BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja berbakat. Menurut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja berbakat. Menurut"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi yang beroperasi di pasar kompetitif harus siap menghadapi persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja berbakat. Menurut Berthon et.al. (2005) kompetisi mendapatkan karyawan berbakat sama sengitnya dengan kompetisi mendapatkan pelanggan. Lievens dan Highhouse (2003) mengungkapkan bahwa setiap perusahaan ingin dipandang sebagai tempat yang menarik bagi calon pelamar dan karyawan. Perusahaan yang menarik memungkinkan untuk menarik karyawan berbakat yang sesuai nilai-nilai organisasi (Figurska dan Matuska, 2013). Sebagai upaya mengembangkan kekuatan kompetitif sumber daya yang berwawasan intelektual, perusahaan berupaya menarik karyawan potensial yang sesuai kondisi organisasi (Tunuzer dan Yuksel, 2009). Untuk menarik karyawan yang lebih baik, baru-baru ini perusahaan mulai menerapkan prinsip employer branding di manajemen sumber daya manusia (Backhaus dan Tikoo, 2004). Sebagai disiplin ilmu yang relatif baru, konsep employer branding saat ini menjadi topik yang menonjol di bidang manajemen sumber daya manusia (Alniacik et. al., 2014). Konsep employer branding berasal dari konsep marketing brand yang dikembangkan dari sudut pandang manajemen sumber daya manusia (Roy, 2008). Employer branding merupakan salah satu cara menarik orang-orang berbakat yang sesuai dengan merek dan visi organisasi (Martin, 2008). Tujuan 1

2 utama dari employer branding ialah pengembangan karyawan yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan untuk membangun citra organisasi yang peduli tentang kepentingan dan kebutuhan karyawan, serta mengamati dan merespon tren pasar tenaga kerja (Figurska dan Matuska, 2013). Salah satu pengamatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan ialah mengetahui berbagai faktor employer branding yang dianggap menarik calon karyawan potensial. Hal tersebut penting diketahui karena setiap individu memiliki prefrensi dan ketertarikan yang berbeda-beda. Menurut Cennamo dan Gardner (2008) terdapat perbedaan preferensi tenaga kerja antara generasi yang lebih tua dengan generasi saat ini (generasi muda). Hasil penelitian Figurska dan Matuska (2013) yang melibatkan responden di 18 Negara berdasarkan generasi (generasi X dan Y) memiliki perbedaan daya tarik yang berbeda pada faktor-faktor employer branding. Hasil penelitiannya menyatakan, generasi X lebih tertarik pada keseimbangan gaji dan kehidupan kerja. Sedangkan generasi Y lebih tertarik pada perusahaan yang manawarkan prospek masa depan, peluang karir secara global, dan pelatihan yang baik. Perbedaan preferensi antara generasi X dan Y disebabkan karena setiap generasi dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang luas seperti orang tua, teman sebaya, media, peristiwa sosial ekonomi, dan budaya. Semua faktor tersebut akan menciptakan nilai yang berbeda bagi orang-orang yang dibesarkan di waktu yang berbeda (Twenge et. al. 2010). Selain itu, usia generasi X merupakan usia yang kebanyakan berstatus menikah, sementara usia generasi Y adalah usia yang pada umumnya berstatus belum menikah. Perbedaan status tersebut turut 2

3 mempengaruhi perbedaan kepentingan diantara keduanya yang kemudian mempengaruhi perbedaan ketertarikan pada faktor-faktor employer branding. Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan di berbagai Negara menunjukkan pola yang sama, yaitu lebih tertarik pada jam kerja yang fleksibel, keseimbangan kehidupan kerja, aksesibilitas dari tempat kerja, dan suasana kerja yang menyenangkan. Sedangkan, laki-laki cenderung tertarik pada faktor-faktor yang berkaitan kesehatan finansial perusahaan, kekuatan manajemen perusahaan, prospek masa depan, peluang karir, pelatihan yang baik, dan kualitas produk dan layanan perusahaan. Selain itu, laki-laki lebih tertarik pada penggunaan teknologi informatika moderen dan praktik-praktik inovatif (Figurska dan Matuska, 2013). Sejalan dengan penelitian di atas, hasil penelitian Batt dan Valcour (2001) menyatakan antara laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan ketertarikan pada dimensi-dimensi employer branding. Perbedaan preferensi antara laki-laki dan perempuan dapat disebabkan oleh perbedaan peran keduanya dalam keluarga. Perempuan dalam keluarga berperan sebagai ibu yang mengurus anak-anaknya, sehingga membutuhkan fleksibilitas jam kerja. Laki-laki yang berperan sebagai kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk mencukupi kehidupan keluarga, sehingga lebih tertarik pada perusahaan yang menawarkan prospek yang lebik baik. Sejalan penelitian sebelumnya, hasil penelitian Alniacik et. al. (2014) menyatakan antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan daya tarik yang tidak signifikan pada berbagai aspek employer branding. Begitu juga dengan hasil penelitian Arachchinge dan 3

4 Robertson (2012) menyatakan hanya sedikit perbedaan daya tarik responden berdasarkan jenis kelamin pada faktor-faktor employer branding. Perbedaan hasil penelitian tersebut bisa disebabkan adanya perbedaan kondisi sosial ekonomi, budaya, adat istiadat, tren ekonomi, dan tingkat pengangguran, sehingga mempengaruhi variasi tingkat kepentingan individu pada faktor-faktor employer attractiveness (Alniacik et.al. 2014). Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan mengetahui dimensi-dimensi employer branding yang dianggap paling menarik oleh karyawan dan calon karyawan potensial saat ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan publikasi Biro Pusat Statistik (BPS) Mei 2015, penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 13,1 juta orang mencakup 3,1 juta orang (2,60%) berpendidikan Diploma dan sebanyak 10,0 juta orang (8,29%) berpendidikan Universitas. Berdasarkan data tersebut, penduduk berpendidikan tinggi meningkat dari 12,0 juta orang (10,14%) pada Februari 2014 menjadi 76,1 juta orang (62,96) pada Februari Meningkatnya pekerja berpendidikan tinggi mengindikasikan tingkat kelulusan perguruan tinggi di Indonesia meningkat, namun menurut Arachchinge dan Robertson (2012) bahkan ketika ketersediaan lulusan pun berlimpah, dalam banyak kasus pengusaha tetap bersaing secara aktif untuk menarik tenaga kerja potensial. Fakta yang ditemui di Indonesia seperti yang dipublikasikan International Labour Organization (ILO) Indonesia (2015) bahwa permintaan akan pekerja dengan kualifikasi tinggi melampui suplai tenaga kerja yang ada. Sehingga 4

5 banyak posisi di Indonesia diisi oleh pekerja yang tidak memenuhi syarat. Menurut Tong dan Waltermann (2013) kondisi tersebut terjadi karena dari populasi usia kuliah di Indonesia hanya 22 persen yang melanjutkan pendidikan ke jenjang Universitas. Menurut Tong dan Waltermann (2013), Indonesia sudah menghadapi kekurangan manajer tingkat menengah. Berdasarkan prediksinya pada tahun 2020 kesenjangan antara permintaan dan penawaran akan semakin tinggi, yaitu mencapai 56 persen. Pada tahun tersebut, banyak perusahaan di Indonesia yang akan menghadapi kesulitan mencari tenaga kerja berkualitas, baik di tingkat pemula maupun manajer tingkat menengah. Kondisi tersebut semakin diperburuk, karena hampir 60 persen lulusan berganti pekerjaan pada tiga tahun pertama dan lebih dari sepertiganya berganti pekerjaan lebih dari sekali (Tong dan Waltermann, 2013). Sementara pada tahun 2016 setiap orang yang memasuki pasar tenaga kerja, diprediksi 1-6 diantaranya akan keluar (Konig, 2008). Kondisi tersebut menuntut manajemen sumber daya manusia untuk lebih baik lagi dalam mengembangkan strategi untuk menarik maupun mempertahankan karyawan potensial. Agar perusahaan memiliki daya tarik yang tinggi bagi karyawan dan para pencari kerja potensial, maka perusahaan perlu melakukan employer branding yang baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan mengetahui berbagai variasi ketertarikan karyawan dan calon karyawan pada setiap aspekaspek employer branding. Hal tersebut penting untuk diketahui, karena setiap individu memiliki variasi ketertarikan pada faktor-faktor employer branding 5

6 berdasarkan perbedaan kondisi sosial ekonomi, budaya, adat istiadat, tren ekonomi, tingkat pengangguran (Alniacik, 2014), generasi dan jenis kelamin (Figurska dan Matuska, 2013). Arachchinge dan Robertson (2012) menyatakan dengan mengetahui perbedaan ketertarikan karyawan dan calon karyawan berbakat pada faktor-faktor employer branding diharapakan dapat memberikan pemahaman yang bermakna untuk membantu mengembangkan strategi employer branding yang sesuai kondisi saat ini. Berangkat dari alasan tersebut, peneliti menilai adanya kebutuhan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dianggap penting oleh karyawan dan calon karyawan potensial berdasarkan karakteristik demografi (jenis kelamin dan generasi). Tulisan ini diharapakan dapat memberikan kontribusi atas pemahaman yang bermakna bagi pengembangan strategi employer branding. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa faktor-faktor employer branding yang dianggap paling penting oleh karyawan dan calon karyawan potensial? 2. Apakah terdapat perbedaan preferensi ketertarikan pada setiap faktorfaktor employer branding berdasarkan generasi? 3. Apakah terdapat perbedaan preferensi ketertarikan pada setiap faktorfaktor employer branding berdasarkan jenis kelamin? 6

7 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi faktor-faktor employer branding yang dianggap paling penting oleh karyawan dan calon karyawan potensial. 2. Menganalisis perbedaan preferensi ketertarikan antara generasi X dan Y pada setiap faktor-faktor employer branding. 3. Menganalisis perbedaan preferensi ketertarikan antara laki-laki dan perempuan pada setiap faktor-faktor employer branding. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi akademik, dan bagi perusahaan. 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan tentang manajemen sumber daya manusia, kususnya tentang faktor-faktor yang dianggap penting oleh karyawan dan calon karyawan potensial berdasarkan generasi dan jenis kelamin pada dimensi-dimensi employer branding. 2. Bagi Akademik Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dokumentasi yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan, informasi, dan materi pembelajaran mengenai perbedaan persepsi karyawan dan calon karyawan potensial pada dimensi-dimensi 7

8 employer branding berdasarkan generasi dan jenis kelamin. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai bahan pemikiran dan referensi bagi kegiatan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk memberi informasi tentang perbedaan-perbedaan ketertarikan karyawan dan calon karyawan pada faktor-faktor employer branding, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi employer branding pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini ialah karyawan di suatu perusahaan yang sedang menempuh pendidikan strata dua di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Sedangkan yang dimaksud calon karyawan potensial ialah mahasiswa strata dua yang masih aktif atau sudah menyelesaikan masa studi, namun masih bersatus sebagai job seeker (pencari kerja). Pemilihan kriteria tersebut berdasarkan beranggapan bahwa mahasiswa strata dua merupakan kandidat utama dari kegiatan employer branding. Kajian employer branding pada penelitian ini hanya difokuskan pada 25 item pertanyaan faktor-faktor employer branding yang dilakukan oleh Alniacik et.al. (2014) dan Arachchinge dan Robethson (2012). Item-item kuesioner tersebut merupakan item-item yang dikembangkan oleh Ambler dan Barrow (1996). 8

9 1.1 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dibagi dalam lima bab, yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan BAB V Penutup. Berikut uraian lebih lanjut. Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis. Bab ini berisi uraian mengenai tinjauan pustaka dan hipotesis, yaitu yang berisi konsep terkait employer branding. Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, devisi operasional, metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi analisis mengenai hasil penyebaran instrumen penpenelitian, karakteristik responden, hasil uji instrumen penelitian, statistik deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan. Bab V Penutup. Bab ini berisi simpulan, saran, dan keterbatasan penelitian. 9

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menarik kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, atau pengelolaan rantai pasokan. Hal tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, atau pengelolaan rantai pasokan. Hal tersebut dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bisnis akan selalu terjadi persaingan. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk bertahan ditengah persaingan yang ketat. Salah satu cara yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan lembaga pendidikan telah mencetak tenaga terdidik dalam jumlah besar yang tidak semuanya memiliki kualitas dan kompetensi teknis yang memadai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan landasan teori yang digunakan pada penelitian. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori mengenai keinginan melamar, generasi Y, employer branding,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif

BAB I PENDAHULUAN. Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif rendah. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat pendidikannya. Hal ini didukug oleh pernyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Daerah Istimewa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Daerah Istimewa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkenal sebagai daerah tujuan wisata domestik dan mancanegara. Hal ini

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta Tahun 2008) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan pada suatu negara yang saat ini sedang di alami adalah mengenai pengangguran. Jumlah pengangguran semakin mengkhawatirkan pertahunnya terus bertambah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat yang sulit menemukan lapangan pekerjaan menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah pencari kerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke 17, konsep kewirausahaan berkembang dengan menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18 berkembang pandangan bahwa wirausaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terbesar dan terluas, Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar ke empat di dunia berdasarkan biro sensus AS per 2014. Salah satu kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.483

BAB I PENDAHULUAN. signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.483 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.483

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. RPJMN yaitu menurunkan tingkat pengangguran terbuka dibawah

BAB 1 PENDAHULUAN. RPJMN yaitu menurunkan tingkat pengangguran terbuka dibawah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang akan selalu dihadapi sektor ketenagakerjaan nasional adalah tingginya angka pengangguran. Pengangguran merupakan dampak dari jumlah angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

KUESIONER. Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum

KUESIONER. Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER Bagian A Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum 1 Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh tingginya persaingan diantara para pencari kerja, terutama persaingan pada lulusan universitas. Data Biro Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah serangkaian dari proses-proses nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah serangkaian dari proses-proses nantinya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi adalah serangkaian dari proses-proses nantinya akan berdampak terhadap kenaikan pendapatan perkapita dalam waktu jangka panjang (Sukirno,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sekompleks dunia pekerjaan yang kita temukan pada saat ini. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang sekompleks dunia pekerjaan yang kita temukan pada saat ini. Dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pekerjaan dewasa ini, dapat kita katakan sudah sangat jauh berkembang jika dibandingkan dengan beberapa periode waktu yang lampau. Pada periode lalu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan semakin sulit karena jumlah perusahaan dapat dikatakan tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Hal

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Sejak terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Sejak terjadi krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor jasa merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Sejak terjadi krisis keuangan Asia pada

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014 Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA TAHUN 2014 SEBESAR 60,97 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Papua tahun 2014 sebesar 60,97 pada skala 0-100. Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran di Indonesia (Mahanani, 2014). Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua masalah yang masih menghantui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia masih sangat kurang. Kurangnya profesi wirausaha pada masyarakat Indonesia ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang ingin maju dan berkembang ada baiknya mereka harus memotivasi diri untuk mau bekerja keras, bertanggung jawab, selalu ingin maju dan pantang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha memberikan lapangan kerja yang beragam bagi angkatan kerja. Salah satu angkatan kerja yang ada di Indonesia adalah sarjana, yaitu tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Tarbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia telah meningkatkan jumlah pengangguran

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 Nomor : 013/02/63/Th. XIX, 05 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 SEBESAR 70,11 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia. Tidak terkecuali para sarjana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia. Tidak terkecuali para sarjana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia. Tidak terkecuali para sarjana baru yang diharapkan dapat berkiprah sesuai dengan bidang

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014

Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014 No. 15/02/33/Th. IX, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 SEBESAR 67,81 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 67,81

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 14/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 SEBESAR 67,97 PADA SKALA 0 100 Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan saat ini telah membawa para pelaku dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi ke persaingan yang sangat ketat. Perguruan tinggi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu program studi di bidang ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa karena akuntansi sudah menjadi bagian hal yang penting dalam

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 15/02/35/Th. XIII, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA TIMUR TAHUN 2014 SEBESAR 68,70 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme dari personal pencari kerja. Dari tahun-ketahun selalu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme dari personal pencari kerja. Dari tahun-ketahun selalu terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dalam dunia kerja saat ini semakin berat dan menuntut profesionalisme dari personal pencari kerja. Dari tahun-ketahun selalu terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi dan Industrialisasi dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia telah banyak menimbulkan permasalahan, salah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilannya (underemployed)

Lebih terperinci

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara akan berhasil dan mempunyai perekonomian yang baik apabila sebagian dari jumlah penduduknya menjadi seorang wirausaha serta didukung dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang menjadi penghambat dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan tinggi sebagai tingkat lanjut dari jenjang pendidikan menengah di jalur pendidikan formal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai penerus bangsa di masa mendatang dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, salah satunya dengan menyelesaikan studinya di perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian    Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap lulusan perguruan tinggi mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu

Lebih terperinci

PASAR TENAGA KERJA Indonesia dan Internasional. Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas I

PASAR TENAGA KERJA Indonesia dan Internasional. Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas I PASAR TENAGA KERJA Indonesia dan Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas I Oleh: Kelompok 5 RIZKY DITYA LARASATI 125100300111010 NURUL AZIZAH 125100300111012 SYIFA KHAIRUNNISA 125100300111032

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat kemampuan ekonomi, kecuali untuk satuan pendidikan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat kemampuan ekonomi, kecuali untuk satuan pendidikan yang bersifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesempatan untuk memperoleh pendidikan diberikan kepada setiap warga negara tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, latar belakang sosial dan tingkat kemampuan

Lebih terperinci

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014 No. 13/02/XVII/I, 05 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN BENGKULU TAHUN 2014 SEBESAR 67,43 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Bengkulu tahun 2014 sebesar 67,43 pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN Kode Dok. : F-MT-08-03-01 Revisi : 0 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN Kampus Bukit Jimbaran Phone : (0361) 701 801,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia, saat ini sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan zaman dimana kebudayaan, moral maupun tingkat ketergantungan manusia meningkat. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan. Terlaksananya sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rekrutmen merupakan mata rantai paling awal dan strategis dalam manajemen sumber daya manusia dalam organisasi. Mengapa tidak? Karena di tangan orang-orang yang direkrut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung yang pernah menempuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era informasi dan globalisasi sekarang ini, tantangan pada dunia industri semakin membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan yang baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Generasi muda ini merupakan calon-calon pekerja di bank, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Generasi muda ini merupakan calon-calon pekerja di bank, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan generasi muda yang sedang belajar dan menuntut ilmu diberbagai universitas dan perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, demikian halnya di Indonesia. Pengangguran di Indonesia hampir separuhnya disumbangkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu yang menjadi pendorong kemajuan suatu negara adalah ditentukan oleh pertumbuhan ekonominya yang maju. Pertumbuhan ekonomi yang maju ialah dimana perkonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Merek adalah aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Merek adalah aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan latar belakang penelitian, masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Merek adalah aset yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bappenas (2005) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Menurut BPS (2010), tercatat jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang sangat melimpah. Hal ini

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN JAMBI TAHUN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN JAMBI TAHUN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN JAMBI TAHUN 2014 No.13/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN JAMBI TAHUN 2014 SEBESAR 70,10 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Jambi tahun 2014 sebesar 70,10 pada skala 0-100.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman menuntut lulusan sarjana yang lebih berkualitas, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang lebih dalam dunia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi

BAB V KESIMPULAN. 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini masyarakat kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan. Banyak sarjana yang hanya menjadi pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan konsumen, dengan membangun kepercayaan dalam suatu hubungan

BAB I PENDAHULUAN. harapan konsumen, dengan membangun kepercayaan dalam suatu hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan berbasis agroindustri semakin pesat. Perusahaan dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin meningkat dalam keterbukaan bisnis.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk akuntansi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang, bagi para orang tua pasti akan berusaha mempersiapkan pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang, bagi para orang tua pasti akan berusaha mempersiapkan pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan utama manusia dan telah berlangsung lama, yaitu sejak lahirnya manusia di pelataran bumi ini.tidak dapat dipungkiri pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar

Lebih terperinci

HASIL. Karakteristik Remaja

HASIL. Karakteristik Remaja HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal dari pembentukan karir tersebut. Memiliki karir yang baik dan menjanjikan merupakan semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya minat dan keinginan sumber daya manusia khususnya

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 No.15/02//19/Th.I, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 SEBESAR 68,45 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan bagi setiap orang, pada saat ini akses kecepatan untuk mendapatkan informasi dan komunikasi sudah menjadi hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal yang asing di Indonesia jika diantara penggangguran tersebut terdapat lulusan perguruan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan adalah suatu usaha untuk menambahkan nilai lebih dengan cara mengkombinasikan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Penyatuan kedua sumber daya tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.I Pendahuluan Ramainya persaingan jasa pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia pada saat ini sangat kompetitif dan berusaha untuk menjadi Perguruan Tinggi yang terbaik, khususnya Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek dalam memilih karier dan pendidikan. Karena karier yang baik

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek dalam memilih karier dan pendidikan. Karena karier yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era sekarang ini, memilih karier yang tepat menjadi sangat penting bagi anak muda khususnya mahasiswa. Mahasiswa harus menghitung segala aspek dalam memilih karier

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya. Generasi muda sebagai garda depan pembangunan dimasa depan dan estafet kepemimpinan akan berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan suatu hal yang wajib dinikmati oleh seseorang. Bahkan pendidikan seseorang dituntut lebih

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Saya adalah Silvia Anggraeny (NIM : ),Mahasiswa Universitas Esa

KUESIONER PENELITIAN. Saya adalah Silvia Anggraeny (NIM : ),Mahasiswa Universitas Esa KUESIONER PENELITIAN Saya adalah Silvia Anggraeny (NIM : 203--055),Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi & Bisnis Jurusan Manajemen yang berfokus pada bidang Pemasaran, Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam perkembangan di Era Globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci