JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK DETEKSI DINI RISIKO PENYAKIT STROKE MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY MAMDANI : STUDI KASUS DI RS XYZ Ahmad Fashel Sholeh, Prof. Ir. Arif Djunaidy, M.Sc., Ph.D., Wiwik Anggraeni. S.Si., M.Kom. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Sukolilo, Surabaya ahmad09@msh.is.its.ac.id, adjunaidy@gmail.com, wiwik@its-sby.edu Abstrak Stroke merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan tingkat kematian maupun cacat tubuh yang tertinggi. Keadaan ini dapat dicegah dengan mengurangi dan mengenali risiko yang dapat terjadi sedini mungkin. Organisasi stroke dunia mencatat bahwa hampir 85% orang yang mempunyai faktor risiko dapat terhindar dari penyakit stroke apabila mereka menyadari dan mengatasi faktor risiko tersebut sejak dini. Bagi para ahli saraf, diagnosis risiko terkena penyakit stroke merupakan hal yang tidak mudah, karena selain faktor risiko yang beragam, juga tidak terdapat perbedaan gejala yang begitu jelas antara mereka yang sehat dan mereka yang berisiko terkena stroke. Oleh karena itu, sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu ahli saraf dalam melakukan analisis terhadap faktor-faktor risiko penyakit stroke diperlukan agar diagnosis dapat dilakukan dengan akurat. Dalam Tugas Akhir ini, sistem pendukung keputusan untuk membantu proses analisis risiko terkena serangan stroke dimodelkan sebagai sebuah pengklasifikasi berbasis logika fuzzy mamdani. Fungsi keanggotaan dan aturan fuzzy dari sistem didasarkan pada pengetahuan seorang pakar dan data rekam medik yang diperoleh dari rumah sakit XYZ. Pengklasifikasi yang dibuat mempunyai sembilan variabel masukan dan satu variabel keluaran. Kesembilan variabel masukan tersebut terdiri dari tekanan darah, kadar gula, kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), usia, jenis kelamin, asam urat, blood urea nitrogen (BUN), dan kreatinin. Sedang variabel keluaran mewakili salah satu status kelas risiko terkena serangan stroke, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Aplikasi yang telah berhasil dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan didesain untuk dijalankan dalam lingkungan sistem operasi Windows telah dilakukan uji coba verifikasi dan uji coba kinerja. Uji verifikasi yang dilakukan dengan menggunakan toolbox logika fuzzy MATLAB R2009a menunjukkan bahwa aplikasi memberikan hasil yang sama. Sedang hasil uji coba kinerja dari aplikasi menunjukkan tingkat akurasi total sebesar 82,98% dan tingkat keandalan prediksi untuk tingkat risiko tinggi, sedang, dan rendah berturut-turut sebesar 85,71%, 76,92%, dan 83,33%. Dengan demikian, sistem pendukung keputusan untuk deteksi dini penyakit stroke ini dapat digunakan sebagai alat bantu bagi ahli saraf dalam mendeteksi risiko terkena penyakit stroke dan dapat dimanfaatkan sebagai metode alternatif dalam mendeteksi dini risiko terkena penyakit stroke. Kata kunci Penyakit stroke, faktor risiko, deteksi dini, logika fuzzy mamdani I. PENDAHULUAN Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian dan cacat tertinggi. Namun, akibat fatal tersebut bisa dicegah dengan mengurangi faktor risiko dan paling penting perlu mengenali gejalanya sedini mungkin. Stroke ringan seringkali ditandai dengan gejala gejala yang mirip dengan gangguan kesehatan lainnya sehingga kemungkinan sebagian besar mengabaikannya. Untuk mencegah risiko stroke besar yang melumpuhkan, ada baiknya memperhatikan dan mengenali gejala gejala stroke sejak dini. Dalam domain risiko serangan stroke, tekanan darah, umur, jenis kelamin, kolesterol dan riwayat diabetes merupakan faktor risiko utama yang mempengaruhi risiko penyakit stroke [5]. Karena banyak faktor risiko dan pasti dalam risiko penyakit stroke, kadang-kadang diagnosis penyakit stroke sulit bagi para ahli. Dengan kata lain, tidak terdapat batas yang ketat antara apa yang sehat, apa yang berisiko dan apa yang sakit, sehingga membedakannya tidak pasti dan jelas [2]. Memiliki banyak faktor untuk menganalisis dan mendiagnosis penyakit stroke pada pasien membuat pekerjaan dokter menjadi sulit. Jadi, ahli memerlukan sistem yang akurat yang mempertimbangkan risiko faktor-faktor ini dan menunjukkan hasil tertentu dalam rentang yang pasti. Termotivasi oleh kebutuhan tersebut, diperlukan sebuah sistem pakar yang dapat menjelaskan proses pemodelan konsep medis sebagai pemetaan dari dunia nyata konsep medis ke model komputasi Konsep sistem pakar logika fuzzy sangat fleksibel dan mempunyai toleransi terhadap data-data yang tidak tepat serta didasarkan pada bahasa alam. Logika fuzzy dapat memodelkan relevansi dari beberapa penyebab peyakit stroke yang bermacam macam sehingga dapat meminimalkan efek dari berbagai ketidakpastian yang dapat terjadi pada penyebab penyakit stroke. Pada dunia medis, metode fuzzy sudah pernah digunakan oleh peneliti peneliti atau beberapa ilmuwan dalam mengatasi berbagai masalah masalah yang komplek, beberapa diantaranya seperti Diagnosis penyakit jantung [1] dan Manajemen kanker payudara [4]. Sistem pakar dibuat hanya pada domain pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang saja. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah seperti pembuatan keputusan (decision making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning) dan perakiraan (forecasting).

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Paper ini akan membahas analisis hasil menerapkan metode logika fuzzy dalam mendeteksi dini risiko terkena penyakit stroke. Hasil keputusan aplikasi deteksi dini ini diharapkan dapat menjadi metode alternatif dalam mendiagnosis risiko terkena serangan stroke. Sedangkan bagi para ahli, sistem deteksi dini ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. II. METODE Berikut ini adalah gambar metodologi tugas akhir yang digunakan. Gambar 1 Diagram Alur Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir Pengolahan Data Data yang akan digunakan dalam tugas akhir ini meliputi data hasil wawancara dengan sistem pakar yakni dokter spesialis saraf dan data rekam medik pada RS XYZ. Setelah dilakukan pengumpulan data yang mendukung, maka dilakukan tahapan analisis nilai yang kosong. Proses ini dilakukan untuk melihat dan menganalisis nilai yang kosong pada setiap variabel. Analisis nilai yang kosong pada dasarnya tidak bermasalah bagi keseluruhan data, apalagi jika jumlahnya hanya sedikit, misal hanya satu persen dari seluruh data. Namun jika persentase data yang hilang tersebut cukup besar, maka perlu dilakukan pengujian apakah data yang mengandung banyak nilai yang kosong tersebut masih layak diproses lebih lanjut ataukah tidak. Setelah dilakukan analisis nilai yang kosong, maka proses selanjutnya yaitu melakukan proses pengisian nilai data yang kosong. Proses pengisian nilai yang kosong dilakukan dengan mengisi nilai rata-rata setiap variabel. Pembuatan Aplikasi Pada tahapan ini dilakukan pembuatan aplikasi berbasis desktop dengan bahasa pemrograman Java. Proses pembuatan aplikasi ini dilakukan dengan bantuan library jfuzzy logic yang dikembangkan oleh Pablo Cingolani. Library ini akan memproses seluruh desain fungsi keanggotaan dan aturan logika fuzzy pada bagian khusus yang dinamakan dengan Fuzzy Control Language. Selain itu, juga dilakukan pembuatan aplikasi pada toolbox fuzzy logic di MATLAB. Pembuatan aplikasi dimulai dengan pembentukan fungsi keanggotaan, kemudian dilakukan pembentukan aturan logika fuzzy, setelah fungsi keanggotaan dan aturan logika dibuat, maka kemudian dilakukan proses klasifikasi logika fuzzy. III. PEMBENTUKAN FUNGSI KEANGGOTAAN Bagian ini menjelaskan tentang pembentukan fungsi keanggotaan di dalam logika fuzzy, fungsi keanggotaan memainkan peranan yang sangat penting untuk merepresentasikan masalah dalam hal ini nilai objek variabel ke dalam bentuk fuzzy dan menghasilkan keputusan yang akurat. Pendefinisian fungsi keanggotaan berdasarkan justifikasi dokter spesialis saraf yang terkait dan beberapa referensi dari buku, artikel atau jurnal. A. Variabel Masukan Variabel masukan merupakan variabel-variabel yang akan digunakan dalam logika fuzzy. Ada Sembilan variabel yang digunakan yaitu tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein (LDL), usia, asam urat, jenis kelamin, blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin. 1) Tekanan Darah Pada variabel ini, jenis tekanan darah yang digunakan yaitu sistolik. Variabel masukan untuk tekanan darah dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu : Normal, Hipertensi Tahap I dan Hipertensi Tahap II. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 1. Gambar 2 merupakan fungsi keanggotaan tekanan darah. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 1, 2 dan 3 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan tekanan darah. Tabel 1 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Tekanan Darah < 120 Normal Tekanan Prahipertensi darah Hipertensi Tahap I > 160 Hipertensi Tahap II µhipertensi Tahap I µhipertensi Tahap II Gambar 2 Fungsi Keanggotaan Tekanan Darah 1 X <= 120 (125 x)/5 120< x < 125 (1) 0 X >= X <= 120 (x 120)/ < x < <=x<=158 (2) (160 x)/1 158 < x < X >= X <= 155 (160 x)/5 155 < x < 160 (3) 1 X >= 160

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) ) Kadar Gula Darah Pada variabel ini, kadar gula darah yang digunakan yaitu kadar gula darah normal yang diukur 2 jam setelah makan. Dalam variabel ini didefinisikan empat himpunan fuzzy, yaitu : Rendah, Normal, Intermediete dan Diabetes. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 2. Gambar 3 merupakan fungsi keanggotaan kadar gula. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 4, 5, 6 dan 7 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan kadar gula. Tabel 2 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Kadar Gula Darah < 60 mg/dl Rendah mg/dl Normal Kadar gula mg/dl Intermediete >= 200 mg/dl Diabetes µtinggi Gambar 4 Fungsi Keanggotaan Kolesterol Total 1 X <= 200 (215 x)/ < x < 215 (8) 0 X > X <= 200 (x 200)/ < x < <=x<=239 (9) (240 x)/2 238 < x < X > 240 µsangat Tinggi 0 X <= 235 (x 235)/ < x < 250 (10) 1 X >= 250 µrendah Gambar 3 Fungsi Keanggotaan Kadar Gula Darah 1 X < 55 (60 x)/5 55 < x < 60 (4) 0 X >= 60 4) Kolesterol - Low density lipoprotein (LDL) Kolesterol yang digunakan sebagai masukan di variabel ini adalah LDL. Pada variabel ini dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu : Normal, Tinggi, dan Sangat Tinggi. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 4. Gambar 5 merupakan fungsi keanggotaan Kolesterol-LDL. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 11, 12 dan 13 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan LDL. µintermediete 0 X < 60 (x - 60)/79 60 < x < <=x<=155 (5) (160 x)/5 155 < x < X >= X <= 150 (x 150)/ < x < <=x<=180 (6) (199 x)/ < x < X > 199 Tabel 4 Himpunan Fuzzy untuk Variabel LDL < 100 mg/dl Normal LDL mg/dl Tinggi >= 190 mg/dl Sangat tinggi µdiabetes 0 X < 195 (200 x)/4 195 < x < 200 (7) 1 X >= 200 3) Kolesterol Total Pada variabel ini dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu: Normal, Tinggi, dan Sangat Tinggi. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Gambar 4 merupakan fungsi keanggotaan kolesterol total. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 8, 9 dan 10 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan kolesterol total. Tabel 3 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Kolesterol Total < 200 mg/dl Normal Kolesterol mg/dl Tinggi Total >= 240 mg/dl Sangat Tinggi µtinggi µsangat Tinggi Gambar 5 Fungsi Keanggotaan LDL 1 X <= 100 (129 x)/ < x < 129 (11) 0 X >= X <= 100 (x 100)/ < x < <=x<=159 (12) (189 x)/ < x < X >= X <= 160 (x 160)/ < x < 190 (13) 1 X >= 190

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) ) Usia Variabel untuk usia dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu : Muda, Paruh baya dan Tua. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 5. Gambar 5 merupakan fungsi keanggotaan usia. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 14, 15 dan 16 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan usia. Tabel 5 Himpunan Fuzzy untuk Variabel usia <= 30 Muda Usia Paruh baya >= 60 Tua Tabel 7 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Asam Urat (pr) <= 2,6 mg/dl Rendah Asam urat (pr) 2,6-6,0 mg/dl Normal >= 6,0 mg/dl Asam urat Gambar 8 Fungsi Keanggotaan Asam Urat (pr) µrendah (lk) 1 X <= 3 (3.5 x)/0.5 3 < x < 3.5 (17) 0 X > 3.5 µmuda µparuh baya µtua Gambar 6 Fungsi Keanggotaan Usia 1 X <= 30 (37 x)/7 30 < x < 37 (14) 0 X >= 37 0 X <= 33 (x 33)/7 33 < x < <= x <= 50 (15) (57 x)/7 50< x < 57 0 X >= 57 0 X <= 53 (x - 53)/7 53 < x < 60 (16) 1 X >= 60 6) Asam Urat Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl, sedangkan pada wanita 2,6-6 mg/dl. Pada variabel ini, didefinisikan tiga himpunan fuzzy, yaitu : Rendah, Normal dan Asam urat. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7. Gambar 7 dan 8 merupakan fungsi keanggotaan asam urat. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 17 sampai 22 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan asam urat. Tabel 6 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Asam Urat (lk) <= 3,5 mg/dl Rendah Asam urat (lk) 3,5-7,0 mg/dl Normal >= 7,0 mg/dl Asam urat (lk) µasam urat (lk) µrendah (pr) (pr) µasam urat (pr) 0 X <= 3 (x 3)/0.5 3 < x < <= x <=6.5 (18) (7 x)/ < x < 7 0 X >= 7 0 X < 6.5 (7 x)/ < x < 7 (19) 1 X >= 7 1 X <= 2 (2.6 x)/0.6 2 < x < 2.6 (20) 0 X > X <= 2 (x 2)/0.6 2 < x < <= x <= 5 (21) (6 x)/1 5 < x < 6 0 X >= 6 0 X < 5 (6 x)/1 5 < x < 6 (22) 1 X >= 6 7) Jenis Kelamin Pada variabel ini terdapat satu himpunan fuzzy benar yang memiliki dua nilai (0,1), nilai 0 mewakili jenis kelamin perempuan dan nilai 1 mewakili jenis kelamin laki-laki. 8) Blood Urea Nitrogen (BUN) Pada variabel ini dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu: Rendah, Normal dan Tinggi. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 8. Gambar 9 merupakan fungsi keanggotaan BUN. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 23, 24 dan 25 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan BUN. Tabel 8 Himpunan Fuzzy untuk Variabel BUN < 6 mg/dl Rendah BUN 6-23 mg/dl Normal > 23 mg/dl Tinggi Gambar 7 Fungsi Keanggotaan Asam Urat (lk)

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) µrendah Gambar 9 Fungsi Keanggotaan BUN 1 X <= 5 (6 x)/1 5 < x < 6 (23) 0 X > 6 0 X <= 5 (x 5)/1 5 < x < <= x <= 20 (24) (23 x)/3 20 < x < 23 0 X >= 23 B. Variabel Keluaran Tujuan dari sistem ini adalah mengidentifikasi status risiko seseorang terkena penyakit stroke. Variabel keluaran bernilai 0-10 yang mempresentasikan risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 10. Gambar 11 merupakan fungsi keanggotaan variabel keluaran. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium dan fungsi segitiga. Tabel 10 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Keluaran Rendah Status Normal risiko 3 10 Tinggi µtinggi 0 X <= 20 (23 x)/3 20 < x < 23 (25) 1 X > 23 9) Kreatinin Pada variabel ini dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu: Rendah, Normal dan Tinggi. Tabel keanggotaan dapat dilihat pada tabel 9. Gambar 10 merupakan fungsi keanggotaan kreatinin. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium. Persamaan 26, 27 dan 28 merupakan hasil dari pembentukan fungsi keanggotaan kreatinin. Tabel 9 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Kreatinin < 0,7 mg/dl Rendah Kreatinin 0,7-1,2 mg/dl Normal > 1,2 mg/dl Tinggi Gambar 10 Fungsi Keanggotaan Kreatinin Gambar 11 Fungsi Keanggotaan Variabel Keluaran IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang diujicobakan, maka didapat ringkasan hasil keluaran aplikasi yang dapat dilihat pada tabel 11. Dari hasil uji coba tersebut, kelayakan metode ini dapat disimpulkan dengan menghitung keakuratan akurasi (perbandingan jumlah semua ketepatan prediksi), presisi (kecocokan), recall (relevansi data yang ditemukan kembali) dan f1 (keandalan hasil prediksi). Data Aktual Hasil Aplikasi Tabel 11 Hasil Keluaran Aplikasi Tinggi Sedang Rendah Total Tinggi Sedang Rendah Prediksi benar 124 Prediksi salah µrendah µtinggi 1 X <= 0.5 (0.7 x)/ < x < 0.7 (26) 0 X > X <= 0.5 (x 0.5)/ < x < <= x <= 1 (27) (1.2 x)/0.2 1 < x < X >= X <= 1 (1.2 x)/0.2 1 < x < 1.2 (28) 1 X > 1.2 Pada tabel 12 menampilkan perbandingan hasil keluaran aplikasi pada status risiko tinggi, sedang dan rendah berdasarkan keempat perhitungan tersebut. Analisis yang kedua didasarkan pada hasil keluaran aplikasi yang salah. Ada dua jenis kesalahan keluaran aplikasi yaitu false positive (FP) dan false negative (FN). False positive adalah keadaan dimana seharusnya aplikasi memprediksi salah karena sesuai dengan kondisi sebenarnya, namun keluaran aplikasi ternyata memprediksi benar. False negative adalah keadaan dimana seharusnya aplikasi memprediksi benar karena sesuai dengan kondisi sebenarnya, namun keluaran aplikasi ternyata memprediksi salah. Tabel 13 merupakan

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) perhitungan persentase false positive dan false negative terhadap data pengujian. Tabel 12 Perbandingan Hasil Perhitungan Data Pengujian Berdasarkan Jenis Perhitungan dan Status Risiko Stroke Status Risiko Jenis Penilaian Stroke Tinggi Sedang Rendah precision 85,71% 76,92% 83,33% recall 85,71% 76,92% 83,33% accuration 82,98% 86,67% 95,12% F-Measure 85,71% 76,92% 83,33% Akurasi Total 82,98% Tabel 13 Tabel Kesalahan Prediksi Pada Hasil Keluaran Aplikasi Kelas Tingkat False positive False negative Kesalahan (FP) (FN) Prediksi Tinggi 15,22% 16,12% 14,29% Sedang 19,44% 30,95% 23,08% Rendah 39,29% 19,04% 16,64% Total 20,51% Berdasarkan tabel analisis hasil uji coba diatas maka dapat dinyatakan bahwa : a. Berdasarkan tingkat kesalahan prediksi yang ditunjukkan pada tabel 5.12, kelas tinggi perlu mendapat perhatian yang serius karena tingkat kesalahan prediksinya terbilang cukup tinggi yang mencapai 15,22% pada FP dan 16,12% pada FN. Hal ini sangat kurang baik karena pada penyakit stroke dengan kondisi risiko tinggi diperlukan penanganan yang khusus b. Pada kelas sedang juga perlu mendapat perhatian yang serius, khususnya pada FN karena tingkat kesalahan prediksinya merupakan yang paling besar yakni mencapai 30,95%. Hal ini akan sangat mempengaruhi pada efektifitas penanganan yang dilakukan karena mengingat penyakit stroke selalu datang dengan tiba-tiba dan risiko sedang masih sangat rentan untuk dapat terkena penyakit stroke. Sedangkan pada kesalahan prediksi FP yang mencapai 19,44% juga perlu diwaspadai karena enam dari tujuh prediksi yang salah merupakan kelas tinggi dimana kondisi kelas tinggi memerlukan penanganan khusus. c. Tingkat kesalahan FP pada kelas rendah terbilang cukup besar yaitu sebesar 39,29% dan berpotensi mengakibatkan kesalahan fatal dimana sembilan dari 11 kesalahan prediksinya merupakan kelas tinggi pada data yang sebenarnya d. Akurasi keluaran sistem cukup baik, yaitu mencapai 82,98%. e. Nilai F untuk kelas tinggi sebesar 85,71%. Hal tersebut menunjukkan bahwa aplikasi mampu memprediksi risiko terkena stroke yang tinggi dengan baik. f. Nilai F untuk kelas sedang sebesar 76,92%. Hal tersebut menunjukkan bahwa aplikasi mampu memprediksi risiko terkena stroke yang sedang dengan cukup baik. g. Nilai F untuk kelas rendah sebesar 83,33%. Hal tersebut menunjukkan bahwa aplikasi mampu memprediksi risiko terkena stroke yang rendah dengan sangat baik. h. Tingkat kesalahan prediksi aplikasi secara keseluruhan tergolong besar, yaitu sebesar 20,51%. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengerjaan tugas akhir dengan studi kasus RS XYZ, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam Tugas Akhir ini telah berhasil dibuat aplikasi pendukung keputusan untuk mendeteksi secara dini risiko terkena penyakit stroke berbasis logika fuzzy mamdani. Aplikasi yang telah diuji coba dengan menggunakan data yang diperoleh dari Rumah Sakit XYZ memberikan hasil yang memuaskan. Selain itu, uji coba verifikasi menunjukkan bahwa aplikasi memberikan hasil yang sama dengan yang dihasilkan oleh perangkat lunak MATLAB. b. Dari hasil uji coba kinerja aplikasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: i. Dari keseluruhan data yang diuji cobakan, aplikasi mampu melakukan proses klasifikasi tingkat risiko secara benar sebesar 82,98% ii. Dari aspek pengukuran keakuratan proses klasifikasi, akurasi sebesar 82,98%, 86,67%, dan 95,12% berturut-turut diperoleh untuk pengujian proses klasifikasi tingkat risiko tinggi, sedang, dan rendah. iii. Dari aspek pengukuran keandalan proses klasifikasi (yang diukur berdasarkan nilai kebenaran hasil prediksi), keandalan sebesar 85,71%, 76,92%, dan 83,33% berturut-turut diperoleh untuk pengujian proses klasifikasi tingkat risiko tinggi, sedang, dan rendah. iv. Potensi kesalahan prediksi aplikasi secara keseluruhan tergolong cukup tinggi, yaitu sebesar 20,51%, dimana potensi kesalahan untuk mendeteksi tingkat risiko sedang mencapai 23,08%. v. Kesalahan prediksi untuk tingkat risiko sedang dan rendah cenderung mengarah ke prediksi tingkat tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan rentang nilai variabel yang rekatif cukup lebar untuk keluaran kelas tinggi. Sebaliknya, tingkat kesalahan prediksi untuk tingkat risiko sedang cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan rentang nilai variabel keluaran kelas sedang lebih pendek dibandingkan rentang nilai variabel keluaran kelas yang lain. DAFTAR PUSTAKA [1] Adeli, Ali dan Neshat, Mehdi, "A Fuzzy Expert Sistem for Heart Disease Diagnosis",IMECS Vol [2] Kwiatkowska, Mila, Kielan, Krzysztof, "Fuzzy logic and semiotic methods in modeling of medical concepts", SciVerse ScienceDirect [3] R.A Nabyl. Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Stroke. Aulia Publishing [4] Saleh, Ahmed Abou Elfetouh, Barakat, Sherif Ebrahim, Awad, Ahmed Awad Ebrahim, "A Fuzzy Decision Support Sistem for Management of Breast Cancer", IJACSA. Vol. 2, No [5] Yastroki, "Mengenal Gejala dan Kiat Mencegah Stroke", Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dan Yayasan Stroke Indonesia. 2011

Ahmad Fashel Sholeh Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Arif Djunaidy, M.Sc., Ph.D. Wiwik Anggraeni, S.Si., M.Kom.

Ahmad Fashel Sholeh Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Arif Djunaidy, M.Sc., Ph.D. Wiwik Anggraeni, S.Si., M.Kom. Ahmad Fashel Sholeh 5209100707 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Arif Djunaidy, M.Sc., Ph.D. Wiwik Anggraeni, S.Si., M.Kom. Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian dan cacat tertinggi.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ Muhammad Reza Budiman,

Lebih terperinci

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ Muhammad Reza Budiman 5209100075 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. Arif Nugroho, Sp.JP, FIHA penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dada, sesak nafas, berdebar-debar (Notoatmodjo, 2007:303).

BAB I PENDAHULUAN. dada, sesak nafas, berdebar-debar (Notoatmodjo, 2007:303). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2012, yang mewakili 31% dari semua kematian di dunia. Dari kematian ini, diperkirakan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang besar di dunia dengan insidensi yang meningkat setiap tahun (Parkin dkk., 2005 dalam Haryono, 2012). Insidensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi peringkat pertama penyebab kematian di beberapa Negara (Agustini, 2014). Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani JURNAL SAINTIFIK VOL.3 NO. 2, JULI 2017 Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani Darmawati Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sulawesi Barat; e-mail: dharmawangs89@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Seminar Tugas Akhir Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Oleh: Harmuda Pandiangan 1209 100 089 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jantung mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Jantung mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena jantung merupakan organ tubuh yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Karena itu, jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin

Lebih terperinci

Yuliana Erma Suryani. Implementasi Fuzzy Expert System Untuk Diagnosis Penyakit Jantung

Yuliana Erma Suryani. Implementasi Fuzzy Expert System Untuk Diagnosis Penyakit Jantung Yuliana Erma Suryani 155030201111112 Implementasi Fuzzy Expert System Untuk Diagnosis Penyakit Jantung Studi kasus penelitian mendesain Fuzzy Expert System untuk diagnose penyakit jantung. Sistem mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

Diary Kolesterol Untuk Menentukan Resiko Terkena Penyakit Jantung

Diary Kolesterol Untuk Menentukan Resiko Terkena Penyakit Jantung Diary Kolesterol Untuk Menentukan Resiko Terkena Penyakit Jantung Nadia Citra Mufidah 1, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510 Telp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kemungkinan sebagian besar mengabaikannya. Untuk mencegah resiko

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kemungkinan sebagian besar mengabaikannya. Untuk mencegah resiko BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat disegala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Oleh : Gunawan Abdillah, Agus Komarudin, Rachim Suherlan A B S T R A K Kelainan jantung anak merupakan salah

Lebih terperinci

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MELALUI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MELALUI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MELALUI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM Lusiana Indriasari Sagita, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Maria Leony Rahajeng Firstyani, 2011) Hipertensi merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Maria Leony Rahajeng Firstyani, 2011) Hipertensi merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang (Maria Leony Rahajeng Firstyani, 2011) Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi semakin meningkat, sedikit

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari sebelum stok barang yang ada di gudang habis.

BAB I PENDAHULUAN. hari sebelum stok barang yang ada di gudang habis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bisnis tidaklah lepas dengan aktivitas penyetokan barang di dalam gudang. Untuk beberapa bisnis dalam skala yang besar terkadang aktivitas penyetokan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah besar di bidang kesehatan masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kehidupan menyangkut berbagai macam aspek yang mempunyai kekhasan masalah tersendiri dan memerlukan rekomendasi atau solusi yang cepat, tepat serta akurat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ

BAB I PENDAHULUAN. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat terganggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Print) Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Harmuda Pandiangan, M Isa Irawan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan suatu masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes (Bayesian

BAB I PENDAHULUAN. probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes (Bayesian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya probabilitas klasik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya perkembangan teknologi dan globalisasi budaya memberikan dampak bagi masyarakat, baik itu dampak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODUL REKOMENDASI SECTION PADA OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS)

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODUL REKOMENDASI SECTION PADA OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODUL REKOMENDASI SECTION PADA OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) (Kata kunci: Jurnal, K-Nearest Neighbor, Karya Ilmiah, Klasifikasi Penyusun Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Ahmad Mufid Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penderita dan tingkat kematian akibat penyakit paru-paru semakin mengkhawatirkan. Forum Masyarakat Respiratory Internasional (FIRS) mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2009 mencapai 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit yang utama menyebabkan cacat dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat manusia. Apabila kesehatan terganggu, maka semua aktivitas akan tergangggu. Penyebab terganggunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola hidup sehat merupakan kebutuhan yang mutlak bagi tubuh agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan atau bahkan dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Logika fuzzy merupakan logika yang samar. Dimana pada logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai true dan false secara bersamaan. Tingkat true atau false nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasinya, proses learning harus dihentikan lebih awal atau melakukan pemotongan tree secara umum. Untuk itu diberikan 2 (dua) buah threshold yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. Permasalahan kesehatan adalah hal yang esensial bagi setiap orang, karena merupakan modal utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit pada kucing, seringkali membuat pemiliknya merasa bingung karena kurangnya pengetahuan pemilik tentang penyakit binatang tersebut. Permasalahan yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suplai darah ke seluruh tubuh sangat penting bagi kehidupan karena di dalam darah terkandung oksigen yang sangat dibutuhkan sebagai pengangkut bahan makanan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Hanya saja

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Hanya saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Hanya saja banyak sekali penyakit- penyakit yang pada akhirnya terlambat didiagnosis sehingga mencapai tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 1 PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 Dina Maurina, Ahmad Zainul Fanani S.Si, M.Kom Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek, maka dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 201-9271 A-0 Implementasi Fuzzy Neural Network untuk Memperkirakan Jumlah Kunjungan Pasien Poli Bedah di Rumah Sakit Onkologi Surabaya Ani Rahmadiani dan Wiwik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar

Lebih terperinci

BAB I. berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap

BAB I. berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini

Lebih terperinci

FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENENTUAN RESIKO KANKER PAYUDARA. Gita Putry Nabilah 1*, Sri Kusumadewi 2. Jl. Kaliurang Km 14,5 Sleman Yogyakarta

FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENENTUAN RESIKO KANKER PAYUDARA. Gita Putry Nabilah 1*, Sri Kusumadewi 2. Jl. Kaliurang Km 14,5 Sleman Yogyakarta FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENENTUAN RESIKO KANKER PAYUDARA Gita Putry Nabilah 1*, Sri Kusumadewi 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak Natalia 1, Bella Halim 2, Gasim 3 1,2 STMIK GI MDP; Jl. Rajawali

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung. BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Algoritma Pengujian algoritma dalam penelitian ini dilakukan melalui tingkat akurasi sistem pakar dalam mendeteksi penyakit thyroid. Pengujian algoritma akan memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Menurut American Heart

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum 74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi

Lebih terperinci

ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti

ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti akan

Lebih terperinci

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari waktu ke waktu semakin berkembang dan meningkat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan semakin mudahnya

Lebih terperinci