MENYIARKAN MEDIA SOSIAL DI RADIO (STRATEGI PRODUKSI PROGRAM LATE NIGHT SHOW OZ RADIO JAKARTA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENYIARKAN MEDIA SOSIAL DI RADIO (STRATEGI PRODUKSI PROGRAM LATE NIGHT SHOW OZ RADIO JAKARTA)"

Transkripsi

1 MENYIARKAN MEDIA SOSIAL DI RADIO (STRATEGI PRODUKSI PROGRAM LATE NIGHT SHOW OZ RADIO JAKARTA) Winda Wulanningrum Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, Telp. (62-21) , Winda Wulanningrum, Indra Prawira, S.P., M.I.Kom ABSTRACT Activities are quite a lot of public interest is access to a variety of social media services Purpose of research, to have well understanding on how production strategy of program Late Night Show in the broadcast information from social media, to know the barriers faced when determining eligibility information from social media to broadcast. The result is known the production strategies used in social media broadcast through three stages, the preproduction stage of the selection of information, the production phase will transform the information into a text broadcast to broadcast programs currently on air, the postproduction stage is evaluation. Obstacles faced contained in the information selection activities carried out by the producer, the limited number of facilities that lack sound recording device to support the production process and the limited ability to process the production crew to the recordings. Keywords : Production strategy, Social media, Radio ABSTRAK Aktivitas yang cukup banyak menarik minat masyarakat adalah akses pada berbagai layanan media sosial. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi produksi program Late Night Show dalam menyiarkan media sosial pada segmen seputar media sosial, dan mengetahui hambatan yang dihadapi saat menentukan kelayakan informasi dari media sosial untuk disiarkan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa strategi produksi yang digunakan dalam menyiarkan media sosial melalui tiga tahap yaitu, pada tahap pra produksi melakukan seleksi informasi, tahap produksi akan mengubah informasi tersebut menjadi naskah siaran untuk disiarkan saat program on air, tahap pasca produksi adalah evaluasi program. Hambatan yang dihadapi terdapat dalam kegiatan seleksi informasi yang dilakukan oleh produser, keterbatasan fasilitas yaitu kurangnya jumlah alat perekam suara untuk menunjang proses produksi dan keterbatasan kemampuan kru produksi mengolah hasil rekaman suara. Kata Kunci : Strategi produksi, Media sosial, Radio

2 PENDAHULUAN Setiap stasiun radio harus memiliki program siaran yang dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan didengar sebanyak mungkin oleh pendengar. Program siaran dalam media penyiaran merupakan ujung tombak utama. Kenyataan yang ada saat ini untuk seluruh stasiun penyiaran radio mengharuskan mereka bersaing secara ketat untuk mendapatkan target pendengar yang diinginkan. Hal tersebut dapat terwujud melalui penataan program siaran. Media penyiaran khususnya radio mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan informasi yang disajikan. Pendengar membutuhkan informasi terbaru setiap harinya guna mengimbangi aktivitas mereka yang terus berkembang. Diantara berbagai aktivitas yang cukup banyak menarik minat masyarakat adalah akses pada berbagai layanan media sosial. Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan dewasa muda, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas menggunakan smartphone. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; facebook, twitter, path, youtube, instagram, kaskus, line, whatsapp, blackberry messenger (Abugaza, 2013). Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media dan masyarakat adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan, karena media tumbuh dan berkembang seiring dengan timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi. Fenomena media sosial dan masyarakat tersebut, akan terus berkembang dari masa ke masa. Untuk membantu keberhasilan dari sebuah program siaran, radio mulai memanfaatkan media yang berbasis internet untuk mendukung program siaran tersebut. Hal ini diterapkan pada program Late Night Show yang disiarkan OZ Radio Jakarta. Program yang mengudara setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul hingga malam hari, dibawakan oleh dua orang penyiar yaitu Argi Wibawa dan Ayu Widy, memilih menggunakan media sosial untuk memberikan informasi serta hiburan yang dikemas secara menarik dan ringan untuk kemudian diangkat sebagai topik dan dijadikan ajang berinteraksi dengan pendengar, untuk memberikan hiburan, melihat pendapat, reaksi, dan atensi dari para pendengar tentang informasi yang disampaikan. OZ Radio Jakarta memiliki keberanian untuk tampil berbeda dengan menjadikan informasi yang bersumber dari media sosial sebagai sebuah segmen. Program Late Night Show, khususnya pada segmen seputar media sosial memanfaatkan informasi melalui media sosial sebagai sumber program yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan informasi terkini. Semua itu dianggap sebagai magnet kuat yang mampu menarik minat pendengar. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif. Dengan jenis penelitian kualitatif dapat membantu peneliti untuk memenuhi datadata yang di perlukan dalam penelitian ini. Peneliti akan menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya yang terjadi antara media sosial dengan masyarakat melalui strategi produksi program Late Night Show yang menyajikan sebuah segmen seputar media sosial dengan tujuan memberikan hiburan dan informasi terkini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini tidak mengutamakan besaran populasi atau sampling sebab di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman data bukan banyaknya data. Peneliti memilih satu dari tiga paradigma penelitian yang ada yaitu konstruktivisme. Sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, peneliti menjelaskan apakah realitas sosial yang ada pada kegiatan produksi program Late Night Show dalam menyiarkan media sosial pada segmen seputar media sosial sesuai dengan konsep strategi produksi yang terdiri dari praproduksi, produksi dan pasca produksi. Sebab peneliti ingin mengetahui apakah semua teori yang dipelajari tentang produksi program akan sama atau beda dengan kondisi di lapangan. Peneliti melakukan pembahasan penelitian yang disajikan dalam bentuk uraian kata-kata (deskripsi), oleh karena itu digunakanlah jenis penelitian deskriptif. Dengan cara deskriptif mengumpulkan, menganalisa, serta menyajikan data informasi yang sebenar-benarnya, peneliti dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai strategi produksi program Late Night Show untuk

3 menarik kesimpulan sebab tujuan penelitian tertuju pada strategi produksi maka data yang diperlukan tidak memerlukan prosedur statistik, melainkan prosedur analisis. Data yang dikumpulkan oleh peneliti terbagi menjadi dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder. maka jenis pengumpulan data yang pertama digunakan adalah data primer terdiri dari observasi, dan wawancara. Sedangkan untuk data sekunder terdiri dari dokumentasi. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan pengkodean (coding), dan kategorisasi (categorizing). Peneliti menggunakan pengkodean untuk mengubah bentuk data yang diperoleh melalui wawancara dan catatan lapangan, dan mengurainya untuk membangun kategori, seiring dengan munculnya kategori utama. Dari berbagai macam triangulasi pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua macam yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode karena kedua macam triangulasi itu dianggap teknik yang paling cocok untuk melihat keabsahan data. HASIL DAN BAHASAN Tahap pra produksi program Late Night Show khususnya pada segmen seputar media sosial, dapat disimpulkan bahwa pada tahap perencanaan, membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disajikan kepada pendengar. Hal yang sangat penting adalah mengetahui secara persis apa kebutuhan pendengar, tidak sekadar menghadirkan acara dengan materi atau kemasan baru. Target utama pendengar dari segmen seputar media sosial adalah masyarakat Jakarta. Keadaan dan perkembangan dari masyarakat kawasan perkotaan memiliki pola dan gaya hidup yang konsumtif. Memasuki era informasi yang serba canggih, masyarakat sudah sangat akrab dengan media sosial yang menyajikan begitu banyak informasi. Dalam proses penentuan ide pada program Late Night Show khususnya segmen seputar media sosial, informasi yang berasal dari media sosial digunakan sebagai sumber informasi pada program tersebut. Produser akan mencari kemudian menentukan informasi yang sesuai kebutuhan pendengar untuk disiarkan. Selain materi siaran, produser juga mempersiapkan rencana bagaimana cara menyampaikan informasi tersebut agar pendengar tertarik untuk mendengarkan. Pada tahap penentuan ide, terdapat kriteria informasi yang pantas untuk dijadikan topik siaran dalam program Late Night Show khususnya segmen seputar media sosial adalah informasi umum mengenai kehidupan sehari-hari yang dibicarakan oleh banyak orang. Informasi tersebut biasanya berisi tentang kejadian politik atau kejadian sehari-hari apapun yang terkadang dibuat dalam bentuk sindiran-sindiran lucu yang membuat hati pendengar tersentil untuk meresponnya. Melakukan seleksi untuk memilih kriteria informasi yang pas dengan pendengar merupakan hal yang wajib dilakukan sebab tidak semua informasi yang disajikan oleh media sosial dapat dipahami dan diminati oleh pendengar. Penilaian tersebut dilihat dari segi aktualitas, kedekatan, tokoh publik, konflik, kemanusiaan dan sensasional. Cara yang dilakukan ketika menyeleksi informasi adalah disesuaikan dengan segmentasi pendengar Late Night Show yaitu usia dewasa muda. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh produser Late Night Show yang dilakukan sehari-hari melalui interaksi di media sosial dengan pendengarnya yang berusia dewasa muda, mayoritas pendengarnya paling banyak memberikan respon jika topik siaran yang disajikan sedang membahas seputar kehidupan percintaan dan permasalahan politik. Usia dewasa muda disini adalah usia 18 sampai dengan 35 tahun. Pada usia tersebut merupakan periode yang paling banyak menghadapi perubahan. Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah penetapan jangka waktu kerja biasanya diawali oleh adanya rapat mingguan. Rapat tersebut biasanya dihadiri oleh tim dari program Late Night Show yang terdiri dari program director, produser yang merangkap sebagai kreatif dan kru produksi. Kegiatan yang dilakukan dalam rapat tersebut adalah membahas tentang sumber materi yang akan dipilih untuk nantinya disiarkan seminggu kedepan. Pemilihan materi tersebut berdasarkan diskusi kelompok oleh tim kreatif bersama para pelaksana siaran lainnya. Agar tetap berada di jalurnya, tim program Late Night Show memiliki proposal acara yang memuat nama acara, target pendengar, tujuan dan target, penempatan siar, sumber materi kata dan musik, durasi, serta para kru yang akan terlibat

4 dalam produksi seperti produser, penyiar, operator dan penulis naskah. nama acara yang dipilih untuk menyajikan informasi dari media sosial adalah segmen seputar media sosial karena nama tersebut cukup menjelaskan secara garis besar apa isi siarannya. Oleh sebab itu, dipilih target pendengar usia dewasa muda khusunya masyarakat berdomisili di Jakarta karena mereka memiliki kebutuhan yang tinggi akan informasi, serta gaya hidup modern membuat mereka tertarik untuk membahas seputar media sosial karena sudah sangat akrab dengan kehidupannya. Penempatan siar yang dipilih pada segmen ini adalah pukul sampai malam hari, sebab pada jam-jam tersebut mayoritas pendengar berusia 18 sampai 35 tahun sudah tidak melakukan aktivitas diluar rumah. Faktor yang paling penting dari proses pra produksi ini adalah naskah siaran. Naskah tersebut merupakan jantung dari sebuah program. Dalam segmen seputar media sosial, informasi yang diambil bersumber dari media sosial tidak hanya dalam bentuk tulisan saja namun ada juga gambar, kata-kata dan gambar lawakan atau ekspresi manusia biasanya disebut meme sehingga pembuat naskah harus pintar untuk mengubah bentuk informasi tersebut menjadi kata-kata yang akan menyentuh hati pendengarnya serta membangun suasana yang hidup dan akrab. Naskah yang sudah selesai dibuat oleh produser dengan cara diketik lalu dicetak, tujuannya agar hasil tulisannya secara keseluruhan rapih dan jelas dibaca oleh penyiar. Mengingat segmentasi usia pendengar program Late Night Show khususnya segmen seputar media sosial adalah usia dewasa muda sehingga kata-kata yang digunakan dalam percakapan menggunakan bahasa sehar-hari yang sifatnya tidak formal. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan akrab dengan para pendengar. Untuk memperkuat naskah siaran yang sebelumnya dibuat khusus dibawakan oleh penyiar, produser juga merangkap sebagai salah satu tokoh yang bertugas untuk menghantarkan informasi dari media sosial dengan kemasan berbeda dengan tujuan menarik pendengar. Tokoh tersebut selain meenyajikan informasi dari media sosial juga memiliki tujuan untuk menghibur para pendengar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa program Late Night Show yang menyajikan segmen seputar media sosial termasuk kedalam program infotainment radio. Produser program Late Night Show juga memberikan perencanaan kegiatan siaran agar kru produksi memberikan hasil kerja yang terbaik. Biasanya produser memberikan pengarahan saat melalakukan rekaman suara hingga nantinya dalam proses editing, meliputi pemilihan sound effect yang sesuai dengan naskah siaran. Kru produksi juga harus memiliki kreatifitas yang tinggi untuk bisa menghasilkan output rekaman yang menarik. Kru produksi memiliki hak untuk mengajukan ide ke produser ketika melakukan editing. Kru produksi program Late Night Show memiliki pengaruh besar untuk membuat ssebuah hasil rekaman suara yang menjadi daya tarik dalam segmen seputar media sosial saat menyampaikan informasi dari media sosial. Kru produksi di OZ Radio Jakarta memiliki tugas sebagai teknisi audio dan editing. Melalui tahap editing yang dikerjakan oleh kru produksi, hasil rekaman suara Mr. Media Sosial yang membawakan informasi serta hiburan untuk pendengar dikemas semenarik mungkin agar membangun suasana yang hidup dan akrab di telinga sehingga membuat pendengar lebih tertarik untuk mendengarkan. Ketika kru produksi melakukan proses editing hasil rekaman Mr. Media Sosial, produser tetap memberikan arahan. Dalam hal ini, produser memberikan pengarahan dan pengaruh merupakan keinginan untuk membuat kru produksi mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan OZ Radio Jakarta. Arahan yang diberikan bertujuan agar kru produksi tidak melalakukan kesalahan ketika proses editing berlangsung. Namun, kreativitas dari kru produksi sangat diperlukan untuk memberikan hasil yang lebih maksimal. Ketika kru produksi akan melaksanakan proses editing, sebelumnya produser akan memberikan naskah siaran sebagai acuan kru produksi saat mengedit. Produser biasanya menentukan sound effect yang diinginkan untuk dimasukan kedalam hasil rekaman. Selanjutnya kru produksi akan mencari materinya. Jika kru produksi menemukan atau memiliki ide yang dapat menambah unsur keseruan, ia akan meminta saran kepada produser. Selanjutnya produser memberikan keputusan terhadap usul dari kru produksi. Dari kriteria informasi yang ditentukan, dapat disimpulkan bahwa topik siaran yang paling diminati oleh pendengar Late Night Show adalah informasi yang membahas seputar kehidupan percintaan yang dijadikan sindiran dengan mengandung unsur humor atau ekspresi manusia yang ditunjukan dalam bentuk gambar-gambar dan juga kata-kata atau saat ini disebut juga dengan istilah meme, sehingga membuat pendengarnya merasa tertarik untuk mendengarkan. Kesimpulan tersebut didapat dengan cara model penelitian sederhana yang dilakukan setiap hari. Pada saat program siaran

5 berlangsung, biasanya produser akan mengoprasikan komputer yang dilengkapi dengan internet untuk mengakses media sosial berupa twitter. Melalui twitter tersebut produser akan menyebar topik siaran yang sedang disajikan untuk kemudian pendengar memberikan respon terhadap informasi tersebut. Antusiasme pendengar dapat dilihat dalam bentuk angka. Dari sini produser akan melihat apakah topik yang diangkat memberikan respon yang besar atau tidak. Kendala yang dihadapi oleh produser ketika membuat naskah siaran ada pada kegiatan seleksi materi yang ingin disiarkan. Sebab jika informasi yang dipilih tidak sesuai dengan karakteristik pendengar, minat pendengar akan menurun terhadap program Late Night Show khususnya pada segmen seputar media sosial. Selain itu terkadang kru produksi merasa kesulitan untuk membangun suasana yang hidup dari hasil rekaman Mr. Media Sosial yang membawakan informasi untuk menarik minat pendengarnya. Tahap produksi program Late Night Show khususnya pada segmen seputar media sosial terbagi menjadi dua proses. Produksi secara on air, yaitu produksi tersebut dilakukan langsung pada saat siaran tanpa adanya proses editing dan menggabungkan materi-materi secara mekanis. Proses yang kedua adalah off air, dimana produksi tersebut dilakukan dalam ruang siaran produksi yang terdiri dari beberapa tahap hingga menghasilkan kemasan acara yang siap untuk disiarkan. Urutan pada proses off air ada pada rekaman suara Mr. Media Sosial yang membawakan informasi seputar media sosial. Awalnya karakter Mr. Media Sosial melakukan rekaman suara dengan didukung peralatan seperti mikrofon. Setelah selesai direkam, hasil rekaman secara otomatis sudah tersimpan langsung kedalam komputer yang memiliki fasilitas editing. Proses selanjutnya adalah pengolahan hasil rekaman suara dengan memilih bagian yang penting dan membuang bagian yang tidak diperlukan menggunakan software yang tersedia pada komputer tersebut. Kemudian proses penggabungan hasil rekaman suara dengan musik atau sound effect yang sesuai dengan naskah siaran. Setelah hasil editing selesai, kemasan siaran yang telah siap untuk disiarkan akan dipindahkan dari komputer bagian produksi ke komputer yang ada di ruangan on air melalui jaringan yang sudah dibuat sebelumnya. Selanjutnya masuk pada proses on air, dimana penyiar yang akan mengatur jalannya siaran program Late Night Show. Saat segmen seputar media sosial disiarkan, biasanya diawali dengan pemutaran bumper segmen tersebut lalu dilanjutkan dengan pemutaran hasil rekaman suara Mr. Media Sosial. Setelah itu penyiar akan berbicara dengan pendengar untuk menjelaskan lebih lanjut informasi yang dibawakan oleh Mr. Media Sosial sebelumnya, sekaligus mengajak pendengar untuk memberikan respon mereka terhadap topik siaran yang sedang diangkat. Pendengar dapat memberikan respon mereka melalui media sosial yaitu twitter. Teknik siaran interaktif diterapkan dalam segmen seputar media sosial antara penyiar dan pendengar dengan tujuan pendengar dapat berkomentar terhadap materi siaran yang sedang dibicarakan agar menambah keakraban serta menunjukan kepedulian dari pihak OZ Radio Jakarta terhadap atensi para pendengarnya, selain itu mengasah kualitas intelektual penyiar. Tim program Late Night Show membentuk seorang karakter bernama Mr. Media Sosial untuk memperkuat naskah siaran yang sudah dibuat sebelumnya untuk penyiar. Tokoh tersebut berjenis kelamin laki-laki bernama Mr. Media Sosial. Memiliki kepribadian lucu, ceria, memiliki gaya hidup yang sangat bergantung dengan media sosial, dan saat berbicara menggunakan tutur kata yang disesuaikan dengan keseharian usia dewasa muda. Komunikasi antara penyiar dan pendengar akan efektif bila dapat memikat perhatian pendengar, menarik minatnya, membuat pendengar mengerti dan meyakinkan pendengar untuk melakukan kegiatan sesuai pesan dari informasi yang disiarkan. Adanya karakter Mr. Media Sosial diharapkan pendengar dapat mengembangkan imajinasinya sehingga memahami informasi yang disampaikan dan dapat terhibur karena tokoh tersebut memiliki sifat humoris. Program Late Night Show harus benar-benar dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Kendala yang ditemukan dalam proses produksi adalah adanya keterbatasan fasilitas yang menunjang proses rerkaman suara. Kendala lainnya yaitu selain tim program Late Night Show, kru dari program lain juga membutuhkan fasilitas tersebut sehingga ini menyebabkan kru produksi kewalahan mengatasinya. Terkadang masih terjadi kesalahpahaman komunikasi antara produser dan kru produksi mengenai proses editing, sehingga menghasilkan output yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan produser.

6 Proses pasca produksi yang ada pada program Late Night Show adalah kegiatan evaluasi. Ketika evaluasi berlangsung, program director, produser, kepala produksi, kru produksi, dan penyiar biasanya akan membahas tentang eksistensi program dan kualitas editing kru produksi dalam mengemas paket siaran untuk segmen Seputar Media Sosial. Tim program Late Night Show dapat mengetahui minat pendengar terhadap informasi yang disajikan, melalui model penelitian sederhana yang dilakukan setiap hari. Pada saat program siaran berlangsung, biasanya produser akan mengoprasikan komputer yang dilengkapi dengan internet untuk mengakses media sosial berupa twitter. Tim program Late Night Show berusaha untuk selalu memperhatikan kebutuhan informasi yang disesuaikan dengan usia pendengarnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh produser Late Night Show yang dilakukan sehari-hari melalui interaksi dengan pendengarnya di media sosial, mayoritas pendengarnya paling banyak memberikan respon jika topik siaran yang disajikan sedang membahas seputar kehidupan percintaan dan permasalahan politik. Pada usia dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani kehidupan ini dan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani hubungan secara intim dengan lawan jenis. Pada masa ini seseorang berusaha melakukan penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik usia dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Adanya kondisi fisik yang prima, akan membentuk motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar. Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Oleh sebab itu, sangat penting memperhatikan segmentasi pendengar karena melalui cara tersebut tim program Late Night Show dapat menyeleksi informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Program tersebut dapat dikategorikan sukses apabila antusiasme pendengar tinggi. Antusiasme tersebut dapat dilihat dari interaksi pendengar pada saat program on air melalui media sosial yaitu twitter. SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan disusun berdasarkan tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana OZ Radio Jakarta menyiarkan media sosial menjadi segmen seputar media sosial dalam program Late Night Show dan mengetahui hambatan yang ditemukan saat menentukan informasi yang layak untuk diangkat kedalam segmen tersebut, maka dapat disimpulkan: 1. Program Late Night Show khususnya pada segmen seputar media sosial memiliki proses praproduksi yang cukup matang pada saat melakukan seleksi informasi. Seleksi informasi dari media sosial yang akan disiarkan, harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan segmentasi pendengar, yaitu usia dewasa muda. 2. Informasi yang telah diseleksi kemudian dibentuk menjadi sebuah naskah siaran. Tak hanya itu, di bangun sebuah gimmick untuk menyampaikan naskah siaran, melalui seorang karakter bernama Mr. Media Sosial yang memiliki kepribadian lucu, gaul, dan konsumtif terhadap media sosial. Hal tersebut bertujuan agar pendengar dapat terhibur serta memahami informasi yang disampaikan. 3. Pada proses produksi program Late Night Show terbagi menjadi on air dan off air. Melalui tahap editing off air, hasil rekaman suara Mr. Media Sosial dikemas secara menarik kemudian disiarkan pada saat on air. Selain itu, teknik siaran interaktif diterapkan antara penyiar dan pendengar dengan tujuan menambah keakraban serta menunjukan kepedulian dari pihak OZ Radio Jakarta terhadap pendengar program Late Night Show. 4. Pada proses pasca produksi, hasil evaluasi yang dihasilkan adalah topik siaran yang paling banyak diminati yaitu informasi seputar kehidupan percintaan yang dijadikan sindiran dan mengandung unsur humor. Selain itu, program Late Night Show dikategorikan sukses apabila antusiasme pendengar tinggi, hal tersebut diketahui dari hasil interaksi pendengar melalui media sosial pada saat on air.

7 Saran Praktis: 5. Hambatan yang dihadapi terdapat dalam kegiatan seleksi informasi yang dilakukan oleh produser, keterbatasan fasilitas yaitu kurangnya jumlah alat perekam suara untuk menunjang proses produksi off air, dan keterbatasan kemampuan kru produksi menentukan sound effect pada saat melakukan produksi off air. 1. Dalam program Late Night Show diharapkan produser sebagai pencari materi siaran dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam menggali dan menentukan informasi dari media sosial yang menarik untuk disiarkan. 2. Peneliti mengharapkan pihak OZ Radio Jakarta untuk menambah kuantitas fasilitas alat perekam suara demi menunjang kelancaran proses produksi yang akan menentukan kualitas dan keberhasilan program Late Night Show. 3. Divisi produksi OZ Radio Jakarta dapat lebih memperkaya dan meningkatkan kinerjanya untuk menghasilkan kemasan siaran yang lebih menarik dengan cara aktif bertanya untuk meminta saran dan pelatihan kepada bagian produksi yang lebih senior. Akademis: 1. Pada penelitian selanjutnya diharapakan dapat menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang dimiliki oleh sebuah tim program siaran untuk meningkatkan kualitas program sehingga dapat disajikan lebih menarik untuk pendengar. 2. Menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam membahas program Late Night Show di OZ Radio Jakarta. REFERENSI Abugaza, Anwar. (2013). Social Media Politica. Jakarta: Tali Writing & Publishing House. Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ardianto, Elvinaro. (2011). Metode Penelitian Public Relation-Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Freddy, Rangkuti. (2006). Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan (Measuring Customer Satifaction). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ghony, M.D. dan Almanshur, F. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial. Jakata: Salemba Humanika. Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Edisi 1 Cetakan ke-5. Jakarta: Kencana. Masduki. (2005). Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS. McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika, Moleong, Lexy J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengolah Radio & Televisi Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

8 Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurudin. (2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Perebinossoff, Philippe., Gross, Brian., Gross, Lynne S. (2005). Programming for TV, Radio, and the Internet: Strategy, Development, and Evaluation. United Kingdom: Elsevier. Riswandi. (2009). Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Romli, Asep Syamsul M. (2009). Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing. Bandung: Nuansa. Santrock, John W. (2012). Life-Span Development, Bahasa Indonesia Language Edition. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Triartanto, A. Ius Y. (2010). Broadcasting Radio Panduan Teori Dan Praktek. Pustaka Book Publisher. Vera, Nawiroh. (2008). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Renata Pratama Media. Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa Edisi ke-8. Jakarta: Kencana. Wahyudi, J.B. (2010). Dasar-Dasar Jurnalistik Radio Dan Televisi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Yulia, Wanda. (2010). Andai Aku Jadi Penyiar. Yogyakarta: ANDI. David Tanya Joosten, Laura Pasquini, & Lindsey Harness. (2013). Journal of Guiding Social Media at Our Institutions, 41, , diakses 9 Maret 2015 dari Juditha, Christianty. (2011). Jurnal Penelitian IPTEK-KOM Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Perilaku Remaja Di Kota Makassar, 13 (1), diakses 9 Maret 2015 dari Rosenberry, Jack. (2013). Journal of Circulation Population Factor into Social Media Use, 34, , diakses 9 Maret 2015 dari Watie, Errika Dwi Setya. (2011). Jurnal Komunikasi dan Media Sosial, 3 (1), 71-76, diakses 9 Maret 2015 dari Wicks, Robert H. (1989). Journal of Segmenting Broadcast News Audiences In the New Media Environment, 66, , diakses 9 Maret 2015 dari RIWAYAT PENULIS Winda Wulanningrum, lahir di kota Jakarta pada 11 Oktober 199. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Marketing Communication peminatan Broadcasting pada tahun 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap stasiun radio harus memiliki program siaran yang dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan didengar sebanyak mungkin oleh pendengar. Program siaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti, maka dapat diambil beberapa hal yang menjadi kesimpulan dan saran peneliti. Walaupun terbatasnya waktu penelitian dan

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 Reziyodi Ryandaru Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia, 10000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pengaruh interaksi dalam keberhasilan manajemen penyiaran program acara. Angkringan Gayam, dan saran untuk acara tersebut.

BAB IV PENUTUP. pengaruh interaksi dalam keberhasilan manajemen penyiaran program acara. Angkringan Gayam, dan saran untuk acara tersebut. 89 BAB IV PENUTUP Pada Bab terakhir, penulis akan menyampaikan kesimpulan mengenai pengaruh interaksi dalam keberhasilan manajemen penyiaran program acara Angkringan Gayam, dan saran untuk acara tersebut.

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang tingkat pengetahuan penonton di Surabaya mengenai Program acara MTMA di Trans TV, maka didapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kepuasan remaja Surabaya mendengarkan program Pro 2 Online RRI Surabaya, peneliti mengambil kesimpulan bahwa remaja Surabaya

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Sebagai media baru yang berbasis teknologi, website bisa dikatakan memenuhi kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung kinerja Public Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv )

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) SKRIPSI PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) Disusun Oleh : Afrianto (09220138) Dosen Pembimbing : 1. Nurudin M.Si

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan sedikit biaya, radio berpotensi menjangkau tingkatan sosial seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan sedikit biaya, radio berpotensi menjangkau tingkatan sosial seluruh digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mengenal Format dan Program Radio Radio merupakan alat penerima program dengan biaya murah. Dengan sedikit biaya, radio berpotensi menjangkau tingkatan sosial

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio TA TV, dari pengamatan peneliti pada 6 episode program acara UNS Menyapa di TA TV, dan dari hasil

Lebih terperinci

87 DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, PT Refika Aditama, Bandung. 2006. Ardianto, Elvinaro dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005. Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DA SARAN

BAB V KESIMPULAN DA SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DA SARAN 5.1 Kesimpulan Perubahan perilaku yang dialami oleh warga RT 36 Taman, Yogyakarta tidaklah terjadi dengan sendirinya. Perubahan tersebut terjadi seiring dengan aktifnya warga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Luar... i. Halaman Judul Dalam... ii. Halaman Persetujuan... iii. Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v

DAFTAR ISI. Halaman Judul Luar... i. Halaman Judul Dalam... ii. Halaman Persetujuan... iii. Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v DAFTAR ISI Halaman Judul Luar... i Halaman Judul Dalam... ii Halaman Persetujuan... iii Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Skripsi... vi Abstrak... iv Prakata...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap penonton Surabaya terhadap tayangan E-News Net TV secara keseluruhan cenderung positif. Jika dilihat

Lebih terperinci

Sumber Lain : Data dari ketua RT:007/07 Srengseng, Kembangan-Jakarta Barat

Sumber Lain :  Data dari ketua RT:007/07 Srengseng, Kembangan-Jakarta Barat DAFTAR PUSTAKA Alatas, Fahmi. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Jakarta : YPKMD, 1997. Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997. Bungin, Burhan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial terhadap Gaya Hidup Siswa PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita 1, Dasim Budimansyah 2, Siti Nurbayani 3 1 SMA PGRI Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa yang terjadi diluar lingkungannya. Media massa baik cetak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia. Ketika TV diciptakan, media massa seperti radio dan

Lebih terperinci

ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI

ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI ELFIZIA CARINA Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta FX Okta Indrawan Satriya / Drs. M. Antonius Birowo, MA., Ph. D Program

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM Rey Erlingga Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 ABSTRAK Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

MOTIVASI MAHASISWA PENYIAR PADA PROGRAM ACARA LINTAS KAMPUS DI PRO 2 RRI SURAKARTA. Oleh Veronica Oktaviana Hardika Putri

MOTIVASI MAHASISWA PENYIAR PADA PROGRAM ACARA LINTAS KAMPUS DI PRO 2 RRI SURAKARTA. Oleh Veronica Oktaviana Hardika Putri MOTIVASI MAHASISWA PENYIAR PADA PROGRAM ACARA LINTAS KAMPUS DI PRO 2 RRI SURAKARTA Oleh Veronica Oktaviana Hardika Putri Abstract This research is descriptionqualitativethat aim at to know motivation college

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin

BAB VI PENUTUP. Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin Sore, pada umumnya menunjukkan bahwa, pihak media telah menerapkan sebagian kecil dari beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program talk show merupakan suatu format acara yang dikemas dengan adanya suatu perbincangan maupun diskusi dengan mengundang narasumber maupun bintang tamu. Program

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PROGRAM MUSIK DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGIKLAN DI SOLO RADIO FM NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PROGRAM MUSIK DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGIKLAN DI SOLO RADIO FM NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PROGRAM MUSIK DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGIKLAN DI SOLO RADIO FM NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan televisi pastinya terdapat banyak program,dan tidak semua program terlihat menarik. Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE

PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE Muhammad Asad Chalik Binus University, Marketing Communication, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media elektronik, merupakan sebuah media komunikasi yang dinilai paling berhasil dibandingkan dengan media massa lainnya dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI TEGUH HERI SANDI Universitas Bina Nusantara Jl Rawa Papan Rt04/003 no 17 A (081219701890) Dosen Pembimbing : Drs. Raden Damianus Cosmas

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa lisan dapat digunakan dalam segala situasi, salah satu contoh adalah, bahasa lisan yang digunakan seseorang dengan sengaja untuk mengajak atau memancing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang modern, sehingga kebutuhan akan informasi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Kornilah Komunikasi Massa. Bandung. Simbiosa Rekatam Media

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Kornilah Komunikasi Massa. Bandung. Simbiosa Rekatam Media 109 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Kornilah. 2007. Komunikasi Massa. Bandung. Simbiosa Rekatam Media Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama ketika memasuki era digital, media massa seperti media cetak dan elektronik mulai dibayang-bayangi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualilatif yang bertujuan untuk mengembarkan status atau fenomena dalam suatu penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penyajian, analisis dan interpretasi data diketahui, bahwa tanggapan siswa-siswi SMA Negeri 1 Kupang terhadap tayangan sinetron Cerita SMA pada stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia sudah memasuki era digital. Sehingga masyarakat sudah semakin banyak yang menggunakan media internet sebagai akses untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan terminologi kunci dalam model pengembangan ilmu pengetahuan yang diperkenalkan Thomas Khun. Sedangkan George Ritzer merumuskan

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia sejatinya merupakan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam catatan sejarah, cara interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan di mana mana. Radio memiliki kekuatan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan dan telah menjadi komoditas penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan dan telah menjadi komoditas penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi, maka kebutuhan akan tekhnologi informasi dan komunikasi pun semakin meningkat. Informasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan media massa dapat dibilang sangat pesat, terutama industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman pada setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini radio merupakan salah satu media massa yang dibutuhkan masyarakat, Selain menyajikan informasi, sekarang ini banyak dari radio yang membuat program hiburan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan bagi manusia. Seperti yang diketahui, manusia merupakan makhluk sosial. Berarti manusia tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa di zaman modern ini diikuti dengan tingkat kebutuhan dan rasa keingintahuan masyarakat yang besar sehingga mereka berlomba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN SHANDY ARISAPUTRA 1401081936 Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Muis. Jurnalistik, Hukum dan Komunikasi Massa : Menjangkau Era Cybercommunication Millennium Ke Tiga. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Muis. Jurnalistik, Hukum dan Komunikasi Massa : Menjangkau Era Cybercommunication Millennium Ke Tiga. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Abdul Muis. Jurnalistik, Hukum dan Komunikasi Massa : Menjangkau Era Cybercommunication Millennium Ke Tiga. Jakarta. 2001. Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi, Bandung, 2006. Burhan Bungin.Data

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program pada media televisi saat ini membutuhkan strategi dalam bersaing. Untuk menghadirkan program dengan memiliki strategi programming yang berbeda agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan informasi saat ini sangat tinggi. Informasi menjadi sebuah aspek yang sangat penting karena dapat memberikan perkembangan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh. 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony Indonesia.

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh. 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony Indonesia. BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi tentang manajemen Radio CBS 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON

SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Muhammadiyah Malang) Diajukan

Lebih terperinci