BAB 2. Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. Landasan Teori"

Transkripsi

1 BAB 2 Landasan Teori 2.1Teori teori Dasar / Umum Pengertian Data Mining Menurut (Han, Kamber, & Pei, 2011)menjelaskan bahwa Data Mining merupakan pemilihan atau menggali pengetahuan dari jumlah data yang banyak. Hal ini diperkuat oleh teori dari (Han, Kamber, & Pei, 2011) yang mengatakan data mining adalah proses menemukan pola yang menarik dan pengetahuan dari data yang berjumlah besar dan juga teori dari (Segall, 2008) yang menjelaskan Data Mining disebut penemuan pengetahuan atau menemukan pola yang tersembunyi dalam data. Jadi bisa disimpulkan kalau Data Mining adalah suatu proses untuk menemukan knowledge (pengetahuan) yang tersembunyi melalui pola pola menarik dari data yang berjumlah besar Teknik Data Mining Banyak fungsi data mining yang dapat digunakan. Dalam kasus tertentu fungsi data mining dapat digabungkan untuk menjawab masalah yang dihadapi (MacLennan, 2009). Berikut adalah fungsi data mining secara umum: 1. Classification Fungsi dari Classification adalah untuk mengklasifikasikan suatu target class ke dalam kategori yang dipilih. Menurut (Purba), Classification untuk membangun model (fungsi) yang menguraikan dan membedakan kelas atau konsep untuk peramalan kedepan. Misal, mengklasifkasikan negara berdasarkan iklim atau mengklasifikasikan mobil berdasarkan konsumsi bahan bakarnya. Jadi Classification adalah teknik yang mengklasifikasikan target class untuk dijadikan pendukung kesimpulan peramalan kedepannya. 11

2 12 Gambar 2.1 Proses klasifikasi menggunakan Decision Tree Sumber: (MacLennan, 2009) 2.Clustering Fungsi dari clustering adalah untuk mencari pengelompokan atribut ke dalam segmentasi-segmentasi berdasarkan similaritas. Gambar 2.2 Mengelompokanpendapatan kedalam tiga kategori umur Sumber: (MacLennan, 2009) 3. Association Fungsi dari association adalah untuk mencari keterkaitan antara atribut atau item set, berdasarkan jumlah item yang muncul dan ruleassociation yang ada.

3 13 Gambar 2.3 Keterkaitan mencari pola pembelian antara satu prodak dengan prodak lainnya Sumber: (MacLennan, 2009) 4. Regression Fungsi dari regression hampir miripdengan klasifikasi.fungsi dari regression adalah bertujuanuntuk mencari prediksi dari suatu pola yang ada. 5. Forecasting Fungsi dari forecasting adalah untuk peramalan waktu yang akan datang berdasarkantrend yang telah terjadi di waktu sebelumnya. Gambar 2.4 Peramalan pada kemungkinan kejadian/ fenomena akan terjadi di waktu yang akan datang Sumber: (MacLennan, 2009)

4 14 6. Sequence Analysis Fungsi dari sequenceanalysis adalah untuk mencari pola urutan dari rangkaian kejadian. Gambar 2.5 Menyusun pola kejadian/ fenomena yang ada berdasarkan urutan terjadinya Sumber: (MacLennan, 2009) 7. Deviation Analysis Fungsi dari devation analysis adalah untuk mencari kejadian langka yang sangat berbeda dari keadaan normal (kejadian abnormal) Naïve Bayes Naïve Bayes merupakan pengklasifikasian dengan metode probabilitas dan statistik yang dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, yaitu memprediksi peluang di masa depan berdasarkan pengalaman di masa sebelumnya sehingga dikenal sebagai Teorema Bayes. Menurut(Santoso, 2007), klasifikasi Bayesian adalah klasifikasi statistik yang bisa memprediksi probabilitas sebuah class. Menurut (Olson & Dursun, 2008) yang menjelaskan Naïve bayes untuk setiap kelas keputusan, menghitung probabilitas dengan syarat bahwa kelas keputusan adalah benar, mengingat vektor informasi obyek. Klasifikasi Bayesian ini dihitung berdasarkan Teorema Bayes berikut ini : Sumber: (Han, Kamber, & Pei, 2011)

5 15 Berdasarkan rumus di atas kejadian H merepresentasikan sebuah kelas dan X merepresentasikan sebuah atribut. P(H) disebut prior probability H, contoh dalam kasus ini adalah probabilitas kelas yang mendeklarasikan normal. P(X) merupakan prior probability X, contoh untuk probabilitas sebuah atribut protocol_type. P(H X) adalah posterior probability yang merefleksikan probabilitas munculnya kelas normal terhadap data atribut protocol_type. P(X H) menunjukkan kemungkinan munculnya prediktor X (protocol_type) pada kelas normal. Dan begitu juga seterusnya untuk proses menghitung probabilitas ke-empat kelas lainnya Classification vs Clustering Dari tugas tugas data mining yang telah di jelaskan, perbandingan antara Classification dan Clustering menurut (Han & Kamber, Data Mining : Concept and Techniques Second Edition, 2006) lebih spesifik digambarkan sebagai berikut : Tabel 2.1 Perbandingan Metode Classification dan Clustering Classification 1. Menganalisis label kelas dari data objek. 2. Label kelas ada atau terlihat jelas pada training data. 3. Bertujuan untuk mengelompokan pada kelas kelas yang telah ditentukan. Clustering 1. menganalisis data objek tanpa ada label kelas. 2.label kelas tidak ada atau tidak terlihat pada training data. 3.bertujuan untuk mengelompokan dan menentukan label kelas dari tiap cluster yang telah terbentuk

6 16 4. Proses Klasifikasi berdasarkan pada menemukan sebuah model atau fungsi yang menggambarkan dan membedakan data kelas atau konsep, dengan tujuan untuk dapat menggunakan model untuk memprediksi objek kelas yang kelas labelnya belum diketahui. Model tersebut berdasarkan pada analisis dari training data (data objek yang kelas labelnya telah diketahui.) 4. Proses Clustering berdasarkan pada prinsip: objek yang ada di dalam satu cluster memiliki kemiripan yang tinggi dari pada yang lainnya, tetapi sangat berbeda dengan objek yang ada pada cluster lainnya. Jadi berdasarkan perbandingan antara teknik data mining di atas, maka ditentukan teknik data mining yang digunakan, yaitu classification. Karena adanya penggunaan label kelas pada data yang digunakan yaitu antara jantung dan tidak jantung sehingga bisa membantu analisa pada data pasien baru yang kelas labelnya belum diketahui CRISP DM Penelitian ini melakukan proses data mining dengan memanfaatkan metodologi CRISP-DM. Metodologi initerdiridarienam tahapprosessiklus. Metodologi ini membuat data mining yang besar dapat dilakukan dengan lebih cepat, lebih ekonomis, dan mudah untuk diatur. Bahkan, datamining yang berukuran kecil pun dapat memperoleh keuntungan dari CRISP-DM (Olson & Dursun, 2008). Berikut adalah enam tahap yang disebut sebagai siklus: 1. Business understanding Business understanding meliputi penentuan tujuan bisnis, menilai situasi saat ini, menetapkan tujuan data mining, dan mengembangkan rencana proyek. 2. Data understanding Setelah tujuan bisnis dan rencana proyek ditetapkan, Data understanding mempertimbangkan persyaratan data. Langkah inidapat mencakup

7 17 pengumpulan data awal, deskripsi data, eksplorasi data, dan verifikasi data yang berkualitas. 3. Data preparation Setelah sumber data telah tersedia untuk diidentifikasi. Data tersebut perlu untuk dipilih, dibersihkan, dibangun ke dalam model yang diinginkan, dan diformat. Pembersihan data dan transformasi data dalam penyusunan pemodelan data perlu terjadi ditahap ini. Gambar 2.6 Greedy (heuristic) methods for attribute subset selection. Sumber: (Han, Kamber, & Pei, Data Mining Concepts and Techniques 3rd Edition, 2011) Terdapat beberapa teknik dalam mengolah data seperti Data Transformation, Data Reduction dan Data Cleaning, diantaranya : Generalization Mengubah data atribut low level menjadi atribut high level, contoh: atribut numerical menjadi ordinal. Attribute construction Penambahan atribut baru untuk kepentingan proses mining. Attribute subset selection

8 18 Attribute subset selection dilakukan untuk pemilihan atribut yang menjadi atribut predictor. Ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan dalam melakukan attribute subset selection, yaitu : a. Stepwise forward selection Proses metode ini adalah untuk mencari atribut terbaik dari seluruh data set dan di masukkan ke dalam data set baru berdasarkan atribut terbaik yang telah dipilih. b. Stepwise backward elimination Proses metode ini adalah untuk mencari atribut yang tidak berkaitan dengan data mining yang dicari, lalu langsung menghapusnya dari data set. c. Combination of forward selection and backward elimination Proses metode ini adalah penggabungan dari metode stepwise forward selection dan stepwise backward elimination. d. Decision tree induction Proses metode ini menggunakan algoritma decision tree, seperti algoritma ID3, C4.5, dan cart dalam mencari atribut yang terbaik.

9 19 Missing Value Nilai null yang terdapat dalam data set dapat mengganggu pembuatan mining yang dilakukan. Ada 6 (enam) metode yang dapat digunakan dalam mengolah nilai null yang terdapat dalam data, yaitu : a. Ignore the tuple: tidak menggunakan tuple yang memiliki nilai null. b. Fill in the missing value manually: mengisi sendiri nilai null yang terdapat dalam data. c. Use global constant to fill in the missing value: mengganti nilai null dengan label constant, seperti Unknown. d. Use the attribute mean to fill in the missing value: mengganti nilai null dengan rata-rata yang dimiliki atribut. e. Use the attribute mean for all samples belonging to the same class the given tuple: mengganti nilai null dengan nilai rata-rata yang dimilik atribut berdasarkan target kelas yang dicari. f. Use the most probable value to fill in the missing value: mengganti nilai null dengan nilai yang paling mungkin muncul berdasarkan atribut target kelas yang dicari. 4. Modeling Tujuan dari pemodelan data mining adalah untuk mencari hasil dari berbagai situasi yang ada. Alat perangkat lunak untuk data mining seperti visualisasi (men-split data dan membangun hubungan) dan analisis kluster (untuk mengidentifikasikan variabel berjalan dengan baik secara bersamaan) dapat berguna untuk analisis awal model yang akan digunakan. Pembagian data ke dalam set pelatihan dan pengujian juga diperlukan untuk pemodelan. 5. Evaluation Hasil model harus dievaluasi sesuai tujuan bisnis pada tahap pertama (pemahaman bisnis). Evaluasi dilakukan dari hasil visualisasi dan perhitungan statistik pengujian berdasarkan pemodelan yang dibuat. Pada akhir dari tahap ini, keputusan penggunaan hasil data mining telah ditentukan. 6. Deployment Pembuatan dari model bukanlah akhir dari proyek data mining. Meskipun tujuan dari pemodelan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dari data, pengetahuan data tersebut perlu dibangun dengan terorganisasi dan dibuat pada satu bentuk yang dapat digunakan oleh pengguna.

10 20 Gambar 2.7 CRISP-DM process Sumber: (Olson & Dursun, 2008) Kelebihan dan Keterbatasan Data Mining Kelebihan dari menggunakan data mining di berbagai aplikasi seperti Perbankan, Manufacturing dan Produksi, Pemasaran, Kesehatan, dll adalah sebagai berikut(vikram & Upadhayaya, 2011) : 1. Perbankan: Data mining mendukung sektor perbankan dalam proses pencarian pola yang sebelumnya belum diketahui dari database yang besar; otomatisasi proses penemuan informasi yang prediktif. Data mining membantu memperkirakan tingkat pinjaman yang buruk dan pelanggaran dalam penggunaan kartu kredit, memprediksi penggunaan kartu kredit oleh nasabah baru dan memprediksi nasabah mana yang memiliki respon cepat terhadap penawaran pinjaman yang ditawarkan. 2. Manufacturing dan Produksi: Data mining membantu memprediksi kegagalan mesin dan menemukan faktor kunci yang mengontrol optimisasi dari kapasitas manufacturing. 3. Marketing: Data mining memfasilitasi pemasaran sektor klasifikasi pelanggan demografis yang dapat digunakan untuk memprediksi dimana pelanggan akan

11 21 menanggapi mailing atau membeli produk tertentu dan hal ini sangat membantu dalam pertumbuhan bisnis. 4. Kesehatan: Data mining mendukung banyak di sektor kesehatan. Mendukung sektor kesehatan oleh berhubungan demografi pasien dengan penyakit kritis, mengembangkan wawasan yang lebih baik pada gejala dan penyebab mereka dan belajar bagaimana untuk memberikan perawatan yang tepat. 5. Asuransi: Data mining membantu sektor asuransi dalam memprediksi klaim palsu dan cakupan medis yang biaya, faktor penting yang mempengaruhi cakupan medis mengklasifikasikan dan memprediksi pelanggan pola Pelanggan yang akan membeli kebijakan baru. 6. Hukum: Penegakan hukum dibantu oleh data mining oleh pemantauan pola perilaku penjahat. Melacak pola kejahatan, lokasi dan perilaku kriminal, mengidentifikasi berbagai atribut untuk data pertambangan, membantu dalam memecahkan kasuskasus kriminal. 7. Pemerintahan dan Pertahanan: Data mining membantu untuk memperkirakan biaya bergerak peralatan militer dan memprediksi konsumsi sumber daya. Selain itu membantu dalam pengujian strategi untuk keterlibatan militer yang potensial dan meningkatkan keamanan dalam negeri dengan pertambangan data dari berbagai sumber. 8. Broker dan Bursa Efek: Data mining membantu memprediksi perubahan harga obligasi dan peramalan kisaran fluktuasi saham yang menentukan kapan harus membeli atau menjual saham. 9. Hardware dan Software Komputer: Memprediksi kegagalan disk dan potensi pelanggaran keamanan dapat dilakukan dengan data mining. 10. Penerbangan: Mendukung dalam memeriksa kelayakan menambahkan rute untuk meningkatkan laba usaha dan untuk mengurangi kehilangan dengan menangkap data di mana penumpang terbang dan tujuan akhir dari penumpang. Disamping kelebihan ada juga keterbatasan data mining yang juga dijelaskan sebagai berikut: 1. Masalah Privasi Salah satu kelemahan adalah masalah privasi pribadi. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan boom internet, kekhawatiran tentang privasi telah meningkat sangat. Karena keprihatinan privasi ini, individu seperti pengguna internet, karyawan, pelanggan

12 22 sangat takut bahwa tidak diketahui orang mungkin memiliki akses ke informasi pribadi mereka dan kemudian menggunakan informasi dalam cara yang tidak etis dan ini dapat menyebabkan kerusakan pada mereka. Meskipun, beberapa hukum dilindungi pengguna untuk menjual atau memperdagangkan informasi pribadi antara organisasi berbeda, menjual informasi pribadi terjadi 2. Masalah Keamanan Kelemahan terbesar yang lain adalah masalah keamanan yang selalu menjadi perhatian utama dalam teknologi informasi. Perusahaan memiliki banyak informasi tentang karyawan dan pelanggan termasuk nomor jaminan sosial, tanggal lahir, gaji dll, dan juga tersedia di online. Tapi, mereka tidak memiliki cukup sistem keamanan di tempat untuk melindungi informasi ini. Mereka telah banyak kasus di mana hacker mengakses dan mencuri data pribadi pelanggan. 3. Penyalahgunaan informasi / Informasi Tidak Akurat Tren memperoleh dari data mining yang dimaksudkan untuk digunakan untuk beberapa tujuan etis atau bisnis. Namun dapat disalahgunakan untuk tujuan lain tidak etis. Bisnis yang tidak etis atau individu mungkin menggunakan informasi untuk mengambil keuntungan dari orang-orang rentan atau untuk melakukan diskriminasi terhadap sekelompok orang tertentu. Selain itu, data pertambangan teknik bukanlah persen persen akurat. Dengan demikian kesalahan yang mungkin terjadi yang dapat memiliki konsekuensi serius.

13 Data Mining vs Statistik Menurut (Moss & Atre, 2003), data mining dan statistik sama - sama mempunyai kekuatan dan kelemahan. Tabel 2.2 PerbandinganData Mining Dan Statistika Statistik Data Mining Statistik selalu dimulai dengan hipotesis. Data mining tidak membutuhkan hipotesis Statistik harus mengembangkan persamaan mereka sendiri untuk mencocokkan hipotesis Algoritma data mining bisa mengembangkan persamaannya sendiri. mereka. Analisis statistic hanya menggunakan data numerik. Data mining bisa menggunakan berbagai tipe data (contoh: teks, suara), tidak hanya data numerik. Statistik dapan menemukan dan menyaring data kotor selama analisis. Data mining tergantung pada data yang bersih dan terdokumentasi secara teratur. Statistik menginterpretasikan hasilnya dan menyampaikan hasil ini kepada manajer Hasil data mining tidak mudah untuk diinterpretasikan. Statistik tetap dilibatkan bisnis dan eksekutif bisnis. dalam analisis hasil data mining dan menyampaikan temuannya kepada manajer bisnis dan eksekutif bisnis. Jadi berdasarkan perbandingan diatas maka digunakan Data Mining dengan pertimbangan analisis data yang mengandung teks di dalamnya.

14 Data Mining vs DSS Menurut (Sehgal, Sehgal, Sehgal, & Chauhan, 2012), DSS (Decision Support System) menyediakan pelayanan manajemen, operasi dan level perencanaan dari suatu organisasi dan membantu dalam pengambilan keputusan. Sedangkan Data Mining mempunyai peran vital untuk mengekstrak informasi penting untuk membantu dalam pengambilan keputusan dari DSS. Jadi bisa disimpulkan bahwa data mining dan DSS berkaitan oleh karena data mining merupakan proses analisis yang bisa terlibat dalam DSS yang berfungsi menghasilkan knowledge baru untuk mendukung pengambilan keputusan Classfier accuracy Measurables Classifier Accuracy Measures menurut (Han & Kamber, Data Mining : Concept and Techniques Second Edition, 2006) adalah metode klasifikasi yang dilakukan berdasarkan tingkat akurasi model dalam melakukan prediksi. Hal ini dilakukan karena keakuratan dalam mengolah data merupakan salah satu hal yang penting. Metode yang digunakan untuk menguji tingkat akurasi model klasifikasi ini adalah metode holdout. Dalam metode ini, data asli dipartisi menjadi dua himpunan yang saling terpisah yang dinamakan training set dan test set. Model klasifikasi kemudian dibangun berdasarkan training set dan hasilnya kemudian dievaluasi dengan menggunakan testing set. Akurasi dari masing-masing metode klasifikasi dapat diestimasi berdasarkan akurasi yang diperoleh dari test set. Proporsi antara training set dan test set tidak mengikat tetapi agar variansi dalam model tidak terlalu besar maka dapat ditentukan bahwa proporsi training set lebih besar daripada test set-nya. Biasanya 2/3 dari data dijadikan training set dan 1/3 lagi dijadikan testing set. Ukuran dari tingkat akurasi sebuah classifier dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan Classifier Accuracy Measurables, yaitu sebagai berikut: Sensivity = Specificity =

15 25 Precision = Accuracy = sensivity + specifity Sumber:(Han, Kamber, & Pei, 2011) t_pos adalah jumlah true positive yaitu jumlah data yang berhasil di prediksi oleh classifier dengan benar (misalkan jumlah data kelas yes dari sampel yang secara benar dapat di prediksi sebagaimana mestinya oleh model klasifikasi), pos adalah jumlah sampel data positives ( yes ), t_neg adalah jumlah true negativesyaitu adalah kebalikan dari true positive (misalkan jumlah data kelas no dari sampel yang benar dapat diprediksi sebagaimana mestinya oleh model klasifikasi), neg adalah jumlah total sampel negatives ( no ), dan f_pos adalah false positives yaitu jumlah data yang salah di prediksi oleh classifier ( no diprediksi sebagai yes ). Sensivity adalah ukuran tingkatan derajat classifier dapat mengenal positives samples ( yes ) berdasarkan jumlah true positives yang dapat diprediksi secara benar jika yang diberikan adalah sampel positives. Specificity adalah ukuran tingkatan derajat classifier dapat mengenal negatives samples ( no ) berdasarkan true negatives yang dapat diprediksi secara benar jika yang diberikan adalah sampel negatives. Precision adalah besarnya presentase classifier dalam menebak dengan tepat kelas true positives ( yes ) dengan melihat perbandingan true positive yang dapat diprediksi dengan penjumlahan true positive dan false positive. Accuracy adalah derajat ukuran yang merupakan fungsi dari Sensivity dan Specificity model klasifikasi dalam melakukan prediksi Confusion Matrix Menurut (Han, Kamber, & Pei, 2011)Confusion matrix adalah alat yang berguna untuk menganalisis seberapa baik classifier mengenali tuple dari kelas yang berbeda. TP dan TN memberikan informasi ketika classifier benar, sedangkan FP dan FN memberitahu ketika classifier salah.

16 26 Sumber:(Han, Kamber, & Pei, 2011) Ukuran tingkat kesalahan klasifikasi juga dapat dihitung dengan mencari Error Rate: Sumber:(Han, Kamber, & Pei, 2011) Laplacian Correction Laplacian Correction (atau Laplace Estimator) adalah suatu cara untuk menangani nilai probabilitas 0 (nol). Dari sekian banyak data di training set, pada setiap perhitungan datanya ditambah 1 (satu) dan tidak akan membuat perbedaan yang berarti pada estimasi probabilitas sehingga bisa menghindari kasus nilai probabilitas 0 (nol). Sebagai contoh, asumsikan ada class buy=yes di suatu training set, memiliki 1000 (seribu ) sampel, ada 0 (nol) sampel dengan income=low, 990 sampel dengan income=medium, dan 10 sampel dengan income=high. Probabilitas dari kejadian ini tanpa Laplacian Correction adalah 0, (dari 990/1000), dan (dari 10/1000). Menggunakan Laplacian Correction dari tiga sampel diatas, diasumsikan ada 1 sampel lagi untuk masing masing nilai income. Dengan cara ini, didapatkanlah probabilitas sebagai berikut (dibulatkan menjadi 3 angka dibelakang koma): Sumber:(Han, Kamber, & Pei, 2011)

17 27 Probabilitas yang dibenarkan hasilnya tidak berbeda jauh dengan hasil probabilitas sebelumnya sehingga nilai probabilitas 0 (nol) dapat dihindari (Leung, 2007) Fishbone Diagram Diagram sebab akibat Cause-and-effect diagram atau dikenal sebagai fishbone atau diagram ishikawa adalah diagram yang mengklasifikasikan berbagai macam penyebab pada efek operasi kedalam sebuah desain, ditunjukan dengan sebuah panah yang menghubungkan antara sebab dan akibat (Kai Yang, Ph.D &Basem S.El-Haik, Ph.D, Design For Six Sigma, 2003) Manfaat Fishbone Diagram Fishbone diagram digunakan untuk menstrukturkan masalah yang bersifat kompleks dengan membangun hubungan sebab akibat pada analisisnya. Berikut adalah rincian manfaatnya : Mengidentifikasi kemungkinan akar penyebab, alasan dasar, bagi sebuah dampak yang spesifik Menyortir dan mengaitkan beberapa interaksi antara faktor yang mempengaruhi sebuah proses atau akibat Menganalisis permasalahan yang ada sehingga tindakan yang benar dapat diambil

18 28 Gambar 2.8 Fishbone Diagram Sumber :Copyright 2012 John Wiley & Sons, Inc. Project Management Slide Mengembangkan Fishbone Diagram 1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan secara jelas hasil atau efek yang dianalisis Memutuskan akibat yang akan diperiksa, akibat dinyatakan secara khusus sebagai karakteristik atau masalah hasil dari kerja, perencanaan objektif dan sejenisnya. Akibat bisa positif (sebuah objektif) atau negative (sebuah masalah), tergantung pada isu yang dibahas. 2. Menggunakan bagan yang diposisikan dengan membuat tulang dan membuat kotak akibat di bagian ujung kanan 3. Mengidentifikasi penyebab utama yang berkontribusi pada akibat yang dipelajari Membangun penyebab utama atau katogori atau penyebab utama lainnya yang didaftarkan. Bebarapa kategori utamanya antara lain; metode, material, mesin, orang, kebijakan, prosedur, dan lingkungan. 4. Mengidentifikasi faktor dari setiap penyebab utama sebagai subfaktor

19 29 5. Mengidentifikasi secara detail level sebab akibat dengan menggunakan pertanyaan yang mengacu pada ketergantungan antara sebab dan akibat PHP Menurut (Prasetyo, 2004), PHP merupakan bahasascripting server-side, dimana pemrosesan datanya dilakukan pada sisi server. Sederhananya, serverlah yang akan menerjemahkan skrip program, barukemudian hasilnya akan dikirim kepada client yang melakukan permintaan Keunggulan PHP Seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP. Namunkekuatan yang paling utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan sistem database di dalam web. Kelebihan-kelebihan dari PHP diantaranya adalah : a. PHP mudah dibuat dan dijalankan, maksudnya PHP dapat berjalan dalam Web Server dan dalam Sistem Operasi yang berbeda pula. b. PHP adalah software open-source yang gratis dan bebas didistribusikan kembali di bawah lisensi GPL (GNU Public License). User dapat mendownload kode-kode PHP tanpa harus mengeluarkan uang atau khawatir dituntut oleh pihak pencipta PHP. c. PHP bisa dioperasikan pada platform Linux ataupun Windows. d. PHP sangat efisien, karena PHP hanya memerlukan resource system yang sangat sedikit dibanding dengan bahasa pemograman lain. e. Ada banyak Web Server yang mendukung PHP, seperti Apache, PWS, IIS, dan lainlain. f. PHP juga didukung oleh banyak database, seperti MySQL, PostgreSQL, Interbase, SQL, dan lain-lain. g. Bahasa pemograman PHP sintaknya sederhana, singkat dan mudah untuk dipahami. h. HTML-embedded, artinya PHP adalah bahasa yang dapat ditulis dengan menempelkan pada sintak-sintak HTML.

20 MySQL Menurut (Prasetyo, 2004), MySQL merupakan salah satudatabase server yang berkembang di lingkungan open source dan didistribusikansecara free (gratis) dibawah lisensi GPL. MySQL merupakan RDBMS (Relational Database Management System) server. RDBMS adalah program yang memungkinkan pengguna databaseuntuk membuat, mengelola, dan menggunakan data pada suatu model relational.dengan demikian, tabel-tabel yang ada pada database memiliki relasi antara satutabel dengan tabel lainnya Keunggulan MySQL Beberapa keunggulan dari MySQL yaitu : a. Cepat, handal dan Mudah dalam penggunaannya MySQL lebih cepat tiga sampai empat kali dari pada database serverkomersial yang beredar saat ini, mudah diatur dan tidak memerlukan seseorang yang ahli untuk mengatur administrasi pemasangan MySQL. b. Didukung oleh berbagai bahasa Database server MySQL dapat memberikan pesan error dalam berbagaibahasa seperti Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman,dan Italia. c. Mampu membuat tabel berukuran sangat besar Ukuran maksimal dari setiap tabel yang dapat dibuat dengan MySQLadalah 4 GB sampai dengan ukuran file yang dapat ditangani oleh sistem operasi yang dipakai. d. Lebih Murah MySQL bersifat open source dan didistribusikan dengan gratis tanpa biaya untuk UNIX platform, OS/2 dan Windows platform. e. Melekatnya integrasi PHP dengan MySQL Keterikatan antara PHP dengan MySQL yang sama-sama software open source sangat kuat, sehingga koneksi yang terjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan database server lainnya. Modul MySQL di PHP telah dibuat built-in sehingga tidak memerlukan konfigurasi tambahan pada file konfigurasi php ini.

21 Kerangka Berpikir Tabel 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian

22 32

23 33

24 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas Definisi, Jenis dan Karakteristik penyakit jantung Menurut (Rosiawati, 2010), jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan denganbasisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex nya (puncak ) miring ke sebelahkiri. Berat jantung kira kira 300 gram. Jantung berada di dalam torak, antara kedua paru paru di belakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan. Ukuran jantung kira kira sebesar kepalan tangan. Jantung terbagi oleh sebuahseptum, (sekat) menjadi dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Sesudah lahir tidak adahubungan satu dengan yang lain antara kedua belahan ini. Setiap belahan kemudiandibagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut atrium dan yang bawah disebutventrikel. Maka di kiri terdapat 1 atrium dan 1 ventrikel, dan di kanan juga ada 1atrium 1 ventrikel. Penyakit jantung terbagi menjadi 10 (sepuluh) bagian, diantaranya adalah sebagai berikut (Rosiawati, 2010): 1. Gagal Jantung Kronik Kondisi patofisiologi (kelainan fungsi jantung), dimana terdapat kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan. 2. Gagal Jantung Akut Serangan cepat ( rapid onset ) dari gejala gejala atau tanda tanda ( symptom and signs) akibat fungsi jantung yang abnormal. 3. Jantung Katup Penyakit jantung yang disebabkan karena kelainan katup jantung 4. Jantung Perikarditis Inflamansi pericardius, kantung membrane yang membungkus jantung / peradangan perikard ( selaput jantung). 5. Jantung Koroner Penyakit jantung akibat gangguan / kelainan pada pembuluh darah koroner 6. Jantung Hipertensi Penyakit jantung yang disebabkan karena hipertensi. 7. Jantung Kardiomiopati Suatu kelompok penyakit yang langsung mengenai otot jantung atau miokaditu sendiri.

25 35 8. Penyakit Jantung Kongenital/ bawaan Merupakan kelainan struktur atau fungsi dari sistem kardiovaskuler yang ditemukan pada saat lahir walaupun dapat ditemukan di kemudian hari. 9. Penyakit Jantung Paru Pembesaran jantung kanan yang disebabkan oleh penyakit paru kronis dan tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri. 10. Penyakit Jantung Teroid Penyakit Jantung teroid disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan hormon teroid Pemeriksaan medis Medical check up (MCU) dengan pemeriksaan fisik adalah hal yang sama. Menurut (Medical Check Up: RS Mitra Keluarga Bekasi), MCU merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang dokter dalam melakukan pemeriksaan tubuh pasien untuk mencari adanya kejanggalan atau gejala dari suatu penyakit. Lebih lanjut lagi, dikemukakan juga tujuan dari MCU, yaitu: 1. Mendeteksi secara dini adanya suatu penyakit dalam tubuh seseorang 2. Mengatasi secepat mungkin gangguan kesehatan yang telah ditemukan 3. Mencegah penyakit yang telah dideteksi secara dini tidak berlanjut Prosedur yang dilakukan oleh seorang dokter dalam melakukan pemeriksaan medical check up mulai dengan tanya jawab atau dikenal dengan istilah anamnesa. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan berupa laboratorium (baik pemeriksaan darah, urine, dll), rontgen dada, EKG/Treadmill Test(Medical Check Up: RS Mitra Keluarga Bekasi). Dalam MCU pemeriksaan yang dilakukan menyeluruh dan pemeriksaan tambahan dilakukan tanpa melihat kondisi pasien Lab kimia darah Kebanyakan laporan laboratorium memperlihatkan tes kimia darah. Tes ini mengukur berbagai zat kimia dalam darah kita untuk melihat apakah tubuh manusia berfungsi dengan baik. Setiap laboratorium mempunyai nilai rujukan untuk hasil tes. Biasanya laporan laboratorium mencantumkan nilai rujukannya dan menandai hasil tes yang berada di luar nilai rujukan (Mentor Healthcare). Pemeriksaan kimia darah yang terdapat di laboratorium

26 36 menurut (Bio Medika) meliputi uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dokter. Berikutnya, di bawah ini akan dijabarkan beberapa laboratorium klinik yang berkaitan dengan diagnosis penyakit jantung, yaitu laboratorium fungsi ginjal, laboratorium diabetes, laboratorium lemak dan laboratorium fungsi jantung. Keempat tes laboratorium ini diambil berdasarkan penyakit penyebab penyakit jantung yang sudah dijelaskan diatas Laboratorium Fungsi Ginjal Menurut (Bio Medika), uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum adalah produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi oleh hati dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran ureum ke dalam urin terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam darah. Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh besar otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Di Laboratorium Klinik Utama Bio Medika pemeriksaan kadar kreatinin dilaporkan dalam mg/dl dan estimated GFR (egfr) yaitu nilai yang dipakai untuk mengetahui perkiraan laju filtrasi glomerulus yang dapat memperkirakan beratnya kelainan fungsi ginjal. Beratnya kelainan ginjal diketahui dengan mengukur uji bersihan kreatinin (creatinine clearance test/cct). Creatinine clearance test/cct memerlukan urin kumpulan 24 jam, sehingga bila pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik hasil pengukuran akan mempengaruhi nilai CCT. Akhir-akhir ini, penilaian fungsi ginjal dilakukan dengan pemeriksaan cystatin-c dalam darah yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan dalam pengumpulan urin. Cystatin adalah zat dengan berat molekul rendah, dihasilkan oleh semua sel berinti di dalam tubuh yang tidak dipengaruhi oleh proses radang atau kerusakan jaringan. Zat tersebut akan dikeluarkan melalui ginjal. Oleh karena itu kadar Cystatin dipakai sebagai indikator yang sensitif untuk mengetahui kemunduran fungsi ginjal.

27 Laboratorium Diabetes Menurut (Mayo Clinic), pengecekan darah yang dilakukan untuk mengetahui pasien terkena diabetes atau tidak, ada 4 (empat) tes darah yang dilakukan, yaitu : Tes Glycated hemoglobin (A1C) Tes darah ini menunjukkan tingkat rata-rata gula darah Anda selama dua sampai tiga bulan. Mengukur persentase gula darah yang melekat pada hemoglobin, protein pengangkut oksigen dalam sel darah merah. Semakin tinggi tingkat gula darah, maka akan tinggi juga hemoglobin seseorang dengan memiliki kandungan gula didalamnya. A1C tingkat 6,5 persen atau lebih tinggi pada dua terpisah tes menunjukkan bahwa seseorang memiliki diabetes. Tes Random Blood Sugar Sampel darah akan diambil pada waktu acak. Terlepas dari Kapan Anda terakhir makan, gula darah acak tingkat 200 miligram per deciliter (mg/dl) 11.1 millimoles per liter (mmol/l) atau lebih mengisyaratkan terkenanya diabetes. Tes Fasting Blood Sugar Sampel darah akan diambil setelah semalam berlalu. Tingkat gula darah puasa antara 100 dan 125 mg/dl (5,6 dan 6.9 mmol/l) dianggap prediabetes. Jika pada 126 mg/dl (7 mmol/l) atau yang lebih tinggi di dua tes terpisah, maka seseorang akan dapat didiagnosis dengan diabetes. Tes Oral glucose tolerance Sampel darah akan diambil setelah Anda puasa untuk setidaknya delapan jam atau semalam. Kemudian Anda akan diminta minum gula, dan tingkat gula darah Anda akan diukur lagi setelah dua jam. Gula darah tingkat kurang dari 140 mg/dl (7.8 mmol/l) normal. Tingkat gula darah dari 140 untuk 199 mg/dl (7,8 sampai 11 mmol/l) dianggap prediabetes. Ini kadang-kadang disebut sebagai gangguan toleransi glukosa Laboratorium Lemak Menurut (Bio Medika), pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti pasien

28 38 dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya berpuasa selama jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner Laboratorium Fungsi Jantung Menurut (Bio Medika), Uji fungsi jantung dapat dipakai pemeriksaan creatine kinase (CK), isoenzim creatine kinase yaitu CKMB, N-terminal pro brain natriuretic peptide (NT pro-bnp) dan Troponin-T. Kerusakan dari otot jantung dapat diketahui dengan memeriksa aktifitas CKMB, NT pro-bnp, Troponin-T dan hscrp. Pemeriksaan LDH tidak spesifik untuk kelainan otot jantung, karena hasil yang meningkat dapat dijumpai pada beberapa kerusakan jaringan tubuh seperti hati, pankreas, keganasan terutama dengan metastasis, anemia hemolitik dan leukemia.

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Data Mining Menurut Han dan Kamber (2011:6) menjelaskan bahwa Data Mining merupakan pemilihan atau menggali pengetahuan dari jumlah data yang banyak. Berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Sebelum melakukan penelitian penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka dari penelitian lain dan penelitian tentang prediksi penjurusan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION Betrisandi betris.sin@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Pendapatan untuk perusahaan asuransi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inspeksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan hasil studi lapangan (wawancara) Inspeksi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap suatu produk, apakah produk itu baik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK DETEKSI BAKTERI E-COLI

PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK DETEKSI BAKTERI E-COLI PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK DETEKSI BAKTERI E-COLI Laily Hermawanti Program Studi Teknik informatika Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Diponegoro 1B Jogoloyo Demak Telpon

Lebih terperinci

BAB. III. ANALISA PERMASALAHAN

BAB. III. ANALISA PERMASALAHAN BAB. III. ANALISA PERMASALAHAN Pada Bab II telah diuraikan beberapa teori dasar yang akan menjadi acuan / referensi ilmiah dalam melakukan penelitian. Bab ini akan berisi studi kasus yang dibangun dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertukaran informasi di zaman modern ini telah sampai pada era digital. Hal ini ditandai dengan semakin dibutuhkannya teknologi berupa komputer dan jaringan internet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan dalam skema tahap penelitian untuk memberikan petunjuk atau gambaran yang jelas, teratur, dan sistematis seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007 : 119) Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Instrumen Penelitian Pada penelitian ini bahan dan peralatan yang diperlukan sebagai berikut: 3.1.1 Bahan Dalam penelitian ini bahan yang dibutuhkan adalah data siswa kelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terkait Penelitian ini sebelumnya dilakukan studi kepustakaan dari penelitian terdahulu sebagai dasar atau acuan untuk menyelesaikan tugas akhir. Dari studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Database Database (Connoly dan Begg, 2010 : 54-66) adalah suatu pembagian kumpulan data yang berisi secara logika, dan keterangan dari masing-masing data yang didesain untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Decision Tree Definisi Decision tree adalah sebuah diagram alir yang berbentuk seperti struktur pohon yang mana setiap internal node menyatakan pengujian terhadap suatu atribut,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian adapun penulis mencari penelitian penelitian yang memungkinkan terkait dengan penelitian antara lain : 1. Analisis Kinerja Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan langkah-langkah atau metode penelitian sebagai berikut: 1. Penentuan Masalah Penentuan masalah ini diperoleh dari studi literature

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi Mahasiswa yang telah menyelesaikan keseluruhan beban program studi yang telah ditetapkan dapat dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ketika ada seorang pasien yang menderita suatu penyakit dan kemudian pasien tersebut datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan atau check-up, tindakan medis yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu untuk mengklasifikasikan kelayakan kredit calon debitur

Lebih terperinci

SISTEM UNTUK DETEKSI KERUSAKAN MESIN DIESEL MOBIL PANTHER DENGAN METODE NAÏVE BAYES

SISTEM UNTUK DETEKSI KERUSAKAN MESIN DIESEL MOBIL PANTHER DENGAN METODE NAÏVE BAYES ISSN : 2338-4018 SISTEM UNTUK DETEKSI KERUSAKAN MESIN DIESEL MOBIL PANTHER DENGAN METODE NAÏVE BAYES Wawan Singgih P (wawan.sinus@gmail.com) Didik Nugroho (didikhoho@gmail.com) Yustina Retno WU (yustina.retno@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya Parameter Penulis Objek Metode Hasil

Lebih terperinci

Analisis perbandingan Klasifikasi penyakit jantung dengan menggunakan naïve bayes

Analisis perbandingan Klasifikasi penyakit jantung dengan menggunakan naïve bayes Analisis perbandingan Klasifikasi penyakit jantung dengan menggunakan naïve bayes Muhammad Sulkifly Said Program Studi Magister Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No.2 Kampus UGM,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KEPUTUSAN NASABAH TELEMARKETING DALAM MENAWARKAN DEPOSITO

PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KEPUTUSAN NASABAH TELEMARKETING DALAM MENAWARKAN DEPOSITO PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KEPUTUSAN NASABAH TELEMARKETING DALAM MENAWARKAN DEPOSITO Wahyu Nurjaya WK 1, Yusrina Adani 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung Program

Lebih terperinci

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP 1 DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP Achmad Ramadhan Safutra 1, Dwi Wahyu Prabowo 1 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Darwan

Lebih terperinci

Materi 2 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya Materi 2 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Memahami definisi, proses serta teknik data mining. Pengenalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Data Mining

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Data Mining TINJAUAN PUSTAKA Definisi Data Mining Sistem Manajemen Basis Data tingkat lanjut dan teknologi data warehousing mampu untuk mengumpulkan banjir data dan untuk mentransformasikannya ke dalam basis data

Lebih terperinci

CONTOH KASUS DATA MINING

CONTOH KASUS DATA MINING CONTOH KASUS DATA MINING CONTOH KASUS DATA MINING Sebuah rumah sakit ingin ingin menekan biaya perawatan pasien tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Salahsatu potensi yang dapat dimanfaatkan pada penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Kanker merupakan suatu peyakit yang paling ditakuti oleh masyakat karena proses penyembuhannya yang sulit, efek yang ditimbulkan dan memerlukan biaya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa defini sistem antara lain: Menurut Bambang Hariyanto

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Wandira Irene, Mukhlisulfatih Latief, Lillyan Hadjaratie Program Studi S1 Sistem Informasi / Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penerapan dataaminingadalam mengevaluasi kelayakan pemberian kredit saataini telahabanyakadigunakan. Beberapaapenelitianayang relevanaselama 5 (lima) tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Akademik Sistem Informasi Akademik adalah Sistem yang memberikan layanan informasi yang berupa data dalam hal yang berhubungan dengan akademik. Dimana dalam

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Sampel penelitian bersumber dari basis data dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Pusat Pertamina dan Sistem Informasi Laboratorium Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Lebih terperinci

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY DATA WAREHOUSE - PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY in DATABASE (KDD) Penemuan Pengetahuan di Database Tujuan : Mahasiswa Dapat memahami konsep KDD yang merupakan tujuan akhir dari Data Warehouse dan Data

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek, maka dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Secara sederhana data mining adalah penambangan atau penemuan informasi baru dengan mencari pola atau aturan tertentu dari sejumlah data yang sangat besar. Data mining

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 1 PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 Dina Maurina, Ahmad Zainul Fanani S.Si, M.Kom Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pelayanan dalam dunia perbankan adalah pemberian pinjaman kredit kepada nasabah yang memenuhi syarat perbankan. kredit merupakan sumber utama penghasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat banyaknya bidang usaha ikan secara konvensional saat ini maka tidak mudah bagi penjual yang menjual ikannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Klinik Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan

Lebih terperinci

ANALISIS SEGMENTASI NASABAH MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING (Studi Kasus di PT. Buana Sejahtera Multidana Cabang Cikampek)

ANALISIS SEGMENTASI NASABAH MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING (Studi Kasus di PT. Buana Sejahtera Multidana Cabang Cikampek) ANALISIS SEGMENTASI NASABAH MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING (Studi Kasus di PT. Buana Sejahtera Multidana Cabang Cikampek) Meriska Defriani 1, Noviyanti 2 1 STT Wastukancana 2 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK DETEKSI DINI RISIKO PENYAKIT STROKE MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY MAMDANI : STUDI KASUS DI RS XYZ Ahmad Fashel Sholeh, Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sentimen dari pengguna aplikasi android yang memberikan komentarnya pada fasilitas user review

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain : BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Instrumen Penelitian Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain : 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data siswa kelas SMA

Lebih terperinci

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES Selvy Megira 1), Kusrini 2), Emha Taufiq Luthfi 3) 1), 2), 3) Teknik Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi informasi bergerak sedemikian cepat. Dalam konteks global, teknologi informasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jantung mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Jantung mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena jantung merupakan organ tubuh yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Karena itu, jantung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasinya, proses learning harus dihentikan lebih awal atau melakukan pemotongan tree secara umum. Untuk itu diberikan 2 (dua) buah threshold yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pola seperti teknik statistic dan matematika (Larose, 2005).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pola seperti teknik statistic dan matematika (Larose, 2005). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Data Minning Data minning adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola dan kecenderungan dengan memeriksa dalam sekumpulan besar data yang tersimpan dalam penyimpanan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES Nama : Muhammad Rizki NPM : 54410806 Jurusan Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 3.1

Lebih terperinci

DIAGNOSA PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG DENGAN MODEL ALGORITMA NAÏVE BAYES DAN ALGORITMA C4.5

DIAGNOSA PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG DENGAN MODEL ALGORITMA NAÏVE BAYES DAN ALGORITMA C4.5 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 7~12 7 DIAGNOSA PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG DENGAN MODEL ALGORITMA NAÏVE BAYES DAN ALGORITMA C4.5 Tri Retnasari 1, Eva Rahmawati 2 1 STMIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada proses penelitian ini dilakukan beberapa tahapan mulai dari tahap awal yaitu tahap inisiasi, pengembangan model, dan tahap terakhir pengembangan prototipe. Dalam tahapan inisiasi

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING

KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING Moh Ahsan Universitas Kanjuruhan Malang ahsan@unikama.ac.id ABSTRAK. Universitas Kanjuruhan Malang

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010 SISTEM PAKAR PADA PERANGKAT MOBILE UNTUK DIAGNOSIS DAN PENGOBATANPENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Prosedur Penelitian Identifikasi Masalah

BAB III METODOLOGI 3.1. Prosedur Penelitian Identifikasi Masalah BAB III METODOLOGI Dalam penelitian ini metodologi memegang peranan penting guna mendapatkan data yang obyektik, valid dan selanjutnya digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dalam era yang semakin berkembang ini, penggunaan data mining semakin banyak dalam berbagai bidang dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

Cross Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) Nama : Siti Maskuroh NIM : A Kel : A

Cross Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) Nama : Siti Maskuroh NIM : A Kel : A Cross Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) Nama : Siti Maskuroh NIM : A11.2011.06038 Kel : A11.4812 CRISP-DM CRISP - DM adalah metodologi data mining komprehensif dan Model proses untuk

Lebih terperinci

KLASIFIKASI UNTUK DIAGNOSA DIABETES MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN REGULARIZATION NEURAL NETWORK (RBNN)

KLASIFIKASI UNTUK DIAGNOSA DIABETES MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN REGULARIZATION NEURAL NETWORK (RBNN) JURNAL INFORMATIKA VOL.11.NO1, JAN 2017 KLASIFIKASI UNTUK DIAGNOSA DIABETES MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN REGULARIZATION NEURAL NETWORK (RBNN) M.Fadly Rahman 1, M.Ilham Darmawidjadja 2, Dion Alamsah 3 Teknik

Lebih terperinci

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Hironimus Leong, Shinta Estri Wahyuningrum Faculty of Computer Science, Faculty of Computer Science Unika Soegijapranata marlon.leong@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media elektronik

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: KAJIAN KOMPARASI ALGORITMA C4.5, NAÏVE BAYES DAN NEURAL NETWORK DALAM PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA (Studi Kasus pada SMA Muhammadiyah 4 Jakarta ) Ulfa Pauziah Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.4 Latar Belakang. Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.4 Latar Belakang. Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat kurang maksimal dalam pencarian data seorang pegawai. Sulitnya mencari data pegawai dikarenakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE NAIVE BAYES CLASSIFICATION DALAM KLASIFIKASI KELAYAKAN CALON PENDONOR DARAH (STUDI KASUS PMI KAB. DEMAK)

IMPLEMENTASI METODE NAIVE BAYES CLASSIFICATION DALAM KLASIFIKASI KELAYAKAN CALON PENDONOR DARAH (STUDI KASUS PMI KAB. DEMAK) IMPLEMENTASI METODE NAIVE BAYES CLASSIFICATION DALAM KLASIFIKASI KELAYAKAN CALON PENDONOR DARAH (STUDI KASUS PMI KAB. DEMAK) Diana Septiari Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang terpenting bagi manusia. Banyak masyarakat umum yang masih kurang pengetahuannya mengenai berbagai jenis penyakit

Lebih terperinci

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han Klasifikasi Diadaptasi dari slide Jiawei Han http://www.cs.uiuc.edu/~hanj/bk2/ Pengantar Classification Memprediksi kelas suatu item Membuat model berdasarkan data pelatihan dan digunakan untuk mengklasifikasi

Lebih terperinci

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han Klasifikasi Diadaptasi dari slide Jiawei Han http://www.cs.uiuc.edu/~hanj/bk2/ yudi@upi.edu / Okt 2012 Pengantar Classification Memprediksi kelas suatu item Membuat model berdasarkan data pelatihan dan

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendaftaran Siswa Baru Penerimaan siswa baru merupakan gerbang awal yang harus dilalui peserta didik dan sekolah didalam penyaringan objek-objek pendidikan. Peristiwa penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007), Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dimana metode ini bekerja dengan memanipulasi dan melakukan kontrol pada objek penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENENTUKAN POTENSI HUJAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENENTUKAN POTENSI HUJAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENENTUKAN POTENSI HUJAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES Ahmad Subhan 1, Ahmad Zainul Fanani 2 1,2 Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING

BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING A. Metodologi Data Mining Metodologi Data Mining Komponen data mining pada proses KDD seringkali merupakan aplikasi iteratif yang berulang dari metodologi data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Dengan semakin besarnya jumlah data dan kebutuhan akan analisis data yang akurat maka dibutuhkan metode analisis yang tepat. Data mining

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu telah banyak yang menerapkan data mining, yang bertujuan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan seputar dunia pendidikan. Khususnya

Lebih terperinci

Data ini berisi 13 atribut, yaitu. Dengan tipe atribut, yaitu

Data ini berisi 13 atribut, yaitu. Dengan tipe atribut, yaitu Hai khalayak ramai, pada kesempatan kali ini aku mau ngasik tutorial yang berkaitan dengan data mining. Apa sih itu data mining?? Data mining adalah suatu proses menemukan knowledge atau informasi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Data Mining Data mining adalah proses yang menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan machine learning untuk mengekstrasi dan mengidentifikasi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sering terjadi data explosion problem yaitu data data yang tersimpan dalam database berjumlah sangat besar namun dari data data tersebut belum banyak dimanfaatkan

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI DATA REKAM MEDIS. (Studi Kasus Penyakit Diabetes Mellitus di Balai Kesehatan Kementerian. Perindustrian, Jakarta) SKRIPSI

MENGIDENTIFIKASI DATA REKAM MEDIS. (Studi Kasus Penyakit Diabetes Mellitus di Balai Kesehatan Kementerian. Perindustrian, Jakarta) SKRIPSI ALGORITMA ITERATIVE DICHOTOMISER 3 (ID3) UNTUK MENGIDENTIFIKASI DATA REKAM MEDIS (Studi Kasus Penyakit Diabetes Mellitus di Balai Kesehatan Kementerian Perindustrian, Jakarta) SKRIPSI Oleh: AVIA ENGGARTYASTI

Lebih terperinci

Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik

Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik Imam Sutoyo AMIK BSI JAKARTA e-mail: imam.ity@bsi.ac.id Abstrak - Klasifikasi peserta didik merupakan kegiatan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket Bab1 Konsep Data Mining POKOK BAHASAN: Konsep dasar dan pengertian Data Mining Tahapan dalam Data Mining Model Data Mining Fungsi Data Mining TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari segenap sendi kehidupan. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dilakukan melalui media

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER I. PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan salah satu aspek penting dalam evaluasi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DECISION TREE

PERBANDINGAN DECISION TREE 84 2015 Jurnal Krea-TIF Vol: 03 No: 02 PERBANDINGAN DECISION TREE PADA ALGORITMA C 4.5 DAN ID3 DALAM PENGKLASIFIKASIAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA (Studi Kasus: Fasilkom Universitas Singaperbangsa Karawang)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : Data Mining, Filter, Data Pre-Processing, Association, Classification, Deskriptif, Prediktif, Data Mahasiswa.

ABSTRAK. Keywords : Data Mining, Filter, Data Pre-Processing, Association, Classification, Deskriptif, Prediktif, Data Mahasiswa. ABSTRAK Kemajuan teknologi membuat begitu mudahnya dalam pengolahan suatu informasi. Waktu tidak lagi menjadi hambatan dalam pengolahan data yang sangat banyak. Hal ini didukung pula dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining Data Mining Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi Avinanta Tarigan 22 Nov 2008 1 Avinanta Tarigan Data Mining Outline 1 Pengertian Dasar 2 Classification Mining 3 Association Mining 4 Clustering

Lebih terperinci

Penerapan Data Mining Classification Untuk Prediksi Perilaku Pola Pembelian Terhadap Waktu Transaksi Menggunakan Metode Naïve Bayes

Penerapan Data Mining Classification Untuk Prediksi Perilaku Pola Pembelian Terhadap Waktu Transaksi Menggunakan Metode Naïve Bayes Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Penerapan Data Mining Classification Untuk Prediksi Perilaku Pola Pembelian Terhadap Waktu Transaksi Menggunakan Metode

Lebih terperinci

MODUL 12 Model Prediktif

MODUL 12 Model Prediktif MODUL 12 Model Prediktif Prediktif Analytics adalah teknologi yang menangkap proses data mining dalam rutinitas sederhana. Kadang-kadang disebut "one-click data mining," Model ini menyederhanakan dan mengotomatisasi

Lebih terperinci