lain AutoCAD, Google Sketch Up, Adobe Photosop, Google Earth, serta Microsoft Office. Dalam pengerjaan proyek aplikasi tersebut digunakan untuk mempermudah proses pengerjaan proyek terutama dalam tahap pengembangan desain yaitu proses pembuatan gambar-gambar seperti gambar potongan, site plan, gambar ilustrasi dan juga pembuatan laporan seperti RAB. Namun, perlu adanya penambahan fasilitas komputer untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan dalam menghasilkan produk yang menggunakan komputer grafis. Penambahan fasilitas komputer ini selain diperlukan untuk meningkatnya kinerja perusahaan, juga sangat berfungsi jika terdapat mahasiswa yang akan magang pada perusahaan atau nantinya untuk digunakan oleh tenaga teknis dengan tugas yang sama dengan yang dikerjakan oleh mahasiswa magang.

3 75 Selain itu, terdapat juga fasilitas lain yang dimiliki perusahaan antara lain printer, scanner, mesin fax dan telefon, wifi, serta buku-buku referensi mengenai prencanaan dan perancangan lanskap. Fasilitas-fasilitas tersebut sangat menunjang kelancaran perusahaan dalam proses pengerjaan proyek. Namun perlu adanya penambahan fasilitas penunjang lain dalam perusahaan, fasilitas tersebut antara lain GPS (Global Positioning System) dan plotter. GPS diperlukan untuk melakukan kegiatan survei lapang, yaitu untuk untuk menentukan titik-titik lokasi yang menjadi potensi maupun kendala pada tapak, sedangkan plotter diperlukan untuk mencetak gambar atau peta dalam skala besar. Plotter dapat mengefisienkan waktu perusahaan dalam mengerjakan proyek, sehingga perusahaan tidak perlu membuang waktu untuk mencetak gambar atau peta berskala besar ke tempat percetakan. Jika ada kesalahan pada gambar atau peta, perusahaan juga dapat memperbaiki dan mencetaknya kembali dengan mudah. Dengan adanya fasilitas-fasilitas yang telah dimiliki, perusahaan dapat mengerjakan dan menyelesaikan setiap proyek sesuai dengan prosedur dan sistem kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu perusahaan juga dapat menghasilkan produk presentasi sesuai dengan keinginan klien. Selain didukung oleh fasilitas yang ada, keberhasilan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak terlepas dari keterampilan dan kemampuan staf perusahaan Prosedur Pengerjaan Proyek Perusahaan Prosedur kerja yang dimiliki perusahaan cukup baik, karena perusahaan telah memiliki prosedur standar pengerjaan proyek yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain: tahap persiapan, tahap inventarisasi dan analisis, tahap desain konsep, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan. Prosedur standar pengerjaan proyek yang telah ditetapkan perusahaan ini, sesuai dengan pendekatan teori proses perancangan menurut Booth (1983) (Gambar 55).

4 76 Persiapan Project acceptance Inventarisasi dan analisis Research and analysis Desain Konsep Pengembangan desain Design Pembuatan gambar kerja Construction drawings Pelaksanaan Implementation Prosedur standar Perancangan Idea Standar Perancangan menurut Booth (1983) Gambar 55. Kesesuaian prosedur standar tahap pengerjaan proyek perusahaan dengan proses perancangan menurut Booth (1983) Untuk beberapa proyek tertentu, perusahaan mengerjakan proyek sesuai dengan prosedur standar pengerjaan proyek perusahaan. Dalam proyek berskala kecil, selain bertindak sebagai konsultan, perusahaan juga dapat bertindak sebagai kontraktor sehingga desain yang diinginkan pihak perusahaan dengan klien dapat diaplikasikan sesuai dengan gambar-gambar yang diusulkan oleh perusahaan. Pada proyek lainnya, tidak semua tahapan dalam prosedur standar pengerjaan proyek dilakukan. Pada proyek berskala besar perusahaan hanya mengerjakan suatu proyek sampai tahap pengembangan desain atau tahap pembuatan gambar kerja, namun perusahaan tetap bisa menjadi konsultan pengawas pada saat pelaksanaan jika klien menginginkan.

5 Pengerjaan Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Pecang TNUK Prosedur standar pengerjaan proyek yang telah dimiliki perusahaan memudahkan mahasiswa dalam mengikuti proyek-proyek yang ada. Secara umum proses dan metode yang dilakukan perusahaan sesuai dengan teori yang didapat mahasiswa selama di bangku perkuliahan sehingga tidak memerlukan waktu yang lama bagi mahasiswa untuk memahami metode perencanaan dan perancangan yang dilakukan perusahaan Pengelolaan Proyek Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang merupakan proyek yang dimintakan langsung kepada PT. Idea Consultant oleh Dinas Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL) yang berada langsung dibawah Departemen Kehutanan. Proyek ini memiliki tujuan yang telah ditetapkan oleh klien untuk dilaksanakan oleh perusahaan yaitu mengkaji penerapan desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata alam di kawasan taman nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan melakukan menajemen proyek agar pengerjaan proyek selesai sesuai dengan tujuan serta rentang waktu yang telah ditetapkan klien. Menurut Soeharto (1999) manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pengelolaan sumber daya manusia bertujuan untuk mengupayakan secara efektif sumber daya manusia untuk melaksanakan proyek. Pengelolaan ini meliputi penyusunan organisasi, pembentukan tim, serta mempraktekan cara kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan kegiatan proyek (Soeharto, 1999). Pengerjaan proyek ini menggunakan struktur tim yang telah ditetapkan perusahaan. Perusahaan telah memiliki sistem kerja yang baik dengan adanya pembentukan struktur tim untuk setiap proyek yang ditangani serta pengerjaan

6 78 proyek secara teamwork. Struktur tim proyek yang ditetapkan perusahaan pada tahap persiapan terdiri dari project leader, main designer, dan tim teknis. Terdapat dua tenaga ahli perusahaan dalam pengerjaan proyek ini yaitu tourism planner yang memilik posisi sebagai project leader, serta arsitek lanskap sebagai main designer. Dalam pengerjaan proyek, tim teknis digantikan posisinya oleh mahasiswa-mahasiswa magang. Dalam pengerjaan proyek ini mahasiswa magang melakukan beberapa kegiatan menurut pembagian kerja yang telah ditetapkan project leader. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa magang pada proyek ini antara lain survei lapang serta melakukan analisis dan sintesis. Selain itu mahasiswa juga berdiskusi dengan project leader dan main designer dalam proses analisis, pembuatan konsep dan rencana tata ruang, serta pembuatan rekomendasi desain sarana dan prasarana. Pada saat survei lapang dan analisis tapak mahasiswa magang dibimbing oleh project leader untuk mengamati beberapa aspek pada tapak yang kemudian didapatkan hasil invetarisasi dan analisis yang sudah dijelaskan pada bab hasil kegiatan magang Tidak adanya peta dasar lokasi tapak merupakan salah satu kendala bagi tim dalam pengerjaan proyek ini. Namun pihak balai TNUK menyediakan tenaga ahli pemetaan, untuk pembuatan peta dasar lokasi tapak dan sekitarnya sehingga sangat membantu kelancaran tim dalam pengerjaan proyek. Dengan struktur tim dan pembagian kerja dalam pengerjaan proyek tersebut, secara keseluruhan proyek dapat berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan setiap anggota tim menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagian kerja yang telah ditetapkan Pengelolaan Waktu (Jadwal) Selain pengelolaan sumber daya manusia, dalam pengerjaan proyek juga diperlukan adanya pengelolaan waktu. Lebih lanjut Soeharto (1999) menyatakan dalam manajemen proyek, pengelolaan waktu (jadwal) meliputi identifikasi kegiatan, penyusunan urutan kegiatan, perkiraan kurun waktu dan penyusunan jadwal. Pada tahap awal pelaksanaan proyek ini perusahaan telah membuat susunan jadwal sebagai acuan dalam pengerjaan proyek. Rentang waktu yang dimiliki perusahaan untuk mengerjakan proyek adalah satu bulan. Penyususnan jadwal yang dibuat oleh project leader dapat dilihat pada Tabel 7.

7 79 Tabel 7. Jadwal Pengerjaan Proyek Kajian Terapan Desain Tapak No. Kegiatan 1. Pembuatan jadwal, pembagian kerja, mengurus administrasi proyek. 2. Pencarian dan pengumpulan data sekunder, proses analisis dan konsep awal sebelum survei lapang. 3. Diskusi dengan klien, survei lapang, analisis, pembuatan recana tata ruang, pembuatan rekomendasi desain. 4. Pembuatan laporan dan produk presentasi, serta presentasi hasil pengerjaan proyek kepada klien. Bulan Mei Bulan Juni Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2 Pada tahap awal pengerjaan proyek ini yaitu pada minggu ketiga Bulan Mei, tim proyek menyusun jadwal dan membuat pembagian kerja, sedangkan pihak manajemen perusahaan mengurus administrasi proyek dengan klien. Penyusunan jadwal dan pembagian kerja dalam tim proyek merupakan pedoman bagi tim untuk melaksanakan pengerjaan proyek sesuai dengan rentang waktu yang telah ditetapkan oleh klien. Pada minggu keempat Bulan Mei, tim memulai pengerjaan proyek dengan melakukan pengumpulan data sekunder tapak oleh mahasiswa magang. Melalui data sekunder ini, tim berdiskusi untuk melakukan analisis awal serta pembuatan konsep dasar untuk mendapatkan ilustrasi mengenai kondisi tapak. Selain itu pengumpulan data sekunder ini bertujuan untuk mempermudah tim dalam melakukan kegiatan survei lapang sehingga kegiatan survei dapat dilaksanakan tepat waktu. Sebelum melakukan survei lapang di minggu pertama Bulan Juni, tim terlebih dahulu melakukan diskusi dengan klien mengenai keinginan pihak balai TNUK dan PJLKKHL untuk produk akhir yang diinginkan oleh klien serta prosedur yang harus dilakukan saat melakukan survei lapang. Setelah mendapatkan kesepakatan dengan klien, tim melakukan survei lapang selama dua hari. Kegiatan survei ini lebih cepat dari target yang telah ditetapkan yaitu tiga

8 80 hari, karena tim telah terlebih dahulu melakukan pengumpulan data sekunder. Setelah itu tim melanjutkan pengerjaan proyek dengan melakukan analisis dari hasil survei lapang dan melakukan penyatuan dengan hasil analisis sebelumnya sehingga didapatlah konsep dan rencana tata ruang. Proses analisis hingga mendapatkan rencana tata ruang berlangsung selama dua hari, sehingga tersisa satu hari kerja untuk membuat pengembangan desain. Untuk kegiatan membuat pengembangan desain yaitu rekomendasi desain sarana dan prasarana dilakukan oleh main designer dan mahasiswa magang. Namun untuk pembuatan gambar dan ilustrasi rekomendasi desain ini tidak dapat diselesaikan dalam waktu satu hari, mahasiswa magang melakukan lembur pada akhir minggu (weekend), sehingga pembuatan gambar dan ilustrasi desain ini dapat selesai tepat sesuai jadwal, yaitu minggu pertama Bulan Juni. Dengan adanya keterbatasan waktu, tidak adanya evauasi lebih lanjut dari project leader mengenai hasil dari pengerjaan gambar-gambar yang telah diselesaikan oleh mahasiswa magang juga merupakan kekurangan dalam proyek ini. Pada minggu terakhir rentang waktu pengerjaan proyek, project leader membuat laporan berupa presentasi produk terhadap klien. Pertemuan antara tim dengan klien dilakukan pada minggu terakhir ini, untuk mempresentasikan hasil dari pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tim. Setelah pertemuan dan diskusi dilakukan antara tim dengan klien, menghasilkan kepuasan klien terhadap produk yang telah dibuat sehingga tidak perlu ada revisi dalam pembuatan gambargambar. Pengerjaan proyek ini berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat project leader pada tahap awal pengerjaan proyek. Hanya terjadi lembur pada weekend disaat minggu pertama Bulan Juni untuk menyelesaikan pembuatan gambar-gambar rekomendasi desain. Secara keseluruhan pengerjaan proyek ini berjalan dengan baik karena dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan rentang waktu yang telah ditetapkan oleh klien karena perusahaan mengerjakan proyek ini sesuai dengan jadwal yang dibuat tim pada awal tahap persiapan. Selain itu tidak ada koreksi dari klien mengenai produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan.

9 Pengelolaan Biaya Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek (Soeharto, 1999). Untuk pengelolaan biaya dan pembuatan RAB proyek ini, pihak perusahaan tidak memberikan informasi detail mengenai hal tersebut. Namun pihak perusahaan menginformasikan bahwa terdapat rentang biaya antara pendapat dan pengeluaran dimana pendapatan lebih besar daripada pengeluaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan mendapat keuntungan dan melakukan pengelolaan biaya dengan baik Pengelolaan Komunikasi Komunikasi dan diskusi yang baik yang terjadi secara dua arah dilakukan antara project leader, main designer, mahasiswa magang serta staf dari pihak balai TNUK yang termasuk ke dalam struktur tim proyek ini. Selain itu, komunikasi dengan klien juga dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan halhal yang diinginkan oleh klien dalam pengerjaan proyek ini. Pengelolaan komunikasi ini bertujuan meminimalisir terjadinya kesalahan pada proses pelaksanaan proyek. Pengelolaan komunikasi ini merupakan proses yang diperlukan agar mereka yang terlibat dalam proyek, memperoleh informasi yang diperlukan pada waktu yang tepat (Soeharto, 1999) Tahapan Pengerjaan Proyek Pada pembahasan mengenai prosedur standar pengerjaan proyek perusahaan, terdapat kesesuaian antara prosedur standar pengerjaan proyek perusahaan dengan pendekatan teori perancangan menurut Booth (1983). Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang TNUK dilakukan melalui beberapa tahapan yang telah ditetapkan perusahaan, karena tahapan pengerjaan proyek ini merupakan kesepakatan antara pihak PT. Idea Consultant dengan klien. Pengerjaan proyek Kajian Terapan Desain Tapak ini hanya dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain (design development). Penjelasan analisis setiap tahapan pengerjaan proyek adalah sebagai berikut:

10 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, perusahaan mempersiapkan kebutuhan teknis proyek, mengurus administrasi dan berdiskusi dengan klien, membuat jadwal serta pembagian kerja sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan proyek. Perusahaan terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan klien yaitu pihak PJLKKHL. Pihak klien memberikan berita acara mengenai penjelasan pengerjaan proyek (Anwijzing) mengenai syarat administrasi, nilai kontrak proyek, dan output (hasil akhir) dari pengerjaan proyek ini. Namun pada pertemuan tersebut, mahasiswa magang tidak terlibat langsung didalamnya, hanya pemilik perusahan dengan klien yang bertemu. Untuk tahap persiapan ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sejalan dengan proses perancangan yang telah ditetapkan perusahan serta standar perancangan Booth (1983). Penyusunan jadwal dan pembagian kerja sangat penting pada tahap ini, karena merupakan pedoman untuk mengerjakan proyek. Pembagian kerja juga merupakan salah satu metode yang digunakan tim untuk mengefisiensi waktu dalam pengerjaan proyek, sehingga setiap anggota tim fokus terhadap pekerjaan masing-masing. Namun masing-masing anggota tim tetap saling berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan proyek Tahap Inventarisasi dan Analisis Pada awal tahap inventarisasi dan analisis, perusahaan terlebih dahulu mencari referensi data sekunder serta menganalisis dan membuat konsep awal untuk pengerjaan proyek. Selanjutnya tim proyek melakukan survei lapang dan melakukan analisis lebih lanjut menggunakan data primer yang didapat dan juga aturan-aturan yang harus diterapkan pada pengerjaan proyek ini. Pada saat survei lapang, digunakan GPS sebagai alat untuk menentukan titik-titik lokasi yang menjadi potensi maupun kendala pada tapak. Setelah proses analisis selesai, tim mendapatkan sintesis untuk pengerjaan proyek pada tahap selanjutnya. Untuk tahap ini, pengerjaan proyek sejalan dengan tahapan perancangan perusahaan serta tahapan perancangan yang ditetapkan oleh Booth (1983).

11 83 (1) Inventarisasi Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sekunder terlebih dahulu sebelum tim melakukan kegiatan survei lapang. Dari data sekunder berupa data deskriptif kondisi umum Pulau Peucang, tim melakukan analisis dan konsep awal terhadap tapak. Pengumpulan data sekunder ini mempermudah tim pada saat kegiatan survei lapang, sehingga survei dapat selesai lebih cepat dari waktu yang telah ditargetkan. Belum adanya base map tapak mengharuskan tim melakukan survei untuk mapping area tapak. Cara paling cepat dan mudah untuk membuat mapping tapak ini yaitu dengan menggunakan GPS. Terdapat sedikit kendala karena perusahaan tidak memiliki alat GPS untuk pelaksanaan kegiatan survei lapang, namun perusahaan mendapat bantuan alat GPS dari pihak balai TNUK, sehingga proses survei lapang dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, GPS juga berguna untuk merekam posisi/lokasi penting secara geografis. Pada saat survei lapang dilakukan proses pengambilan data mengenai batas tapak dan penentuan lokasi-lokasi yang sesuai untuk sarana dan prasara yang akan direncanakan dibangun pada tapak. Untuk veegetasi, perusahaan tidak melakukan pengambilan data dan tidak melakukan identifikasi terhadap vegetasi yang terdapat pada tapak. Perusahaan hanya melakukan identifikasi terhadap keberadaan terumbu karang pada tapak untuk menentukan lokasi peletakkan darmaga pada tapak. Output yang dihasilkan pada tahap ini berupa peta tata guna lahan dan peta tutupan lahan. Namun, perusahaan diharapkan mempertimbangkan aspek-aspek penting dalam perancangan suatu kawasan konservasi seperti vegetasi dan satwa yang merupakan elemen lanskap penting dan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi. (2) Analisis Perusahaan telah melakukan analisis cepat (quick analysis) secara deskriptif dari beberapa aspek. Selain melakukan analisis melalui standar peraturan teknis dan undang-undang serta kondisi lingkungan tapak, perusahaan juga melakukan studi terhadap arsitektur lokal daerah setempat yaitu rumah Baduy. Penggunaan filosofi arsitektur lokal dalam proses kajian ini sangat diperlukan untuk menyesuaikan pengembangan sarana dan prasarana serta material yang akan digunakan terhadap kondisi lingkungan sekitar tapak.

12 84 Namun, perlu dilakukannya analisis secara spasial yang menghasilkan produk berupa gambar site analysis mengenai kondisi kawasan, daerah-daerah yang merupakan danger signal, dan jalur lalu lintas satwa. Untuk melakukan site analysis tersebut dibutuhkan data tambahan mengenai karakter lanskap Pulau Peucang yaitu segala sesuatu elemen lanskap pembentuk Pulau Peucang mulai dari iklim, jenis tanah, aspek visual, home range dari satwa-satwa pada Pulau Peucang, dan vegetasi apa saja yang terdapat pada tapak dan dapat digunakan sebagai material dalam pembangunan proyek ini nantinya. Pihak balai TNUK perlu membuat pemetaan mengenai kondisi home range dan jalur lalu lintas satwa pada Pulau Peucang untuk keperluan proyek ini jika nantinya pembangunan proyek ini akan dilaksanakan. Home range satwa (animal behavior) penting dalam kajian ini terutama untuk pemilihan lokasi fasilitas. Hal ini dikarenakan satwa memiliki kepekaan terhadap penciuman dan pendengaran, dan jika pada home range satwa-satwa tersebut dibuat sebuah fasilitas maka dampak negatif terhadap kehidupan satwa liar tersebut Tahap Desain Konsep dan Rencana Tata Ruang Setelah didapatkan sintesis, dilakukan pembuatan konsep serta pembuatan rencana tata ruang. Selain dilakukan analisis terhadap kondisi tapak, perusahaan juga menelusuri sejarah TNUK sebagai World Heritage Site dan kawasan habitat asli badak jawa, sehingga menemukan desain konsep yang sesuai untuk proyek ini yaitu konsep The Windows To The Last Home Of The Javan Rhinos. Tidak adanya master plan TNUK merupakan kendala bagi perusahaan, namun tidak mengurangi kinerja perusahaan dalam pengerjaan pembuatan rencana tata ruang untuk proyek ini. Output dari pengerjaan proyek tahap ini adalah rencana tata ruang yang berupa bubble diagram yang terdiri dari area penerimaan, area gedung multifungsi, area chalet dan ecotoilet, area multifungsi dan area danau. Untuk tahap pembuatan rencana tata ruang ini, selain menggunakan hasil analisis terhadap kondisi tapak dan sekitarnya, perusahaan juga melakukan penyesuaian terhadap desain konsep yang telah ditentukan. Mahasiswa magang sebelumnya juga membuat konsep untuk proyek ini, namun setelah melalui diskusi dengan

13 85 project leader telah disepakati bahwa konsep yang digunakan adalah konsep yang telah dibuat oleh perusahaan Tahap Pengembangan Desain Pada tahap pengembangan desain proyek ini dilakukan pembuatan site plan untuk setiap area yang direncanakan serta sarana dan prasarana yang akan dibangun pada setiap area tersebut. Dalam pengerjaan proyek ini tidak dibuat site plan secara keseluruhan. Hal ini perlu dievaluasi oleh perusahaan, karena pembuatan site plan keseluruhan tapak sangat diperlukan untuk membantu klien dalam memahami hubungan antar ruang dari desain yang dibuat perusahaan. Selain itu, untuk menghubungkan antara zona pemanfaatan yang telah dibangun sebelumnya dengan zona pemanfaatan yang akan dibangun perlu adanya jalur sirkulasi penghubung sehingga terdapat kesinambungan antara zona yang akan dibuat dengan zona sebelumnya. Hasil rencana tata ruang untuk proyek ini, merupakan arahan untuk mengembangkan aktifitas serta sarana dan prasarana yang akan direncanakan pada setiap ruang. Peletakkan sarana dan prasarana telah sesuai dengan hasil analisis, rencana tata ruang dan desain konsep yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan penentuan peletakkan sarana dan prasana yang sudah menyesuaikan dengan kondisi arus pasang surut dan persebaran terumbu karang yang telah diketahui pada tahap inventarisasi tapak. Penentuan peletakkan signage juga ditempatkan pada lokasi yang strategis dan disesuaikan dengan lokasi sarana dan prasarana. Selain itu pada lokasi-lokasi chalets juga diletakkan signage edukasi yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan mengenai kondisi kawasan sekitar tapak. Peletakan sarana mooring buoy dan jetty telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar agar tidak merusak terumbu karang yang ada disekitar tapak. Dengan empat sisi tambat kapal pada mooring buoy untuk delapan kapal berlabuh. Dua sisi tambat muoring buoy cukup memuat 4 unit kapal dengan ukuran 6x3 m, sedangkan dua sisi tambat cukup memuat 4 unit kapal kecil dengan ukuran 3x1,5 m. Jetty dibuat dengan dua sisi tambat kapal sehingga cukup memuat 4 unit kapal kecil dengan ukuran 3x1,5 m untuk berlabuh.

14 86 Menurut Harris (1998) standar kebutuhan ruang rata-rata untuk sebuah tenda adalah 200 m 2. Untuk area multifungsi yaitu camping ground seluas 1 ha dapat memuat maksimal 50 tenda dimana satu tenda dapat memuat maksimal 5 orang sehingga kapasitas maksimum untuk area ini dapat memuat 250 orang. Adanya kapasitas maksimum tersebut diharapkan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu dibuat aturan lebih lanjut untuk penggunaan area berkemah ini dalam bentuk pembatasan jumlah pengunjung. Pada area ini juga direncanakan akan dilengkapi ecotoilet untuk kebutuhan toilet bagi wisatawan yang akan berkemah. Untuk standar minimal ukuran toilet adalah 1,5x1 m. Sedangkan standar minimal lebar pedestrian circulation untuk 1 orang pejalan kaki adalah 0,6 m. Namun pihak perusahaan tidak merencanakan lebih lanjut mengenai kapasitas kebutuhan ecotoilet dan lebar jalur pejalan kaki pada area ini dikaitkan dengan kemungkinan jumlah pengunjung yang dapat ditampung dengan kapasitas fasilitas akomodasi yang ada. Desain dan material sarana dan prasarana pada proyek ini sejalan dengan prinsip the law of the similar menurut Simonds (1983). Prinsip the law of the similar menjelaskan bahwa desain dan material yang digunakan dalam pengerjaan suatu proses perancangan lebih menyerupai dengan kondisi lingkungan alam sekitar. Terdapat dua prinsip similar yang terlihat dalam proses pengerjaan proyek ini yaitu similar dalam material dan similar dalam tekstur. Similar dalam material dan tekstur terlihat dari penggunaan material kayu pada sarana dan prasarana. Hal ini bertujuan agar warna bangunan sarana dan prasarana menyerupai warna batang-batang pepohonan pada tapak, karena tapak merupakan kawasan yang memiliki kerapatan vegetasi cukup tinggi. Begitu juga dengan penggunaan material atap menggunakan ijuk. Hal ini dimaksudkan agar atap menyerupai dedaunan. Namun pihak perusahaan tidak membahas lebih lanjut apakah material yang direncanakan untuk pengerjaan proyek ini akan menggunakan material yang terdapat pada tapak. Untuk material kayu sendiri banyak terdapat pada tapak. Saat survei lapang terlihat beberapa pohon besar tumbang. Menurut pihak balai kayukayu pohon tersebut dapat digunakan untuk pengerjaan proyek ini kedepannya.

15 87 Sedangkan untuk material ijuk tidak terdapat pada tapak sehingga perlu didatangkan dari luar pulau. Pada pengerjaan proyek ini desain yang digunakan disesuaikan dengan kondisi sekitar tapak. Material yang digunakan juga menyesuaikan dengan keberadaan satwa dan kondisi tapak sehingga desain dari sarana dan prasarana tersebut terlihat harmonis dengan lingkungan sekitar tapak. Dengan prinsip eco yang diterapkan, perusahaan perlu mempertimbangakan bagaimana kondisi dan kebutuhan material yang akan digunakan untuk sarana dan prasarana jika proyek ini nantinya akan dilaksanakan. Jika material yang diperlukan tidak ada pada tapak, perlu mendatangkan material tersebut dari luar pulau dengan konsekuensi seperti mahalnya biaya pengiriman material sehingga membutuhkan penambahan biaya. Untuk tahap pengembangan desain pada bangunan baik chalets, information centre, kantin dan gudang, perusahaan juga telah menyesuaikan desain bangunan-bangunan tersebut dengan filosofi arsitektur lokal rumah Baduy. Terlihat dari bentuk bangunan yang berbentuk panggung, penggunaan material kayu pada dinding, dan penggunaan material ijuk untuk atap bangunan. Selain itu desain kemiringan atap yang telah ditentukan serta penggunaan material kasa pada jendela chalets juga telah disesuaikan dengan kondisi iklim setempat sehingga dapat memaksimalkan arus sirkulasi udara dan cahaya matahari. Dengan memaksimalkan arus sirkulasi udara dan cahaya matahari ini, juga dapat menghemat energi sehingga tidak diperlukan pendingin udara dan energi listrik pada siang hari. Pengembangan desain bangunan dan penginapan dalam hal ini berupa chalets jika dibandingkan sesuai dengan prinsip ecolodges. Ecolodges merupakan akomodasi untuk penginapan wisatawan yang memiliki kriteria sebagai berikut: (1) merupakan bangunan kecil kurang dari 30 kamar, (2) menerapkan prinsip arsitektur tradisional dan penggunaan material dari lingkungan setempat, (3) terletak pada daerah alami dan mendukung konservasi alam lingkungan setempat, (4) meminimalkan penggunaan energi dan pengelolaan limbah ( Gambar 57 menampilakan beberapa contoh ecolodges yang terdapat di Laos yang merupakan ibukota negara Kamboja.

16 88 (Sumber: Gambar 56. Ecolodges di Laos Tabel 8. Kesesuaian kriteria chalets dengan prinsip ecolodges No. Ecolodges Chalets 1. Merupakan bangunan kecil kurang dari 30 kamar. 2. Menerapkan prinsip arsitektur tradisional dan penggunaan material dari lingkungan setempat. 3. Terletak pada daerah alami dan mendukung konservasi alam lingkungan setempat. 4. Meminimalkan penggunaan energi dan pengelolaan limbah. Merupakan bangunan dengan 1 kamar. Menerapkan prinsip arsitektur tradisional dan penggunaan material dari lingkungan setempat yaitu penerapan filosofi dan penggunan material arsitektur lokal rumah Baduy. Terletak pada salah zona pemanfaatan TNUK yang merupakan daerah alami dan juga merupakan kawasan konservasi sehingga mendukung konservasi lingkungan setempat. Desain kemiringan atap 20 o dan penggunaan material kasa dapat memaksimalkan arus sirkulasi udara dan cahaya matahari sehingga dapat menghemat energi. Adanya ecotoilet yang menggunakan sistem biofil merupakan bentuk aplikasi penggunaan teknologi dalam pengelolaan limbah. Terlepas dari berbagai kekurangannya, pengerjaan proyek ini secara keseluruhan sudah berjalan cukup baik, karena tidak adanya saran atau koreksi lebih lanjut dari klien saat perusahaan mempresentasikan produk (output) dari proyek ini. Produk (output) yang dihasilkan dari pengerjaan proyek ini berupa arahan serta rekomendasi desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk kegiatan wisata alam di zona pemanfaatan pulau Peucang TNUK.

17 Posisi Mahasiswa Magang Pada Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon, mahasiswa magang berpartisipasi aktif dari awal tahap persiapan proyek hingga tahap pengembangan desain. Mahasiswa magang juga berpartisipasi langsung pada kegiatan survei lapang ke lokasi proyek kajian Terapan Desain Tapak yaitu Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon. Pada proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang, mahasiswa magang berada langsung dibawah arahan dan bimbingan dari project leader serta main designer dalam struktur tim proyek. Dalam Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang ini, mahasiswa magang juga ikut serta dalam proses analisis serta pembuatan konsep yang dilakukan oleh project leader dan main designer. Pada tahap pengembangan desain proyek ini, mahasiswa juga berpartisipasi aktif dalam proses pembuatan detail siteplan maupun gambar ilustrasi. Aplikasi yang digunakan mahasiswa dalam pengerjaan proyek ini antara lain AutoCAD 2004, Google Sketch Up 7, Adobe Photoshop CS3, serta Google Earth. Dalam perusahaan mahasiswa magang berada pada divisi produksi yaitu divisi yang mengerjakan proses perencanaan dan perancangan setiap proyek yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk proyek Sinar Mas Forestry, mahasiswa magang berpartisipasi sebagai drafter dalam mengerjakan proyek tersebut yang saat itu sudah pada tahap pengembangan design. Sementara itu, untuk proyek Rencana Pengelolaan Hutan Diklat Rumpin, mahasiswa berpartisipasi dimulai dari tahap analisis sampai dengan tahap pengembangan desain. Pada saat proses magang, mahasiswa magang juga mendapat ilmu-ilmu baru yang tidak terdapat pada bangku perkuliahan. Pengerjaan proyek yang mengutamakan kepada perlindungan kawasan dan mengusahan kondisi lanskap tetap alami seperti aslinya merupakan ilmu baru yang didapat mahasiswa saat magang. Pengerjaan proyek dalam skala besar, serta lokasi proyek yang merupakan kawasan konservasi merupakan suatu tantangan baru bagi mahasiswa magang untuk mempelajarinya. Proses survei lapang pada kawasan konservasi juga merupakan hal baru yang dialami mahasiswa magang.

18 90 Selain itu, terdapat penambahan ilmu mengenai pariwisata dan ekowisata yang aplikasinya pada tapak kurang dipelajari secara mendalam saat di bangku perkuliahan. Konsep eco-tourism menegaskan bahwa konsep pemanfaatan lingkungan harus diletakkan untuk membangun hubungan simbiosis pariwisata lingkungan yang berfungsi untuk menciptakan wisata berkelanjutan melalui integrasi ke empat hal berikut: (1) kepentingan pelestarian kawasan, (2) kepentingan ekonomi kawasan di sekitar kawasan TNUK, (3) kepentingan pelayanan terhadap wisatawan, dan (4) kepentingan kelayakan pengembangan wisata, dalam sebuah hubungan timbal balik yang bergantung dan saling mempengaruhi Perusahaan Konsultan sebagai Penyedia Jasa Sebagai sebuah perusahaan konsultan yaitu sebagai penyedia jasa dan produk, perusahaan tergolong telah memiliki kriteria yang baik. Hal ini dikarenakan perusahaan telah memenuhi persyaratan sebagai penyedia jasa menurut Kepres No. 80 tahun Selain itu PT. Idea Consultant sebagai sebuah perusahaan konsultan memiliki kelebihan yang sesuai dengan beberapa kelebihan yang dikemukakan oleh Gold (1980). Kelebihan perusahaan sebagai konsultan lanskap adalah: 1. Kemampuan profesional yang dimiliki oleh perusahaan adalah kemampuan menghasilkan produk perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan keinginan klien, fungsional, estetik dan tidak merusak lingkungan. Terbukti dengan adanya sebelas proyek yang ditangani sebelumnya, serta tiga proyek yang sedang dikerjakan saat kegiatan magang berlangsung, dengan klien yang beragam baik klien swasta maupun lembaga pemerintahan. 2. Perusahaan telah memiliki pengalaman dan pengetahuan langsung dalam mengerjakan proyek-proyek sebelumnya dan penanganan proyek yang beragam. Selain itu, dalam menghasilkan produk dan hasil kerja telah menunjukkan sikap obyektif dan profesional. Selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki perusahaan sebagai konsultan lanskap, perusahaan juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu di evaluasi demi kemajuan perusahaan antara lain:

19 91 1. Terjadi lembur (overtime) pada saat mendekati waktu deadline pengerjaan gambar-gambar yang harus segera diselesaikan. Selain itu, lembur juga terjadi untuk menyesuaikan antara jadwal pengerjaan proyek dengan rentang waktu yang telah ditetapkan oleh klien, karena jadwal pengerjaan proyek Kajian terapan Desain Tapak yang ditetapkan hanya satu bulan. 2. Proses analisis yang belum komperhensif unutuk kasus kawasan konservasi serta belum lengkapnya produk yang dihasilkan dalam pengerjaan proyek Kajian terapan Desain Tapak Pulau peucang TNUK seperti kurangnya gambar site analysis dan gambar site plan keseluruhan. 3. Kurangnya beberapa fasilitas, seperti PC dan komputer, GPS dan plotter. Dengan kurangnya beberapa fasilitas tersebut tidak mennghambat kinerja perusahaan dalam pelaksanaan pengerjaan proyek. Namun akan lebih baik jika perusahaan memiliki dan menambah fasilitas tersebut sehingga kinerja perusahaan dapat lebih dioptimalkan.

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Sumber: metroterkini.com dan PT. RAPP)

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Sumber: metroterkini.com dan PT. RAPP) 14 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yaitu pada Departemen Research and Development (RDD). Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak 12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT i KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT FIKA WIDYA NASTITI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011) 17 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI). Perusahaan ini bergerak di bidang pertamanan atau lanskap penyedia jasa konsultasi

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang 36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur 16 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Grama Tirta Jatiluhur, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat (Gambar 2 dan 3). Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org)

Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org) 10 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini bertempat di sebidang lahan pertanian di Desa Krajan, Kelurahan Pangulah Utara dan Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

METODOLOGI. Tempat dan Waktu METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor. Tempat penelitian adalah di sepanjang koridor Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor (Gambar 2). Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara METODOLOGI Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kuin adalah wilayah sepanjang daerah aliran Sungai Kuin yang terletak di kota Banjarmasin.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perkampungan Portugis Kampung Tugu Jakarta Utara Lanskap Sejarah Aspek Wisata Kondisi Lanskap: - Kondisi fisik alami - Pola Pemukiman - Elemen bersejarah - Pola RTH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi mengenai perencanaan lanskap jalur interpretasi wisata sejarah budaya ini dilakukan di Kota Surakarta, tepatnya di kawasan Jalan Slamet Riyadi. Studi ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala 14 III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan yang merupakan bagian dari Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu, Kabupaten Magelang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN 13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Proses Tender

Lampiran 1 Proses Tender LAMPIRAN 104 105 Lampiran 1 Proses Tender Tahap proses lelang untuk proyek pemerintah dijelaskan sebagai berikut: a. Tahap awal penetapan proyek Judul proyek yang telah ditetapkan dalam DIPA (Daftar Isian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat

METODOLOGI Waktu dan Tempat 41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Progres Pembangunan JRSCA di Taman Nasional Ujung Kulon sampai Bulan Agustus 2014

Progres Pembangunan JRSCA di Taman Nasional Ujung Kulon sampai Bulan Agustus 2014 PROGRES PEMBANGUNAN JAVAN RHINO STUDI AND CONSERVATION AREA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON SAMPAI BULAN AGUSTUS 2014 Untuk menyelamatkan badak jawa dari kepunahan, Pemerintah Indonesia menetapkan Strategi

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi 10 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi Penelitian mengenai perencanaan lanskap ini dilakukan di kawasan bersejarah Komplek Candi Gedong Songo,, Kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Peta,

Lebih terperinci

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR - 36 Periode Januari Juni 2011 HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan

Lebih terperinci

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 33 METODOLOGI Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Rencana Penataan Lanskap Kompleks Candi Muara Takus sebagai Kawasan Wisata Sejarah dilakukan di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Studi

Gambar 2. Lokasi Studi 17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta 11 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai pengaruh konsep lanskap Keraton terhadap lanskap Kota ini dilakukan pada kawasan Keraton Kesunanan dan kawasan Kota. Peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2.1 Metoda Pembahasan Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Master Plan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Konsultan akan melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar 20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DESAIN PREMIS Seiring berkembangnya kawasan wisata Baturaden mengharuskan kawasan tersebut harus juga meningkatkan kualitas dalam sektor penginapan. Masih minimnya penginapan berbintang seperti hotel resort

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber:  dan BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Studi ini dilakukan di Kecamatan Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Survei pendahuluan tapak dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk

BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk BAB 1 Langkah Awal Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk penduduknya, bagaimana tidak dengan rata-rata suhu bisa mencapai 32 derajat celcius 5 dapat dibayangkan seberapa

Lebih terperinci

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara Ingerid Lidia Moniaga (1), Octavianus H.A. Rogi (2), Amanda Sutarni Sembel (3) (1) Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Dalam bab ini menjelaskan tentang Metode penjabaran deskriptif tentang alur dalam proses perancangan. Alur tersebut meliputi penjabaran dari latar belakang atau ide perancangan,

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang secara administratif berlokasi di Kp. Bojongsari RT 03 RW 05 Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 16 BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) adalah sebuah perusahaan konsultan lanskap yang berdiri pada tahun 2004 di Bogor. Pendiri Oemardi_Zain atau sering disingkat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 12 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian di lapang berlangsung dari April 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kawasan Industri Karawang International

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

Lebih terperinci

TAHAPAN KEGIATAN ARL PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP

TAHAPAN KEGIATAN ARL PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP TAHAPAN KEGIATAN ARL ARL 200 Departemen Arsitektur Lanskap PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI /LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP PERANCANGAN/DESAIN TAPAK/LANSKAP Proses memahami kualitas &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh dengan keberagaman budaya dan pariwisata. Negara yang memiliki banyak kekayaan alam dengan segala potensi didalamnya, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR LANSKAP ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL 9/7/2014 ARL 200. Departemen Arsitektur Lanskap CONTOH ANALISIS TAPAK

ARSITEKTUR LANSKAP ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL 9/7/2014 ARL 200. Departemen Arsitektur Lanskap CONTOH ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL ARSITEKTUR LANSKAP ARL 200 PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP Departemen Arsitektur Lanskap PERANCANGAN/DESAIN TAPAK/LANSKAP

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Perumusan Permasalahan 5 C. Tujuan dan Sasaran Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian

Lebih terperinci

6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI

6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI 6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI 6.1 Model Pengembangan Agrowisata Mempertimbangkan berbagai hasil yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka model pengembangan agrowisata berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Bisnis Bintang 4 di Kota Jambi. Rahma Mastovani_ L2B008122

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Bisnis Bintang 4 di Kota Jambi. Rahma Mastovani_ L2B008122 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota sebagai ibukota provinsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pelayanan jasa utama di Provinsi. Kota adalah daerah yang menghubungkan lintas tengah dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Lokasi yang dijadikan fokus penelitian berlokasi di TWA Cimanggu Sesuai administrasi pemangkuan kawasan konservasi, TWA Cimanggu termasuk wilayah kerja Seksi Konservasi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus 30 KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak kompleks candi

Lebih terperinci