BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Sinyal ( Signalling Theory) Menurut Wolk, et al. (2001:375) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan (Jama an, 2008). Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak tahu tentang prospek perusahaan dan peluang masa depan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Untuk menghindari asimetris informasi, perusahaan harus

2 memberikan informasi sebagai sinyal kepada investor. Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantauan dalam menanamkan dana pada status perusahaan. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada investor maupun calon investor (Subalno, 2009). Hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki berita bagus dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka. Sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus, tidak akan dipercaya oleh pasar. Dalam penelitian ini bahwa Arus Kas memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, artinya ditemukan adanya kandungan informasi dari arus kas dimana nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kas nya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham, sesuai dalam teori sinyal. Dengan meningkatnya harga saham, pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Signalling theory menyatakan bahwa nilai perusahaan memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan

3 yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang substantial. Jadi jika pasar bereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depan yang bersangkutan. Sesuai yang dikemukakan oleh penelitian terdahulu oleh Copeland (2007) bahwa pemecahan saham mengandung biaya yang harus ditanggung, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu menanggung biaya ini, sehingga akan memberikan sinyal yang positif pada pasar terhadap kredibilitas perusahaan. Selain itu, dengan tingkat biaya komisi yang tinggi, tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi broker untuk benar-benar melakukan analisa setepat mungkin agar harga saham berada pada tingkat perdagangan optimal serta mampu memberi informasi yang menguntungkan bagi perusahaan dan investor. Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki prospek yang baik yang mencoba memberikan sinyal tidak valid lewat pemecahan saham akan tidak mampu menanggung biaya tersebut. Selain itu penelitian yang dikemukakan oleh Triyono dan yogianto (2008)dalam judul yang sama yaitu pengaruh arus kas dan laba akuntansi terhadap nilai perusahaan menemukan publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada perubahan harga saham. Sejalan dengan pengharapan investor, yakni peningkatan laba bersih. Artinya, jika perusahaan memiliki laba positif, para investor lebih memiki

4 peluang untuk mendapatkan hasil terhadap modal yang telah ditanamkan, yakni dalam bentuk pembagian dividen. Reaksi ini ditunjukkan dengan meningkatnya harga saham. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut (stock split) sebagai suatu sinyal terhadap adanya event yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Sebagai implikasinya, pengumuman perusahaan untuk menambah jumlah lembar saham baru yang beredar akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham (Dewi, 2007 : 6). 2. Arus Kas Bersih a. Pengertian Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan ikhtisar terinci dari semua arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode tertentu. Laporan arus kas (statement of cash flow) merupakan jumlah uang yang mengalir masuk atau keluar dalam perusahaan. Menurut Sofyan (2010:257) arus kas merupakan : Laporan arus kas (cash flows) adalah Suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasional, pembiayaan dan investasi.

5 Laporan arus kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi. Dengan demikian subjek dari laporan arus kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas. Arus kas bersih perusahaan umumnya berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi tidak dibayar secara tunai selama satu tahun. Arus kas bersih merupakan perubahan total jumlah kas selama satu periode yang hendak dilaporkan atau dengan kata lain mempunyai kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu waktu tertentu. Nilainya diperoleh dengan cara menjumlahkan pertambahan atau pun pengurangan kas dari setiap kegiatan perusahaan yang diklasifikasikan dalam tiga tipe jenis kegiatan yaitu operasi, investasi dan juga pendanaan, sehingga dapat dilihat perubahan saldo kas dari satu periode ke periode. b. Tujuan dan Kegunaan Arus Kas Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama periode tertentu. Dengan demikian, tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan kepada para pengguna informasi tentang mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode tertentu. Menurut Sofyan mengemukakan bahwa manfaat arus kas (Cash flow) adalah :

6 1. Kemampuan perusahaan mengelola kas, merencanakan, mengontrol kas masuk dan keluar perusahaan pada masa lalu. 2. Kemungkinan keadaan arus masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang. 3. Informasi bagi investor, kreditor memproyeksikan kembali dari sumber kekayaan perusahaan. 4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang. 5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 6. Pengaruh investasi baik terhadap posisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Mengingat hal tersebut di atas perlu diperhatikan apa saja yang menjadi arus kas dan digunakan untuk apa kas itu. Maka untuk mengetahui lebih jelasnya perlu disusun suatu laporan tentang aliran kas dengan acuan pada data keuangan yang mendukung kemudian laporan arus kas itu di analisa untuk mengetahui bagaimana perkembangan perusahaan dalam hal pemenuhan kebutuhan dan pengalokasian kas.laporan arus kas ini akan sangat berguna untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya. Sedangkan bagi pihak ekstern akan berguna sebagai salah satu alternatif analisa dalam pengalokasian modal mereka.pemantauan dalam penggunaan dana khususnya arus kas perusahaan semakin menjadi perhatian

7 utama para manajer dan para kreditor. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan tetap terjaga tingkat likuiditasnya. c. Klasifikasi Arus Kas Menurut Sofyan (2010 : 258) arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan dalam satu periode dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu : 1. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas operasional. 2. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas investasi. 3. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas pendanaan atau pembiayaan. Karakteristik transaksi dalam peristiwa lainnya dari setiap jenis aktivitas, yaitu sebagai berikut : 1. Aktivitas operasi (operating Activities) Semua transaksi yang berhubungan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi termasuk ke dalam aktivitas operasi. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang menentukan apakah operasional perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Contoh arus kas masuk (cash in flows) dari aktivitas operasi, yaitu : penjualan barang dagangan atau jasa, penerimaan dari langganan, pendapatan royality, komisi fee, imbalan lain, pendapatan bunga dan deviden. Contoh arus kas keluar (cash out

8 flows) dari aktivitas operasi, yaitu : pembayaran kepada pemasok, pembayaran gaji karyawan, pembayarn pajak, serta pembayaran bunga dan biaya-biaya lainnya. 2. Aktivitas Investasi (investing activities) Aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) dan investasi yang tidak termasuk dalam pengertian setara kas. Contoh arus kas masuk (cash in flow) dari aktivitas investasi, yaitu penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi jangka panjang. Contoh arus kas keluar (cash out flow) dari aktivitas investasi, yaitu pembelian aktiva tetap, dan pembelian investasi jangka panjang. 3. Aktivitas Pendanaan (financing activities) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi kewajiban (hutang) jangka panjang dan modal (ekuitas) perusahaan. Contoh arus kas masuk (cash in flow) dari aktivitas pendanaan, seperti penerbitan saham baru dan penerbitan hutang (obligasi). Contoh arus kas keluar (cash out flow) dari aktivitas pendanaan, seperti pembayaran deviden, penarikan kembali saham (treasury stock), dan pembayaran hutang jangka panjang. 3. Profitabilitas Analisis rasio profitabilitas merupakan analisis yang memperlihatkan seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan baik

9 bagi investor maupun bagi para pemegang saham dengan menggunakan aset atau modal yang dimilikinya. Menurut Harahap (2010:304) rasio profitabilitas adalah : Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sebagaimana menurut Haryanto dan Toto (2005 : 142) : Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan / menjanjikan keuntungan di masa mendatang, maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham menjadi lebih tinggi lagi. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan: a. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilan laba bersih dari kegiatan operasionalnya. Hanafi (2005 : 42) menyatakan bahwa rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode

10 tertentu. Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut: NPM = Laba bersih setelah pajak X 100 % Pendapatan operasional NPM yang tinggi menunjukkan semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih oleh suatu perusahaan. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. b. Return on Investment (ROI) Return on Investment (ROI) sering disebut sebagai Return on Asset (ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset. ROI = Laba bersih setelah pajak X 100% Total aktiva Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut karena kita dapat menilai seberapa efisien perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. c. Return on Equity (ROE) Syamsuddin (2000 : 64) menyatakan Return on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Return on Equity (ROE) dihitung dengan rumus sebagai berikut.

11 ROE = Laba bersih setelah pajak X 100% Total ekuitas Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah ROE, karena rasio ini dapat mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hal ini tentunya merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. 4. Kebijakan Dividen a. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masingmasing pemilik (Stice, 2004 : 902). Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegan saham, yang didapatkan atas hasil keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham ( RUPS). Ketika kita menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan dapat membayar kembali dalam bentuk dividen. Ketika perusahaan melalui operasionalnya sehari-hari, mendapatkan laba, maka besar kemungkinan, kita akan mendapat deviden, dan sebaliknya, ketika perusahaan rugi, maka kita pun juga akan ikut rugi. Maka sebelum menanamkan saham ke sebuah perusahaan, kita harus tahu bagaimana perusahaan tersebut, apakah sehat, produktif,dan tidak terancam bangkrut. Kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di perusahaan melalui auditor.

12 Menurut Sundjaja (2007 : 341), kebijakan dividen perusahaan (dividend policy) adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Kebijakan dividen harus diformulasikan dengan memperhatikan tujuan untuk memaksimalisasi kekayaan dari pemilik perusahaan dan untuk pembiayaan yang cukup. Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat tiga konsep tentang kebijakan dividen, yaitu teori Irrelevansi Dividen (Irrelevance Theory) yang berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan ataupun nilai perusahaan, teori Relevansi Dividen (Bird-in-thehand Theory) yang mengatakan bahwa nilai perusahaan dapat dimaksimalkan dengan menentukan pembagian dividen yang tinggi, dan teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory) yang berpendapat sebaliknya, investor justru lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi. Perkembangan ilmu keuangan modern memunculkan pendekatan baru yang lebih relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan dividen dalam dunia bisnis, yaitu signalling theory. Model signaling dibangun sebagai upaya memaksimumkan nilai perusahaan lewat pembayaran dividen dengan asumsi ada asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Kebijakan dividen diukur dari rasio dividen yang dibayarkan terhadap Earnings After Tax (EAT). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai: 1) laba ditahan yang mencukupi, 2) kas yang memadai,

13 3) tindakan formal dari dewan komisaris. Kebijakan dividen pada hakekatnya menentukan berapa banyak bagian keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa banyak yang akan ditahan. Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan mengenai berapa besar dividen kas (cash dividend) yang harus dibayarkan dan berapa kali dividen akan dibayarkan dalam satu tahun (Arifin, 2005 : 103). Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tersebut. b. Jenis Kebijakan Dividen Menurut Indriyo dan Basri (2005:231), secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy. 1). Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.

14 2). Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya. 3). Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan didapatkan keuntungan dari hasil operasinya. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif. c. Teori Kebijakan Dividen Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen adalah smoothing theory, clientele effect theory, tax preference theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividends, teori signal atau isi informasi dividen (information content of dividend). Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut: 1) tingkat pertumbuhan korporasi (company grow rate),

15 2) keterikatan dalam rapat (restrictive convenant), 3) profitability, 4) stabilitas laba (earning stability), 5) kontrol perbaikan (maintenance control), 6) memahami pengungkit keuangan (degrre of financial leverage), 7)kemampuan untuk kondisi eksternal (ability to finance externally), 8) keadaan tak terduga (uncertainity), 9) ukuran dan umur korporasi (age and size). d. Indikator Kebijakan Dividen Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono, 2005:275): Dividen Yield = Dividen per lembar saham X 100% Harga per lembar saham Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio atau DPR). DPR merupakan

16 rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2005:27): Dividend Payaout Ratio = Dividen per lembar saham X 100% Laba per lembar saham Besar atau kecilnya Dividend Payout Ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield. 5. Nilai Perusahaan Menurut Sujoko (2007 : 44), nilai perusahaan dapat didefiinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t yang tercermin pada harga saham tahun t + 1. Nilai perusahaan dapat dibentuk melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan ekuitas dan melalui pendekatan aktiva. Melaui pendekatan ekuitas, nilai perusahaan adalah nilai pasar ekuitas yaitu jumlah ekuitas yang beredar dikali dengan harga pasar pada setiap akhir tahun buku. Indikatornya adalah Market Value of Equity (MVE). Sedangkan menurut pendekatan akiva, nilai perusahaan adalah nilai pasar aktiva yaitu nilai pasar ekuitas ditambah jumlah hutang. Indikatornya adalah Market to Book Ratio (MBR). Inidkator nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Market Value of Equity (MVE) yaitu dengan mengalikan harga saham / Stock Price (SP) dengan volume saham yang beredar / Stock Volume (SV). MVE = Stock Price x Stock Volume Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham. Semakin tinggi harga saham berarti kemakmuran pemegang saham akan meningkat. Harga pasar saham juga

17 menunjukkan nilai perusahaan. Pada dasarnya harga saham dihitung dari nilai sekarang dividen yang akan diterima, jadi semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Penelitian menggunakan Q ratio secara sederhana dihitung dengan membandingkan nilai saham (harga saham pada saat penutupan x jumlah saham yang beredar) dan utang dengan total aktiva. 6. Bank dan Perusahaan Perbankan Menurut PSAK No. 31 (2007 : 31 pasal 1) sebagai berikut : Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Selainitu, Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2007: 68), definisi dari bank adalah: Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalulintaspembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran

18 modal yang dilakukan pada saat pendirian bank. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Menurut Ramly dan Rustan (2005:15), jenis-jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi,yaitu : a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan secara sederhana dapat dikatakan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat umum. 7. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan

19 Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan Keuangan menurut Sofyan (2010:105) adalah : Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Kieso, dkk (2008:2) pengertian laporan keuangan adalah : Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter yang disajikan dalam bentu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik, serta catatan atas laporankeuangan. Definisi lain laporan keuangan dalam SAK (2007 : 1 pasal 7) sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

20 Sedangkan, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut Soemarso (2004 : 34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu entitas. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lain yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu kesatuan usaha. b. Tujuan Laporan Keuangan 1). Menurut IAI (2007 : 4) laporan keuangan bertujuan untuk :

21 a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b) Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. c) Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. 2). Menurut Harahap (2007 : 122) digambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu : a). Tujuan Khusus Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. b). Tujuan Umum 1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud : (1) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. (2) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya. (3)Untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan hutanghutangnya. (4)Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

22 2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud : (1) Memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham. (2) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, pengumpulan dana untuk pelunasan. (3) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan. (4) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksirkan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan keuangan. c). Tujuan Kualitatif Adapun tujuan kualitatif dari laporan keuangan yaitu sebagai berikut : 1. Relevance, yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Understandability, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja penting tetapi juga harus dimengerti oleh para pemakainya.

23 3. Verifiability, yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain akan menghasilkan pendapatan yang sama. 4. Neutrality, yaitu laporan akuntansi itu harus netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja. 5. Timelines, yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang sama. 6. Comparability, yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. 7. Completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai. c. Jenis-jenis Laporan Keuangan 1). Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan menurut IAI revisi (2009) terdiri dari : a) Laporan posisi keuangan / neraca b) Laporan laba rugi comprehensife c) Laporan perubahan ekuitas selama periode d) Laporan arus kas selama periode e) Catatan atas laporan keuangan f) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatife yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektife atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan.

24 2). Jenis dari laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut : a). Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sisi sebelah kiri menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas. Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian yaitu aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva lain-lain. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang dan kewajiban lain-lain. Demikian juga dengan ekuitas dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik dan ekuitas yang berasal dari hasil operasi. b). Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waku tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih (net income), jika beban melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih (net loss). Adapun contoh dari laporan laba rugi dapat dilihat pada lampiran. c). Laporan Perubahan Ekuitas

25 Laporan perubahan ekuitas merupakan suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga, laporan perubahan ekuitas dibuat sebelum mempersiapkan neraca karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. d). Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga dapat diketahui adanya perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan (PSAK No. 2 paragraf 3, 2007). Laporan arus kas memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori utama :

26 (1). Arus kas dari aktivitas operasi, yang mencakup laba bersih, penyusutan dan perubahan aktiva lancar serta kewajiban lancar selain kas dan utang jangka pendek. (2).Arus kas dari aktivitas investasi, yang mencakup investasi dalam atau menjual aktiva tetap. (3). Arus kas dari aktivitas pendanaan, yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang jangka panjang atau saham. e). Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan-catatan sistematis yang berisi penjelasan dari bagian-bagian dalam laporan keuangan yang disajikan. PSAK No.1 (2007 : 69) menyatakan bahwa : Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: (1). Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. (2). Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

27 (3). Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dari penelitian terdahulu Corry (2007) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Earnings Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun berturutturut ( ). Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berjumlah 11 perusahaan dengan 44 pengamatan. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya oleh pihak-pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut maka secara simultan ROE, DER dan DAR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Zenni (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap nilai perusahaan manufaktur, pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan manufaktur, pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap nilai perusahaan manufaktur. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut (tahun ). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pemilihan sampel tak acak (purposive sampling) dengan berdasarkan pada pertimbangan tertentu (judgement sampling). Jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian ada 19 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu mengumpulan data yang dilanjutkan dengan penelitian pokok.

28 Secara simultan DER, ukuran perusahaan dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan 1) Debt Equity Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan, Ukuran perusahaan, dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap penciptaan nilai perusahaan. 2) Kontribusi nilai adjusted R Square dari analisis regresi menunjukkan nilai sebesar 0,148 atau sebesar 14,8%. Hal ini berarti bahwa 14,8% nilai perusahaan dipengaruhi oleh Debt Equity Ratio, Total Asset dan Dividend Payout Ratio. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktorfaktor di luar penelitian. Luga (2008) melakukan penelitian tentang Pengaruh Arus Kas Bersih dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Terbuka di Indonesia. Variabel independennya Arus Kas Bersih, DER dan variabel dependen: Nilai Perusahaan (MVE).Secara simultan arus kas bersih dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial arus kas bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Rotua (2009) melakukan penelitian tentang Analisis pengaruh Arus kas, profitabilitas, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian tersebut dilakukan selama 3 tahun ( ) terhadap 6 perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan, arus kas bersih, ROE dan DPR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adanya pengaruh antara variabel arus kas bersih, ROE dan DPR terhadap nilai perusahaan, hal itu disebabkan karena ada pengaruh arus kas bersih terhadap nilai perusahaan.

29 C. Kerangka Pemikiran Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah penting. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah arus kas bersih, Return on Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio (DPR) sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai : Arus kas bersih ( X1) Return on Equity (ROE) ( X2) Nilai Perusahaan Dividend Payout Ratio (DPR) ( X3)

30 Arus kas bersih merupakan perubahan total jumlah kas selama satu periode yang hendak dilaporkan atau dengan kata lain mempunyai kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu waktu tertentu. Dengan tersedianya kas bersih suatu perusahaan, maka akan mampu menghasilkan kas bagi perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Return on Equity (ROE) menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilakn laba yang dapat diperoleh pemegang saham (Tandelilin, 2001 : 240). Dengan semakin tingginya ROE maka nilai perusahaan juga akan semakin meningkat sehingga akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dividend Payout Ratio (DPR) adalah persentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Semakin tinggi rasio pembayaran dividen maka akan menguntungkan para investor yang akan meningkatkan nilai suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PSAk No. 31 (2007 : 31 pasal 1) sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PSAk No. 31 (2007 : 31 pasal 1) sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank dan Perusahaan Perbankan Menurut PSAk No. 31 (2007 : 31 pasal 1) sebagai berikut : Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen a. Pengertian Menurut Dyckman et al (2001:439) dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Sartono (2001:120), profitabilitas adalah kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: 1. Komang Adik dan I Made (2016) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Bersih Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Dedi Aji Hermawan (2012) Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DER, EPS, dan NPM terhadap return saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan salah satu pilihan langkah dalam menanamkan modal untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada dasarnya dana yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 Landasan Teori 2.4.1 Teori Signalling Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap 1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Dividen (dividen Policy) merupakan kebijakan pembagian laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 Dividend Payout Ratio II.1.1.1 Pengertian dan Pemahaman Dividen Istilah dividen menurut Darmadji dan Fakhrudin

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Bab ini akan menguraikan dan membahas mengenai tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin banyak perusahaan sekuritas yang tumbuh di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin banyak perusahaan sekuritas yang tumbuh di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian yang semakin berkembang seperti saat ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas pasar modal yang setiap tahun semakin tumbuh pesat. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini membahas mengenai telaah pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book dan jurnal-jurnal

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian mengenai kebijakan dividen sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi juga sebagai dasar

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penelitian ini yang membahas tentang Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penelitian ini yang membahas tentang Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Salah satu informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan adalah laporan keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat juga dari penyaluran dana dari masyarakat pada dunia usaha yang membutuhkan pembiayaan. Dunia usaha memiliki peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Signal Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli : BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesi (IAI) dalam PSAK no. 1 (2004:7) adalah tentang kerangka dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen II. LANDASAN TEORI 2.1 Kebijakan Dividen 2.1.1 Pengertian Dasar Dividen Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Nilai Perusahaan Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan (Keown, 2004:3).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga terjadi antara sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham. Selain dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi pada sekitar awal tahun 1997 ternyata masih berbekas, dan bahkan dampak atas krisis

Lebih terperinci