ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TANAH PASCA PENGATUSAN DAKHIL DI KAWASAN REAKTOR KARTINI
|
|
- Shinta Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Yogyakarta, 6 September 01 ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TANAH PASCA PENGATUSAN DAKHIL DI KAWASAN REAKTOR KARTINI Siswanti, Wijiyono -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 1, Kotak pos 6101 Ykbb ptapb@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TANAH PASCA PENGATUSAN DAKHIL DI KAWASAN REAKTOR KARTINI. Telah dilakukan analisis radionuklida pemancar pada sampel tanah pasca pengatusan dakhil di kawasan reaktor kartini. Sampling dilakukan dengan metode acak tanah diambil 5 x ulangan secara acak sebanyak ± 500 gram di kawasan reaktor kartini. Preparasi dilakukan dengan cara tanah dibersihkan, kemudian dikeringkan, digerus lalu disaring dengan ukuran 100 mesh. Tanah ditimbang sebanyak 0,5 gram lalu masukan dalam plancet. Pengukuran radionuklida pada tanah menggunakan low background counter selama 0 menit dengan efisiensi alat = 8,11%. Hasil pengukuran radionuklida pemancar pada tanah dari bulan Januari s/d Desember 01 di kawasan reaktor diperoreh data tertinggi bulan Januari = 0,7 0,07 Bq/g, Pebruari = 0,34 0,08 Bq/g, Maret = 0,9 0,08 Bq/g, April = 0,35 0,07 Bq/g, Mei = 0,76 0,16 Bq/g, Juni = 0,79 0,15 Bq/g., Juli = 0,81 0,16 Bq/g, Agustus = 0,81 0,16 Bq/g, September = 0,79 0,17 Bq/g. Oktober = 0,64 0,16 Bq/g, Nopember = 0,85 0,17 Bq/g.dan Desember = 0,78 0,16.Bq/g. Kemudian data dari bulan Januari s/d Desember 011 tersebut terendah bulan Januari di lokasi Tambakbayan sebesar = 0,7 0,07 Bq/g dengan titik koordinat 07 o LS 110 o 4.18 BT, sedangkan data tertinggi pada bulan Nopember di lokasi Depok sebesar = 0,85 0,17 Bq/g, dengan titik koordinat 07 o LS 110 o 5.77 BT Sedangkan hasil uji statistik untuk data tertinggi pada setiap bulan dari masing-masing lokasi tidak ada beda nyata. Karena faktor hitung masih lebih kecil dari pada faktor tabel yaitu 4,80 < 5,99 pada tingkat kesalahan 1 % atau tingkat ketelitian 99 %. Dan tidak menunjukkan adanya korelasi jauh dekatnya jarak terhadap reaktor dengan aktivitas pemancar semakin dekat dengan reaktor tidak selalu menunjukkan akativitasnya semakin besar. ABSTRACTt THE ANALYSIS OF RADIONUCLIDE RAY OF THE SOIL SAMPLES PASCA DAKHIL ABSORBTION OF REACTOR KARTINI AREA. The analysis of radionuclide ray of the soil samples of dakhil absorbtion pasca of the reactor kartini area were done soil sample, about 00 g, were from some point station area with 5 replicates. Soil samples were digested by Bold Mild. Each samples of soil were weight 0.5 g and filled in to aluminium plancet. The samples were for 0 minutes by GM detector in The LBC System, with 8.11% of efficiency. It was found that the Activity of radionuclide ray of the soil samples from January to December 01 of the Kartini reactor area. The higher of activity radionuclide ray on January = Bq/g, February = Bq/g, March = Bq/g, April = Bq/g, May = Bq/g, June = Bq/g, July = Bq/g, Agust = Bq/g, September = Bq/g. October = Bq/g, November = Bq/ and December = Bq/g Tthe lowest of activity radionuclide ray on January at Tambakbayan location abaut Bq/g by cordinat position 07 o 46,839 LS 110 o 4,18 BT and the higher of activity radionuclide ray on January Buku I hal. 19
2 Yogyakarta, 6 September 01 at Depok location abaut Bq/g, by cordinat position 07 o 46,56 LS 110 o 5,77 BT g Result of statistic every months by Complette Radomiced Designer (CRD) no siqnificant because calculated factor < table factor namly 4.80 < 5.99 on 1 % error degree or 91 % accuratted degree. From the analysis that is no correlation between the distance from reactor with soil radioactivity The closer distance from reactor it is not mean the higher gross activity measurement. PENDAHULUAN F enomena serbaran radionuklida diudara bebas, pada waktu musim kemarau unsur radioaktif tersebut akan terbawa angin. Kemudian akan terdistribusi dan mengendap pada tempat yang sesuai dengan arah dan kecepatan angin. Sementara di musim hujan bersamaan dengan aliran angin dapat mengendapkan unsur radioaktif yang berada di udara lalu ke permukaan tanah. Radionuklida yang bercampur dengan air hujan jatuh pada permukaan tanah mengalir dalam bentuk fase cair. Sebagian kecil hilang karena penguapan melalui evavorasi, evavotranspirasi dan intersepti. Sedangkan sebagian besar masuk ke dalam lengas tanah melalui gerakan Infiltrasi tanah [6] Gambar 1. Penyebaran radionuklida pemancar beta pada lengas tanah Gerakan infiltrasi tanah adalah masuknya air dari permukaan tanah mengisi ruang diantara butir-butir tanah hingga jenuh, karena pengaruh gaya grafitasi tanah [6], maka pada saat tanah kering terkena hujan kandungan lengas tanah di lapisan permukaan meningkat karena air meresap masuk pada butir-butir tanah hingga mencapai kapasitas lapangan [6]. Air yang menembus butir-butir tanah itu yang disebut sebagai air lengas tanah. Air dalam lengas tanah akan bergerak ke lapisan tanah yang lebih dalam dan air akan bergerak kesemua arah diatas kapasitas lapangan, kemudian air akan bergerak lambat ketika melalui pori-pori tanah yang berukuran µm. Selanjutnya terjadi gerakan perkolasi air tanah pada saat melalui pori-pori berukuran > 50 µm hingga terjadilah proses pengatusan Dakhil (6). Penyebaran radionuklida bersama air hujan ditunjukkan pada Gambar 1. Pada prinsipnya profil tanah terbagi dalam horizon A,E, B. [9] Profil tanah pada horizon A inilah yang sering disebut sebagai tanah lapis olah (top soil), dengan kedalaman sekitar 5 5 cm. Lengas tanah yang terdapat pada tanah lapis olah biasanya paling kaya akan unsur hara. Lengas tanah pada tanah lapis olah ini sangat cocok untuk jenis tanaman semusim seperti jenis tanaman sayursayuran, polowijo yang mempunyai perakaran relatif pendek, dan jangkauan akar tidak jauh ke dalam, maka unsur hara pada tanah lapis olah dapat dimanfaatkan secara optimal oleh berbagai tanaman hortikultura dan polowijo yang tumbuh pada media tanah tersebut. Kemungkinan radionuklida pemancar beta yang terikat pada lengas tanah pada bagian tanah lapis olah akan terakumulasi pada berbagai tumbuhan bersama sama dengan unsur hara pada saat terjadi proses respirasi dan fotosintesa (5). Seiring dengan beroperasinya reaktor Kartini Yogyakarta, dilakukan analisis radionuklida pemancar beta pada sampel tanah. Sampel tanah di ambil mulai jarak 100 m, 00 m hingga radius 5000 m dari pusat reaktor. Mengingat tanah lapis olah yang merupakan media tumbuh berbagai tumbuhan di kawasan reaktor Lengas tanah merupakan komponen lingkungan yang tidak kalah pentingnya bila dibandingkan komponen lingkungan lainnya seperti air, udara atau debu jatuhan (fall out) Pengukuran aktivitas radionuklida pemancar beta pada lengas tanah dilakukan terkait dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran yaitu setiap kegiatan yang melibatkan berbagai bahan radioisotop, diharuskan melakukan pemantauan dan pengawasan radioaktivitas lingkungan Pemantauan dilakukan untuk melindungi manusia dan alam sekitarnya terhadap kemungkinan bahaya dari radiasi [7] Pengambilan sampel lingkungan sebanyak 17 lokasi setiap bulan sekali dari 100 m hingga radius 5000 m dari reaktor. Pengambilan sampel lingkungan sesuai dengan Dokumen Audit Lingkungan Tahun 005 dan Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) No. RKL 01/APB/09 serta Dokumen Pemantauan Lingkungan (RPL) No. RPL 01/APB/09 yang berlaku mulai tanggal 16 Oktober 009 [8] Adapun lokasi sampling tanah dapat di lihat pada Gambar. Pentingnya pemantauan Lingkungan, karena lingkungan adalah bagian alam yang berhubungan dengan kehidupan manusia setiap. Buku I hal. 193
3 Yogyakarta, 6 September 01 hari, seperti udara (atmosfir), lengas tanah, sawahladang, air, flora, fauna dan lain sebagainya [] Zat radioaktif dapat memancarkan partikel alpa, beta dan gamma. Partikel-partikel ini berbahaya apabila mengenai manusia pada dosis tinggi. Kemungkinan gas buang yang terlepas dari cerobong reaktor perlu dikelola dengan penyaringan menggunakan filter hingga dapat menekan aktivitas lingkungan sekitar sekecil mungkin. Analisis radionuklida pemancar beta pada sampel tanah yang banyak terakumulasi pada lengas tanah di kawasan reaktor sampai saat ini masih dilakukan. Dalam hal ini berguna untuk mengetahui lebih dini bila terjadi kenaikan radioaktivitas pada sampel tanah/lengas tanah di kawasan reaktor. Mineral-mineral yang mengandung radionuklida primordial (alam) Adapun mineral-mineral yang mengandung radionuklida primordial dapat di lihat pada tabel 1. Senyawa radionuklida baik alam maupun buatan dapat terakumulasi di dalam lengas tanah. Bilamana masukannya radionuklida jauh melebihi batas kecepatan alir /penguraian radioaktif, maka zat radioaktif akan sampai pada manusia Oleh karena itu diperlukan pengaturan dan pengawasan radioaktivitas lingkungan dengan baik. Selain itu perlu diketahui jalur kritis sebaran radioaktivitas di lingkungan. Methode untuk mengetahui jalur kritis sebaran radioaktif yaitu dengan melakukan pengambilan contoh-contoh lingkungan untuk ditentukan dan dianalisa radioaktivitasnya. Jalur penyebaran radionuklida dilingkungan dapat dilihat pada Gambar 3. [4] Gambar. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah di Kawasan Reaktor Kartini. (Sumber: Dokumen RPL Rev.0 Tahun 009) Pemantauan ini dilakukan agar penduduk terhindar dari bahaya radiasi yang terakumulasi pada lengas tanah sebagai akibat aktivitas reaktor melalui daur penyebaran baik radionuklida alam maupun radionuklida buatan. Pada dasarnya radioaktivitas dibedakan menjadi kelompok yaitu radioaktivitas buatan dan radioaktivitas alam. Radioaktivitas buatan berasal dari hasil reaksi pembelahan dan bisa juga dari debu-debu radioaktif dari fasilitas nuklir atau ledakan bom nuklir. Radioaktivitas alam merupakan bagian dari alam yang tidak dapat dibuat oleh manusia yang sudah ada sejak terbentuknya bumi (alam) semesta ini, seperti radiasi Primordial adalah radiasi alam yang berasal dari dalam bumi. Jenis radiasi ini sering juga disebut dengan radiasi terrestrial. Adapun jenis radiasi yang berasal dari mineral-mineral yang ada dalam batu-batuan dan dalam tanah. antara lain sederet nuklida hasil peluruhan alam yang terdiri dari deret uranium, actinium dan thorium [3] Pengoperasian reaktor Kartini tidak menutup kemungkinan akan melepaskan zat yang mengandung radionuklida buatan yang dapat meningkatkan pencemaran lingkungan. Namun perlu diingat juga bahwa pencemaran yang terdapat pada lengas tanah di kawasan reaktor Kartini. Gambar 3. Jalur Penyebaran Radioaktivitas Lingkungan Lingkungan perlu diteliti dan diawasi dengan cara melakukan analisis radionuklida pemancar β pada lengas tanah. Data lingkungan yang diperoleh dapat di gunakan untuk mengetahui kemungkinan ada tidaknya peningkatan aktivitas radionuklida pemancar β pada lengas tanah. Selanjutnya dari analisis data yang diperoleh dapat ditentukan langkah dan tindakan yang diperlukan guna melestarikan daya dukung alam yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup manusia [4] Kemampuan daya dukung alam tersebut harus dijaga agar tidak rusak dan berakibat buruk bagi manusia []. Tujuan analisis radionuklida pemancar β pada tumbuhan di kawasan reaktor dengan rancangan acak lengkap untuk mengetahui pengaruh radioaktif pada lengas tanah yang ditimbulkan oleh sinar beta dan memperoleh data dukung pemantauan radioaktivitas lingkungan Lokasi sampling seperti pada tabel. Buku I hal. 194
4 Yogyakarta, 6 September 01 Tabel 1. Contoh mineral yang mengandung radionuklida primordial. Radionuklida Primordial & t 1/ Uranium-38 (Deret Uranium) 4,5 x 10 9 tahun Uranium-35 (Deret Aktinium) 7,1 x 10 8 tahun Kalium-40 1,8 x 10 9 tahun Rubidium-87 4,7 x tahun Nuklida turunannya Timbal-06 Timbal-07 Argon-40 Strontium-87 Terdapat pada mineral (pasir dan batuan) Zirkon Uraninite Pitchblende Zirkon Uraninite Pitchblende Muscovite Biotite Hornblende Glauconite Sanidine Semua batuan gunung berapi Muscovite Biotite Lepidolite Microcline Semua batuan metamorfosis Tabel. Lokasi Pengambilan sampel Tanah No Lokasi Pengambilan Sampel Kode lokasi Tanah Koordinat 1 Kolam Terpadu o LS 110 o BT Utara Gedung Bengkel o LS 110 o BT 3 Sahid Hotel 00-1 O 07 o LS 110 o BT 4 Ngentak (Barat BTS Telkom) o LS 110 o BT 5 Kledokan 500- O 07 o LS 110 o BT 6 Perumahan Yadara O 07 o LS 110 o BT 7 Janti O 07 o LS 110 o BT 8 Seturan O 07 o LS 110 o BT 9 Desa Demangan O 07 o LS 110 o BT 10 Tambak Bayan O 07 o LS 110 o BT 11 Pengawatrejo O 07 o LS 110 o BT 1 Ambarukmo Hotel O 07 o LS 110 o 4.18 BT 13 Maguwoharjo O 07 o LS 110 o 4.67 BT 14 Depok O 07 o LS 110 o 5.77 BT 15 Dayu (Jl.Kaliurang Km. 8) O 07 o LS 110 o BT 16 Nomporejo O 07 o LS 110 o 6.07 BT 17 Kalasan O 07 o LS 110 o BT 18 Warung boto O 07 o LS 110 o BT Jumlah 17 Sumber: Dokumen RPL Rev.0 Tahun 009 Keterangan : O = sampel diambil - = sampel tidak diambil TATA KERJA Bahan dan Peralatan Bahan analisis yang digunakan dalam pengukuran radioaktivitas ini adalah sampel tanah yang diambil di kawasan reaktor Kartini Peralatan yang digunakan antara lain : Bold mild, timbangan sartorius, aluminium, dan alat cacah Low Background Counter (LBC), GPS, kamera, peta, kantong plastik, alat tulis. Cara Kerja 1. Sampel tanah : sampel tanah diambil di kawasan reaktor Kartini berdasarkan titik pengambilan sampel yang sudah ditetapkan lokasinya sebanyak 16 lokasi. Cara pengambilan sampel dilapangan dengan system random sampling, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.. Buku I hal. 195
5 Yogyakarta, 6 September 01 Aktivitas di hitung dengan menggunakan persamaan : C 100 Aktivitas Bq/ gram (1) E dimana : C = cacah cuplikan-cacah latar (cpm) E = efisiensi alat 8,11% dengan standar K-40 dari KCL) Gambar 4. Cara pengambilan sampel tanah Setiap lokasi diambil 5 ulangan secara acak pada tanah lapis olah sedalam 5 cm. Kemudian sampel dicampur menjadi satu sebanyak 00 g, masukan dalam kantong plastik dan diberi label, kode lokasi, hari dan tanggal pengambilan.. Preparasi Cuplikan Agar cuplikan siap untuk dianalisis,. tahapan yang harus dilakukan : a. Pengeringan : sampel dikering-anginkan di udara bebas b. Penggerusan : sampel tanah pada tanah lapis olah digerus dengan agat atau Bold Mild. c. Penyaringan : penyaringan dengan alat penyaring yang berukuran 100 mesh d. Hasil : hasil penyaringan sampel diambil 0,5 g masukan kedalam planset aluminium sambil diberi air suling sedikit demi sedikit,dan dikeringkan diatas Hot plate selama 10 menit, maka cuplikan siap untuk dianalisis. 3. Pencacahan Sampel Pencacahan radioaktivitas β total pada cuplikan tanah dilakukan dengan alat cacah β Ortec/ Low Background Counter (LBC) dengan tegangan kerja 1150 volt dan waktu cacah 0 menit. Efisiensi alat cacah β = 8,45 % dan dilanjutkan dengan uji statistis menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap pada tingkat kepercayaan 95 %. Alat cacah dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Alat Cacah LBC 4. Perhitungan radioaktivitas pemancar pada tanah sbb : HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap sampel lengas tanah yang berada disekitar reaktor Kartini pada umumnya mengandung radioaktif yang berasal dari kontribusi radionuklida alam dari perut bumi dan kemungkinan radionuklida buatan yang jatuh ke tanah bersama-sama air hujan. Air hujan yang kemungkinan mengandung radionuklida alam maupun buatan jatuh pada permukaan tanah dalam bentuk fase cair, walaupun sebagian kecil mengalami penguapan melalui evavorasi, evavotranspirasi dan intersepti dan limpasan air permukaan (Run of). Air sebagian besar masuk ke tanah melalui gerakan infiltrasi sampai kondisi jenuh.,lalu air meresap dan mengisi butir-butir tanah hingga mencapai kapasitas lapangan. Air tersebut dinamakan sebagai air lengas tanah. Radionuklida pemancar beta mengikuti aliran air maka akan banyak terikat pada lengas tanah. Radionuklida pemancar pada lengas tanah sekitar rekator Kartini dapat berasal dari pelepasan radionuklida dari aktivitas reaktor yang terlepas melalui cerobong reaktor yang terbawa aliran angin dan jatuh kepermukaan tanah bersamaan dengan air hujan yang akhirnya mengendap pada lengas tanah. Radioaktivitas pemancar bisa juga dari radionuklida alam seperti yang terdapat didalam tanah atau batuan seperti 6 Ra 3 Th, 40 K, 14 Pb ataupun radionuklida alam pemancar lainnya. Radioaktivitas pemancar, dapat terakumulasi pada tumbuhan di kawasan reaktor pada saat tumbuhan melakukan proses respirasi dan fotosintesis. Jika data aktivitas radionuklida pemancar β yang diperoleh pada lengas tanah tidak melebihi ambang batas, maka radionuklida pemancar β pada lengas tanah yang lebih dalam bisa diabaikan, meskipun sebagian air dalam lengas tanah akan bergerak ke lapisan tanah yang lebih dalam dan bergerak kesemua arah diatas kapasitas lapang Diperkiraka air tersebut jumlahnya relatif kecil karena gerakannya sangat lambat akibat pengaruh gerakan perkolasi air tanah. Gerakan lambat tersebut karena melalui pori-pori tanah yang berukuran antara µ m. Gerakan perkolasi akan berlangsung pada saat melalui pori-pori berukuran > 50 µ m hingga terjadilah proses pengatusan Dakhil. Buku I hal. 196
6 Yogyakarta, 6 September 01 Tabel 3. Hasil pengukuran aktivitas tertinggi penyebaran radionuklida pemancar β tanah di kawasan reaktor Kartini tahun 011 No. Bulan Lokasi Jumlah Cacah Eff Laju peluruhan Aktivitas Cplk Latar (%) (dpm) (Bq/g abu) 1. Januari Tambakbayan ,33 3,67 7,89 0,7 0,07. Februari Kolam terpadu ,50 40,60 9,5 0,34 0,08 3. Maret Janti ,47 35,43 9,36 0,9 0,08 4. April Nomporejo ,49 4,1 8,38 0,35 0,07 5. Mei Dayu (Jakal) ,50 45,50 9,57 0,76 0,16 6. Juni Utara Gdg Bkl ,50 47,31 9,04 0,79 0,15 7. Juli Dayu (Jakal) ,50 48,53 9,78 0,81 0,16 8. Agustus Dayu (Jakal) ,50 47,9 9,7 0,80 0,16 9. September Dayu (Jakal) ,50 47,31 9,97 0,79 0, Oktober Depok ,50 38, 9,4 0, Nopember Depok ,50 50,95 10,33 0,85 0,17 1. Desember Maguwoharjo ,50 46,71 9,57 0,78 0,16 Tabel Anova SK Db JK KT I : hitung Tabel Perilaku P = 3 Galat Perilaku n-p 1-4 = 8 5,91/3 = 1,97 = 4,80 (1 %) 5,99 3,31 = 0,41 Bila mana data radionuklida pemancar β pada lengas tanah melebihi ambang batas, bila dibandingkan dengan data rona awal reaktor beroperasi maka perlu analisis lebih lanjut menggunakan alat Spektrometer gamma. Berdasarkan data yang ada, dapat diketahui kemungkinan ada tidaknya pencemaran zat radioaktif ke lingkungan yang disebabkan beroperasinya reaktor Kartini. Pemantauan perlu setiap bulan analisis data untuk mengetahui secara pasti apakah setiap bulan sekali ada peningkatan atau perubahan radionuklida di kawasan reaktor Kartini tersebut. Jika ada indikasi yang menunjukkan adanya perubahan kondisi lingkungan di kawasan reaktor, maka dapat ditentukan langkah dan tindakan yang diperlukan demi kelangsungan hidup manusia. Hasil analisis radionuklida pemancar β pada lengas tanah setiap 3 bulan dapat di lihat pada tabel 3. Analisis data dilakukan tiap triwulan sekali selama 1 bulan masing-masing 3 x ulangan Radioaktivitas pemancar pada sampel tanah yang tertinggi pada setiap triwulan memang berbedabeda. Oleh karena itu umtuk membuktikan apakah setiap 3 bulan dari masing-masing lokasi ada perbedaan yang nyata, perlu dilakukan uji statistik dengan menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tingkat kepercayaan 99 % atau tingkat kesalahan 1 % [1] Perhitungan : 5,08 FK 1 JKT 5,80 0,7 0, ,75 4,74,15,59 15,88 JKP 17,13 8,50,59 5,91 18,4 3 17,15 JKGP JKP JKT 5,91, 59 = 3,31 18,43 Tabel 4. Radioaktivitas total pada berbagai tanah tahun 011 di kawasan reaktor Kartini Radioaktivitas Total Pada Tanah Ulangan Trwulan Triwulan Triwulan Triwulan ,7 0,35 0,40 0,64 0,34 0,76 0,80 0,85 3 0,9 0,81 0,79 0,78 Y 0,90 0,9 0,99,7 Y1 0,30 0,9 0,33 0,75 Dari hasil uji statistik bila ada beda nyata maka perlu dilanjutkan dengan Test Duncan`s, untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan hasil analisis tersebut. Namun apabila uji statistik tidak menunjukkan beda nyata, tidak perlu dilanjutkan dengan Test Duncan`s. Sedangkan hasil uji statistik untuk data tertinggi pada setiap bulan dari masing-masing. Buku I hal. 197
7 Yogyakarta, 6 September 01 lokasi tidak ada beda nyata. Karena faktor hitung masih lebih kecil dari pada faktor tabel yaitu 4,80 < 5,99 pada tingkat kepercayaan 99 %. atau tingkat kesalahan 1 % KESIMPULAN Dari hasil Analisis radionuklida pemancar pada lengas tanah pasca pengatusan dakhil di kawasan reaktor Kartini pada tahun 011 dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Data terendah pada bulan Januari di lokasi Tambakbayan dengan aktivitas sebesar 0,7 0,07 Bq/g, sedangkan data tertinggi pada bulan Nopember di lokasi Depok dengan aktivitas sebesar 0,85 0,17 Bq/g, belum melebihi batas rona awal sebelum reaktor beroperasi yaitu 0,90 Bq/g.. Secara visual data pengamatan menunjukkan fluktuasi tapi hasil uji statitistik dengan (RAL) tidak ada beda nyata karena faktor hitung masih lebih kecil dari pada faktor tabel yaitu 4,80 < 5,99 pada tingkat kepercayaan 99 % atau tingkat kesalahan 1 % 3. Flutuasi data kemungkinan dipengaruhi oleh cuaca, angin di sekitar kawasan reaktor Kartini. DAFTAR PUSTAKA 1. SOEMARTONO, Diklat Rancangan Percobaan I Yayasan Pembina Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. SURATMAN, Pengukuran Radioaktivitas Beta.Yogyakarta : P3TM-BATAN. (1997). 3. THOYIB., Radionuklida Pencemaran Lingkungan Dan Ekologinya. Yogyakarta : Penerbit Pusat Dosimetri dan Standarisasi BATAN. (1985). 4. WARDANA, Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset. (001). 5. DAKLAN, A. Kajian Terhadap Kadar Pb, Ca, Fe dan Tingkat Radioaktivitas Beta Total Dalam 3 Jenis Sayuran Yang Dihasilkan oleh Petani. Diterbitkan oleh Pusat Dosimetri Dan Standararisai Badan Tenaga atom Nasional. (00) 6. RACHMAN SANTOSA, Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan Ilmu Dasar Terapan 7. UNDANG-UNDANG NO : 10, Tentang Ketenaganukliran Tahun DOKUMEN AUDIT LINGKUNGAN dan DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) No. RKL 01/APB/09 SERTA DOKUMEN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) NO. RPL 01/APB/09 yang berlaku mulai tanggal 16 Oktober DARMA WIJAYA, I. Klasifikasi Tanah, Gajah Mada Univ. Press TANYA JAWAB Tri Suyatno (PTAPB) Apakah pada saat terjadi evaporasi dan evavatranspirasi, radionuklida yang larut dalam air tanah ikut menguap? Siswanti Pada saat terjadi evavorasi dan evavotranspirasi, radionuklida yang larut dalam air tidak ikut menguap melainkan mengendap pada tanah. Nurimaniwati (PTAPB) Apa bedanya evavorasi dan evavotranspirasi? Apakah pada saat terjadi evavorasi dan evavotranspirasi, radio nuklida yang larut dalam air ikut menguap? Siswanti Bedanya evavorasi dan evavotranspirasi adalah evavoasi penguapan langsung dari permukaan tanah, sedangkan evavotranspirasi adalah penguapan dari permukaan tanah ke penguapan lagi. Pada saat terjadi evavorasi dan evavotranspirasi, radionuklida yang larut dalam air tidak ikut menguap melainkan menendap pada tanah. Buku I hal. 198
ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TUMBUHAN
Yogyakarta, 6 September 01 ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR PADA SAMPEL TUMBUHAN Sri Artiningsih, Wijiyono -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 1, Kotak pos 6101 Ykbb 5581 e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA RUMPUT DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2009
EVALUASI HASIL PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA RUMPUT DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2009 Sri Artiningsih,Wijiyono BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA SAMPEL TANAH DI KAWASAN REAKTOR KARTINI TAHUN 2010
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL PADA SAMPEL TANAH DI KAWASAN REAKTOR KARTINI TAHUN 2010 Sri Wahyuningsih, Siswanti, Sri Artiningsih BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011
Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011 Siswanti, A.Aris Munandar PTAPB-BATAN Yogyakarta siswanti@batan.go.id
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT) SISWANTI, GEDE SUTRENA W Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciWijiyono, Suparno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
PENGUKURAN RADIOAKTIVIT AS BETA TOTAL TUMBUHAN DI SEKIT AR GUNUNG MERAPI PASCA ERUPSI TAHUN 2006 Wijiyono, Suparno - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL TUMBUHAN DI SEKITAR GUNUNG MERAPI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno, Mahrus Salam -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciKAJIAN RADIOAKTIVITAS AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI PASCA GEMPA 27 MEI 2006
KAJIAN RADIOAKTIVITAS AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI PASCA GEMPA 7 MEI 006 GEDE SUTRESNA WIJAYA, SISWANTI Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya setiap benda yang ada di alam semesta ini memiliki paparan radiasi, akan tetapi setiap benda tersebut memiliki nilai
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLffi. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLffi PENENTUAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL ABU VULKANIK, TANAH, SEDIMEN DAN PASm DISEKITAR GUNUNG MERAPI ERUPSIT~2006 Wijiyono,
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciEVALUASI DAMPAK RADIOAKTIVITAS UDARA DI YOGYAKARTA PASCA KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA JEPANG
EVALUASI DAMPAK RADIOAKTIVITAS UDARA DI YOGYAKARTA PASCA KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA JEPANG A.Aris Munandar, Siswanti BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK EVALUASI DAMPAK
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013
~ PRO SIDING SEMINAR Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS BETA TOTAL SAMPEL AIR LINGKUNGAN DI SEKITAR REAKTOR KARTINI TAHUN 2011 Siswanti, A.Aris Munandar PTAPB-BATAN Yogyakarta
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciSURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA
SURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA Suparno, Mahrus Salam, Sunardi BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK SURVEI RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011 Bambang Purwanto, Ngatino, Amir Djuhara Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Kawasan PPTN Pasar Jumat Jakarta
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG
ISSN 852-4777 PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG Sri Wahyunigsih (1) dan Yusuf Nampira (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR A. Kerangka Format Laporan
Lebih terperinciRADIOAKTIVITAS BEBERAPA SPESIES BIOTA DI DAERAH PEMANTAUAN SEKITAR REAKTOR KARTINI
Wijiyono, dkk. ISSN 0216-3128 83 RADIOAKTIVITAS BEBERAPA SPESIES BIOTA DI DAERAH PEMANTAUAN SEKITAR REAKTOR KARTINI Wijiyono, H.Muryono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciRINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya
RINGKASAN Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penulis : Pande Made Udiyani; Judul : Identifikasi Radionuklida Air di Luar Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS Iswantoro, Muljono, Sihono, Sutanto W.W. Suhardi -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008
PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008 Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008. Pemantauan
Lebih terperinciDaur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi
Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000
ISSN 0216-3128 97 EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 - DESEMBER 2000 Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANGAN KERJA IEBE SAAT SISTEM VENTILASI UDARA TIDAK BEROPERASI
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANGAN KERJA IEBE SAAT SISTEM VENTILASI UDARA TIDAK BEROPERASI MURADI, SRI WAHYUNINGSIH, SJAFRUDDIN PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR-BATAN Serpong Abstrak PEMANTAUAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 Sri Wahyuningsih ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM
8 ISSN 216-3128 Tri Harningsih, dkk. PENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM Tri Harningsih Mahasiswa S2 Kimia Lingkungan, UGM Yogyakarta Muzakky, Agus Taftazani PTAPB-BATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciPROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF
PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF RINGKASAN Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS AIR, TANAH DAN UDARA MENGGUNAKAN GROSS BETA
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS AIR, TANAH DAN UDARA MENGGUNAKAN GROSS BETA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Ahli Madya (A. Md. Si) Analisis Kimia Program
Lebih terperinciPenentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma
Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma (The Determination of the Concentration and Transfer Factor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008. ENDANG SUKESI, BUDI PRAYITNO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN Gedung 20 - Kawasan Puspiptek - Serpong
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic
Lebih terperinciPenentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB
KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Limbah Radioaktif yang
Lebih terperinciEVALUASI RADIOAKTIVITAS GROSS BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DALAM BUAH-BUAHAN IMPOR DAN LOKAL
ISSN 0216 3128 75 EVALUASI RADIOAKTIVITAS GROSS BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DALAM BUAH-BUAHAN IMPOR DAN LOKAL P3TM BATAN ABSTRAK EVALUASI RADIOAKTIVITAS GROSS BETA DAN IDENTIFIKASI
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 08522979 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012 Untara, Ritayanti, Budihari HP., Sri Susilah, A. Yuniarto,
Lebih terperinciPREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH
Lebih terperinciKAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG
ISSN 0216 3128 Rosidi, dkk. 94 KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG Rosidi dan Sukirno P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN
Lebih terperinciPENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Suhardi, Siswanti, Muljon, Iswantoro BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciKajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs
Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Evi Setiawati Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan penelitian transfer 134 Cs dari
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI RUANG REAKTORKARTINIPTAPB-BATANYOGYAKARTA Supamo, Elisabeth Supriyatoi - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciNo Penghasil Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah sebelum diser
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5445 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Radioaktif- Tenaga Nuklir. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 152) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciKALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR Veronica YANG 1 MEMPENGARUHINYA
KALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG Zaenal Hendro N 1, Mohammad Munir 2 ISSN : 1979-6870 ABSTRACT Calibration of passive-radon monitoring tool has been performed
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA
204 ISSN 0216-3128 Rosidi, dkk. IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA Rosidi, Sukirno, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 BAB VI Air Tanah Air Tanah merupakan jumlah air yang memiliki kontribusi besar dalam penyelenggaraan kehidupan dan usaha
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
No.185, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Keselamatan. Keamanan. Zat Radio Aktif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5728). PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciBAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.
BAB I SIKLUS HIDROLOGI A. Pendahuluan Ceritakan proses terjadinya hujan! Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. Tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciKULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN
KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis
Lebih terperinci2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6
KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciSifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm
Sifat fisika air Rumus molekul Massa molar Volume molar Kerapatan pada fasa Titik Leleh Titik didih Titik Beku Titik triple Kalor jenis Air H 2 O 18.02 g/mol 55,5 mol/ L 1000 kg/m 3, liquid 917 kg/m 3,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciAplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 6, Nomor 1, Januari 2014 Hal. 26-37 Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciTANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1
Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA
PENENTUAN KONSENTRASI TORIUM-232 DAN ANAK LURUHNYA SECARA SPEKTROMETRI ALPA Bambang Irianto, Muljono, Suprihati -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail : bbirianto97 @
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENENTUAN RADIONUKLIDA DALAM PARTIKULAT UDARA UKURAN TSP DISEKITAR PLTU CILACAP, JAWA TENGAH
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN RADIONUKLIDA DALAM PARTIKULAT UDARA UKURAN TSP DISEKITAR PLTU CILACAP, JAWA TENGAH Tri Rusmanto, Mulyono, Iswantoro -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb
Lebih terperinciSUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak
PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan pesisir merupakan daerah peralihan antara daratan dan laut. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat bermacam ekosistem dan sumber daya pesisir. Ekosistem pesisir
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciPengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 57-64, Mei 2013 57 Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir (The Effect of Rain to the Change
Lebih terperinciPEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciIRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012
Nama : Yudhistira Wharta Wahyudi NIM : 105040204111013 Kelas : J, Jumat 09:15 Dosen : Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1)
Lebih terperinciGAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU
GAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU Feydri Ferdita Dera 1*, Sri Suryani 1, Bualkar Abdullah 1, Eko Pudjadi 2 Departemen Fisika,FMIPA Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciKarakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017
Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR
YOGYAKARTA, - NOVEMBER 007 PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR BUDI PRAYITNO Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 530 Banten Telp (0) 756095
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin
Lebih terperinci*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 27/2002, PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF *39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN RPP/KIM SKM 229/ 01-02 5 September 2012 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia 2. Matakuliah/Kode : Radioanalisis
Lebih terperinciPEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN
PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN
Lebih terperinciREFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA NUGRAHA LUHUR, UNGGUL HARTOYO, YULIUS SUMARNO, SUKINO Pusat Reaktor Serba
Lebih terperinciANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 9 ISSN 98-6 ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS SUBIHARTO, NAEK NABABAN, UNGGUL HARTOYO PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 5 Tangerang Abstrak ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang pengembangannya sangat besar
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang
Lebih terperinci