BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transkultural Nursing bermanfaat untuk membekalkan perawat agar. mampu memberikan minat terhadap perbedaan kultur dan membuat
|
|
- Handoko Hadi Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Budaya Transkultural Nursing bermanfaat untuk membekalkan perawat agar mampu memberikan minat terhadap perbedaan kultur dan membuat perbedaan tersebut sebagai potensi dan kekuatan pasien dalam mencapai derajat kesehatannya. Budaya atau kebudayaan menurut Taylor(1871) dalam karyanya yang berjudul Primitive Culture, adalah keseluruhan pengetahuan, kesenian, hukum, adat istiadat, kepercayaan dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Selain mengetahui pengertian kebudayaan, juga harus mengetahui unsure-unsur kebudayaan manusia yaitu identitas sosial, peranan relasi, sejarah kebudayaan, budaya material, etnosentrisme, perilaku nonverbal, kesenian, konsep tentang waktu, pola pikir dan aturanaturan budaya Komunikasi Komunikasi secara luas merupakan proses manusiawi yang didalamnya adalah hubungan interpersonal. Komunikasi juga mempunyai pengetian yang luas dan lebih dari wawancara biasa. Tindakan-tindakan
2 13 kecil pun bisa mengungkapkan pesan tertentu yang merupakan bentuk komunikasi (Swanburg, 2003). Siapa yang mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa, dengan efek apa, merupakan cara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah untuk menjawab siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa (Laswell 1948). Para pakar komunikasi menganggap model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell adalah salah satu teori komunikasi yang sudah lama dalam perkembangan teori komunikasi. Komunikasi merupakan sarana untuk membina hubungan teraupetik dalam bidang keperawatan. Komunikasi juga merupakan sarana untuk membantu orang lain dalam mencapai tingkat kesuksesan dalam tindakan keperawatan (Fortinash & Holoday-Worret, 2000). Masalah kesehatan dan masalah penyakit, tidak semata-mata bersumber dari kelalaian individu, kelalaian keluarga, kelalaian kelompok atau komunitas. Penyakit yang diderita masyarakat pada umumnya dikarenakan karena ketidaktahuan serta kesalahpahaman tentang berbagai informasi kesehatan yang mereka terima. Komunikasi antar manusia didalamnya terdapat komunikasi kesehatan yang memiliki fokus kepada bagaimana cara berpikir seseorang dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan serta upaya untuk menjaga kesehatannya (Notoamodjo, 2005). Terjadinya
3 14 komunikasi yang secara spesifik memiliki hubungan dengan permasalahan kesehatan dan faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi komunikasi tersebut adalah merupakan fokus utama dalam komuniaksi kesehatan. Fokus utama dalam komunikasi kesehatan yaitu komunikasi yang berlangsung diantara tenaga kesehatan dengan pasien, maupun antara pasien dan keluarganya. Komunikasi kesehatan merupakan usaha untuk mempengaruhi perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik, yang menggunakan berbagai metode komunikasi yaitu secara komunikasi massa maupun interpersonal. Diketahui bahwa komunikasi kesehatan merupakan studi yang mempelajari strategi atau cara untuk menyebarkan informasi kesehatan yang dipercaya bisa mempengaruhi individu serta komunitas supaya mampu untuk mengambil keputusan yang tepat terkait pengelolaan kesehatan (Liliweri, 2008). Informasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara interpersonal terutama komunikasi perawat baik dengan keluarga pasien maupun dengan pasien merupakan jenis komunikasi yang paling sering digunakan dirumah sakit saat melakukan tindakan keperawatan. Komunikasi yang lebih akurat dan tepat, serta juga merupakan komunikasi yang terjadi dalam rangka memecahkan masalah klien merupakan komunikasi interpersonal (Mundakir, 2006).
4 Komunikasi Lintas Budaya Indonesia dikenal dengan Negara yang memiliki 6 pulau terbesar dengan 35 provinsi didalamnya. Bukan hanya provinsinya saja yang begitu banyak, akan tetapi beragam kebudayaan dan bahasa juga ditemukan didalamnya. Indonesia kaya akan ragam bahasa. Ditemukan jumlah bahasa terus bertambah seiring dengan penelitiaan yang terus dilakukan. Indonesia memiliki sedikitnya 442 bahasa yang dikemukakan pada saat Kongres Bahasa ke-9 pada tahun Kemudian pada tahun 2012 dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel 70 lokasi di wilayah Papua dan Maluku. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan penambahan yang signifikan yaitu jumlah bahasa dan sub-bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa (Frank.H. Jurnal Indonesia Kaya. 2015). Liliweri (2003) mengatakan bahwa sebagai bagian dari tuntutan globalisasi yang semakin tidak terkendali seperti saat ini, sehingga membuat kita melakukan sebuah interaksi lintas kelompok, lintas budaya, serta lintas sektoral. Bukan hanya hal tersebut akan tetapi banyak perubahan yang semakin deras dan menjadi bukti nyata bahwa semua orang harus mengerti karakter komunikasi antar budaya secara mendalam. Saat sekelompok orang dengan latar belakang budaya yang berbeda melakukan interaksi maka terjadilah komunikasi antar budaya. Hal ini sangat jarang berjalan dengan lancar, karena kebanyakan situasi mereka yang melakukan interaksi antar budaya tidak menggunakan bahasa yang
5 16 sama, namun bahasa tetap bisa dipelajari. Terjadi masalah komunikasi yang lebih besar dalam area baik nonverbal maupun verbal. Pada komunikasi nonverbal sangatlah rumit, dan kebanyakan merupakan proses yang spontan. Kebanyakan orang sering tidak sadar akan sebagian besar perilaku nonverbal mereka, yang dilakukan tanpa berpikir dan spontan serta tidak sadar (Samovar & Porter, 1994). Sebagian besar kita sering tidak menyadari akan sikap dan tindakan kita sendiri, sehingga sulit untuk menguasai perilaku verbal maupun nonverbal dalam budaya lain. Sering kita merasa terganggu dalam budaya orang lain, dikarenakan kita sering merasa bahwa ada yang salah dengan kebudayaan tersebut. Pada perilaku nonverlab jarang untuk menjadi sesuatu yang disadari, sehingga kita sulit untuk mengetahui pasti mengapa kita sering merasa tidak nyaman. Komunikasi antar budaya menjadi sangat penting dikarenakan interaksi sosial dalam kehidupan keseharian kita adalah sesuatu yang tidak dapat ditolak. Saat melakukan percakapan, antara dua orang biasanya 35% percakapan yaitu komunikasi verbal sedangkan 65% lainnya merupakan komunikasi nonverbal (Birdehistell, 1969). Akan tetapi studi sistematis tentang komunikasi nonverbal telah lama diabaikan. Hal ini dikarenakan adanya semacam praduga tidak beralasan tentang bidang tersebut. Contohnya kebanyakan program bahasa asing seringkali mengabaikan perilaku komunikasi nonverbal. Akan tetapi pada kenyataan yang ada hanya sedikit saja komunikasi nonverbal memiliki
6 17 makna yang universal seperti menangis, tersenyum, tertawa dan tanda marah. Oleh sebab itu orang sering beranggapan sendiri bahwa bila mereka berada dalam suatu kebudayaan yang berbeda dari mereka dan mereka juga tidak mengerti bahasa yang digunakan, mereka berpikir bisa tertolong dengan cukup mengetahui gerakan-gerakan manual. Akan tetapi karena setiap manusia memiliki perbedaan pengalaman hidup dalam kebudayaan yang berbeda, orang tersebut akan menyatakan secara berbeda pula simbol-simbol dan tanda-tanda yang sama(bennet 1998). Studi tentang komunikasi dan kebudayaan juga berfokus pada polapola tindakaan, bagaiamana makna dan pola-pola tersebut diartikan kedalam masyarakat, bagaiamana menjaga makna, kelompok politik, proses pendidikan, dan juga lingkungan teknologi yang melibatkan manusia untuk berinteraksi (Liliweri, 2004). Rahardjo (2005) mengatakan, tidak seperti studi-studi komunikasi lain, dikarenakan tingkat perbedaan yang relatif tinggi pada latar belakang pihak-pihak yang berkomunikasi karena adanya perbedaan cultural maka komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting sehingga hal tersebut menjadi perbedaan dengan kajian ilmu yang lainnya. Selanjutnya pendapat Kim yang dikemukakan dalam Rahardjo ialah asumsi yang mendasari komuniksi antar budaya antaralain dikarenakan setiap individu yang memiliki budaya yang sama biasanya berbagi kesamaan-kesamaan
7 18 dalam keseluruhan latar belakang pengalaman mereka daripada orangorang yang berasal dari budaya yang berbeda. Martin & Thomas (2007) dalam bukunya Intercultural Communication in Context memiliki 2 komponen kompetensi yaitu komponen individu yang terdiri dari: motivasi, sikap, perilaku dan pengetahuan, serta kemampuan. Termasuk komponen kontekstual antaralain melihat konteks-konteks yang dapat mempengaruhi komunikasi antar budaya sebagai contoh, konteks historis, konteks hubungan, konteks budaya maupun konteks lainnya seperti gender, ras, dan sebagainya (Martin & Thomas, 2007). Pengetahuan perawat tentang keperawatan transkultural merupakan acuan dasar tehadap terlaksana implementasi pelayanan keperawatan dan terkait erat dengan dimensi teori dasar keperawatan (Potter & Perry 1993). Keberhasilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat bergantung pada kemampuannya mencerna berbagai ilmu dan mengaplikasikannya ke dalam bentuk asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya pasien (Rew & Boyle, 1995). Terlaksananya asuhan keperawatan transkultural ditentukan oleh pengetahuan perawat tentang teori transkultural, karena pemahaman yang dimiliki tersebut akan mengklarifikasi fenomena, mengarahkan dan menjawab fenomena yang dijumpai pada diri pasien dan keluarganya ketika memberikan asuhan keperawatan (Farldan & Leininger 2002).
8 Cultural Adaptation Manusia sejak kecil diajarkan mengenai seluk beluk kelompoknya, juga diajarkan untuk membedakan kelompoknya dengan kelompok yang lain. Tujuannya sendiri yaitu untuk mengetahui bahwa dirinya sebagai bagian dari satu kelompok yang disebut ingroup dan membedakan dengan outgroup. Masa adaptasi budaya merupakan sebuah alkulturasi budaya. Memahami aulkulturasi adalah untuk menemukan hubungan interpersonal, efek dari kontak budaya, dan bagaimana proses penyesuaian diri seseorang terhadap budaya baru. Adaptasi budaya yang dialami oleh sebagian besar manusia seringkali dalam bentuk gegar budaya. Penekanan pada terjadinya gegar budaya lebih bermakna negatif. Meskipun dikatakan bahwa proses tersebut merupakan fase awal ketika seseorang melakukan adaptasi dengan budaya lain. Bermakna negatif karena gegar budaya dipahami sebagai bentuk ketidaksiapan seseorang memasuki budaya baru. Padahal ketika seseorang memiliki kesadaran dan keinginan memasuki budaya baru, berarti sudah melakukan persiapan yang matang dan membekali dirinya dengan informasi-informasi yang mungkin akan diperlukan. Akan menjadi hal berbeda ketika seseorang memasuki suatu budaya baru dengan keterpaksaan, maka akan menimbulkan penolakan dan rasa curiga terhadapkebiasaan, pola pikir dari budaya baru tersebut. Sehingga menimbulkan kecemasan komunikasi yang mungkin akan muncul
9 20 diawal-awal proses adaptasi saat memasuki budaya baru adalah hal yang wajar (Kim 1995) Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan oleh Jirwa, Gerrish, Emami dengan judul penelitian student nurses experiences of communication in cross-cultural care encounters. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman mahasiswa keperawatan dalam komunikasi keperawatan lintas budaya. Dengan menggunakan metode penelitian wawancara semi terstruktur yang dilakukan dengan sebuah sampel purposive dari 10 mahasiswa tingkat akhir dari salah satu universitas di Swedia. 5 peserta dari negara Swedia dan 5 lainnya berlatar belakang imigran. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah empat hal yang diidentifikasikan dari konseptualisasi pertemuan mahasiswa keperawatan dalam komunikasi keperawatan lintas budaya adalah mahasiswa kesulitan dalam berkomunikasi, strategi komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komunikasi. Hoye & Severrinson dengan judul penelitian professional and cultural conflicts for intensive care nurses. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konflik yang dapat timbul dalam pengaturan perawatan kritis akibat berbeda nilai-nilai budaya dan professional. Metode yang digunakan adalah wawancara. Enam belas perawat perawatan kritis mengambil bagian dalam wawancara kelompok fokus multistage, yang dilakukan dari oktober
10 juni Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perawat perlu bernegoisasi dengan anggota keluarga yang berbeda budaya, mengenai permasalahan cara bicara. Dalam pertemuan mereka dengan keluarga, mereka harus mampu membangun atau menyeimbangkan antara etnosentrisme dan kepekaan budaya, yang implikasinya untuk praktek adalah guna meningkatkan kompetensi perawat dalam penilaian keanekaragaman. Penelitian yang dilakukan oleh Matteliano dan Street (2011) dengan judul penelitian Nurse practitioners contributions to cultural competence in primary care settings dalah dengan melakukan wawancara dan observasi di tiga pusat kesehatan primer terletak di lingkungan dalam kota di kota midsize Amerika Serikat timur laut. Menyatakan berbagai perspektif umum profesional kesehatan yang dilaporkan pada kompetensi budaya adalah komunitas khas dari pasien, termasuk motivasi altruistik, promosi, dan mengatasi akar penyebab sementara memperlakukan pasien yang berbeda. Apa yang membuat Nurse Provider membedakan antara pekerja di bidang kesehatan dalam penelitian ini adalah kejelasan kompetensi budaya yang mereka gunakan untuk mendekati pasien maupun dalam tim kesehatan untuk menciptakan kemitraan peka budaya dengan pasien, yang didorong dengan bantuan mandiri agar praktek yang diberikan dapat memuaskan pasien. Mereka juga mengembangkan celah di multidisiplin tim yang menekankan pendekatan holistik untuk membangun kepercayaan dan untuk
11 22 melampaui batas-batas budaya, baik dengan profesional kesehatan lainnya dan kepada pasien. Developing cultural sensitivity: nursing students experiences of a study abroad programme merupakan penelitian yang dilakukan oleh Ruddock & Turner.Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah kehadiran pengalaman belajar internasional dan mendorong bagian dari program pendidikan keperawatan, budaya. Metode yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis hermeneutik Gadamerian diadopsi. Data dikumpulkan pada tahun 2004 dengan menggunakan wawancara mendalam percakapan dan dianalisis menggunakan metode Turner. Hasil yang diperoleh adalah mengembangkan sensitivitas budaya merupakan interaksi yang rumit antara merasa nyaman yang tumbuh pribadi dengan pengalaman membuat transisi dari satu budaya yang lain, membuat penyesuaian untuk perbedaan budaya. Pusat untuk proses ini adalah pengalaman siswa belajar dalam lingkungan yang tidak diketahui, pengalaman stres dan variasi derajat kejutan budaya, dan mengambil keputusan tentang menerima budaya. Hal ini menyebabkan wawasan semua yang sensitif terhadap budaya yang berbeda diperlukan untuk terbuka dengan dinamika. Kenali struktur sosial dan politik dan integrasi orang lain keyakinan tentang kesehatan dan penyakit. Cultural Adaptation of a Survey to Assess MedicalProviders Knowledge of and Attitudes towards HIV/ AIDS in Albania penelitianini
12 23 dilakukan oleh Morrison, Rashidi, Banushi, Barbhaiya, Gashi, Sarnquist, Maldonado, dan Harxhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adaptasi kultural untuk menilai pengetahuan dan sikap pemasok alat medis terhadap HIV / AIDS di Albania. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan multi-faceted dengan menjelajahi dokter praktek, terhadap informed consent dari pasien dan pribadi / pihak ketiga yang di diskriminasi pasien dengan HIV/AIDS. Hasil yang diperoleh adalah Survei ini memiliki tiga bagian utama, 1) demografi, 2) pengetahuan tentang HIV / AIDS, dan 3) sikap / diskriminasi terhadap HIV / AIDS. Cultural Competency Among Nurses with Undergraduate and Graduate Degrees: Implications for Nursing Education merupakan penelitian yang dilakukan oleh Mareno and Hart. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan tingkat kesadaran budaya, pengetahuan, keterampilan, dan kenyamanan perawat sarjana dengan pascasarjana dan cara ketika menghadapi pasien dari populasi yang beragam. Metode yang digunakan adalah prospektif, cross-sectional, desain penelitian deskriptif. Dua ribu survei dikirim ke perawat dalam negara tenggara; 365 perawat berpartisipasi. Hasil yang diperoleh perawat dengan gelar sarjana mencetak skor lebih rendah dari perawat gelar pasca sarjana dalam pengetahuan budaya. Skor pada budaya kesadaran, keterampilan dan kenyamanan dengan pertemuan pasien yang sama dan tidak berbeda antara kelompok. Kedua kelompok perawat melaporkan sedikit pelatihan keragaman budaya di tempat kerja.
13 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimulai dari daerah yang berbeda yaitu penelitian ini dilakukan di Kota Ambon yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Maluku, yang seperti diketahui bahwa Maluku dikenal dengan masyarakat yang bertempramen keras. Penelitian ini juga merupakan penelitian dengan topic yang berbeda yaitu untuk menggambarkan bagaimana komunikasi lintas budaya perawat yang terjadi di sebuah Rumah sakit di Kota Ambon dengan jumlah responden yaitu 3 orang perawat lintas budaya yang bukan berasal dari daerah Maluku Kerangka Konseptual Perawat yang bukan berasal dari Maluku Bentuk-bentuk komunikasi : -Komunikasi Verbal -Komunikasi nonverbal Hambatan komunikasi lintas budaya. Proses adaptasi Strategi perawat dalam menghadap hambatan komunikasi lintas budaya -Gambaran komunikasi lintas budaya yang terjadi di rumah sakit. -Strategi perawat untuk mengatasi komunikasi lintas budaya dalam praktek keperawatan Gambar Kerangka Konseptual Keterangan: : Yang Diteliti
BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan masyarakat dan bahasa yang beragam. Di antara keragaman itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL 5 Februari 2009 Oleh : Eka Mishbahatul M.H. TIM KEPERAWATAN KELUARGA DEFINISI Transkultural : Lintas Budaya Contoh budaya? Ciri khas suatu kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya melalui belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Penelitian kompetensi komunikasi lintas budaya untuk beradaptasi dalam ruang lingkup pendidikan multikultural semakin penting dilakukan karena memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan. Pemecahan masalah dan proses
Lebih terperinciHolistic care and transcultural nursing
Holistic care and transcultural nursing Indonesia merupakan Negara dengan keanekaragaman budaya hal ini di karenakan Indonesia memiliki banyak suku bangsa,menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hasil sensus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dinamika globalisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat menuntut adanya peningkatan kebutuhan masyarakat, khususnya akan pelayanan kesehatan termasuk tuntutan asuhan keperawatan yang berkualitas
Lebih terperinciTRANSKULTURAL NURSING Chairul Huda Al Husna Departemen Keperawatan Dasar FIKES UMM
TRANSKULTURAL NURSING Chairul Huda Al Husna Departemen Keperawatan Dasar FIKES UMM PENGERTIAN Transkultural : Lintas Budaya Budaya? Ciri khas suatu kelompok yang membedakan antara kelompok yang satu
Lebih terperinciSalah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Diri (Self Esteem) 2.1.1. Pengertian Harga Diri (Self Esteem) Harga diri merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu karena merupakan kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap rumah sakit pada saat ini sudah berubah, dari yang sebelumnya hanya sebagai sarana untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit
Lebih terperinci1. Mempraktikkan kesadaran budaya dalam praktikkerja. 2. Menerima keragaman budaya sebagai dasar hubungan kerja profesional yang efektif
KODE UNIT : O.842340.005.01 JUDUL UNIT : Melakukan Kerja Efektif dengan Keanekaragaman Budaya Klien Dan Rekan Kerja DESKRIPSIUNIT : Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Astrid Oktaria Audra Siregar 15010113140084 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRAK
Lebih terperinciSugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 13 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Kompetensi Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Dalam modul
Lebih terperinciPengertian, Ruang Lingkup dan Dimensi Komunikasi Antar Budaya. Sesi - 1 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya
Pengertian, Ruang Lingkup dan Dimensi Komunikasi Antar Budaya Sesi - 1 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya Pada situasi ini apa yang akan Anda lakukan? Ketika kita merasa tidak nyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL
BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor) (Yosep, 2013). Gangguan jiwa yaitu suatu
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL LEININGER DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
PENERAPAN MODEL LEININGER DALAM ASUHAN KEPERAWATAN Konsep Utama Teori Transkultural 1. Culture Care Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta diasumsikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses yang selalu dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, tidak terkecuali perawat. Dalam perkembangan dunia kesehatan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perawat adalah salah satu unsur vital yang berada di rumah sakit. Perawat, dokter, dan pasien merupakan satu berinteraksi, saling membutuhkan antara satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dibentuk oleh adanya keragaman suku, budaya, ras, dan agama yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akan budaya. Menurut Badan Pusat
Lebih terperinciHubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.
Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam suku bangsa, ras, dan agama. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, inilah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran. perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gender 2.1.1 Defenisi a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004). b. Gender adalah perbedaan status dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiritual yang utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara nasional prevalensi kasus AIDS di Indonesia sebesar 8,15 artinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara nasional prevalensi kasus AIDS di Indonesia sebesar 8,15 artinya setiap 100.000 penduduk sebesar 8,15% diantaranya menderita AIDS (Ditjen Pengendalian Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, dimana dalam kehidupan sehari-hari individu melakukan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin termasuk di dalamnya ialah tim keperawatan. Keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan
Lebih terperinciKOMUNIKASI TERAPEUTIK
A. PENGERTIAN Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama anatara perawat dan klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. B. TUJUAN Tujuan Komunikasi Terapeutik : 1. Membantu pasien
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PENGENALAN BUDAYA DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
MANDIRI LAPORAN PENELITIAN PENGENALAN BUDAYA DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Oleh Prima Dona Hapsari, S.Pd., M.Hum. NIP 197712082010122001 Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang kita hadapi dibidang kesehatan, menimbulkan secercah harapan akan peluang meningkatnya pelayanan kesehatan. Hal ini juga berdampak dan menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga
Lebih terperinciBAB V Kesimpulan dan Saran
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Akomodasi komunikasi adalah sebuah proses dimana ia tidak muncul begitu saja. Akomodasi komunikasi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti motivasi dan power.
Lebih terperinciKonsep Keperawatan Transkultural Leinenger's Teory START
Konsep Keperawatan Transkultural Leinenger's Teory START Daftar isi definisi teori Leinenger teori sunrise model komponen dalam sunrise model Peran teori Leinenger dalam proses keperawatan Definisi Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang tidak bisa dihindarkan pada zaman ini, kompetensi bahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting, baik dalam kehidupan personal maupun
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya
Lebih terperinciDIAN AMELIA F
CULTURE SHOCK DAN PERILAKU KOPING PADA MAHASISWA ASING SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : DIAN AMELIA F 100 030 033 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang
Lebih terperinciKEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 )
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 ) Teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di
Lebih terperinciMANAJEMEN LINTAS BUDAYA EMPLOYEE AND EXPATRIATE ASSIGNMENT
MANAJEMEN LINTAS BUDAYA EMPLOYEE AND EXPATRIATE ASSIGNMENT Oleh Kelompok 2: Dita Mayangsari (105030300111013) Christianto Kurniawan (105030300111020) M. Nur Rizki O.P. (105030300111021) Ais Zanuar Adi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada buku panduan akademik PSIK tahun 2007 tercantum bahwa model pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi disegala bidang, meningkatnya taraf hidup masyarakat, adanya peningkatan perhatian terhadap pemenuhan hak asasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menempuh pendidikan tinggi merupakan. impian banyak orang. Pandian, (2008) hasrat ini. didasari oleh sejumlah tujuan, mulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan tinggi merupakan impian banyak orang. Pandian, (2008) hasrat ini didasari oleh sejumlah tujuan, mulai dari memperoleh pengalaman baru, bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan sejatinya sangat diutamakan dalam kehidupan sehari-hari karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa menderita karena fungsi tubuh
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan dan Kecemasan Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi terhadap Human Immunodefficiency Virus/Acquired Immunodefficiency Syndrome
84 Gambaran Pengetahuan dan Kecemasan Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi terhadap Human Immunodefficiency Virus/Acquired Immunodefficiency Syndrome (HIV/AIDS) di RSGM UMY The Knowledge Description and Hesitation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan sebagaimana halnya dengan pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi, kedokteran
Lebih terperinciPENGENALAN PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (Introduction to Cross-Cultural Understanding)
PENGENALAN PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (Introduction to Cross-Cultural Understanding) Oleh: Satoto E. Nayono Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, sensitivitas terhadap perbedaan budaya dan perubahan demografis, memberi implikasi pada semakin pentingnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisme hidup saling berinteraksi. Dalam memberikan asuhan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi layaknya nafas kehidupan manusia. Kodratnya sebagai makhluk sosial membuatnya senantiasa berinteraksi demi pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang unik karena berbaur antara padat teknologi, padat karya dan padat modal (Jayanti, 2009). Menurut Dahlan yang dikutib dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus menjalani rawat inap adalah sesuatu yang membuat mereka cemas. Faktor kecemasan ini dipicu karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
Lebih terperinciBudaya dan Komunikasi 1
Kejujuran berarti integritas dalam segala hal. Kejujuran berarti keseluruhan, kesempurnaan berarti kebenaran dalam segala hal baik perkataan maupun perbuatan. -Orison Swett Marden 1 Memahami Budaya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,
Lebih terperinci