PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLffi. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
|
|
- Suhendra Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLffi PENENTUAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL ABU VULKANIK, TANAH, SEDIMEN DAN PASm DISEKITAR GUNUNG MERAPI ERUPSIT~2006 Wijiyono, Sri Wahyuningsih Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK PENENTUAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL ABU VULKANIK, TANAH, SEDIMEN DAN PASIR DI SEKITAR GUNUNG MERAPI ERUPSI2006. Telah dilakukan penentuan tingkat radioaktivitas beta total sampel abu vulkanik, tanah, sedimen dan pasir di sekitar gunung merapi erupsi Sampel diambil 5 x ulangan secara acak pada lokasi 1m3 sebanyak ± 400 gram abu vulkanik, tanah, sedimen dan pasir. Sampel dibersihkan dari berbagai bahan organik lalu digerlis dengan lumpang porselin hingga homogen dan disaring dengan ayakan lolos 100 mesh dan ditimbang 1 gram dimasukan dalam planset dan siap pengukuran dengan Low Background Counter selama 20 menit dengan efisiensi alat = 8,11%. Hasil pengukuran sampel Beta total tertinggi adalah sampel A sebesar 0, 79 ± 0, 13 Bq/g dan terendah yaitu sampel J sebesar 0, 14 ± 0,10 Bq/g. ABSTRACT THE.lEVEL OF GROSS P RADIOACTIVITY MONITORING OF THE VOLCANOES ASH, SEDIMENT AND SAND IN THE SURROUNDING OF THE MERAPI VOLCANO AFTER ERUPTION IN The level of gross fj radioactivity of the volcanoes ash, sediment and sand samples in the surrounding of the Merapi volcanoes after eruption in 2006 have been done. Each samples, about 400 g, collectedfrom some point stations with 1m x 1m area with 5 replicates. The sediment, volcanoes ash and sand samples were grinded, and sieved by 100 mesh siever. Each samples of volcanoes ash, sediment and sand were weight 1.0 g andfilled into aluminium planchet. Thesamplescounted during 20 minutes by GM detector in Ortee/LBC system, with 8,11% of efficiency. It wasfound that the highest of gross fj radioactivity of the sampleswas 0,79 ± 0, 13 Bq/g of A samp~e. Whereas the lowest of gross fj radioactivity afthe sampleswas 0,14 ± 0,10 Bq/g of J sample. PENDAHULUAN Secara berdampingan geografis gunungapi mulai di Gunung jawa tengah Ungaran, saling Telomoyo, Merbabu, dan Gunung Merapi. Dari keempat gunung tersebut, tinggal Gunung Merapi yang masih bertahan sebagai gunung api hingga sekarang ini. Berclasarkan sejarah, letusan Gunung Merapi terjadi dalam tahun 1006 dengan sangat dahsyat sehingga menyebabkan Kerajaan Mataram pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Tmiur, walaupun dalam hal ini masih diperdebatkan kebenarannya. Awan panas atau aliran piroklastik tidak dapat dipisahkan dari setiap letusan G. Merapi yang kemudian dikenal dengan Tipe Merapi. Secara terminologi, Tipe Merapi atau awan panas tersebut dibedakan atas 2 macam, masing-masing awan panas letusan dan awan panas guguran. Awan panas letusan serupa dengan St. Vincent type pyroclastics flows (4) sebagai akibat langsung dari penghancuran batuan penutup/ kubah karena letusan. Sedangkan awan panas guguran atau dome collapse pyroclastics flows sebagai akibat hancurnya kubah karena gravitasi (4 Dengan adanya erupsi dari gunung berapi, akan berdampak pada daratan, karena adanya material yang keluar dari perut bumi. Hal ini akan berdampak langsung pada keadaan daratan. sehingga daratan akan lebih banyak mengadung radionuklida (2) Wijiyono, dkk. ISSN
2 Radionuklida ini akan berpengaruh pada kehidupan mahluk hidup yang berdiam di sekitar gunung berapi (3) Oeh karena itu perlu penentuan aktivitas radionuklida yang terkandung dalam sampel tanah erupsi Merapi 2006.<1 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT APB BATAN Yogyakarta. dan dilaksanakan dalam waktu satu bulan dari bulan September sampai Oktober Bahan Bahan yang digunakan adalah sampel II lokasi berbeda, Abu vulaknik Jurang Jero (A) dan Deles (C), Pasir Kali Woro (B), Pasir Kali Kuning (D), Pasir Jurang Jero (G), Pasir Kali Boyong (H), Sedimen Kali boyong (I), Tanah Kali Woro (J), Tanah Deles (E), Tanah Alhikmah (F), Alat Alat yang digunakan meliputi alat cacah latar rendah Geiger Muller dengan BIN Power Ortec 40 I A, catu daya tegangan tinggi Canberra Model 3002D, Wadah polypropilen, planset aluminium, timbangan analitik, Cara Kerja PENELITIAN Sampel abu vulkanik, pasir dan tanah digerus dengan lumpang porselin hingga homogen, lalu diayak dengan ukuran 100 mesh. Kemudian masing-masing sam pel ditimbang sebanyak I gram dan masukan dalam planset serta ditambahkan sedikit aquades sambil diletakan diatas hot plate hingga kondisi sampel rata. Maka sam pel siap untuk dicacah deng an LBC. Sebelum pencacahan perlu uji kestabilan alat karena untuk mengetahui apakah alat cacah dalam kondisi optimimum maka perlu uji kestabilan dengan metode uji "chi squere" dengan rum us sbb: X 2_LX2_(LX)2 - n (L~2 J x= harga Chi Squere, minimal 3,3 maksimal16,9 x= hasil cacah ke-i dan n= banyak pencacahan Untuk tingkat kepercayaan sebesar 95% harga l harus terletak diantara 2 harga batas yang ditentukan oleh jumlah pengukuran (n). Menurut Suratman (1997), harga batas l dengan harga n terlihat pada tabel I. Selain uji kestabilan alat, perlu kalibrasi efisiensi pencacahan gross beta dengan persamaan = Cps x 100% (2) Dps (n) (1) s = Efisiensi deteksi (%) Cps = Laju cacah pengukuran (cps) Dps = Aktivitas sumber standar pada saat pencacahan (dps). Tabel I Harga batas Chi-square. Jumlah Pengukuran Maksimum 42,6 30,2 16,9 Minimum 10,1 17,7 3,3 Harga batas "1.2 Sedangkan untuk menghitung aktivitas dari sumber radioisotope digunakan persamaan: A= A.N (3) A = Aktivitas A = Tetapan peluruhan N = Jumlah partikel Untuk menghitung aktivitas jenis atau konsentrasi aktivitas gross p dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Ap = Cn/(spXL) = (Cr-CB}/(spxl) (4) Dengan : Ap = Aktivitas jenis atau konsentrasi aktivitas gross beta (Bq/L) atau (Bq/gr). Cn = Laju cacah netto (cps) CT = Laju cacah total (cps) Cp = Laju cacah Background (cps) Ep = Efisiensi deteksi p (cps/dps) L = Kuantitas sample ( L atau gr ). HASIL DAN PEMBAHASAN Radioaktivitas merupakan gejala perubahan suatu atom menjadi atom lain yang tetjadi secara sepontan. Dalam proses ini akan dibebaskan pula suatu partikel lain atau gelombang elektromagnetik yang memiliki energi tertentu. Energi yang terbebaskan ini apabila dalam jumlah yang cukup besar akan memiliki dampak yang tidak baik bagi manusia karena dapat bertindak sebagai energi pengion. Jatuhan radiasi ini dapat berasal dari alam seperti radiasi sinar kosmis yang jatuh ke bumi maupun dari radioaktif buatan. Pengukuran Groos p sebelum melakukan pencacahan groos p sampel dipreparasi terlebih dahulu. Preparasi sampel dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan cuplikan yang siap cacah di dalam planset yang sesuai dengan geometri detektor. Selain itu untuk menyesuaikan dengan bentuk dari standar 40K yang digunakan untuk menentukan efisiensi, karena sinar p memiliki daya tembus yang relatif kecil. Perlakuan seperti ini tidak akan merubah tingkat radiasi dari sampel. karena radiasi unsur radioaktif adalah hasil aktivasi inti atom yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstemal seperti preparasi cuplikan(l) 340 ISSN Wijiyono, dkk
3 Tabel. 3 Hasil Pencacahan dan Perhitungan Aktivitas Gross ~ Total Terhadap Sampel Abu Vulkanik, Sedimen, Pasir dan Tanah Erupsi Merapi 2006 Kode 0,50 0,29+ 0,88+ 0,83 0,57± 0,84± 0,74+ 1,13+0, ,12+ Berat 0,96± 1, , , , , , ,0657 1, , ,2332 (Bq/g) Aktivitas Cuplikan 2,40+ 3,55 6,00 3,85 4,95 0,43 4,15 + 5,40 5,25 Netto 2,15+0,33 2,00 2, ,15±0,33 2,20± 2,85 2,80 3,25 0,70 3,00 68,05 49,55 1,80 50,39± 53,02 1,40 57,37 44,23 1,95 1,70+0,55 (dpm) (%) 30,02 34,47 (gr) 17,44 0,11 0,16 0,17 Sampel 0,18 6,94 10,08 Latar 8,03 Efisiem 5,66 5,65 + ± + 0,38 0,42 0,44 0,46 0,52 0,51 0,55 + ± 0,32 0,30 0,35 0,62 0,33 0,53 0,60 0,50 0,56 9,77 5,01 11,28 10,54 10,63 9,67 10,94 6,65 11,04 9,96LajuLaiu Peluruhan Cacah Keterangan : A : Abu Vulkanik Jurang Jero B : Pasir Kali Woro C : Oeles o : Pasir Kali Kuning E : Tanah Oeles F :Tanah Alhikmah G : Pasir : Jurang Jero H : Pasir: Kali Boyong 1 : Sedimen : Kali boyong J :Tanah : Kali Woro Efisiensi pencacahan ~ dilakukan dengan mencacah aktivitas sumber standar KCl sedangkan untuk mengetahui kestabilan alat dilakukan uji chi square menggunakan sumber standar 90Sr.(I) Pencacahan menggunakan Geiger-Muller Counter Ortec 401 A. Hasil uji chi square dari sepuluh kali pengukuran pada tegangan 1150 volt diperoleh X\itung = 11,70 (3,3<X2hitung< 16,9) pada taraf signikansi 95 %, uji chi square GC 0H BE FJ I ini bertujuan untuk A mengetahui optimasi alat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa alat cacah ~ dalam kondisi stabil dan cukup baik untuk digunakan. Pad a penentuan efisiensi sumber standar KCI dilakukan selama 10 menit dengan massa 0,05 g, 0, I g, 0,15 g, dan seterusnya sampai 1,80 g. ketebalan sampel dalam planset turnt mempengaruhi besamya nilai efisiensi. DaTi grafik Iinier tersebut dapat diketahui nilai efisiensi pada massa sampel tertentu. dengan mengetahui efisiensi dapat menghitung aktivitas gross ~ sebagaimana tertulis pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hasil Pengukuran Effisiensi Abu Vulkanik, Pasir, Sedimen dan Tanah Kode Sampel 1, , , , , ,2332 0,0657 1, , ,00115 Efisiensi(%) 10,08 8,03 5,66 5,65 Berat (gram) I./J<J O/J<J O.7! ,21 1,60 1, o.r K CI (gi Gambar I Kurva Effisiensi Kemudian dibuat grafik linier hubungan antara massa sam pel dan efisiensi. Dari kurva kalibrasi LBC dengan KCI didapat persamaan Y= 1,6216 Ln (X) + 5,6668, dimana X merupakan berat sam pel. Pada pencacahan ~ ini setiap massa sampel akan memberikan efisiensi yang berbeda karena Berdasarkan hasil pencacahan dan perhitungan yang telah dilakukan dalam sampel abu vulkanik, tanah, sedimen dan tanah aktivitas gross ~ total yang terukur adalah 1,13 ± 0,19 Bq/g (sampel A), 0,50±0,16 Bq/g (sampel B), 0,96±0,18 Bq/g (sampel C), 0,74± 0,16 Bq/g (sampel D), 0,88 ± 0,16 Bq/g (sam pel E), 0,29 ± 0, II Bq/g (sampel F), 0,83 ± 0,18 Bq/g (sampel G), 0,57 ± 0,17 Bq/g (sam pel H), 0,84 ± 0,18 Bq/g (sampel I), 0,12 ± 0,08 Bq/g (sampel J) dan 0,90 ± 0,18 Bq/g untuk sam pel K. Dilihat dari hasil pengukuran diatas diketahui bahwa aktivitas gross ~ total tertinggi adalah sampel A dan yang mempunyai Wijiyono, dkk. ISSN
4 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLffi aktivitas gross p total terendah adalah sample J. Berdasarkan data yang teramati, besar kecilnya hasil pengukuran dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain konsentrasi aktivitas yang berbeda-beda setiap sampel, pengukuran radioaktivitas sampel lingkungan tidak dapat menghindari bias-bias pengukuran yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bias-bias, antara lain faktor geometri (bentuk dan ukuran sumber atau detektor dan placet bentuknya sam a bulat), faktor absorpsi diri dan waktu mati. Faktor kedua adalah pada pencacahan p dengan metode seperti yang dilakukan dalam penelitian ini tidak dapat menghindari faktor absorpsi diri yaitu akibat lapisan sumber yang tidak cukup tipis (± 2 mm) serta dengan ketebalan yang tidak rata, mengakibatkan pancaran partikel p didasar sumber diabsorpsi dalam bahan sumber sehingga lajc cacah berkurang dari aktivitas totalnya, untuk mengatasi faktor yang kedua ini telah dilakukan kalibrasi efisiensi sebagai fungsi berat KCI Faktor ketiga adalah setiap alat yang dipakai mencacah adalah radiasi atau partikel yang menunjukkan gejala konstanta waktu karakteristik. Gejala tersebut adalah setelah mencacah satu denyut, alat cacah tidak dapat memberi respon pada denyut berikutnya selama selang waktu tertentu yang disebut waktu paralisis atau waktu mati. Oalam alat detektor Geiger Miller yang digunakan untuk mencacah sampel dalam penelitian ini, aktivitas gross beta total dalam sampel dapat terukur. Hal ini disebabkan apabila sinar kosmik lemah mengenai perisai timbal bagian luar maka tenaganya akan terserap, sehingga partikel tidak mampu untuk menembus perisai bagian dalam. Kemungkinan lain karena adanya logam-iogam yang ada didalam timbal maupun kerangka besi yang dipakai akan menimbulkan radiasi sekunder. Tetapi tenaga radiasi ini sangat lemah, sehingga tidak mampu menembus perisai timbal bagian dalam. Partikel sinar kosmik kuat mampu menembus bumi sejauh kira-kira 500 meter atau timbal sebesar I meter. Hingga partikel mampu menembus partikel timbal luar mengenai GM tingkap ujung. Apabila partikel ini mengenai GM logam dan GM tingkap ujung bersama-sama, maka denyut yang ditimbulkan kedua macam GM tersebut, oleh system antikoinsidensi tidak diteruskan ke alat pencatat. Dan mengenai GM tingkap ujung, maka denyut yang dihasilkan oleh GM tingkap ujung tersebut oleh system antikoinsidensi diteruskan ke alat pencatat. Sehingga pada sistim ini cacah latar background hanya berasal dari sinar kosmik kuat yang hanya mengenai GM tingkap ujung saja. Dengan system ini cacah background dapat dikurangi menjadi kurang lebih 2.0 cpm dengan memasang GM logam serapat mungkin. Dengan sistim pencacah aktivitas rendah ini pada pencacahan cuplikan, maka aktivitas yang tercatat hanyalah aktivitas yang berasal dari cuplikan. Oalam pengukuran aktivitas gross p total tidak dapat memberikan informasi jenis radionuklida apa saja yang terkandung dalam sample, karena pencacahan tidak membedakan tenaga dan metode peluruhannya (I). Meskipun demikian data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar untuk memantau kualitas sample air minum dalam kemasan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian pada sampel tanah erupsi Merapi 2006 dengan kode A-K diperoleh informasi berbagai nuklida. Namun demikian aktivitas dari berbagai nuklida diduga berasal dari mineral-mineral magnetis didalam kulit bumi yang mengandung sejumlah elemen radionuklida alamiah atau primordial, yang pada umumnya merupakan pancaran alpha, beta dan gamma, karena rata-rata aktivitas tertinggi yang terkandung pada berbagai nuklida tersebut masih sangat rendah. Pada umumnya, radioaktivitas yang ada di lingkungan berasal dari debu jatuhan radioaktif, hasil pelapukan dari batuan yang mengandung radionuklida alam atau berasal dari mineral hasil erupsi gunung berapi. Keadaan tanah, pasir dan batuan ikut menentukan radiasi alam di tempat tersebut. Adanya aktivitas p total pada tanah gunung Merapi ini dikarenakan tanah tersebut berasal dari salah satu material hasil erupsi yaitu aliran lava atau magma yang mengalir keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung api atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang berbentuk bermacam-macam. Magma itu sendiri adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut didalamnya cairan larutan silika pijar yang terdapatdidalam lapisan kulit bumi dengan suhu tinggi (Iebih dari q, mempunyai sifat fisika dan kimia tertentu yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk batuan, dan apabila sudah beku disebut batuan beku (3). Mineral-mineral magnetis didalam kulit bumi inilah yang diduga mengandung sejumlah elemen radionuklida alamiah atau promordial, yang pada umumnya merupakan pancaran lapha, beta dan gamma. Gunung Merapi merupakan gunung tipe basalt-andesitik dengan komposisi SiOz (quartz) berkisar an tara 50-58%. Sisanya merupakan deretan mineral-mineral magnetis yang lain. Batuan Merapi sebagian besar didominasi oleh mineral silika, tersusun dari feldspar (plagioklas), olivin, piroksen, magnetit dan amphibol (hornblende). Plagioklas merupakan 342 ISSN Wijiyono, dkk
5 mineral utama pada batuan Merapi dengan komposisi sekitar 34%. Mineral-mineral tersebut diatas temyata diketahui mengandung beberapa radiasi alamiah atau radionuklida primordial antara lain sederetan nuklida hasil peluruhan alam yang terdiri atas deret Uranium, Actinium dan thorium serta nuklida turunannya. Sehingga jelas mengapa aktivitas ~ total terdapat pad a sampel tanah pasca erupsi Gunung Merapi ini karena sampel tanah tersebut bersumber dari mineral-mineral yang mengandung radionuklida alamiah yang pada umumnya merupakan pancaran ~. Radioaktivitas jenis ~ total dalam abu vulkanik, tanah dan pasir Gunung Merapi ini tidak dapat menunjukkan daerah tersebut tercemar atau tidak karena belum memiliki baku mutu atau nilai ambang batas dari Peraturan Pemerintah rneskipun begitu diduga nilai aktivitas ~ total pada sampel tanah ini masih tergolong rendah karena sampel bersumber dari radionuklida alamiah yang konsentrasi di alam jumlahnya sangat kecil Oosis radiasi yang diterima dari radionuklida primordial merupakan radiasi latar (background radiation) yang sering dipakai sebagai garis dasar di dalam melakukan AMOAL KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sbb : I. Berdasarkan data beta total pada sampel abu vulkanik, tanah dan pasir akibat erupsi Merapi tidak dapat menunjukkan daerah tersebut tercemar atau tidak karena belum memiliki baku mutu atau nilai am bang batas dari Peraturan Pemerintah 2. Diduga nilai aktivitas ~ total pada sampel abu vulkanik, tanah dan pasir ini masih tergolong rendah mengingat abu vulkanik, tanah dan pasir, sedimen bersumber radionuklida alamiah, karena dosis radiasi yang diterima dari radionuklida alamiah (primordial) merupakan radiasi latar (background radiation) yang sering dipakai sebagai garis dasar di dalam melakukan AMDAL 3. Beta total tertinggi adalah sampel A sebesar 0,79 ± 0,13 Bq/g dan terendah yaitu sampel J sebesaro,14 ± 0,10 Bq/g. DAFT AR PUSTAKA I. SURA TMAN Pengukuran Radioaktivitas Beta.Yogyakarta: P3TM-BATAN. (1997). 2. THOYlB. Radionuklida Pencemaran Lingkungan Dan Ekaloginya. Yogyakarta : Penerbit Pusat Dosimetri dan Standarisasi BAT AN. (1985). 3. WARDANA. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset. (2001). 4. ANONIM,. Pengetahuan Dasar Gunungapi Indonesia. Vulcanological Survey of Indonesia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. < Diakses tanggal 1 Juli (2006) 5. ANONIM, Organisasi.. Vulcanological Survey of Indonesia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. < Oiakses tanggal 8 Januari (2006) Wijiyono, dkk. ISSN
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA PADA SAMPEL ABU VULKANIK, SEDIMEN, TANAH DAN PASIR DI SEKITAR GUNUNG MERAPI PASCA ERUPSI 2006 Sri Artiningsih, Wijiyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciWijiyono, Suparno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
PENGUKURAN RADIOAKTIVIT AS BETA TOTAL TUMBUHAN DI SEKIT AR GUNUNG MERAPI PASCA ERUPSI TAHUN 2006 Wijiyono, Suparno - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL TUMBUHAN DI SEKITAR GUNUNG MERAPI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno, Mahrus Salam -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA SAMPEL TANAH DI KAWASAN REAKTOR KARTINI TAHUN 2010
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA SAMPEL TANAH DI KAWASAN REAKTOR KARTINI TAHUN 2010 Sri Wahyuningsih, Siswanti, Sri Artiningsih BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA RUMPUT DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2009
EVALUASI HASIL PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA RUMPUT DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2009 Sri Artiningsih,Wijiyono BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TUMBUHAN
Yogyakarta, 6 September 01 ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TUMBUHAN Sri Artiningsih, Wijiyono -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 1, Kotak pos 6101 Ykbb 5581 e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT) SISWANTI, GEDE SUTRENA W Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciPenentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller
Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1,
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciMorfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran
Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran Morfologi Gunung Ungaran Survei geologi di daerah Ungaran telah dilakukan pada hari minggu 15 Desember 2013. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011
Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011 Siswanti, A.Aris Munandar PTAPB-BATAN Yogyakarta siswanti@batan.go.id
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Suhardi, Siswanti, Muljon, Iswantoro BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic
Lebih terperinciKAJIAN RADIOAKTIVITAS AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI PASCA GEMPA 27 MEI 2006
KAJIAN RADIOAKTIVITAS AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI PASCA GEMPA 7 MEI 006 GEDE SUTRESNA WIJAYA, SISWANTI Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
> PRO SIDING SEMINAR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PENENTUAN RADIOAKTIVITAS TOTAL BETA DAN GAMMA DALAM SAMPEL BATUBARA Suhardi, Mulyono, Sutanto WW, Rosidi
Lebih terperinciANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TANAH PASCA PENGATUSAN DAKHIL DI KAWASAN REAKTOR KARTINI
Yogyakarta, 6 September 01 ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TANAH PASCA PENGATUSAN DAKHIL DI KAWASAN REAKTOR KARTINI Siswanti, Wijiyono -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 1, Kotak pos 6101
Lebih terperinciSIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Rini Heroe Oetami, dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS Iswantoro, Muljono, Sihono, Sutanto W.W. Suhardi -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.
ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. Benar Bukit, Kristiyanti, Hari Nurcahyadi Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI
Lebih terperinciSIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber
Lebih terperinciAKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007
AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung merapi cukup banyak yang tersebar di seluruh penjuru nusantara meliputi Sumatera, Jawa, dan Irian Jaya. Di Sumatera
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciPenentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi
Lebih terperinciadukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen
Lebih terperinciEKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinci4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya setiap benda yang ada di alam semesta ini memiliki paparan radiasi, akan tetapi setiap benda tersebut memiliki nilai
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Jenis Batuan
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta
Lebih terperinciOXEA - Alat Analisis Unsur Online
OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011 Bambang Purwanto, Ngatino, Amir Djuhara Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Kawasan PPTN Pasar Jumat Jakarta
Lebih terperinciPenentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma
Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma (The Determination of the Concentration and Transfer Factor
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 Sri Wahyuningsih ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas
Lebih terperinciMETODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA
METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA Kristiyanti, Tri Harjanto, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 lt 2
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Oleh : ADI WIJAYANTO 1 Adi Wijayanto Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id CAKUPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1
Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan
Lebih terperinciOPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131
OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131 SUGILI PUTRA, SURYO RANTJONO, TRISNADI ARIFIANSYAH Abstrak OPTIMASI JUMLAH TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA
Lebih terperinciISSN PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS GAMMA, BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA DALAM SEDIMEN DAN AIR SUNGAI
7"D Sukirno don Sudarmadji. ISSN 0216-3128 257 PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS GAMMA, BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA DALAM SEDIMEN DAN AIR SUNGAI Sukirno dad Sudarmadji Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta.
Lebih terperinci2.1 Pengertian Radionuklida 6
IX DAFTARISI Halaman Judul! Halaman Pengesahan Motto Halaman Persembahan Kata Pengantar u 1V v vl Abstraksi Daftarlsi DaftarTabel DaftarGambar 1X xv xvl BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang * 1.2 Rumusan
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
PELURUHAN RADIOAKTIF NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id 081556431053 Istilah dalam radioaktivitas Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti atom yg stabil: disintegrasi/peluruhan
Lebih terperinciKEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:
Lebih terperinciTata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron
Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK Yanlinastuti, Noviarty, Sutri Indaryati ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and Trans Asiatic Volcanic Belt dengan jajaran pegunungan yang cukup banyak dimana 129 gunungapi
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA
PENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA Bambang Irianto, Muljono, Suprihati -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail : bbirianto97 @
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag)
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.9, No.2, April 2006, hal 63-70 PENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag) Indri Setiani 1), Mohammad Munir 1), K.Sofjan
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI RUANG REAKTORKARTINIPTAPB-BATANYOGYAKARTA Supamo, Elisabeth Supriyatoi - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinci6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara
6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan
Lebih terperinciBeda antara lava dan lahar
lahar panas arti : endapan bahan lepas (pasir, kerikil, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunung api yg bercampur air panas dr dl kawah (yg keluar ketika gunung meletus); LAHAR kata ini berasal
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Laju peluruhan radionuklida per satuan waktu berbanding lurus dengan jumlah radioaktif yang ada pada waktu itu. -dn/dt λn -dn/dt = λn dn/n = - λdt (jika diintegralkan)
Lebih terperinciBAB V Ketentuan Proteksi Radiasi
BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi Telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK
PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL Haryadi 1*, Sariadi 2, Zahra Fona 2 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan Teknik Kimia,
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000
ISSN 0216-3128 97 EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 - DESEMBER 2000 Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
Lebih terperinciPenentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas bumi terbesar (p otensi cadangan dan potensi diketahui), dimana paling tidak terdapat 62 lapangan
Lebih terperinciMETODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAH SAKITDI SEMARANG Lely. N*,
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak
ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBENTUKLAHAN ASAL VULKANIK
BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK Bentuklahan asal vulkanik merupakan bentuklahan yang terjadi sebagai hasil dari peristiwa vulkanisme, yaitu berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinci3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9
3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR A. Kerangka Format Laporan
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1996
Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH
PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH Winduwati S., Suparno, Kuat, Sugeng Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha
Lebih terperinciRINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya
RINGKASAN Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penulis : Pande Made Udiyani; Judul : Identifikasi Radionuklida Air di Luar Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciFISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)
No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciKIMIA (2-1)
03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian
Lebih terperinciPENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
258 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal 258-264 PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Hermawan
Lebih terperinci7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara
7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,
Lebih terperinciRADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.
Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinci