BAB 4 HASIL. Tabel 4.1. Lokasi, Frekuensi dan Persentasi Perforasi Apendiks. Lokasi Perforasi Frekuensi (n=68) Persentasi (%)

Transkripsi

1 BAB HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data telaah sediaan apendisitis perforasi dari Departemen Patologi Anatomi FKUI-RSUPNCM antara tahun 00 hingga 007 didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel. Tabel.. Lokasi, Frekuensi dan Persentasi Perforasi Apendiks Lokasi Perforasi Frekuensi (n=8) Persentasi (%) Pangkal 8.8 Tengah.8 Ujung.7 Pangkal dan Tengah. Pangkal dan Ujung.7 Tengah dan Ujung.88 Pangkal, Tengah dan Ujung. Jumlah 8 00 Lokasi perforasi apendiks pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pangkal, tengah, dan ujung. Pada penelitian ditemukan perforasi apendiks yang terdapat lebih dari satu lokasi, sehingga pembagian kategori lokasi perforasi menjadi hanya pangkal, hanya tengah, hanya ujung, pangkal dan tengah, pangkal dan ujung, tengah dan ujung, dan pangkal, tengah dan ujung. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel dapat diketahui frekuensi dan persentase dari tiap lokasi. Lokasi perforasi apendiks pada bagian tengah saja merupakan bagian dengan persentase paling besar yaitu.8%. Lokasi perforasi terbanyak berikutnya adalah pada bagian pangkal dan tengah (.%), pangkal (8.8%), tengah dan ujung (.88%), pangkal, tengah dan ujung (.%). Lokasi perforasi apendiks pada bagian ujung saja serta pangkal dan ujung merupakan bagian apendiks yang mengalami perforasi dengan frekuensi dan persentase paling kecil yaitu masing-masing frekuensi sebesar dengan persentase sebesar.7%.

2 Pangkal Tengah Ujung Gambar.. Pembagian Lokasi Perforasi pada Apendiks Diunduh dari: /8-00x07.jpg P T U Diagram.. Frekuensi Perforasi Berdasarkan Letak pada Apendiks

3 Gambar. menunjukkan pembagian daerah apendiks yang menjadi patokan untuk menentukan lokasi perforasi pada pendiks. Pangkal apendiks adalah bagian apendiks yang tepat berbatasan dengan sekum,bagian tengah apendiks adalah bagian apendiks yang mencakup daerah setelah pangkal sampai cm sebelum bagian ujung apendiks. Panjang bagian tengah apendiks bervariasi pada setiap individu. Apendiks bagian ujung adalah bagian apendiks yang mencakup daerah cm dari ujung luar apendiks sampai dengan tepi ujung luar apendiks. Diagram. menunjukkan angka untuk setiap lokasi perforasi dan angka overlapping hal ini terjadi mengingat adanya beberapa apendiks yang menunjukkan perforasi multiple. Banyaknya perforasi yang melibatkan daerah pangkal sebanyak dari 8 sampel. Perforasi yang melibatkan daerah tengah sebanyak 0 dari 8 sample dan perforasi yang melibatkan ujung sebanyak 9 dari 8 sample. Tabel.. Umur Per Dekade Pasien yang Didiagnosis Apendisitis Perforasi Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%) Jumlah 8 00

4 0 Frekuensi Dekade Grafik.. Frekuensi Apendisitis Perforasi Berdasarkan Dekade Kategori umur dibagi menjadi tujuh, yaitu dekade hingga 7. Berdasarkan tabel dapat diketahui apendisitis perforasi paling banyak ditemukan pada pasien yang berumur usia -0 tahun (dekade ke ) yaitu sebesar 0.9%. Kelompok umur berikutnya yang mengalami perforasi yaitu umur 0-0 tahun (dekade pertama) dan umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar 0.%; umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar (.%); umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar 0.%; umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar.9%; dan kelompok umur yang paling sedikit ditemukan mengalami apendistis perforasi adalah pada umur -70 tahun (dekade ke 7) yaitu sebesar.%.

5 0 8 Dekade 7 Jumlah 0 Pangkal Grafik.. Frekuensi Perforasi Apendiks Pada Pangkal Apendiks Berdasarkan Pembagian Dekade Tabel.. Frekuensi Perforasi Apendiks Pada Pangkal Apendiks Berdasarkan Pembagian Dekade Umur (tahun) Pangkal (n=) Jumlah

6 7 0 Dekade 7 Jumlah 0 0 Tengah Grafik.. Frekuensi Perforasi Apendiks Pada Bagian Tengah Apendiks Berdasarkan Pembagian Dekade Tabel.. Frekuensi Perforasi Apendiks Pada Tengah Apendiks Berdasarkan Pembagian Dekade Umur (tahun) Tengah (n=0) Jumlah 0

7 8 Dekade 7 Jumlah 0 Ujung Grafik.. Frekuensi Perforasi Apendiks Pada Ujung Apendiks Berdasarkan Pembagian Dekade Tabel.. Frekuensi Perforasi Apendiks Pada Ujung Apendiks Berdasarkan Pembagian Dekade Umur (tahun) Ujung (n=9) Jumlah 9

8 9 Karakteristik umur pasien dan lokasi perforasi dapat dilihat pada grafik.,., dan.. Hasil penelitian yang disajikan pada grafik tersebut dianalisis dengan program software SPSS. Berdasarkan grafik yang telah disajikan dapat diketahui letak perforasi pada lokasi pangkal dan tengah apendiks terjadi paling banyak pada dekade (umur -0 tahun). Berdasarkan tabel dan, frekuensi letak perforasi pada lokasi pangkal dan tengah pada dekade masing-masing sebanyak 0 dari sampel dan dari 0 sampel. Letak perforasi pada lokasi ujung apendiks terjadi paling banyak pada dekade (umur -0 tahun) sebanyak dari 9 sampel.

9 BAB PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengolah data dari telaah sediaan apendisitis perforasi dari Departemen Patologi Anatomi FKUI- RSUPNCM antara tahun 00 hingga 007 dengan menggunakan program software SPSS, telah didapatkan data yang dapat menggambarkan karakteristik lokasi perforasi apendiks dan usia pasien yang mengalami apendisitis perforasi. Lokasi perforasi apendiks pada penelitian ini dibagi menjadi kategori, yaitu pangkal, tengah, dan ujung. Berdasarkan hasil penelitian lokasi perforasi apendiks pada bagian tengah saja merupakan bagian dengan frekuensi sebesar dan persentase sebesar.8%. Lokasi perforasi terbanyak berikutnya adalah pada bagian pangkal dan tengah (.%), pangkal (8.8%), tengah dan ujung (.88%), pangkal, tengah dan ujung (.%). Lokasi perforasi apendiks pada bagian ujung saja serta pangkal dan ujung merupakan bagian apendiks yang mengalami perforasi dengan persentase paling kecil yaitu masing-masing sebesar.7%. berdasarkan hasil yang didapat maka dapat dihubungkan dengan teori iskemik yaitu semakin jauh suatu daerah dari lokasi yang mengalami obstruksi semakin mudah daerah tersebut mengalami iskemik. Penelitian ini memberikan bukti bahwa perforasi apendiks paling sering terjadi di bagian distal obstruksi lumen apendiks.. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa anak kejadian perforasi pada daerah ujung dapat dikatakan kecil. Hal ini dapat dijelaskan karena letak apendiks yang paling ujung merupakan daerah paling jauh dari lumen saluran cerna. Saluran cerna merupakan daerah yang banyak terdapat kuman. Oleh karena itu walaupun merupakan daerah ujung apendiks merupakan daerah yang paling berat mengalami iskemi namun daerah ini cukup jauh dari lumen saluran cerna sehingga kemungkinan mengalami infeksi yang kemudian dapat mengalami perfoasi menjadi lebih sedikit. Selain itu jumlah sampel yang diteliti pada penelitian ini cukup terbatas sehingga hasil yang ditemukan untuk perforasi pada daerah ujung menjadi sedikit. Kategori umur dibagi menjadi tujuh, yaitu dekade satu hingga dekade tujuh. Berdasarkan tabel dapat diketahui apendisitis perforasi paling banyak ditemukan pada pasien yang berumur -0 tahun (dekade ke ) yaitu sebesar 0

10 0.9%. Kelompok umur berikutnya yang mengalami perforasi yaitu umur 0-0 tahun (dekade pertama) dan umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar 0.%; umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar (.%); umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar 0.%; umur -0 tahun (dekade ke ) sebesar.9%; dan kelompok umur yang paling sedikit ditemukan mengalami apendistis perforasi adalah pada umur -70 tahun (dekade ke 7) yaitu sebesar.%. Berdasarkan grafik yang telah disajikan dapat diketahui letak perforasi pada lokasi pangkal dan tengah apendiks terjadi paling banyak pada dekade (umur -0 tahun). Berdasarkan tabel dan, frekuensi letak perforasi pada lokasi pangkal dan tengah pada dekade masing-masing sebanyak 0 dari sampel dan dari 0 sampel. Letak perforasi pada lokasi ujung apendiks terjadi paling banyak pada dekade (umur -0 tahun) sebanyak dari 9 sampel.