ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL"

Transkripsi

1 1 ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL REZI EFRILIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 1 ANALISYS THE FLOOR SUCCESS PROGRAM EDUCATION CHARACTER STUDENT IN CLASS X AT SMA NEGERI 1 TALAMAU OF PASAMAN BARAT By: Rezi Efrilia *Edi Suarto**Loli Setriani*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra ** ABSTRACT This research the goal is to get data or information but floor success program education character student in class x at SMA Negeri 1 Talamau that to see of 18 criteria is value religius, tolerance, discipline, responsibility, curiosity, innovative, honest, hard work, care of environment, stand alone, demokratis, care of social, spirit of nationality, love the liquid, appreciate the achievements, comunication, love peaceful, likes to read. This type research is descriptif this population research is students class at x SMA Negeri 1 Talamau that summer 186 people. Sample responden that take in random with proporsi 35 persen until sample responden summer 65 people. Data result research processed used statistic descriptif with key interpretasi scor. Result research analisys floor success program education character student in class x at SMA Negeri 1 Talamau is.(1). value religius student class x classifiet it weel with persentage 75,3%.(2). tolerance student class x classifiet it well with persentage 80%. (3). Discipline student class x classifiet it weel with persentage 50,7%. (4). responbility student class x classifiet it weel with persentage 61,5%. (5). Curiosity student class x classifiet it weel with persentage 61,5%. (6). Innovative student class x classifiet it weel with persentage 58,4%. (7). Honest student class x classifiet it weel with persentage 49,2%. (8). Hard work student class x classifiet it weel with persentage 46,1%. (9). care of environment student class x classifiet it weel with persentage 58,4%. (10). stand alone student class x classifiet it weel with persentage 60%. (11). Demokratis student class x classifiet it weel with persentage 50,7%. (12). care of social student class x classifiet it weel with persentage 60%. (13). spirit of nationality student class x classifiet it weel with persentage 52,3%. (14). love the liquid student class x classifiet it weel with persentage 49,2%.(15). appreciate the achievements student class x classifiet it weel with persentage 58,4%. (16). Comunication student class x classifiet it weel with persentage 49,2%. (17). love peaceful student class x classifiet it weel with persentage 53,8%. (18). likes to read student class x classifiet it weel with persentage 69,2%. Keyword: Education, Earnings of old fellow, Old fellow motivation and Environment. 1

3 2 PENDAHULUAN Di era globalisasi yang di tandai dengan kemajuan dunia ilmu informasi dan teknologi, memberikan banyak perubahan dan tekanan dalam segala bidang. Dunia pendidikan yang secara filosofis di pandang sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan dan membentuk watak manusia agar lebih baik (humanisasi), sekarang sudah mulai bergeser atau disorientasi. Demikian terjadi salah satunya dikarenakan kurang siapnya pendidikan untuk mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat. Sehingga pendidikan mendapat krisis dalam hal kepercayaan dari masyarakat, dan lebih ironisnya lagi bahwa pendidikan sekarang sudah masuk dalam krisis pembentukan karakter (kepribadian) yang kurang baik. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang dengan citacita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan hidupnya. Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilainilai yang ada di dalam masyarakat. Muslich (2011:67) pendidikan karakter disebut dengan pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata, disini ada unsur proses pembentukan nilai tersebut dan sikap yang didasari pada pengetahuan mengapa nilai itu dilakukan. Nilai itu menyangkut berbagai bidang kehidupan seperti hubungan sesama(orang lain keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, alam dunia dan tuhan. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga. Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi, sarana atau prasarana, kegiatan, pendidikan dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti. Daryanto (2009:9) karakter itu terjadi karena perkembangan dasar yang terkena pengaruh ajar. Pendidikan bertujuan tidak sekedar proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan, tetapi juga sekaligus sebagai proses alih nilai. Artinya bahwa Pendidikan disamping proses pertalian dan transmisi pengetahuan, juga berkenaan dengan proses perkembangan dan pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat. Dalam rangka Internalisasi nilai-nilai budi pekerti kepada peserta didik, maka perlu adanya optimalisasi pendidikan. Perlu kita sadari bahwa fungsi pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan juga dipandang sebagai sebuah sistem sosial, artinya dikatakan sistem sosial disebabkan di dalamnya berkumpul manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menuju pada Pendidikan yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya, yaitu dengan cara melakuakan perubahan-perubahan susunan dan proses dari bagian-bagian yang ada dalam pendidikan itu sendiri. Sehingga pendidikan

4 3 sebagai agen perubahan sosial diharapkan peranannya mampu mewujudkan perubahan nilainilai sikap moral, pola pikir, perilaku intelektual, keterampilan dan wawasan para peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Saat ini pendidikan karakter baik di sekolah maupun di lingkungan rumah anak sangat kurang. Hal ini dapat sangat dirasakan dengan semakin banyaknya siswa yang selalu menyontek saat ujian dan pelanggaran peraturan tata tertib sekolah. Pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan dalam diri anak pada usia dini. Karena sesuatu yang sudah dibiasakan mulai dari kecil, akan menjadi penentu sikap anak kelak. supaya tidak ikut-ikutan gaya atau tindakan yang berbau negatif dan memiliki sifat kejujuran serta budi pekerti yang luhur. Hariyanto (2011:45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral dan pendidikan watak. Pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada perlu segera dikaji dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Penerapan program pendidikan karakter Di SMA Negeri 1 Talamau sudah dua tahun belakangan ini dilaksanakan. Program pendidikan karakter memiliki 18 kriteria yaitu religius, toleransi, disiplin, tanggung jawab, rasa ingin tahu, kreatif, jujur, kerja keras, peduli lingkungan, mandiri, demokratis, peduli sosial, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, dan gemar membaca (Daryanto dan Darmiatun 2013:134). Dari hasil observasi selama praktek lapangan ( PL ) di SMA Negeri I Talamau saya melihat bahwa penerapan program pendidikan karakter di sekolah ini belum terlaksana dengan baik ini ditandai dengan banyak nya siswa yang melanggar peraturan yang telah diterapkan. Disekolah misalnya ketika masuk shalat dzuhur kebanyakan siswa kelas X lebih cendrung menghabiskan waktu diluar sekolah daripada melaksanakan shalat berjamaah di mushalla. Padahal itu tidak hanya sebagai salah satu kriteria dari program pendidikan karakter tetapi juga kewajiban bagi umat islam. Kemudian kurangnya sikap saling menghargai diantara siswa kelas X ini yang ditandai dengan ketika proses belajar mengajar masih banyak siswa yang ribut dan kurang menghargai guru yang mengajar didepan dan masih ada siswa kelas X yang terlambat masuk lokal pada waktu jam pelajaran. Jenis kegiatan program pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Talamau meliputi kegiatan rutin seperti pramuka, PMR, olahraga, upacara bendera setiap hari senin, shalat zuhur berjamaah, tausiyah atau muhadharrah, taddarus al-qur an, membaca asmaul husna, senam dan kebersihan lingkungan. Kegiatan tidak terjadwal meliputi kunjungan rumah (home visit), pembentukan prilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya dan membiasakan budaya antri. Kegiatan keteladanan meliputi prilaku sehari-hari seperti berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, dan datang tepat waktu. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan selama praktek lapangan di SMA Negeri 1Talamau mengenai program pendidikan karakter penulis tertarik untuk menganalisis dan meneliti lebih lanjut masalah yang telah dikemukakan. Pemecahan masalah diatas perlu dilakukan penelitian sehingga permasalahan pada penelitian ini dapat diatasi, sehubungan dengan itulah penulis ingin mengangkat masalah ini kedalam sebuah penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Keberhasilan Program Pendidikan karakter siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dapat tergolong pada penelitian deskriptif. Menurut Nasution dalam Novita (2007). penelitian merupakan penelitian yang mengemukakan fenomena sebagaimana adanya sesuai dengan kenampakan dan sesuai dengan kerangka acuan penelitian. Dari data yang didapat dari SMA Negeri 1 Talamau terdapat

5 4 186 siswa kelas X. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik proporsional sampling yaitu pengambilan sampelnya secara acak sebanyak 65 siswa. maka, sampel diambil dengan menggunakan teknik proporsional sampling proporsi 35% dengan jumlah sampel adalah 65. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Nilai Religius Pendidikan karakter dari nilai religius siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari memiliki fasilitas untuk beribadah sebagian besar adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan berdo a sebelum dan sesudah belajar sebagian besar adalah sangat baik sebanyak 49 siswa (75,3%). penanaman nilai religius bertujuan untuk mewujudkan generasi yang berakhlak mulia yang kuat iman dan ilmu. Penunjang kegiatan tersebut ada diantaranya kebiasaan berdo a sebelum dan sesudah belajar dan fasilitas yang baik untuk beribadah disekolah yang nantinya akan membantu siswa untuk meningkatkan kegiatan keagamaannya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Aqib (2012:76) Nilai religius merupakan sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan, ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik dan sangat baik. 2. Toleransi Pendidikan karakter dari toleransi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari bekerja dalam kelompok yang berbeda adalah baik sebanyak 52 siswa (80%) dan bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat sebagian besar adalah baik sebanyak 29 siswa (44,6%). Toleransi berkembang dengan adanya keberagaman diberbagai dimensi kehidupan sehingga dapat terwujud keserasian dan keharmonisan hidup. Ini bisa dilakukan dengan membiasakan bekerjasama dengan kelompok yang berbeda dan bertegur sapa dengan teman yang lain. temuan ini sesuai dengan pernyataan Aqib (2012:77) seringnya anak melalui prilaku intoleran yang ada disekitarnya, mengakibatkan anak anti perbedaan dan merasa segala hal yang tidak sesuai dengan diri dan kelompoknya. Toleransi merupakan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 3. Disiplin Pendidikan karakter dari kedisiplinan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari membiasakan hadir tepat waktu adalah baik sebanyak 33 siswa (50,7%) dan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah sebagian besar adalah baik sebanyak 31 siswa (47,6%). kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan tanggung jawab diantaranya membiasakan hadir tepat waktu dan memberikan sanksi yang adil bagi pelanggar tata tertib sekolah merupakan cara untuk membantu siswa dalam meningkatkan sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Mustari (2014:39) penegakan disiplin di masyarakat adalah syarat jika masyarakat tersebut menginginkan keteraturan dan keteraturan yang ada harus diakui dan diyakini oleh seluruh masyarakat yang berasal dari individu tiap-tiap kita. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patuh berbagai ketentuan dan peraturan. banyak menjawab kategori baik. 4. Bertanggung Jawab Pendidikan karakter dari tanggung jawab dilihat dari melakukan tugas tanpa disuruh adalah baik sebanyak 40 siswa (61,5%) dan pelaksanaan tugas piket secara teratur sebagian besar adalah baik sebanyak 31 siswa (47,6%). Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter disekolah menjadi tanggung jawab bersama. Pelaksanaan tugas piket dan melakukan tugas tanpa disuruh merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan bertanggung jawabnya seorang siswa. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) tanggung jawab adalah sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

6 5 dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 5. Kreatif Pendidikan karakter dari kreatif siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari menciptakan situasi belajar yang menumbuhkan daya fikir adalah baik sebanyak 36 siswa (55,3%) dan membuat suatu karya dari bahan yang tersedia dikelas adalah baik sebanyak 40 siswa (61,5%). pendidikan dengan bahasa sederhana adalah mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Diantaranya menciptakan situasi belajar dan membuat suatu karya yang nantinya dapat meningkatkan kreatifitas dalam mengolah pikir dan mengolah rasa atau karsa seseorang. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) kreatif merupakan Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. banyak menjawab kategori baik. 6. Rasa Ingin Tahu Pendidikan karakter dari rasa ingin tahu dilihat dari belajar melalui media komunikasi dan informasi adalah baik sebanyak 34 siswa (52,3%) dan bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran adalah baik sebanyak 38 siswa (58,4%). Pendidikan karakter disebut juga dengan pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dengan tindakan nyata. Belajar melalui komunikasi dan sering bertanya kepada guru merupakan suatu tindak nyata seseorang untuk menambah pengetahuan dan rasa ingin tahunya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. banyak menjawab kategori baik. 7. Nilai Kejujuran Pendidikan karakter dari nilai kejujuran dilihat dari menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan larangan menyontek adalah sangat baik sebanyak 32 siswa (49,2%). Adanya fasilitas temuan barang hilang dan larangan menyontek di sekolah merupakan cara untuk mengetahui kejujuran siswa sehingga implementasi nilai kejujuran dilingkungan sekolah bisa kita nilai secara langsung. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) jujur merupakan prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 8. Kerja Keras Pendidikan karakter dari nilai kerja keras dilihat dari menyediakan suasana kompetisi yang sehat adalah baik sebanyak 30 siswa (46,1%) dan mengerjakan semua tugas dengan sunguhsungguh adalah sangat baik sebanyak 30 siswa (43%). Manusia sebagai makhluk sosial perlu mendapatkan pendidikan untuk menjadikan anakanak menjadi dewasa dan mandiri. Menyediakan suasana yang sehat dan mengerjakan semua tugas dengan sungguh-sungguh merupakan suatu usaha dalam mewujudkan generasi yang memiliki kerja keras yang baik untuk kedepannya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) kerja keras merupakan Prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebikbaiknya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik dan sangat baik. 9. Peduli Lingkungan Pendidikan karakter dari nilai peduli lingkungan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari membuang sampah ditempatnya adalah baik sebanyak 27 siswa (41,5%) dan membersihkan halaman sekolah adalah baik sebanyak 38 siswa (58,4%). Mencintai alam merupakan suatu kriteria dari program pendidikan karakter yang harus ditanamkan dalam jiwa anak-anak diantaranya membuang sampah ditempatnya dan membersihkan halaman sekolah. Temuan ini

7 6 sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) peduli lingkungan merupakan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya,dan mengembangkan upaya dalam memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 10. Mandiri Pendidikan karakter dari nilai mandiri siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya adalah baik sebanyak 39 siswa (60%) dan melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya adalah baik sebanyak 33 siswa (50,7%). Memiliki pengetahuan disertai dengan kemampuan untuk mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya dan melakukan sendiri tugas kelas merupakan contoh implementasi yang baik dalam menanamkan sikap mandiri terhadap anak. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) mandiri merupakan Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 11. Demokratis Pendidikan karakter dari nilai demokratis dilihat dari membiasakan diri untuk bermusyawarah dengan teman-temannya adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan memberi suara dalam pemilihan ketua kelas adalah baik sebanyak 33 siswa (50,7%). Membiasakan diri untuk bermusyawarah dan memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan cara berfikir anak untuk menambah pengetahuan mengenai demokrasi. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) demokratis merupakan Cara berfikir,bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 12. Peduli Sosial Pendidikan karakter dari nilai peduli sosial dilihat dari menghormati petugas-petugas sekolah adalah sangat baik sebanyak 31 siswa (47,6%) dan membantu teman yang sedang kesusahan adalah baik sebanyak 39 siswa (60%). Menghormati petugas-petugas sekolah serta membantu teman yang sedang kesusahan merupakan salah satu implementasi dari program pendidikan karakter yang harus ada dalam setiap anak. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) peduli sosial merupakan Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 13. Semangat Kebanggsaan pendidikan karakter dari nilai semangat kebangsaan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari mengagumi kekayaan budaya dan seni indonesia adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan menggunakan bahasa indonesia ketika ada teman dari suku lain adalah baik sebanyak 34 siswa (52,3%). Mengagumi kekayaan budaya dan menggunakan bahasa indonesia merupakan cara yang baik dalam menerapkan sikap semangat kebangsaan sehinggga anak bisa lebih menghargai apa yang ada di negaranya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) merupakan cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 14. Cinta Tanah Air Pendidikan karakter dari nilai cinta tanah air dilihat dari mengagumi kekayaan budaya dan seni indonesia adalah sangat baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan mengagumi kesuburan tanah wilayah indonesia adalah sangat baik sebanyak 39 siswa (49%). Mengagumi kekayaan budaya dan kesuburan tanah indonesia merupakan penerapan dari cinta tanah airyang diharapkan nantinya dapat menumbuhkan sikap dan tindakan untuk bisa lebih menghargai kebudayaan yang ada di negara indonesia. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan sosial, fisik, sosial

8 7 budaya, ekonomi dan politik bangsa. Responden kelas X di SMA Negeri Talamau banyak menjawab kategori sangat baik. 15. Menghargai Prestasi Pendidikan karakter dari nilai menghargai prestasi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya adalah baik sebanyak 37 siswa (56,9%) dan rajin belajar untuk berprestasi tinggi adalah baik sebanyak 38 siswa (58,4%). Mengerjakan tugas dari guru dan rajin belajar merupakan salah satu penerapan dari menghargai prestasi sehingga kemauan anak dalam belajar bisa meningkat sehingga bisa juga meningkatkan prestasinya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyaarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. banyak menjawab kategori baik. 16. komunikatif Pendidikan karakter dari nilai komunikatif dilihat dari bekerja sama dengan kelompok dikelas adalah baik sebanyak 34 siswa (47,6%) dan berbicara dengan teman sekelas adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%). Bekerja sama dan berbicara dengan teman dikelas adalah implementasi dari sikap komunikatif siswa dalam bergaul dengan teman disekolahnya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) komunikatif merupakan Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja dengan orang lain. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 17. Cinta Damai Pendidikan karakter dari nilai cinta damai dilihat dari tidak mengambil barang teman adalah sangat baik sebanyak 35 siswa (53,8%) dan mengucapkan salam adalah sangat baik sebanyak 39 siswa (44,6%). Mengucapkan salam dan tidak mengambil barang teman adalah salah satu penerapan dari program pendidikan karakter dari cinta damai yang nantinya dapat mengajarkan anak untuk dapat menumbuhkan sikap positif dalam dirinya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) cinta damai merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. banyak menjawab kategori sangat baik. 18. Gemar Membaca Pendidikan karakter dari nilai gemar membaca siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari membaca koran atau majalah dinding adalah baik sebanyak 45 siswa (69,2%) dan membaca buku yang ada diperpustakaan adalah baik sebanyak 43 siswa (66,1%). Membaca koran dan membaca buku merupakan implementasi dari gemar membaca yang sangat baik untuk ditanamkan dalam diri anak sehingga kegemaran membaca tersebut akan mendorong anak untuk selalu menambah pengetahuan melalui membaca. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) gemar membaca merupakan Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. banyak menjawab kategori baik. KESIMPULAN DAN SARAN kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah 1. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai religius siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari fasilitas untuk beribadah siswa tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan berdo a sebelum dan sesudah belajar siswa tergolong sangat baik dengan persentase 75,3%. 2. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai toleransi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari bekerja dalam kelompok yang berbeda tergolong sangat baik dengan persentase 80% dan bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat tergolong cukup baik dengan persentase 44,6%. 3. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari kedisiplinan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membiasakan hadir tepat

9 8 waktu tergolong cukup baik dengan persentase 50,7% dan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah tergolong cukup baik dengan persentase 47,6%. 4. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai tanggung jawab siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari melakukan tugas tanpa disuruh tergolong sangat baik dengan persentase 61,5% dan pelaksanaan tugas piket secara teratur siswa tergolong cukup baik dengan persentase 47,6%. 5. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai kreatif siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menciptakan situasi belajar yang menumbuhkan daya fikir tergolong cukup baik dengan persentase 55,3% dan membuat suatu karya dari bahan yang tersedia dikelas siswa tergolong cukup baik dengan persentase 61,5%. 6. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari rasa ingin tahu siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari belajar melalui media komunikasi dan informasi tergolong cukup baik dengan persentase 52,3% dan bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran siswa tergolong cukup baik dengan persentase 58,4%. 7. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai kejujuran siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan larangan menyontek siswa tergolong cukup baik dengan persentase 49,2%. 8. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai kerja keras siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menyediakan suasana kompetisi yang sehat tergolong cukup baik dengan persentase 46,1% dan mengerjakan semua tugas dengan sungguh-sungguh tergolong cukup baik dengan persentase 43%. 9. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai peduli lingkungan siswa siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membuang sampah ditempatnya siswa tergolong cukup baik dengan persentase 53,8% dan membersihkan halaman sekolah siswa tergolong cukup baik dengan persentase 43%. 10. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai mandiri siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya tergolong cukup baik dengan persentase 46,1% dan melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tangung jawabnya tergolong cukup baik dengan persentase 43%. 11. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai demokratis siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membiasakan diri untuk bermusyawarah dengan teman-teman tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas tergolong cukup baik dengan persentase 50,7%. 12. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai peduli sosial siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menghormati petugaspetugas sekolah tergolong cukup baik dengan persentase 47,6% dan membantu teman yang sedang kesusahan tergolong cukup baik dengan persentase 60%. 13. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai semangat kebangsaan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan menggunakan bahasa indonesia ketika ada teman dari suku lain tergolong cukup baik dengan persentase 49%. 14. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari cinta tanah air siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari mengagumi kekayaan budaya dan seni indonesia tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan mengagumi kesuburan tanah wilayah indonesia tergolong cukup baik dengan persentase 49%. 15. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari menghargai prestasi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya tergolong cukup baik dengan persentase 56,9% dan rajin belajar untuk berprestasi tinggi tergolong cukup baik dengan persentase 58,4%. 16. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai komunikatif siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari bekerja sama dalam kelompok dikelas tergolong cukup baik dengan persentase 47,6% dan berbicara dengan teman sekelas tergolong kurang baik dengan persentase 38,4%. 17. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari cinta damai siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari tidak mengambil barang teman tergolong cukup baik dengan persentase

10 9 53,8% dan mengucapkan salam tergolong cukup baik dengan persentase 44,6%. 18. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari gemar membaca kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membaca koran atau majalah dinding tergolong sangat baik dengan persentase 69,2% dan membaca buku yang ada diperpustakaan tergolong sangat baik dengan persentase 66,1%. Saran 1. Analisis dari program pendidikan karakter yang dilihat dari 18 kriteria yaitu nilai religius, toleransi, kedisiplinan, tanggung jawab, kreatif, rasa ingin tahu, jujur, kerja keras, peduli lingkungan, mandiri, demokratis, peduli sosial, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai dan gemar membaca siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau hendaknya pihak sekolah selalu berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan agar program pendidikan ini bisa tercapai secara maksimal dan didukung juga oleh peran orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya dirumah. 2. Dinas pendidikan dan instansi yang terkait dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan juga harus berperan aktif untuk memotivasi sekolah agar bisa mencapai tujuan dari pendidikan nasional. DAFTAR PUSTAKA Arie (2013). Pengembangan nilai-nilai multikultural dalam materi pendidikan agama islam terhadap sikap toleransi.(skripsi).padang arifin Ilmu pendidikan islam. Jakarta : PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsini Metodologi penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta Busri (2001).Mengembangkan sikap toleransi dan kebersamaan dikalangan siswa. (jurnal).padang Darmiatun Suryatri, Daryanto. Implementasi pendidikan karakter disekolah. Yogyakarta : Gava Media. Dona, Nila.2014 pengaruh iklim kelas dan disiplin belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMAN RanaH Pesisir. Dipublikasikan Daud Ali, dkk. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik, Bulan Bintang, Jakarta, 1989, hlm. 80.(http///karyailmiah.com/skripsi toleransiberagamastudi-kasus-organisasi, diakses 8 januari 2016) Elmubarok, zaim Membumikan pendidikan nilai. Alfabeta : Bandung februari 2016 Jurnal pembangunan pendidikan : internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai karakter fondasi dan aplikasi volume 2 nomor 2, Listyarti, Retno.(2012).pendidikan karakter dalam metode aktif,inovatif dan kreatif.erlangga Maskuri, Abdullah, 2001 Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan. Buku kompas: Jakarta. Muslich,Masnur Pendidikan karakter menjawab tantangan multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara Mardailis metode penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Riduan Variabel-variabel penelitian. Bandung. ALFABETA Sugiyono Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Siti (2011) Upaya Peningkatan Kedisiplinan Masuk Kegiatan BelajarMengajar Melalui layanan Konseling Individu (jurnal).surakarta Saleh, Muwafik. (2012). Membangun karakter dengan hati nurani.erlangga Samani Muchlas, Hariyanto.(2011). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun Sistem pendidikan nasional (online),http/// www. Depdiknas.91.id/UURI No 20/2003 sistem pendidikan nasional,html.

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA Heri Supranoto Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan dalam penelitian. Sub judul tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID STUDENT RESPONSIBILITY AND DISCIPLINE IN LEARNING MODEL OF THINK- PAIR- SHARE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan perilaku anak mengingat masa ini merupakan masa yang sangat efektif untuk pembentukan perilaku moral

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai faktor utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual 1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK

Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK Identitas suatu bangsa dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan karakter merupakan proses pembentukan karakter yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan emosional, spiritual, dan kepribadian seseorang. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan manifestasi dari pranata sosial yang memberikan kontribusi besar bagi pola pikir maupun tuntunan berpijak dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERAN GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR (Studi Kasus Semua Guru Selain Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Colomadu, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan tentu sudah tidak asing lagi, begitu juga di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Penyeragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya. Bahkan keduanya saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci yang memegang peranan terbesar dalam kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci