ADAB-ADAB JAMAAH HAJI

Transkripsi

1 ADABADABJ AMAAHHAJ I Kar ya DR. Hubai bbi nmu' al l aal Luwai hi q I NDONE S I A

2 Kerajaan Arab Saudi Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan & Irsyad Deputi Urusan Publikasi dan Penelitian Ilmiah ADAB-ADAB JAMAAH HAJI Karya: DR. Hubaib bin Mu'alla Al Luwaihiq Penterjemah: Lembaga Raja Abdullah untuk Terjemahan & Arabisasi آداب الحاج باللغة اإلندونيسية

3 KABAR GEMBIRA DITERIMANYA IBADAH HAJI Hai orang yang hendak menunaikan ibadah haji -semoga anda diberkahi-, ini adalah etika-etika haji yang harus dilakukan ketika anda bersiap-siap menuju tanah suci dengan penuh kerinduan dan menjalankan kendaraan anda demi memenuhi panggilan khalilurahman, Nabi Ibrahim alaihis salam. Ini bukan hanya etika semata, melainkan kabar gembira diterimanya ibadah haji tersebut dan tanda-tanda Allah meridhai ibadah haji anda. Simaklah etika-etika berikut ini dengan baik: 1- Ikhlas: Iya betul ikhlas, anda wahai orang yang akan menunaikan ibadah haji

4 datang ke baitullah. Oleh karena itu, hendaklah anda bersemangat dalam mengharapkan ridha Allah, memohon apa yang ada pada-nya, dan memenuhi panggilan-nya. Janganlah anda menghabiskan jarak yang jauh, melewati rasa lelah yang amat sangat ini, hanya untuk mencari kesenangan duniawi, keuntungan materi, dan pujian dari orang lain. Sebab, jika anda memang berniat demikian, maka anda tidak terdaftar sebagai orang yang hajinya diterima dan menjadi orang bahagia. Namun, bagaimana anda bisa mencapai keikhlasan sejati dalam syiar yang agung ini? Anda bisa mencapai keikhlasan sejati disini dengan cara menjadikan Allah sebagai tujuan utama, sejak anda berniat melaksanakan ibadah yang

5 agung ini. Dan janganlah anda menoleh pada tujuan duniawi apapun. Bahkan jadikanlah setiap yang ada di kulitmu sebagai talbiyah untuk memenuhi panggilan Allah. Berharaplah agar anda termasuk dari sabda Rasul, Umrah satu ke umrah lain merupakan kafffarat (penghapus dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga. (HR. Muslim), dan sabda Rasul, Siapa saja yang berhaji ke baitullah sedang ia tidak berkata kotor dan berbuat fasik, maka ia akan kembali (ke tanah airnya) dalam keadaan seperti dilahirkan kembali oleh sang ibunya. (Muttafaq 'Alaih). Betul, anda harus menjadikan ikhlas ini sebagai tujuan utama, bukan agar bisa dipanggil pak haji fulan, atau

6 mendapatkan pujian dari orang lain. Namun yang menjadi tujuan dan harapan utama anda adalah hajinya diterima dan mendapatkan ridha Allah. 2- Merasa sebagai hamba Allah Inti dari semua amalan ibadah haji adalah tauhidullah, mulai dari niat hingga kembali ke tanah air. Setiap ritual, gerakan, dan diamnya adalah untuk menegakkan syiar Allah. Jika anda penuhi hatimu dengan makna seperti ini, wahai orang yang melaksanakan ibadah haji, maka anda akan merasakan makna ketundukan dan kerendahan diri di hadapan Allah dan menghambakan diri anda, anggota badan anda, perasaan anda, dan seluruh hidup anda kepada Allah semata. Seketika itu, ibadah haji anda

7 akan berbuah di dalam hati dan anda menjadi orang yang hajinya diterima. Tidak tahukah anda bahwa seseorang yang melakukan ibadah haji yang memasuki ibadah tersebut dalam keadaan khusyu, memenuhi dan mengagungkan syiar-syiar Allah?!. Apakah orang yang memenuhi panggilan Allah dan mengerjakan syiar-syiar ibadah haji adalah sama dengan orang yang mengerjakan pekerjaan duniawi?!. Tentu tidak sama. Sesungguhnya jika anda merasakan diri sebagai hamba dan bisa memenuhi segala perintah Allah, tentu Anda akan bisa bersabar dari kesulitan di perjalanan, susah-nya berdesak-desakan, dan beratnya melaksanakan kewajiban tersebut.

8 3- Memilih Biaya Haji yang Halal Bapak dan ibu haji yang dimuliakan Allah, marilah kita renungkan makna hadits Rasul yang agung ini, Apabila orang yang hendak melaksanakan ibadah haji keluar rumah dengan membawa nafkah yang halal dan meletakkan kakinya di tanah haram sembari membaca, Labbaikallahumma labbaik, maka akan ada malaikat yang menyeru dari atas langit, Labbaika wa sa daik (aku memenuhi panggilan- Mu, dan semoga kamu bahagia). Bekalmu halal, kendaraanmu halal, hajimu mabrur (diterima) tidak ditolak. Dan apabila orang yang hendak melaksanakan ibadah haji keluar dengan membawa nafkah yang haram, dan meletakkan kakinya di tanah haram sembari membaca,

9 Labbaikallahumma labbaik, maka akan ada malaikat yang menyeru, La labbaik la sa daik (kami tidak menerimamu dan kamu tidak akan bahagia). Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu ditolak (tidak diterima). (HR. Ath-Thabari). Ya, mengapa orang yang pertama beruntung dan hajinya diterima, sedangkan orang kedua hajinya ditolak?. Jawabannya adalah karena orang yang pertama menghindari harta yang haram dalam seluruh kehidupannya secara umum, dan dalam biaya hajinya secara khusus. Sedangkan orang yang kedua memakan harta haram baik dari riba, suap, merampas, maupun menjual barang-barang yang diharamkan, lalu mengambil darinya untuk biaya haji. Coba perhatikan

10 betapa pentingnya biaya dalam melaksanakan ibadah haji. Ia bisa menyebabkan haji tersebut ditolak (tidak diterima), bahkan sebelum pemiliknya berangkat ke tanah suci sekalipun. Sebab, ia bersumber dari hal yang haram. Karenanya, wahai orang yang akan melaksanakan ibadah haji, Anda harus menjauhi harta yang haram dan memilih nafkah (biaya haji) yang halal dan diberkahi. 4- Bertaubat Saudaraku, anda sedang menuju perubahan besar dalam hidupmu, anda sedang menuju ibadah haji yang jika diterima, anda akan kembali ke tanah air dalam keadaan seperti dilahirkan kembali oleh sang ibu. Maka, betapa indahnya jika anda

11 menyambut perubahan besar dalam hidupmu ini dengan bertaubat yang sebenar-benarnya, sehingga dosadosamu sebelumnya bisa diampuni. Allah berfirman: Bertaubatlah kepada Allah, wahai sekalian orang-orang mukmin, agar kalian menjadi orang beruntung. Orang mukmin diperintah untuk bertaubat dalam segala kondisi, dan dia diperintah untuk bertaubat dalam kondisi ini secara khusus. Yaitu dengan tidak akan mengulangi lagi dosa-dosa dan maksiat, meninggalkannya secara total, menyesali apa yang telah terjadi, dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali di masa yang akan datang, serta mengembalikan barang milik orang lain yang diambil

12 secara dzalim, baik berupa harta maupun kehormatan. Jika anda melakukan ini wahai saudaraku, sedangkan anda akan melaksanakan ibadah yang agung ini, pasti haji anda akan diterima oleh Allaah Ta ala, insya Allah. 5- Memilih Kawan yang Baik Di antara hal yang paling besar yang berpotensi mengantarkan anda kepada kabar gembira diterimanya ibadah haji adalah memilih kawan perjalanan yang baik, yang bisa menunjukkanmu kepada kebaikan dan membantumu untuk tetap dalam kebaikan tersebut. Mereka itu adalah sebaik-baik kawan yang menemani anda dalam perjalanan haji.

13 Mereka itu akan mengingatkanmu agar selalu menempuh jalur kesunnahan dalam melaksanakan segala ritual hajimu, dan bersedia memberikan telapak tangannya untuk menunjukkan segala kebaikan kepadamu. Mereka itu adalah kawan yang tidak akan menggangu waktu-waktumu yang sangat berharga dalam ibadah haji ini dengan bersenda gurau, berbicara kotor dan melakukan hal-hal yang diharamkan. Mereka itu adalah kawan yang sangat meng-inginkan agar ibadah hajimu terbebas dari bid ah dan khurafat. Mereka itu adalah kawan yang sangat mengagungkan syiar-syiar Allah dan menjahui larangan-larangan-nya. Mereka itu adalah kawan yang senantiasa istiqamah dalam melakukan adab-adab bepergian dan doa-doa terkenal yang

14 perlu dibaca. Mereka menyadari bahwa mereka adalah delegasi (utusan) dan tamu-tamu-nya. Karenanya, mereka tidak menyianyiakan kesempatan mulia ini dengan canda gurau yang batil dan kekacauan yang menyakitkan. Mereka itu adalah kawan yang melakukan ibadah haji, dan hajinya itu bisa mencapai ridha Allah. Iya. mereka itu adalah orangorang berhak menemani seseorang melaksanakan ibadah haji, baik mereka itu berada dalam satu kloter maupun tidak. 6- Memahami Hukum Manasik Haji Saudaraku yang akan melaksanakan ibadah haji, di antara hal yang bisa membantu anda untuk mencapai derajat haji yang mabrur adalah

15 memahami hukum-hukum manasik haji, agar anda beribadah kepada Allah dengan didasari bashirah dan ilmu, sehingga Anda tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang bisa jadi merusak ibadah hajimu. Hal itu dengan cara bertanya kepada ulama terpercaya yang dikenal selalu mengikuti sunnah Nabi. Begitu juga bisa dengan cara mempelajari kitab-kitab tentang hukum manasik yang menghimpun petunjuk Nabi dalam ibadah haji, dan menyebutkan dalil dari Al- Qur an dan Sunnah terhadap rukunrukun, kewajiban-kewajiban, dan sunnah-sunnah haji dan menjauhi bid ah-bid ah yang diingkari dan dilarang.

16 7- Sabar Sabar merupakan salah satu sifat teragung bagi seorang mukmin. Oleh karena itu Allah berfirman, Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10). Jika sabar adalah sifat yang harus ada pada diri seorang mukmin dalam seluruh kehidupannya, maka sifat tersebut sangat tampak ketika melaksanakan ibadah haji. Orang yang pergi haji dan didasari dengan keimanan yang kuat, ia akan sanggup memikul perjalanan yang berat dan menyusahkan, dan ia akan menganggapnya sebagai timbangan amal kebajikannya di sisi Allah. Maka Ia pun tidak mengeluh akibat teriknya matahari, minimnya bahan makanan dan jauhnya per-

17 jalanan. Dia juga akan enggan membatalkan pahala hajinya dengan mengungkit-ungkit pemberiannya, menyakiti orang lain, tidak berlapang dada (berkeluh kesah dan tidak menerima), menyakiti orang lain dengan tangan dan lisannya. dan tidak merasa susah dengan hiruk pikuknya manusia, silih bergantinya kegiatan ibadah haji dan beratnya menyelesaikan amalan ibadah tersebut. Sebab, ia berangkat bukan untuk berekreasi atau berwisata, melainkan berniat mendapatkan ridha Allah. Dia meyakini bahwa sabar dalam ketaatan kepada Allah adalah jenis sabar yang paling besar. Dia juga meyakini bahwa sabar adalah salah satu bukti teragung dihitungnya pahala tanpa hisab, dan faktor dapat melihat janji Allah di negeri akhirat. Karenanya, ia akan

18 terus bersabar dan bersabar. Dan Balasan yang baik itu hanya bagi orang-orang bertakwa. 8- Mengagungkan Syiar-Syiar Allah Allah berfirman, Demikianlah (perintah Allah), dan siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka hal itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al-Hajj: 32). Sesungguhnya mengagungkan syiar-syiar Allah merupakan salah satu bukti ketakwaan sejati. Anda -wahai saudaraku yang sedang melaksanakan ibadah haji- datang ke baitullah dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Anda mengagungkan syiar-syiar Allah dengan cara mengikuti nabi-nya dalam hal itu. Anda mengagungkan syiar-syiar

19 tersebut dengan cara mengakui kebesarannya di dalam jiwa dan diri anda. Anda mengagungkan syiarsyiar Allah dengan cara menjauhi halhal yang diharamkan Allah dan menjaga diri darinya, begitu juga dengan cara menjaga lisan dan seluruh anggota badan dari segala dosa, agar ibadah haji anda tidak berubah menjadi dosa-dosa yang membebani pundak anda. Anda mengagungkan syiar-syiar Allah dengan cara berakhlak mulia dan berbuat baik kepada sesama muslim, tidak menyakiti hambahamba Allah, dan juga dengan cara mengajak mereka kepada Allah, menasehati orang-orang Islam dan mengajarkan kepada mereka urusanurusan agama, baik yang berupa

20 akidah, ibadah, maupun muamalat, semampu anda. 9- Akhlak yang Baik Saudaraku yang mulia. Tanamkanlah dalam dirimu sifat yang agung, yaitu akhlak yang baik; sebab ia merupakan penyebab diperolehnya ridha Allah dan diterimanya haji anda dalam perjalanan yang mulia ini. Akhlak yang baik mendorong anda untuk berbuat baik kepada saudarasaudaramu sesama jamaah haji. Anda berbuat baik kepada mereka dengan cara menolong orang yang lemah, mencukupi kebutuhan mereka, membantu orang yang kesusahan, menunjukkan orang yang kebingungan, mengobati orang yang terluka dan mengasihi mereka.

21 Anda juga bisa berbuat baik kepada mereka dengan cara tidak menyakiti mereka, tidak berdesak-desakan dengan mereka, bersabar atas kesalahan mereka, dan menahan lara dari orang yang tidak mengerti di antara mereka. Anda juga bisa berbuat baik kepada mereka dengan cara tersenyum yang tulus, dan memperlihatkan muka ceria dan menyenangkan kepada mereka. Akhlak yang baik mencakup seluruh pintu kebaikan. Hal itu dapat benarbenar direalisasikan pada sikap tenang, tidak tergesa-gesa, lebih mementingkan orang lain dan mencintai saudaramu seperti halnya anda mencintai diri sendiri. Jamaah haji yang terburu-buru yang berdesak-desakan dengan orang

22 banyak dan melanggar aturan-aturan adalah orang yang tidak sayang kepada orang yang lemah dan orang yang membutuhkan. Semboyannya adalah yang penting diriku, yang penting diriku. Ia tidak mempunyai akhlak yang baik sama sekali, padahal haji mabrur adalah buah dari akhlak yang baik itu sendiri. 10- Bertekad untuk Memulai Hidup Baru Di antara etika-etika paling utama bagi orang yang berhaji dan merupakan kabar gembira bahwa hajinya diterima adalah bahwasanya anda mempunyai tekad yang kuat ketika pertama kali berniat melakukan ibadah haji untuk memulai kehidupan yang baru sepulangnya dari menunaikan ibadah haji.

23 Juga bertekad agar kehidupan anda setelah haji tidak sama dengan kehidupan setelah haji. Itulah rahasia diterimanya ibadah haji, dan itu merupakan makna dari pengaruh perubahan yang besar yang disebabkan oleh haji dalam diri seseorang yang dimuliakan Allah dengan diterimanya ibadah hajinya itu. Seseorang yang dulu sering meninggalkan shalat sebelum berangkat haji, menjadi tidak meninggalkan shalat berjamaah lagi setelah haji. Seseorang yang dulu menggampangkan hal-hal yang haram sebelum haji, tidak akan mendekatinya lagi setelah berhaji. Seseorang yang dulu memutus tali silaturahmi dan durhaka kepada kedua orang tuanya sebelum naik haji, anda dapati sebagai orang yang paling

24 menyambung tali silaturahmi dan orang yang paling berbakti kepada kedua orang tuanya. Seseorang yang dulu sebelum berhaji kegemarannya melihat hal-hal yang haram dan mendengarkan hal yang haram, anda mendapatinya setelah naik haji sebagai orang yang sangat menjauhi dan menghindari hal itu. dan seseorang yang dulu sering berdusta dan menipu, kini setelah berhaji anda mendapatinya sebagai orang yang tidak melakukan hal demikian lagi. Sedangkan orang yang kembali lagi kepada hal-hal yang haram dan melakukan dosa-dosa, seakan-akan tidak terjadi sesuatu kepadanya (sepulangnya dari ibadah haji), maka sungguh ia berada dalam kerugian yang besar.

25 Semoga Allah menerima ibadah kita dan memaafkan segala kekhilafan kita, serta menjadikan kita termasuk orang-orang yang diterima di sisi- Nya. Akhirnya, shalawat dan salam serta keberkahan semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.

26 Kementerian Urusan Islam, Dakwah & Irsyad Deputi Urusan Publikasi dan Penelitian Ilmiah Kerajaan Arab Saudi P.O. Box Riyadh Telepon: Fax: