sebagai makhluk sosial maka manusia akan senantiasa berinteraksi dengan orang lain
|
|
- Verawati Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara kodrati manusia adalah makhluk individual dan sosial. Dalam kodratnya sebagai makhluk sosial maka manusia akan senantiasa berinteraksi dengan orang lain (individu dan lingkungan lain). Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan atau kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain di mana ia akan dikendalikan dan mengendalikan, menghargai dan dihargai juga ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan atau dorongan untuk berinteraksi adalah suatu keadaan di mana seseorang berusaha untuk mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktifitas bersama keluarga atau teman, menunjukkan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung dan konformitas Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi dengan orang lain yang disebut dengan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dalam kelompok manusia. Interaksi Sosial dapat dibangun ketika memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Kehidupan seseorang selalu diwarnai dengan pola atau bentuk interaksi yang berbeda. Interaksi yang terjadi dapat berbentuk asosiatif maupun disasosiatif dan juga dapat dilakukan dalam situasi yang berbeda. Ketika manusia berinteraksi dengan orang lain maka ia akan sadar bahwa ia tidak hidup sendiri. Dalam berinteraksi dengan orang lain, manusia dapat belajar tentang berbagai
2 macam hal, belajar untuk bekerja sama dengan orang lain, belajar untuk menerima orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan belajar untuk menghargai orang lain. Melalui interaksi sosial manusia juga dapat berbagi dengan orang lain baik suka maupun dukanya. Interaksi antara manusia dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah konsep diri. Konsep diri adalah bagaimana cara individu menilai dirinya. Penilaian atau pandangan individu terhadap dirinya dapat bersifat positif maupun negatif. Ketika seseorang memiliki pandangan atau penilaian yang positif terhadap dirinya maka ia akan menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ia miliki. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki rasa percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri serta akan memiliki dorongan untuk berinteraksi lebih baik dengan orang lain. Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan dahulu oleh Hightower pada tahun 1988 (Santrock, 2003:220) dikatakan bahwa kemampuan seorang untuk menjalin hubungan atau berinteraksi dengan orang lain erat kaitannya dengan konsep diri yang dimiliki orang itu. Orang yang mempunyai konsep diri yang positif, cenderung bersikap optimis, percaya diri dan memiliki dorongan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Sebaliknya orang yang mempunyai konsep diri yang negatif akan bersikap rendah diri, pesimistis, minder, dan menarik diri dari lingkungan atau komunitasnya. Individu dapat menilai dirinya dari berbagai aspek antara lain dari aspek fisik yaitu bagaimana pandangan, penilaian dan perasaan individu tentang fisiknya, aspek pribadi yaitu bagaimana pandangan, penilaian, perasaan individu tentang pribadinya sendiri, aspek sosial yaitu bagaimana pandangan, penilaian dan perasaan individu tentang kecenderungan sosial yang ada pada dirinya sendiri dan aspek keluarga yaitu bagaimana pandangan, penilaian dan
3 perasaan individu tentang keberadaannya dalam keluarga. Individu dikatakan memiliki konsep diri positif apabila ia memandang secara positif aspek fisik, aspek pribadi, aspek sosial dan aspek keluarga yang dimilikinya, sebaliknya individu dikatakan memiliki konsep diri negatif apabila ia memandang secara negatif hal-hal tersebut. Kebutuhan berinteraksi bukan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, tetapi merupakan kebutuhan dari semua orang termasuk orang yang terinveksi HIV/AIDS yang disebut dengan ODHA. ODHA tentu tidak terlepas dari kodratnya sebagai makhluk individual dan sosial, yang juga memiliki dorongan dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, Bentuk interaksi sosial yang sebaiknya dimiliki oleh ODHA adalah interaksi yang bersifat asosiatif yaitu interaksi yang mengarah kepada persatuan yang meliputi akomodasi, kerjasama, asimilasi dan akulturasi. Berdasarkan hasil pengamatan ketika beberapa kali melakukan kunjungan ke LSM Satu hati Kupang, dan berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan LSM, peneliti mendapatkan informasi bahwa terdapat kesenjangan sosial ODHA dengan orang lain bahkan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga mereka sendiri. ODHA cenderung untuk mengucilkan dirinya dan menutup dirinya dari berbagai macam hubungan dan kerja sama dengan orang lain. Sikap sosial yang dimiliki ODHA tersebut akan mempengaruhinya merasa tidak berarti dan dapat memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Hasil Observasi dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Hal ini menarik peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial ODHA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016).
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Masalah Umum Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016? 2. Masalah Khusus a. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri fisik dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016? b. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri pribadi dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016? c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri sosial dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016? d. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri keluarga dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Tujuan Umum untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang Tahun pendampingan 2016.
5 b. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri fisik dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan ) Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri pribadi dengan interaksi sosial pada ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan ) Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri sosial dengan interaksi sosial pada orang dengan ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan ) Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri keluarga dengan interaksi sosial pada orang dengan ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Para Pendamping ODHA Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para pendamping sehingga dapat membantu ODHA membangun konsep diri yang positif agar interaksi sosial ODHA menjadi lebih baik.
6 b. ODHA Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu ODHA agar dapat membentuk konsep diri yang baik yang dapat membantunya untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain. c. Kepala LSM Satu Hati Kupang Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi kepala LSM Satu Hati Kupang agar dapat meningkatkan kerjasama yang baik dengan para pendamping untuk dapat membantu ODHA membentuk konsep diri yang positif sehingga interaksi sosial ODHA menjadi lebih baik. D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian perlu dibatasi agar peneliti lebih berfokus pada obyek yang diteliti. Sehubungan dengan itu, peneliti membatasi lingkup penelitian yang mencakup: 1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri sebagai variabel bebas yang diberi simbol X dan interaksi sosial sebagai variabel terikat yang diberi simbol Y. 2. Populasi dan Sampel penelitian a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 34 ODHA di LSM Satu Hati Kupang Tahun pendampingan b. Sampel
7 Sampel dalam penelitian ini adalah 27 ODHA di LSM Satu Hati Kupang Tahun pendampingan c. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah LSM Satu Hati Kupang, Jln Hati Murni, No.7, RT.15, RW.05, Kel.Fatululi, Kec.Oebobo-Kota Kupang. d. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan (Januari-Juni 2016) E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Anggapan Dasar Menurut Winarno dalam Arikunto (2012:104) Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Arikunto (2012:104) menjelaskan bahwa perlunya anggapan dasar adalah: a. Agar ada dasar untuk berpijak yang kokoh bagi masalah yang akan diteliti. b. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat penelitian. c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis. Menurut Surachmat (1980:107) Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar atau postulat merupakan landasan yang menjadi titik tolak untuk mempertegas variabel guna menentukan dan merumuskan hipotesis dalam penelitian.
8 Hurllock dalam Burns (1993:42) menjelaskan bahwa individu dengan penilaian positif terhadap dirinya akan menyukai dan menerima keadaan dirinya, harga dirinya serta dapat melakukan interaksi sosial secara tepat. Konsep diri merupakan modal dasar bagi seseorang dalam berinterinteraksi dengan orang lain. Konsep diri yang positif cenderung menimbulkan perasaan yakin terhadap kemampuan diri, percaya diri dan harga diri, sehingga akan membuat individu bersifat terbuka dan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain. Konsep diri yang negatif cenderung akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan penolakan terhadap diri sendiri, sehingga akan menyulitkan individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Mengacu pada pernyataan dan teori yang dijadikan landasan, maka anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Interaksi sosial ODHA ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah konsep diri. b. Semakin positif konsep diri yang dimiliki ODHA, semakin mudah interaksi sosial ODHA dengan orang lain. Sebaliknya semakin negatif konsep diri yang dimiliki ODHA, semakin sulit interaksi sosial ODHA dengan orang lain. 2. Hipotesis Penelitian Menurut Arikunto (2012:110) hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai mendapat bukti-bukti kebenaran dari data yang terkumpul. Mardalis (2010:52) menjelaskan bahwa hipotesis terdiri dari dua macam yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor
9 a. Hipotesis mayor merupakan hipotesis pokok yang akan diuji kebenarannya dalam suatu penelitian. Hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah: 1) Hipotesis Nihil (Ho) dalam penelitian ini berbunyi: tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan ) Hipotesis Kerja (Ha) dalam penelitian ini berbunyi: ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan b. Hipotesis minor merupakan perluasan dari hipotesis mayor. Hipotesis minor dalam penelitian ini adalah: 1) Hipotesis Nihil (Ho) dalam penelitian ini berbunyi: a) Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri fisik dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan b) Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri pribadi dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan c) Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri sosial dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan d) Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri keluarga dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016.
10 2) Hipotesi kerja (Ha) dalam penelitian ini berbunyi: a) Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri fisik dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan b) Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri pribadi dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan c) Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri sosial dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan d) Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri keluarga dengan interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan F. Penegasan Konsep Sehubungan dengan penelitian ini ada dua konsep yang perlu diberi penjelasan sehingga menjadi lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda oleh para pembaca. Konsep-konsep tersebut adalah: 1. Konsep Diri Menurut Brehm dan Kassian dalam Dayakisni dan Hudaniah (2012:55) Konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciri-ciri sifat) yang dimilikinya. Menurut Calhoun (1995:90) konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian tentang diri sendiri.
11 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan keyakinan dan gambaran individu terhadap ciri-ciri pribadi yang dimilikinya. Sehubungan dengan penelitian ini yang dimaksud dengan konsep diri adalah cara pandang dan penilaian ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016 tentang dirinya yang meliputi aspek diri fisik, aspek diri pribadi, aspek diri sosial dan aspek diri keluarga. 2. Interaksi Sosial Menurut Walgito (1999:65), Interaksi sosial adalah hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya di mana individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Ahmadi (1990:54) menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain dan saling mempengaruhi secara timbal balik. Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan atau interaksi sosial ODHA di LSM Satu Hati Kupang tahun pendampingan 2016 dengan orang lain yang nampak dalam hubungan yang berbentuk akomodasi yaitu bentuk interaksi di mana sekelompok orang sepakat untuk mencegah pertentangan, kerjasama yaitu bentuk interaksi di mana sekelompok orang bekerjasama saling membantu untuk mencapai tujuan bersama, asimilasi yaitu perpaduan antara dua
12 kebudayaan atau kebiasaan untuk menghasilkan kebiasaan yang baru dan menghilangkan kebiasaan lama, serta akulturasi yaitu perpeduan antar dua kebudayaan atau kebiasaan tanpa menghilangkan kebiasaan lama.
BAB I PENDAHULUAN. melalui individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan juga dengan orang lain yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makluk individual dan sosial yang pada hakikatnya selalu berinteraksi atau berelasi dengan orang lain dan lingkungan.manusia adalah unik dan berbeda satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia tidak terlepas dari manusia yang lain. Secara kodrati manusia selalu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi orang yang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia kerja merupakan dunia yang sangat kompleks karena menyangkut sumber kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi orang yang berusia produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kuat untuk memiliki banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak dapat terlepas dari individu lain dan selalu hidup bersama dalam berbagai bentuk hubungan sosial. Seseorang dalam perkembangannya memiliki kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi kemampuan lebih dibanding makhluk lain. Kelebihan dan keunggulan manusia dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan individu. Kemajuan ini secara tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat umum mengenal intelligence sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk memecahkan problem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam mendidik anak- anak secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam mendidik anak- anak secara baik dan benar. Pola asuh orang tua ini merupakan dasar bagi anak dalam belajar menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar sekolah, dalam bentuk formal atau pendidikan yang dilaksanakan oleh sebuah lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era modern ini, bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang merupakan keunikan dari manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan pokok dalam membantu generasi mendatang. Dengan adanya pendidikan diharapkan akan mampu membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya seseorang juga melayani kebutuhan orang lainserta menumbuhkan rasa harga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang memerlukan suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain untuk mengakomodir kepentingan hidup yang bersifat ekonomi, melalui pekerjaannya seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. mereka memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. untuk berhubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,
Lebih terperinciILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman
Lebih terperinciMERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS
MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi
Lebih terperinciInteraksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.
1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial
Lebih terperinciSosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial
Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Manusia Sebagai Makhluk Sosial Makhluk Spiritual Manusia Makhluk individual Makhluk Sosial Manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk
5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnyadalam perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari keluarganya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL ODHA SKRIPSI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL ODHA (Studi Deskriptif kuantitatif Pada ODHA Di LSM Satu Hati Kupang, Tahun Pendampingan 2016) SKRIPSI Diajukan kepada Panitia Ujian skripsi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa,atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Skim tidak dapat dilepaskan dari bagaimana pengetahuan itu dibangun. Teori tentang pembentukan pengetahuan akan dapat diketahui apabila kita memahami teori pembentukan pengetahuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DOLO LISTIAWATI*) ABSTRAK
1 MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DOLO LISTIAWATI*) ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah masih kurangnya tingkat interaksi
Lebih terperinciBayu Indra Permana, Desi Kurnia Sari ( Program Studi PPKn FKIP Universitas PGRI Banyuwangi ABSTRAK
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PKN PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP AKTIFITAS BELAJAR KELAS VII C DAN VII D SMP NEGERI 1 KALIPURO Bayu Indra Permana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelek tingkat tinggi yang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ketika seseorang atau sekelompok orang dihadapkan pada suatu lingkungan sosial budaya yang berbeda akibat adanya suatu perpindahan, tentunya ada keinginan untuk dapat diterima
Lebih terperinciSTUDI KORELASI FASILITAS BELAJAR DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI PURWOHARJO
STUDI KORELASI FASILITAS BELAJAR DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI PURWOHARJO AGUNG PRASETYO AHMAD FERDI ABDULLAH ABDUL SHOMAD Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciJURNAL SOSIOEDUKASI, VOLUME 6 NOMOR ISSN X
STUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA VISUAL DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA DARUSSHOLAH YOGI BAYU PRASETYO DWI AYU ITA PURNAMASARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan bagian dari sistem pembangunan Nasional Indonesia, karena itu pendidikan mempunyai peran dan tujuan untuk mencerdasan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau selalu membutuhkan orang lain dalam rangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan, terutama ketika memasuki usia remaja. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA
HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA Lita Afrisia (Litalee22@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research objective was to determine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik. Upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang sulit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, akan tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara
7 BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Interaksi Sosial A. Interaksi Sosial Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia
Lebih terperinciPembentukan Karakter dan Kaitannya dengan Pendidikan
Pembentukan Karakter dan Kaitannya dengan Pendidikan oleh Alleya Hanifathariane Nauda, 1406618820 Judul Pengarang : Kekuatan dan Keutamaan Karakter : Bagus Takwin Data Publikasi : - Judul buku: Buku Ajar
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA
PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI Disusun Untuk memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi. Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era globalisasi ini, semua organisasi baik yang berorientasi profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan pengembangan
Lebih terperinciberkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat
Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial mempunyai dalam berkomunikasi sehingga bisa menjalin hubungan dengan orang lain. Namun, ternyata tidak semua orang mempunyai dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pengertian dinamika menurut wibowo, ( 1998 : 41) bahwa dinamika adalah
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Dinamika Pengertian dinamika menurut wibowo, ( 1998 : 41) bahwa dinamika adalah masyarakat dapat diartikan melalui asal katanya yaitu, Dinamika dan masyarakat untuk memberi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis, Sugiyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global saat ini, banyak produk dengan jenis yang sama di pasaran. Banyaknya jumlah dan jenis produk yang masuk ke pasaran untuk dijual, mempengaruhi
Lebih terperinciKEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN *50173 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 49 TAHUN 2001 (49/2001) TENTANG PENATAAN
Lebih terperinciManusia dan Cinta Kasih
Manusia dan Cinta Kasih Cinta kasih Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih, dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya
Lebih terperinciGambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80
Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran,
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN WARISAN BUDAYA BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN WARISAN BUDAYA BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa warisan budaya Bali merupakan
Lebih terperinciDalam bahasa latin Individu berasal dari kata individuum. Artinya : yang tak terbagi
SITI IRENE ASTUTI Individu dan Masyarakat Dalam bahasa latin Individu berasal dari kata individuum. Artinya : yang tak terbagi Dalam bahasa Inggris Individu berasal dari kata in dan divided. Artinya :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus tahun 2016. 2. Tempat penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu
1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini budaya barat telah banyak yang masuk ke negara kita dan budaya barat ini sangat tidak sesuai dengan budaya negara kita yang kental dengan budaya timur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang terutama untuk menghadapi masa depannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari keadaan lingkungan yang mulai tidak terjaga kebersihannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep diri atau self conceptmerupakan suatu kombinasi dari perasaan dan kepercayaan mengenai diri sendiri.konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kenyataan yang direncanakan untuk mewujudkan situasi dan proses belajar, untuk membuat siswa meningkatkan kemampuan mereka secara aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu, dimana pendidikan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia, menciptakan masyarakat
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa sebagaimana diatur dalam Keputusan
Lebih terperinciAnggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Anggraini, Gandung Sugita E-mail: anggiplw@yahoo.co.id
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL & PROSES ADAPTASI REMAJA. Asmika Madjri
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL & PROSES ADAPTASI REMAJA Asmika Madjri PENGERTIAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN- Proses terus menerus- kedepan- tidak dapat diulang- serangkaian perubahan dalam susunan yang berlangsung
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL TERHADAP PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII A DI SMPN 1 JIKEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tokoh Penokohan merupakan suatu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan tokoh dalam cerita, dan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SIKAP ETNIS CINA TERHADAP ETNIS JAWA
HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN DIRI DAN HARGA DIRI DENGAN SIKAP ETNIS CINA TERHADAP ETNIS JAWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia merupakan mahkluk sosial, sehingga tidak mungkin manusia mampu menjalani kehidupan sendiri tanpa melakukan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan responden pelaku usaha mikro kecil pada unit bisnis
Lebih terperinci2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin ilmu, mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda sesuai
Lebih terperinciDINAMIKA KELOMPOK SEBAGAI ALAT MENUJU KESUKSESAN PENGEMBANGAN DIRI
DINAMIKA KELOMPOK SEBAGAI ALAT MENUJU KESUKSESAN PENGEMBANGAN DIRI Oleh :Andeka Rocky Tana Amah 1. Pengantar Sebagai salah satu insan yang hidup dalam suatu lingkungan, kita tak pernah terlepas dari kebutuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis dan menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi pada dasarnya merupakan suatu hubungan timbal balik yang secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak bersangkutan.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA NEGERI 1 KAYANGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA NEGERI 1 KAYANGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Herman Widodo, Made Piliani, Dan Sarilah Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram Email:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA TENAGA KEPEGAWAIAN SEKOLAH
HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA TENAGA KEPEGAWAIAN SEKOLAH Erni Susilawati, Zulfakar, dan Hardiansyah Program Studi Administrasi Pendidikan, FIP IKIP Mataram Abstrak : rumusan masalah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna menyongsong era persaingan global yang semakin ketat dibutuhkan persiapan yang matang agar mampu bersaing dengan Negara lain. Pada saat ini pendidikan di
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 mencantumkan bahwa siswa
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan menghasilkan sumberdaya manusia
Lebih terperinciPengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial
Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-1 Apakah SISTEM..????? Secr etimologis berasal dr
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Proses Berpikir Berpikir selalu dihubungkan dengan permasalahan, baik masalah yang timbul saat ini, masa lampau dan mungkin masalah yang belum terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian pula perbaikan terhadap hasil kerja semakin besar jika. besarnya dana yang digunakan untuk membiayai pegawai dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberdayaan pegawai dalam manajemen pemerintahan, hendaknya menempatkan masyarakat dan dunia usaha sebagai mitra pemerintah, bukan sebagai objek pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menggunakan jenis penelitian survey karena dalam pengumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan manusia seutuhnya tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan manusia seutuhnya tidak dapat
Lebih terperinciInisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk
Lebih terperinci