BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 5 memuat simpulan penelitian yang telah dilakukan dan alur penelitian selanjutnya Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian infus daun kitolod (Laurentia longiflora) 20% yang diteteskan pada mata tikus katarak mempunyai efek memperbaiki kondisi mata pada tikus setelah 14 hari mendapat perlakuan. 2. Pemberian infus daun kitolod (Laurentia longiflora) 20% yang diteteskan pada mata tikus katarak yang diinduksi Methyl Nitroso Urea (MNU) dapat mengurangi luas daerah kekeruhan pada lensa secara histopatologi Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai : 1. Dilakukan uji terhadap pengaruh sistem saraf sensorik dan motorik pada kasus katarak dengan pemberian infus daun kitolod (Laurentia longiflora). 56

2 2. Dilakukan uji aktivitas daun kitolod (Laurentia longiflora) sebagai pencegah katarak. 3. Dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui keamanan dalam pemakaian jangka panjang. 4. Dilakukan isolasi kandungan berkhasiat daun kitolod (Laurentia longiflora). 57

3 DAFTAR PUSTAKA Ali, I., 2003, Khasiat & Manfaat Kitolod Penakluk Gangguan pada Mata, Agromedia Pustaka, hal.1 6. Aliyadi, A., dan Roemantyo, H.S., 1994, Kaitan Pengobatan Tradisional dengan Pemanfaatan Tumbuhan Obat, Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia, Zuhud, E. A. M., ed., Jurusan Konversi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia, Bogor. Amindyta O., 2013, Katarak Senilis Imatur pada Wanita Umur 84 Tahun, Medula, Vol. 1, No. 5 Anief, Moh., 2002, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Chabner B.A., Ryan D.P., et al. 2001, Antineoplastic Agents. In Goodman and Gilman s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10 th ed., Hardman JG, Limbird LE, Gilman A, eds., New York, McGraw-Hill, hal Corwin, E. J., 2009, Buku Saku Patofisiologi, alih bahasa : Nike Budhi Subekti, editor edisi bahasa Indonesia : Egi Komara yudha, dkk., Penerbit Buku Kedokteran ECG, ed. 3, Jakarta, hal Crick, R. P., and Peng T. K, 2003, Clinical Ophthalmology, 3 th ed. World Scientific, Singapore, hal. 94. Dalimarta, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid 5, Pustaka Bandung, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, jilid III, Jakarta. 58

4 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, jilid IV, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997, Survei Kesehatan Mata , Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, hal Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Rencana Strategis Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan, Jakarta. Eroschenko, V. P., 2008, Atlas Histologi Difiore dengan Korelasi Fungsional, alih bahasa : Brahm U. Pendit, editor bahasa Indonesia : Didiek Dharmawan, dan Nella Yesdelita, Penerbit Buku Kedokteran ECG, ed. 11 th, Jakarta, hal.8. Ilyas, S., 1988, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal Ipteknet, 2005, Kitolod, mnu= 2&id=85 diakses tanggal 7 September James, B., Chris C., Anthony B., 2006, Lecture Notes Oftalmology, alih bahasa : Asri Dwi Rachmawati, Penerbit Erlangga, ed. 9, Jakarta, hal Junqueira, L. C., and Jose C., 1980, Histologi Dasar (Basic Histology), alih bahasa : Adji Dharma, Penerbit Buku Kedokteran ECG, ed. 3, Jakarta, hal

5 Junqueira, L. C., 2007, Persiapan Jaringan untuk Pemeriksaan Mikroskopik, Histotogi Dasar : Teks dan Atlas, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Ed. 10, Jakarta, hal. 3-5 Lang, G. K., 2000, Ophthalmology a Short Text Book, Thieme, New York, hal Lee, S.M., et al., 2010, Protective Effect of Catechin on Apoptosis of the Lens Ephitelium in Rats with N-metyl-N-nitrosourea Induced Cataract, Korean J Ophthamol, 24(2) ed., Korea, hal Lembaga Biologi Nasional, 1978, Tumbuhan Obat, Lembaga Biologi Nasional- LIPI, Bogor, hal Olver, J., and Lorraine Cassidy, 2005, Ophthalmology at Glance, Blackwell Science Ltd, London, hal Russo, J., et al., 1990, Tumor of Mammary Gland, Pathology of Tumours in Laboratory Animal, Vol. 1, IARC Scientific Publication, Lyon, hal Scheffler, W.C., 1987, Statistika untuk Biologi Farmasi, kedokteran dan Ilmu Bertautan, cetakan 2, Institut Teknologi Bandung, Bandung, hal Scholote, T., J. Rohrbach, M. Grueb, dan J. Mielke., 2006, Pocket Atlas of Ophthalmology, Thieme, Germany, hal Sirlan, Farida., dkk., 2005, Survei Kebutaan Dan Morbiditas Di Jawa Barat 2005, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung. Suckow, M. A., et al, 2006, The Laboratory Rat, Elsivier, ed 2 th, United Kingdom, hal

6 Suntoro, S. H., 1983, Metode Pewarnaan, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, hal Turco, S., dkk., 1970, Sterile Dosage Forms, Lea and Febiger, Philadelphia. Vaughan & Asbury, 2009, Oftamology Umum, Brahm U. Pendit, alih bahasa: Dian Susanto, (ed.), Penerbit Buku Kedokteran ECG, ed. 17, Jakarta. Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, ed. V, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 570, Wang, Tao., et al., 2010, Prevention Effect in Selenite-Induced Cataract in Vivo and Antioxidative Effects in Vitro of Cratageus pinnatifida Leaves, Springer, China. Youngson, R., 2005, Anti Oksidan : Manfaat Vitamin C dan E bagi Kesehatan, alih bahasa : Susi Purwoko, editor edisi bahasa Indonesia : Lilian juwono, Penerbit Arcan, Jakarta, hal

7 LAMPIRAN 1 DETERMINASI TANAMAN 62

8 LAMPIRAN 2 HASIL PERHITUNGAN A. Hasil Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Simplisia Replikasi Hasil Susut Pengeringan 1 6,2% 2 7,0% 3 6,5% Rata-rata 6,56% B. Hasil Perhitungan Penetapan Kadar Abu Simplisia No W (Krus kosong) (gram) W (simplisia) (gram) W (Krus + abu) (gram) Kadar Abu (%) 1 33,9604 2, , , ,4424 2, , , ,3886 2, , ,56 Rata-rata 10,72% Kadar abu = = = 10,87 Kadar abu = = = 10,73% 63

9 Kadar abu = = = 10,56% C. Hasil Uji Skrining Fitokimia No Analisis Hasil analisis Keterangan 1 Alkaloid + Terbentuk endapan putih 2 Flavonoid + Lapisan amil alkohol (berwarna kuning) 3 Fenol + Terbentuk warna ungu kebiruan 4 Saponin + Busa stabil 5 Steroid + Terbentuk warna hijau 6 Terpen - Tidak terbentuk warna merah/ orange kekuningan 64

10 LAMPIRAN 3 PERHITUNGAN LUAS AREA KATARAK Kelompok Tikus Luas Area (.10 5 μm) Rata-Rata (.10 5 μm) Kontrol Negatif Normal Kontrol Negatif Kitolod Infus Daun Kitolod 20% Pembanding Catarlent Kontrol Positif Air Mata Buatan 1 0, ,1426 0, , , ,1032 0, , , ,1358 0, , , ,5394 4, , , ,5596 9, ,

11 LAMPIRAN 4 HASIL ANALISA STATISTIK 66

12 67

13 POST HOC TEST 68

14 LAMPIRAN 5 TABEL UJI F 69

15 70

16 LAMPIRAN 6 SETIFIKAT METHYL NITROSO UREA 71

17 LAMPIRAN 7 PENGUKURAN HISTOPATOLOGI LUAS AREA KATARAK Kontrol Negatif Normal Kontrol Negatif Kitolod Kitolod 20% Pembanding Catarlent Kontrol Positif 72