BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah berdirinya KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Terjadinya krisis moneter pada kisaran tahun 1990-an merupakan bukti kegagalan sistem ekonomi yang sebagaian besar berbau kapitalisme. Sistem perekonomian ini hanya menyejahterakan disatu pihak dan tidak dipihak yang lain, sehingga ketimpangan ekonomi nampak jelas sekali. Dampak krisis moneter tersebut berakibat pada pertumbuhan sektor perekonomian khususnya pada tingkat masyarakat level bawah. Pada kelompok masyarakat ini rentan sekali menjadi objek pengerukan kekayaan oleh sebagian para orang kaya. Dengan berdalih memberikan bantuan tambahan modal mereka mematok bunga pinjaman yang sangat tinggi sehingga secara tidak langsung mereka telah dengan sengaja menambah penderitaan masyarakat bawah yang menggunakan jasa mereka. Secara kasar praktek mereka dikenal dengan rentenir tetapi terselubung dan bahkan ada yang dengan halus menggunakan badan hukum koperasi padahal sejatinya mereka hanya ingin memperoleh keuntungan yang tinggi tanpa mau mengalami resiko kegagalan. Berpijak dari peristiwa tersebut menggugah hati sebagian masyarakat yang mempunyai keinginan untuk mengentaskan para pedagang kecil dari jeratan si Rentenir. Mereka membentuk lembaga-lembaga keuangan mikro yang dikelola secara mandiri dengan sistem syariah. Dengan harapan berdirinya lembaga ini dapat memberikan angin segar bagi masyarakat kaum bawah. Sekitar tahun 1992 berdirilah BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang membidani penyaluran dana sesuai syariah kepada para pengusaha mikro dan kecil yang tidak tersentuh oleh bank. Nama BMT ini dimunculkan oleh Arif Mufti yang akhirnya di bawa ke forum ICMI oleh Habibi untuk ditetapkan di bawah bendera ICMI yang mendapatkan dukungan dari BMI (Bank Muamalat Indonesia) dan MUI 29

2 30 (Majelis Ulama Indonesia). Mengapa muncul ide tentang BMT tidak mengangkat Koperasi menjadi Koperasi Syariah atau cabang-cabang BMI dikarenakan memang mempunyai maksud dan tujuan lain, yaitu memang dibuat harus ada BMT yang merupakan lembaga keuangan alternatif. Walaupun pada akhirnya BMT gadok dan akhirnya berpayungkan Koperasi. Dengan semakin banyaknya orang-orang yang memiliki perhatian terhadap lembaga kecil ini serta disamping juga perlu adanya pembinaan pada BMT-BMT serta dibutuhkan adanya perantara untuk terjalinnya komunikasi dan jaringan antara BMT ataupun penghubungan BMT kepada lembaga ekonomi yang lebih besar baik pemerintah atau swasta, dan tentunya juga dalam usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan BMT dimasa depan, maka berdiri pulalah lembaga pembina BMT yang berupa Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM), apakah itu yang bernama Pusat Pengkajian dan Pengembangan Usaha Kecil (P3UK), Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) maupun Dompet Dhuafa (DD) Republika. Dari lembaga-lembaga tersebut sampai saat ini yang masih intensif melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap BMT-BMT yang telah dan akan berdiri adalah PINBUK. Sejak didirikan pada 1995, Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) telah mengibarkan bendera dakwahnya dengan memberdayakan para pengusaha kecil. Ini dilakukan dengan mendirikan berbagai lembaga keuangan alternative yang berprinsip syariah di lapisan grass root. Lembaga keungan itu bernama Baitul Maal wa Tamwil (BMT) atau padanan dari Balai Usaha Mandiri Terpadu. BMT menerapkan prinsip syariah atau bagi hasil yang sangat mudah dikenal pada masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir pada tanggal 10 November 1996 atas prakarsa ICMI Orsat rembang dengan modal awal Rp ,-. Dibawah kepengurusan H. Abdul Yazid pada awal berdinya, BMT BUS hanya dikelola oleh 3 orang sarjana yang anehnya

3 31 ketiganya bukanlah lulusan dari ekonomi. Ketiga orang tersebut adalah Drs. Ahmad Zuhri dengan dasar pendidikan keguruan, Drs. Saifuddin dengan dasar pendidikan publisitik, dan Drs. Rokhmad dengan dasar pendidikan ilmu syariah. Meskipun dari ketiga pengelolaan tersebut tidak mempunyai dasar ilmu ekonomi namun berkat kekutaan niat dan semangat berhasil mengahantarkan BMT BUS menjadi lembaga yang saat ini mampu bersaing di kancah perekonomian nasional. Pada masa awal operasional BMT BUS, pekerjaan yang dilakukan pertama kali adalah segmentasi pasar. Sebagaimana ghirah BMT maka segmen pasar yang menjadi perhatian BMT BUS adalah para pedagang pasar tradisional yang berada pada kelompok grass root. Mengapa demikian karena pada kelompok inilah yang merupakan kelompok rentan praktek hutang rente. Dimana mereka menggunakan pinjaman modal dari para pemilik uang dengan bunga yang relatif tinggi. Berbekal modal Rp ,- pengelolaan yang berjumlah 3 (tiga) orang mulai keluar masuk pasar untuk memberikan bantuan permodalan dengan menggunakan sistem bagi hasil. Perilaku sistem bagi hasil ini ternyata menarik minat para pedagang kecil. Mereka seolah mendapatkan angin segar dan perlahan melepaskan diri dari jeratan si Rentenir. Berkat kegigihan dan semangat yang dimiliki oleh para pengelola, pelan tapi pasti menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari segi jumlah anggotayang dilayani maupun nominal pembiyaan yang diberikan. Selain memberikan pembiayaan, mereka para pengelolaan juga memebrikan edukasi kepada para anggota pembiayaan untuk sedikit menyisihkan hasil usahanya sebagai simpanan yang digunakan untuk kepentingan yang tidak terduga. Melalui edukasi ini banyak anggota pembiayaan yang awalnya hanya mempunyai pembiayaan pada akhienya juga mempunyai simpanan. Memang simpanan yang mereka miliki tidaklah besar karena mereka hanya dapat menyisihkan Rp. 1000,- perhari untuk mengisi simpanan, namun demikian sudah ikut serta dalam peningkatan asset yang dimiliki BMT BUS.

4 32 Dalam awal operasional BMT ada hal yang luar biasa yang patut kita ketahui. Hal yang luat baisa tersebut adalah selama hampir 3 (tiga) bulan pengelolanya tidak mendapatkan bisyaroh (gaji). Dalam 3 (tiga) bulan pengelola hanya mengandalkan kebajikan dari salah satu pengurus yang memang kebetulan diberikan kehidupan yang layak. Meskipun hampir (tiga) bulan mereka belum digaji. Mereka tetap menjalankan tugas dan kewajibannya dengan penuh semangat. Jika saja pada waktu tahap tesebut mereka mudut niscaya tidaklah mungkin terbentuknya BMT BUS. Dan akhirnya tercapailah keinginan mereka dan telah terbentuk lembaga keuangan dalam lingkup mikro yaitu BMT BUS (Bina Ummat Sejahtera) yang sekarang menjadi acuan sebagian orang untuk mempercayakan simpanan dan juga pembiayaan dilembaga keuangan tersebut. B. Visi, Misi, Tujuan, Budaya Kerja dan Prinsip Kerja di KSPPS Bina Ummat Sejahtera a. Visi Mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha BMT dan POKUSMA (Kelompok Usaha Masyarakat) yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transaparan, dan berhati-hatian. b. Misi Mengembangkan POKUSMA dan BMT yang maju, berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. c. Tujuan BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Untuk mencapai visi dan pelaksanaan misi dan tujuan BMT BUS, maka BMT BUS melalukan usaha-usaha sebagai berikut: 1. Mengembangkan kegiataan simpan pinjam dengan prinsip bagi hasil/syariah.

5 33 2. Mengembangkan lembaga dan bisnis Kelompok Usaha Muamalah yaitu kelompok simpan pinjam yang khas binaan BMT. 3. Jika BMT telah berkembang cukup mapan, memprakarsai pengembangan badan usaha sektor riil (BUSRIIL) dari Pokusmapokusma sebagai badan usaha pendamping menggerakkan ekonomi riil rakyat kecil di wilayah kerja BMT tersebut yang manajemennya terpisah sama sekali dari BMT. 4. Mengembangkan jaringan kerja dan jaringan BMT dan sektor riil (BUSRIL) mitranya sehingga menjadi barisan semut yang tangguh sehingga mampu mendongkrak kekuatan ekonomi bangsa Indonesia. d. Budaya Kerja BMT Bina Ummat Sejahtera sebagai lembaga jasa keuangan mikro syari ah menetapkan budaya kerja dengan prinsip-prinsip syari ah yang mengacu pada sikap akhlaqul karimah dan kerahmatan. Sikap tersebut terinspirasi dengan empat sifat Rasulullah yang disingkat SAFT yaitu: 1. Shidiq Menjaga integritas pribadi yang berincikan ketulusan niat, kebersihan hati, kejernihan berfikir, berkata benar, bersikap terpuji dan mampu jadi teladan. 2. Amanah Menjadi terpercaya, peka, objektif dan disiplin serta penuh tanggung jawab. 3. Fathonah Profesionalisme dengan penuh inovasi, cerdas, trampil dengan semangat belajar dan berlatih yang berkesinambungan. 4. Tabliq Kemampuan berkomunikasi atas dasar transparansi, pendampingan dan pemberdayaan yang penuh keadilan.

6 34 e. Prinsip Kerja 1. Pemberdayaan BMT Bina Ummat Sejahtera adalah lembaga Keuangan mikro Syariah yang selalu menstransfer ilmu kewirausahaan lewat pendampingan manajemen, pengembangan sumber daya insane dan tekhnologi tepat guna, kerjasama bidang financial dan pemasaran, sehingga mampu memberdayakan wirausahawirausaha baru yang siap menghadapi persaingan dan perubahan pasar. 2. Keadilan Sebagai intermediary institution, BMT Bina Ummat Sejahtera, menerapkan azas kesepakatan, keadilan, kesetaraan dan kemitraan, baik antara lembaga dan anggota maupun antara sesama anggota dalam menerapkan bagi hasil usaha. 3. Pembebasan Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syari ah, BMT Bina Ummat Sejahtera yang berazaskan akhlaqul karimah dan kerahmatan, melalui produk-produknya, insya Allah akan mampu membebaskan ummat dari penjajahan ekonomi, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan siap menjadi tuan di negeri sendiri. C. Struktur Organisasi di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kendal MANAGER CABANG Kumaidi KOORDINATOR LAPANGAN Andim

7 35 KASIR NITA STAF PEMASARAN 1 LIA STAF PEMASARAN 2 Dita 1. Manager : Kumaidi 2. Kasir : Nita 3. Koordinator Lapangan : Andhim 4. Staf Pemasaran 1 : Lia 5. Staf Pemasaran 2 : Dita Tugas masing-masing bagian: 1. Manager a. Ia melakukan struktur pengelola tertinggi dan bertanggung jawab terhadap operasional yang ada di KSPPS BMT BUS Cabang Kendal. b. Ia berfungsi membuat strategi dan taktik operasional dalam rangka melaksanakan keputusan pengurusan atau musyarawarah tahunan. c. Ia melakukan fungsi control atau pengawasan terhadap kinerja karyawan. d. Manager melaporkan kinerjanya kepada pengurusan dalam periode waktu tertentu, minimal enam bulan sekali Kasir (Teller) a. Bagian ini merupakan bagian yang berkaitan langsung dengan masalah keuangan. b. Setiap hari, kasir/teller harus melakukan pembukaan dan penutupan kas. c. Pada tahap awal staf kasir berfungsi sebagai pelayanan nasabah atau anggota. 1 Muhammad Ridwan, Management Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII Press, 2004, h.145

8 36 d. Kemudian pada bagian ini bertugas membuat, merencanakan kebutuhan kas harian, mencatat semua transaksi kas, serta lengkapnya mencatat semua uang yang keluar dan masuk Administrasi a. Mengurusi bagian administrasi. b. Mebukukan transaksi administrasi. c. Mengurusi dokumen, surat menyurat dan berkas lainnya. 4. Staf Pemasaran (Marketing) a. Pada bagian ini menjadi ujung tombak BMT dalam merebut pasar dan mencari anggota baik funding maupun lending. b. Ia berfungsi dalam merencanakan sistem dan strategi pemasaran yang meliputi; segmentasi pasar, taktik operasional, dan sampai pada pendampingan anggota/nasabah. c. Berfungsi untuk melakukan analisis usaha anggota/nasabah calon peminjam. d. Menarik kembali pinjaman yang sudah dipinjamkan. e. Menjemput simpanan dan tabungan anggota. f. Bagi BMT yang sudah berkembang, bagian marketing dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu funding (penghimpun dana) dan lending (pembiayaan). 3 D. Produk-Produk di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kendal 1. Produk Simpanan 4 a. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar) 1. Pengertian SI RELA adalah produk simpanan yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah, yaitu anggota sebagai Sohibul Maal (pemilik dana) sedangakan BMT sebagai 2 Wawancara Petugas BMT BUS 3 Muhammad Ridwan, Managemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII Press, 2004, h Buku Diktat Basic Training level 1 KSPPS BMT BUS, h

9 37 Mudharib (pelaksana/pengelola dana), atas kerjasama ini berlaku bagi hasil dengan nisbah yang telah disepakati di awal. 2. Fasilitas a. Setoran dan Penarikan Penyimpanan dapat melakukan penyetoran dan penarikan setiap saat. Melalui sytem jemput bola kapanpun saat dibutuhkan, BMT siap melayani. Setoran ringan, dana dikelola secara professional sebarapapun jumalhnya. b. Bebas Biaya Administrasi Simpanan Si Rela tidak dibebani administrasi bulana, c. Bagi Hasil Dengan menggunakan prinsip mudahrabah bagi hasil usaha akan dibagi hasilkan dengan nisbah 30% : 70%. 3. Manfaat a. Sebagai persiapan keuangan diluar rencana. b. Membantu mewujudkan keinginan dan mengatasi masalah yang tidak terencana. c. Menunjang kelancaran usaha dalam memenuhi kebutuhan modal di saat membutuhkan. 4. Persyaratan a. Mneyerahkan foto kopi KTP/SIM yang masih berlaku sebanyak 1 lembar. b. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota. c. Mengisi aplikasi pembukuan rekening SI RELA. d. Membayar Simpanan Pokok (Simpok) dan Simpanan Wajib (Simwa). e. Menyetorkan simpanan dengan saldo setoran awal minimal Rp ,-

10 38 b. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) 1. Pengertian Si Suka adalah simpanan berjangka yang berdasarkan prinsip Mudharabah dengan prinsip ini simpanan dari Shohibul Maal (pemilik modal) akan diperlakukan sebagai investasi oleh Mudharib (pengelola dana). BMT akan memanfaatkan dana tersebut secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat dengan professional dan sesuai syariah. Hasil usaha tersebut dibagi antara pemilik modal dan BMT sesuai Nisbah (porsi) yang telah disepakati diawal. 2. Fasilitas a. Setoran dan Penarikan Melalui sistem jemput bola kapanpun dibutuhkan, kami siap melayani. Pada saat jatuh tempo, perpanjangan dapat dilakukan secara otomatis dengan nisbah bagi hasil disesuaikan atas dasar kesepakatan. Bagi hasil yang diberikan setiap bulan dapat dipindahbukukan sebagai setoran masuk secara otomatis pada rekening Si Rela sesuai tanggal jatuh tempo Si Suka. Penarikan bagi hasil tiap bulan juga dapat dilayani sesuai tanggal jatuh tempo Si Suka. b. Bebas Biaya Administrasi Simpanan Si Suka tidak dibebani biaya administrasi bulanan. c. Bagi Hasil Dikelola secara produktif dengan prinsip Mudharabah dengan nisbah yang menguntungkan. Besarnya bagi hasil yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan jangka waktu sebagaimana yang tertera dibawah ini:

11 39 Jangka Waktu Nisbah Si Suka 1 Bulan 35% : 65% Si Suka 3 Bulan 40% : 60% Si Suka 6 Bulan 45% : 55% Si Suka 12 Bulan 50% : 50% d. Multi Fungsi Simpanan Si Suka dapat dijadikan agunan pembiayaan di BMT 3. Manfaat a. Membangun kerjasama yang jauh dari system ribawi. b. Sebagai program investasi dalam jangka panjang. c. Dana yang disimpan akan mengangkat perekonomian masyarakat lapis bawah. 4. Persyaratan a. Menyerahkan foto kopi KTP/SIM yang masih berlaku sebanyak 1 lembar. b. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota. c. Mengisi aplikasi pembukaan rekening Si Suka. d. Membayar Simpanan Pokok (Simpok) dan Simpanan Wajib (Simwa). e. Setoran simpanan Si Suka minimal Rp ,-. f. Biaya materai Rp ,- untuk nominal yang di atas Rp ,-. c. SI SIDIK (Simpanan Siswa Pendidikan) 1. Pengertian Si Sidik adalah simpanan untuk perencanaan biaya pendidikan siswa sekolah mulai dari umur 0 tahun sampai perguruan tinggi. Simpanan ini berdasarkan prinsip Wadhiah yadh Dhamanah, yaitu Shohibul Maal menitipkan dananya pada BMT, kemudian atas seijin Shohibul Maal BMT dapat memanfaatkan dana tersebut.

12 40 2. Jenis Si Sidik Jenis Si Sidik dibagi menjadi 2 yaitu: a. Si Sidik Biasa 1.) Sistem Penyetoran Simpanan Si Sidik ini menggunakan sistem penyetoran bulanan, dengan besar setoran disesuaikan kelas Si Sidik. Kelas Si Sidik ada 3 yaitu: a.) Si Sidik Kelas A Untuk Si Sidik kelas A besar pembayaran perbulan sebesar Rp ,- b.) Si Sidik Kelas B Untuk Si Sidik kelas B besar pembayaran perbulan sebesar Rp ,- c.) Si Sidik Kelas C Untuk Si Sidik kelas C besar pembayaran perbulan sebesar Rp ,- 2.) Sistem Penarikan Penarikan Si Sidik hanya dapat dilakukan pada saat siswa yang menjadi atas nama telah lulus dari masingmasing jenjang pendidikan. Comtoh kasus: Seorang anak bernama budi didaftarkan oleh orang tuanya saat baru lahir (dihitung 0 tahun) dengan kelas Si Sidik A. Dengan demikian ayahnya harus membayar Rp ,-. Saat Budi lulus TK yaitu pada pra SD 6 tahun maka dia akan mendapatkan pengembalian sebesar Rp ,-. 3.) Fasilitas Setiap peserta Si Sidik akan mendapatkan fasilitas: a. Tas dan peralatan sekolah setiap kenaikan kelas.

13 41 b. Mendapatkan bea siswa bagi peserta Si Sidik yang berprestasi di kelas (ranking 1-3). c. Jikan pada penarikan tahap jenjang tertentu tidak diambil secara otomatis akan dimaksukan ke rekening Si Rela. 4.) Manfaat a. Membantu perencanaan dana pendidikan anak. b. Menyiapkan kekurangan kebutuhan pendidikan anak. c. Ikut serta dalam pendidikan anak khususnya budaya menabung. 5.) Persyaratan a. Mendaftar keanggotaan di BMT BUS. b. Mengisi aplikasi pembukuan rekening Si Sidik. c. Menyetorkan dana simpanan sesuai kelas Si Sidik. 6.) Ketentuan Khusus a.) Si Sidik tidak dapat diambil selama masa kontrak belum habis. b.) Si Sidik dapat diambil jika: 1. Peserta Si Sidik meninggal dunia. 2. Wali peserta Si Sidik sudah tidak dapat meneruskan penyetoran simpanan dengan dibuktikan surat keterangan dari Kepala Desa dan diketahui oleh Camat. 3. Peserta Si Sidik pindah ditempat yang tidak terdapat kantor cabang KSPPS BMT BUS dengan dibuktikan surat pindah instansi terkait. b. Si Sidik Plus Tidak jauh beda dengan Si Sidik biasa, kalau Si Sidik Plus setoran hanya dilakukan sekali di depan saat pendaftaran. 1.) Sistem Setoran

14 42 Setoran Si Sidik Plus hanya dilakukan sekali pada saat pendaftran dengan nominal sebesar Rp ,- 2.) Sistem Penarikan Berbeda dengan Si Sidik biasa yang sistem penarikannya hanya menggunakan satu program, Si Sidik Plus mempunyai dua program penarikan. 3.) Fasilitas Fasilitas yang diberikan peserta Si Sidik Plus tidak berbeda dengan peserta Si Sidik Biasa. 4.) Manfaat dan Keuntungan a.) Membantu perencanaan biaya pendidikan hingga perguruan tinggi. b.) Memudahkan cara penyetoran karena hanya dilakukan sekali dalam masa pendaftaran sehingga meminimalkan terjadinya kelalaian. c.) Dana yang disetorkan oleh anggota akan memberikan manfaat kepada para pedagang kecil yang membutuhkan penambahan dana melalui sistem bagi hasil. 5.) Persyaratan a.) Mendaftarkan anggota di KSPPS BMT BUS. b.) Mengisi aplikasi pendaftaran Si Sidik Plus. c.) Menyetorkan dana simpanan sebesar Rp ,-. 6.) Ketentuan Khusus a.) Bagi peserta Si Sidik yang menginginkan program penarikan A maka batas maksimal kepesertaan adalah siswa kelas 3 SD. b.) Bagi peserta Si Sidik yang menginginkan program penarikan B maka batas maksimal kepesertaan adalah siswa kelas 6 SD.

15 43 7.) Ketentuan Si Sidik Plus Untuk ProgramPenarikan A 1. Apabila setelah tamat SMA peserta Si Sidik Plus tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan maka dana uang disetorkan akan dikembangkan sebesar Rp ,- dan akan mendapatkan bonus tambahan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pra SD 6 tahun Rp b. Pra SD 5 tahun Rp c. Pra SD 4 tahun Rp d. Pra SD 3 tahun Rp e. Pra SD 2 tahun Rp f. Pra SD 1 tahun Rp g. SD kelas 1 Rp h. SD kelas 2 Rp i. SD kelas 3 Rp Apabila peserta Si Sidik Plus melanjutkan kuliah ke Program D1 sampai D3, maka sisa waktu batas maksimal pendidikan perguruan tinggi akan diperhitungkan. Sisa dana akan dikembalikan sebesar 50%. 3. Batas waktu masa kuliah: a. Pra SD 6 tahun sampai Pra SD 1 tahun maksimal pendidikan kuliah 5 tahun atau 10 semester. b. SD kelas 1 sampai SD kelas 3 maksimal pendidikan kuliah 4 tahun atau 8 semester, 4. Apabila masa perkuliahan melebihi batas maksimal yang sudah ditentukan maka beban biaya kuliah tidak men jadi tanggungan BMT BUS. 5. Apabila karena suatu hal, maka peserta Si Sidik Plus dapat menarik simpanannya meskipun belum

16 44 sampai batas waktu yang sudah ditentukan yaitu karena: a. Peserta Si Sidik meninggal dunia. b. Berhenti bersekolah. 6. Pemberian beasiswa/biaya pendidikan a. Beasiswa/biaya pendidikan SMA diberikan tiap bulan. b. Beasiswa/biaya pendidikan pada perguruan tinggi diberikan setiap akhir semester. 8.) Ketentuan Si Sidik Plus Untuk Program Penarikan B 1. Apabila peserta Si Sidik Plus melanjutkan kuliah ke Program D1 sampai D3, maka sisa waktu batas maksimal pendidikan perguruan tinggi akan diperhitungkan. Sisa dana akan dikembalikan sebesar 50%. 2. Batas waktu masa kuliah: a. Pra SD 6 tahun sampai pra SD 1 tahun maksimal pendidikan kuliah 5 tahun atau 10 semester. b. SD kelas 1 sampai SD kelas 3 maksimal pendidikan kuliah 4 tahun atau 8 semester. 3. Apabila masa perkuliahan melebihi batas maksimal yang sudah ditentukan maka beban biaya kuliah tidak menjadi tanggungan BMT BUS. 4. Apabila karena suatu hal, maka peserta Si Sidik Plus dapat menarik simpanannya meskipun belum sampai batas waktu yang sudah ditentukan yaitu karena: a. Peserta Si Sidik meninggal dunia. b. Berhenti bersekolah.

17 45 5. Pemberian beasiswa/biaya pendidikan diberikan setiap akhir semester. d. SI HAJI (Simpanan Haji) 1. Pengertian Si Haji adalah simpanan bagi anggota yang berencana menunaikan ibadah haji. Simpanan ini dikelola dengan menggunakan dasar prinsip wadhiah yadh dhamanah dimana atas ijin penitipan dana, BMT dapat memanfaatkan dana tersebut sebelum dipergunakan pleh panitip. Setelah simpanan anggota mencukupi atas kuasa anggota penyimpan, BMT akan menyetorkan kepada BPS (Bank Penerima Setoran) BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) yang sudah online dengan SISKOHAT untuk selanjutnya di daftarakan melalui SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). 2. Fasilitas a. Setoran ringan. b. Simpanan Haji tidak dibebani biaya administrasi bulanan. c. BMT menyediakan dana talangan. d. Bebas biaya manasik. 3. Manfaat a. Membantu meringankan persiapan dalam menunaikan Ibadah Haji. b. Memberi kenyamanan dalam menjalankan Ibadah. 4. Persyaratan a. Menjadi anggota KSPPS BMT BUS. b. Mengisi aplikasi pembukuan rekening Si Haji. c. Setoran awal minimal Rp ,- setoran selanjutnya minimal Rp ,-. d. Pendaftaran ke Kantor Kementrian Agama dapat dilakukan apabila sudah memenuhi ketentuan minimal setoran Bank atau sesuai ketentuan Kementrian Agama.

18 46 e. SI MARWAH (Simpanan Arisan Ukhuwah) 1. Pengertian Simpanan Arisan Ukuwah adalah bentuk simpanan yang diperuntukkan bagi anggota dalam upaya membentuk ukuwah antar sesama anggota dan BMT BUS secara berjamaah. Simpanan Arisan Ukhuwah menggunakan prinsip akad adiah yadhomanah, sehingga memberikan banyak kemudahan dan manfaat bagi anggota yang ingin melakukan arisan sekaligus mempunyai nilai dakwah bil jama ah. 2. Ketentuan Khusus a. Jumlah anggota arisan minimal 300 orang. b. Jangka waktu arisan 30 bulan. c. Setoran Rp ,-/ bulan. d. Tiap anggota Arisan akan mendapatkan kartu setoran. e. Setoran maksimal tanggal 10 tiap bulannya sebelum dilakukan qurah arisan ukhuwah. f. Pelaksanaan pengambilan qur ah dilakukan pada hari sabtu, minggu kedua setiap bulannya, jika pada hari sabtu libur maka qur ah dilakukan pada hari sebelumnya. g. Setiap bulan dilakukan penarikan qur ah 1 orang untuk mendapatkan arisan sebesar Rp Ketentuan Umum a. Jika terjadi keterlambatan maka dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 500 perhari (total administrasi akan dipotongkan diakhir periode arisan bulan ke 30), dan otomatis tidak mempunyai hak untuk diikutkan pada qur ah arisan bulan tersebut. b. Pada akhir bulan ke 30, akan diadakan pembagian dananya sesuai dengan jumlah setoran bagi peserta yang belum mendapatkan arisan dan mendapatkan cinderamata.

19 47 c. Anggota arisan ukhuwah yang terlambat membayar setoran arisan sebanyak 1 (satu) bulan, maka anggota tersebut secara otomatis dianggap menggundurkan diri dari anggota arisan ukhuwah, sedangkan uang setoran yang sudah masuk akan dikembalikan pada akhir periode. 4. Persyaratan a. Menjadi anggota KSPPS BMT BUS. b. Mengisi formulir pendaftaran peserta arisan. c. Melakukan setoran awal Rp ,-. 5. Manfaat dan Keuntungan a. Bagi anggota arisan ukhuwah dapat membantu mewujudkan keinginan dan mengatasi masalah yang tidak terencana. b. Menjalin silaturohmi antar sesame anggota dan BMT BUS. c. Anggota arisan tidak dikenakan biaya administrasi. 2. Produk Pembiayaan 5 a. Pembiayaan Modal Kerja (Mudharabah) Pembiayaan modal kerja merupakan produk layanan pembiayaan dari KSPPS BMT BUS Cabang Kendal diperuntukan bagi calon anggota/nasabah yang memerlukan tambahan modal kerja untuk mengembangkan usahanya. Pada produk ini menggunakan akad mudharabah, dimana BMT sebagai shohibul maal (penyediaan dana) dan anggota sebagai mudharib (pengelola dana) serta nisbah bagi hasil ditentukan diawal. Bidang yang dilayanai: a. Pertanian b. Perdagangan c. Jasa d. Perikanan e. Perindustrian 5 Brosur KSPPS BMT BUS

20 48 f. Dll Syarat-syarat pengajuan pembiayaan: a. Jujur dan amanah. b. Mempunyai sumber pengahasilan pendapatan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan (halal,baik,jika sudah memadai harus sah secara hukum, dan minimal sudah berjalan 2 tahun). c. Harus menjadi anggota BMT BUS. d. Foto copy KTP suami istri, KK, dan surat nikah 2 lembar. e. Foto copy jaminan 2 lembar. f. Mengisi formulir permohonan yang disediakan BMT BUS. g. Bersedia di survey usaha dan rumahnya. h. Bersedia mematuhi aturan. Contoh perhitungan bagi hasil: Pak Ahmad mengajukan pembiayaan sebesar Rp ,- dengan kesepakatan nisbah bagi hasil 70:30. Pada pembiayaan tersebut pak ahmad sebagai anggota menjadi mudharib (pengelola dana) mendapatkan bagi hasil 70% dari keuntungan dan BMT sebagai shohibul maal (sebagai pemilik dana) mendapatkan bagi hasil 30%. Dalam hal ini anggota mendapatkan keuntungan dari usahanya sebesar Rp ,-. Maka perolehannya dari hasil keuntungan yaitu pak ahmad mendapatkan bagi hasil dari keuntungan sebesar Rp ,- dan BMT sebesar Rp b. Pembiayaan Jual Beli Barang (Murabahah) Pembiayaan jual beli/murabahah merupakan produk layanan di KSPPS BMT BUS diperuntukan bagi calon anggota/nasabah yang membutuhkan barang dan untuk aktivitas sehari-hari dengan menggunakan akad mudahrabah. Dalam transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjualan

21 49 dan pembeli dengan pembayaran dapat dilakukan angsuran atau jatuh tempo. Syarat-syarat pengajuan pembiayaan: 1. Jujur dan amanah. 2. Mempunyai sumber penghasilan pendapatan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan (halal,baik,jika sudah memadai harus sah secara hukum, dan minimal sudah berjalan 2 tahun). 3. Harus menjadi anggota BMT BUS. 4. Foto copy KTP suami istri, KK, dan suratb nikah 2 lembar. 5. Foto copy jaminan 2 lembar. 6. Mengisi formulir permohonan yang disediakan BMT BUS. 7. Bersedia di survey usaha dan rumahnya. 8. Bersedia mematuhi aturan. Contoh perhitungan harga barang: Harga Pokok Harga Jual Angsuran Jumlah Perbulan Angsuran x x x c. Pembiayaan Kebajikan Pembiayaan kebijakan merupakan produk layanan pembiayaan dari KSPPS BMT BUS yang diperuntukan agi calon anggota/nasabah yang bertujuan untuk kebijakan dengan pertimbagan social dengan menggunakan akad qardul hasan. Syarat-syarat pengajuan pembiayaan: 1. Jujur dan amanah. 2. Mempunyai sumber pengahasilan pendapatan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan (halal,baik, jika sudah memadai harus sah secara hukum, dan minimal sudah berjalan 2 tahun). 3. Harus menjadi anggota BMT BUS.

22 50 4. Foto copy KTP suami, istri, KK, dan surat nikah 2 lembar. 5. Foto copy jaminan 2 lembar. 6. Mengisi formulir permohonan yang disediakan BMT BUS. 7. Bersedia di survey usaha dan rumahnya. 8. Bersedia mematuhi aturan. Contoh perhitungannya: Pembiayaan Margin Angsuran Jumlah Angsuran x x E. Penanganan Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BMT BUS Cabang Kendal Penanganan yang dilakukan KSPPS BMT BUS Cabang Kendal dalam pembiayaan bermasalah sebagai berikut: 1. Pihak BMT membuat tim dalam masalah penanganan NPF/NPL yang diantaranya adalah pendampingan pihak BMT menghubungi anggota pembiayaan bermasalah bahwa anggota telah mengalami jatuh tempo dalam pembayaran angsuran pembiayaan. Tujuan untuk mengingatkan kepada anggota bahwa kewajibannya dan pembayaran pembiayaan segera untuk dilunasi atau ditunaikan. 2. Dalam pendampingan belum menemukan gejala kelancaran angsuran maka tim PPN (Penanganan Pembiayaan NPF/NPL) melakukan kunjungan kerunah anggota pembiayaan. Hal ini dilakukan apabila pihak anggota tidak merespon atau menanggapi peringatan dari pihak BMT lewat telepon. Pihak BMT berkunjung ke rumah anggota pembiayaan untuk mengetahui penyebab serta menawarkan penjadwalan kembali atau diakad ulang. Penjadwalan kembali dapat diakibatkan 1 minggu setelah jatuh tempo pembayaran. 3. Apabila dari tim PPN belum bisa terselesaikan maka tim PPN akan mengedarkan surat peringatan 1-3. Jika diberi surat peringatan 1

23 51 dibiarkan maka anggota pembiayaan kredit macet akan tetapi masih di beri surat peringatan 2 dan apabila pihak anggota masih menghirauakan akan diberikan surat peringatan yang terakhir bahwa angsuran harus segera dibagikan agar tidak terjadi kredit macet. 4. Dan apabila anggota pembiayaan sudah diberi surat peringatan 1-3 masih belum tertangani maka tim PPN akan melakukan perundingan. Ketika sudah mulai memasuki masa pembiayaan tidak lancar, yaitu antara 6-12 bulan maka pihak BMT berkunjung ke rumah anggota pembiayaan untuk melakukan perundingan atau pembahasan tidak lancarnya lagi angsuran pembiayaan di BMT. Perundingan ini membahas apakah anggota akan mencari cara lain untuk melunasi atau sesuai kesepakatan di awal. Pihak BMT akan menyita atau melelang agunan maka barang jaminan atau agunan akan dilelang dan hasilnya akan digunakan untuk pembayaran angsuran yang tertunda. Melelang barang jaminan atau agunan dalam tahap ini pihak BMT menawarkan jasa, apa barang jaminan akan dilelang pihak BMT atau akan dilelang oleh pihak anggota sendiri. Pihak BMT akan meminta imbalan berupa fee jasa dari hasil lelang tersebut cuku bagi hasil dari barang lelang tersebut digunakan untuk membayar biaya pokok pinjaman beserta bagi hasilnya. Apabila harga hasil lelang lebih besar dari pinjaman pokok dan bagi hasil, maka sisa hasil itu akan dikembalikan kepada anggota. Namun apabila jumlah hasil lelang belum memenuhi biaya pokok dan bagi hasil, maka anggota tetep harus membayar kekurangannya. Jika anggota bener-bener sudah tidak mampu dan sudah menunjukkan itikad baiknya untuk melunasi tapi ada faktor lain, maka pihak BMT akan membebaskan anggota dari pembayaran bagi hasil. Pihak BMT menuntut untuk membayar dan melunasi kewajiban pokoknya saja.

BAB III GAMBARAN UMUM BMT BUS CABANG TEGAL KOTA

BAB III GAMBARAN UMUM BMT BUS CABANG TEGAL KOTA BAB III GAMBARAN UMUM BMT BUS CABANG TEGAL KOTA A. SEJARAH BMT BUS BMT BUS kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir pada tanggal 10 November 1996 atas prakarsa ICMI Orsat Rembang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KARANGAWEN. A. Sejarah Berdirinnya BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS)

BAB III GAMBARAN UMUM BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KARANGAWEN. A. Sejarah Berdirinnya BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) BAB III GAMBARAN UMUM BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KARANGAWEN A. Sejarah Berdirinnya BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) BMT BUS kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG WOLO

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG WOLO BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG WOLO A. Sejarah berdirinya KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera BMT BUS kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK

BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK A. Sejarah singkat KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera BMT BUS singkatan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS Cabang Kaliwungu

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS Cabang Kaliwungu BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS Cabang Kaliwungu A. Latar Belakang Pendirian KSPPS BMT BUS BMT BUS singkatan dari Baitul Maa Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera berdiri pada tanggal 10 November 1996 atas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KSPS BMT BUS

BAB III GAMBARAN UMUM KSPS BMT BUS BAB III GAMBARAN UMUM KSPS BMT BUS A. Latar Belakang Pendirian KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) BMT BUS kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir pada tanggal 10 November 1996

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah beridirinya KSPPS BMT BUS Terjadinya krisis moneter pada kisaran Tahun 1990-an merupakan bukti kegagalan system ekonomi yang sebagian berbau kapitalisme. System perekonomian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS CABANG GABUS PURWODADI A. Propil BMT Bina Umat Sejahtera 1. Sejarah berdirinya BMT BUS LASEM BMT BUS kependekan

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS CABANG GABUS PURWODADI A. Propil BMT Bina Umat Sejahtera 1. Sejarah berdirinya BMT BUS LASEM BMT BUS kependekan BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS CABANG GABUS PURWODADI A. Propil BMT Bina Umat Sejahtera 1. Sejarah berdirinya BMT BUS LASEM BMT BUS kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT BMT NU Sejahtera Mangkang Semarang didirikanpada tahun 2007 dengan akta notaries badan hukum sebagai koperasi NO.180.08 / 315 Yang di tetapkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Tabungan Siswa Pendidikan Plus (Si Sidik Plus) Si Sidik Plus adalah simpanan untuk perencanaan biaya pendidikan siswa sekolah mulai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) AKAD WADIAH YAD DHAMANAH PADA KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG JUWANA

BAB IV ANALISIS BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) AKAD WADIAH YAD DHAMANAH PADA KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG JUWANA BAB IV ANALISIS BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) AKAD WADIAH YAD DHAMANAH PADA KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG JUWANA A. Gambaran Umum KSPPS BMT BUS 1. Sejarah KSPPS BMT BUS Tahun 1996 Ikatan Cendekiawan

Lebih terperinci

BAB IV PENGELOLAAN SIMPANAN WADIAH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG TEGAL

BAB IV PENGELOLAAN SIMPANAN WADIAH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG TEGAL BAB IV PENGELOLAAN SIMPANAN WADIAH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG TEGAL A. Simpanan Pendidikan di KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Tegal BMT memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan Syariah yang kegiatannya melayani anggota. Koperasi Simpan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) SIRELA adalah produk simpanan yang ada di BMT BUS yang dikelola berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH A. Karakteristik Produk Sihaji (Simpanan Ibadah Haji) di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran KSPPS BMT Al Hikmah

Lebih terperinci

BAB III PROFIL BMT BINA UMMAT SEJAHTERA A.

BAB III PROFIL BMT BINA UMMAT SEJAHTERA A. BAB III PROFIL BMT BINA UMMAT SEJAHTERA A. Sejarah BMT Bina Ummat Sejahtera Pembangunan Nasional bagi bangsa Indonesia bertujuan menciptakan kesejahteraan lahir batin bagi warga negara Indonesia, salah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba Awal berdirinya Bank Syariah di Indonesia adalah pada tanggal 1 November 1991,

Lebih terperinci

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga 2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL A. Gambaran Umum BMT el Amanah Kendal 1. Sejarah BMT EL AMANAH KENDAL Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Prosedur Produk Simpanan El Amanah di KSPPS BMT El Amanah Kendal Prosedur adalah suatu urutan tindakan atau kegiatan tata usaha yang biasanya menyangkut beberapa petugas dalam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi 32 BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT NU SEJAHTERA Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Pembiayaan Modal Kerja di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Sayung 1. Persyaratan Permohonan Pembiayaan Mudharabah 1 a. Jujur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran 32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan marketing mix (bauran pemasaran) di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Ginggang Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa BMT BUS Cabang Ginggang memliki

Lebih terperinci

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing). BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH A. Produk-produk Jasa Baitul Mal 1. Simpanan Ada dua macam produk yang biasanya ditawarkan oleh Baitul Mal Wattamwil yaitu simpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar BMT Syariah Tambang merupakan salah satu lembaga keuangan yang bersifat syariah, yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BMT ASY-SYIFA. A. Sejarah dan Perkembangan BMT Asy-Syifa. (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang dimulai tahun 1996, yang

BAB III GAMBARAN UMUM BMT ASY-SYIFA. A. Sejarah dan Perkembangan BMT Asy-Syifa. (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang dimulai tahun 1996, yang BAB III GAMBARAN UMUM BMT ASY-SYIFA A. Sejarah dan Perkembangan BMT Asy-Syifa Sejarah pendirian BMT Asy-Syifa dimulai dari gagasan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang dimulai tahun 1996, yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN A. Gambaran Umum KJKS BMT Mandiri Sekjahtera Karangcangkring Jawa Timur 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

MUKADIMAH VISI DAN MISI. dengan sdi yang profesional menuju kesejahteraan bersama dunia dan akhirat

MUKADIMAH VISI DAN MISI. dengan sdi yang profesional menuju kesejahteraan bersama dunia dan akhirat MUKADIMAH Kebangkitan BMT merupkan wujut nyata kesadaran masyarakat akan pentingnya lembaga keuangan yang bernafaskan Islam. Ini kesempatan bagi Lembaga Keuanygan Syari ah untuk mengembangkan Perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera mempunyai beberapa produk pembiayaan. Salah satunya produk BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG A. Sejarah KJKS Cemerlang Weleri Kendal Kecamatan Weleri adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk Si Aqur (Simpanan Aqiqah /Qurban) di KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Genuk Simpanan Aqiqah /Qurban yang dilaksanakan BMT Bina Ummat Sejahtera Genuk

Lebih terperinci

BAB III PERAN BMT BINA UMMAT SEJAHTERA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL. 1. Sejarah berdirinya BMT Bina Ummat Sejahtera

BAB III PERAN BMT BINA UMMAT SEJAHTERA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL. 1. Sejarah berdirinya BMT Bina Ummat Sejahtera 39 BAB III PERAN BMT BINA UMMAT SEJAHTERA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL A. Profil BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) 1. Sejarah berdirinya BMT Bina Ummat Sejahtera BMT BUS kependekandari Baitul Maal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia memiliki peran strategis. Pada akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi terhadap penyerapan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA. A. Gambaran Umum BMT Amanah Ummah

BAB IV DESKRIPSI DATA. A. Gambaran Umum BMT Amanah Ummah 24 BAB IV DESKRIPSI DATA A. Gambaran Umum BMT Amanah Ummah 1. Sejarah BMT BMT Amanah Ummah pertama kali digagas oleh Drs. Waston, M.Hum selaku Dekan Fakultas Agama Islam UMS didukung oleh dosen-dosen dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG. BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG. A. Mekanisme Pencairan Dana Pembiayan di KSPPS Arthamadina. KSPPS Arthamadina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Praktik Pembiyaan Mudharabah dengan Strategi Tempo di KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Pasar Induk Wonosobo Sebagai lembaga keuangan, kegiatan KSPPS TAMZIS Bina

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL 42 BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL A. BMT Citra Keuangan Syariah Comal 1. Sejarah Berdirinya Dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana pada masyarakat 1. Keberadaan bank syariah belum begitu merakyat, ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH A. Produk Si Ummat di BMT Marhamah BMT Marhamah Wonosobo merupakan suatu lembaga keuangan syariah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT A. Profil KJKS Maslahat Ummat Semarang 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat Tujuan awal didirikannya Koperasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Dalam sebuah lembaga keuangan pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang baru atau asing lagi untuk didengarkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh. 82 BAB V PEMBAHASAN A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia Dana Talangan Haji di diperkenalkan dan dijalankan di Bank Syariah di Indonesia. Salah satunya adalah bank muamalat Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit BAB V PEMBAHASAN A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung Pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT Istiqomah merupakan kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

BAB III. JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA. Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis

BAB III. JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA. Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis BAB III JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA A. Profil BMT Ben Taqwa 1. Sejarah Berdirinya BMT Ben Taqwa Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis Usaha Kecil) di dekade tahun 1994

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa Berdirinya BTM Wiradesa yang beralamat Jl. Mayjend. S. Parman No.183 Wiradesa Pekalongan, berawal dari keinginan Pimpinan Cabang

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BMT (Baitul maal wat Tamwil) Prosumen amanah Mandiri (BMT PAM) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh para pegiat ekonomi

Lebih terperinci

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian 16 1 BAB I BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran- saran dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnyayang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH A. Perbandingan Konsep Simpanan Nusa dan Konsep Simpanan Berjangka Mudharabah Konsep merupakan rancangan atau

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI A. Gambaran Profil KJKS BMT Al Fath 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT Al Fath Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Baitul Mall Wat Tamwil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan lembaga keuangan syariah bank atau non bank di Indonesia adalah satu sisi yang menarik untuk dikaji. Ada optimisme yang besar bagi pendiri

Lebih terperinci

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan dunia perbankan sangat pesat, hampir di semua tempat terdapat bank di perkotaan hingga di pedesaan, baik berupa bank pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL

BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL A. Profil KJKS BMT El Amanah 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT El Amanah. KJKS BMT El Amanah adalah lembaga keuangan syari ah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun ) BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah Di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran Kantor Cabang Gunungpati II Ada dua akad yang digunakan dalam produk pembiayaan di KSPPS BMT Al Hikmah kantor cabang Gunungpati

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan Mudharabah di BSM KCP Brebes Tabungan mudharabah merupakan salah satu produk tabungan di BSM KCP Brebes. Tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah atau bank Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Penerapan Akad Mudharabah pada Tabungan / Simpanan SHaRi Di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang terdapat produk penghimpunan dana yang menggunakan akad mudharabah muthlaqah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA(BUS)

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA(BUS) BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA(BUS) A. Sejarah KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera(BUS) BMT BUS diresmikan pada tanggal 10 November 1996 oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN tersebut. 1 Persaingan antar lembaga keuangan syariah saat ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Bersaing Produk Sirela Yang Diterapkan KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera Dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang 1. Pengertian Pembiayaan produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang

Lebih terperinci

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG A. Aplikasi Pelaksanaan Dana Talangan Qord WalIjaroh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ibadah Haji sesungguhnya menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Ibadah ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi Perkembangan Bank Syari ah berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU

BAB III GAMBARAN UMUM KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU BAB III GAMBARAN UMUM KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya KSPS Bina Ummat Sejahtera BMT BUS diresmikan pada tanggal 10 November 1996 oleh Ikatan Cendekiawan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam BAB V PEMBAHASAN Pengamatan dan observasi / temuan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Bahjah Tulungagung. Temuan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah berdirinya BMT Bina Ummat Sejahtera BMT BUS kependekandari Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera lahir pada tanggal 10 November 1996 atas prakarsa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44

BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44 46 BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan KSP Syari ah BTM Comal berdiri pertama kali pada tanggal 22 juli 2000. Semula semua lembaga ini berkedudukan sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PAPER KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT Disusun oleh: Dr. Hj. Renny Supriyatni, S.H., M.H. NIP. 19570214 199302 2 001 Merupakan Bahan untuk Penyuluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah menelan korban membawa musibah besar dalam perekonomian nasional. Salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG A. Analisis Pembiayaan Bermasalah di Kospin Jasa Layanan Syariah Pemalang Keluarnya Keputusan Menteri Negara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS

BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS A. Mekanisme SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) di BMT BUS Terdapat 3 mekanisme dalam SISUKA (Simpanan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Berdirinya BMT MU Al-Mubarak Sukowono

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Berdirinya BMT MU Al-Mubarak Sukowono 46 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BMT MU Al-Mubarak Sukowono Di daerah Sukowono awalnya belum ada lembaga keuangan syariah yang bisa menyentuh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat mempunyai kebutuhankebutuhan yang harus mereka penuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Ada kalanya masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keunggulan Kompetitif KSPPS BMT El Amanah Kendal Untuk terus dapat bertahan didalam persaingan di tengahtengah pertumbuhan dunia Perbankan dan dunia Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang 1 BAB III PENENTUAN UJROH PADA PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARI AH CABANG SEMARANG A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang BNI Syari ah cabang semarang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi dan Upaya Pemasaran Pembiayaan Mudharabah 1. Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah Salah satu komponen yang mendukung dalam bidang pemasaran yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF. 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF. 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF A. Produk yang Diunggulkan KJKS BINAMA 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) a. Didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk Simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT Harapan Umat Pati Cabang Gabus 1. Mekanisme Pendaftaran Anggota Arisan Berkah Pada proses pendaftaran anggota

Lebih terperinci