PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA DI BAGIAN SIZING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Irwan Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA DI BAGIAN SIZING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AGUS SUSANTO J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
2
3 PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA PADA BAGIAN SIZING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Oleh : Agus Susanto*, Harjanto**, Suwaji*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS ABSTRAK Efeisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh iklim kerja. Temperatur yang telalu panas dapat menjadikan perasaan cepat lelah dan mengantuk, sebaliknya temperatur yang terlalu dingin dapat mengurangi tingkat atensi dan ketenangan. Hal tersebut berpengaruh negatif terutama pada kerja mental. Oleh karena itu penyimpangan suhu baik diatas maupun dibawah batas kenyamanan akan memberikan efek negatif pada kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim kerja panas terhadap kelelahan pada pekerja bagian Sizing PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Jenis penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 30 pekerja yang terdiri dari 15 pekerja bagian Sizing dan 15 pekerja bagian proses. Uji statistik menggunakan Chi Square, nilai p 0,025 (p< 0,05) maka menunjukkan nilai yang signifikan. Dapat disimpulkan ada pengaruh iklim kerja panas terhadap kelelahan pada pekerja bagian. Kata kunci : Iklim kerja panas, Kelelahan, Pekerja ABSTRACT The efficiency of the work is strongly influenced by the work climate. Temperatures that are too hot can make feeling tired and sleepy on the otherwise very cold temperatures can reduce the level of attention and calmness. It can be negatively affect on the mental work, therefore the temperature deviation either above or below the limit of comfort will give a negative impact on fatigue. The purpose of this research was to know the effect of heat work climate against in the sizing workers Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. This research was use analitical survei methode with crossectional approaching methode. Sampling methode using purposive sampling methode as many as 30 worker that were consist of 15 sizing worker and 15 processing worker. The statistic test was using Chi Square, p value 0,025 (p<0,05) proof significan result. It can be concluded there are effect of heat work climate against in the sizing workers Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Keywords : Heat work climate, Fatigue, Worker 1
4 A. Pendahuluan Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia itu sendiri. Pemanfaatan teknologi tidak dapat dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi globalisasi. Keadaan demikian juga dapat mempengaruhi penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, efek samping yang tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Di samping itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan pekerja (Tarwaka, 2008). Di dalam lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi beban tambahan akibat lingkungan kerja. Beban tambahan akibat lingkungan kerja tersebut dapat berasal dari faktor kimiawi, fisik, biologis, fisiologis, pisikis. Beban tambahan lingkungan kerja fisik khususnya lingkungan kerja panas memegang peranan yang penting. Untuk efisisensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya, pekerjaan harus dikerjakan dengan cara dan dalam lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Lingkungan dan cara yang dimaksud meliputi tekanan panas, penerangan di tempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, perserasian manusia dan mesin. Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam lingkungan nikmat kerja. Temperatur yang terlalu panas menjadikan perasaan cepat lelah dan mengantuk, sebaliknya temperatur yang teralu dingin mengurangi daya atensi dan ketidak tenangan yang berpengaruh negatif terutama pada kerja mental. Dengan demikian penyimpangan dari batas kenyamanan suhu baik di atas maupun di bawah nyaman akan berdampak buruk pada kelelahan kerja (Suma mur, 2009) Kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kesetabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja (Nurminto,2003) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang keselamatan dan kesehatan kerja Pasal 86 Ayat 1 dan 2 yang menyatakan Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Rosy Daniar Krisnanti (2011) di CV. Rakabu Furniture Surakarta berdasarkan uji statistik Pearson Product Moment untuk menguji hubungan antara tekanan panas dengan kelelahan kerja diperoleh hasil nilai yang signifikan bahwa ada hubungan tekanan panas terhadap kelelahan kerja. Survei awal di PT Iskandar Indah Printing Textil Surakarta dijumpai banyak pekerja yang bekerja di lingkungan panas dengan variasi kerja yang tidak memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB ). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ifadah (2011) hasil pengukuran iklim kerja di bagian sizing dengan menggunakan Heat Stress Area atau alat pengukur iklim kerja panas diperoleh indeks suhu bola basah sebesar 32,5ºC. Jika dibandingkan dengan NAB, 2
5 Iklim kerja di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan keputusan menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 13/MEN/X/2011, dengan pengaturan waktu kerja terus menerus 8 jam per hari dan beban kerja ringan (70-100) denyut nadi didapatkan hasil NAB 30ºC yang berarti iklim kerja bagian sizing melebihi Nilai Ambang Batas (NAB), sedangkan hasil pengukuran iklim kerja bagian proses didapatkan hasil 27,6 ºC dengan variasi kerja 8 jam per hari, beban kerja ringan, iklim kerja bagian proses tidak melebihi Nilai Ambang Batas NAB. Untuk kelelahan kerja yang diukur dengan menggunakan Reaction Timmer didapatkan hasil 416,8 milidetik, yang berarti kelelahan kerja pada bagian sizing termasuk kelelahan kerja sedang. Produktivitas di PT. Iskandar Indah Prrinting Textile Surakarta dalam 1 minggu dapat menghasilkan kain sebanyak ± 7000 kain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim kerja panas terhadap kelelahan pada tenaga kerja di bagian sizing PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode Survai Analitik dengan mengunakan pendekatan cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga kerja dibagian Sizing dan proses yang berjumlah 53 orang pekerja, di bagian Sizing berjumlah 21 orang dan dibagian Proses berjumlah 32 orang pekerja di PT Iskandar Indah Printing Surakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. purposive sampling berarti pengambilan anggota sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiono,2010). Berdasarkan total jumlah keseluruhan tenaga kerja dibagian sizing dan bagian proses sebanyak 53 tenaga kerja. Terdiri dari 21 tenaga kerja dibagian sizing yang memenuhi kriteria sebanyak 15 tenaga kerja dan dari 32 tenaga kerja dibagian proses yang memenuhi kriteria sebanyak 15 tenaga kerja. Variabel-variabel yang dianalisis adalah variabel bebas yaitu iklim kerja panas yang di hubungkan dengan variabel terikat yaitu kelelahan kerja. Pengambilan data iklim kerja panas di ukur dengan menggunakan alat Questtemp dan untuk kelelahan kerja ukur dengan alat Reaction timer L77 Lakassidaya. Analisis data menggunakan perangkat lunak komputer berupa program komputer Statistik yang meliputi: 1. Analisis Univariat Digunakan untuk menggambarkan karakteristik variabel bebas dan variabel terikat. Merupakan penyajian data secara deskriptif yang hanya mempersoalkan satu variabel yang dalam penyajiannya berbentuk tabel distribusi frekuensi yaitu mean, median, modus dan analisis persentase. 2. Analisis Bivariat Analisis Bivariat: Menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat signifikan α 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. C. Hasil 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu dari perusahaan textile yang mengolah bahan baku benang menjadi kain mentah (grey) yang kemudian meningkatkan jenis produksi berupa kain bercorak atau lebih dikenal dengan sebutan batik printing. PT. Iskandar Indah Printing Textile didirikan pada tanggal 23 mei 1975, bentuk badan usaha CV (commanditer vennonschap) dengan 3
6 nama CV Iskandartex, berasarkan akta perusahaan No 98 tanggal 23 Mei 1975, CV iskandartex memulai produksinya satu tahun setelah berdiri yaitu pada tahun Pada awal berdirinya perusahaan bermodalkan 25 mesin tenun, dan kemudian mengalami perkembangan hingga tahun 1977 perusahaan memiliki 77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus meningkat hal ini dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji dari Taiwan yang fungsinya mengeringkan secara otomatis. Pada tahun yang sama perusahaan juga memperluas bangunan dan menambah mesin tenun hinggan 300 unit. Karna permintaan yang semakin meningkat maka perusahaan merasa perlu menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin tenun, hingga pada tahun 1983 jumlah mesin tenun yang dimiliki perusahaan berjumlah 614 unit. Melihat usaha yang terus berkembang, maka pemimpin perusahaan mengambil kebijakan untuk mengubah bentuk perusahaan dari bentuk CV menjadi bentuk PT (perseroan terbatas).perusahaan bentuk ini didasarkan alasan bahwa dalam bentuk PT perusahaan lebih mempunyai peluang dalam mengembangkan usahanya. Perusahaan ini resmi menjadi PT Iskandartex pada tanggal 2 januari 1991 dengan nomor ijin usaha 199/II.16/PB/VIII/1991/PT. pergantian nama terjadi sejak bulan Februari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile. Proses produksi PT Iskandar Indah Printing Textile dimulai dari benang lusi yang selanjutnya diproses di mesin warping untuk dipisahkan setiap bulannya. Dari mesin warping selanjutnya diproses dimesin kanji (Sizing) agar benang tidak mudah terputus proses slanjutnya adalah memasukkan benang pada mesin cucuk (resing) dan ditenun dalam mesin tenun atau (loom). Benang yang ditenun akan menjadi kain grey dan selanjutnya akan dilakukan pemutihan terhadap kain. Kain yang diputihkan akan dilakukan pencelupan untuk selanjutnya akan disablon dan dicuci (washsing). Tahap akhir dilakukan pengontrolan dan pemotongan pada kain, selanjutnya diberi label dan siap dipasarkan. 2. Analisis Univariat Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja bagian Proses dan Sizing Masa Kerja Frekuensi Persentase 19 tahun 9 30 > 19 tahun Total % Standar Deviasi Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bagian Proses Dan Sizing No Umur kategori Persentase Frekuensi (Tahun) umur % dewasa awal dewasa akhir lansia awal Jumlah Ratarata Ratarata Standar Deviasi
7 Tabel 6. pengukuran iklim kerja bagian sizing dan proses Tabel 9. Pengukuran status gizi bagian sizing dan proses Questammp bagian sizing No WBGT WBGT IN OUT 1 28,2 o C 28,2 o C 2 28,4 o C 28,2 o C Questamp bagian proses No WBGT WBGT IN OUT 1 27,5 o C 27,3 o C 2 27,7 o C 27,5 o C WBGT IN 28,3 C WBGT IN 27,6 C Rata-rata Rata-rata WBGT OUT 28,2 C WBGT OUT 27,4 C No IMT) Frekuensi Persentase % 1 Kurus % 2 Normal 26 86,66 % 3 Gemuk % Jumlah % Standar Deviasi Ratarata Ratarata Tabel 10. pengukuran kelelahan bagian proses Tabel 7. Pengukuran beban kerja bagian proses Beban Frekuensi Persentase Min Max Kerja Ringan Sedang Total % Standar Deviasi Tabel 8. Pengukuran beban kerja bagian sizing Beban Kerja Ringan Frekuensi Persentase Min Max Sedang Total % Ratarata Standar Deviasi No Nama Reaction timer Kelelahan 1 Tug KKR 2 And KKR 3 Wah KKR 4 Kad KKR 5 Sur KKR 6 Ad KKR 7 Sura KKS 8 Nurw KKR 9 Sri KKS 10 Pak KKR 11 Sun KKS 12 Sam KKS 13 Sug KKS 14 Bud KKR 15 Sul KKR Min KKR Maks KKS Rata-rata KKR SD
8 Tabel 11. pengukuran kelelahan bagian sizing No Nama Reaction timer Kelelahan 1 Tuk KKS 2 Su KKS 3 Erv KKS 4 Su KKR 5 Ang KKS 6 Par KKR 7 Wig KKS 8 Sarj KKR 9 Wid KKS 10 Sup KKS 11 Sula KKR 12 Pur KKS 13 Sun KKS 14 Her KKS 15 Ed KKS Min KKR Maks KKS Rata-rata KKS SD Analisis Bivariat Tabel 12. Hasil Penghitungan Chi Square iklim Kerja dengan kelelahan Iklim Kelelahan Kerja KKR KKS Total <NAB 66.70% 33.30% 100% >NAB 26.70% 73.30% 100% Total % 53.30% 100% Chisquare p-value ,025 Berdasarkan Tabel 12. Diketahui bahwa dari 15 responden yang terpapar iklim kerja panas <NAB (bagian proses) yang kelahan kerja dalam kategori ringan ada 10 orang (66,7%), kelelahan kerja dalam kategori sedang ada 5 orang (33,3%). Pada 15 responden yang terpapar iklim kerja panas >NAB (bagian sizing) yang kelelahan kerja dalam kategori ringan ada 4 orang (26,7%), dan kelelahan kerja dalam kategori sedang juga ada 11 orang (73,3%). Berdasarkan data tabulasi silang diatas dapat kita ketahui iklim kerja panas >NAB akan memberikan kecenderungan kelelahan kerja dalam kategori sedang Uji chi square menunjukan nilai dengan p-value 0,025<0,05 yang artinya H 0 ditolak, atau ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja terhadap tingkat kelelahan kerja. Dimana semakin iklim kerja panas >NAB memberikan kecederungan tingkat kelelahan kerja yang semakin tinggi. Tabel 13. Pegaruh Faktor Lain Terhadap Kelelahan Kerja Kelelahan KKR KKS Total p- N N N % value Kurus Status Gizi Normal Gemuk Beban Kerja Masa Kerja Usia Ringan Sedang <19 th >19 th Dewasa Awal Dewasa Akhir Lansia Awal Berdasarkan Tabel 13. Status gizi yang dibawah normal ataupun diatas normal semuanya pada tingkat kelelahan dalam kategori sedang. Ada kecenderungan bahwa status gizi normal maka cederung tingkat kelelahan ringan nilai signifikansi 0,133 >0,05 maka dapat disimpulkan status gizi tidak mempengaruhi kelelahan kerja. Pekerja dengan Beban kerja ringan diketahui 10 orang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan dan 5 orang mengalami tingkat kelelahan kerja sedang. Sedangkan pada beban kerja sedang tingkat kelelahan kerja ringan ada 4 orang dan tingkat kelelelahan sedang ada ,
9 orang. Ada kecederungan bahwa beban kerja yang tinggi akan berdampak pada kelelahan yang semakin tinggi. Berdasarkan nilai signifikansi 0,025 <0,05 maka dapat disimpulkan Beban kerja berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja. Pekerja dengan masa kerja 19tahun diketahui 3 orang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan dan 6 orang mengalami tingkat kelelahan kerja sedang. Sedangkan pekerja dengan masa kerja >19 tahun, 11 orang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan dan 10 orang mengalami tingkat kelelahan sedang Berdasarkan nilai signifikansi 0,440>0,05 maka dapat disimpulkan masa kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja. Pekerja yang usia masuk dalam kategori dewasa awal (26-35 tahun), 3 orang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan dan 1 orang mengalami kelelahan kerja sedang.sedangkan pekerja dengan usia yang masuk dalam kategori dewassa akhir (36-45 tahun), 4 orang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan dan 6 orang mengalami tingkat kelelahan kerja sedang. Pekerja dengan usia dalam kategori lansia awal (46-55 tahun), 7 orang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan dan 9 orang tingkat kelelahan kerja sedang. Ada kecenderungan semakin tua usia seseorang maka akan meningkatkan kelelahan kerja. Diketahui bahwa nilai signifikansi 0,467>0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia terhadap kelelahan kerja. D. Pembahasan 1. Pengaruh Iklim Kerja terhadap kelelahan kerja Berdasarkan hasil penelitian uji chi square menunjukan nilai dengan p-value 0,025 <0,05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja terhadap tingkat kelelahan kerja. Dimana semakin iklim kerja panas >NAB memberikan kecederungan meningkatnya kelelahan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Subaris, dkk, (2008). 2. Pengaruh Umur Terhadap Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil penelitian tingkat kelelahan lebih banyak dialami oleh klompok pekerja yang berumur tahun termasuk kategori lansia awal yang berjumlah 16 orang, hasil uji chi Square diperoleh hasil p 0,467 (p>0,05) yang berarti bahwa tida ada pengaruh yang bermakna antara umur dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. Iskandar Indah Printing Textil Surakarta. Penelitian ini serupa yang dilakukan oleh (Melati,2013) mengenai Hubungan antara Umur, Masa Kerja dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Mabel di CV. Mercusuar dan CV. Mariska Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa menunjukkan hasil yang sama dimana p= 0,094 (p>0,05) hal ini berarti tidak ada pengaruh umur dengan kelelahan kerja. 3. Pengaruh Status Gizi Terhadap Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa tingkat kelelahan kerja lebih banyak dialami oleh pekerja yang, memiliki setatus gizi normal dari hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,133 (p>0,05) hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh status gizi terhadap kelelahan kerja pada pekerja bagian Sizing dan Proses PT Iskandar indah printing textile surakarta. Hasil yang sama didapatkan pula dari penelitian yang dilakukan oleh Alcantara 2012 mengenai hubungan antara faktor 7
10 individu dengan kelelahan kerja pada karyawan bilyard nine nine pool center yogyakarta menunjukkan p= 0,080 (p>0,05 ) hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh status gizi dengan kelelahan kerja pada karyawan bilyard nine nine pool center yogyakarta. Hal ini dikarenakan rata-rata status gizi pekerja dalam keadaan normal. 4. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pekerja dengan beban kerja ringan diketahui 50% tingkat kelelahan kerja ringan dan 50% tingkat kelelahan kerja sedang. Dengan nilai minimum 84 denyut nadi / menit dan nilai maksimum 115 denyut nadi / menit. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil p=0,025 (p<0,05) ada pengaruh yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja di bagian prosees dan sizing PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kelelahan bukan hanya disebabkan oleh iklim kerja tetapi dapat juga dipengaruhi faktor lain yaitu beban kerja. 5. Pengaruh Masa Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil yang diperoleh Pekerja dengan masa kerja <19 tahun diketahui 20% tingkat kelelahan kerja ringan dan 40% tingkat kelelahan kerja sedang. Sedangkan pekerja dengan masa kerja >19 tahun, 73,3% tingkat kelelahan kerja ringan dan 66,6% tingkat kelelahan sedang. Berdasarkan nilai signifikansi 0,440 >0,05 maka dapat disimpulkan masa kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori dari Suma mur (2009), menyatakan bahwa masa kerja menentukan lama paparan seseorang terhadap faktor resiko yaitu tekanan panas. Maka semakin lama masa kerja seseorang kemungkinan besar orang tersebut mempunyai resiko yang besar mengalami kelelahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama kerja seseorang akan semakin lama pula waktu terjadi paparan terhadap panas tersebut. E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh yang signifikan paparan iklim kerja panas >NAB terhadap kelelahan kerja dimana ada kecenderungan iklim kerja panas >NAB (bagian sizing) akan memberikan kecenderungan meningkatnya kelelahan kerja 2. Diketahui ada 15 responden (50%) terpapar iklim kerja panas <NAB dibagian proses yaitu WBGT IN = 27,6 0 C dan WBGT OUT = 27,4 0 C, dan ada 15 responden (50%) terpapar iklim kerja panas >NAB di bagian sizing yaitu WBGT IN = 28,3 0 C dan WBGT OUT = 28,2 0 C. 3. Diketahui bahwa bagian sizing (>NAB) ada mayoritas sebesar 73,3% responden yang kelelahan kerjanya dalam kategori sedang, sedangkan pada bagian proses (<NAB) mayoritas sebesar 66,7% responden yang kelelahan kerjanya dalam kategori ringan. 8
11 F. Saran 1. Bagi Perusahaan a. Menyediakan tempat minum untuk para pekerja di usahakan tidak jauh dari tenaga kerja.dan diusahakan mengandung garam natrium sehingga dapat mengganti cairan yang hilang didalam tubuh saat berkeringat. b. Sebaiknya dialakukan perbaikan ventilasi dan pemasangan blower agar sirkulasi udara di\dalam ruangan menjadi lancar, hal itu berguna mengurangi paparan panas sehingga tingkat kelelahan kerja dapat diminimalkan. c. Menyediakan tempat istirahat yang nyaman, letaknya terpisah dengan proses kerja untuk memulihkan tenaga para pekerja. 2. Bagi karyawan Meningkatkan kesadaran akan paparan iklim kerja panas dan diusahakan minum air yang mengandung garam natrium sehingga dapat mengganti cairan yang hilang didalam tubuh saat berkeringat. 3. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan peneliti lainnya terutama tentang Pengaruh Iklim kerja Panas Terhadap Kelelahan Kerja DAFTAR PUSTAKA Alcantara PM, Hubungan Antara Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bilyard Di Nine-Nine Pool Center Yogyakarta. Jurnal FKM Univ. Respati Vol 1 No.6 Tahun Balai Hiperkes, Praktikum Laboratorium Hiperkes Bagi Mahasisiwa. Yogyakarta: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia PER.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja. Depnakertrans RI. Jakarta Indonesia Gesang, Hubungan Tekanan Panas Dan Beban Kerja Dengan Kelelahan Pekerja. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ifadah N, Pengaruh Tekanan Panas Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Sizing Di PT. Iskandartek Surakarta. [Skripsi]. Surakarta : Program D IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Krisnanti R D, Hubungan Antara Tekanan Panas Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Di CV. Rakabu Furniture Surakarta. [Skripsi]. Surakarta : Program D IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. 9
12 Melati, S Hubungan Antara Umur, Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mebel Di CV. Mariska Desa Lellen Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Universitas Sam Ratulangi Manado. Nurmianto, E Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Surabaya. Subaris H dan Haryono Higiene Lingkungan Kerja. Yogjakarta : Mitra Cendikia Press. Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suma mur Hiegine Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : CV Sagung Seto. Tarwaka, 2008 Keslamatan dan Kesehatan Kerja, Menejemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press Surakarta. 10
BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode Survai Analitik dengan mengunakan pendekatan cross sectional merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai faktor bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.
PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN LOGAM DAN FINISHING PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciSkripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:
PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI, TEKANAN DARAH, DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PRODUKSI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Skripsi
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Lebih terperinciHUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO Akmal Dwiyana Kau, Sunarto Kadir, Ramly Abudi 1 akmalkau@gmail.com Program Studi Kesehatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PELEBURAN LOGAM KOPERASI BATUR JAYA CEPER KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PELEBURAN LOGAM KOPERASI BATUR JAYA CEPER KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan
Lebih terperinciDINASTI TUNGGAL DEWI J
PERBEDAAN NADI KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN TERPAPAR INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NILAI AMBANG BATAS (NAB) PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PUBLIKASI
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA KARYAWAN TERPAPAR IKLIM KERJA MELEBIHI NAB ( STOCK YARD
PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA KARYAWAN TERPAPAR IKLIM KERJA MELEBIHI NAB (STOCK YARD) DENGAN SESUAI NAB (PRODUKSI JALUR 2) DI PT. WIJAYA KARYA BETON Tbk PPB MAJALENGKA NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI CV. CAHYA JAYA SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI CV. CAHYA JAYA SUKOHARJO Heny Lisia Siagian R.0212019 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciHUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI, TEKANAN DARAH, DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PRODUKSI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PUBLIKASI
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANA DI BAGIAN PENGEPAKAN DAN PELINTINGAN DI PT.
PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANA DI BAGIAN PENGEPAKAN DAN PELINTINGAN DI PT. PANEN BOYOLALI Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciDINASTI TUNGGAL DEWI J
PERBEDAAN NADI KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN TERPAPAR INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NILAI AMBANG BATAS (NAB) PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Skripsi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universtas Sam Ratulangi Manado
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT KERJA PAGI, SIANG DAN MALAM DI BAGIAN PRODUKSI PT. ROYAL COCONUT KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Rombe Novita*, Paul A. T. Kawatu*, Wulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
E. Hipotesis Ada hubungan antara tekanan panas dengan tingkat kelelahan tenaga kerja pada industri tahu di RW 04 Kelurahan Mijen Kecamatan Candi Mulyo Kabupaten Magelang Tahun 2007. BAB III METODE PENELITIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. Namun dalam penerapan teknologi tinggi tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, WAKTU KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT.SARI USAHA MANDIRI BITUNG Anggi A. Malonda*, Paul. A.T. Kawatu*, Nancy S.H. Malonda* *Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN MENYETRIKA UNIT GARMEN PT APAC INTI CORPORA SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN MENYETRIKA UNIT GARMEN PT APAC INTI CORPORA SEMARANG Megalestari, Siswi Jayanti, Suroto BagianKeselamatandanKesehatanKerja, FakultasKesehatanMasyarakat
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IKLIM KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA DI CATERING HIKMAH FOOD SURABAYA
ANALISIS HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IKLIM KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA DI CATERING HIKMAH FOOD SURABAYA Ridha Ramayanti Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan industrialisasi tidak terlepas dari peningkatan teknologi modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang menggunakan teknologi tinggi,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki
Lebih terperinciIndeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)
Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode cross-sectional dimana setiap subjek penelitian hanya di observasi satu kali dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adapun massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Karakteristik responden jenis kelamin yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis kelamin
Lebih terperinciKata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RUANG SENTRAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTENGGO SEKTOR MINAHASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BITUNG Ariestha Carolin Sariowan
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI
STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI (studi pada pengemudi Bus Jurusan Tasikmalaya-Bandung PT. Hs Budiman 45 Tasikmalaya) Oleh : Rena Meiliani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelelahan kerja merupakan permasalahan yang umum di tempat kerja yang sering kita jumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Denny Dermawan 1, Mochamad Luqman Ashari 2, Wiediartini 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun demikian, penerapan teknologi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI KOTA MANADO Raudhah Nur Amalia Makalalag*, Angela
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING DI PT. BINTANG MAKMUR SENTOSA TEKSTIL INDUSTRI SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Magdalena R.0212027
Lebih terperinciPENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciPENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN BOILER DI PT ALBASIA SEJAHTERA MANDIRI KABUPATEN SEMARANG
PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN BOILER DI PT ALBASIA SEJAHTERA MANDIRI KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NINDI PUSPITA SARI J 410 100
Lebih terperinciPENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan RATIH
Lebih terperinci-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas
-THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.X GARMEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mei Sulistyorini
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : BAYU ANDI PRANOTO J 410 100 054 PROGRAM STUDI KESEHATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU Claudia Lendeon*, Odi R. Pinontoan*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciKata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN USIA DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KOTA MANADO TAHUN 2017 Made Ayu Sawitri*, Grace D. Kandou*, Rahayu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN MANADO Christivalia Garedja*, Nancy S.H. Malonda*, Vanda Doda *Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU
HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS () DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU 1 2 3 Nisa Amalia, Idjeriah Rossa, Rochmawati CORRELATION OF NOISE EXPOSURE AND NOISE INDUCED
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK MANUAL DAN IKLIM KERJA TERHADAP KELELAHAN PEKERJA KONSTRUKSI BAGIAN PROJECT RENOVASI WORKSHOP MEKANIK
HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK MANUAL DAN IKLIM KERJA TERHADAP KELELAHAN PEKERJA KONSTRUKSI BAGIAN PROJECT RENOVASI WORKSHOP MEKANIK Kartika Wulandari*), dr. Baju Widjasena, M.Erg **), Ekawati, S.KM, M.Sc
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015 ABSTRAK Reza Eka Putra, Dwita Anastasia Deo, Dyah Gita Rambu Kareri Bekerja di industry
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatann.
PERBEDAAN DENYUT NADI KERJA, TEKANAN DARAH, DAN GANGGUAN EMOSIONAL PADA TENAGA KERJA TERPAPAR KEBISINGAN LEBIH BESAR DAN KURANG DARI NAB PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
Lebih terperinciHUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015
HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015 ( CORELATION BETWEEN WORK FATIQUE AND PRODUCTIVITY ON CAGING WIRE
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Renny Nur Chasanah R.0211043
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tekstil di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil devisa tertinggi di antara komoditas
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN MASA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TUKANG JAHIT DI KOMPLEKS GEDUNG PRESIDENT PASAR 45 KOTA MANADO Nurul Istiana Alimudin*, Johan Josephus*, Rahayu H. Akili* * Fakultas
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang di tetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan dan barang
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Masa Kerja, Status Gizi, Kelelahan Kerja
Melati, Srini. Hubungan Antara Umur, Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mebel Di Cv. Mercusuar Dan Cv. Mariska Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Skripsi. Fakultas
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 2 (4) (2013) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA TENUN DI PT. ALKATEX TEGAL Ahmad Muizzudin Jurusan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO
TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO Retno Astrini W R.0010083 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. PPB MAJALENGKA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indusrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada era indusrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA Militiachristy Fristiany Lumintang*, Paul A.T. Kawatu*,
Lebih terperinciSkripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1. Disusun Oleh: ISNA FAIZAH J
PERBEDAAN BEBAN KERJA DAN KELELAHAN KERJA ANTARA SIKAP KERJA BERDIRI DAN DUDUK PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciPERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI
PERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tekanan Panas a. Definisi Iklim kerja adalah suatu bentuk kombinasi dari suhu di tempat kerja, kelembaban pada udara, kecepatan gerakan udara, serta suhu radiasi
Lebih terperinciGAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT
GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SHIFT SIANG DAN SHIFT MALAM DI BAGIAN LOINING PT. SINAR PURE FOODS INTERNATIONAL BITUNG Christo Mononimbar*, B.S Lampus*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas
Lebih terperinciARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : KHOIRUL MUNTIANA J
HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA JALUR 3 DAN 4 PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI Tbk. ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN PROSES PRODUKSI PT KERISMAS WITIKCO MAKMUR BITUNG Devied Winokan*, Paul A. T. Kawatu,*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Pricilia J.M. Mamahit 1), Paul A.T. Kawatu 1),
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN
digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015 Kindangen P.Elia 1), Johan Josephus 1), Ardiansa. T. Tucunan 1) 1)
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan pada Pekerjaan Packaging di Perusahaan Minyak Goreng dan Margarin.
Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan pada Pekerjaan Packaging di Perusahaan Minyak Goreng dan Margarin. Ana Achmala Nur Kumalasari 1*, Farizi Rachman 2, Wiediartini
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA (Survei pada Pekerja Pengrajin Batu Bata di RW 01 Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Sariningsih 1 Yuldan Faturahman dan Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi menimbulkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja bila berada
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA
PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA DI PT. COLOMBUS DAN ELECTRONIC DAN FURNITURE KOTA KOTAMOBAGU Megawati Datunsolang*, Grace D. Kandou*, Paul A.T. Kawatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan kapasitas teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi. Hal ini ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Taufiq Abdullah J
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEDISPLINAN PENGGUNAAN APD DENGAN TINGKAT RISIKO GANGGUAN KESEHATAN PADA KARYAWAN TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN WORKSHOP PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR Ridhayani Adiningsih Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SHIFT
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DI INFORMA FURNISHING MANADO Jessica Vena Florencia Ukus*, Paul A.T. Kawatu*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan pada mereka. Keadaan tersebut
Lebih terperinciSTUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)
STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman
Lebih terperinciKEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN DRILLING PERTAMINA EP JAMBI
KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN DRILLING PERTAMINA EP JAMBI Sukmal Fahri dan Eko Pasha Politeknik Kesehatan Jambi Abstract Pengaruh kebisingan berkaitan
Lebih terperinci