Hubungan Kadar Troponin - T dengan Gambaran Klinis Penderita Sindroma Koroner Akut
|
|
- Leony Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan Kadar Troponin - T dengan Gambaran Klinis Penderita Sindroma Koroner Akut Harris Hasan, Elias Tarigan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan Abstrak: Petanda biokimia Troponin T mempunyai peranan yang sangat penting pada diagnostik, stratifikasi dan pengobatan penderita Sindroma Koroner Akut (SKA). Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan troponin T mempunyai sensitifitas 97% dan spesitifitas 99% dalam mendeteksi kerusakan sel miokard bahkan yang minimal sekalipun (mikro infark). Untuk mengetahui hubungan troponin T pada penderita SKA dan perjalanan klinisnya maka didapatkan hasil nilai troponin T meningkat pada 30 (85,7%) penderita (p>0,05) dimana 23 (76,7%) mengalami komplikasi. 6 (17,1%) penderita dengan nilai troponin T >0.1 ng/ml meninggal, yakni 5 IMA anterior dan 1 IMA inferior. Kesimpulan, pada seluruh penderita SKA nilai troponin T meningkat dan peningkatan ini berhubungan dengan komplikasi kardiak yang terjadi. Kata kunci: SKA, troponin T Abstract: Biochemical marker troponin T is very important in clinical cardiology practice, especially for diagnostic, stratification and treatment patients its acute coronary syndrome. Studied with troponin T show sensitivity about 97% and specificity 99% for detection injury of myocard especially micro infarct for this reason we studied and find 30 patients (85,7%) value of troponin T increased, while 23 (76,7%) showed complication. 6 (17,1%) patient death include 5 AMI anterior and 1 AMI inferior. Conclusion, we find increased value troponin T in all patient acute coronary syndrome these increased relatid to cardiac and complication. Key words: acute coronary syndrome, troponin T PENDAHULUAN Petanda biokimia dewasa ini dan di masa datang akan terus mempunyai peran penting pada diagnostik, stratifikasi maupun pengobatan penderita dengan Sindroma Koroner Akut (SKA). Penatalaksanaan yang cepat dengan metode intervensi agresif namun rasional diperlukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian penderita SKA. Masalahnya saat ini adalah belum sempurnanya petanda yang dapat dipakai dan mudah namun dapat sepenuhnya dipercaya untuk deteksi dini terjadinya perburukan klinis penderita SKA. 1,2 Pemeriksaan histopatologis membuktikan adanya kerusakan minimal pada sel miokard atau (mikro infark) pada seluruh permukaan miokardium penderita SKA yang mengalami perburukan serangan koroner atau kematian. Kerusakan sel tersebut tidak dapat terlihat sebagai perubahan elektrokardiogram (EKG) ataupun pemeriksaan ensim-ensim jantung konvensio-nal yang selama ini rutin dikerjakan untuk diagnostik kerusakan miokard. 3,4,5 Akhir-akhir ini telah dikembangkan suatu petanda biokimiawi yang baru dalam pemeriksaan kerusakan sel miosit otot jantung dengan memantau pelepasan suatu protein kontraktil sel miokard yaitu troponin T akibat disintegrasi sel pada iskemik berat. Penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa troponin T ini mempunyai sensitifitas 97% dan spesitifitas 99% dalam deteksi kerusakan sel miokard. Bahkan disebutkan penanda ini dapat mendeteksi kerusakan sel miosit jantung yang sangat minimal (mikro infark), yang mana oleh penanda jantung yang lain, hal ini tidak ditemukan. Sehingga pada keadaan ini dikatakan sensitifitas dan spesitifitas troponin T lebih superior dibandingkan pemeriksaan ensimensim jantung lainnya Penelitian pada pusat kedokteran universitas Duke di Amerika Serikat menyimpulkan pemeriksaan troponin T adalah indikator yang baik dari kerusakan otot jantung, terutama jika dipakai pada penderita yang dengan pemeriksaan CK-MB dan EKG belum 286
2 Harris Hasan, dkk. Hubungan Kadar Troponin-T dengan... menunjukkan suatu kerusakan otot jantung yang nyata. 12 Penelitian tentang nilai troponin T dan hubungannya dengan perjalanan klinis penderita sindroma koroner akut masih sangat langka di Indonesia apalagi di Medan, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian ini. BAHAN DAN CARA KERJA Desain penelitian adalah potong lintang. Penelitian dimulai Januari 2002 s/d Mei 2002, diruang rawat intensif jantung RSUP H. Adam Malik/RS Pirngadi Medan dan beberapa RS Swasta di Medan. Subjek penelitian: penderita SKA (Angina Pektoris Tak Stabil (APTS), Infark non Q dan Infark Q). Kriteria inklusi adalah seluruh penderita SKA yang berdasarkan kriteria WHO yaitu nyeri dada, EKG yang spesifik dan peningkatan ensim jantung sedangkan bagi penderita untuk APTS berdasarkan kriteria Braunwald untuk APTS yaitu angina saat istirahat, angina baru dan atau lebih dalam 48 jam terakhir. Kriteria eksklusi adalah penderita infark lama dan tidak bersedia mengikuti penelitian. Seluruh penderita dilakukan anamnese mengenai angina (onset, lama dan intensitas), dan pemeriksaan fisik, EKG (12 sadapan), dan ensim jantung (CKMB dan troponin T). Troponin T diperiksa dengan menggunakan reagensia Boehringer Mannheim dan meningkat bila hasil >0,1 ng/ml, sedangkan CKMB diukur dengan cara imunoinhibitor assay (Boehringer Mannheim), nilai normal <10 IU/L, meninggi jika 2 kali normal. 13,14 Seluruh penderita diikuti korelasi antara kadar TnT dan gambaran klinis digunakan uji korelasi Spearman atau Pearson. Data diolah dengan memakai perangkat lunak komputer SPSS 10, dianggap bermakna bila nilai p<0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 35 penderita terdiri dari 28 laki-laki (80,0%) dan 7 wanita (20,0%). Dari data dasar penelitian ini untuk variabel umur, jenis kelamin, faktor resiko, lokasi infark tidak dijumpai perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai troponin T >0,1 ng/ml. Namun berdasarkan penelitian TIMI III, disebutkan bahwa lesi infark anterior pada gambaran EKG mempunyai prognosa jelek. 15 Dari penelitian ini berdasarkan lokasi lesi infark dari 6 penderita yang meninggal dengan troponin T >0,1 ng/ml yaitu pada daerah anterior 5 (14,2%) dan 1 (2,9%) lokasinya di inferior. Gambaran EKG Hubungan gambaran EKG dan nilai troponin T dapat dilihat dalam tabel 1. Dari gambaran EKG didapatkan, 19 (54,3%) penderita dengan ST elevasi seluruhnya pemeriksaan troponin T > 0,1 ng/ml, 6 penderita dengan ST depresi, yakni 5 (14,3%) penderita dengan troponin T > 0,1 ng/ml, 1 (2,9%) penderita TnT < 0,1 ng/ml. Inversi gelombang T dijumpai pada 5 penderita (14,3%), terdiri dari 3 (8,6%) penderita dengan TnT > 0,1 ng/ml, 2 (5,7%) penderita dengan TnT < 0,1 ng/ml. Gabungan ST depresi dan inversi gelombang T juga ditemukan pada 5 penderita, terdiri dari 3 Tabel 1. Hubungan gambaran EKG dengan nilai troponin T Gambaran EKG Nilai TnT <0,1 ng/ml >0,1 ng/ml n % n % n % ST elevasi 0 0, , ,3 ST depresi 1 2,9 5 14,3 6 17,1 T inversi 2 5,7 3 8,6 5 14,3 ST depresi + T inversi 2 5,7 3 8,6 5 14,3 perjalanan klinis dan komplikasi serta kematian sejak dari unit rawat intensif jantung ke ruang rawat biasa. sampel minimal yang diperlukan adalah 28, pengelolaan data secara deskriptif analitik. Uji kai kwadrat menguji antara tiap variabel, dan kalau didapat salah satu n<5, dipergunakan uji Fisher Exact, dan menilai (14,3%) penderita dengan TnT > 0,1 ng/ml, 2 (5,7%) penderita dengan TnT < 0,1 ng/ml. Secara uji statistik ada hubungan antara pemeriksaan nilai troponin T > 0,1 ng/ml dengan perubahan EKG. Demikian juga yang dilaporkan oleh Katus dkk. sirkulasi troponin T > 0,1 ng/ml 287
3 berhubungan bermakna terhadap adanya perubahan gambaran EKG yaitu adanya gelombang ST reversibel atau gelombang T (p<0,05). Namun pada penelitian ini selama masa rawatan semua penderita yang secara EKG dijumpai ST elevasi (diagnosa IMA) dengan nilai troponin T > 0,1 ng/ml, tidak ditemukan komplikasi kematian, hal ini mungkin karena cepatnya pengobatan dan perhatian yang serius selama masa rawatan dan lokasi lesi, derajat besarnya penyumbatan dan ada tidaknya sirkulasi kolateral. Sedangkan perubahan EKG ST depresi dan inversi gelombang T (non ST segment elevasi) dan pemeriksaan TnT > 0,1 ng/ml, ditemukan komplikasi yang fatal (kematian) 6 (17,1%) penderita. Hal ini juga disebutkan pada penelitian GUSTO II b pada penderita dengan perubahan EKG ST depresi dan T inversi, serta ST elevasi bersama dengan ST depresi mempunyai prognosa yang jelek Lokasi Infark Dari 35 penderita, gambaran EKG dapat menunjukkan lokasi infark yakni: Inferior : 3 penderita (8,6%) Antero septal : 6 penderita (17,1%) Antero lateral : 1 penderita (2,9%) Antero inferior : 2 penderita (5,7%) Septeral lateral : 1 penderita (2,9%) Antero septal lateral : 9 penderita (25,7%) Antero septal inferior : 2 (5,7%) Inferior septal lateral : 1 penderita (2,9%) Antero luas : 10 penderita (25,6%) Tidak dijumpai hubungan bermakna (p>0,05) antara lokasi lesi infark dengan nilai troponin. Komplikasi Hubungan komplikasi yang terjadi dengan nilai troponin T dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 2. Hubungan nilai troponin T dengan komplikasi. Nilai TnT (ng/ml) Komplikasi <0,1 >0,1 N % n % n % Syok 0 0,0 5 14,3 5 14,3 Edema pari 0 0,0 1 2,9 1 2,9 Bradiaritmi 1 2,9 1 2,9 2 5,7 Ventrikel ekstra sistol 0 0,0 2 5,7 2 5,7 Syok, AV Blok 0 0,0 2 5,7 2 5,7 Syok, meninggal 0 0,0 5 14,3 5 14,3 Syok, edema paru 0 0,0 2 5,7 2 5,7 Tidak ada komplikasi 3 8,6 7 20, ,6 Ventrikel takikardi 0 0,0 1 2,9 1 2,9 Ventrikel takikardi,syok, meninggal 0 0,0 1 2,9 1 2,9 Syok, Ventrikel takikardi 1 2,9 3 8,6 4 11,4 Pearson Chi-Square = 7,642 df = 10 p = 0,664 Tabel 3. Hubungan pemeriksaan troponin T dengan Sindroma Koroner Akut Nilai TnT ng/ml Sindroma Koroner Akut <0,1 >0,1 n % n % n % Angina Pektoris Tak Stabil 5 14, , ,7 Infark Miokard Akut (Q/non Q) 0 0, , ,3 Fisher s Exact Test = 0,013 Dari 35 penderita SKA dijumpai 30 (85,7%) nilai troponin T > 0,1 ng/ml, dimana 23 (76,7%) mengalami komplikasi yakni terdiri dari shock 19 (76%), kematian 6 (17,1%) dengan nilai troponin T > 2 ng/ml, sedangkan penderita dengan troponin T < 0,1 ng/ml tidak ada mengalami komplikasi yang fatal. 12 dari 30 penderita dengan nilai troponin T > 0,1 ng/ml dilakukan ekokardio-grafi, dijumpai 9 penderita nilai ejeksi fraksi <40%. Goldman dkk dari 351 penderita SKA didapatkan 36% dengan troponin T > 0,1 ng/ml, kemudian 30 hari setelah keluar dari rumah sakit, ternyata penderita dengan troponin T > 0,1 ng/ml tersebut didapatkan insiden kardiak (kematian, IMA) lebih tinggi 288
4 Harris Hasan, dkk. Hubungan Kadar Troponin-T dengan... dibanding dengan troponin T < 0,1 ng/ml (6,4% vs 0,4%, p<0,01). 18 Sindroma koroner akut dengan nilai Troponin T Dijumpai hubungan yang bermakna (p<0,05) antara nilai troponin T > 0,1 ng/ml dengan terjadinya kerusakan otot jantung pada penderita sindroma koroner akut. Hubungan tersebut dapat dilihat dalam tabel 3. KESIMPULAN 1. Pada seluruh penderita SKA dijumpai peningkatan nilai troponin T > 0,1 ng/ml. 2. Seluruh penderita sindroma koroner akut yang meninggal dijumpai nilai troponin T > 0,1 ng/ml, begitu juga semakin berat komplikasi yang timbul maka nilai troponin T semakin meningkat. SARAN Pada seluruh penderita sindroma koroner akut harus diperiksa nilai troponin T agar dapat dilakukan stratifikasi penderita untuk mencegah morbiditas dan komplikasi yang timbul sehingga mortalitas dapat dikurangi. DAFTAR PUSTAKA 1. Christenson RH, Azzazy HME. Biochemical markers of the Acute Coronary Syndromes. Clinical Chemistry 1998; 44: 8: Wu AHB. Inroduction to Coronary Artery Disease (CAD) and Biochemical Markers. In: Cardiac Markers, Wu AHB (Eds), Human Press Inc, Totowa NJ, 1998: Mair J, Dienstle F, Puschendorf B. Cardiac Troponin T in The Diagnosis of Myocardial Injury. Clinical lab. Science 1992; 29 (1): Editorial review. Troponin T and Myocardial Damage. Lancet 1991; 338: Antman EM, Sacks DB, Rifai N, et al. Time to Positivity of a Rapid Bedside Assay for Cardiac-Specific Troponin T Predicts Prognosis in Acute Coronary Syndromes: A Thrombolysis in Myocardial Infarction (TIMI) 11A Substudy. J AM Coll Cardiol 1998; 31: Ohman EM, Armstrong PW, Christenson RH et al. Cardiac Troponin T Levels for Risk Stratification in Acute Myocardial Ischemia. N Engl J Med 1996; 335: Schuchert A, Hamm C, Scholz J et al. Prehospital testing for troponin T in patients with suspected acute myocardial infarction. Am Heart J 1999;138: Lindahl B, Toss H, Sieghahn A et al. Markers of Myocardial Damage and Inflamation in Relation to Long-Term Mortality in Unstable Coronary Artery Disease. N Engl J Med 2000; 343: Winter DRJ, Koster RW, Sturk A, Sanders GT. Value of Myoglobin, Troponin T, and CK MB in Ruling Out an Acute Myocardial Infarction in The Emergency Room. Circulation 1995; 92: Maynard SJ, Menown IBA, Adgey AAJ. Troponin T or I as cardiac Markers in Ischemic Heart Disease. Editorial. Heart 2000; 83: Wu AHB, Apple FS, Gibler B et al. National Academy of Clinical Biochemistry Standars of Laboratory Practise : Recomendation for The Use of Cardiac Markers in Coronary Artery Disease. Clinical Chemistry 1999; 45;7: Lindahl B, Venge P, Wallensin L. Relation Between Troponin T and the Risk of Subsequent Cardiac Events in Unstable Coronary Artery Disease. Circulation 1996;93: Kwong TC, Pomerantz RM, Eichelberger JP. New troponin assay. University of Rochester Medical Centre, NY 2001: 26: Newby LK, Christenson RH, Ohman EM et al. Value of Serial Troponin T for Early and Late Risk Stratification in Patients with Acute Coronary Sindromes. Circulation. 1998; 98: Braunwald E, Antman ME, Beasley JW et al. ACC/AHA guidelines for the management of patient with unstable angina and non ST segment elevation miocard infarct. Executive summary and recommendation. Circulation 2000; 102: Timmis A. Acute Coronary Syndromes: Risk Stratification. Heart 2000;83:
5 17. Holmvang L, Luscher MS, Clemmensen P et al. Very Early Risk Stratification Using Combined ECG and Biochemical Assessment in Patients with Unstable Coronary Artery Disease (TRIM Study). Circulation 1998;98: Ohman EM, Granger CB, Harrington RA, Lee KL. Risk stratification and therapeutic decision making in acute coronary syndromes. JAMA 2000; 284 (7):
Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3
486 Artikel Penelitian Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Miokard yang Diukur dengan Menggunakan Metode Skoring QRS Selvester pada Pasien Infark Miokard Akut Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat serius, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Data dari WHO tahun 2004 menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh dunia. Hal ini sebagian
Lebih terperinciGambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011
Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011 Oleh : Raisa Khairuni 100100115 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu sindroma klinis berupa sekumpulan gejala khas iskemik miokardia yang berhubungan dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah Acute Coronary Syndrome (ACS) digunakan untuk menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan sebagai kondisi dimana muncul gejala-gejala khas iskemik miokard dan kenaikan segmen ST pada
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Data World Health Organization (WHO) tahun 2004 melaporkan bahwa infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia. Terhitung sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma koroner akut merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan terjadinya infark/iskemik miokard yang terjadi secara akut. Keadaan ini biasanya disebabkan
Lebih terperinciHubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 1 M.Fajar Sidiq, 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama penyebab kematian di seluruh dunia. Sebanyak 17.3 juta orang diperkirakan meninggal oleh karena penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit jantung koroner (PJK) yangmemiliki risiko komplikasi serius bahkan kematian penderita. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH
ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : YASMEEN BINTI MOHAMMED AKRAM 100100270 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak terhadap pergeseran epidemiologi penyakit. Kecenderungan penyakit bergeser dari penyakit dominasi penyakit
Lebih terperinciPREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.
PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP. HAJI ADAM MALIK KARYA TULIS ILMIAH Oleh: SASHITHARRAN S/O NALLATHAMBI 110100511
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LUAS INFARK MIOKARD BERDASARKAN HASIL EKG DENGAN KADAR TROPONIN T PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT STEMI DAN NON STEMI DI RSUP H
HUBUNGAN ANTARA LUAS INFARK MIOKARD BERDASARKAN HASIL EKG DENGAN KADAR TROPONIN T PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT STEMI DAN NON STEMI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DARI 01 JANUARI 2008 31 DESEMBER 2009
Lebih terperinciHUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD
HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD Radiyan Meidhiyanto 1, Ilham Uddin 2, Sefri Noventi Sofia 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2012 penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyebabkan kematian daripada penyakit lainnya. Infark miokard
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab kematian utama di dunia dan merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia pada tahun 2002
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.
HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H. ADAM MALIK TESIS MAGISTER Oleh ARY AGUNG PERMANA NIM : 117115004
Lebih terperinciInformed Consent Penelitian
62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut (IMA) yang dikenal sebagai serangan jantung, merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju dan penyebab tersering kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. Kasus ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization (WHO) melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat kaitannya. Pasien dengan diabetes mellitus risiko menderita penyakit kardiovaskular meningkat menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot jantung (Siregar, 2011). Penyebab IMA yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perubahan pola hidup yang terjadi meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan berperan besar pada mortalitas serta morbiditas. Penyakit jantung diperkirakan
Lebih terperinciTatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital
Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital dr Jetty RH Sedyawan SpJP K FIHA FAsCC Sindroma koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS) merupakan suatu spektrum penyakit jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Hasil penelitian Tim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu penyakit dalam. 2. Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit kardiovaskular merupakan gangguan pada jantung dan pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark miokardium, penyakit vaskular
Lebih terperinciLampiran 1 LEMBAR PENJELASAN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN Faktor prognostik yang mempengaruhi mortalitas dan morbiditas pada pasien Sindroma Koroner Akut selama periode Januari sampai dengan Desember 2011 di RSUP. H. Adam Malik Medan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossectional ( potong lintang) yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama kematian dan gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, 2011). Dalam 3 dekade terakhir,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Koroner 2.1.1 Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. negara-negara maju maupun di negara berkembang. Acute coronary syndrome
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia dan masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di negara-negara maju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah suatu istilah atau terminologi yang digunakan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit sindroma koroner akut yang paling sering dijumpai pada usia dewasa. Penyakit ini terutama disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah baik di negara maju maupun negara berkembang (Rima Melati, 2008). Menurut WHO, 7.254.000 kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah sindroma klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokard disertai elevasi segmen ST yang persisten
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR TROPONIN DENGAN KEJADIAN MAJOR ADVERSE CARDIOVASCULAR EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSI JEMURSARI SURABAYA
Elsa Kusumawati, Abraham Ahmad A.F., Reza Hery M.P., Hubungan antara Kadar Troponin dengan Kejadian Major Adverse Cardiovascular Events pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RSI Jemursari Surabaya HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan
21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan
Lebih terperinciABSTRAK... 1 ABSTRACT
DAFTAR ISI ABSTRAK... 1 ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung saat ini telah menjadi masalah serius di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penyakit jantung koroner (PJK) terdapat kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan yang menyebabkan kondisi hipoksia pada miokardium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh
Lebih terperinciObjective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.
Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari. 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011. Penyakit jantung iskemik menyebabkan 7 juta kematian dan menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas), edema dan tanda objektif adanya
Lebih terperinciSINDROM KORONER AKUT PJK MCI. Prodi Fisioterapi STIKes Medistra
SINDROM KORONER AKUT PJK MCI Prodi Fisioterapi STIKes Medistra DX.MEDIS : ACUT CORONARY SYNDROME Definisi : iskemik yang berlangsung lebih dari 30-45 menit yang menyebabkan kerusakan seluler yang irreversibel
Lebih terperinciHubungan antara Kadar Creatine Kinase-MB dengan Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut Selama Perawatan di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar
Hubungan antara kadar creatine kinase-mb dengan... (Liong Boy Kurniawan 1,2 *, Uleng Bahrun 1,2, Darmawaty ER 1,3, Mansyur Arif 1,2.) Hubungan antara Kadar Creatine Kinase-MB dengan Mortalitas Pasien Infark
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR SINGKATAN... xviii BAB I
Lebih terperinciMKS, Th. 46, No. 3, Juli M. Novran Chalik 1, Ferry Usnizar 2, Tri Suciati 3. Abstrak. Abstract. 1. Pendahuluan
Kadar CK-MB Pasien Penyakit Jantung Koroner Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Muhammad Hoesin Palembang Berdasarkan Waktu Pengambilan Darah M. Novran Chalik 1, Ferry Usnizar 2, Tri Suciati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian pada negara maju antara lain heart failure, ischemic heart disease, acute coronary syndromes, arrhythmias,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan proses ruptur plak aterosklerosis dan trombosis pada arteri koroner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom koroner akut (SKA) merupakan spektrum klinis yang menggambarkan proses ruptur plak aterosklerosis dan trombosis pada arteri koroner hingga terjadi iskemia dan
Lebih terperinciDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,
Lebih terperinciHubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember
Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember (Correlation between SGOT Level and Leukocytes in NSTEMI Patients at ICCU dr. Soebandi Hospital, Jember) Finty
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA INFARK MIOKARDIUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
KARAKTERISTIK PENDERITA INFARK MIOKARDIUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012 31 DESEMBER 2012 CHARACTERISTIC OF PATIENTS WITH MYOCARDIAL INFARCTION IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG PERIOD
Lebih terperinciHUBUNGAN JENIS SINDROM KORONER AKUT DENGAN KUALITAS HIDUP ASPEK FISIK PASIEN PASCA SERANGAN JANTUNG YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
HUBUNGAN JENIS SINDROM KORONER AKUT DENGAN KUALITAS HIDUP ASPEK FISIK PASIEN PASCA SERANGAN JANTUNG YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AMINUR ITRASARI 21112172
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah sindrom koroner akut (Lilly, 2011). Sindom koroner akut (SKA) adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan
Lebih terperinci[BAB.I PENDAHULUAN] 2012 BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acute Myocardial Infarction yang sering diartikan sebagai serangan jantung akut atau kematian jaringan otot jantung adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMAEST) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokardium disertai elevasi segmen ST yang persisten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Irfan Hamdani 1, Meizly Andina 2.
ARTIKEL PENELITIAN Hubungan Troponin T, Derajat Sumbatan Pembuluh Darah dan Lama Rawatan Rumah Sakit pada Pasien Post Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA) Irfan Hamdani 1, Meizly Andina
Lebih terperinciGambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut
445 Artikel Penelitian Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut Rendi Dwi Prasetyo 1, Masrul Syafri 2, Efrida 3 Abstrak Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian terbanyak di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka morbiditas
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab kematian tertinggi di negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut, penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS) >139 mmhg dan/ atau, Tekanan Darah Diastolik (TDD) >89mmHg, setelah dilakukan pengukuran rerata
Lebih terperinciNs. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department
Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Survey WHO, 2009 : angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat, thn 2015 diperkirakan 20 juta kematian DKI Jakarta berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh jaringan tubuh serta menarik darah kembali ke jantung. Ketidakmampuan jantung melakukan fungsinya
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS
Lebih terperinciGambaran kadar glukosa darah pada pasien SKA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2014
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Gambaran kadar glukosa darah pada pasien SKA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2014 1 Hisky Malutu 2 Victor F. F.
Lebih terperinciKadar Homosistein Plasma pada Penderita Angina Pektoris Stabil
Hubungan Kadar Troponin-T dengan... Kadar Homosistein Plasma pada Penderita Angina Pektoris Stabil Harris Hasan, Leonard P Departemen Kardiologi FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan Abstrak: Hiperhomosisteinemia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada
Lebih terperinciKadar N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide sebagai Prediktor Luaran Klinis Sindrom Koroner Akut
Kadar N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide sebagai Prediktor Luaran Klinis Sindrom Koroner Akut Florencia Idajanti Tandhana, 1 Noormartany, 2 Toni M. Aprami, 3 Nina Tristina 4 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J
PERBEDAAN RERATA KADAR KOLESTEROL ANTARA PENDERITA ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL, INFARK MIOKARD TANPA ST- ELEVASI, DAN INFARK MIOKARD DENGAN ST-ELEVASI PADA SERANGAN AKUT SKRIPSI Diajukan oleh : Enny Suryanti
Lebih terperinciGambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun
167 Artikel Penelitian Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun 2011-2012 Fitri Zahara, Masrul Syafri, Eti Yerizel Abstrak Penyakit kardiovaskuler
Lebih terperincidari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang
Definisi Sindroma koroner akut adalah spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian kohort selama 13 tahun di 3 wilayah di propinsi Jakarta ibukota
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Angka kematian penyakit kardiovaskular di Indonesia meningkat setiap tahunnya, tahun 2004 mencapai 30% dibandingkan tahun 1975 yang hanya 5%. Data Survei
Lebih terperinciABSTRAK ASPEK KLINIS PEMERIKSAAN TROPONIN T SEBAGAI PENANDA TUNGGAL INFARK MIOKARD AKUT
ABSTRAK ASPEK KLINIS PEMERIKSAAN TROPONIN T SEBAGAI PENANDA TUNGGAL INFARK MIOKARD AKUT Kurniati, 2008. Pembimbing I: Penny Setyawati M, dr., SpPK., M.Kes Pembimbing II: Henki Pertamana, dr., SpPK Infark
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Korelasi Antara Jumlah Leukosit dan Kadar Troponin T serta CKMB pada Penderita Infark Miokard Akut di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2015 The Correlation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan stroke yang tergolong dalam penyakit kardiovaskular adalah pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciMORTALITAS OPERASI JANTUNG CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
MORTALITAS OPERASI JANTUNG CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI 2014 - DESEMBER 2014 Gina Amalia Harahap 1, Widya Istanto Nurcahyo 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di negaranegara maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan diseluruh dunia, penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciPrevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2014
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Prevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2014 31 Desember 2014 1 Biancha Tumade 2 Edmond L. Jim
Lebih terperincisebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyumbang angka kematian terbesar di dunia. Disability-Adjusted Life Years (DALYs) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang berasosiasi dengan infark miokard. Menurut WHO, pada 2008 terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan
Lebih terperinciPROFIL HEMATOLOGI PADA SINDROM KORONER AKUT
PROFIL HEMATOLOGI PADA SINDROM KORONER AKUT 1 Albert Benedictus Sirait 2 Linda W. A. Rotty 2 A. Lucia Panda 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Ilmu Penyakit
Lebih terperinci